Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/261 |
|
e-Konsel edisi 261 (27-9-2011)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 261/SEPTEMBER 2011 DAFTAR ISI CAKRAWALA: PENGAJARAN ALKITAB TENTANG MENANGANI KRITIK KOMUNITAS KONSEL: MENANGGAPI KRITIK STOP PRESS: KELAS DISKUSI PESTA -- NATAL 2011 Salam kasih, Setiap kita pasti pernah mendapatkan kritikan, entah itu dari orang tua kita, teman sepelayanan kita, atasan kita di kantor, atau bahkan dari orang yang lebih muda usianya dari kita. Bahkan, kita mungkin juga sering salah paham terhadap kritik yang disampaikan kepada kita, sehingga menyebabkan kita tersinggung dan sakit hati. Sebagai orang yang sudah ditebus oleh-Nya, kita harus bersikap bijak terhadap kritik yang ditujukan kepada kita. Bagaimana cara menyikapi kritik yang dialamatkan kepada kita? Temukan jawabannya dalam e-Konsel edisi ini. Simak juga komentar para Sahabat Konsel dalam menanggapi kritik, dalam kolom Komunitas Konsel. Selamat menyimak. Pemimpin Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > CAKRAWALA: PENGAJARAN ALKITAB TENTANG MENANGANI KRITIK Pengajaran Alkitab tentang menangani kritik bagi beberapa orang akan lebih berarti daripada yang lain. Anda dan saya sama-sama pernah mendapatkan kritik, baik dari pasangan, atasan, teman sebaya, anggota keluarga, tetangga, dll.. Beberapa orang, mungkin Anda salah satunya, lebih tahan terhadap kritik daripada orang lain. Saya heran bagaimana para politikus mampu mengatasi perlawanan hebat dari lawan-lawan mereka, bahkan kritikan pedas pun tampaknya tidak berpengaruh. Sebagaimana hujan yang jatuh dari langit dan ombak yang datang dan pergi, para pendeta dan pemimpin Kristen pasti menghadapi golongan oposisi. Ini adalah fakta kehidupan dan kepemimpinan. Paulus mengetahui hal ini ketika dia menulis kepada Timotius tentang menangani kritik, "... sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran." (2 Timotius 2:24-25) Sekali lagi, dia menulis, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2) Inti pesan-Nya adalah bahwa Anda dan saya harus menghadapi kritik, namun ada cara yang benar dan salah untuk melakukannya. Dengan merujuk pada perkataan Paulus, saya menyarankan dua belas prinsip yang akan membantu Anda dalam menangani kritik, jika Anda mengikuti prinsip-prinsip tersebut. Lagipula, Anda tentunya ingin berdamai dengan orang lain, bukan menghancurkan mereka. 1. Mendengarkan Orang Lain. Berteriak-teriak tidak ada gunanya, namun mendengarkan meredakan banyak hal. Tunjukkan perhatian yang sungguh terhadap orang lain. Bersikaplah rileks lalu dengarkan dengan penuh perhatian dan sungguh-sungguh atas apa yang dikatakan orang lain. Pahamilah maksud perkataan mereka. Terkadang, menarik napas dalam-dalam dapat membantu Anda agar bisa rileks. Biarkan orang lain mengutarakan pendapat mereka sampai selesai, dan akhirnya kembali tenang. Cobalah untuk memancing perhatian dan kepentingan mereka yang terdalam. Inilah langkah pertama dalam menangani kritik. 2. Menceritakan Kembali dengan Kata-kata Sendiri. Buatlah ringkasan dari apa yang mereka katakan. Hal ini dapat membantu orang lain untuk mengetahui bahwa Anda benar-benar mendengar apa yang mereka katakan. Sikap ini membuktikan bahwa Anda menghargai pendapat mereka, serta mengurangi kebencian dan ketakutan mereka. Anda dapat memulai dengan kalimat seperti, "Saya menghargai pendapat Anda, dan saya ingin memastikan bahwa saya memahami Anda dengan benar. Maksud Anda ....", 3. Mengevaluasi Sudut Pandang Orang. Langkah dalam penanganan kritik ini termasuk menentukan apakah kritik tersebut adil atau tidak, tepat atau tidak. Janganlah keras kepala, bersikeras, dan menolak untuk mempertimbangkan pendapat orang lain. Kritik tersebut mungkin saja benar. Terkadang para pengkritik kita adalah teman-teman terbaik kita, karena mereka dapat melihat titik-titik kelemahan yang tidak dapat kita lihat. Jika suatu tuduhan tidak adil atau tidak tepat, maka luruskanlah masalah ketidakadilan tersebut dengan ramah. Klarifikasikan hal-hal yang tidak tepat tersebut. Saya tidak menyarankan Anda untuk melawan, tetapi dengan jujur menerima semua fakta yang ada seperti apa adanya -- bukan seperti apa yang Anda atau orang lain inginkan. 4. Menguatkan Orang Lain. Jangan menyerang orang lain, dengan mengatakan bahwa mereka salah dan berusaha menghancurkan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka telah menimbulkan persoalan penting, dan bahwa Anda menghargai hubungan Anda dengan mereka. Tetaplah pada persoalan, jangan menyerang orang lain. Menangani kritik bukanlah soal memenangkan perang, tetapi bagaimana bisa sampai pada kebenaran dan menyelesaikan perbedaan pendapat. Ini tentang memperkuat hubungan, kepercayaan, sikap hormat, dan kesetiaan. 5. Mengklarifikasi Persoalan. Dalam menangani kritik, klarifikasikan tuduhan-tuduhan yang tidak jelas. Terkadang, orang-orang tidak dapat menjelaskan posisi mereka dengan baik. Emosi yang kuat mungkin menghalangi pikiran mereka. Satu contoh tuduhan yang samar-samar atau tidak jelas adalah, "Kamu bersikap dingin terhadap orang lain." Selidikilah dan tanyakanlah apa yang mereka maksud dengan "bersikap dingin". Mintalah contoh-contoh khusus, tetapi dengan sikap ingin mengetahui -- bukan ingin membuktikan bahwa mereka salah. 6. Meminta Nasihat. Ingatlah bahwa ketika Anda dikritik, orang lain mungkin saja benar. Kita harus menepis kesombongan dan menyesuaikan diri. Jika kritik tersebut benar, maka mintalah pilihan-pilihan spesifik tentang bagaimana menyikapi atau mengatasi situasi tersebut dengan cara yang berbeda-beda. Jika Anda salah, segeralah mengakuinya dan berubahlah. 7. Menghindari Dalih. Ini adalah pembunuh dalam menangani kritik. Masalah akan semakin parah jika Anda mencoba berdalih, menyalahkan orang lain, menyangkal, meremehkan, atau menutupi kesalahan-kesalahan. Anda akan melemahkan posisi Anda sebagai seorang pemimpin dan mengikis kepercayaan [orang lain terhadap Anda, Red]. Orang-orang akan menganggap Anda sebagai seorang pemimpin yang lemah dan aneh. Terimalah tanggung jawab atas kesalahan Anda dan buatlah perubahan sebaik yang Anda bisa. 8. Menyampaikan Ketidaksetujuan Jika Perlu. Dalam menangani kritik, saya tidak bermaksud menyuruh Anda untuk selalu menanggung kesalahan ketika keadaan menjadi kacau -- bahkan saat Anda benar. Pertama, berdirilah pada posisi netral, bukan posisi melawan. Orang-orang sering kali mencari-cari dan memperselisihkan apa yang mereka tidak disetujui ketimbang mencari tahu apa yang mereka sepakati. Tidak ada dua orang yang setuju dengan semua hal. Sebagaimana yang dikatakan Paulus, saat Anda harus menegur atau menyatakan tidak setuju [dengan orang lain] bersikaplah yang baik dan sabar, jadilah pemecah masalah alih-alih pemicu pertengkaran, dan berhati-hatilah dalam mengajar dan menjelaskan. Hindarilah pernyataan-pernyataan yang menuduh, tetapi ungkapkan pernyataan dari sudut pandang Anda. Sebagai contoh, "Saya pikir Anda salah mengartikan apa yang saya katakan," daripada berkata, "Anda benar-benar salah dan dungu." Libatkan orang lain dalam pemecahan masalah dan tunjukkan rasa simpati yang sungguh-sungguh. 9. Mengontrol Diri. Jagalah emosi Anda. Berbicaralah dengan nada rendah dan pelan-pelan untuk menenangkan orang lain. Seringlah tersenyum dan menyebut nama mereka. Terkadang, berhenti sejenak dan menyampaikan persoalan setelah semua orang tenang bisa menjadi langkah yang paling tepat. Yakinkan orang lain bahwa semuanya baik-baik saja, bahwa Allah masih mengontrol, dan hidup akan terus berjalan. 10. Menceritakan Perasaan. Dalam menangani kritik, terkadang menceritakan perasaan Anda itu benar. Sampaikanlah perasaan Anda yang sesungguhnya mengenai masalah yang terjadi. Sebagai contoh, "Saya kesal karena Anda mengungkit-ungkit persoalan ini lagi," atau "Tidak mudah bagi saya untuk menerima kritik ini." Meski demikian, janganlah membalas penghinaan dengan penghinaan dan "menjadi imbang/seri" (bandingkan dengan Roma 12:17-18). Janganlah mendendam, tetapi ampunilah. 11. Bantuan Doa. Yesus berkata, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44) Dalam suatu perselisihan, berhenti berselisih dan mengikutsertakan Allah dalam percakapan akan sangat efektif. Ketika orang-orang menyadari bahwa Allah hadir, sikap mereka cenderung berubah. 12. Mengakhiri Hubungan. Terkadang hubungan-hubungan harus diakhiri. Paulus berkata, "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" (Roma 12:18) Akan tetapi, dia juga meminta Titus, "Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi." (Titus 3:10) Ketika perselisihan, kritik, penghinaan, sikap menyalahkan, dan sikap mengganggu mencapai titik tertentu, maka cara yang terbaik adalah pergi atau membiarkan orang lain pergi (bandingkan dengan 1 Korintus 7:10-13,27,28). Semoga prinsip-prinsip di atas membantu Anda dalam menangani kritik yang tidak bisa dihindari yang akan datang dalam perjalanan kepemimpinan Anda atau dalam kehidupan secara umum. Tuhan memberkati. (t/Dicky) Diterjemahkan dari: Nama situs: Bible-Teaching-About.Com Alamat URL: http://www.bible-teaching-about.com/criticism.html Judul asli artikel: Bible Teaching about Handling Criticism Penulis: Dr. Willis dan Esmie Newman Tanggal akses: 9 September 2011 KOMUNITAS KONSEL: MENANGGAPI KRITIK Menerima kritik terkadang membuat hati terluka, jika kita tidak siap menerimanya. Namun demikian, tidak bijak juga bila kita tidak mau menerima kritik dari orang lain. Lebih-lebih jika mereka memberikan kritik yang membangun untuk kita. Berbicara tentang kritik, dalam Facebook e-Konsel, redaksi memberikan pertanyaan seperti ini. e-Konsel: Bagaimana Anda menanggapi kritik dari orang lain? Komentar: Irsan Sugiarto: Introspeksi diri. Masdinar Riang Duha: Kritik yang sifatnya membangun dan mengoreksi akan diterima dengan senang hati, dan berterima kasih kepada pemberi kritik. Fitri Nurhana: Menganalisa isi dari kritik itu. Mahardhika Dicky Kurniawan: Ditampung kemudian direnungkan. e-Konsel: @ Irsan: Bagus, Anda bisa meredam emosi ya. @ Riang: Setuju, bagaimana dengan kritik yang tidak membangun/menjatuhkan? Apa yang akan Anda lakukan? @ Fitri: Setelah itu? @ Mahardhika: Setelah itu? Pasti melakukan perbaikan ya. Tatik Wahyuningsih: Kalau kritikan itu memang benar dan membangun, saya tanggapi dengan baik, tetapi kalau tidak benar dan tidak membangun, tidak saya tanggapi dengan baik. e-Konsel: @ Tatik: Oke deh. Kami undang Anda untuk ikut berkomentar, silakan bergabung Facebook e-Konsel dengan alamat: < http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10150285508703755 >. STOP PRESS: KELAS DISKUSI PESTA -- NATAL 2011 Apakah Anda rindu memperoleh pemahaman mendalam mengenai makna Natal yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan? Kami mengundang Anda untuk bergabung dalam kelas Diskusi Natal 2011, yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) <http://ylsa.org> melalui program Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA) <http://pesta.org>. Diskusi akan diselenggarakan melalui milis diskusi (email) dan akan dimulai pada 1 November -- 05 Desember 2011. Setiap peserta yang telah mendaftarkan diri wajib menulis renungan singkat mengenai Natal dengan judul bebas, namun masih berhubungan dengan makna Natal. Ukuran maksimal isi tulisan sebesar 250 -- 300 kata. Renungan dikumpulkan paling lambat pada tanggal 5 Desember 2011, atau selama diskusi berlangsung. Pendaftaran peserta dibuka mulai 12 September -- 31 Oktober 2011. Segera daftarkan diri Anda ke admin PESTA di alamat email < kusuma(at)in-christ.net > Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Davida Welni Dana (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |