Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/239 |
|
e-Konsel edisi 239 (26-4-2011)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 239/APRIL 2011 DAFTAR ISI CAKRAWALA: TUJUAN YANG TERKANDUNG DALAM SALIB YESUS KOMUNITAS KONSEL: MENGAMPUNI? PERLUKAH? REFERENSI: SEPUTAR PASKAH DI SITUS C3I Salam kasih, Kasih yang dilahirkan dalam tindakan nyata menghadirkan perubahan dalam hidup manusia. Kasih melelehkan hati yang beku, memberi pengharapan bagi hati yang terkulai, dan melegakan hati yang penuh ketakutan. Demikian juga dengan kasih sejati yang Yesus nyatakan di kayu salib. Yesus pasti memiliki tujuan istimewa, sehingga Dia rela menyerahkan diri-Nya mati di kayu salib. Apakah tujuan Yesus mengurbankan diri-Nya bagi kita? Mari kita simak artikel "Tujuan yang Terkandung dalam Salib Yesus" dan merenungkan dampak salib itu bagi kita. Simak juga pendapat Sahabat Konsel mengenai pengampunan. Di kolom Referensi, Anda pun dapat menyimak artikel-artikel lain seputar Paskah. Selamat menikmati sajian kami. Segenap redaksi e-Konsel mengucapkan "Selamat Paskah 2011". Kebangkitan-Nya membangkitkan kita dari kematian menuju kehidupan kekal. Tuhan Yesus menyertai. Redaksi Tamu e-Konsel, Truly Almendo Pasaribu < http://c3i.sabda.org/ > CAKRAWALA: TUJUAN YANG TERKANDUNG DALAM SALIB YESUS Dalam bukunya yang berjudul "Receive Your Healing", Colin Urquhart berbicara tentang menerima segala sesuatu yang disediakan oleh Bapa melalui Salib Yesus dalam hidup kita. Banyak di antara kita memandang teologi sebagai sebuah pelajaran sejarah yang hebat. Akan tetapi, Perjanjian Baru memperjelas bahwa kita diharapkan mengakui semua pencapaian dan pemeliharaan berasal dari Salib. Semua itu menjadi nyata oleh karya Roh Kudus. Iman berarti mengakui apa yang Bapa tawarkan kepada kita melalui pengorbanan Anak-Nya. Colin menguraikan hal tersebut demikian: "Ketika menerima roti perjamuan, saya seharusnya berkata seperti ini -- `Tuhan, aku percaya bahwa saat aku makan roti ini, aku telah menerima segala kebaikan tubuh Kristus. Terima kasih atas semua kekuatan dan kesembuhan jasmani yang kuterima oleh karena bilur-bilur-Nya. Aku bersyukur untuk pemeliharaan-Mu atas segala kebutuhanku yang telah dipenuhi melalui anugerah-Mu yang melimpah.`" Ini merupakan sebuah tindakan yang nyata dan kasat mata dalam menerima kebaikan Allah. Di dalamnya terkandung pengakuan bahwa sekarang Allah mengirimkan Roh-Nya untuk menghadirkan kepada kita kebaikan Kalvari seutuhnya. Penerapan Salib dalam kehidupan, saya alami secara langsung dan secara pribadi melalui iman. Ada berbagai peristiwa dalam hidup yang membuat saya perlu kembali ke Kalvari, untuk melihat bahwa setiap kebutuhan telah dipenuhi dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Setan ingin kita hidup dalam kondisi tidak percaya dan putus asa, serta berhenti memercayai bahwa Bapa sanggup memenuhi kebutuhan kita. Akan tetapi, Allah telah membuat janji maupun prinsip-Nya di Salib Kalvari. Jika Allah gagal memelihara umat-Nya dalam memenuhi kebutuhan mereka -- baik dalam hal rohani, jasmani, maupun materi; Dia tentunya akan menyangkal pekerjaan yang telah disempurnakan-Nya melalui Anak-Nya (2 Petrus 1:3). Tujuan Bapa adalah memperkaya kita dengan setiap cara yang sudah dikerjakan-Nya untuk kita dalam penyaliban Yesus (2 Korintus 8:9). Kita tidak boleh goyah dalam memercayai pekerjaan yang telah diselesaikan Kristus pada setiap detik dalam kehidupan kita sehari-hari. Marilah kita mengingatkan diri kita sendiri terhadap segala kebaikan yang dilepaskan kepada kita, melalui kematian dan kehidupan Yesus. 