Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/222 |
|
![]() |
|
e-Konsel edisi 222 (15-12-2010)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 222/15 Desember 2010 Daftar Isi: = Pengantar: Yesus Lahir di Hatiku = Renungan: Lawatan Ilahi yang Memperbarui = Cakrawala: Pergeseran Makna Natal = Tips: Memanfaatkan Waktu Libur = Dari Redaksi: Selamat Hari Natal 2010 dan Tahun Baru 2011 = Info 1: Berbagi Berkat Dan Bersaksi Melalui Publikasi KISAH = Info 2: Undangan Bergabung di Facebook Groups e-Santapan Harian (e-SH) = Stop Press: Ralat e-Konsel 220 PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam kasih, Perayaan Natal beberapa hari lagi akan datang. Sebagai seorang Kristen, kita pasti akan menyambutnya dengan sukacita. Namun apakah arti Natal yang sejati tetap kita miliki di dalam hati? Atau arti Natal justru telah tergeser karena kesibukan kita melayani orang lain dan mempersiapkan perayaan Natal yang berkesan? Dengan menghadirkan Renungan dan Tips di bawah ini, kami berharap edisi ini bisa menguatkan, mengingatkan, dan memberi masukan yang positif bagi Anda. Semoga kelahiran Kristus tidak hanya diakui di dan oleh dunia, tapi lebih dari itu, dialami dan dirasakan benar-benar di dalam hati kita. Staf Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati http://c3i.sabda.org http://fb.sabda.org/konsel RENUNGAN _____________________________________________________________ LAWATAN ILAHI YANG MEMPERBARUI "Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya." (Lukas 1:67-68) Natal adalah peristiwa ketika Allah melawat umat-Nya. Lawatan ilahi tersebut membawa pembaruan dalam diri orang-orang yang terlibat di dalamnya. Salah satunya, Zakharia. Siapakah Zakharia? Ia adalah seorang imam, keturunan Harun, seorang dari suku Lewi. Ia berasal dari rombongan Abia. Menurut 1 Tawarikh 24:1-6, para imam dibagi ke dalam 24 rombongan untuk melayani di Bait Allah. Rombongan Abia, rombongannya Zakharia, adalah salah satu dari ke-24 rombongan tersebut (24:10). Setiap rombongan bertugas dua kali dalam setahun, tiap kali selama satu minggu. Zakharia memiliki istri yang berasal dari keturunan imam juga, yaitu Elisabet. Keduanya digambarkan sebagai orang-orang yang "benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat" (Lukas 1:6). Ungkapan tersebut tidak dimaksud untuk menyatakan kesempurnaan mereka, tetapi kesetiaan mereka dalam melayani Tuhan. Sekalipun mereka melayani dengan setia, hingga usia tua mereka belum juga dikaruniai anak. Pada masa itu, memiliki atau tidak memiliki anak dipahami sebagai keadaan yang diberkati atau tidak diberkati oleh Tuhan. Namun, melawan pandangan umum tersebut, penulis Injil Lukas menekankan bahwa penyebab Zakharia dan Elisabet tidak memiliki anak hingga usia tua mereka bukan karena mereka tidak hidup benar di hadapan Tuhan. Akhirnya, ketika Zakharia sedang bertugas di Bait Allah, terjadilah sesuatu yang tidak disangka-sangka. Karena anugerah Tuhan, Zakharia terpilih untuk masuk ke Bait Allah dan membakar ukupan di sana. Tugas tersebut sangat istimewa, karena tidak semua imam berkesempatan untuk melakukannya. Selain itu, menurut peraturan keagamaan saat itu, seorang imam hanya berkesempatan membakar ukupan sekali saja di sepanjang hidupnya. Pada kesempatan yang sangat istimewa itulah Tuhan melawat pasangan tersebut melalui kehadiran malaikat Gabriel. Allah menyatakan, bahwa Ia berkenan menjawab doa-doa mereka dengan cara yang istimewa. Tampaknya, kala itu Zakharia sudah tidak terlalu berharap untuk memiliki anak, mengingat usia istrinya sudah cukup lanjut. Bisa jadi umur mereka sudah lebih dari 60 tahun. Karena itu, berita yang disampaikan Gabriel sulit dipercayainya! Tuhan berjanji akan memberikan kepada mereka seorang anak yang istimewa. Anak itu akan mendatangkan sukacita bukan hanya bagi orang tuanya, tetapi juga bagi seluruh Israel. Anak itu akan menjadi besar di hadapan Tuhan, dikuduskan untuk mengerjakan tugas khusus dari Tuhan. Ia akan penuh dengan Roh Kudus sejak dalam rahim ibunya. Dan lebih jauh lagi, ia akan dipakai Tuhan dengan kuat kuasa seperti yang dimiliki Elia, untuk membawa bangsanya berbalik kepada Allah. Luar biasa! Bukan hanya seorang anak yang akan diterima pasangan Zakharia dan Elisabet, melainkan seorang anak yang istimewa! Bagaimanapun, kabar gembira itu sulit untuk dicerna oleh Zakharia. "Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: `Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan istriku sudah lanjut umurnya.`" (Lukas 1:18) Pertanyaan yang tampak wajar tersebut ternyata ditanggapi Gabriel dengan keras: "Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi." (1:20a) Mengapa? Dalam kisah berikutnya, Gabriel sang pembawa pesan Allah juga menyapa Maria dengan berita yang tidak kalah mengejutkan. Dia akan mengandung dan melahirkan sang Juru Selamat. Maria pun terkejut dan mengajukan pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan Zakharia: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Lukas 1:34b) Namun, berbeda dengan jawabannya yang keras kepada Zakharia, jawaban Gabriel kepada Maria sangat positif. Bahkan, diakhiri dengan kalimat peneguhan: "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (1:37) Mengapa begitu? Rupanya, Tuhan yang mengenal hati manusia tahu bahwa kedua pertanyaan yang serupa tersebut -- pertanyaan Zakharia dan pertanyaan Maria -- dilandasi dua sikap hati yang sangat berbeda. Pertanyaan Zakharia dilandasi sikap hati yang tidak percaya. "[E]ngkau tidak percaya," kata Gabriel kepadanya (Lukas 1:20). Sedangkan Maria, dalam ketidakmengertiannya, merendahkan hati dan menyerahkan dirinya ke tangan Tuhan: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (1:38) Di sini kita melihat suatu ironi. Zakharia adalah seorang rohaniwan senior, namun ia tidak siap untuk meyakini janji Tuhan yang melampaui akalnya. Sedangkan Maria masih muda belia, awam, namun ia mau memercayakan dirinya kepada janji Tuhan yang melampaui akalnya. Apakah Zakharia tidak sadar bahwa yang sedang berbicara dengannya adalah seorang malaikat? Seharusnya sadar. Apalagi perjumpaan itu terjadi di Bait Allah. Tidak mungkin seorang manusia biasa dapat "nyelonong" masuk dan berpura-pura jadi malaikat. Lantas, mengapa Zakharia tetap sulit untuk memercayai apa yang dikatakan sang malaikat? Dalam hal ini, sikap Zakharia mencerminkan sikap sebagian besar dari kita, umat Tuhan yang hidup di masa sekarang. Kita tahu bahwa Allah adalah Allah yang mahabaik, mahakuasa, pencipta langit dan bumi, namun pada kenyataannya seringkali kita meragukannya. Setelah lawatan ilahi itu, Zakharia menjadi orang yang berbeda. Ia tidak lagi memahami Tuhan menurut konsepnya sendiri, tapi sebagai Pribadi yang benar-benar berdaulat. Tuhan sanggup memenuhkan kehendak-Nya, sekalipun hal itu melampaui akal manusia. Tidak heran, menyambut kelahiran anaknya, Zakharia menciptakan kidung yang sangat indah bagi Allah (Lukas 1:67-79). Inilah salah satu berkat Natal: Lawatan ilahi yang memperbarui. Kelahiran Yohanes Pembaptis telah memperbarui hidup Zakharia. Kiranya Natal kali ini menjadi saat perjumpaan Saudara dengan Allah. Perjumpaan yang akan memperbarui hidup Saudara! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Harta Karun Natal Penulis: Sutrisna Penyusun: Erick Sudharma, dkk. Penerbit: Penerbit Mitra Pustaka & Literatur Perkantas Jawa Barat, Bandung 2005 Halaman: 51 -- 56 Artikel ini juga bisa Anda baca di: Nama situs: Situs Natal Indonesia Alamat URL: http://natal.sabda.org/lawatan_ilahi_yang_memperbarui Tanggal akses: 16 November 2010 CAKRAWALA ____________________________________________________________ PERGESERAN MAKNA NATAL Tatkala kita diundang menghadiri pesta ulang tahun, tentu fokus sosok manusia yang mendapat perhatian khusus adalah yang berulang tahun itu. Ia akan diberi ucapan, diberi hadiah, dipeluk, dicium, diajak bicara, difoto, atau diberi kejutan. Seratus persen pusat perhatian tamu undangan ditujukan kepadanya. Alangkah lucu bin janggal bila yang berulang tahun justru tidak hadir. Para tamu pasti kecewa dan penuh tanda tanya. Demikian juga perayaan Natal. Seringkali karena kesibukan mempersiapkan acaranya, Tuhan Yesus pun dikesampingkan. Kalau demikian apa makna Natal? Jika kita memperingati hari kelahiran Yesus, tanpa kehadiran-Nya tentu aneh, bukan? Namun, kenyataannya hal ini banyak terjadi. Ketika Natal dirayakan yang ada hanya hura-hura, makan-makan, bahkan pesta mabuk-mabuk. Padahal Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kelahiran Yesus merupakan kelahiran seorang Raja yang membawa damai sejahtera (shalom). Dengan demikian, seandainya ada perayaan Natal tanpa Yesus tentu menjadi suatu perayaan yang hampa. Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Kelahiran Yesus merupakan kelahiran yang ajaib dan sudah dinubuatkan sejak dahulu kala oleh para nabi. Yesus yang lahir itu adalah Mesias yang diurapi dan juga disebut sebagai Imanuel atau Allah menyertai kita. Di dalam Mikha 5:1 juga sudah disebutkan bahwa Mesias itu akan lahir di kota Betlehem dan itu digenapi tatkala Yesus lahir. Selain itu, Kejadian 49:10 juga menyebutkan bahwa Mesias dilahirkan sebelum pemerintahan Yahudi dihancurkan. Sedangkan Daniel 9:25 mencatat bahwa tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa Yerusalem akan dibangun kembali sebelum kedatangan sang Raja. Dari sini kita melihat bahwa sejak Perjanjian Lama kelahiran Mesias sudah dinubuatkan; baik tempat, waktu, garis keturunan serta cara Yesus dilahirkan. Semenjak Adam dan Hawa tidak taat kepada Tuhan, dengan alasan ular yang menggoda mereka memakan buah pengetahuan baik dan jahat, maka Allah sudah memutuskan hubungan dengan mereka. Tidak tanggung-tanggung, manusia yang berdosa itu divonis mati. Namun ternyata Allah tidak dapat melawan natur-Nya yang penuh kasih itu, sehingga Ia tidak langsung menghukum manusia itu dengan kematian. Diam-diam Ia merancang suatu rencana dahsyat, yakni menyelamatkan manusia yang berdosa itu. Allah itu seperti seorang bapa yang tidak rela mencelakakan anak-anaknya. Bagaimanapun bejatnya manusia masih ada kesempatan yang terbuka bagi mereka untuk menyelamatkan diri. Itulah sebabnya Yohanes 3:16 menuliskan "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Hidup manusia begitu terbatas di dunia ini, ia butuh suatu "oknum" yang memunyai kuasa tidak terbatas untuk menyelamatkan mereka. Dunia merupakan tempat tumpangan (transit) sementara bagi umat manusia, jadi suatu hari nanti manusia pasti meninggalkannya. Masalahnya, pada saat manusia itu ditentukan harus meninggalkan dunia ini, ke mana ia akan melangkah? Banyak orang tidak tahu akan ke mana. Mengapa? Karena Tuhan Yesus tidak ada di dalam kehidupannya. Yohanes 14:6 mencatat "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku". Jelas sekali Yesus memegang peranan penting di dalam hidup kita ini, tanpa Dia kita akan binasa. Itu sebabnya kehadiran Tuhan Yesus di dalam Natal yang kita rayakan begitu penting. Berita Natal adalah berita sukacita. Malaikat memproklamirkan kabar kesukaan sehingga semua orang bernyanyi, memuji-muji, dan memuliakan Tuhan. Bayi Yesus saat ini tidak ada di kandang domba lagi. Yesus telah tumbuh menjadi dewasa dan mati menebus dosa-dosa kita di atas kayu salib serta bangkit kembali pada hari ketiga. Yang paling penting adalah tatkala peristiwa Natal ini, Tuhan Yesus juga lahir di dalam hati kita masing-masing, supaya hidup kita diperbarui. Apa bedanya perayaan Natal yang dilakukan oleh orang-orang di luar gereja dengan perayaan Natal orang-orang percaya? Satu-satunya perbedaan yang paling mencolok adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Bagi orang di luar gereja makna perayaan Natal telah bergeser. Mereka mengartikan Natal sebagai ajang bisnis (obral/diskon), politik, dan pesta pora. Bahkan belakangan ini mereka telah mengubah makna dari hari yang kudus (Holy Day), menjadi hari libur biasa (Holiday). Namun bagi orang percaya semestinya perayaan Natal menjadi perayaan untuk memproklamirkan pada dunia bahwa Tuhan Yesus lahir ke dunia ini. Dia diutus untuk meyelamatkan umat manusia dari dosa. Apalah artinya perayaan Natal kalau kita tidak pernah mengalami kasih dari Kristus? Seringkali dunia mencoba mendiskreditkan orang-orang percaya karena tanggal kelahiran Yesus tidak pernah kita temukan di dalam Alkitab. Namun beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa kelahiran Yesus terjadi bersamaan dengan peristiwa sensus penduduk yang diadakan oleh Kaisar Agustus (bd. Lukas 2:1-7). Saat itu raja Herodes sedang berkuasa. Secara tradisi, orang-orang percaya jarang merayakan ulang tahun, dan perayaan ulang tahun itu biasanya dirayakan oleh orang kafir. Gereja mula-mula lebih sering merayakan peristiwa kemenangan Yesus -- Paskah. Sejak zaman nenek moyang, perayaan Paskah sudah sangat populer. Sekitar abad ke-3 barulah orang-orang Kristen di Mesir merayakan Natal. Itu pun bukan 25 Desember. Pada abad ke-4 gereja di Roma baru mulai merayakan Natal pada akhir abad ke-4, yaitu memakai tanggal 25 Desember, dan berlangsung sampai hari ini. Terlepas dari segala perdebatan yang ada, sebagai orang-orang percaya yang sejati, kita tidak perlu memperdebatkan 25 Desember sebagai tanggal patokan kelahiran Yesus. Natal bagi kita adalah peringatan bahwa Tuhan Yesus pernah lahir di dunia ini. Lebih dari itu, Yesus juga lahir di dalam hati serta hidup kita. Yesus yang lahir ke dunia ini bukan sembarang manusia, Ia adalah Allah yang menjadi manusia. Tugas kedatangan-Nya ke dunia ini adalah menyelamatkan manusia. Ia harus menempuh kematian di atas kayu salib karena dosa-dosa kita, naik ke surga, dan menawarkan hidup kekal kepada kita yakni hidup bersama-sama Tuhan Yesus di surga untuk selama-lamanya. Suatu tawaran yang sangat berharga! Inilah makna Natal yang sejati. Apakah Anda sudah mengalaminya? Diambil dan disusun ulang dari: Nama situs: Gloria Cyber Ministries Penulis: Saumiman Saud Penyusun ulang: Sri Setyawati Alamat URL: http://www.glorianet.org/index.php/saumiman/ 1997-pergeseran-makna-natal Tanggal akses: 26 November 2010 TIPS _________________________________________________________________ MEMANFAATKAN WAKTU LIBUR Pikirkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan luangkanlah waktu untuk mendapatkan jawabannya. Apa yang paling berarti bagi Anda tentang liburan? Seperti apa "Hari Ucapan Syukur" dan Natal yang luar biasa bagi Anda? Banyak orang berkata bahwa yang membuat hari libur ini hebat adalah waktu untuk menikmati hubungan dengan keluarga dan teman-teman Anda, waktu untuk berfokus kembali dengan hal-hal yang sangat penting, merayakan kelahiran Yesus, dan melakukan kebaikan untuk orang lain dan seterusnya. Sebaliknya, apa yang membuat liburan Anda berbalik menjadi buruk? Mungkinkah Anda terlalu banyak menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman Anda? Kurangnya waktu untuk berfokus pada hal-hal yang benar-benar penting? Membuat jadwal liburan yang terlalu padat? Kebanyakan orang menganggap film "Christmas Vacation" sangat lucu karena film ini sangat mirip dengan keadaan di rumah. Film tersebut bercerita tentang rencana Natal yang gagal. Tokoh dalam film tersebut membangun harapan akan "momen spesial sepanjang tahun" dan mereka menjadi frustrasi ketika apa yang terjadi tidak seperti yang mereka bayangkan. Untuk menghindari Natal seperti ini dan merasakan liburan yang menyenangkan, ingatlah tip-tip penting berikut ini yang akan membantu Anda menyegarkan pikiran Anda dan seluruh keluarga. 1. Bertanggungjawablah atas harapan, pilihan, dan emosi Anda sendiri. Jika Anda mengharapkan Natal yang bersalju dan ternyata tidak bersalju, janganlah merusak hari libur orang lain dengan kekesalan Anda. Terkadang Anda mendapatkan tekanan dari keluarga untuk melakukan sesuatu yang enggan atau tidak bisa Anda lakukan. Jika Anda memutuskan untuk melakukannya, maka laksanakanlah keputusan Anda dan lakukanlah dengan sikap yang baik. 2. Kerjakanlah dengan "baik" saat Anda membuat rencana, persiapan, beres-beres, dan membuat dekorasi. Tidak ada yang sempurna dan orang lain tidak akan memerhatikannya. 3. Seimbangkan tidur, nutrisi, dan olahraga. Anda perlu menjaga ketiganya. 4. Bersikaplah realistis dalam mengatur jadwal Anda. Belajarlah berkata "tidak" untuk beberapa hal. Berhentilah berusaha membuat semua orang bahagia. Jika Anda dapat membuat puas sebagian besar orang saja, Anda sudah hebat. 5. Jika anak-anak Anda tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, tidak apa-apa. Sebenarnya, sangatlah baik jika Anda dapat mendorong anak-anak Anda untuk memikirkan orang lain di saat-saat seperti ini. Ajaklah mereka membantu tetangga Anda yang sudah tua yang kesepian dengan membawakan makanan. Ajaklah mereka berbelanja di sebuah acara bakti sosial. Kegiatan ini akan menolong mereka bersemangat dengan hari libur mereka bukan berfokus pada "Aku", "Aku", dan "Aku". 6. Jika Anda kedatangan tamu-tamu yang tidak bisa membaca isyarat Anda untuk pergi, tegaslah. Buatlah perencanaan saat Anda tahu sepupu Anda akan bertamu sampai larut dan berbincang-bincang bersama. Buatlah rencana yang mampu membuatnya pulang tepat waktu. 7. Tentang kesedihan. Anda mungkin sedang bersedih selama liburan karena orang yang kita kasihi meninggal. Luangkanlah beberapa waktu untuk membiarkan diri Anda bersedih. Bicarakanlah dengan pasangan/keluarga. Kenanglah orang yang telah meninggal selama liburan. 8. Tentang masalah-masalah lama keluarga. Jangan gunakan hari libur Anda sebagai kesempatan untuk berkonfrontasi mengenai kesalahpahaman yang telah lama terjadi antara Anda dan orang lain. Carilah saat lain yang tepat. 9. Tentang uang. Buatlah anggaran dana untuk pengeluaran hari libur. Jika Anda terlalu banyak mengeluarkan uang pada bulan Desember, Anda akan mengalami "sakit" finansial pada bulan Januari. 10. Setelah semuanya berakhir, janganlah bersedih. Hargailah kenangan yang telah Anda ciptakan dan ambillah segala keindahan dari momen Ucapan Syukur dan Natal. Jangan hanya fokus pada momen klimaks seperti kemeriahan tukar kado, tetapi berfokuslah pada hubungan yang Anda miliki. Ingatlah kehidupan orang-orang yang telah menyentuh Anda dan Anda dapat memberkati orang lain selama hari libur ini. Jika Anda melakukannya, Anda akan sangat menikmati hari libur Anda. (t/Uly) "Aku akan menghargai Natal di hatiku, dan berusaha mengenangnya sepanjang tahun." -- Ebenezer Scrooge Diterjemahkan dari: Judul asli artikel: Tips for the Holidays Nama situs: Patrick Ward, PhD Penulis: Patrick Ward Alamat URL: http://www.patrickwardphd.com/2009/11/16/ Tanggal akses: 25 Oktober 2010 DARI REDAKSI _________________________________________________________ Pada kesempatan istimewa ini, Redaksi e-Konsel mengucapkan terima kasih atas kesetiaan Pembaca dalam mendukung kami selama setahun ini. Semoga edisi-edisi e-Konsel selama ini memberkati dan melengkapi pengetahuan, keterampilan, dan pelayanan Pembaca. Pada edisi e-Konsel pungkasan ini Redaksi mengucapkan: SELAMAT NATAL 2010 dan TAHUN BARU 2011 Kiranya kehangatan suasana Natal tetap melingkupi kita sekalipun keadaan bangsa dan negara kita sedang dirundung duka. Semoga kasih Kristus yang manis semakin dirasakan oleh semua orang melalui kehadiran kita di tengah-tengah mereka. Tim Redaksi e-Konsel, Davida, Tatik, Setya INFO 1 _______________________________________________________________ BERBAGI BERKAT DAN BERSAKSI MELALUI PUBLIKASI KISAH Ingin mewartakan kasih karunia dan penyertaan Allah yang luar biasa atas hidup Anda? Saatnya Anda berbagi kasih, bagaimana Allah turut bekerja dalam setiap aspek kehidupan Anda. Melalui milis publikasi KISAH, Anda dapat berbagi berkat dan saling menguatkan melalui kesaksian Anda. Ayo, segeralah bergabung dan bersaksi di dalamnya. Caranya sangat mudah: Untuk berlangganan silakan kirim e-mail kosong ke ==> < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Untuk mengirim kesaksian ke Redaksi KISAH, kirim ke: ==> < kisah(at)sabda.org > Jika ingin membaca edisi KISAH yang sudah diterbitkan, akses saja: ==> http://www.sabda.org/publikasi/kisah/arsip/ Dan mari jadikan publikasi KISAH sebagai wadah penyampai berkat Anda dalam menyaksikan kasih karunia Allah kepada sesama. INFO 2 _______________________________________________________________ UNDANGAN BERGABUNG DI FACEBOOK GROUPS e-SANTAPAN HARIAN (e-SH) Bahan renungan SANTAPAN HARIAN diterbitkan oleh Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) dan disebarkan secara elektronik (e-SH) oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Dengan kemudahan media grup Facebook saat ini, maka PPA dan YLSA telah bekerjasama menyediakan wadah bagi para pelanggan e-SH untuk saling bertemu dan berbagi berkat dari bahan e-SH yang kita baca bersama. Karena itu, dengan gembira kami mengundang para pelanggan e-SH untuk bergabung di Facebook Groups e-Santapan Harian: ==> http://fb.sabda.org/group/sh Selain disediakan bahan renungan e-SH setiap hari, para anggota juga diajak untuk bisa berbagi berkat dan berdiskusi seputar bahan e-SH dengan anggota yang lain setiap hari. Mari kita bertumbuh bersama. Ajaklah juga teman-teman Anda yang rindu bersaat teduh bersama dengan mengundang mereka untuk bergabung di Facebook e-SH. STOP PRESS ___________________________________________________________ RALAT e-KONSEL 220 Dalam Publikasi e-Konsel 220 yang lalu, Redaksi e-Konsel tidak mencantumkan referensi untuk artikel yang berjudul Sumber Kekuatan Sebuah Doa di kolom CAKRAWALA 1. Melalui edisi ini, redaksi memberikan ralat bahwa artikel tersebut mengambil referensi dari: * McMinn, M.R. 1996. Psychology, Theology, and Spirituality: In Christian Counseling. Carol Stream, Illinois: Tyndale House Publishers, Inc. Demikian pemberitahuan kami. Mohon maaf untuk ketidaktelitian ini. Atas pengertian Anda kami mengucapkan terima kasih. Redaksi e-Konsel _______________________________e-KONSEL ______________________________ Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling? silakan kirim ke: < konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel Situs C3I: http://c3i.sabda.org Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Sri Setyawati Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-Konsel / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |