Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/208 |
|
e-Konsel edisi 208 (15-5-2010)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 208/15 Mei 2010 Daftar Isi: = Pengantar: Penanganan Data dan Hukum Konseling = Cakrawala: Keterampilan-Keterampilan Konselor Kristen = Tips (1): Petunjuk untuk Konselor Agar Berhasil dalam Konseling = Tips (2): Beberapa Hukum Bagi Konselor = Info: Berita PESTA: Info Aktual Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA) PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam sejahtera, Seorang konselor bekerja berdasarkan data yang akurat. Ia harus mampu memperoleh data mengenai konseli dan orang-orang terdekatnya. Konselor menganalisis seluruh data yang relevan dan menentukan suatu pendekatan konseling yang paling tepat untuk menolong konseli mengatasi masalahnya. Publikasi e-Konsel edisi kali ini mengulas keterampilan-keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh seorang konselor Kristen. Beberapa tip-tip praktis akan membekali konselor dengan kemampuan berempati, serta menghadapi konseli dengan kehangatan dan ketulusan. Dari mereka juga sering dituntut kesiapan untuk menangani berbagai permasalahan. Artinya, mereka dituntut untuk mampu memperlakukan masalah sebagai seorang teman. Selamat mengasah keterampilan konseling. Staf Redaksi e-Konsel, S. Heru Winoto http://c3i.sabda.org http://fb.sabda.org/konsel CAKRAWALA ____________________________________________________________ KETERAMPILAN-KETERAMPILAN KONSELOR KRISTEN Ada beragam jenis keterampilan yang harus dikembangkan seorang konselor Kristen kalau dia mau melayani para konselinya. Kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan dalam keseluruhan proses konseling -- sejak dari pertemuan awal sampai kepada pemecahan final dari permasalahan. Dalam bab ini kita akan membahas tentang beberapa keterampilan ini. Secara berkala konselor harus mengevaluasi kemampuannya dalam setiap bidang keterampilan tersebut. Sering kali, ada manfaatnya memiliki seorang rekan yang membantu dalam evaluasi ini. Kemampuan untuk Memperoleh Data Jika seorang konselor ingin berhasil, dia harus mampu memperoleh cukup data untuk membuat penilaian mengenai akar dari permasalahan dan terapi yang sesuai. Intinya adalah observasi yang tajam terhadap setiap gejala yang ditunjukkan oleh konseli. Selain dari penampilan secara umum, ketidakwajaran apa pun, seperti disorientasi, delusi, halusinasi, obsesi, fobia, atau gangguan pikiran, harus diperhatikan. Konselor akan mencoba memahami suasana hati konseli dan hubungan antarpribadinya. Untuk memperoleh perspektif yang benar dari konseli, sangat penting untuk mengembangkan seni "mengajukan pertanyaan yang tepat". Hal ini mencakup pengetahuan tentang bagaimana mengungkap dan menangani hasil dari pertanyaan-pertanyaan provokatif yang menimbulkan kegelisahan. Begitu pula bagaimana beralih dari pertanyaan-pertanyaan yang umum ke pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik. Konselor juga harus mengembangkan kemampuan untuk mengarahkan wawancara secara logis dan halus menuju ke bagian-bagian yang sulit dan menyakitkan (masalah kejiwaan yang pernah dialami sebelumnya, penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau alkohol, percobaan bunuh diri). Sebagai tambahan, sangat penting bagi konselor untuk mampu menerangkan istilah kata dengan jelas (misalnya "depresi"), memberikan bimbingan, dan mengakhiri wawancara secara bijaksana. Kemampuan untuk Merumuskan Pendekatan Memilih di antara berbagai cara pendekatan dan rencana tindakan yang bisa diadopsi sesuai dengan setiap kepribadian konseli merupakan salah satu hal paling sulit yang dihadapi oleh seorang konselor. Bagaimana seorang konselor dapat mengetahui cara untuk memulainya? nasihat kami adalah supaya dia menggunakan beberapa teknik dasar pada saat dia memulai tugasnya. Dia akan belajar untuk membuat beragam pendekatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dari para konselinya seiring dengan meningkatnya pengalaman, pengetahuan, dan sensitivitas yang dimilikinya. Dia harus bersabar dengan dirinya sendiri saat mencoba untuk menguasai dunia konseling yang kompleks dengan berbagai dimensinya. Seiring dengan berjalannya waktu, dia akan belajar kapan saatnya memberikan wawasan/pengertian dan menawarkan dukungan, kapan saatnya menekankan tingkah laku dan kapan saatnya untuk memfokuskan pada perasaan, kapan saatnya bertindak langsung dan kapan saatnya bertindak tidak langsung, kapan saatnya menggali masa lalu dan kapan saatnya berkonsentrasi pada masa sekarang. Dia juga belajar pentingnya menjadi diri sendiri -- konseli akan percaya pada konselor hanya jika dia bersikap spontan/apa adanya dan nondefensif. Kesulitan untuk mengetahui bagaimana memilih pendekatan yang tepat menjadi bertambah lagi dengan adanya sejumlah besar pilihan yang tersedia. Berikut ini adalah suatu daftar umum yang singkat. Yang Dapat Dilakukan oleh Seorang Konselor 1. Menawarkan dukungan. Konseling yang suportif benar-benar membantu secara emosional dan spiritual. Beberapa teknik yang masuk dalam kategori ini adalah memberi nasihat (Amsal 19:20), penghiburan (2 Korintus 1:3-4), memberi dorongan (Roma 1:11-12), mendengarkan (Elihu di Ayub 32), dan mendidik (surat-surat Paulus). Konseling yang suportif, tentu saja, tidak hanya terbatas pada pertemuan-pertemuan pribadi. Keseluruhan tubuh Kristus berpotensi besar sebagai sumber dukungan bagi individu-individu yang membutuhkan bantuan. 2. Memberikan pengertian. Perumpamaan-perumpamaan dari Kristus memberikan penjelasan kepada para pendengar-Nya mengenai kebenaran mengenai diri mereka sendiri yang tadinya tidak mungkin dapat mereka mengerti. Nabi Natan menggunakan pendekatan yang serupa untuk membuat Daud menyadari dosanya. 3. Menganjurkan konseli untuk mengaku dosa. (Yakobus 5:16) 4. Memberikan penguatan lisan secara positif. (Roma 1:8) 5. Memperlihatkan teladan seorang Kristen. Banyak tokoh Alkitab yang hidupnya menjadi teladan bagi orang lain. Ingatlah teladan Musa kepada Yosua, teladan Naomi kepada Rut, teladan Kristus kepada murid-murid-Nya. 6. Mendidik para konseli. Hal ini untuk menantang keyakinan-keyakinan yang salah dari konseli (Galatia 4:9). Konselor Kristen dapat memberitahukan kebenaran-kebenaran Tuhan sebagai gantinya. Prosedur yang paling berguna dalam kasus ini adalah dengan memberikan konseli tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah. 7. Bekerja sama dengan konseli dalam sebuah kelompok. Alkitab sering kali menekankan pentingnya dan manfaat-manfaat pribadi yang diperoleh dari menjalin interaksi dengan orang lain -- saling mengasihi satu sama lain, saling memikul beban, dan bersikap ramah satu sama lain (1 Korintus 12, Efesus 4:14-16). 8. Memulai program konseling bersama keluarga konseli. Ada penekanan yang kuat mengenai keluarga, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Rasul Paulus memberi banyak nasihat tentang kehidupan keluarga (Efesus 5:22-33, 6:1-4). 9. Manfaatkan teknik-teknik modern untuk mengembangkan tingkah laku. Beberapa teknik yang tersedia adalah pelatihan ketegasan, pelatihan tingkah laku, dan penguatan secara positif maupun negatif. Sampai di bagian ini, kita hanya menyentuh bagian permukaan saja. Di antara rencana-rencana tindakan lain yang bisa diterapkan oleh seorang konselor adalah pemurnian melalui meditasi, menasihati (1 Tesalonika 5:14), konfrontasi, dan mendesak konseli untuk melakukan refleksi atau membuka diri. Dalam banyak kejadian, seorang konselor akan menemukan bahwa satu metode pendekatan saja tidaklah cukup. Dukungan saja tidak cukup. Pengertian/wawasan saja tidak cukup (Salomo punya banyak pengertian/ wawasan tetapi masih tetap jatuh dalam dosa). Begitu pula mendengarkan atau melepaskan tekanan semata akan memiliki pengaruh yang kecil pada kehidupan konseli. Perlu ada perubahan-perubahan tingkah laku yang lebih spesifik. Alkitab berulangkali menekankan pentingnya aktivitas Kristen yang benar (Matius 7:24, Filipi 2:13, 4:13). Jika hanya ada sedikit atau tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik dari tingkah laku konseli dalam batas waktu yang masuk akal, beberapa cara pendekatan tambahan harus diterapkan. Dalam kasus seperti itu kita sering menemukan bahwa akan sangat membantu bagi konseli untuk memeriksa rencana hidupnya sendiri (contohnya mengamati bagaimana sebenarnya ia menjalani hidup). Kemudian kita membantunya membuat perubahan-perubahan yang tepat. Kita sebut cara ini bergerak dari rencana "A" ke rencana "B". Rencana "B" menganjurkan aktivitas-aktivitas harian spesifik yang akan menghasilkan kesehatan. Di antara anjuran-anjuran tersebut adalah interaksi sosial, olahraga, rekreasi, dan saat teduh. Rencana ini perlu dinyatakan secara terbuka dan dievaluasi ulang secara berkala. Jika ternyata semua ini terbukti tidak mencukupi, seorang konselor akan menyadari bahwa faktor-faktor lainnya mungkin terlibat dan bahwa evaluasi lebih lanjut diperlukan. Mungkin perlu mengadakan pemeriksaan kejiwaan secara khusus. Atau menganjurkan konseli untuk mengadakan pemeriksaan fisik yang ekstensif, atau pengobatan oleh psikiater, atau mungkin perawatan rumah sakit. Mengikuti Teladan Kristus Sangat penting bahwa seorang konselor Kristen berupaya secara sadar untuk menjadi seperti Kristus. Semakin dekat sang konselor menyamakan caranya berhubungan dengan konseli seperti cara Yesus berhubungan dengan orang-orang yang dilayani-Nya, ia akan makin berhasil. Satu ciri yang menyolok dalam pelayanan Yesus adalah Ia memperlihatkan berbagai sikap [terhadap berbagai situasi]. Ada saatnya Ia lemah lembut dan pasif, di saat lain Ia aktif dan penuh keramahan, atau baik tetapi tegas. Jika diperlukan, Ia bisa benar-benar bersikap keras. Dengan kata lain, Yesus menempatkan diri-Nya pada situasi yang spesifik. Demikian juga seharusnya seorang konselor Kristen (lihat 1 Tesalonika 5:14). Bercermin dari pelayanan Yesus, butir-butir utama dari konseling Kristen adalah kebaikan hati dan kelemahlembutan (2 Korintus 1:3-4, 10:1; Galatia 6:1; 1 Tesalonika 2:7,11; 2 Timotius 2:24; Titus 3:2). Tanda paling jelas dari pelayanan Kristus dan yang terlihat melalui konselor Kristen adalah kasih yang ia tunjukkan kepada konselinya. Ingatlah bahwa kasih adalah hal utama yang ditekankan dalam Alkitab: "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing." (1 Korintus 13:1) "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23) Upaya seorang konselor untuk meneladani sikap Kristus akan terlihat jelas dari kontak awal hingga melalui semua aspek dari proses konseling. Dengan menerapkan teladan pendekatan Kristus, seorang konselor akan mampu memberikan rasa nyaman kepada konseli, membina hubungan, membentuk suasana penuh kejujuran untuk wawancara, dan menunjukkan kasih, perhatian, dan empati. Konselor yang demikian akan menjadi peka terhadap perubahan-perubahan suasana hati konseli. Dia akan fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi yang sulit (misalnya, jika konseli menolak untuk berbicara atau jelas-jelas paranoid), mencoba tidak memperlihatkan keterkejutan besar, dan mempertahankan tingkat kontak mata yang benar. Dia akan sensitif/ peka terhadap masalah-masalah yang kelihatan sepele seperti tatanan fisik (misalnya posisi tempat duduk) dan posisi tubuhnya (dia akan agak condong ke depan untuk menunjukkan ketertarikannya). Komunikasi akan berada pada tingkat yang dapat dipahami oleh konseli. Seorang konselor yang mengikuti pola pendekatan seperti Kristus yaitu mengembangkan kemampuan mendengarkan yang tajam (Yakobus 1:19) dan akan mampu memperoleh/mengeluarkan informasi yang berkaitan dengan bijaksana. Kemampuan Menggunakan Firman Tuhan Alkitab memainkan peran yang sangat penting dalam konseling Kristen. Dengan menyediakan makanan rohani firman Tuhan menghasilkan pertumbuhan dan penyembuhan bagi konseli. Seorang konselor Kristen akan menggunakan Alkitab secara tajam, bijaksana, dan peka. Konselor memiliki berbagai cara untuk menggunakan firman Tuhan, misalnya sebagai alat/cara untuk menantang dan konfrontasi secara langsung, atau sumber penghiburan dan dukungan yang positif. Alkitab juga memberikan nasihat praktis dan berbagai teladan hidup orang-orang kudus. Dalam keadaan-keadaan yang tepat konselor bisa mempertimbangkan untuk memberikan tugas rumah (mempelajari Alkitab dan/atau menghafal). Atau dia mungkin bisa membantu konselinya dengan menunjukkan jalan-jalan dalam kehidupan pribadinya sendiri yang memiliki nilai spesial. Dengan bertambahnya pengalaman, seorang konselor akan menemukan lebih banyak dan makin banyak lagi cara menggunakan Alkitab. Kita telah melihat bahwa ada sejumlah persyaratan yang dibutuhkan untuk berhasilnya konseling Kristen. Ini meliputi keterampilan mengumpulkan data, kemampuan merumuskan cara pendekatan yang cocok untuk setiap individu konseli, mengikuti teladan Kristus, dan pengetahuan bagaimana menggunakan Alkitab. Seorang konselor yang bijaksana akan secara berkala mengevaluasi dirinya sendiri dan bersungguh-sungguh memacu kemajuan dirinya dalam bidang-bidang yang dia merasa lemah. Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Judul asli artikel: Skills of the Christian Counselor Judul buku: Counseling and the Nature of Man Penulis: Frank B. Minirth dan Paul D. Meier Penerbit: Baker Book House, Michigan, 1982 Halaman: 69 -- 73 Artikel ini pernah dipublikasikan dalam e-Konsel edisi 28/15 Nov 2002 TIPS (1) _____________________________________________________________ PETUNJUK UNTUK KONSELOR AGAR BERHASIL DALAM KONSELING Berikut ini adalah tiga kata penting yang disebutkan oleh Dr. Gary Collins yang perlu dipelajari untuk konselor agar pelayanannya berhasil. Kata tersebut adalah: empati, kehangatan, dan ketulusan. Empati Empati adalah kata yang berasal dari bahasa Jerman "enfulung", yang artinya "merasakan di dalam" atau "merasakan bersama". Kebanyakan dari kita pernah merasakan pengalaman duduk di kursi penumpang dalam sebuah mobil yang sedang berjalan cepat. Kita akan ikut menjejakkan kaki kita kuat-kuat ke lantai mobil saat kita merasa bahwa mobil yang kita tumpangi perlu diperlambat jalannya. Pada saat-saat seperti itu kita ikut merasakan situasi yang dialami pengemudi dan kita ikut merasakan bersama dengannya. Dalam konseling, konselor yang efektif berusaha untuk melihat dan memahami masalah yang dihadapi konseli dari sudut pandang konseli itu. Kita mungkin bertanya-tanya, "Mengapa ia sangat kecewa?", "Bagaimana ia memandang situasi yang dialaminya?" atau "Jika aku adalah dia, apa yang akan kurasakan?". Sebagai seorang konselor kita memang perlu menjaga sudut pandang untuk tetap obyektif, namun kita juga perlu menyadari bahwa kita akan sangat menolong konseli seandainya kita juga mampu melihat permasalahan dari sudut pandang konseli dan membiarkannya mengetahui bahwa kita memahami perasaannya dan sudut pandangnya terhadap masalah yang dihadapinya. Sebaliknya, konseli pun perlu mengetahui bahwa seseorang saat ini sedang berusaha memahaminya. Pemahaman timbal balik antara konselor dan konseli ini akan membangun jalinan rasa simpati dan saling pengertian yang maksimal. Kehangatan Kata kehangatan mungkin dapat disamakan dengan kata kepedulian. Kehangatan adalah keramahtamahan dan kepedulian yang ditunjukkan melalui ekspresi wajah atau raut muka, nada suara, bahasa tubuh, sikap badan, kontak mata, dan tindakan-tindakan nonverbal lainnya saat konselor berusaha menghibur konselinya. Kehangatan selalu mengungkapkan, "Saya peduli denganmu dan saya tahu bahwa engkau adalah orang yang baik." Di sini, sama halnya perilaku manusia pada umumnya, tindakan berbicara lebih keras dari pada kata-kata. Konselor yang memunyai kepedulian yang besar terhadap orang lain tidak perlu mengungkapkan penghiburannya secara verbal, setiap orang yang tahu pasti dapat merasakannya. Ketulusan Ketulusan artinya apa yang dikatakan konselor konsisten dengan tindakannya. Konselor selalu bersikap jujur terhadap konselinya dengan menghindarkan pernyataan-pernyataan yang dapat dianggap palsu atau tidak tulus. Seorang penulis pernah mengatakan bahwa orang-orang yang benar-benar tulus adalah orang yang spontan tetapi tidak impulsif, memunyai rasa hormat, konsisten dengan nilai-nilai yang dianutnya, sikapnya tidak defensif, sabar akan emosi dalam dirinya, dan mau berbagai mengenai dirinya sendiri serta perasaannya. Gary Collin selanjutnya berkata bahwa Yesus telah memberikan teladan tentang empati, kehangatan, dan ketulusan. Demikian pula kita para konselor Kristen harus mampu melakukan hal yang sama. Namun pada praktiknya, sebagai konselor kita sering kali bersikap terlalu berlebihan terhadap salah satu dari ketiga karakteristik di atas. Kita mungkin akan terlalu berempati terhadap konseli sehingga kita menjadi kehilangan objektivitas kita, mungkin kita terlalu hangat sehingga konseli merasa dirinya dimanja, atau terlalu tulus sehingga konselor justru kehilangan pemahaman tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan konselinya. Oleh karena itu, konselor harus rajin memeriksa kembali motif yang dimilikinya ketika ia sedang memberikan konseling. Sebagai konselor, kebutuhan kita akan terpenuhi dalam hubungan konseling, tetapi tugas utama kita adalah menolong orang lain dalam menghadapi masalah-masalah atau pergumulannya. Diterjemahkan dari: Judul buku: How To Be a People Helper Penulis: Gary Collins Penerbit: Regal Books, U.S.A, 1975 Halaman: 33 -- 34 TIPS (2) _____________________________________________________________ BEBERAPA HUKUM BAGI KONSELOR Hukum I: Masalah adalah teman kita. Tugas seorang konselor adalah menangani masalah. Bagi seorang konselor, masalah adalah teman, mengapa demikian? Yesus berkata: "Marilah kepada-Ku yang letih lesu dan berbeban berat [karena masalah], Aku memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28) Dalam Injil Yohanes pasal 4 ditulis peristiwa Tuhan Yesus bertemu dengan seorang wanita Samaria. Wanita ini memunyai masalah dengan kehidupan rumah tangganya. Masalahnya ini merupakan keberuntungan bagi Tuhan Yesus (Yohanes 4:34). Jika ada orang yang datang mengemukakan masalahnya kepada Anda, sebagai konselor Anda harus menghadapinya dengan sikap sesuai dengan hukum pertama ini, jelas bukan dengan menjawab: "Wah, saya pun masih sedang menghadapi masalah ..." Tetapi jawablah: "Ada masalah? Puji Tuhan, ini adalah kesempatan bagi saya untuk melihat Penasihat itu bekerja dalam diri saya." Adanya masalah merupakan kesempatan bagi orang tersebut untuk menghampiri Tuhan. Masalah dalam dunia ini mendorong orang mencari Tuhan. Bersyukurlah karena masalah adalah teman Anda yang membuka jalan agar orang lain mencari Tuhan. Hal yang sama juga jika masalah itu mendatangi Anda sendiri sebagai konselor. Masalah membawa Anda bergumul dan menguji diri sendiri, dengan demikian akan membawa Anda ke tempat yang lebih tinggi. Masalah membawa Anda untuk lebih menyelidiki rahasia kerajaan Allah. Biasakan diri Anda dengan sikap memandang masalah Anda sebagai teman Anda. Jadilah seperti Tuhan Yesus (Yesaya 53:3-5) yang biasa dengan kesakitan, biasa dengan penderitaan. Bangunlah dalam diri Anda suatu sikap biasa terhadap masalah. Yang dimaksud di sini bukanlah sikap biasa dalam arti apatis (biasa dengan kesukaran dan menjalaninya dengan sikap acuh/putus asa); sikap yang harus Anda miliki adalah bahwa masalah merupakan makanan sehari-hari yang membawa Anda kepada keuntungan-keuntungan. Dari setiap masalah, Anda harus memperoleh keuntungan. Setiap kesukaran harus dapat diubah menjadi keuntungan, sebab masalah harus mendorong Anda meneliti Alkitab, sehingga Anda mengetahui lebih banyak karena Anda belajar lebih banyak. Dengan demikian Anda bisa mengerti masalah orang lain bahkan menolong orang lain. Dalam Roma 8:31-39 dikatakan tidak ada yang dapat menceraikan kita dari kasih Allah. Oleh karena itu, sebagai orang yang mengenal Kristus kita adalah orang-orang yang lebih dari pemenang. Iblis si pembuat masalah sudah dikalahkan 2000 tahun yang lalu di kayu salib. Itu sebabnya masalah yang mendatangi Anda sudah selesai 2000 tahun yang lalu. Jadi, jika masalah mendatangi Anda sekarang sebenarnya Anda sudah menang. Kini yang menentukan adalah sikap Anda dalam perlombaan yang diwajibkan ini. Apakah Anda dalam "perlombaan yang diwajibkan" ini lari berlomba dengan iman, atau tidak? Karena masalah itu sudah dikalahkan 2000 tahun yang lalu di kayu salib, maka orang Kristen tidak bersorak dan bersyukur setelah bergumul melawan masalah dan menang, tetapi orang Kristen dapat bersorak dan bersyukur begitu masalah datang. Anggap masalah sebagai kesukaan (Yakobus 1:2-5). Hukum II: Jika masalah datang, jangan tanggung sendiri. Jika seorang datang kepada Anda dengan masalahnya, mulailah dengan pengakuan: "Tuhan, apa pun masalahnya, silahkan Engkau melayani melalui aku dengan hikmat-Mu." Bersandarlah kepada hikmat-Nya, bukan dengan kekuatan Anda sendiri, bahkan kelak ketika Anda sudah berpengalaman pun juga demikian. Percayalah bahwa Roh Kudus memimpin Anda untuk berkata-kata sesuai dengan kehendak-Nya (Lukas 12:12). Ketika murid-murid Yesus tidak dapat mengusir setan, Yesus berkata: "Bawa masalah itu kepada-Ku.", 50% dari masalah sudah selesai ketika Anda tahu bahwa Yesus ikut terlibat dan sedang menangani masalah Anda. Dengan demikian Anda dapat berdoa dengan iman. Karena itu jadilah tenang dan Anda dapat berdoa dengan iman (1 Petrus 4:7). Dalam konseling, sadarkan konseli bahwa Yesus ikut campur dalam masalah yang dihadapinya, dengan demikian konseli akan dapat tenang. Barulah selanjutnya Anda dapat mengajarkan bagaimana ia harus berdoa dengan iman dan dalam doa yang tepat. Hukum III: Jangan pernah menyetujui masalah tapi ubah masalah itu menjadi keuntungan. Dalam dunia olahraga tinju, seorang petinju memunyai "rekan tinju" (bahasa Inggris: "sparring partner", lawan bertinju dalam latihan-latihan persiapan). Mereka berlatih dengan sungguh-sungguh dan dengan kekuatan penuh. Seorang petinju berlatih dengan beberapa "rekan tinju" yang masing-masing memunyai keistimewaan tertentu secara bergantian agar ia dapat menguasai dan mengalahkan bermacam-macam taktik dan keahlian lawan kelak dalam pertandingan yang sebenarnya. Masalah merupakan teman berlatih, "rekan tinju" Anda untuk maju. Oleh karena itu, jangan pernah setuju dengan masalah, tetapi lawanlah dengan sungguh-sungguh. Contohnya, jangan pernah setuju bahwa Anda akan sakit flu jika cuaca buruk. Jika Anda setuju dengan pikiran (yang dibisikkan oleh musuh Anda, yaitu roh-roh jahat) bahwa Anda akan sakit karena kehujanan, maka Anda akan sakit. Walaupun musuh itu adalah "rekan tinju" Anda, jangan pernah setuju dengan pernyataannya, tetapi kalahkanlah masalah itu. Pengalaman berikut ini adalah kesaksian dari Terry Mize, seorang hamba Tuhan di Amerika Selatan. Dalam perjalanan panjangnya melalui gurun Mexico ia ditodong oleh seorang yang menumpang mobilnya dengan sebuah pistol di perutnya. Penodong itu berkata: "Kubunuh kau!" Terry menjawab: "Engkau tidak dapat berbuat begitu, karena aku hamba Allah." Dan memang si penodong tidak pernah menembaknya. Mengapa? Jangan pernah setuju dengan pernyataan musuhmu. Jika Anda setuju dengan pernyataan musuh, Anda akan jatuh. Jika Anda setuju dengan firman Allah, Anda akan menang. Ini adalah prinsip persetujuan. "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang daripadamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:18-20) Apa yang Anda sepakati di dunia ini itulah yang terjadi. Dibutuhkan keberanian untuk sepakat dengan apa yang dikatakan firman Allah. Inilah iman. Hal yang mustahil akan dapat terjadi bagi orang yang beriman. Beriman berdasarkan firman Allah artinya setuju dengan apa yang dikatakan firman Allah. "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Matius 16:19) Dengan kunci ini (kunci utamanya: nama Yesus) kita dapat membongkar kuasa dan kekayaan surga. Surga mendukung pernyataan Anda di bumi, karenanya perlu diketahui bagaimana menggunakan kunci kerajaan surga. Kunci itu terletak pada lidah Anda. Apa yang Anda katakan? Apa yang Anda setujui? Itulah yang menentukan nasib Anda. Masalah boleh datang, tetapi apa yang Anda katakan tentang masalah itu yang menentukan nasib Anda. Sebab Anda adalah pemegang kunci kerajaan surga. "Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: `Jadilah terang.` Lalu terang itu jadi." (Kejadian 1:1-3) Ketika Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, Allah melihat bahwa bumi belum berbentuk. Bagaimana tanggapan Roh Allah terhadap keadaan yang dihadapi-Nya itu? Roh Allah menanggapi kekacaubalauan ini bukan dengan keluhan, tetapi dengan firman: "Jadilah terang." Roh Allah memperbarui fakta. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Kursus Pelayanan Pribadi Penulis: Ev. Ir. Andreas Samudera Penerbit: Revival Total Ministry (Bandung) Buku ini dapat dibaca secara online di Nama situs: Christian Counseling Center Indonesia Alamat URL: http://c3i.sabda.org/bab_2_beberapa_hukum_bagi_konselor INFO _________________________________________________________________ BERITA PESTA: INFO AKTUAL PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGI AWAM (PESTA) Sebagai salah satu buletin elektronik YLSA, Berita PESTA dihadirkan untuk menggalang hubungan yang lebih erat dengan para peserta dan alumni PESTA -- http://www.pesta.org/. Meski demikian, untuk mengetahui pelayanan PESTA Online Anda juga dapat menjadi pelanggan. Sebab dengan berlangganan publikasi ini, Anda akan mendapatkan jadwal penyelenggaraaan kursus yang diadakan secara gratis ini, termasuk seluruh aktivitas yang terjadi di seputar pelayanan PESTA Online. Selain itu, buletin ini juga menghadirkan artikel yang dapat menjadi refleksi kehidupan masyarakat Kristen, kesaksian dari peserta kursus PESTA, dan ulasan situs atau milis pendidikan elektronik baik dari dalam maupun luar negeri. Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri Anda ke: ==> < subscribe-berita-pesta(at)hub.xc.org > atau hubungi redaksi di: ==> < beritapesta(at)sabda.org > _______________________________e-KONSEL ______________________________ Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling? silakan kirim ke: < konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel Situs C3I: http://c3i.sabda.org Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) Konsel 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |