Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/211 |
|
e-Konsel edisi 211 (1-7-2010)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 211/1 Juli 2010 Daftar Isi: = Pengantar: Menolong Anak Menyongsong Masa Depan = Cakrawala : Mengenal Anak Prasekolah (Usia 3 -- 6 Tahun) = Tips (1): Memahami Bagaimana Anak-Anak Prasekolah Menghadapi Tekanan = Tips (2): Menolong Anak Prasekolah yang Berkebutuhan Khusus PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam kasih, Bulan Juli merupakan bulan yang istimewa bagi anak-anak Indonesia. Pemerintah telah menetapkan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Indonesia. Setiap tahun pemerintah mengagendakan sejumlah acara untuk memperingati acara tersebut. Publikasi e-Konsel pun tidak ingin ketinggalan untuk meramaikan Hari Anak Nasional yang tahun ini bertema: "Anak Indonesia Belajar untuk Masa Depan". Sepanjang bulan Juli, redaksi e-Konsel -- yang baru saja berganti formasi -- menyajikan tema Konseling Anak, secara khusus akan membahas seputar anak prasekolah dan anak usia sekolah dasar. Sebagai orang dewasa, kita harus menjadi penolong bagi setiap anak untuk menyongsong masa depannya yang cerah. Banyak masalah yang mengiringi tahap-tahap pertumbuhan mereka. Campur tangan orang tua, guru, maupun orang dewasa yang lain sangat mereka butuhkan untuk menolong mengatasi setiap permasalahan tersebut, diawali dengan mengenal permasalahan-permasalahan apa yang biasanya dialami anak-anak. Oleh karena itu, kami persembahkan kepada seluruh Pelanggan e-Konsel edisi perdana bulan Juli 2010 ini artikel-artikel yang dapat membantu Anda mengenal perkembangan anak usia prasekolah, masalah-masalah yang biasanya mereka alami, serta bagaimana membantu mereka mengatasi masalah tersebut. Selamat menyimak. Pimpinan Redaksi e-Konsel, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > http://c3i.sabda.org http://fb.sabda.org/konsel CAKRAWALA ____________________________________________________________ MENGENAL ANAK PRASEKOLAH (USIA 3 -- 6 TAHUN) Emosi anak-anak prasekolah diungkapkan secara bebas. Dalam usia 3 tahun, anak-anak mengalami banyak rasa takut -- terhadap binatang, monster dan mungkin juga terhadap "serigala besar yang jahat". Karena mereka memunyai kesulitan untuk membedakan antara fakta dengan khayalan, mereka perlu diyakinkan berulang-ulang oleh orang tua mereka. Anak usia prasekolah juga sering merasa khawatir, iri hati, ingin tahu, senang, dan sayang. Orang tua seharusnya memperkenalkan anak-anak prasekolah dengan anak-anak seusianya. Dalam usia 3 tahun, anak-anak jarang berinteraksi dengan anak-anak lain yang bermain di ruangan yang sama. Namun, permainan paralel semacam itu akan segera berakhir ketika anak-anak mulai berinteraksi. Akhirnya, anak-anak prasekolah tidak terlalu berpusat pada diri sendiri lagi dan belajar untuk merasa empati pada orang lain. Pada tahap ini, sebuah taman kanak-kanak dengan staf pengajar yang bagus bisa memberi fasilitas untuk perkembangan sosial. Selama 2 atau 3 hari seminggu jauh dari ibunya akan berakibat positif bagi anak-anak dan memberi kesempatan kepada ibu untuk beristirahat. Collins (1971, 50) menyatakan bahwa permainan pada masa anak-anak memberi kesempatan untuk menyalurkan energi; memberikan stimulasi yang diperlukan; membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motorik; dan memampukan anak-anak untuk memerankan dan belajar memahami peranan orang dewasa. Antara usia 3 sampai 6 tahun, anak-anak menambah ribuan kata dalam kosakata mereka dan mulai bernalar dengan konkret. Namun, mereka tetap hidup dalam dunia yang kecil. Mereka masih berpikir bahwa sebagian besar peristiwa pada satu segi berpusat pada mereka, dan bahwa hampir semua orang melihat sesuatu seperti cara mereka. Selama masa-masa yang penting ini, anak-anak mengambil langkah besar untuk bersikap mandiri. Mereka belajar makan sendiri dan memotong-motong makanan mereka sendiri di piringnya. Mereka mulai berpakaian sendiri, biasanya dengan petunjuk orang tua tentang apa yang harus dipakai dan bukan tentang bagaimana memakainya. Mereka sudah terlatih menjaga kebersihan, menggunakan kamar mandi jika mereka membutuhkan, dan setelah itu membersihkan diri sendiri. Mereka tidak lagi terlalu bergantung pada ibu mereka secara sosial karena mereka mulai memunyai banyak teman. Tahun-tahun prasekolah merupakan masa-masa ketika identitas seksual diteguhkan. Anak-anak membutuhkan orang tua yang sejenis untuk mengidentifikasikan diri dan menolong sebagai figur teladan. Waktu yang dihabiskan dengan anak-anak prasekolah harus kuantitatif dan kualitatif. Meskipun orang tua harus menghindari tugas-tugas peniruan, meminta anak laki-laki membantu ayah mereka mengerjakan tugas yang biasa dikerjakan kaum pria, dan anak perempuan membantu ibu mereka akan membantu proses identifikasi seksual. Selama tahun-tahun ini, pada umumnya anak-anak melalui tahap pemikiran bahwa mereka akhirnya akan menggantikan orang tua dan menikah seperti orang tuanya. Orang tua harus memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak laki-laki dan perempuan, tetapi mereka harus menghindari stimulasi yang berlebihan terhadap anak-anak prasekolah. Anak-anak yang lebih muda bisa saja akan terus mengikuti orang tua mereka ketika berpakaian, menggunakan toilet, atau mandi, dan bahkan tidur di tempat tidur yang sama. Orang tua harus dengan lembut tetapi tegas meminta mereka menghentikan kegiatan itu. Anak-anak prasekolah biasanya tidak akan terlalu keberatan, dan akan menuntut privasi mereka sendiri. Masalah Umum Anak Masa Prasekolah Kemarahan Banyak anak prasekolah yang mengungkapkan kemarahan secara tiba-tiba. Dalam hal ini orang tua jangan memberikan apa yang diminta anak sebagai tanggapan terhadap kemarahannya itu, sebab hal itu akan dipandang anak sebagai pahala. orang tua harus mengabaikan kemarahan pertama anak. Jika usaha ini tidak berhasil untuk meredakan kemarahannya, orang tua perlu berbicara dengan tegas. Dalam beberapa kasus anak perlu dipukul. Cacat Sikap orang tua dan perkembangan anak secara umum bisa sangat dipengaruhi oleh kondisi cacat (Bentovim, 1972). Anak cacat bisa menjadi terlalu bergantung dan menarik diri. orang tua dan anggota keluarga lainnya yang merasa kasihan terhadap anak itu mungkin akan membiarkan anak itu bersikap begitu, tetapi hal itu akan menimbulkan masalah perilaku. Anak yang cacat harus didorong untuk sebisa mungkin mandiri, tanpa menyangkal kondisi cacatnya. Kegemukan Kegemukan menghancurkan citra diri anak dan membuatnya diejek teman-temannya, jadi orang tua harus mencegah masalah itu dengan risiko apa pun. Memberi anak terlalu banyak makanan, kemudian meminta mereka "untuk membersihkan piringnya" bisa menyebabkan kegemukan. Mengompol Masalah ini biasa untuk anak masa prasekolah, tetapi itu akan menjadi masalah besar jika masih berlanjut sampai masa sekolah. Kurang lebih 16 persen anak-anak kadang-kadang masih mengompol setelah berumur 5 tahun (Rae-Grant, Carr, dan Berman, 1983, 181). orang tua tidak boleh mengolok-olok anak yang masih mengompol; sebaliknya orang tua sebaiknya menyuruh anak itu untuk membersihkan tempat tidurnya setiap kali hal itu terjadi. Buang Air Besar di Celana -- Enkopresis Seperti halnya mengompol, hal ini juga merupakan hal yang normal untuk anak masa prasekolah. Jika hal ini terus berlanjut setelah umur 4 tahun, orang tua bisa melakukan konsultasi dengan ahli psikologi. Kadang-kadang, mengompol atau buang air besar di celana merupakan masalah medis yang bisa diobati dengan obat-obatan tertentu. Menggigit Jari Anak yang masih suka menggigit jari pada usia ini merupakan hal yang normal. Untuk menghilangkan kebiasaan ini, anak perlu ditawari hadiah; namun hukuman untuk hal ini tidak disarankan. "Gerenyet" Perilaku seperti gerakan tiba-tiba yang tidak pantas, seperti mengedipkan mata dan berdehem terus-menerus disebut gerenyet. Anak yang memiliki perilaku seperti ini mungkin memerlukan konseling karena perilaku ini biasanya disebabkan oleh konflik emosional yang mendasarinya. Gerenyet tersebut akan hilang dengan sendirinya jika konflik tersebut diselesaikan (Freedman, Kaplan, dan Saddrock, 1975, 1398-1399). Pengobatan mungkin juga dapat dipakai untuk mengatasi masalah itu sementara. Gagap Gagap pada anak prasekolah dipandang normal dan biasanya akan hilang saat anak itu berumur 6 tahun. Gagap biasanya disebabkan oleh ketidakmatangan neurologis. orang tua sebaiknya mengabaikan hal ini kecuali hal itu berlanjut sampai masa sekolah. Makin banyak diberi perhatian, masalah ini justru makin bertambah parah. Rasa Takut dan Masalah Tidur Rasa takut terhadap binatang sangat biasa selama usia ini dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. orang tua harus meyakinkan anak itu berulang-ulang. Mimpi buruk dan teror malam mungkin merupakan akibat konflik emosional. Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pengobatan, terutama dengan teror malam di mana anak-anak berteriak dan meronta-ronta tetapi tidak bangun. Lampu malam mungkin bisa membantu. Anak-anak harus didorong untuk kembali ke kamar mereka lagi, dan jangan tidur di kamar orang tua. Mengigau merupakan hal yang biasa terjadi pada anak-anak kecil. Jika itu terjadi berulang kali, mungkin dibutuhkan pengobatan. Depresi Depresi merupakan hal yang biasa dialami setelah anak kehilangan orang tua atau benda yang dikasihi. Depresi sering kali muncul dalam bentuk penarikan diri, kesedihan yang berlarut-larut, dan peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas yang mencolok. Mungkin dibutuhkan konseling; kadang-kadang obat antidepresan dengan dosis rendah bisa diberikan. Stres Sekolah minggu, pindah ke rumah yang baru, kunjungan ke dokter gigi atau ke dokter, atau kelahiran adik mungkin menyebabkan stres yang cukup berat bagi anak. Orang tua perlu mempersiapkan anak itu dengan membicarakan kejadian itu dengan jujur. Orang tua harus memberi tahu anak-anak jika akan mempekerjakan pengasuh untuk mengurangi stres anak. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Pengantar Psikologi dan Konseling Kristen (2) Judul buku asli: Introduction to Psychology and Counseling Penulis: Paul D. Meier; Frank B. Minirth, M.D.; Frank B. Wichern, PH.D; Donald E. Ratcliff, PH.D Penerjemah: Johny The Penerbit: PBMR ANDI, Yogyakarta 2004 Halaman: 25 -- 29 TIPS 1 _______________________________________________________________ MEMAHAMI BAGAIMANA ANAK-ANAK PRASEKOLAH MENGHADAPI TEKANAN Anak-anak berumur 3 sampai 5 tahun mengalami rasa kehilangan, ketakutan, dan situasi-situasi yang tidak biasa, jauh berbeda dengan orang-orang dewasa. Setiap anak prasekolah memiliki fase-fase perkembangan tersendiri. Jika Anda memahami bagaimana anak prasekolah Anda memikirkan tentang dunianya, Anda dapat menolongnya menghadapi masa-masa sulit dengan lebih baik. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat anak Anda tumbuh secara sosial dan emosional. Anak prasekolah belajar: - Menggunakan kata untuk mengungkapkan perasaan-perasaan. - Mengendalikan situasi dengan membicarakannya. - Mengatasi frustrasi dan menunggu sesuatu terjadi. - Berteman dan berhubungan dengan orang lain. - Mengerti bahwa beberapa tindakan boleh dilakukan, sedangkan tindakan lainnya tidak boleh dilakukan. - Mencari perlindungan dari Anda agar dia merasa aman. - Bergantung kepada Anda untuk membantunya membentuk rasa percaya diri. - Bermain untuk menyelesaikan masalah-masalah dan mencoba solusi-solusi yang berbeda-beda. - Bergantung pada rutinitas agar merasa aman dan percaya diri menyelesaikan tugas-tugas dan bangga dengan kemampuan-kemampuannya. - Mencoba situasi-situasi baru dan mengambil risiko. Situasi atau perubahan sehari-hari yang dapat menarik perhatian atau membuat anak prasekolah Anda marah: - Bayi baru di rumah. - Guru prasekolah atau pengasuh bayi baru. - Dipisahkan dari orang-orang yang menyayanginya. - Penitipan anak, taman kanak-kanak, atau SD. - Perubahan-perubahan dari rutinitas-rutinitas sehari-hari. - Memberikan atau menghilangkan benda/mainan favoritnya. - Pindah ke tempat tidur, kamar, atau rumah baru. Anak-anak prasekolah sering menunjukkan perasaan mereka lewat tindakan daripada kata-kata. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan: - Ketergantungan yang tidak biasa. - Takut sendirian atau tanpa Anda. - Lebih sering memperlihatkan luapan atau cetusan kemarahan. - Memukul atau menggigit. - Membasahi tempat tidur atau mengisap jempol lagi. - Makan lebih banyak atau sedikit dari biasannya. - Tidak bisa tidur atau istirahat. - Lebih sering menangis. - Sedikit tersenyum, sedikit tertawa. - Tidak mau mencoba hal-hal baru. - Terganggu oleh keributan-keributan yang tiba-tiba dan keras. - Sering berjalan-jalan, terjatuh, atau menjatuhkan barang-barang. - Kurang terbuka atau bergaul seperti biasanya. Ingatlah bahwa sikap-sikap ini terkadang muncul pada semua anak. Akan tetapi, jika sikap-sikap itu berlangsung terus-menerus atau sering terjadi, sikap-sikap itu bisa menjadi tanda tekanan. Waktu Keluarga Kedekatan fisik dan emosional saat makan atau bermain permainan bersama membantu anak prasekolah Anda merasa lebih aman. Gunakan waktu ini untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Apa bagian terbaik dan terburuk bagimu hari ini?" Tugas Rumah Tangga Jika Anda membiarkan anak Anda membantu mengerjakan pekerjaan rumah hal ini akan membuat -- baik Anda maupun anak Anda -- bangga akan pekerjaannya. Tanggung jawab yang baru seperti memilih baju yang akan dipakai dapat membuatnya lebih percaya diri. Pakailah kesempatan ini untuk menggunakan kaos kaki sebagai boneka tangan untuk bermain drama dan menanyakan pertanyaan seperti, "Apa yang membuatmu bahagia atau marah?" Berjalan-Jalan Entah Anda berjalan-jalan di sekitar rumah Anda, maupun ke luar kota atau luar negeri, kegiatan ini membantu anak Anda mengenali pencapaian orang-orang dari kebudayaan atau latar belakang yang berbeda. Cobalah menggunakan pernyataan-pernyataan sederhana seperti, "Setiap orang memunyai perasaan sepertimu." Waktu untuk Bercerita Saat membaca cerita-cerita bersama, tunjuklah satu karakter yang dapat mengatasi sebuah situasi dengan positif. Tanyakan kepada anak Anda, "Apa yang akan kamu perbuat?" (t/Uly) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Judul artikel asli: Understanding How Preschoolers Handle Stress Nama situs: 123 Sesame Street Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.sesamestreet.org/parents/topics/stress/stress04 Tanggal akses: 1 Juli 2010 TIPS 2 _______________________________________________________________ MENOLONG ANAK PRASEKOLAH YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS ANAK HIPERAKTIF Anak hiperaktif secara klinis berbeda dengan anak yang tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama. Anak hiperaktif sering memiliki perasaan seperti orang yang terkurung dalam kamar dengan televisi, radio, dan dua mesin penyedot debu yang semuanya dinyalakan secara maksimal dalam waktu bersamaan. Bisakah Anda bayangkan betapa berisiknya hal itu? Sebuah kelas sering kali menjadi "terlalu berisik" bagi anak hiperaktif. Anak hiperaktif tidak dapat memilah dan memusatkan pikiran pada satu hal pada satu saat. Mereka cenderung terus menerus bergerak baik secara mental maupun fisik. Karena anak hiperaktif tidak dapat duduk diam, tidak dapat mendengarkan, atau bahkan tidak dapat mengerjakan suatu pekerjaan dalam jangka waktu yang lama, maka mereka mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal yang lain dan sering kali mengganggu anak-anak lain pada saat yang sama. 1. Anak hiperaktif membutuhkan kasih dan kesabaran khusus dari Anda. Anak-anak ini sering kali memerlukan bimbingan dan perhatian ekstra dari para orang dewasa di sekitarnya. Jadi, sangatlah bijaksana jika ada pembimbing tambahan ketika anak hiperaktif menjadi bagian dari kelas Anda. Carilah orang yang baik dan penyayang yang akan memerhatikan kebutuhan-kebutuhan khusus anak tersebut. 2. Bantulah anak hiperaktif untuk memilih aktivitas-aktivitas yang tenang sehingga dapat menolong mengumpulkan energi mereka pada satu tempat. Anak hiperaktif akan berfungsi paling baik jika ia melakukan aktivitas yang paling minimum gangguannya dan yang bisa memusatkan perhatian mereka. 3. Jangan lupa untuk memerhatikan juga kebutuhan anak-anak lainnya pada saat yang sama. Anda tidak bisa membiarkan seseorang atau beberapa anak mengganggu anak-anak lainnya untuk hal-hal yang tidak perlu atau membuat kekacauan di kelas. 4. Berbicara secara pribadi, dengan sikap yang penuh kasih dan pengertian, kepada orang tua si anak hiperaktif. Dapatkan informasi langsung dari orang-orang terdekat tentang cara-cara paling efektif untuk merawat anak mereka. orang tua akan sangat menghargai perhatian Anda terhadap keadaan anak tersebut. Karena orang tua mengenal anaknya lebih baik dibandingkan dengan orang lain, maka mereka pasti dapat memberikan saran bagaimana mengadakan pendekatan yang sudah terbukti dapat membantu. ANAK PEMALU Anak yang pemalu mungkin cenderung merasa tidak aman dan ketakutan. Mungkin dia memunyai sifat alamiah yang introvert. Setiap anak perlu merasa aman dan dicintai. Jangan pernah memanggil seorang anak "pemalu" (anak itu mungkin mencoba hidup dengan label yang Anda berikan kepadanya!) Jangan memaksakan anak yang pemalu untuk berbicara di kelompok besar. Jangan pernah mempermalukan anak ketika dia memberi respons! Anak yang pendiam biasanya akan merasa lebih aman berbicara dalam kelompok kecil di mana setiap anak berpartisipasi dengan bebas. Anak seperti ini lambat laun bisa memberi respons dalam kelompok besar setelah memiliki banyak pengalaman dalam kelompok kecil yang informal. Pastikan anak-anak pendiam menerima perhatian dan dorongan semangat pribadi dari Anda. Sangatlah mudah melupakan mereka. Tolonglah anak-anak pemalu secara konsisten agar mereka merasa diterima dan penting tanpa membuat anak itu pusat perhatian kelompok. ANAK AGRESIF Anak yang paling memerlukan kasih sayang dan penerimaan biasanya adalah anak yang sikapnya membuat orang lain merasa terganggu dan kesal. Kecenderungan untuk tidak memberikan kasih sayang kepada anak yang bersikap tidak menyenangkan biasanya mengakibatkan tindakan agresif dan tidak baik karena anak itu sangat ingin diperhatikan. Seperti dengan anak lainnya, peraturan yang baik adalah menerima anak yang agresif apa adanya, tidak memaksa anak berubah agar mendapatkan perhatian Anda. Akan tetapi, setiap kali ada tindakan positif, pastikan ia tahu bahwa Anda menghargai usaha-usahanya. Teladan baik Anda, saat menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak agresif dengan mendorong dan menguatkan mereka, akan membantu mengajarkan kepada semua anak cara-cara untuk berhubungan dengan teman yang lain. Jika anak yang agresif marah atau melukai anak yang lainnya, Anda perlu tegas, tetapi tetap bersikap ramah. Pisahkan anak agresif dari situasi itu. Terangkan dengan jelas sikap-sikap yang diperlukan agar dia bisa kembali ke kelompok itu. (t/Ratri dan Uly) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Judul asli artikel: Helping Children With Special Needs Judul buku: Sunday School Smart Pages Penyunting: Wes dan Sheryl Haystead Penerbit: Gospel Light, USA 1992 Halaman: 65 _______________________________e-KONSEL ______________________________ Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling? silakan kirim ke: < konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel Situs C3I: http://c3i.sabda.org Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Sri Setyawati Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 Konsel / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |