Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/24 |
|
e-Konsel edisi 24 (15-9-2002)
|
|
><> Edisi (024) -- 15 September 2002 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Penyebab Masalah Kejiwaan - Cakrawala : (1) Penyebab Masalah Kejiwaan (2) Apakah Akibat Kekuatiran Itu? - Bimbingan Alkitabiah : Gelisah, Kuatir dan Tegang - Tips : Prinsip Menjaga Mental Sehat - Surat : Minta Artikel tentang "Hati Bapa" *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Banyak orang tidak menyadari bahwa aspek badaniah manusia tidak dapat dipisahkan dengan aspek psikologis dan rohaninya. Jika salah satu aspek tsb. mengalami masalah atau gangguan maka seringkali aspek-aspek lain pun ikut terganggu. Nah, pada edisi kali ini e-Konsel ingin membahas tentang bagaimana kita mengetahui bahwa gangguan terhadap aspek-aspek badaniah, psikologis dan rohani bisa menjadi penyebab masalah kejiwaan. Secara khusus akan dibahas salah satu penyebab masalah kejiwaan yang sering tidak disadari yaitu gangguan pikiran seperti kekuatiran, kegelisahan dan kecemasan dan apa kata Alkitab tentang hal-hal tsb. Kami harap sajian kami pada edisi ini dapat menolong kita untuk menjaga keseimbangan semua aspek hidup kita, khususnya agar hidup kita selalu sehat secara utuh. Pengetahuan akan hal-hal di atas diharapkan juga dapat dipakai untuk menolong orang lain yang sedang mengalami masalah kejiwaan supaya merekapun dapat menikmati hidup yang lebih tenang di dalam Tuhan. Selamat melayani, Tim Redaksi e-Konsel *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* Artikel (1) =========== -*- PENYEBAB MASALAH KEJIWAAN -*- Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik, psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sebagai makhluk yang berfisik, memiliki kelemahan-kelemahan fisik adalah hal yang nyata bahkan ungkapan yang umum mengatakan bahwa manusia mulai mati sejak ia dilahirkan. Secara literal, sesudah orang-orang berusia 40-an maka ribuan sel otaknya mulai mati setiap harinya. Manusia harus terus berjuang untuk melawan berbagai penyakit fisik yang datang dalam hidupnya. Hal yang tidak tampak dari luar adalah kenyataan bahwa kondisi fisik manusia secara integral berkaitan dengan kondisi psikologis dan rohaninya. Manusia adalah satu kesatuan. Apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologis dan rohaninya. Penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja tetapi juga dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya dan rohaninya. Demikian pula sebaliknya. Masalah Fisik sebagai Penyebab Masalah Emosi -------------------------------------------- Kondisi fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatan emosi manusia, misalnya penyakit-penyakit tertentu sekaligus penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengobati problema-problema fisik dapat menimbulkan gejala-gejala atau simptom depresi. Penyakit- penyakit yang dapat menyebabkan depresi antara lain penyakit- penyakit yang disebabkan oleh virus (mononukleosis dan pneumonia), gangguan endokrin (hypothyroidisme), kanker, dan multiple sklerosis. Depresi juga dapat timbul karena dampak-dampak yang ditimbulkan oleh obat-obatan, termasuk di dalamnya adalah obat penenang mayor dan minor, pil KB, obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, dan alkohol. Gejala kecemasan yang dirasakan seseorang kadang-kadang juga berkaitan dengan kondisi fisiknya. Perasaan tegang, gemetar, atau bahkan panik misalnya dapat disebabkan oleh gangguan endokrin (hyperthyroidisme), ketidaknormalan hormon (phenochromocitoma), dan berbagai macam obat-obatan yang mengandung kafein, ganja, LSD, PCP, dan amfetamine. Psikosis atau kehilangan pijakan atas realita merupakan salah satu dari berbagai gangguan emosi yang ada yang disebabkan oleh masalah- masalah fisik seperti porphyria, Wilson's disease, Huntington's chorea, gangguan