1. Pengampunan Menyalahkan diri sendiri adalah ciri-ciri yang biasa kita lakukan dalam pengalaman kita sebagai manusia. Kenyataan bahwa kita gagal dan tekanan yang dirasakan tatkala berinteraksi dengan orang lain acap kali menimbulkan perasaan bahwa kita tidak berharga dan tidak mampu. Padahal, pengampunan adalah sebuah fakta. Di dalam Kristus, Allah telah menebus semua dosa kita. Apabila kita datang kepada Dia dalam pertobatan dan pengakuan, Dia selalu bersedia membasuh hati kita dan memberi kita perasaan merdeka dan baru, yang merupakan hak kita melalui kematian Juru Selamat kita. Menerima pengampunan tidak sama dengan yang disebutkan orang-orang kudus dahulu, yaitu kebenaran yang sah dan penting. Namun, setan tidak pernah membiarkan kita berpikir demikian. Ia mempermainkan perasaan kita yang lemah dan berusaha membawa kita kembali pada hati yang merasa dihukum dan terbelenggu. Sebagai konsekuensinya, banyak orang percaya tidak pernah menikmati kemerdekaan mereka sepenuhnya sebagai anak-anak Allah. Gagasan bahwa dalam beberapa hal kita perlu menebus dosa-dosa kita sendiri, bertolak belakang dengan ajaran Kitab Suci tentang karya di Kalvari. Yesus telah membayar semua utang kita dan kita tinggal menerima pengampunan sepenuhnya di dalam Dia. 2. Pemeliharaan Saya sering kembali ke Kalvari ketika situasi tampak sulit. Ada saatnya setan mencoba membisiki hati saya bahwa Allah telah meninggalkan saya. Terkadang, ia mencoba meyakinkan saya bahwa Bapa tidak memedulikan saya. Percaya kepada Allah yang tidak dapat dilihat adalah sia-sia. Hidup di dunia sekuler yang materialistis, terkadang membuat saya tidak memiliki keberanian yang cukup untuk memercayai Allah yang hidup. Iblis tidak keberatan bila kita percaya kepada Allah, selama Allah tidak melakukan apa-apa. Hati manusia mendambakan sesuatu yang dapat mengisi kekosongan rohaninya. Akibatnya, mereka yang menolak Allah yang dinyatakan dalam Yesus, cenderung mengganti-Nya dengan allah buatan mereka sendiri. Tujuan setan ialah menghancurkan hubungan yang dilandasi rasa percaya yang dihadirkan Roh Kudus ke dalam hati kita, ketika kita dilahirkan kembali oleh kuasa-Nya. Melalui Roh itu, kita mengenal Allah sebagai Bapa kita, dan datang kepada-Nya dengan iman dan kepercayaan yang sederhana (Roma 8:15-16). Lalu, apa hubungannya antara Salib dan kepercayaan kita bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita sehari-hari? Paulus menjelaskan hal ini dalam Roma 8:32. Ini bukan Injil kemakmuran, yang menawarkan kita sebuah cara licik untuk menjadi kaya. Ini semata-mata rasa percaya yang timbul, karena kita mengenal hati Bapa yang telah memenuhi kebutuhan kita yang terbesar, melalui kasih Anak-Nya yang telah mengorbankan diri-Nya sendiri. Dia seperti apa yang dikatakan oleh Yakobus -- Pemberi setiap anugerah yang baik dan sempurna, Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan. 3. Kemenangan Melalui kematian-Nya, Yesus meraih kemenangan bagi kita atas musuh-musuh besar kita: dunia, dosa, dan maut. Setan senantiasa mencoba membuat kita kalah dan lemah melalui cara-cara ini. Kita perlu jelas akan kemenangan kita di dalam Dia, sehingga kita sanggup mengalahkan setiap serangan. Dia Telah Mengalahkan Dosa Yesus mengalahkan dosa ketika Dia mengalahkan maut. Maut adalah akibat dosa yang bekerja di dalam kita. Bagaimanapun juga, senjata-senjata setan dalam bentuk perasaan bersalah dan ketakutan, dibuat menjadi tidak berpengaruh lagi dalam kehidupan orang percaya, yang berdiri teguh pada karya Salib yang telah selesai. Dia Telah Mengalahkan Dunia Dunia di sini bukan mengacu kepada ciptaan Allah yang indah atau segala hal baik yang sudah disediakan Bapa untuk dinikmati anak-anak-Nya. Menurut Yohanes hal-hal duniawi mencakup keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16). Dunia yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah sistem kejahatan yang sudah meresap ke dalam masyarakat, menuntun laki-laki dan perempuan ke dalam kegelapan dan menjauh dari Allah. Namun, Kristus telah mengalahkan pemerintah dan penguasa kegelapan dunia ini, sehingga kita dapat berbagi bersama kemenangan-Nya hari ini (1 Yohanes 5:4-5). Dia Telah Mengalahkan Setan Salib adalah perubahan dan pertempuran besar antara kuasa setan dan kuasa Allah. Segala sesuatu yang mengalir kepada kita dari Salib, menimbulkan perubahan besar karena Yesus sudah meraih kemenangan. Kemenangan itu tidak dicapai di suatu sudut rahasia, tetapi di sebuah tempat yang dapat dilihat oleh mata semua orang. Ketika Yesus berseru, "Sudah selesai!" Dia tidak sedang menjerit karena putus asa, tetapi sedang memproklamasikan secara terbuka kemenangan Allah yang luar biasa. Paulus membuatnya lebih jelas, karena Yesus sudah mengalahkan segala bentuk kuasa kegelapan. Hal itu bukan lagi sebuah ancaman bagi mereka yang berdiri di dalam iman (Kolose 2:13-15). 4. Kesembuhan Tiga fakta utama meyakinkan saya bahwa kesembuhan tubuh merupakan bagian dari tujuan Bapa di Kalvari. Pertama, Allah sudah menetapkan prinsip kesembuhan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus. Kendati tubuh Yesus memar, berdarah, dan hancur akibat pencambukan dan penyaliban, serta wajah-Nya kotor oleh tanah kuburan, Dia berdiri di samping kubur dalam keadaan pulih dan kuat. Ya, memang ada luka-luka pada kedua tangan dan pinggang-Nya, yang mendorong Tomas tersungkur untuk menyembah. Namun demikian, Tuhan sudah menang dengan utuh dan gemilang. Kesembuhan tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan keselamatan dan perwujudan Kerajaan Allah di bumi. Kita memang belum melihat Kerajaan itu dengan segala kemuliaannya; tetapi saat Yesus memerintah dengan penuh kuasa, barulah kita akan melihatnya. Kedua, kitab Injil dengan jelas menunjukkan bahwa kesembuhan jasmani adalah bagian dari karya Kalvari. Hal ini disediakan melalui penebusan dosa, lebih daripada kesembuhan itu sendiri. Artinya, kita perlu melatih iman atau hidup dengan benar, sehingga kesembuhan dapat mengalir dari pemeliharaan dasar yang disediakan Salib. Ada sebuah rahasia mengapa kita tidak selalu mengalami kesembuhan, tetapi hal ini tidak menghentikan kita untuk berdoa dengan iman sambil memercayai Tuhan. Matius menceritakan bagaimana Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus yang menderita demam dan menyembuhkan banyak orang lain pada malam itu. Dia mengutip, Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:17 -- Yesaya 53:4) Bukan saja merupakan salah satu sifat dasar Allah untuk menyembuhkan, namun Bapa memang punya tujuan untuk memasukkan kesembuhan ke dalam karya Salib. Yesus mati bukan hanya untuk menyelamatkan jiwa, tetapi untuk manusia secara utuh: roh, jiwa, dan tubuh. Ketiga, banyak orang Kristen masa kini menyaksikan kuasa Roh Kudus yang menyembuhkan. Seperti banyak orang lain, saya dididik untuk memercayai bahwa kesembuhan diutamakan untuk jemaat mula-mula, dan sekarang kita dibiarkan untuk menerima sakit-penyakit sebagai bagian dari penderitaan orang Kristen. Kita memahami Kalvari dengan versi yang sudah dipotong, sebuah Injil yang hanya menyentuh masalah dosa dan bukan sakit-penyakit. Puji Tuhan, saya mendapat kesempatan untuk melihatnya dengan cara yang lain! Kitab Injil memperjelas bahwa keselamatan adalah untuk manusia secara utuh. Bapa ingin kita mengerti dampak keselamatan Salib di dalam seluruh keberadaan kita. Tubuh kita merupakan bait suci Roh Kudus, dan Dia ingin kita sekarang hidup dalam kebaikan dan kuasa dari hidup kekal. Kesembuhan jasmani sendiri bukan Kabar Baik, tetapi hanya merupakan sebagian dari Kabar Baik secara utuh. Sekarang dan Belum Meskipun Salib merupakan pertemuan yang menentukan dalam pertempuran antara yang baik dan yang jahat, masih ada sebuah peperangan yang sedang berlangsung! Inilah alasannya mengapa kita tidak mengalami kesembuhan penuh sepanjang waktu. Walaupun demikian, Allah memanggil kita untuk melatih iman dengan ketaatan yang bertanggung jawab dalam setiap bagian hidup kita. Kita mudah jatuh ke dalam dosa dan sering tidak mengerti mengapa kita tidak mendapatkan semua yang kita minta dan inginkan. Akan tetapi, setiap mukjizat dari kasih karunia Allah adalah sebuah janji yang mengacu pada apa yang akan terjadi sepenuhnya, ketika Yesus datang dalam kemuliaan Kerajaan-Nya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul asli buku: Explaining the Cross Judul buku terjemahan: Kuasa Salib Judul asli artikel: Kebaikan Salib Sepenuhnya Penulis: Bob Gordon Penerjemah: Lily Christianto Penerbit: PBMR ANDI, Yogyakarta 2004 Halaman: 37 -- 47 KOMUNITAS KONSEL: MENGAMPUNI? PERLUKAH? Manusia dengan berbagai perbedaan tentu rawan dengan perselisihan atau percekcokan. Namun demikian, tidak berarti perselisihan itu tidak bisa diperdamaikan lagi. Perdamaian bisa tercapai jika pihak yang bertikai saling memberikan maaf/pengampunan. Seperti pendapat Sahabat Konsel berikut ini. e-Konsel: Apakah pengampunan itu penting? Komentar: - Ruthy Chubby`z: Penting. Tanpa pengampunan hidup kita sia-sia. Tuhan saja mau mengampuni manusia yang berdosa, apalagi kita sebagai anak-anak-Nya. Seperti dalam perumpamaan anak yang hilang, seorang ayah yang mau mengampuni anaknya yang sudah berbuat kejahatan. Dari perumpamaan itu, Tuhan mau supaya kita belajar mengampuni seperti Bapa yang di Surga yang mau mengampuni kita semua walaupun kita sering sekali berbuat dosa. Dengan memberi pengampunan, hidup kita menjadi tenang dalam Tuhan. - e-Konsel: @ Ruthy: Betul banget :) Apakah Ruthy sudah mengampuni orang yang berbuat salah pada Ruthy? - Ruthy Chubby`z: Ya, sudah. Walaupun mereka tidak minta ampun, tapi dalam hati saya sudah mengampuni dan melupakan hal-hal tersebut. (tentu karena Tuhan) - Josephus Rianto: 70x7 kali perintah Tuhan Yesus untuk mengampuni, bisa tidak ya? Jadi sepertinya hal ini sangat penting sekali (bandingkan Matius 6:17) bukan masalah teori, namun praktiknya. - Diah Arumsasi: Namun teori yang sulit dipraktikkan.. ha..ha.. bagaimana proses yang seharusnya terjadi? Butuh waktu berapa lama? - Asze Ae: Walau tertulis 7x70 kali, bukan berarti hanya sampai 490 kali kita mengampuni, tapi makna sesungguhnya yaitu agar kita terus mengampuni kesalahan orang lain. Melupakan kesalahan orang belum tentu mengampuni. Siapa tahu tiba-tiba teringat? Tapi kalau benar-benar mengampuni, pasti lupa akhirnya. Hha - Diah Arumsasi: "Siapa tahu tiba-tiba teringat?" Nah, ini yang sulit. Mari, berikan pendapat Anda yang membangun soal pengampunan. Alamat URL: < http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/132378066789231 > REFERENSI: SEPUTAR PASKAH DI SITUS C3I Jika Anda ingin mendapatkan bahan bacaan seputar Paskah yang lain, Anda bisa membaca tulisan-tulisan di bawah ini. 1. Transformasi di Hari Paskah ==> http://c3i.sabda.org/06/apr/2004/konseling_transformasi_di_hari _paskah 2. Sudahkah Anda Mengenal Tuhan yang Bangkit? ==> http://c3i.sabda.org/15/apr/2003/konseling_sudahkah_anda_mengenal _tuhan_yang_bangkit 3. Apa Makna Kebangkitan Kristus dalam Kepercayaan Orang Kristen? ==> http://c3i.sabda.org/07/may/2003/konseling_apa_makna_kebangkitan _kristus_dalam_kepercayaan_orang_kristen 4. Kebangkitan Kristus ==> http://c3i.sabda.org/02/may/2007/konseling_kebangkitan_kristus Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Yulia Oeniyati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |