Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/259

e-Konsel edisi 259 (13-9-2011)

Nasihat

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 259/SEPTEMBER 2011

DAFTAR ISI
BIMBINGAN ALKITABIAH: MENERIMA NASIHAT
TIP: KAPAN HARUS MENASIHATI, KAPAN HARUS DIAM
INFO: MENULIS UNTUK KRISTUS

Shalom,

Dalam konseling, memberi dan menerima nasihat adalah hal yang selalu
ada. Mengapa? Karena konselor sendiri bisa diartikan sebagai pemberi
nasihat, sedangkan konseli adalah orang yang menerima nasihat. Namun
demikian, konselor tidak selalu harus memberikan nasihat kepada
konselinya. Lantas, bagaimana dan kapan konselor perlu memberi
nasihat? Bagaimana sikap konseli yang menerima nasihat? Dalam edisi
ini, Anda dapat membaca bimbingan alkitabiah dan tip tentang menerima
dan memberi nasihat. Di kolom terakhir, e-Konsel juga memperkenalkan
publikasi e-Penulis kepada Anda. Silakan simak selengkapnya dan
selamat mencoba.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >

                BIMBINGAN ALKITABIAH: MENERIMA NASIHAT

Nats: "Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah
segala yang dikatakannya." (Keluaran 18:24)

Bacaan: Keluaran 18:13-27

Musa memang hebat. Bukan saja karena hal-hal besar yang ia lakukan,
tetapi juga karena sebagai tokoh besar dan pemimpin, ia tetap mau
terbuka menerima masukan. Musa menjadi pemimpin yang patut ditiru
karena dia memerhatikan, mengasah, dan mengolah usulan yang datang
kepadanya.

Ketika Yitro, mertuanya, melihat bagaimana Musa menangani sendiri
semua hal tentang pengelolaan masalah bangsa Israel, ia mengingatkan
bahwa itu "tidak baik" (ayat 17). Yitro lalu mengusulkan agar dalam
menjalankan tugasnya ini, Musa memakai strategi yang lebih tepat,
termasuk bahwa ia dapat melibatkan orang-orang yang cakap sebagai
mitra pelayanan. Musa mendengarkan usulan ini dan sungguh-sungguh
melakukannya. Setelah beres, barulah Musa melepas mertuanya pergi
(ayat 27). Artinya, sang mertua masih bisa melihat bagaimana Musa
memperbaiki sistem pelayanannya. Betapa indahnya bila seseorang
mendengarkan dan menerima nasihat baik dari orang lain, demi pelayanan
yang lebih baik dalam pekerjaan Tuhan!

Mari renungkan bagaimana hal ini dapat diterapkan juga dalam kita
berkeluarga, melayani Tuhan, bekerja, dan bersaksi. Sudahkah kita
menjadi orang yang terbuka memerhatikan usulan orang lain dan mau
mengkajinya dengan rendah hati? Atau, kita sering merasa terganggu
dengan nasihat orang, sehingga nasihat yang tepat pun kita abaikan
demi gengsi? Jangan buru-buru menolak saran yang datang. Nasihat yang
baik bisa muncul dari siapa saja. Bila hati kita terbuka, kita dapat
melihat pertolongan bisa datang dari mana saja.

"Nasihat Tak Membuat Orang Jadi Kecil, Itu Sebabnya Orang Besar pun
Tak Takut Menerima Nasihat."

Diambil dari:
Nama situs: Alkitab SABDA
Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=4165
Penulis: DKL
Tanggal akses: 11 Juli 2011

             TIP: KAPAN HARUS MENASIHATI, KAPAN HARUS DIAM

Pengkhotbah 7 menekankan salah satu prinsip konseling alkitabiah yaitu
mengetahui "kapan harus berbicara dan kapan harus diam". Amsal 10:19
selanjutnya menekankan hal itu: "Di dalam banyak bicara pasti ada
pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." Firman
Allah yang hidup mengatakannya dengan sangat jelas: "Jangan banyak
bicara. Orang yang banyak bicara membuat banyak kesalahan. Karena itu,
bersikaplah bijaksana dan kendalikanlah lidahmu."

Konselor yang mengerti persoalan-persoalan konselinya, memilih
kata-katanya dengan baik: "Orang yang berpengetahuan menahan
perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin. Juga orang
bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka
berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya." (Amsal 17:27-28)

Amsal 29:20 merupakan ayat yang lain, yang dapat dipakai sebagai
prinsip untuk mengetahui "kapan harus berbicara dan kapan harus diam":
"Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak
bagi orang bebal dari pada bagi orang itu." Cepat dengan kata-kata,
berarti mengatakan apa yang Anda pikirkan, tanpa mempertimbangkan
pengaruh yang akan ditimbulkan oleh perkataan itu terhadap orang lain.
Ketika Anda melayani seorang yang mengatakan sesuatu yang mengejutkan,
janganlah berpikir bahwa Anda harus segera menjawabnya. Gunakanlah
beberapa detik untuk berpikir dan meminta Allah untuk memberi Anda
kata-kata, kemudian susunlah apa yang hendak Anda katakan.

Jikalau Anda tidak tahu harus mengatakan apa, salah satu hal terbaik
yang dapat dilakukan adalah meminta informasi lebih banyak:
"Ceritakanlah kepada saya lebih banyak tentang hal itu" atau "Coba
ceritakan beberapa latar belakang lagi." Ini memberi Anda waktu untuk
berpikir. Anda tidak perlu mengatakan sesuatu secara langsung. Ada
saatnya Anda dapat berkata kepada seseorang, "Saya perlu waktu
beberapa menit untuk memeriksa apa yang Anda katakan, dan memutuskan
bagaimana menjawab kali ini." Hal ini membebaskan Anda dan juga
konseli Anda dari tekanan.

Di bawah ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam
memberi nasihat kepada konseli:

a. Kasih dan perhatian yang sungguh-sungguh.

Apa pun yang Anda katakan kepada orang itu, haruslah berasal dari hati
yang disertai kasih dan perhatian yang sungguh-sungguh. Anda dapat
mendengarkan orang itu, Anda dapat bersandar pada kuasa Allah untuk
mengetahui bagaimana harus memberikan nasihat. Anda harus benar-benar
menaruh perhatian dan mengasihi konseli Anda, jika Anda ingin
mendapatkan hasil yang maksimal. Kadang-kadang konselor atau pendeta
memberikan jawaban dangkal dan tanpa persiapan, sehingga tidak
memenuhi kebutuhan konseli dan tidak berhubungan dengan masalahnya.
Kita harus bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana sebenarnya
perasaanku terhadap orang yang datang kepadaku ini? Apakah aku
sungguh-sungguh menaruh perhatian?"

b. Pengaturan waktu.

Pengaturan waktu adalah paling penting. "Seseorang bersukacita karena
jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat
pada waktunya!" (Amsal 15:23) Jawaban yang tepat dan benar adalah
perkataan yang diucapkan pada waktu yang tepat.

c. Memegang rahasia.

Memegang rahasia adalah cara membangun kepercayaan. Itu adalah sifat
orang yang dapat dipercaya. "Siapa yang suka membawa cerita membuka
rahasia, tetapi orang yang dapat dipercaya dan setia, menutupi
perkara." (Amsal 11:13 dari Amplified Bible) Apa pun yang diceritakan
kepada Anda dalam suatu situasi konseling, jangan sampai ada yang
membeber keluar dari mulut Anda. "Siapa memelihara mulut dan lidahnya,
memelihara diri dari pada kesukaran." (Amsal 21:23) (Kecuali jika
konseli sudah memberikan izin kepada Anda untuk menggunakan informasi
mereka. Contohnya, Anda ingin menggunakan informasi mereka, untuk
melengkapi/sebagai contoh kasus dalam sebuah buku/penelitian yang
sedang Anda tulis. Satu hal yang harus Anda perhatikan yaitu, ada
informasi tertentu yang harus Anda ubah untuk menjaga rahasia
pribadi).

d. Kata-kata yang tepat, dengan cara yang tepat.

Penting bagi konselor untuk mengatakan kata-kata yang tepat dengan
cara yang tepat. Amsal 25:20 mengatakan, "Orang yang menyanyikan
nyanyian untuk hati yang sedih adalah seperti orang yang menanggalkan
baju di musim dingin, dan seperti cuka pada luka." Bergembira di dekat
seorang yang sedang merasa sangat terluka tidaklah tepat. Dengan
berkata, "Oh, Anda tidak perlu merasa seperti itu. Tinggalkanlah
perasaan demikian, saya akan menceritakan kepada Anda kisah yang
pernah saya dengar ini ...," orang itu malah dapat semakin terluka.
Dalam beberapa hal, percakapan yang keluar dari pokok persoalan atau
yang bersifat sepintas lalu dapat membangkitkan semangat orang, tetapi
hal itu tidak tepat bagi orang yang sedang merasa terluka.

e. Mengajar, membagi pengalaman, atau memberikan informasi.

Kadang-kadang perkataan Anda mungkin dalam bentuk mengajar, membagi
pengalaman, atau memberikan informasi. Kadang-kadang Anda perlu
memberikan petunjuk, nasihat, dan membantu dalam hal
keputusan-keputusan yang akan datang atau masalah-masalah yang perlu
dipecahkan. Kadang-kadang Anda akan memberikan bimbingan tentang
menanggulangi konflik. Mengajar hendaknya jangan berlebih-lebihan dan
harus dipakai hanya bila ada kesediaan untuk menerima. Ikutilah
prinsip ini: Gunakanlah teknik mengajar bila, dan hanya bila, si
konseli memerlukan informasi baru yang kira-kira akan sukar ia peroleh
kalau ia belajar sendiri. Selidiki apakah orang ini sudah mendapat
informasi ini atau memunyai jalan untuk mencapainya. Minta si konseli
menguraikan apa yang ia ketahui. Pastikan bahwa orang itu siap
mendengar apa yang hendak Anda katakan.

Memberi nasihat adalah suatu bentuk mengajar, tetapi cara ini sering
digunakan berlebih-lebihan dan tidak efektif. Sering kita meninggalkan
peranan kita sebagai konselor bila kita memberi nasihat, dan menjadi
sebagai sahabat atau orang tua, yang mungkin berusaha membantu
konseli. Meskipun demikian, kalau diberikan dengan cara yang tepat,
nasihat adalah bagian dari konseling. Bila Anda memberikan saran-saran
dalam konseling, cobalah untuk menarik saran-saran dari orang itu
sendiri, atau memberikan saran-saran itu sebagai pilihan-pilihan:
"Bagaimana seandainya Anda melakukan ...?" "Sudahkah Anda
mempertimbangkan ...?" "Kemungkinan-kemungkinan apakah yang sudah Anda
temukan?"

Janganlah mengatakan kepada konseli, "Inilah yang perlu Anda lakukan."
Jikalau Anda mengatakan begitu, Anda memikul tanggung jawab atas cara
pemecahan tersebut. Andaikan saran Anda tidak berhasil, konseli Anda
bisa kembali dan berkata, "Anda benar-benar memberikan ide yang bodoh.
Ide itu tidak berhasil, ini salah Anda!" Sebaliknya, berikanlah
beberapa saran untuk dicoba. Ini lebih aman bagi Anda, dan juga akan
membantu konseli Anda untuk memikirkan sungguh-sungguh pilihan yang
ada. Kebanyakan orang memunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah mereka, tetapi mereka memerlukan dorongan semangat untuk
melakukannya.

Akan tetapi, bagaimana kalau konseli meminta nasihat? Apa alasannya
meminta nasihat? Barangkali ia sedang mencari kepastian bahwa Anda
memedulikan, atau barangkali ia ingin Anda ikut merasakan
kegelisahannya. Ia mungkin melihat Anda sebagai pembuat mukjizat yang
hebat, atau ia hanya berharap bahwa ada suatu cara penyelesaian.

Jadi, mengajar merupakan alat yang efektif, kalau cara tersebut
membantu konseli menjadi lebih mandiri dan semakin dewasa.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku: Crisis Counseling
Judul buku terjemahan: Konseling Krisis -- Membantu Orang
                dalam Krisis dan Stres
Judul asli artikel: Kapan Harus Berbicara dan Kapan Jangan Berbicara
Penulis: H. Norman Wright
Penerjemah: Tim Penerjemah Gandum Mas
Penerbit: Gandum Mas, Malang 1996
Halaman: 47 -- 50

           INFO: PUBLIKASI E-PENULIS: MENULIS UNTUK KRISTUS

Anda ingin mengembangkan kemampuan menulis? Anda kesulitan mencari
bahan-bahan seputar dunia penulisan? Yayasan Lembaga SABDA melalui
publikasi e-Penulis hadir untuk membantu Anda melalui bahan-bahan
seputar kepenulisan, seperti beragam artikel, bahan literatur Kristen,
kiat penulisan, kaidah penggunaan bahasa Indonesia, tokoh penulis,
serta ulasan situs penulis. Anda bisa mendapatkan bahan-bahan ini 2
minggu sekali -- setiap hari Kamis minggu pertama dan ketiga secara
gratis, dengan cara berlangganan milis publikasi e-Penulis.

Caranya sangat mudah! Anda cukup mengirimkan email kosong ke
< subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > atau ke redaksi
< penulis(at)sabda.org >, maka alamat email Anda akan segera kami
daftarkan sebagai penerima publikasi e-Penulis.

Kunjungi juga situs PELITAKU: < http://pelitaku.sabda.org/ >.

Kontak: < konsel(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Davida Welni Dana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/konsel >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org