endokrin, dan tumor temporal lobe otak. Selain itu ada pula obat-obatan yang menyebabkan seseorang benar-benar kehilangan kontak dengan realitas. Obat-obatan tersebut antara lain obat-obat terlarang seperti amphetamin, kokain, LSD, PCP, dan ganja; resep dokter yang ditujukan untuk mengobati depresi, Parkinson, atau TBC; alkohol; dan bahkan obat-obatan seperti obat yang dihirup, bromida yang berisi senyawa kimia adalah untuk meredakan kecemasan, dan obat tidur. Kepribadian seseorang bahkan dapat juga berubah karena masalah- masalah fisik, seperti perubahan pribadi seseorang karena sakit pikun misalnya. Gangguan Emosi sebagai Penyebab Gangguan Fisik ---------------------------------------------- Jika problem fisik dapat menyebabkan gangguan emosi, begitu pula sebaliknya, gangguan emosi dapat menyebabkan gangguan fisik. Stres misalnya seringkali dianggap sebagai penyebab utama penyakit fisik psiko-fisiologis (maag/ulcer, colitis, tekanan darah tinggi). Orang yang hidup dalam kehidupan penuh dengan tekanan atau terikat dengan jadwal yang sangat ketat berpotensi berpenyakit jantung koroner. Fakta yang benar-benar mengejutkan tentang stres adalah kenyataan bahwa stres dapat menyebabkan neurotransmiter hilang dari otak (norepinephrine, serotonin, dopamine) sehingga orang yang bersangkutan mengalami depresi atau psikosis. Stres juga dapat memperlambat proses penyembuhan bagian-bagian tubuh yang mengalami infeksi karena penyakit atau habis dioperasi. Kesepian misalnya merupakan faktor potensial penyebab penyakit jantung koroner atau kanker. Suatu penelitian bahkan pernah mengatakan bahwa pada tahun pertama setelah kematian salah seorang anggota keluarga, angka kematian akan meningkat tujuh kali lipat lebih banyak. Gangguan Emosi dan Fisik dapat Mempengaruhi Kehidupan Rohani ------------------------------------------------------------ Indikasi lain yang membuktikan bahwa aspek-aspek dalam diri manusia saling berkaitan dan mempengaruhi adalah kenyataan bahwa gangguan emosi dan fisik ikut pula mempengaruhi kehidupan rohani seseorang. Seseorang yang memiliki penyakit epilepsi temporal-lobe misalnya, akan memperlihatkan kecenderungan untuk mengalami perubahan interes akan agama dan bermoral baik. Seseorang yang memiliki gejala gangguan psikotik mungkin akan asyik dengan hal-hal yang berbau keagamaan. Sedangkan orang yang memiliki kecenderungan obsesive- kompulsif neurosis sering kali merasa ketakutan kalau-kalau dia melakukan dosa yang tak termaafkan atau seandainya dia tidak mempercayai Kristus lagi. Pada pasien manic-depresif, ia sering kali berbicara dengan menggunakan jargon-jargon keagamaan. Sementara itu, orang-orang schizofrenia atau berkepribadian ganda sering kali dianggap kerasukan setan, padahal tidak. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengobatan anti-psikotik. Faktor-faktor Genetik Penyebab Kecenderungan Masalah-masalah ------------------------------------------------------------- Walaupun kita tidak mewarisi masalah-masalah psikologis, mungkin kita mewarisi faktor-faktor genetik yang membuat kita memiliki kecenderungan mengalami masalah-masalah psikologis tertentu. Ada sejumlah penelitian yang mendukung pendapat yang dikemukakan ini. Misalnya saja, schizophrenia dalam populasi umum hanya 1% saja. Namun demikian, bila salah satu dari orangtua kita adalah penderita schizoprenia, maka resiko keturunannya terkena schizophrenia meningkat menjadi 50%, tetapi kalau yang terkena adalah kedua-duanya maka resiko juga ikut meningkat menjadi dua kali lipat. Untuk kembar fraternal, bila salah satunya menderita schizophrenia, maka resiko menderita schizophrenia pada kembarannya meningkat menjadi 10%. Sebaliknya, bila yang menderita adalah satu dari dua anak kembar identik, maka resiko kembarannya ikut menderita schizophrenia lebih besar lagi, yaitu 50%. Resiko ini tetap ada walaupun salah satu dari saudara kembar tersebut dipisahkan bahkan sejak dari lahir. Tingkat gangguan jiwa manic-depresif juga memberikan suatu bukti akan adanya kecenderungan masalah-masalah fisik yang mempengaruhi masalah-masalah psikologis. Keluarga dekat penderita manic-depresif memiliki potensi dua puluh kali lipat terkena manic depresif dibandingkan dengan populasi umum. Penelitian atas anak kembar (termasuk juga kembar yang dipisahkan sejak kecil) semakin menguatkan bukti akan adanya pengaruh dari faktor genetik terhadap problem-problem psikologis. Penelitian hubungan genetik yang pernah dilakukan memberikan suatu bukti yang mengejutkan yaitu bahwa pada jenis tertentu manic-depresif, kromosom x merupakan kromosom karier. Lebih dari itu, dari banyak penelitian telah dilakukan tentang pengaruh genetik terhadap problem psikologis individual membuktikan bahwa ada suatu hubungan antara kelemahan genetik dengan kasus-kasus depresi yang lain. Misalnya saja, 30% dari penderita depresi yang diteliti ternyata memiliki sejarah depresi dalam keluarganya. Bila penderita adalah salah satu dari kembar fraternal, maka kembarannya memiliki potensi terkena depresi hanya 10%. Namun jika yang menderita depresi adalah salah satu dari kembar identik, maka resiko terkena depresi bagi kembarannya meningkat menjadi 76%. Bagi kembar identik yang dipisahkan sejak kecil, potensi terkena depresi bila salah satu dari mereka terkena depresi tetap besar, yaitu 67%. Data yang diperoleh dari penelitian yang pernah dilakukan cukup besar. Meskipun menyimpulkan bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh faktor keturunan adalah keliru, kelemahan genetik memang dapat membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan psikologis tertentu. Stres dapat juga merupakan manifestasi dari kelemahan genetik tersebut. Kesimpulannya, manusia memang makhluk fisik tetapi ia lebih dari sekedar makhluk fisik. Manusia mempunyai sisi psikologis dan rohani dimana seluruh aspek fisik, psikologis dan rohani saling berkaitan dan mempengaruhi. Inilah yang menyebabkan manusia memiliki sifat holistik. Penyakit-penyakit yang menyerang fisik dapat menyebabkan timbulnya gejala-gejala psikologis. Sebaliknya, stres juga dapat menyebabkan problem fisik. Sedangkan masalah-masalah rohani dapat berakar dari atau disebabkan oleh gangguan fisik maupun psikologis. Ada suatu contoh menarik tentang bagaimana sifat holistik manusia dapat mempengaruhi kehidupan manusia secara keseluruhan. Seorang petugas gereja yang sangat baik dalam menjalankan tugasnya dan sikap- sikapnya, tiba-tiba berubah sering mengucapkan kata-kata yang tidak pantas didengar dan melakukan pelecehan seksual terhadap wanita- wanita yang kebetulan berada didekatnya. Namun, pada waktu yang hampir bersamaan pula, dia juga bisa berbicara hal-hal yang menyangkut masalah agama dan rohani. Dengan demikian, petugas ini kelihatannya dapat melakukan tindakan dosa pada suatu waktu dan tiba- tiba bisa menjadi super relijius pada waktu yang hampir bersamaan. Setelah petugas gereja ini diperiksa ternyata ia mengalami suatu bentuk serangan penyakit yang tidak hanya menyerangnya secara fisik saja, tetapi juga secara psikologis dan rohani. Setelah diberikan pengobatan yang intensif, akhirnya ia dapat sembuh dari gangguan yang dialaminya secara bertahap dan dapat kembali kedalam kehidupannya yang normal. -*- Artikel ini diterjemahkan dari sumber -*-: Judul Buku : Counseling and the Nature of Man Judul Artikel: The Holistic Nature of Man Penulis : Frank B. Minirth and Paul D. Meier Penerbit : Baker Book House, Grand Rapids, Michigan, 1982 Halaman : 13 - 21 Artikel (2) =========== -*- APAKAH AKIBAT KEKUATIRAN ITU? -*- Kekuatiran menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan penguatir kronis, dan tidak ada satu pun yang bersifat positif; semuanya negatif. Bahkan penguatir itu sendiri pun sering menyadari bahwa tenaga dan waktu yang mereka pakai untuk kuatir itu sebenarnya tidak ada gunanya sama sekali. Kebanyakan penguatir biasanya akan berhenti merasa kuatir kalau mereka mengerti bagaimana caranya, dan sebagian lainnya berhenti merasa kuatir kalau mereka menghayati betapa menderitanya mereka merasakan akibat-akibat kebiasaan kuatir mereka, seperti yang akan dipaparkan berikut ini. KEKUATIRAN MEMPERBURUK PRESTASI SESEORANG Biasanya prestasi dalam tes dan ujian dari para penguatir yang kronis tidak bagus. Kecemasan terhadap tes merupakan persoalan gawat yang biasanya dialami oleh mahasiswa perguruan tinggi, namun kengerian terhadap ujian dapat melanda semua orang, tanpa membedakan usia, misalnya, seseorang yang sedang mempersiapkan ujian kenaikan pangkat atau menghadapi situasi tes tertentu. Kekuatiran mulai muncul lama sebelum waktu ujian itu sendiri. Penguatir pada umumnya gelisah tentang ujian yang akan berlangsung dan bayangan tentang hasil ujian yang tidak bagus. Biasanya penderita juga merasa kuatir tentang persiapannya, yakni berkaitan dengan waktu dan tenaga yang harus disisihkan untuk belajar dan persiapan tes. Pandangan umum mengatakan bahwa hasil tes akan jelek apabila persiapannya tidak memadai. Kekuatiran tetap mempunyai pengaruh negatif selama tes itu berlangsung. Para penguatir mengalami kesulitan untuk mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari. Para penguatir juga mengalami kesulitan untuk memusatkan diri pada perintah-perintah dalam tes secara rinci. Mereka juga tidak mampu menunjukkan hasil terbaik mereka. Singkatnya dapat dikatakan bahwa orang yang tidak kuatir dapat mengerjakan ujian secara lebih baik daripada orang yang kuatir. Contoh prestasi buruk yang diakibatkan oleh kekuatiran mungkin dapat dilihat dengan jelas dalam kecemasan terhadap suatu tes, namun sebenarnya tidak terbatas pada kecemasan terhadap suatu tes saja. Kekuatiran untuk berpidato, membuat taman bermain anak-anak, menggambar, atau belajar bahasa dapat menunjukkan hasil yang sama, prestasi yang buruk. KEKUATIRAN MENGAKIBATKAN PERUBAHAN FISIK Sebagaimana telah disebutkan di atas, beberapa peneliti menemukan bahwa para penguatir suka tidur berkepanjangan. Namun, beberapa peneliti lain juga menemukan adanya gejala yang berlawanan dengan kesimpulan tadi. Kekuatiran dan penyakit tidak dapat tidur (insomnia) sering saling berkaitan. Para penguatir yang mengalami kesulitan tidur melaporkan bahwa kekuatiran yang sangat mengganggu dan tidak dapat dikontrol tiba-tiba muncul dalam pikiran ketika mereka berusaha untuk tidur. Pikiran-pikiran tersebut mengganggu mereka sehingga mereka tidak dapat merasa relaks dan terlelap. Gejala-gejala fisiologis yang lain tidak begitu mudah dideteksi dalam diri penguatir. Tes electroencephalogram (EEG) menunjukkan bahwa gelombang otak orang yang sedang kuatir berbeda. Sementara itu, ketika sedang berpikir atau berusaha memecahkan masalah, jumlah gelombang otak para penguatir kurang dari yang dibutuhkan untuk menciptakan suasana relaks. Kegiatan selaput luar otak -- 'khususnya otak bagian kiri' -- meningkat. Sebagai akibatnya, penguatir terus terjaga dan tegang serta tidak relaks. Disamping itu, para penguatir dan penderita kecemasan kronis dapat menderita gangguan fisik seperti yang dialami oleh penderita stres akut, seperti jantung berdebar-debar, syaraf tegang, gemetar, berkeringat, dan nyeri lambung. Jumlah gangguan di atas bertambah banyak apabila orang mengalami gangguan emosi yang berat, dan dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan. KEKUATIRAN MELUMPUHKAN AKAL SEHAT Penderita tidak mampu berpikir dengan jernih. Sebagai contoh, pada hari Minggu pagi biasanya saya mengendarai mobil sejauh delapan kilometer ke gereja. Perjalanan itu cukup rutin dan mudah. Dalam perjalanan itu biasanya saya berbelok dua kali. Biasanya saya tidak perlu berpikir panjang. Saya tidak pernah berpikir bahwa mobil saya akan rusak di perjalanan atau juga tidak terlalu membayangkan jangan-jangan ban saya bocor di perjalanan. Selain itu, saya tetap melewati beberapa bengkel mobil, bahkan ada di antara bengkel mobil yang saya lewati itu telah buka pagi-pagi di hari Minggu. Akan tetapi, jikalau saya tidak sehat -- menderita kekuatiran kronis -- sebelum saya berangkat ke gereja, saya pasti menghabiskan banyak waktu: merasa gelisah, membayangkan jangan-jangan mobil saya rusak di perjalanan, mobil saya tiba-tiba berhenti di tengah lalu lintas yang ramai karena bannya kempes. Apa yang akan terjadi apabila saya tidak dapat menghindari pembatas jalan bebas hambatan? Apa yang akan terjadi jikalau seseorang tidak menempatkan kembali derek mobil ke tempatnya semula setelah menggunakannya? Apa yang akan terjadi jikalau saya tidak membawa ban cadangan? Apa yang akan terjadi jikalau saya akhirnya terlambat? Dan, mereka memecat saya sebagai guru Sekolah Minggu? Bagaimana jika ...? Bagaimana jika ...? Bagaimana jika ...? Orang yang bukan penguatir berusaha menghindari perasaan resahnya dengan cara membayangkan bahwa tingkat kemungkinan terjadinya setiap hal buruk itu berbeda-beda. Memang, bisa saja ban meletus di perjalanan, tetapi kemungkinannya sangat kecil, maka saya tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk kuatir dan resah. Memang, bisa saja mesin mobil saya mogok ketika saya sedang berada di sebuah perempatan yang ramai, namun kemungkinan hal itu benar-benar terjadi sangat kecil. Mengapa para penguatir mengganggap bahwa kemungkinan-kemungkinan itu sungguh-sungguh akan terjadi, padahal sebenarnya kemungkinannya sangat kecil? Mungkin karena dalam ingatan mereka tersimpan begitu banyak contoh kejadian-kejadian masa lalu yang mengerikan sedemikian kuatnya sehingga ingatan-ingatan yang mengerikan itu merusak penglihatan mereka akan masa depan. Makin kuatir para penderita kekuatiran, makin tidak jernihlah pikiran mereka. KEKUATIRAN MEMICU KECEMASAN Akibat terakhir dari perasaan kuatir adalah kecemasan. Para peneliti yang telah begitu banyak menghabiskan waktunya untuk meneliti kekuatiran pada umumnya menarik kesimpulan bahwa kekuatiran yang berkepanjangan akan dibarengi dengan munculnya kecemasan. Biasanya, kecemasan lama-kelamaan akan hilang dengan sendirinya, kecuali ada dinamika batin tertentu yang menyebabkan kecemasan itu tetap muncul. Pada umumnya, kekuatiran dianggap sebagai faktor utama dari tetap munculnya kecemasan. Para klinisi (praktisi klinik kejiwaan) yakin, apabila kita dapat membantu penderita menghilangkan proses munculnya kekuatiran yang biasanya terjadi secara otomatis dalam pikiran mereka, maka kita juga dapat mengontrol kondisi kecemasan mereka yang biasanya dapat meningkatkan tingkat kesusahan mereka dan lebih sulit lagi untuk ditangani. Kita tidak mengharapkan satu pun dari akibat-akibat kekuatiran yang telah dibahas di atas muncul. Adanya akibat-akibat yang menyedihkan tersebut mendorong kita untuk berusaha lebih keras menolong para penguatir sehingga mampu memperkecil dan mengontrol kebiasaan kuatir mereka. -*- Sumber -*-: Judul buku: Kuatir Penulis : James R. Beck dan David T. Moore Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2000 Halaman : 42 - 46 *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* -*- GELISAH, KUATIR DAN TEGANG -*- AYAT ALKITAB ============ Mazmur 34:5 Matius 6:33,34 Amsal 3:5,6 Roma 8:28 1Petrus 5:7 Mazmur 42:6 Filipi 4:13 Filipi 4:6,7 Mazmur 55:6 Filipi 4:19 LATAR BELAKANG ============== Kegelisahan meliputi sekian banyak masalah yang diakibatkan oleh takut tak berdasar. Orang yang kuatir dan yang gelisah sedemikian tercekam akan apa yang bakal terjadi di masa depan, sampai mereka lupa mengurus masa kininya. Mereka ditandai oleh kekuatiran tentang segala macam hal. Hal-hal kecil tak berarti mereka besar-besarkan. Mereka menguatirkan kesulitan, masa depan, kesehatan, keluarga dan pekerjaan yang sebenarnya hanya dalam angan-angan mereka saja. Mereka kerap tidak bisa menunjukkan alasan kekuatiran dan ketakutan mereka itu. Banyak orang yang kuatir, menderita kesulitan-kesulitan jasmani seperti gugup, tak bisa tidur, sakit kepala, sulit bernapas, keringat berlebihan, dan sebagainya. Ketidakmampuan melepaskan diri dari kekuatiran, dapat membawa orang kepada konsekuensi-konsekuensi yang lebih serius, seperti gangguan mental. Jelaslah, orang sedemikian membuahkan simpati kita, doa dan pertolongan apa saja yang dapat kita berikan. ------------------------------Kutipan------------------------------- Menurut Billy Graham: "Manusia selalu diserang oleh kekuatiran, dan tekanan-tekanan hidup modern telah memperberat masalah itu ... Mungkin anda pun dipenuhi oleh segudang kekuatiran. Bawalah semuanya itu kepada Yesus Kristus dengan iman ... Aku belajar dalam hidupku, tiap-tiap hari, untuk memusatkan pikiranku pada Kristus; segala kekuatiran dan kegelisahan dunia ini tersingkir, dan hanya "damai sempurna" tertinggal dalam hati ini." --------------------------Kutipan_Selesai--------------------------- STRATEGI BIMBINGAN ================== 1. Tawarkan dukungan. Tuhan dapat membantu! ("Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya penolongku dan Allahku!" Mazmur 42:6). Takut akan Tuhan adalah satu-satunya takut yang mampu menaklukkan segala bentuk takut lainnya. 2. Bantu orang yang dilayani untuk menemukan alasan kekuatirannya. Pembimbing harus berusaha lebih dari sekedar memberi penawar sakit tanpa benar-benar menyentuh masalahnya. Sebisa mungkin, carilah akar penyebabnya. Jangan membongkar masalah terlalu dalam. Sebab waktu terbatas dan kemungkinan bahwa kekuatiran-kekuatirannya didasari oleh pengalaman-pengalamannya yang menggoncangkan jiwa di masa lalu, batasilah pertanyaan anda hanya ke soal-soal yang akan membantu terbukanya pintu untuk memperkenalkan Kristus sebagai Juruselamat dan Penolong. Tanyakan padanya: - Mengapa anda takut tentang pekerjaan, masa depan, keluarga anda? - Mengapa anda gugup? Mengapa anda sakit kepala? Mengapa anda tak dapat tidur? - Ungkapkan bagaimana perasaan anda. Merasa bersalahkah anda? Mengapa? Apakah anda menghindar dari sesuatu? Apa sebenarnya masalah anda? Jika kekuatiran itu muncul karena rasa bersalah sejati, ini menunjuk pada tindakan salah yang membutuhkan perbaikan. Ini sangat menolong, karena masalahnya adalah dosa. Dosa dapat diselesaikan! Mengalami keampunan dalam Kristus dapat menyingkirkan salah dan rasa bersalah, yang akan menolong terjadinya penyembuhan. Jangan katakan padanya, bahwa jika kita "berpikir benar", kita pun akan "merasa benar". Kadang-kadang perlu ditegaskan bahwa "hidup benar" menghasilkan "pemikiran sehat". Hanya Allah sumber pemikiran positif. Menghadapi akar masalah itu, yaitu dosa, akhirnya akan menghasilkan kebiasaan baik yang menyukakan Allah dan membuahkan perubahan. Mungkin juga kekuatiran tentang masa depan menelanjangi keprihatinan seseorang tentang kematian dan penghukuman yang akan datang. Kembali, hal ini membuka pintu bagi pemberitaan Kristus. 3. Nyatakan pentingnya mempelajari Alkitab dan berdoa tiap hari. Kita bukan saja perlu membaca Alkitab, tetapi mencerna ajaran- ajarannya sedemikian rupa, sampai ia membentuk hidup dan watak kita. Penting sekali menghafal ayat. "Memikirkan pikiran-pikiran Allah", akan membuat kekuatiran dan kegelisahan kita tersingkir. Doa adalah pasangan penelaahan Alkitab. Menurut Alkitab, kita tidak perlu berkuatir tentang apa pun, tetapi "nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6) 4. Bagikan beberapa janji Firman Allah. Allah dapat dipegang janji-janji-Nya. Lihat ayat "Alkitab" di atas bagian ini. 5. Nasihatkan dia untuk melibatkan diri dalam gereja yang mementingkan Alkitab. Berpikir dan melayani bersama bisa menjadi lawan dari kebiasaan memeriksa diri secara negatif dan tidak sehat. 6. Berdoalah meminta jalan keluar yang benar, bersamanya (Mazmur 34:5). Jika anda menemukan akar masalah yang lebih dalam, usulkan dia menghubungi psikolog Kristen yang dapat membimbingnya. -*- Sumber -*-: Judul Buku: Buku Pegangan Pelayanan Penulis : Billy Graham Penerbit : Persekutuan Pembaca Alkitab Halaman : 60 - 62 CD-SABDA : Topik 17546 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* -*- PRINSIP-PRINSIP MERAWAT KESEHATAN MENTAL -*- Seandainya manusia memiliki mental yang sehat, seorang Kristen mampu menjaga kesehatan mentalnya dan menghindar dari masalah-masalah kejiwaan, misalnya saja dengan menjalankan beberapa prinsip-prinsip berikut ini: 1. Orang harus menerima fakta bahwa hidup itu tidak indah. Dalam hidup ini pasti ada kesulitan-kesulitan dan kekecewaan-kekecewaan yang mengharuskan orang untuk selalu mempersiapkan diri dan menyesuaikan diri. Sikap dan kemampuan menerima ini akan lebih mudah untuk dijalankan apabila ia percaya akan kasih karunia Allah yang Maha Pengasih. 2. Ia harus mau memberikan tanggapan yang rendah hati dan penuh kasih, tidak egois dan mau memaafkan dalam setiap hubungannya dengan orang-orang lain. 3. Ia harus mengembangkan dalam dirinya suatu tempat dimana ia merasa aman dan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Adalah hal yang penting bila dia juga mempunyai tujuan yang layak dicapai dan bila tujuan tersebut telah tercapai sesuai dengan keinginannya, harus ada tujuan lain yang segera ditetapkannya. 4. Harus ada hal lain yang dicari. Menghabiskan waktu untuk bekerja dan tidak memberi kesempatan diri sendiri untuk bermain-main justru membuat seseorang tumbuh sebagai pribadi yang membosankan. Orang-orang Kristen banyak yang gagal untuk hal yang satu ini. Kebanyakan dari mereka beranggapan adalah hal yang dosa membiarkan diri bersenang-senang. Mereka melupakan seruan Paulus kepada Timotius yang mengatakan bahwa kita seharusnya percaya kepada Tuhan "yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati" (1 Timotius 6:17). Ada ribuan cara yang dapat dilakukan oleh orang Kristen, baik tua maupun muda, dimana mereka dapat menemukan kesenangan dan kebahagiaan dalam hidup tanpa merasa takut bahwa apa yang mereka lakukan akan mengundang kemarahan Tuhan. 5. Akhirnya, tak perlu diragukan lagi bahwa iman yang teguh, -- meliputi keyakinan yang mendalam dan kepercayaan akan Allah, dan kemauan untuk menerima bimbingan dari Roh Kudus dalam kegiatan positif -- dapat memberikan sumbangan yang cukup penting bagi orang Kristen dalam usahanya untuk menerima dan menyesuaikan diri menghadapi tekanan kehidupan yang bisa mengancam kestabilan emosinya dan kesehatan mentalnya. Kepenuhan iman yang meliputi keyakinan dan kepercayaan dapat menuntun orang untuk melakukan tindakan nyata. -*- Sumber diterjemahkan dari -*-: Judul Buku: The Christian Handbook of Psychiatry Penulis : O. Quentin Hyder, M.D. Penerbit : Flemming H. Revell Company Old Tappan, New Jersey, 1971 Halaman : 50 - 51 *SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT* Dari: robby tarigan <rby_ministries@> >Tolong kalau bisa keluarkan edisi yang mendatang dengan artikel >hati bapa atau hal-hal yang menyangkut kebapaan, baik bapa secara >horizontal (yang ada di bumi) atau vertikal (yang di surga). Dan >kalau bisa lengkap dengan semua contoh dan pengajarannya. Atas >perhatiannya saya berterima kasih dan Tuhan Yesus memberkati!!! Redaksi: Terima kasih atas usulannya. Kami akan membahas usulan topik ini dengan staf Redaksi sehingga dapat dijadikan usulan topik untuk tahun 2003. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia O., Lani M., Ka Fung PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2002 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem Lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |