Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/254 |
|
e-Konsel edisi 254 (9-8-2011)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 254/AGUSTUS 2011 DAFTAR ISI BIMBINGAN ALKITABIAH: BAGAIMANA MENGALAHKAN KEKHAWATIRAN? TIP: LANGKAH PRAKTIS MENGATASI KEKHAWATIRAN INFO: E-DOA Shalom, Apakah Anda pernah merasa khawatir? Apa saja yang biasanya membuat Anda khawatir? Sebagai manusia, perasaan khawatir merupakan hal yang wajar, asalkan jangan sampai kekhawatiran tersebut menguasai Anda. Mengapa? Kekhawatiran adalah sesuatu yang bisa mengambil damai sejahtera Anda. Jika Anda membiarkan diri tenggelam dalam kekhawatiran, tidak ayal lagi, Anda akan merasakan kecemasan yang dapat membuat diri Anda semakin merasa sengsara. Anda tentu tidak ingin hal ini terjadi, bukan? Bagi Anda yang masih bergumul dan "terjajah" dengan rasa khawatir, e-Konsel telah menyiapkan sebuah bimbingan alkitabiah dan tip untuk disimak. Dalam edisi ini, Anda juga bisa mendapatkan info tentang publikasi e-Doa yang kami harapkan bisa memberikan manfaat bagi Anda. Selamat menyimak sajian dari e-Konsel, kiranya sajian kami berguna bagi Anda dalam menolong orang lain maupun menolong diri Anda sendiri. Tuhan memberkati. Pimpinan Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > BIMBINGAN ALKITABIAH: BAGAIMANA MENGALAHKAN KEKHAWATIRAN? Sebagian besar manusia menghadapi dua macam kekhawatiran: keraguan akan kesanggupan Tuhan untuk menolong kita, dan risau tentang keteledoran dan ketidakbijaksanaan diri kita sendiri. Kita perlu membedakan dengan jelas di antara keduanya. Seandainya kita diganggu oleh kekhawatiran yang pertama, kita perlu menyadari bahwa Tuhan mampu dan Ia sedang memerhatikan kita. Kekhawatiran semacam itu tidak patut bagi orang yang beriman. Sebaliknya, bila kita risau karena merasa khawatir, kita tentu tidak bisa mengerjakan berbagai hal dengan tepat. Dalam 1 Korintus 9:27 Paulus berkata, "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." Paulus memunyai kekhawatiran yang masuk akal, bahwa manusia lahiriahnya dan kecenderungannya sendiri untuk berbuat dosa -- jika tidak diperiksa dengan baik -- kemungkinan akan menyebabkan kemuliaan Tuhan berkurang di dalam hidupnya. Ini adalah kekhawatiran yang dapat dibenarkan. Sebaliknya, kesaksian Paulus di dalam Filipi 4:11 mengatakan bahwa ia "telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." Pada bagian ini, ia menunjukkan aspek lain dari kekhawatiran -- apakah Tuhan telah melupakan kita dan apakah Ia dapat membebaskan kita. Rasul Paulus menunjukkan bahwa ia dapat merasa puas karena ia tahu bahwa Tuhan mengetahui, Tuhan memerhatikan, dan Tuhan dapat bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Karenanya, ia dapat menerima segala keadaan tanpa rasa khawatir, entah keadaan itu baik untuknya atau tidak. Berikut ini beberapa kebenaran yang akan membantu kita mengalahkan kekhawatiran. 1. Tuhan mengetahui keadaan kita. Mazmur 139:8-10 mengatakan, "Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.", 2. Kita tidak dapat mengubah keadaan kita dengan terus khawatir. Saat saya berada di dalam pesawat terbang dan terjadi hujan badai, saya merasa khawatir apakah pesawat itu sanggup melewati keadaan tersebut. Kekhawatiran saya tidak berguna sedikit pun untuk menolong pilotnya ataupun untuk menghentikan hujan badai itu. Jika kita menyadari bahwa kekhawatiran kita tidak dapat mengubah keadaan kita, kita mungkin malah menertawakan diri sendiri karena merasa khawatir. 3. Kenyataan yang kita hadapi tidak seburuk yang diperkirakan. Kadang-kadang pada saat saya harus berbicara dengan para sarjana yang kritis serta para tamu istimewa di antara hadirin, saya betul-betul merasa khawatir. Kemudian saya sadar bahwa kekhawatiran saya tidak beralasan; keadaannya tidaklah seburuk yang saya pikirkan mengenai mereka. Biasanya begitulah keadaannya. Kita repot memikirkan berbagai hal lalu semuanya ternyata tidak sesulit yang kita perkirakan waktu kita dikuasai kekhawatiran. 4. Tidak semua hal harus menyenangkan. Sebagai orang-orang Kristen yang dewasa, kita perlu belajar untuk menerima apa yang terjadi pada diri kita, sepanjang itu bukan merupakan akibat dari dosa yang dengan sengaja diperbuat. Janganlah berpikir, "Yah, seandainya saya tidak di sini" atau "Seandainya saya berani melakukan ini atau mengatakan begitu." Kita melayani Tuhan yang Mahakuasa yang memperkenankan berbagai hal terjadi pada kita demi kebaikan kita. Kita mengetahui hal ini dari kitab Ayub, dan kita harus berjuang untuk belajar menerima berbagai keadaan seperti halnya Ayub, dengan tidak bertanya-tanya apakah kehidupan ini mungkin berbeda seandainya kita melakukan sesuatu yang lain. 5. Orang-orang yang suka khawatir tidak banyak mencapai penyelesaian. Perhatikanlah orang-orang beriman di dalam Kitab Suci, yang dihadapkan kepada keadaan-keadaan yang memaksa, yang dengan mudah dapat menimbulkan rasa khawatir. Abraham disuruh meninggalkan negeri leluhurnya; ia dapat saja khawatir ke mana ia harus pergi. Ester tentu dapat begitu khawatir tentang kemungkinan ia harus menjalani hukuman mati apabila ia menemui raja, sehingga ia bisa saja tidak melakukan hal tersebut. Yusuf di dalam penjara dapat khawatir bahwa Tuhan telah melupakan dirinya, dan apakah mimpinya dulu akan menjadi kenyataan. Debora, pada saat berdebat dengan Barak tentang hasil suatu pertempuran dapat bertanya-tanya dalam hatinya, apakah segala usahanya untuk membawa orang ini bekerja bersamanya akan betul-betul menghasilkan hal-hal yang tepat. Tetapi seandainya orang-orang itu dikuasai oleh kekhawatiran, apakah mereka akan pernah menjadi pemimpin-pemimpin yang berhasil? "... Bagi Allah, segala sesuatu mungkin." (Matius 19:26) -- kita tak perlu khawatir mengenai Dia. Dan kalau pun ada rasa khawatir atas diri sendiri yang dapat dibenarkan, jenis kekhawatiran ini pun jarang memberikan hasil. Jauh lebih baik bila kita mengerjakan apa yang memang perlu dikerjakan, lalu membiarkan hasilnya di dalam tangan Bapa kita yang penuh kasih. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Penerapan Praktis: Pola Hidup Kristen Judul artikel: Bagaimana Mengalahkan Kekhawatiran Penulis: Hudson T. Armending Penerbit: Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang; Yayasan Kalam Hidup, Bandung; Lembaga Literatur Baptis, Bandung; dan YAKIN, Surabaya 2002 Halaman: 376 -- 378 TIP: LANGKAH PRAKTIS MENGATASI KEKHAWATIRAN Diringkas oleh: Sri Setyawati Biasanya, kekhawatiran kita tidak berkembang sampai pada taraf fobia. Pada waktu harus berbicara di depan umum, mungkin Saudara merasa tegang dan khawatir. Mungkin Saudara cemas menghadapi situasi baru. Lutut Saudara bisa saja gemetar dan lemas, dan perut Saudara terasa sakit karena takut, tetapi pada akhirnya Saudara dapat mengatasi keadaan Saudara. Berikut ini empat faktor yang sering menjadi penyebab kekhawatiran. 1. Khawatir membuat kesalahan di depan umum. 2. Khawatir membuat orang marah. 3. Khawatir kehilangan kasih. 4. Khawatir karena merasakan sakit secara fisik dan kematian. Kekhawatiran sebenarnya diciptakan oleh diri kita sendiri. Oleh karena itu, jangan membesar-besarkan hal kecil yang kita hadapi. Tuhan Yesus mengatakan dengan jelas bahwa hal-hal negatif dalam dunia ini, harus kita hadapi dan bahwa problema-problema, pencobaan-pencobaan, dan godaan-godaan selalu ada. Tuhan berkata, "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan" (Yohanes 16:33). Tuhan Yesus juga sudah memperingatkan kita bahwa si iblis, musuh Tuhan itu, selalu berusaha menghancurkan manusia. Selanjutnya, dengan penuh kemenangan Yesus berkata, "Tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." Kita dapat bebas dari kekhawatiran yang melumpuhkan kalau kita bersedia dihiburkan oleh fakta ini: dalam Kristus, kita aman, dikasihi, dilindungi, dijaga, dan pada suatu hari kelak, kita akan tiba di tempat yang mulia untuk selama-lamanya. Apabila Saudara merasa khawatir, cobalah lakukan tindakan seperti ini. 1. Kecilkan bayangan Saudara tentang bahaya yang akan menimpa Saudara (ingatlah, bahayanya selalu dibesar-besarkan dalam bayangan kita). 2. Sadarilah bahwa Saudara sendirilah yang menciptakan kekhawatiran itu dengan anggapan yang salah. 3. Sanggahlah anggapan-anggapan salah itu dengan berkata: "Itu tidak akan berakibat buruk, hanya tidak akan menyenangkan." Atau "Meskipun apa yang kutakuti itu akan terjadi, akibatnya tidak akan berakibat fatal bagiku.", 4. Mengganti anggapan yang salah dengan pendapat yang benar, yang sesuai dengan kenyataan. Jangan khawatir bahwa Saudara lemah. Tuhan Yesus berkata, "Justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Ucapkanlah ayat-ayat di 2 Korintus 4:17, Lukas 10:19, Lukas 11:9, Yakobus 4:7; 1 Yohanes 4:4, Yesaya 40:31, dan Mazmur 51:12. Tetaplah berdoa dan nantikanlah hal-hal besar sebagai jawaban doa Saudara. Di dalam dan bersama Kristus, kekhawatiran tidak akan lagi dapat menguasai Saudara! Diringkas dari: Judul asli buku: Telling Yourself The Truth Judul buku: Mengapa Aku Merasa Begini? Judul bab: Anggapan-Anggapan Salah Tentang Rasa Takut dan Cemas Penulis: William Backus, M. Th., Ph. D. dan Marie Chapian Penerjemah: Yayasan Persekutuan Betania Penerbit: Yayasan Persekutuan Betania, Semarang 1999 Halaman: 74 -- 79 INFO: E-DOA e-Doa adalah sebuah milis yang lahir dari kerinduan YLSA untuk memberikan bahan-bahan tulisan seperti renungan, artikel, kesaksian, tokoh bagi para pendoa Kristen Indonesia. Diharapkan milis ini dapat memperkaya pendoa Kristen Indonesia dalam kehidupan spiritual dan kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan penguatan melalui pelayanan doa. Milis ini sifatnya terbuka bagi denominasi gereja mana pun. Dengan menjadi pelanggan e-DOA, maka secara otomatis Anda juga menjadi pelanggan KADOS < http://www.sabda.org/publikasi/kados/ >, Open Doors < http://www.sabda.org/publikasi/opendoors/ >, dan 40 Hari Doa < http://www.sabda.org/publikasi/40hari/ >. Anda dapat berlangganan dengan mengirimkan email ke alamat < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >. Atau, silakan kontak redaksi untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai publikasi e-Doa di < doa(at)sabda.org >. Kunjungi pula situs Doa yang beralamat di < http://doa.sabda.org > untuk mendapatkan lebih banyak lagi bahan dan pokok doa. Jadi, bagi pendoa-pendoa Kristen Indonesia yang ingin dibekali menjadi pendoa Kristen seutuhnya, tunggu apa lagi? Kami tunggu keikutsertaan Anda di milis ini. Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Davida Welni Dana (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |