Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/210 |
|
e-Konsel edisi 210 (15-6-2010)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 210/15 Juni 2010 Daftar Isi: = Pengantar: Merencanakan Liburan yang Menyenangkan = Cakrawala (1): Rekreasi Kristiani = Cakrawala (2): Liburan dan Berlibur di Luar Rumah = Tips: Liburan Itu Penting Karena Lebih dari Sekadar Bersenang-senang PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Bila hari libur tiba, apa yang biasanya Pembaca pikirkan? Apakah Anda memanfaatkan liburan tersebut untuk mengunjungi suatu tempat, kerabat, atau di rumah saja mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya tidak sempat dilakukan di hari kerja? Atau biasanya berlibur atau tidak itu tergantung dari kondisi keuangan? Memang ada banyak pilihan untuk berlibur, ada banyak hal pula yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan supaya liburan benar-benar menyenangkan. Karena liburan bertujuan untuk menyegarkan tubuh dan pikiran maka diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang. Bila saat ini Pembaca sedang merencanakan untuk berlibur, pada edisi ini Redaksi sajikan edisi yang khusus menyajikan saran-saran untuk merencanakan liburan. Simak baik-baik dan jadikan liburan kali ini berbeda dari biasanya. Selamat berlibur. Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani http://c3i.sabda.org http://fb.sabda.org/konsel CAKRAWALA (1) ________________________________________________________ REKREASI KRISTIANI Sebagaimana tersimpul dari asal katanya, "re-" [ulang] dan "kreasi", rekreasi adalah sesuatu yang telah menjadi rusak dan perlu dipulihkan kepada keadaan semula -- sebuah tubuh yang sehat yang memiliki susunan yang seimbang, suatu kehidupan emosional yang stabil dan ekspresif. Rekreasi adalah sebuah cara, walaupun bukan satu-satunya cara, untuk memulihkan tubuh, pikiran, dan jiwa, sehingga mendatangkan kelegaan. Rekreasi juga merupakan salah satu dimensi dari kesenangan. Rekreasi sebagai Kesenangan yang Bermanfaat Kamus New Lexicon edisi tahun 1988 mendefinisikan rekreasi sebagai "aktivitas dan saat yang menyenangkan untuk penyegaran dan penghiburan". Sebagai kesenangan yang bermanfaat, rekreasi dapat muncul dalam banyak bentuk, yang biasanya dipilih untuk alasan-alasan pribadi atau tekanan sosial. Rekreasi dengan kewajiban seperti itu mengikutsertakan disiplin untuk perbaikan pribadi, kompetisi, dan uji keterampilan. Semuanya ini mungkin dilakukan dengan berbagai alasan: meningkatkan kinerja, kerinduan untuk mengungkapkan energi kompetitif di arena yang aman, kebutuhan untuk membuktikan kemampuan seseorang atau untuk mewakili sesuatu. Di dunia Barat hampir semua bentuk rekreasi dikemas secara profesional dan industri hiburan raksasa mempromosikan secara tepat sasaran, dengan perlengkapan yang memadai, dan telah dilatih secara profesional. Seperti halnya kostum olahraga serta perlengkapannya sekarang telah menjadi satu kebutuhan tersendiri, karena selain unsur kesenangan dan segi olahraganya, unsur penampilan dalam kegiatan itu juga tidak kalah pentingnya. Pilihan rekreasi tidak hanya dipengaruhi oleh situasi sosial dan kepribadian kita (saya cenderung untuk menghindari olahraga yang kompetitif dan saya lebih suka mendayung dan berjalan kaki), mereka juga dipengaruhi oleh situasi kehidupan. Kegiatan bertukang menjadi rekreasi bagi saya ketika saya melayani sebagai seorang pendeta. Ketika saya menjadi perintis gereja baru, saya hidup sebagai seorang tukang kayu, saya memperoleh kesegaran dengan membuat perabotan dari bahan dasar kayu. Ketika istri dan saya tinggal di daerah pinggiran di Afrika, kami sering berjalan-jalan di sore hari sebelum matahari terbenam. Tetangga kami selalu bertanya, "Mau pergi ke mana?" Ketika kami menjawab, "Hanya jalan-jalan", mereka memandang dengan rasa tidak percaya karena berjalan bagi mereka sama dengan pergi ke pasar dan bukan sebagai bagian dari rekreasi. Dari kejadian ini, adalah mudah untuk menyimpulkan bahwa orang yang hidup di negara yang belum berkembang tidak membutuhkan rekreasi. Tetapi sebenarnya mereka membutuhkannya, hanya saja mereka memilih apa yang cocok dengan kultur mereka: menghabiskan setengah harinya di desa pada hari pasar, minum-minum teh dengan teman-teman sambil mengobrol, dan anak-anak biasanya menemukan olahraga dan permainan mereka sendiri. Robert Bolles dalam buku "The Three Boxes of Life" menjelaskan adanya kurun waktu dalam kehidupan kita yang tidak seimbang: pendidikan untuk dua puluh tahun pertama dalam kehidupan, bekerja selama empat puluh tahun hingga kita pensiun, diikuti dengan menikmati kesenangan hidup sampai kita mati. Ia berargumen bahwa apa yang kita butuhkan ialah suatu keseimbangan yang lebih baik antara ketiga tahapan itu sepanjang hidup, termasuk melakukan pekerjaan yang penuh makna pada masa pensiun, walaupun mungkin tanpa dibayar. Bahkan rekreasi dapat menjadi membosankan jika tidak ada lagi yang bisa dilakukan dalam hidup. Walaupun begitu rekreasi masih tetap menjadi bagian kehidupan bagi orang Kristen dan orang lain. Apa yang Membuat Rekreasi Menjadi Kristiani Mungkin ada yang berpikir bahwa menjadi anggota tim sepakbola sebuah gereja membuat olahraga itu menjadi lebih "rohani". Siapa pun yang pernah bermain dalam tim seperti itu tahu bahwa konflik antara kedagingan dan roh sama dahsyatnya dalam sebuah tim Kristen, meski sumpah serapahnya memang lebih sedikit. Rekreasi yang lain adalah mengikuti tur dengan sebuah kapal pesiar Kristen atau dengan bermain di sebuah taman Kristen. Tetapi apa yang membuat rekreasi itu "bernilai Kristiani" bukanlah dinilai dari karakter atau konteks religiusnya karena kedua unsur ini tidaklah penting. Hati harus berhubungan erat dengan karakter yang membuatnya melakukan sesuatu yang memang adalah keinginan orang itu. Pada butir pertama, kita dibawa kembali kepada mandat tiga berganda dari Allah kepada manusia pada pasal-pasal awal kitab Kejadian: (1) hidup berkomunikasi dengan Allah (2) membangun komunitas kebersamaan manusia, keluarga, gereja, dan bangsa (Kejadian 1:26) dan (3) mengekspresikan kreativitas bersama dalam membuat dunia ciptaan Allah berfungsi dan mengembangkan potensi yang ada di dalamnya (Kejadian 2:15). Rekreasi yang mengikis persekutuan kita dengan Allah, seperti permainan yang memakai kuasa kegelapan atau yang mendorong terjadinya kompetisi kekuatan fisik (seperti tinju dan gulat) atau yang merusak lingkungan (seperti mengendarai kendaraan di alam liar), tidaklah sinkron dengan panggilan tiga berganda Allah kepada kita. Sebaliknya, rekreasi yang mendorong terjadinya kejenakaan di hadapan hadirat Allah (seperti golf), membangun kerjasama dan memperdalam hubungan (seperti bermain bola) atau mendorong penatalayanan atas bumi (seperti berlayar atau balapan di tempat terbuka) harus lebih diutamakan. Menjadi orang Kristen tidak berarti membuat kita menjadi seperti malaikat, karena kita harus tetap menjadi manusia seutuhnya. Rekreasi seharusnya mengekspresikan kemuliaan kemanusiaan kita, tanpa menghilangkan kemanusiaan pemainnya dan bumi tempat kita bermain. Suatu rekreasi menjadi Kristiani bukan karena label religiusnya atau karena kita melakukannya dengan sesama orang Kristen, tetapi karena hal itu sesuai dengan rencana Allah bagi manusia, suatu tujuan di mana Allah memperbaiki kita. Tetapi bukan hanya itu. Pada butir yang kedua, rekreasi menjadi Kristiani karena dilahirkan dari realitas Injil. Artinya sangat sederhana: bermain dengan kasih karunia dan bukannya dengan bekerja. Gagal memanfaatkan waktu untuk rekreasi dengan alasan "banyak pekerjaan" atau "terlalu sibuk" biasanya merupakan sebuah indikasi bahwa doktrin pembenaran oleh kasih karunia melalui iman belum menembus kehidupan di waktu luang kita. Paradoksnya, sebagaimana diketengahkan oleh Leland Ryken, "banyak orang yang merasa bersalah karena mengambil waktu untuk bersenang-senang, mereka juga merasa bersalah karena mereka bekerja terlalu keras." Selain itu, rekreasi adalah salah satu dari pekerjaan-pekerjaan "kecil" yang kita lakukan yang tidak kita upayakan untuk membuktikan sesuatu kepada Allah atau bahkan kepada diri sendiri. Kristus telah membuktikan dan menyetujuinya. Oleh karena itu kita memiliki kebebasan untuk bermain dengan sepenuh hati. Kita dapat sungguh-sungguh melakukannya karena Injil membebaskan kita untuk beristirahat sepenuhnya. Rekreasi adalah kreasi yang sejajar dengan rencana Allah untuk tatanan yang dikreasikan. Dengan rekreasi kita diundang untuk bersantai dalam kasih karunia Allah dan bukan lewat prestasi kerja kita. Tetapi akhirnya rekreasi juga memiliki makna eskatologis, menunjuk kepada penciptaan ulang (re-kreasi) Allah terhadap alam semesta. Oleh karena itu dengan berekreasi kita sebenarnya sudah mulai mencicipi kehidupan dalam Kerajaan Allah. Luther juga mengatakan bahwa "Kehidupanlah yang menjadikan seorang menjadi seorang teolog dan bukan kematian dan keadaan terkutuk, bukan pemahaman, membaca dan berspekulasi".[1] Bukankah dengan bermain -- salah satu dimensi dari kehidupan -- kita menjadi praktisi teolog yang merefleksikan keyakinan yang nyata tentang kebaikan, kasih karunia, dan rencana akhir Allah. [Sumber: R. Paul Stevens, "Recreation" dalam Robert Banks et.al., The Complete Book of Everyday Christianity, InterVarsity Press.] Catatan kaki: [1] A.E. McGrath, Luther`s Theology of the Cross: Martin Luther`s Theological Breakthrough, hal. 152 Diambil dan disunting dari: Judul majalah: Kalam Hidup, Juli 2005 Penulis/penerjemah: Ridu Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2005 Halaman: 4 - 8 Artikel ini pernah dipublikasikan di Publikasi e-Konsel edisi 102: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/102 CAKRAWALA (2)_________________________________________________________ LIBURAN DAN BERLIBUR DI LUAR RUMAH Jika dilihat dari sisi positifnya, liburan di luar rumah cenderung memberikan rasa senang dan petualangan karena acara tersebut merupakan istirahat dari pekerjaan rutinitas sehari-hari. Banyak perjalanan dan aktivitas di luar yang memberi kesempatan untuk menguasai beberapa keahlian baru, bertemu dengan orang baru, melihat tempat baru, mengunjungi teman lama, mendatangi saudara/kerabat, mengenal teman baru, dan juga memperluas jaringan untuk masa mendatang. Teman saya pernah mengatakan, "Aku suka sekali bepergian karena aku bisa menyimpan memori-memori baru." Perjalanan dan liburan tidak hanya membangkitkan semangat tetapi juga menentramkan hati orang tua karena putra-putri mereka meluangkan waktu bersama mereka seharian. Perjalanan liburan juga sangat menyenangkan karena Anda dapat berbagi kegembiraan dengan anak-anak Anda mengenai ketidaksabaran mereka akan acara yang akan datang. Penting sekali bagi keluarga untuk membantu menumbuhkan kebersamaan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua anggota keluarga. Tetapi tidak dapat disangkal pula terkadang liburan keluarga tidak semenarik yang diharapkan. Ironis bila liburan -- yang "seharusnya" menjadi saat-saat menyenangkan bagi semua orang yang ikut serta, sering kali cenderung menjadi sebaliknya -- liburan itu justru menampilkan sifat-sifat terburuk anggota keluarga. Para orang tua mungkin telah mengeluarkan banyak usaha dan biaya untuk liburan keluarga, namun mereka kemudian justru mendapat banyak keluhan dari anak-anak dan bukannya ucapan terima kasih. Para orang tua berharap bisa beristirahat, namun mereka mendapati bahwa mereka ternyata bekerja lebih keras dari biasanya. Mereka sibuk menenangkan pertengkaran antara satu anak dengan yang lain (yang cenderung bertambah ketika anggota keluarga tinggal di kamar yang sama), melakukan kegiatan-kegiatan rutin di tengah-tengah lingkungan yang baru, dan menghadapi masalah yang tidak diharapkan terjadi -- seperti masalah dengan mobil atau binatang peliharaan yang hilang. Beberapa Saran Mengenai Liburan 1. Anda tidak perlu selalu pergi ke suatu tempat setiap liburan. Kadang-kadang akan lebih santai jika Anda berlibur di rumah. Berjalan-jalanlah di sekitar tempat tinggal Anda. Luangkan lebih banyak waktu bersama putra-putri Anda untuk mengerjakan suatu proyek yang biasanya Anda abaikan karena tidak punya waktu. Gunakan waktu dan dana liburan untuk membantu putri Anda membenahi kamarnya, misalnya. 2. Pertimbangkan untuk berlibur dengan anak Anda satu per satu. Liburan bersama satu anak saja -- meskipun hanya semalam -- seringkali memberi kesempatan untuk menjalin komunikasi yang lebih dalam dibandingkan dengan kehidupan keluarga sehari-hari yang terburu-buru dan sibuk. Anda dengan salah seorang anak Anda dapat mengunjungi bioskop atau museum di luar kota. Untuk menghindari rasa lelah, tidak perlu makan malam sebelum pergi ke bioskop; gantilah waktu makan malam di rumah makan dengan makan di atas tempat tidur hotel/losmen tempat Anda tidur dengan menyantap makanan kering, buah, dll. yang dibeli di toko/warung terdekat. Perbincangan antara ayah/ibu dan anak di luar peranan mereka di rumah, sangatlah luar biasa. Keluar bersama satu anak tidak hanya dilakukan saat liburan saja. Kebanyakan keluarga sekarang ini cenderung "melumat" seluruh anggota keluarga menjadi satu (ini lebih mudah karena Anda menjadi tahu di mana semua orang berada). Bagaimanapun juga, setiap anak unik dan memiliki hubungan yang unik dengan masing-masing dari orang tuanya. Setiap dari anggota keluarga Anda akan mendapatkan manfaat dari menghabiskan waktu bersama satu dengan yang lain. Anda bisa melakukannya dengan berjalan-jalan, bermain permainan ringan, berbelanja, dan juga acara berlibur bersama-sama. 3. Rencanakanlah jauh-jauh hari. Rencanakanlah perjalanan Anda jauh-jauh hari supaya ada waktu untuk semua orang membagikan ide mereka mengenai bagaimana mereka ingin menggunakan waktu keluarga dan dana keluarga. Acara mendiskusikan rencana ini juga bisa menjadi hal yang menyenangkan. Pelajari apa impian dari setiap orang dalam hal berlibur. Apapun yang Anda rencanakan, jangan buat jadwal yang terlalu padat yang membuat semua orang sangat kelelahan dan tidak ada waktu untuk beristirahat atau tidak ingin berjalan-jalan lagi. 4. Buatlah daftar mengenai apa yang akan Anda bawa. Ajarkan anak-anak untuk membuat daftar sendiri. Bahkan anak yang belum bisa menulis bisa mengutarakan apa yang ingin mereka lakukan, sehingga Anda bisa menuliskannya untuk mereka. Anak-anak perlu tahu peraturan-peraturannya. Sebagai contoh, apabila semua hendak terbang ke suatu tempat, barang yang dibawa tidak bisa terlalu banyak. Anak berumur 3 tahun pun bisa diberi pengertian bahwa sepeda roda tiga tidak akan bisa dimasukkan ke dalam koper. 5. Tuliskanlah catatan harian. Salah satu anak yang lebih dewasa bisa diajarkan untuk membuat buku harian perjalanan untuk mencatat tempat-tempat yang dikunjungi, dan sebagainya. 6. Anak-anak ikut berpartisipasi. Anak-anak diharapkan dapat membantu memasukkan barang dan mengeluarkan barang bawaan dari mobil, mengawasi setiap barang bawaan masing-masing, tidak berkeliaran, dan mematuhi peraturan keamanan dengan cara penyampaian yang sesuai dengan usia mereka. (t/Hilda) Diambil dan disunting dari: Judul asli artikel: Outings and Vacations Judul buku: Child Care, Parent Care Penulis: Marilyn Heins, M.D. dan Anne M. Seiden M.D. Penerbit: Doubleday Company, Inc., New York 1987 Halaman: 99 -- 100 TIPS _________________________________________________________________ LIBURAN ITU PENTING KARENA LEBIH DARI SEKADAR BERSENANG-SENANG Dirangkum oleh: Ratri Banyak orang yang tidak cukup sering berlibur. Sekitar setengah dari pembaca artikel ini tidak mengambil waktu untuk berlibur setiap tahunnya; bahkan, banyak di antara pembaca yang tidak pernah berlibur! Dengan meningkatnya kesibukan, ketika kita berlibur kita seringkali juga membawa pekerjaan sehingga pikiran kita masih saja berpusat pada pekerjaan yang sebenarnya ingin kita jauhi. Ini adalah hal yang merugikan karena: 1. Liburan meningkatkan kreativitas. Liburan yang baik dapat membantu kita untuk menyediakan waktu bagi diri sendiri dan lebih mengenal diri kita. 2. Liburan dapat melepaskan kita dari kelelahan. Para pekerja yang secara rutin menyediakan waktu untuk bersantai lebih jarang mengalami kelelahan (mental), mereka menjadi lebih kreatif dan produktif daripada rekan-rekan mereka yang sering bekerja lembur, dan jarang beristirahat. 3. Liburan bisa membuat kita tetap sehat. Dengan menyediakan waktu luang untuk "mengisi ulang baterai", maka tingkat stres menjadi lebih rendah, dan menjadikan Anda lebih sehat. 4. Liburan bisa menguatkan hubungan/ikatan. Menggunakan waktu untuk menikmati hidup dengan orang-orang yang dikasihi bisa menguatkan hubungan, membantu Anda lebih menikmati waktu-waktu yang menyenangkan, dan membantu Anda melewati stres serta masa-masa sulit. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Arizona menemukan bahwa wanita yang menyediakan waktu untuk berlibur ternyata lebih puas dengan pernikahan mereka. 5. Liburan membantu Anda dalam hal pekerjaan. Seperti yang disarankan oleh penelitian di atas, manfaat psikologis dari seringnya berlibur adalah meningkatnya kualitas hidup, yang berimbas pada meningkatnya kualitas kerja. Yang terpenting, ketika kita menyediakan waktu untuk menjauhkan diri dari stres dalam kehidupan sehari-hari, kita memperoleh waktu istirahat yang kita perlukan supaya kita bisa kembali segar dan dilengkapi dengan lebih baik lagi untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. (t/Ratri) Dirangkum dan diterjemahkan dari: Judul asli artikel: The Importance of Vacations, for Stress Relief, Productivity and Health Nama situs: About.com Penulis: Elizabeth Scott, M.S. Alamat URL: http://stress.about.com/od/workplacestress/a/vacations.htm Tanggal revisi terakhir: 14 Juni 2010 Tanggal akses: 15 Juni 2010 _______________________________e-KONSEL ______________________________ Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling? silakan kirim ke: < konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel Situs C3I: http://c3i.sabda.org Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 Konsel / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |