|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-konsel/208 |
|
e-Konsel edisi 208 (15-5-2010)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________
Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________
EDISI 208/15 Mei 2010
Daftar Isi:
= Pengantar: Penanganan Data dan Hukum Konseling
= Cakrawala: Keterampilan-Keterampilan Konselor Kristen
= Tips (1): Petunjuk untuk Konselor Agar Berhasil dalam Konseling
= Tips (2): Beberapa Hukum Bagi Konselor
= Info: Berita PESTA: Info Aktual Pendidikan Elektronik Studi
Teologi Awam (PESTA)
PENGANTAR ____________________________________________________________
Salam sejahtera,
Seorang konselor bekerja berdasarkan data yang akurat. Ia harus
mampu memperoleh data mengenai konseli dan orang-orang terdekatnya.
Konselor menganalisis seluruh data yang relevan dan menentukan suatu
pendekatan konseling yang paling tepat untuk menolong konseli
mengatasi masalahnya.
Publikasi e-Konsel edisi kali ini mengulas keterampilan-keterampilan
dasar yang harus dikuasai oleh seorang konselor Kristen. Beberapa
tip-tip praktis akan membekali konselor dengan kemampuan berempati,
serta menghadapi konseli dengan kehangatan dan ketulusan. Dari
mereka juga sering dituntut kesiapan untuk menangani berbagai
permasalahan. Artinya, mereka dituntut untuk mampu memperlakukan
masalah sebagai seorang teman.
Selamat mengasah keterampilan konseling.
Staf Redaksi e-Konsel,
S. Heru Winoto
http://c3i.sabda.org
http://fb.sabda.org/konsel
CAKRAWALA ____________________________________________________________
KETERAMPILAN-KETERAMPILAN KONSELOR KRISTEN
Ada beragam jenis keterampilan yang harus dikembangkan seorang
konselor Kristen kalau dia mau melayani para konselinya.
Kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan dalam keseluruhan proses
konseling -- sejak dari pertemuan awal sampai kepada pemecahan final
dari permasalahan. Dalam bab ini kita akan membahas tentang beberapa
keterampilan ini. Secara berkala konselor harus mengevaluasi
kemampuannya dalam setiap bidang keterampilan tersebut. Sering kali,
ada manfaatnya memiliki seorang rekan yang membantu dalam evaluasi
ini.
Kemampuan untuk Memperoleh Data
Jika seorang konselor ingin berhasil, dia harus mampu memperoleh
cukup data untuk membuat penilaian mengenai akar dari permasalahan
dan terapi yang sesuai. Intinya adalah observasi yang tajam terhadap
setiap gejala yang ditunjukkan oleh konseli. Selain dari penampilan
secara umum, ketidakwajaran apa pun, seperti disorientasi, delusi,
halusinasi, obsesi, fobia, atau gangguan pikiran, harus
diperhatikan. Konselor akan mencoba memahami suasana hati konseli
dan hubungan antarpribadinya.
Untuk memperoleh perspektif yang benar dari konseli, sangat penting
untuk mengembangkan seni "mengajukan pertanyaan yang tepat". Hal ini
mencakup pengetahuan tentang bagaimana mengungkap dan menangani
hasil dari pertanyaan-pertanyaan provokatif yang menimbulkan
kegelisahan. Begitu pula bagaimana beralih dari
pertanyaan-pertanyaan yang umum ke pertanyaan-pertanyaan yang lebih
spesifik. Konselor juga harus mengembangkan kemampuan untuk
mengarahkan wawancara secara logis dan halus menuju ke bagian-bagian
yang sulit dan menyakitkan (masalah kejiwaan yang pernah dialami
sebelumnya, penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau alkohol,
percobaan bunuh diri). Sebagai tambahan, sangat penting bagi
konselor untuk mampu menerangkan istilah kata dengan jelas (misalnya
"depresi"), memberikan bimbingan, dan mengakhiri wawancara secara
bijaksana.
Kemampuan untuk Merumuskan Pendekatan
Memilih di antara berbagai cara pendekatan dan rencana tindakan yang
bisa diadopsi sesuai dengan setiap kepribadian konseli merupakan
salah satu hal paling sulit yang dihadapi oleh seorang konselor.
Bagaimana seorang konselor dapat mengetahui cara untuk memulainya?
nasihat kami adalah supaya dia menggunakan beberapa teknik dasar
pada saat dia memulai tugasnya. Dia akan belajar untuk membuat
beragam pendekatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dari
para konselinya seiring dengan meningkatnya pengalaman, pengetahuan,
dan sensitivitas yang dimilikinya. Dia harus bersabar dengan dirinya
sendiri saat mencoba untuk menguasai dunia konseling yang kompleks
dengan berbagai dimensinya. Seiring dengan berjalannya waktu, dia
akan belajar kapan saatnya memberikan wawasan/pengertian dan
menawarkan dukungan, kapan saatnya menekankan tingkah laku dan kapan
saatnya untuk memfokuskan pada perasaan, kapan saatnya bertindak
langsung dan kapan saatnya bertindak tidak langsung, kapan saatnya
menggali masa lalu dan kapan saatnya berkonsentrasi pada masa
sekarang. Dia juga belajar pentingnya menjadi diri sendiri --
konseli akan percaya pada konselor hanya jika dia bersikap
spontan/apa adanya dan nondefensif.
Kesulitan untuk mengetahui bagaimana memilih pendekatan yang tepat
menjadi bertambah lagi dengan adanya sejumlah besar pilihan yang
tersedia. Berikut ini adalah suatu daftar umum yang singkat.
Yang Dapat Dilakukan oleh Seorang Konselor
1. Menawarkan dukungan.
Konseling yang suportif benar-benar membantu secara emosional dan
spiritual. Beberapa teknik yang masuk dalam kategori ini adalah
memberi nasihat (Amsal 19:20), penghiburan (2 Korintus 1:3-4),
memberi dorongan (Roma 1:11-12), mendengarkan (Elihu di Ayub 32),
dan mendidik (surat-surat Paulus). Konseling yang suportif, tentu
saja, tidak hanya terbatas pada pertemuan-pertemuan pribadi.
Keseluruhan tubuh Kristus berpotensi besar sebagai sumber
dukungan bagi individu-individu yang membutuhkan bantuan.
2. Memberikan pengertian.
Perumpamaan-perumpamaan dari Kristus memberikan penjelasan kepada
para pendengar-Nya mengenai kebenaran mengenai diri mereka
sendiri yang tadinya tidak mungkin dapat mereka mengerti. Nabi
Natan menggunakan pendekatan yang serupa untuk membuat Daud
menyadari dosanya.
3. Menganjurkan konseli untuk mengaku dosa. (Yakobus 5:16)
4. Memberikan penguatan lisan secara positif. (Roma 1:8)
5. Memperlihatkan teladan seorang Kristen.
Banyak tokoh Alkitab yang hidupnya menjadi teladan bagi orang
lain. Ingatlah teladan Musa kepada Yosua, teladan Naomi kepada
Rut, teladan Kristus kepada murid-murid-Nya.
6. Mendidik para konseli.
Hal ini untuk menantang keyakinan-keyakinan yang salah dari
konseli (Galatia 4:9). Konselor Kristen dapat memberitahukan
kebenaran-kebenaran Tuhan sebagai gantinya. Prosedur yang paling
berguna dalam kasus ini adalah dengan memberikan konseli
tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah.
7. Bekerja sama dengan konseli dalam sebuah kelompok.
Alkitab sering kali menekankan pentingnya dan manfaat-manfaat
pribadi yang diperoleh dari menjalin interaksi dengan orang lain
-- saling mengasihi satu sama lain, saling memikul beban, dan
bersikap ramah satu sama lain (1 Korintus 12, Efesus 4:14-16).
8. Memulai program konseling bersama keluarga konseli.
Ada penekanan yang kuat mengenai keluarga, baik dalam Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru. Rasul Paulus memberi banyak nasihat
tentang kehidupan keluarga (Efesus 5:22-33, 6:1-4).
9. Manfaatkan teknik-teknik modern untuk mengembangkan tingkah laku.
Beberapa teknik yang tersedia adalah pelatihan ketegasan,
pelatihan tingkah laku, dan penguatan secara positif maupun
negatif.
Sampai di bagian ini, kita hanya menyentuh bagian permukaan saja.
Di antara rencana-rencana tindakan lain yang bisa diterapkan oleh
seorang konselor adalah pemurnian melalui meditasi, menasihati
(1 Tesalonika 5:14), konfrontasi, dan mendesak konseli untuk
melakukan refleksi atau membuka diri.
Dalam banyak kejadian, seorang konselor akan menemukan bahwa satu
metode pendekatan saja tidaklah cukup. Dukungan saja tidak cukup.
Pengertian/wawasan saja tidak cukup (Salomo punya banyak pengertian/
wawasan tetapi masih tetap jatuh dalam dosa). Begitu pula
mendengarkan atau melepaskan tekanan semata akan memiliki pengaruh
yang kecil pada kehidupan konseli. Perlu ada perubahan-perubahan
tingkah laku yang lebih spesifik. Alkitab berulangkali menekankan
pentingnya aktivitas Kristen yang benar (Matius 7:24, Filipi 2:13, 4:13). Jika hanya ada sedikit atau tidak ada perubahan ke arah yang
lebih baik dari tingkah laku konseli dalam batas waktu yang masuk
akal, beberapa cara pendekatan tambahan harus diterapkan. Dalam
kasus seperti itu kita sering menemukan bahwa akan sangat membantu
bagi konseli untuk memeriksa rencana hidupnya sendiri (contohnya
mengamati bagaimana sebenarnya ia menjalani hidup). Kemudian kita
membantunya membuat perubahan-perubahan yang tepat. Kita sebut cara
ini bergerak dari rencana "A" ke rencana "B". Rencana "B"
menganjurkan aktivitas-aktivitas harian spesifik yang akan
menghasilkan kesehatan. Di antara anjuran-anjuran tersebut adalah
interaksi sosial, olahraga, rekreasi, dan saat teduh. Rencana ini
perlu dinyatakan secara terbuka dan dievaluasi ulang secara berkala.
Jika ternyata semua ini terbukti tidak mencukupi, seorang konselor
akan menyadari bahwa faktor-faktor lainnya mungkin terlibat dan
bahwa evaluasi lebih lanjut diperlukan. Mungkin perlu mengadakan
pemeriksaan kejiwaan secara khusus. Atau menganjurkan konseli untuk
mengadakan pemeriksaan fisik yang ekstensif, atau pengobatan oleh
psikiater, atau mungkin perawatan rumah sakit.
Mengikuti Teladan Kristus
Sangat penting bahwa seorang konselor Kristen berupaya secara sadar
untuk menjadi seperti Kristus. Semakin dekat sang konselor
menyamakan caranya berhubungan dengan konseli seperti cara Yesus
berhubungan dengan orang-orang yang dilayani-Nya, ia akan makin
berhasil. Satu ciri yang menyolok dalam pelayanan Yesus adalah Ia
memperlihatkan berbagai sikap [terhadap berbagai situasi]. Ada
saatnya Ia lemah lembut dan pasif, di saat lain Ia aktif dan penuh
keramahan, atau baik tetapi tegas. Jika diperlukan, Ia bisa
benar-benar bersikap keras. Dengan kata lain, Yesus menempatkan
diri-Nya pada situasi yang spesifik. Demikian juga seharusnya
seorang konselor Kristen (lihat 1 Tesalonika 5:14).
Bercermin dari pelayanan Yesus, butir-butir utama dari konseling
Kristen adalah kebaikan hati dan kelemahlembutan (2 Korintus 1:3-4, 10:1; Galatia 6:1; 1 Tesalonika 2:7,11; 2 Timotius 2:24; Titus 3:2).
Tanda paling jelas dari pelayanan Kristus dan yang terlihat melalui
konselor Kristen adalah kasih yang ia tunjukkan kepada konselinya.
Ingatlah bahwa kasih adalah hal utama yang ditekankan dalam Alkitab:
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan
bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing."
(1 Korintus 13:1)
"Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."
(Galatia 5:22-23)
Upaya seorang konselor untuk meneladani sikap Kristus akan terlihat
jelas dari kontak awal hingga melalui semua aspek dari proses
konseling. Dengan menerapkan teladan pendekatan Kristus, seorang
konselor akan mampu memberikan rasa nyaman kepada konseli, membina
hubungan, membentuk suasana penuh kejujuran untuk wawancara, dan
menunjukkan kasih, perhatian, dan empati. Konselor yang demikian
akan menjadi peka terhadap perubahan-perubahan suasana hati konseli.
Dia akan fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi yang sulit
(misalnya, jika konseli menolak untuk berbicara atau jelas-jelas
paranoid), mencoba tidak memperlihatkan keterkejutan besar, dan
mempertahankan tingkat kontak mata yang benar. Dia akan sensitif/
peka terhadap masalah-masalah yang kelihatan sepele seperti tatanan
fisik (misalnya posisi tempat duduk) dan posisi tubuhnya (dia akan
agak condong ke depan untuk menunjukkan ketertarikannya). Komunikasi
akan berada pada tingkat yang dapat dipahami oleh konseli. Seorang
konselor yang mengikuti pola pendekatan seperti Kristus yaitu
mengembangkan kemampuan mendengarkan yang tajam (Yakobus 1:19) dan
akan mampu memperoleh/mengeluarkan informasi yang berkaitan dengan
bijaksana.
Kemampuan Menggunakan Firman Tuhan
Alkitab memainkan peran yang sangat penting dalam konseling Kristen.
Dengan menyediakan makanan rohani firman Tuhan menghasilkan
pertumbuhan dan penyembuhan bagi konseli. Seorang konselor Kristen
akan menggunakan Alkitab secara tajam, bijaksana, dan peka. Konselor
memiliki berbagai cara untuk menggunakan firman Tuhan, misalnya
sebagai alat/cara untuk menantang dan konfrontasi secara langsung,
atau sumber penghiburan dan dukungan yang positif. Alkitab juga
memberikan nasihat praktis dan berbagai teladan hidup orang-orang
kudus. Dalam keadaan-keadaan yang tepat konselor bisa
mempertimbangkan untuk memberikan tugas rumah (mempelajari Alkitab
dan/atau menghafal). Atau dia mungkin bisa membantu konselinya
dengan menunjukkan jalan-jalan dalam kehidupan pribadinya sendiri
yang memiliki nilai spesial. Dengan bertambahnya pengalaman, seorang
konselor akan menemukan lebih banyak dan makin banyak lagi cara
menggunakan Alkitab.
Kita telah melihat bahwa ada sejumlah persyaratan yang dibutuhkan
untuk berhasilnya konseling Kristen. Ini meliputi keterampilan
mengumpulkan data, kemampuan merumuskan cara pendekatan yang cocok
untuk setiap individu konseli, mengikuti teladan Kristus, dan
pengetahuan bagaimana menggunakan Alkitab. Seorang konselor yang
bijaksana akan secara berkala mengevaluasi dirinya sendiri dan
bersungguh-sungguh memacu kemajuan dirinya dalam bidang-bidang
yang dia merasa lemah.
Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Judul asli artikel: Skills of the Christian Counselor
Judul buku: Counseling and the Nature of Man
Penulis: Frank B. Minirth dan Paul D. Meier
Penerbit: Baker Book House, Michigan, 1982
Halaman: 69 -- 73
Artikel ini pernah dipublikasikan dalam e-Konsel edisi 28/15 Nov 2002
TIPS (1) _____________________________________________________________
PETUNJUK UNTUK KONSELOR AGAR BERHASIL DALAM KONSELING
Berikut ini adalah tiga kata penting yang disebutkan oleh Dr. Gary
Collins yang perlu dipelajari untuk konselor agar pelayanannya
berhasil. Kata tersebut adalah: empati, kehangatan, dan ketulusan.
Empati
Empati adalah kata yang berasal dari bahasa Jerman "enfulung", yang
artinya "merasakan di dalam" atau "merasakan bersama". Kebanyakan
dari kita pernah merasakan pengalaman duduk di kursi penumpang dalam
sebuah mobil yang sedang berjalan cepat. Kita akan ikut menjejakkan
kaki kita kuat-kuat ke lantai mobil saat kita merasa bahwa mobil
yang kita tumpangi perlu diperlambat jalannya. Pada saat-saat
seperti itu kita ikut merasakan situasi yang dialami pengemudi dan
kita ikut merasakan bersama dengannya.
Dalam konseling, konselor yang efektif berusaha untuk melihat dan
memahami masalah yang dihadapi konseli dari sudut pandang konseli
itu. Kita mungkin bertanya-tanya, "Mengapa ia sangat kecewa?",
"Bagaimana ia memandang situasi yang dialaminya?" atau "Jika aku
adalah dia, apa yang akan kurasakan?". Sebagai seorang konselor kita
memang perlu menjaga sudut pandang untuk tetap obyektif, namun kita
juga perlu menyadari bahwa kita akan sangat menolong konseli
seandainya kita juga mampu melihat permasalahan dari sudut pandang
konseli dan membiarkannya mengetahui bahwa kita memahami perasaannya
dan sudut pandangnya terhadap masalah yang dihadapinya. Sebaliknya,
konseli pun perlu mengetahui bahwa seseorang saat ini sedang
berusaha memahaminya. Pemahaman timbal balik antara konselor dan
konseli ini akan membangun jalinan rasa simpati dan saling
pengertian yang maksimal.
Kehangatan
Kata kehangatan mungkin dapat disamakan dengan kata kepedulian.
Kehangatan adalah keramahtamahan dan kepedulian yang ditunjukkan
melalui ekspresi wajah atau raut muka, nada suara, bahasa tubuh,
sikap badan, kontak mata, dan tindakan-tindakan nonverbal lainnya
saat konselor berusaha menghibur konselinya. Kehangatan selalu
mengungkapkan, "Saya peduli denganmu dan saya tahu bahwa engkau
adalah orang yang baik." Di sini, sama halnya perilaku manusia pada
umumnya, tindakan berbicara lebih keras dari pada kata-kata.
Konselor yang memunyai kepedulian yang besar terhadap orang lain
tidak perlu mengungkapkan penghiburannya secara verbal, setiap orang
yang tahu pasti dapat merasakannya.
Ketulusan
Ketulusan artinya apa yang dikatakan konselor konsisten dengan
tindakannya. Konselor selalu bersikap jujur terhadap konselinya
dengan menghindarkan pernyataan-pernyataan yang dapat dianggap palsu
atau tidak tulus. Seorang penulis pernah mengatakan bahwa
orang-orang yang benar-benar tulus adalah orang yang spontan tetapi
tidak impulsif, memunyai rasa hormat, konsisten dengan nilai-nilai
yang dianutnya, sikapnya tidak defensif, sabar akan emosi dalam
dirinya, dan mau berbagai mengenai dirinya sendiri serta
perasaannya.
Gary Collin selanjutnya berkata bahwa Yesus telah memberikan teladan
tentang empati, kehangatan, dan ketulusan. Demikian pula kita para
konselor Kristen harus mampu melakukan hal yang sama. Namun pada
praktiknya, sebagai konselor kita sering kali bersikap terlalu
berlebihan terhadap salah satu dari ketiga karakteristik di atas.
Kita mungkin akan terlalu berempati terhadap konseli sehingga kita
menjadi kehilangan objektivitas kita, mungkin kita terlalu hangat
sehingga konseli merasa dirinya dimanja, atau terlalu tulus sehingga
konselor justru kehilangan pemahaman tentang apa yang sebenarnya
dibutuhkan konselinya. Oleh karena itu, konselor harus rajin
memeriksa kembali motif yang dimilikinya ketika ia sedang memberikan
konseling. Sebagai konselor, kebutuhan kita akan terpenuhi dalam
hubungan konseling, tetapi tugas utama kita adalah menolong orang
lain dalam menghadapi masalah-masalah atau pergumulannya.
Diterjemahkan dari:
Judul buku: How To Be a People Helper
Penulis: Gary Collins
Penerbit: Regal Books, U.S.A, 1975
Halaman: 33 -- 34
TIPS (2) _____________________________________________________________
BEBERAPA HUKUM BAGI KONSELOR
Hukum I: Masalah adalah teman kita.
Tugas seorang konselor adalah menangani masalah. Bagi seorang
konselor, masalah adalah teman, mengapa demikian? Yesus berkata:
"Marilah kepada-Ku yang letih lesu dan berbeban berat [karena
masalah], Aku memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28)
Dalam Injil Yohanes pasal 4 ditulis peristiwa Tuhan Yesus bertemu
dengan seorang wanita Samaria. Wanita ini memunyai masalah dengan
kehidupan rumah tangganya. Masalahnya ini merupakan keberuntungan
bagi Tuhan Yesus (Yohanes 4:34). Jika ada orang yang datang
mengemukakan masalahnya kepada Anda, sebagai konselor Anda harus
menghadapinya dengan sikap sesuai dengan hukum pertama ini, jelas
bukan dengan menjawab: "Wah, saya pun masih sedang menghadapi
masalah ..." Tetapi jawablah: "Ada masalah? Puji Tuhan, ini adalah
kesempatan bagi saya untuk melihat Penasihat itu bekerja dalam diri
saya."
Adanya masalah merupakan kesempatan bagi orang tersebut untuk
menghampiri Tuhan. Masalah dalam dunia ini mendorong orang mencari
Tuhan. Bersyukurlah karena masalah adalah teman Anda yang membuka
jalan agar orang lain mencari Tuhan. Hal yang sama juga jika masalah
itu mendatangi Anda sendiri sebagai konselor. Masalah membawa Anda
bergumul dan menguji diri sendiri, dengan demikian akan membawa Anda
ke tempat yang lebih tinggi. Masalah membawa Anda untuk lebih
menyelidiki rahasia kerajaan Allah. Biasakan diri Anda dengan sikap
memandang masalah Anda sebagai teman Anda.
Jadilah seperti Tuhan Yesus (Yesaya 53:3-5) yang biasa dengan
kesakitan, biasa dengan penderitaan. Bangunlah dalam diri Anda suatu
sikap biasa terhadap masalah. Yang dimaksud di sini bukanlah sikap
biasa dalam arti apatis (biasa dengan kesukaran dan menjalaninya
dengan sikap acuh/putus asa); sikap yang harus Anda miliki adalah
bahwa masalah merupakan makanan sehari-hari yang membawa Anda kepada
keuntungan-keuntungan. Dari setiap masalah, Anda harus memperoleh
keuntungan. Setiap kesukaran harus dapat diubah menjadi keuntungan,
sebab masalah harus mendorong Anda meneliti Alkitab, sehingga Anda
mengetahui lebih banyak karena Anda belajar lebih banyak. Dengan
demikian Anda bisa mengerti masalah orang lain bahkan menolong orang
lain.
Dalam Roma 8:31-39 dikatakan tidak ada yang dapat menceraikan kita
dari kasih Allah. Oleh karena itu, sebagai orang yang mengenal
Kristus kita adalah orang-orang yang lebih dari pemenang. Iblis si
pembuat masalah sudah dikalahkan 2000 tahun yang lalu di kayu salib.
Itu sebabnya masalah yang mendatangi Anda sudah selesai 2000 tahun
yang lalu. Jadi, jika masalah mendatangi Anda sekarang sebenarnya
Anda sudah menang. Kini yang menentukan adalah sikap Anda dalam
perlombaan yang diwajibkan ini. Apakah Anda dalam "perlombaan yang
diwajibkan" ini lari berlomba dengan iman, atau tidak?
Karena masalah itu sudah dikalahkan 2000 tahun yang lalu di kayu
salib, maka orang Kristen tidak bersorak dan bersyukur setelah
bergumul melawan masalah dan menang, tetapi orang Kristen dapat
bersorak dan bersyukur begitu masalah datang. Anggap masalah sebagai
kesukaan (Yakobus 1:2-5).
Hukum II: Jika masalah datang, jangan tanggung sendiri.
Jika seorang datang kepada Anda dengan masalahnya, mulailah dengan
pengakuan: "Tuhan, apa pun masalahnya, silahkan Engkau melayani
melalui aku dengan hikmat-Mu." Bersandarlah kepada hikmat-Nya, bukan
dengan kekuatan Anda sendiri, bahkan kelak ketika Anda sudah
berpengalaman pun juga demikian. Percayalah bahwa Roh Kudus memimpin
Anda untuk berkata-kata sesuai dengan kehendak-Nya (Lukas 12:12).
Ketika murid-murid Yesus tidak dapat mengusir setan, Yesus berkata:
"Bawa masalah itu kepada-Ku.", 50% dari masalah sudah selesai ketika
Anda tahu bahwa Yesus ikut terlibat dan sedang menangani masalah
Anda. Dengan demikian Anda dapat berdoa dengan iman. Karena itu
jadilah tenang dan Anda dapat berdoa dengan iman (1 Petrus 4:7).
Dalam konseling, sadarkan konseli bahwa Yesus ikut campur dalam
masalah yang dihadapinya, dengan demikian konseli akan dapat tenang.
Barulah selanjutnya Anda dapat mengajarkan bagaimana ia harus berdoa
dengan iman dan dalam doa yang tepat.
Hukum III: Jangan pernah menyetujui masalah tapi ubah masalah itu
menjadi keuntungan.
Dalam dunia olahraga tinju, seorang petinju memunyai "rekan tinju"
(bahasa Inggris: "sparring partner", lawan bertinju dalam
latihan-latihan persiapan). Mereka berlatih dengan sungguh-sungguh
dan dengan kekuatan penuh. Seorang petinju berlatih dengan beberapa
"rekan tinju" yang masing-masing memunyai keistimewaan tertentu
secara bergantian agar ia dapat menguasai dan mengalahkan
bermacam-macam taktik dan keahlian lawan kelak dalam pertandingan
yang sebenarnya. Masalah merupakan teman berlatih, "rekan tinju"
Anda untuk maju. Oleh karena itu, jangan pernah setuju dengan
masalah, tetapi lawanlah dengan sungguh-sungguh.
Contohnya, jangan pernah setuju bahwa Anda akan sakit flu jika cuaca
buruk. Jika Anda setuju dengan pikiran (yang dibisikkan oleh musuh
Anda, yaitu roh-roh jahat) bahwa Anda akan sakit karena kehujanan,
maka Anda akan sakit. Walaupun musuh itu adalah "rekan tinju" Anda,
jangan pernah setuju dengan pernyataannya, tetapi kalahkanlah
masalah itu.
Pengalaman berikut ini adalah kesaksian dari Terry Mize, seorang
hamba Tuhan di Amerika Selatan. Dalam perjalanan panjangnya melalui
gurun Mexico ia ditodong oleh seorang yang menumpang mobilnya dengan
sebuah pistol di perutnya. Penodong itu berkata: "Kubunuh kau!"
Terry menjawab: "Engkau tidak dapat berbuat begitu, karena aku hamba
Allah." Dan memang si penodong tidak pernah menembaknya. Mengapa?
Jangan pernah setuju dengan pernyataan musuhmu. Jika Anda setuju
dengan pernyataan musuh, Anda akan jatuh. Jika Anda setuju dengan
firman Allah, Anda akan menang. Ini adalah prinsip persetujuan.
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia
ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua
orang daripadamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga,
permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di
situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:18-20)
Apa yang Anda sepakati di dunia ini itulah yang terjadi. Dibutuhkan
keberanian untuk sepakat dengan apa yang dikatakan firman Allah.
Inilah iman. Hal yang mustahil akan dapat terjadi bagi orang yang
beriman. Beriman berdasarkan firman Allah artinya setuju dengan apa
yang dikatakan firman Allah.
"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat
di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di
dunia ini akan terlepas di sorga." (Matius 16:19)
Dengan kunci ini (kunci utamanya: nama Yesus) kita dapat membongkar
kuasa dan kekayaan surga. Surga mendukung pernyataan Anda di bumi,
karenanya perlu diketahui bagaimana menggunakan kunci kerajaan
surga. Kunci itu terletak pada lidah Anda. Apa yang Anda katakan?
Apa yang Anda setujui? Itulah yang menentukan nasib Anda. Masalah
boleh datang, tetapi apa yang Anda katakan tentang masalah itu yang
menentukan nasib Anda. Sebab Anda adalah pemegang kunci kerajaan
surga.
"Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum
berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan
Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah
Allah: `Jadilah terang.` Lalu terang itu jadi." (Kejadian 1:1-3)
Ketika Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, Allah
melihat bahwa bumi belum berbentuk. Bagaimana tanggapan Roh Allah
terhadap keadaan yang dihadapi-Nya itu? Roh Allah menanggapi
kekacaubalauan ini bukan dengan keluhan, tetapi dengan firman:
"Jadilah terang." Roh Allah memperbarui fakta.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Kursus Pelayanan Pribadi
Penulis: Ev. Ir. Andreas Samudera
Penerbit: Revival Total Ministry (Bandung)
Buku ini dapat dibaca secara online di
Nama situs: Christian Counseling Center Indonesia
Alamat URL: http://c3i.sabda.org/bab_2_beberapa_hukum_bagi_konselor
INFO _________________________________________________________________
BERITA PESTA: INFO AKTUAL
PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGI AWAM (PESTA)
Sebagai salah satu buletin elektronik YLSA, Berita PESTA dihadirkan
untuk menggalang hubungan yang lebih erat dengan para peserta dan
alumni PESTA -- http://www.pesta.org/. Meski demikian, untuk
mengetahui pelayanan PESTA Online Anda juga dapat menjadi pelanggan.
Sebab dengan berlangganan publikasi ini, Anda akan mendapatkan
jadwal penyelenggaraaan kursus yang diadakan secara gratis ini,
termasuk seluruh aktivitas yang terjadi di seputar pelayanan PESTA
Online. Selain itu, buletin ini juga menghadirkan artikel yang dapat
menjadi refleksi kehidupan masyarakat Kristen, kesaksian dari
peserta kursus PESTA, dan ulasan situs atau milis pendidikan
elektronik baik dari dalam maupun luar negeri. Tunggu apa lagi,
segera daftarkan diri Anda ke:
==> < subscribe-berita-pesta(at)hub.xc.org >
atau hubungi redaksi di:
==> < beritapesta(at)sabda.org >
_______________________________e-KONSEL ______________________________
Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan
informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling?
silakan kirim ke:
< konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel
Situs C3I: http://c3i.sabda.org
Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel
Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Konsel 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |