Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/217

e-Konsel edisi 217 (1-10-2010)

Masalah-Masalah Pemuda Kristen

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 217/Oktober 2010

Daftar Isi:
  = Pengantar:
  = Cakrawala (1): Masalah yang Dihadapi Pemuda Masa Kini
  = Cakrawala (2): Memilih Pasangan Hidup
  = TELAGA: Pemuda dan Karier
  = Stop Press: Dapatkan Kumpulan Bahan Natal Di Situs Natal SABDA

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam kasih,

  Pada bulan Oktober ini, bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah
  Pemuda. Peringatan ini dilakukan untuk mengenang para pemuda yang
  begitu bersemangat mendengungkan komitmen kebangsaan mereka,
  tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928.

  Ya, pemuda memang identik dengan semangat yang berkobar-kobar.
  Namun, di balik semangat mereka, ternyata ada pula masalah yang
  harus mereka hadapi, baik itu masalah umum yang dihadapi para
  pemuda, maupun masalah-masalah khusus. Pada edisi kali ini kita akan
  melihat apa saja masalah yang dapat dihadapi para pemuda Kristen dan
  melaluinya kita bisa menolong mereka menghadapi masalah tersebut.
  Selamat membaca.

  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Davida Welni Dana
  < evie(at)in-christ.net >
  http://c3i.sabda.org
  http://fb.sabda.org/konsel

CAKRAWALA (1) ________________________________________________________

                MASALAH YANG DIHADAPI PEMUDA MASA KINI
                     Diringkas oleh: Sri Setyawati

    Saat pemuda dan orang dewasa bekerja bersama-sama di hadapan
    Allah, mereka akan menjadi sesuai apa yang Allah inginkan.
    Tidak ada yang lebih menantang dibanding kehidupan orang muda.
    Masa depan mereka terbuka dan batas-batas yang ada lebih luas.

  Salomo menasihatkan, "Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu ..."
  (Pengkhotbah 12:1).

  Allah sangat memerhatikan pertumbuhan rohani pemuda. Pertumbuhan
  mereka menjadi perhatian dan kepentingan utama sehingga teguran ini
  disampaikan. Teguran ini semula ditujukan bagi mereka yang masih
  muda dan dialamatkan bagi mereka. Ada tujuh fakta yang harus kita
  sadari terlebih dahulu.

  1. Pemuda itu termasuk orang yang Tuhan perhatikan.
  2. Ada banyak masalah yang harus dihadapi pemuda di dunia ini.
  3. Mereka akan menjadi tua seiring berjalannya waktu.
  4. Pemuda zaman sekarang bukanlah orang yang pertama kali dan juga
     bukan satu-satunya orang yang menghadapi masalah.
  5. Pemuda bukanlah orang yang lebih remeh atau lebih unggul
     dibanding orang dewasa.
  6. Ada banyak masalah yang tidak bisa diatasi anak muda karena
     mereka belum saatnya menghadapi masalah itu.
  7. Ada banyak masalah yang bisa diatasi anak muda. Akan tetapi,
     jika masalah-masalah tersebut tidak diatasi sekarang, masalah itu
     bisa berkembang semakin besar.

  Orang dewasa dan anak muda jelas tidak sama. Pemuda tidak memiliki
  respons, kesempatan, ataupun kecakapan yang sama. Pemuda tidak bisa
  langsung menjadi dewasa dan orang dewasa tidak bisa menjadi muda
  lagi. Orang dewasa memiliki masalah yang tidak bisa diselesaikan
  pemuda, demikian juga sebaliknya. Masalah itu tidak lebih berat
  ataupun lebih ringan dibanding masalah lainnya.

  Ada perbedaan besar antara orang dewasa dan pemuda yang harus kita
  ingat. Orang dewasa sudah pernah menjadi pemuda, tapi pemuda belum
  pernah menjadi orang dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa memiliki
  kelebihan dalam melihat dan mengalami kedua masa itu. Kadang para
  pemuda lupa akan hal ini.

  Ada masalah-masalah kepemimpinan, tuntunan, pengendalian, dan tugas
  yang berkenaan dengan orang dewasa yang belum diperhadapkan pada
  pemuda. Bahkan, pemuda mungkin juga dibebani oleh masalah-masalah
  yang melebihi kendali mereka. Inilah hidup. Hal ini pun terjadi pada
  orang dewasa.

  Persiapan

  Pemuda menghadapi masalah persiapan. Masa muda adalah masa untuk
  mempersiapkan kehidupan yang akan datang. Sebenarnya, seumur hidup
  merupakan masa untuk mempersiapkan kekekalan. Khususnya pada masa
  muda, inilah saatnya untuk menetapkan standar.

  Banyak pemuda yang membuat batas tertinggi selagi muda yang tidak
  bisa mereka capai saat mereka menjadi dewasa. Mereka harus
  dipersiapkan secara sosial, mental, fisik, dan -- lebih penting lagi
  --  secara rohani. Jika persiapannya kurang apalagi mengabaikan sisi
  rohani, ini akan sangat mengerikan.

  Masa muda adalah masa untuk belajar, meskipun tidak dikhususkan
  untuk pemuda. Tidak satu pun orang terpelajar yang tidak dikenalkan
  dengan Alkitab.

  Saat seseorang menjadi dewasa dia dipaksa masuk ke dalam hidup yang
  menuntut kesiapan. Jika para pemuda tidak dipersiapkan dengan baik,
  mereka akan mengalami banyak masalah.

  Sebelum dibebani dengan tugas dan tanggung jawab orang dewasa, anak
  muda memanfaatkan kesempatan untuk mempersiapkan dirinya dalam
  banyak hal. Nasihat kita untuk anak muda adalah, "Jangan sia-siakan
  kesempatan."

  Terlalu Dini

  Pemuda sering kali terlalu terburu-buru dalam hidup. Pemuda ingin
  menjadi lebih dewasa dari dirinya yang sebenarnya. Anak muda tidak
  sabar untuk "tumbuh". Proses pendewasaan tidak dapat dipaksakan
  atau hal itu akan menjadi sebuah bumerang. Pertumbuhan dan
  perkembangan pasti membutuhkan waktu.

  Setiap masa dalam hidup memunyai kelebihannya sendiri-sendiri.
  Pemuda harus memberikan yang terbaik saat masih muda dan menuai
  hasilnya kelak. Kegagalan pada masa muda akan mengakibatkan masa
  tuanya tidak menyenangkan.

  Pemuda bukan orang yang setengah dewasa. Mereka benar-benar orang
  yang masih muda. Kita harus membiarkan mereka menikmati masa muda
  mereka seutuhnya tanpa berusaha membuat mereka menjadi orang yang
  setengah dewasa.

  Kita sering melihat anak berusia 10 atau 12 tahun berdandan seolah
  mereka berusia 25 tahun, remaja menggunakan waktunya seolah mereka
  sudah dewasa. Banyak di antara mereka yang memiliki kebebasan dan
  kurang pengawasan yang justru hanya menuntun mereka pada kehancuran.

  Tidak heran beberapa dari mereka menjadi frustrasi dan mengalami
  kepenatan yang luar biasa sebelum mereka memasuki masa dewasa. Kita
  dapat memahami mengapa beberapa pemuda menjadi begitu cepat bosan
  dengan hidup mereka -- karena mereka dipaksa menjalani hidup seperti
  orang dewasa sebelum waktunya.

  Tekanan Teman Sebaya

  Pemuda pasti menghadapi masalah tekanan sosial yang disebut tekanan
  teman sebaya. Ada tekanan besar yang harus dihadapi atas apa yang
  dilakukan orang-orang di sekitar mereka. Semua orang -- tua maupun
  muda -- tidak bisa melawan tekanan agar bisa diterima dan disukai
  orang lain. Ini adalah masalah yang seumur hidup, pemuda harus
  belajar mengatasinya sejak dini.

  Pemuda harus belajar menjadi diri sendiri dan tidak meniru orang
  lain. Mereka perlu belajar berpikir sendiri dan tidak serta-merta
  mengikuti jalan hidup orang banyak. Apabila seorang pemuda meniru
  orang lain, ia tidak akan pernah menjadi dirinya sendiri.

  Tentu saja, semua orang berusaha agar diterima sebagai seorang yang
  bermartabat, ramah, berani, adil, baik hati, menyenangkan, dan
  sopan. Walaupun demikian, semua orang harus belajar mandiri dan
  tidak bergantung pada orang lain untuk berkembang.

  Seorang pemuda tidak boleh berkompromi dengan apa yang benar dan
  baik di hadapan Allah untuk menyetujui dan hidup sesuai kemauan
  seseorang. Bakat pemuda yang harus dikembangkan adalah kemampuan
  untuk tetap bertahan sekalipun mereka harus berdiri sendirian. Umat
  Allah harus selalu bisa menjadi pribadi yang kuat.

  Pemuda perlu menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman hidup. Hal yang
  paling indah adalah memunyai orangtua yang mengasihi anak mereka dan
  mengasihi Tuhan untuk menuntun anak mereka di jalan Tuhan. Jika
  Allah tidak diizinkan menjadi penuntun maka orang banyaklah yang
  akan menetapkan standar hidup yang justru bisa mencelakakan jiwa
  pemuda itu sendiri.

  Kemunafikan Orang Dewasa

  Pemuda bisa dibingungkan dengan apa yang mereka lihat sebagai
  kemunafikan dalam hidup orang dewasa. Seorang yang munafik melakukan
  sesuatu untuk dilihat orang lain. Seorang yang munafik mengatakan
  yang satu tapi melakukan yang lain.

  Anak-anak menganggap apa yang dikatakan dan dilakukan orang dewasa
  selalu benar. Tetapi ketika anak muda tumbuh menjadi lebih dewasa,
  mereka mulai menyadari bahwa orang dewasa tidak selalu hidup sesuai
  dengan apa yang mereka katakan atau apa yang seharusnya. Bahkan
  orang-orang yang dipercayai kadang-kadang terbukti sebagai orang
  yang sangat mengecewakan dan menyakiti hati mereka.

  Respons atas kesiapan ini menyebabkan beberapa pemuda berpikir bahwa
  tidak ada satu orang pun yang jujur, peduli, dan berusaha melakukan
  apa yang benar. Akan tetapi, respons dan kesimpulan ini salah.
  Membuang jauh-jauh semua kebenaran adalah suatu kecerobohan hanya
  karena seseorang yang kita percayai tidak hidup sesuai kebenaran.
  Itu bukan kesalahan dari kebenaran.

  Tidak seorang pun yang sempurna, bahkan orang dewasa sekalipun. Akan
  tetapi, tidak semua orang dewasa itu munafik. Tidak setiap orang
  yang melakukan kesalahan itu orang yang munafik. Orang dewasa adalah
  manusia biasa dan mereka juga menghadapi banyak masalah, cobaan, dan
  ancaman yang tidak disadari oleh pemuda.

  Hanya Kristus yang sempurna dan hanya Dia patokan untuk mengukur
  segala sesuatu. Orangtua sekalipun tidak sempurna. Pengkhotbah dan
  tua-tua juga tidak sempurna. Pemuda sendiri pun tidak sempurna. Oleh
  karena itu, pemuda harus mengarahkan pandangannya kepada Kristus,
  bukan pada manusia.

  Masalah Dosa

  Pemuda, seperti orang dewasa, menghadapi masalah dosa. Saat
  seseorang berbuat dosa, maka dia sedang menjual dirinya kepada
  setan. Dosa memisahkan seseorang dari Allah. Seseorang tidak bisa
  menjalani hidupnya seperti yang Allah kehendaki bagi hidupnya jika
  dia tetap tinggal dalam dosa.

  Setiap orang semestinya bertanya, "Apakah aku akan hidup dalam dosa
  atau dalam Kristus?" Dalam hal ini setiap orang harus membuat
  keputusan pribadi. Kita harus menaati Injil agar bisa sampai kepada
  Kristus.

  Pemuda zaman ini harus menghadapi masalah dosa zaman ini. Dosa ini
  masuk melalui narkoba, minuman beralkohol, godaan amoral,
  ketidakjujuran, tidak adanya penghormatan terhadap otoritas, dan
  meninggalkan Allah. Walaupun begitu pemuda bisa menghadapi masalah
  ini dan mengatasinya jika mereka menyatukan diri dengan Pencipta dan
  Hakim mereka.

  Mengikuti tren, memberontak terhadap Allah, menelan mentah-mentah
  apa saja yang dikatakan oleh dunia mungkin terdengar menyenangkan,
  menantang emosi, dan keren, tetapi hidup yang baik hanya bisa
  dicapai dengan memiliki kehidupan yang baik seperti yang dikehendaki
  oleh	Allah.

  Solusi

  Sama seperti masalah-masalah hidup lainnya, masalah zaman sekarang
  dapat dihadapi jika ada dasar dan petunjuk rohani yang kuat dan
  alkitabiah. "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya
  bersih?" Yakni dengan menjaganya sesuai dengan firman Allah.

  Pemuda tidak perlu putus asa atau takut. Hidup dalam Kristus adalah
  hidup yang luar biasa, penuh dengan tujuan dan makna, berkat, dan
  keuntungan, dan tiap hari menjadi berarti dan produktif.
  Masalah-masalah adalah tantangan dan ujian. Masalah-masalah dapat
  menjadi batu pijakan, bukan batu sandungan.

  Saat pemuda dan orang dewasa bekerja bersama-sama di hadapan Allah,
  mereka akan menjadi sesuai apa yang Allah inginkan. Tidak ada yang
  lebih menantang dibanding kehidupan orang muda. Masa depan mereka
  terbuka dan batas-batas yang ada lebih luas. Semoga Allah menolong
  kita dan para pemuda di mana pun berada untuk mengalahkan iblis dan
  membawa kemuliaan Allah dalam hidup. (t/Setya)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Judul artikel asli: Today`s Youth Facing Today`s Problems
  Penulis: James W. Boyd
  Nama situs: A Burning Fire
  Alamat URL: http://www.aburningfire.net/home/Problems.htm
  Tanggal akses: 30 Agustus 2010

CAKRAWALA (2) ________________________________________________________

                         MEMILIH PASANGAN HIDUP

    Dalam memilih pasangan hidup, ada dua hal yang harus diperhatikan,
    yaitu proses pemilihan dan prinsip kesepadanan. Proses alamiah
    dalam memilih pasangan hidup melibatkan penginderaan, rasa
    ketertarikan, dan pendekatan, sementara prinsip kesepadanan yang
    harus dipegang adalah seiman kepada Yesus, kedewasaan berpikir,
    latar belakang budaya, ekonomi/status sosial, dan usia.

  Ketika seseorang memasuki masa muda dan meninggalkan usia remaja,
  dia akan menghadapi banyak permasalahan. Salah satunya adalah
  masalah memilih pasangan hidup.

  Sejalan dengan kedudukan pernikahan yang sentral, maka pemilihan
  pasangan hidup menjadi sangat menentukan dalam proses kehidupan
  manusia, karena bertumbuh-kembangnya suatu keluarga mulai ditentukan
  oleh pemilihan pasangan hidup.

  Proses Pemilihan

  Proses pemilihan pasangan hidup berarti penelusuran langkah-langkah
  kegiatan yang ditempuh manusia untuk menemukan dan menentukan
  pilihan atas seseorang yang sepadan sebagai pasangan hidup. Dalam
  proses pemilihan pasangan hidup, ada beberapa tahapan yang dilalui,
  yaitu:

  1. Penginderaan

     Yaitu pengamatan manusia terhadap lingkungan sekitar dengan
     menggunakan indera, dengan tujuan untuk mendapatkan persepsi
     tentang lingkungan itu. Salah satu unsur kejiwaan yang turut
     menentukan persepsi atas proses pemilihan adalah dorongan untuk
     melanjutkan keturunan.

     Naluri itulah yang menggerakkan manusia untuk mencari pasangan
     hidup. Inilah tingkat awal dari proses pemilihan pasangan hidup
     secara bebas. Namun dorongan yang berasal dari bawah ambang
     kesadaran tidak berkemampuan memilih yang baik. Kesadaranlah yang
     memberikan arah kepada dorongan itu karena kesadaran dapat
     membedakan yang baik dan yang buruk.

  2. Ketertarikan

     Yaitu yang berhubungan dengan penampilan dan dapat dipilah
     menjadi ketertarikan naluriah dan ketertarikan rasional.

     Ketertarikan naluriah bersifat jasmaniah karena lebih terfokus
     pada penampilan fisik yang sehat dari lawan jenis. Ketertarikan
     naluriah adalah sesuatu yang wajar mengingat pemilihan pasangan
     akan bermuara pada pelanjutan keturunan yang sehat dan
     berkualitas untuk mempertahankan dan memperkuat eksistensi
     manusia di bumi.

     Ketertarikan rasional, yaitu yang berhubungan dengan daya tarik
     berdasarkan pertimbangan-pertimbangan logis.
     Pertimbangan-pertimbangan ini berpusat pada kualitas pribadi serta
     lebih bersifat psikologis dan dapat dipelajari melalui sikap dan
     tingkah laku serta karakter lawan jenis.

  3. Pendekatan

     Hasil penginderaan dan pilihan berdasarkan ketertarikan hanya
     berarti jika disusul dengan langkah-langkah pendekatan, yang
     meliputi tahap-tahap:
     a. perkenalan sebagai langkah pertama dalam proses dialog dengan
        orang yang berkemungkinan menjadi calon pasangan hidup;
     b. pertemanan/persahabatan yang dinyatakan dalam bentuk
        kebersamaan dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, bahkan
        saling menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi dan saling
        memerhatikan;
     c. pertunangan sebagai kesepakatan bersama antara 2 orang untuk
        memasuki pernikahan yang kemudian disetujui oleh keluarga atau
        orangtua;
     d. pernikahan.

     Setelah mencapai tahap pernikahan terjadi pendewasaan yang
     meliputi upaya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab baik
     perorangan maupun bersama-sama.

  Prinsip Kesepadanan

  Menikah adalah hak asasi seorang manusia. Jikalau seseorang yakin
  akan panggilannya atau karena sesuatu hal tidak ingin atau tidak
  bisa menikah itu adalah pilihan yang tidak salah. Sebelum menikah,
  seseorang harus memastikan apakah pasangannya sudah memenuhi syarat
  dan mampu untuk menjadi suami/istri dan orangtua yang baik bagi
  anak-anak yang kelak lahir dalam keluarga mereka.

  1. Seiman Kepada Yesus Kristus

     Dalam buku yang berjudul Tujuh Pilar Pernikahan, Jaliaman
     Sinaga mengungkapkan, "Pernikahan yang bahagia didasari oleh
     falsafah hidup yang sama. Falsafah hidup yang sama didasari oleh
     iman yang sama." Pendapat ini selaras dengan 2 Korintus 6:14,
     "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan
     orang-orang yang tak percaya... bagaimanakah terang dapat bersatu
     dengan gelap?"

     Menikah dengan pasangan yang tidak seiman merupakan pelanggaran
     terhadap prinsip-prinsip dasar pernikahan yang ditetapkan Tuhan,
     antara lain prinsip kesepadanan. Antara orang beriman dan orang
     yang tidak percaya tidak memunyai kesamaan rohani. Tidak mungkin
     2 orang yang mencintai dua hal yang bertentangan dapat tetap
     merupakan kesatuan yang erat, satu daging.

     Memilih pasangan yang bukan orang percaya untuk membangun
     pernikahan memiliki konsekuensi negatif bagi orang beriman, yaitu
     dapat membahayakan imannya sendiri dan penerusan imannya kepada
     anak-anaknya (Maleakhi 2:15).

  2. Kedewasaan Berpikir (Intelektualitas)

     Komunikasi merupakan salah satu kunci penting dalam pernikahan.
     Komunikasi yang baik akan terjalin bila pihak-pihak yang
     berkomunikasi memiliki pola pikir dan tingkat pemahaman serta
     wawasan yang setara. Kesenjangan pola pikir dan wawasan yang
     terlalu besar dapat menimbulkan kemacetan dalam berkomunikasi dan
     berpeluang menimbulkan pertentangan karena kesalahpahaman.

     Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang bisa berakibat
     pada ketidakharmonisan keluarga, bahkan membuka peluang untuk
     terjadinya perceraian maka pasangan yang akan menikah harus
     memerhatikan dan mempertimbangkan tingkat perbedaan jenjang
     pendidikan dan kemampuan berpikir dari pasangannya.

  3. Latar Belakang Budaya

     Tradisi budaya seseorang tidak boleh bertolak belakang dengan
     tradisi budaya pasangannya karena akan menghambat pembentukan
     keluarga yang harmonis secara optimal dan berpotensi menciptakan
     konflik keluarga. Misalkan seorang suami berlatar belakang budaya
     patrilineal sedangkan istri berlatar belakang budaya matrilineal,
     jika tidak ada kesepakatan bersama maka penentuan status kepala
     keluarga pasti akan menimbulkan masalah.

  4. Ekonomi/Status Sosial

     Sekalipun Alkitab mengajarkan untuk tidak membedakan orang
     berdasarkan status sosial tetapi tidak jarang dalam kenyataan --
     khususnya sehubungan dengan pernikahan -- hal ini tidak dapat
     diabaikan begitu saja. Pihak yang berasal dari status sosial yang
     dianggap lebih rendah atau golongan ekonomi yang lebih lemah
     selalu menjadi pihak yang tertekan. Pasangan suami istri bisa
     mengabaikan kesenjangan status dengan penerimaan diri satu dengan
     yang lainnya, tetapi seringkali tekanan-tekanan datang dari
     anggota keluarga yang lain.

  5. Perbedaan Usia

     Perbedaan usia antara suami dan istri harus dipertimbangankan.
     Secara natur, usia yang lebih tua memiliki potensi untuk lebih
     dulu mengalami berbagai gejala kemunduran kesehatan dibanding
     yang masih muda. Perbedaan usia yang terlalu jauh tidak akan
     terlalu berpengaruh pada usia pernikahan muda (di bawah lima
     tahun). Tetapi pada usia pernikahan madya (enam sampai dua puluh
     tahun) permasalahan akan mulai muncul dan berpuncak ketika
     memasuki usia pernikahan lanjut (dua puluh satu tahun ke atas),
     yaitu munculnya banyak masalah yang kompleks.

     Alkitab secara eksplisit tidak menentukan siapa yang harus lebih
     tua usianya antara suami dan istri, tetapi bagaimanapun juga Adam
     diciptakan Tuhan lebih dulu dari Hawa. Sebagai kepala dan
     pemegang otoritas tertinggi dalam keluarga, sebaiknya suami
     berusia lebih tua dari istri. Tetapi di sisi lain, istri bisa
     berusia lebih tua dari suami dengan syarat bahwa otoritas suami
     sebagai kepala keluarga harus tetap dihargai dengan penundukan
     diri istri.

  Diambil dan disunting dari:
  Nama situs: GPdI World Today
  Penulis: Standly Sampelan
  Alamat URL: http://www.gpdibrisbane.org/gwt/?p=887
  Tanggal akses: 7 September 2010

TELAGA ______________________________________________________________

                            PEMUDA DAN KARIER

  Dalam kehidupan, banyak anak remaja yang bingung mau melanjutkan
  sekolah ke mana, yang sudah kuliah pun bingung nantinya akan bekerja
  di bidang apa. Di sini diharapkan mereka dapat bergumul menentukan
  karier yang harus dia jalani atau profesi yang harus dia tekuni.

  Kita harus memiliki konsep yang jelas di manakah tempat kita di
  dalam hidup ini. Jikalau kita tidak memiliki pemahaman yang jelas di
  manakah tempat kita dalam hidup ini, kita dapat diibaratkan seperti
  daun yang tertiup angin. Istilah "tempat" di sini mengacu pada
  karunia kita dan jalur karier kita dalam hidup ini. Tidak bisa tidak
  jalur karier atau pekerjaan kita itu berpengaruh besar terhadap
  tujuan hidup ini. Kalau kita tidak mengetahui jelas apa jalur karier
  yang harus kita tempuh, maka akan sukar sekali menetapkan tujuan
  hidup kita.

  Pencarian dan Penentuan Karier

  Tahapan Perkembangan Karier menurut Donald Super

   1. Kristalisasi (usia 14 -- 18): pilihan masih samar namun mulai
      memikirkan beberapa kemungkinan.

   2. Spesifikasi (usia 18 -- 21): beranjak dari beberapa alternatif
      yang bersifat umum ke satu pilihan tertentu, namun semua masih
      dalam bentuk pertimbangan, belum berupa tindakan konkret.

   3. Implementasi (usia 18 -- 25): mengambil keputusan untuk menempuh
      jalur karier tertentu, menindaklanjuti keputusan dengan
      langkah-langkah konkret.

   4. Stabilisasi (usia 21 -- 30): membangun konsep diri yang sesuai
      dengan pilihan karier, mulai menancapkan akar pada karier
      tersebut, masa pemantapan.

   5. Konsolidasi (usia 30 -- 45): mengembangkan karier dan menjadi
      bagian dari karier itu.

  Kesimpulan

   1. Masa keraguan penuh dengan tantangan dan kesempatan. Jika
      berhasil, inilah saatnya kita membangun kepercayaan dan jati
      diri yang sesungguhnya. Sebaliknya, bila gagal, kita mengalami
      frustrasi dan kehilangan kepercayaan diri, jati diri pun tidak
      jelas.

   2. Masa pertumbuhan iman dihadapkan dengan pilihan untuk melibatkan atau
      tidak melibatkan Tuhan dalam proses pencarian dan pemantapan
      karier. Jika berhasil, inilah saatnya kita mematangkan iman,
      kita bertumbuh dari iman Sinterklas ke iman Salib. Bila gagal,
      kita apatis, iman tidak bertumbuh, mengaitkan pemeliharaan Tuhan
      hanya dengan berkat kasat mata.

  Amsal 3:5-6, "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan
  janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
  segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

  Diambil dan disunting dari:
  Nama situs: TELAGA.org
  Judul transkrip: Pemuda dan Karier (TELAGA No. T143A)
  Alamat url: http://www.telaga.org/audio/pemuda_dan_karier

  Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
  e-mail, silakan kirim surat ke: < konsel(at)sabda.org >

STOP PRESS __________________________________________________________

          DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI SITUS NATAL SABDA

  Bulan Oktober telah tiba. Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan
  pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan?

  Nah, dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA
  telah menyediakan wadah di Situs Natal Indonesia bagi setiap
  pelayan Tuhan agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal dalam
  bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa didapatkan, seperti
  Renungan Natal, Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal,
  Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi
  Buku Natal, Review Situs Natal, e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal,
  Lagu Natal, dan bahkan sarana diskusi tentang topik Natal.

  Yang istimewa adalah situs ini dirancang sebagai situs yang
  interaktif, sehingga pengunjung dapat mendaftarkan diri untuk
  berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis blog,
  memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan
  pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi Situs Natal
  Indonesia. Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan Kristus
  ke dunia 2000 tahun yang lalu ini dengan menjadi berkat bagi
  kemuliaan nama-Nya.

  ==> http://natal.sabda.org
_______________________________e-KONSEL ______________________________
Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan
informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling?
silakan kirim ke:
< konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel
Situs C3I: http://c3i.sabda.org
Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel
Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Konsel / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org