Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/238 |
|
![]() |
|
e-Konsel edisi 238 (19-4-2011)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 238/APRIL 2011 DAFTAR ISI CAKRAWALA: PENDAMAIAN UNTUK DOSA TELAGA: KEFANAAN HIDUP ULASAN BUKU: KURSUS PELAYANAN PRIBADI Salam kasih, Yesus adalah Allah di atas segala allah, Tuhan di atas segala tuhan. Dia adalah Allah yang berkuasa di surga dan di bumi. Namun demikian, Ia tidak menyayangkan kemuliaan-Nya di surga dan rela menjadi manusia. Bukan hanya itu, Dia pun rela mati di kayu salib. Semua Dia lakukan karena kasih-Nya yang begitu besar. Ia tidak ingin melihat mereka yang percaya kepada-Nya binasa dalam kekekalan. Dalam kolom Cakrawala, Anda dapat melihat lebih dalam lagi mengenai alasan mengapa Yesus rela mati bagi kita. Selanjutnya, dalam kolom TELAGA kami mengajak Anda menyimak pendapat Pdt. Paul Gunadi mengenai kefanaan hidup. Kita adalah manusia yang fana. Tidak mungkin kita bisa bertahan hidup selamanya. Apakah Anda sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian Anda sendiri? Atau, apakah Anda sudah mempersiapkan hati dan emosi jika sewaktu-waktu Anda akan ditinggalkan orang yang Anda kasihi karena kematian? Simak pula ulasan buku konseling online yang dapat memberikan manfaat dan berkat bagi Anda. Semakin banyak wawasan yang Anda miliki, kiranya semakin memberkati orang-orang yang Anda layani. Selamat melayani! Pimpinan Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > CAKRAWALA: PENDAMAIAN UNTUK DOSA "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh." (1 Petrus 3:18) Inilah salah satu nas utama tentang salib dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan alasan utama Kristus mati. Kita telah memerhatikan, Ia mati sebagai martir karena keagungan-Nya dan sebagai teladan dalam menanggung penderitaan dengan tabah. Kita perlu menyelidiki arti dan tujuan salib. Pertama, Kristus mati untuk membawa kita kepada Allah. Di balik pernyataan ini, terdapat asumsi bahwa kita terpisah dari Allah dan perlu dibawa kembali kepada-Nya -- hal ini akibat dari dosa kita. Sebagaimana dinyatakan Yesaya, "tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:2) Kedua, Kristus mati untuk dosa-dosa kita. Dosa dan maut telah dipersandingkan dari awal sampai akhir Alkitab, sebagai bentuk pelanggaran dan upah yang setimpal. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah," (Roma 3:23). Akan tetapi, Yesus tidak berbuat dosa. Jadi, Ia mati untuk dosa-dosa kita, bukan dosa-Nya. Seperti Petrus katakan, "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh." (1 Petrus 3:18) Yang tidak bersalah untuk yang bersalah. Karena Ia telah menanggung dosa-dosa kita, mati menggantikan kita, maka kita dapat diampuni dengan cuma-cuma. Ketiga, Kristus mati sekali untuk dosa-dosa kita. Kata keterangan yang digunakan "hapax" (sekali) bukan berarti "pada suatu ketika" melainkan "sekali dan untuk seterusnya". Kata itu menunjukkan ketuntasan dari apa yang Kristus lakukan di atas kayu salib. Karena Kristus telah melunasi utang dosa-dosa kita, Ia dapat berseru, "Sudah selesai." Jadi, apa yang tersisa untuk kita lakukan? Tidak ada! Kita tidak dapat memberi sumbangan apa pun. Yang dapat kita lakukan hanyalah bersyukur kepada-Nya atas apa yang telah Ia perbuat, dan tinggal di dalam karya-Nya yang tuntas. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul asli buku: Through the Bible Through the Year: Daily Reflections from Genesis to Revelation Judul buku terjemahan: Sepanjang Tahun Menelusuri Alkitab: Refleksi Harian dari Kejadian hingga Wahyu Penulis: John Stott Penerjemah: Lilian Tedjasudhana dan Yu Un Oppusunggu Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2010 Halaman: 268 TELAGA: KEFANAAN HIDUP Sebelum menikah kita mempersiapkan pernikahan; sebelum ujian, kita mempersiapkan diri belajar; untuk banyak hal dalam hidup ini kita bersedia mempersiapkan diri. Namun sedikit di antara kita yang bersedia mempersiapkan diri menghadapi kematian. Faktanya adalah kita mesti mempersiapkan diri untuk hidup dan mati. Kita pun perlu melihat fakta tentang kematian dengan jernih agar dapat mempersiapkan diri dengan tepat. Menghadapi Kematian 1. Kematian adalah bukti kefanaan hidup, jadi, manusia harus berdamai dengan keterbatasannya: Kita tidak hidup selamanya! Firman Tuhan menegaskan, "Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu." (Mazmur 90:5-6) 2. Ada pelbagai cara yang Tuhan gunakan untuk menghentikan hidup dan kita tidak bisa memilihnya, sama seperti kita tidak bisa memilih melalui siapakah kita datang ke dunia ini. Jadi, tidak ada cara baik atau cara buruk; tidak ada kebetulan atau kesengajaan; semua hanyalah sarana untuk memindahkan kita dari dunia ini. Firman Tuhan menjelaskan, "Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku. Tetapi Yesus berkata kepadanya, Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Matius 8:21-22) 3. Sebagaimana dikatakan oleh Pdt. Rick Warren, kematian bukanlah terminasi melainkan transisi. Jadi, hal terpenting dalam menghadapi kematian adalah kepastian ke manakah kita akan pergi. Kadang kita mengagungkan atau sebaliknya, menghindar dari kematian; Tuhan sendiri tidak membesar-besarkan kematian; kematian hanyalah sebuah transisi. Firman Tuhan berkata, "Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya yang diam di dalam kamu." (Roma 8:11) 4. Kematian dan kehidupan berhubungan erat; apa yang kita lakukan sekarang berdampak pada apa yang akan terjadi kelak. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal." Yohanes 3:16 Diambil dari: Nama situs: TELAGA.org Alamat URL: http://telaga.org/audio/kefanaan_hidup Judul transkrip: Kefanaan Hidup (T157B) Penulis: Pdt. Dr. Paul Gunadi Tanggal akses: 21 Februari 2011 ULASAN BUKU: KURSUS PELAYANAN PRIBADI Apakah Anda rindu melayani Tuhan dalam bidang konseling dan ingin menjadi seorang konselor yang berhasil? Anda perlu membaca buku ini. Buku ini berisikan hal-hal praktis seputar konseling. Isinya memuat penguatan-penguatan dan penjelasan-penjelasan rohani yang mengikutsertakan kuasa Allah berkarya dalam proses konseling. Isinya dibagi ke dalam 16 bab yang membahas mengenai Definisi Konseling, Hukum Bagi Konselor, Mengenali Siapa Konseli Yang Akan Dihadapi, Tiga Jenis Manusia, Kelahiran Baru, Peneguhan, Pentingnya Pelayanan Bimbingan Lahir Baru, Pendekatan Dalam Konseling, Halangan-Halangan Seseorang Mengalami Lahir Baru, Pemecahan Masalah, Iman, Pengelompokan Kasus, Baptisan Roh Kudus, Pemulihan Batin, Pengurapan, Dan Bimbingan Lanjut. Contoh-contoh kasus yang ditulis di dalam buku ini pun sesuai dengan fakta yang terjadi sehari-hari, sehingga akan sangat membantu konselor untuk menghadapi konseli dalam mengatasi masalahnya, atau memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. Buku ini sangat aplikatif dan alkitabiah, sehingga setiap pendekatan maupun teori, serta metode yang digunakan selalu berdasarkan Alkitab. Bahasa yang digunakan juga lugas dan tidak berbelit-belit. Penyampaian isi begitu sistematis, sehingga membantu pembacanya dalam menyerap ilmu dan pesan yang terkandung di dalamnya. Sedikit kelemahan dari buku ini adalah dalam hal penulisan. Ada beberapa kesalahan penulisan dan hal tersebut cukup menganggu kenyamanan ketika membaca buku ini. Diambil dari: Nama situs: GUBUK Online Alamat URL: http://gubuk.sabda.org/kursus_pelayanan_pribadi_0 Peresensi: Sri Setyawati Tanggal akses: 21 Februari 2011 Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Yulia Oeniyati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |