Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/204

e-Konsel edisi 204 (15-3-2010)

Kebangkitan Yesus

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 204/15 Maret 2010

Daftar Isi:
  = Pengantar: Perayaan Kemenangan atas Maut
  = Renungan: Kebangkitan dan Darah Yesus
  = Cakrawala: Pada Hari Ketiga
  = Bimbingan Alkitabiah: Kepastian Apakah yang Diberikan kepada Kita
    Pada Hari Paskah?
  = Stop Press: Dapatkan Bahan-Bahan Paskah di Situs Paskah SABDA

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam dalam kasih Kristus,

  Perayaan kebangkitan Yesus selalu mengingatkan kita bahwa Ia
  berkuasa mengalahkan maut. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia
  sungguh-sungguh Tuhan dan satu-satu-Nya Juru Selamat, yang menjadi
  perantara pendamaian umat manusia dengan Allah. Kuasa
  kebangkitan-Nya juga selalu memberi kita kekuatan untuk mengalahkan
  segala bentuk penindasan yang disebabkan oleh dosa. Di dalam
  Kristus, kita yang percaya tidak lagi hidup di bawah hukum maut,
  melainkan hidup di bawah "hukum kehidupan", yang memberikan hidup,
  sukacita, dan damai sejahtera (Roma 8:2).

  Simak lebih lanjut pembahasan mengenai "Kebangkitan dan Darah
  Kristus" dan pengungkapan fakta historis mengenai kebangkitan-Nya.
  Edisi bulan ini juga memberikan ayat-ayat bimbingan yang semakin
  meneguhkan bahwa kita memiliki kepastian tentang makna perayaan hari
  Paskah.

  Selamat Paskah, Tuhan memberkati.

  Redaksi e-Konsel,
  S. Heru Winoto
  http://c3i.sabda.org
  http://fb.sabda.org/konsel


RENUNGAN _____________________________________________________________

                     KEBANGKITAN DAN DARAH YESUS

  "Jika kamu ... percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
  Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan."
  (Roma 10:9)

  Jemaat Tuhan merayakan kebangkitan Tuhan Yesus bukan saja pada hari
  yang kita sebut hari Paskah. Alasan ibadah raya diadakan pada hari
  Minggu adalah karena kita percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus.
  Yesus bangkit pada hari pertama. Jadi sesungguhnya, kebangkitan-Nya
  juga kita rayakan pada setiap ibadah raya di hari pertama setiap
  pekan, yaitu hari Minggu.

  Kebangkitan Yesus juga berarti bahwa Ia pernah mati. Abraham
  menubuatkan kematian Kristus sewaktu ia menyembelih anak domba untuk
  dikorbankan. Orang Israel melambangkan kematian Kristus dalam anak
  domba yang disembelih. Setiap kali darah dipercikkan ke atas mezbah
  orang Yahudi, domba itu merujuk kepada Domba Allah yang akan datang
  pada suatu hari nanti untuk menebus dosa manusia.

  Billy Graham mengatakan bahwa Yesus sudah menghadapi kemungkinan
  untuk disalibkan jauh sebelumnya dalam kekekalan. Sebelum masa-masa
  kelahiran-Nya, Ia sudah tahu bahwa hari kematian-Nya sudah semakin
  dekat.

  Darah Yesus sudah dicurahkan untuk menebus dosa kita. Jika ada anak
  terserang demam berdarah, yang dia perlukan saat itu bukanlah
  melakukan perbuatan sesuai ajaran orang sehat. Yang ia perlukan
  adalah darah dari orang sehat yang bergolongan darah yang sama
  dengannya.

  Demikian juga, ketika kita masih berdosa, Bapa surgawi telah
  menunjukkan kasih-Nya kepada kita, bukan menuntut kita melakukan
  perbuatan sesuai hukum Taurat, tetapi dengan memberikan Kristus yang
  mencurahkan darah-Nya untuk kita (Roma 5:8). Itulah bukti kasih Bapa
  yang begitu besar kepada kita. Bapa memberikan Anak-Nya yang tunggal
  untuk mati di kayu salib agar kita dapat diselamatkan.

  Walaupun secara tegas Alkitab menyatakan hal itu, di dalam beberapa
  kalangan orang Kristen masih terdapat kebingungan mengenai bagaimana
  seseorang diselamatkan. Mereka beranggapan bahwa jika seseorang mau
  diselamatkan, ia juga harus melakukan perbuatan tertentu, tidak
  cukup percaya saja. Rumus mereka untuk keselamatan adalah:
  Anugerah + Perbuatan.

  Alkitabiahkah rumusan tersebut? "Sebab karena kasih karunia kamu
  diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tapi pemberian
  Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan
  diri." (Efesus 2:8-9)

  Jadi apakah syarat orang diselamatkan?

  Keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil perbuatan kita
  karena kita cukup percaya saja akan apa yang sudah Yesus perbuat
  bagi kita. Ia telah membuka jalan yang baru dan hidup, yaitu
  diri-Nya sendiri, untuk masuk ke tempat kudus. Darah Yesus, yang
  tercurah untuk menebus kita dari dosa, telah membuat kita penuh
  keberanian dapat masuk ke hadirat Allah (Ibrani 10:19-20).

  Menghayati karya penebusan Kristus adalah rahasia untuk mengalami
  hadirat Allah. Bukan hanya penyembahan dalam pertemuan ibadah kita,
  tetapi lebih dari itu, kapan pun dan di mana pun kita berada di
  dalam hadirat Allah.

  Yesus telah mencurahkan darah-Nya dan Dia juga telah bangkit agar
  kita selalu hidup berkemenangan dalam hadirat-Nya setiap saat dan
  menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

  Sumber dari:
  Judul majalah: Abbalove, Edisi April 1999
  Judul artikel: Kebangkitan dan Darah Yesus
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Halaman: 5

  Diambil dari:
  Nama situs: e-Misi
  Alamat URL: http://misi.sabda.org/kebangkitan_darah_yesus

CAKRAWALA ____________________________________________________________

                           PADA HARI KETIGA

  "[D]an betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan
  kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan
  membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di
  sebelah kanan-Nya di sorga," (Efesus 1:19-20)

  Intisari salib menjadi berarti melalui kuasa kebangkitan. Berulang
  kali, Perjanjian Baru meneguhkan hubungan ini. Paulus berkata: "Dan
  jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu
  dan kamu masih hidup dalam dosamu." (1 Korintus 15:17)

  Dalam khotbahnya yang pertama pada hari Pentakosta, Petrus
  menyatakan kebangkitan Yesus sebagai bagian utuh dari pekerjaan
  keselamatan: "Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia
  dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa
  maut itu." (Kisah Para Rasul 2:24)

  Fakta Historis

  Banyak orang yang mencoba menghilangkan fakta kebangkitan Yesus dan
  yang lain berusaha mengecilkan kenyataan jasmani-Nya lalu
  menggantikannya dengan kebangkitan "rohani". Namun, Alkitab tegas
  dalam kesaksian tentang hal itu dan dibutuhkan perubahan yang
  berarti untuk memahaminya secara berbeda.

  Yesus sendiri berbicara tentang kebangkitan tubuh-Nya ketika Dia
  mempertahankan pendirian-Nya di hadapan orang-orang Yahudi yang
  menentang-Nya, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan
  mendirikannya kembali." (Yohanes 2:19b)

  Yohanes dengan hati-hati mengatakan bahwa Yesus tidak sedang
  berbicara mengenai bangunan Bait Suci, tetapi bait suci tubuh-Nya
  sendiri. Yesus mengklaim kuasa yang mutlak atas hidup-Nya, "Aku
  berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah
  tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." (Yohanes 10:18).

  Beragam teori telah diajukan oleh para penentang kebenaran kitab
  Injil untuk menghilangkan kebangkitan Yesus secara jasmani. Sebagian
  mengatakan bahwa Dia pingsan pada kayu salib dan disembunyikan di
  dalam kubur sampai sadar kembali lalu Dia keluar meninggalkan tempat
  itu. Sejumlah orang lain mengatakan bahwa seseorang telah mencuri
  tubuh-Nya, mungkin murid-murid atau orang lain. Andaikata pelakunya
  orang lain, yang mengherankan mengapa mereka tidak memberitahu fakta
  itu beberapa hari kemudian ketika murid-murid sedang merancang klaim
  yang paling gegabah bahwa Yesus telah bangkit. Andaikata pelakunya
  murid-murid, mengapa begitu banyak orang yang bersedia memberikan
  nyawanya sebagai martir demi membela sebuah cerita bohong?

  Sejumlah orang mengatakan bahwa murid-murid sedang mengalami
  halusinasi setelah kejadian traumatis seputar penyaliban. Impian
  khayal mereka membawa mereka pada gagasan kebangkitan yang tidak
  memiliki dasar selain daripada imajinasi mereka sendiri. Tetap saja
  ada orang-orang yang mengatakan bahwa para pemimpin Yahudi atau
  Romawi, kedua pihak utama yang terlibat untuk menyingkirkan Yesus,
  berada di balik peristiwa itu. Mereka menyingkirkan tubuh itu untuk
  mencegah pembusukan atau berusaha menghentikan lahirnya gerakan
  penyelamatan baru yang akan mengguncangkan tatanan sosial.

  Apa pun versinya, pada hari itu orang Yahudi dan Romawi menutup
  mulutnya rapat-rapat ketika Petrus mengklaim bahwa Yesus telah
  bangkit dari antara orang mati. Meskipun faktanya ia berkhotbah
  tentang hal itu di Yerusalem, saat ribuan orang pasti masih memiliki
  ingatan segar tentang peristiwa salib, tidak satu pun suara yang
  menentang fakta itu. Satu-satunya yang diperlukan adalah sebuah
  tubuh, karena setelah penyaliban, tubuh itu akan rusak sehingga
  sulit dikenali. Akan tetapi, tidak ada satu tubuh pun, karena fakta
  seperti yang telah diklaim murid-murid-Nya: Yesus telah bangkit dari
  antara orang mati.

  Berbagai kejadian yang digambarkan dalam kitab Injil, seperti
  perjumpaan Yesus dengan Tomas, memperlihatkan kenyataan bahwa Dia
  sudah bangkit secara jasmani. Yesus menyuruh murid yang ragu-ragu
  itu untuk mengulurkan tangan, menyentuh, serta menyaksikan bukti
  itu. Ketika Yesus yang sudah bangkit menampakkan diri di
  tengah-tengah sebelas murid, mereka terkejut dan ketakutan, namun
  Dia meneguhkan hati mereka, "Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku
  sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada
  daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." (Lukas
  24:39)

  Kemudian, Dia mengatasi keterkejutan murid-murid-Nya dengan makan
  sepotong ikan goreng di hadapan mereka.

  Ketika menulis beberapa tahun kemudian, Paulus teringat dengan kuasa
  kesaksian kebangkitan Yesus itu, "Sebab yang sangat penting telah
  kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah
  bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab
  Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan,
  pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah
  menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas
  murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima
  ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai
  sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya
  Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan
  yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku,
  sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya." (1 Korintus
  15:3-8).

  Ada orang-orang seperti Frank Morrison, seorang wartawan penyelidik,
  yang awalnya adalah seorang yang skeptis. Ia mencermati kisah
  kebangkitan Yesus dan di bawah pengaruh fakta-fakta seputar itu ia
  menjadi orang yang sungguh-sungguh percaya pada kesaksian Kitab
  Injil. Bukunya, "Who Moved the Stone?" merupakan sebuah kesaksian
  yang mengesankan terhadap fakta sejarah tentang kebangkitan Yesus
  yang sesungguhnya dari kematian.

  Sebuah Realitas Rohani

  Setelah mengatakan itu semua, bukan hanya fakta jasmani yang membuat
  kebangkitan Yesus itu berkuasa dan perlu bagi orang percaya. Ada
  kebenaran rohani yang sangat dalam dan penting pada kebangkitan.

  Ketika Paulus menulis kepada jemaat di Roma, ia menyoroti fakta
  bahwa kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah sebuah
  peneguhan yang nyata atas jati diri-Nya, "... menurut Roh kekudusan
  dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia
  adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita." (Roma
  1:4)

  Dalam kebangkitan, Allah Bapa mengakui semua yang telah dilaksanakan
  di dalam kehidupan dan kematian Yesus. Yesus tidak hanya bangkit
  dari kubur; Dia ditinggikan jauh mengatasi langit ke suatu posisi
  tempat Dia memiliki wewenang secara mutlak. Paulus menekankan hal
  ini: "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
  kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus
  bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi
  dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: `Yesus Kristus
  adalah Tuhan,` bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:9-11)

  Kata-kata ini dikenali oleh sejumlah komentator sebagai nyanyian
  atau pengakuan pujian yang biasanya digunakan dalam ibadah gereja
  mula-mula. Hal ini menekankan keyakinan rohani yang sungguh berarti.
  Visi Yohanes dalam kitab Wahyu bergema dengan kuat, "[Aku adalah]
  Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
  selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan
  maut." (Wahyu 1:18)

  Kita sudah melihat bahwa salib adalah puncak pertempuran antara
  Allah dan setan. Kuasa kegelapan bertemu dalam pertandingan dengan
  kuasa Anak Manusia yang tidak ada tandingannya.

  Berbagai pertempuran kecil ini berlanjut di bumi, namun kemenangan
  yang menentukan sudah diperoleh dan sekarang Yesus Kristus
  memerintah dengan berkuasa. Bapa sudah menyatakannya kepada Anak,
  "Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata:
  `Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi
  tumpuan kaki-Mu?`" (Ibrani 1:13)

  Perjanjian Baru memberi suatu pandangan tentang pekerjaan Anak Allah
  sekarang atas nama setiap orang Kristen yang percaya. Dalam surat
  kepada jemaat Ibrani, kita membaca hasil dari kenaikan Yesus ke
  surga, "Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak
  dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga
  menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang
  kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara
  mereka." (Ibrani 7:24-25)

  Paulus menekankan bahwa kuasa-Nya sebagai Pengantara memberi kita
  keamanan, "Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang
  telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah
  menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari
  kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau
  kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?" (Roma
  8:34-35)

  Sebuah Pengalaman Pribadi

  Kita perhatikan dari kitab Injil bahwa semua proses dari salib
  adalah baik untuk hidup kita oleh karena kuasa kebangkitan.
  Seandainya Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, tidak ada
  kemenangan dari keselamatan kita yang dapat dijamin. Tanpa
  kebangkitan, kita akan menyembah seorang martir yang mati seperti
  yang dilakukan begitu banyak agama.

  Yesus bukan pahlawan yang mati. Dia adalah Juru Selamat yang hidup
  dan Tuhan yang telah naik ke surga, yang memberi dalam hidup kita
  Roh yang sama dengan yang membangkitkan Dia dari antara orang mati.
  Sekarang pekerjaan Roh Kuduslah yang melakukannya di dalam dan
  melalui Yesus lalu membuatnya nyata bagi mereka yang meresponsnya
  dengan iman. Sama seperti Yesus sudah mati bagi dosa, demikian juga
  di dalam Roh, saya dapat mati bagi kuasa dosa (Roma 6:5). Sama
  seperti Yesus mematahkan kuasa jahat di dalam tubuh jasmani melalui
  penderitaan-Nya, maka kuasa jahat pun dapat saya kalahkan di dalam
  Roh yang sama.

  Mari kita cermati sejumlah manfaat dari kebangkitan yang nyata oleh
  Roh Kudus di dalam kita oleh kuasa-Nya yang hidup dan menetap.

  Kehidupan Rohani

  Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa karena Dia hidup, kita
  juga akan hidup (Yohanes 14:19). Inilah kebenarannya. Sama seperti
  Roh Kudus memberi napas hidup Allah kepada Yesus dan
  mengeluarkan-Nya dari kematian, demikian juga Roh memberi napas dan
  menanamkan dalam kita hidup Allah ke dalam seluruh pusat keberadaan
  kita.

  Kemenangan Atas Dosa

  Dosa bukan sebuah teori, melainkan sebuah kuasa yang nyata.
  Kematian, ketakutan, perbudakan, penindasan, ketidaktaatan,
  keputusasaan, keraguan, dan penderitaan adalah akibat dosa dalam
  hidup kita. Dosa adalah sebuah kekuatan pribadi yang menyatakan diri
  melalui kuasa jiwa ataupun rohani yang sangat menguasai pikiran dan
  tindakan kita. Sejak Adam, setiap orang telah jatuh oleh pengaruh
  negatif itu sampai berakhir dengan kematian. Satu-satunya yang
  merupakan perkecualian adalah Yesus.

  Pada salib, Yesus menangani prinsip dan kuasa dosa. Setelah memikul
  dosa manusia pada diri-Nya sendiri melalui kematian, Dia mematahkan
  cengkeraman kuasa itu menjadi kemerdekaan oleh hidup yang
  dibangkitkan. Sekarang Roh Kudus membuat proses penebusan ini nyata
  di dalam kita melalui iman.

  "Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu
  orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima
  kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan
  berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus." (Roma
  5:17)

  Kuasa Rohani

  Dua kata penting dalam bahasa Yunani yang digunakan di dalam
  Perjanjian Baru menguraikan bagaimana kuasa Allah tersedia bagi kita
  secara pribadi, sebagai hasil dari kebangkitan Yesus. Yesus yang
  sudah bangkit, hidup dalam kuasa ini sendiri, dan melalui Roh-Nya,
  Dia menanamkannya ke dalam hidup kita.

  Kata pertama adalah "exousia" yang berarti "kuasa dari keberadaan".
  Kata ini, yang biasanya diterjemahkan sebagai "wewenang" atau
  "otoritas" mengandung gagasan "memiliki hak untuk". Seorang duta
  besar yang mewakili negaranya di negara lain mungkin bukan orang
  yang sangat penting, namun ia mengemban wewenang dari pemerintah
  serta negaranya secara keseluruhan. Dengan cara yang sama, Roh Kudus
  meneguhkan hubungan kita bersama Allah melalui iman di dalam Yesus.
  Roh Kudus menyebarkan ke dalam hati kita percaya diri atau kepastian
  jati diri kita di dalam Kristus (lihat Yohanes 1:12, Roma 8:16, dan
  1 Yohanes 3:1).

  Kedua adalah "dunamis" yang berarti "kuasa dari tindakan". Sebagai
  kata yang aktif, kata "dunamis" mengandung gagasan "kemampuan dan
  kekuatan yang dinamis". Ini dikaitkan dengan kata "dinamit" dan
  seperti dinamit pula situasi yang ditimbulkan ketika Allah
  bertindak. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tetapi kamu akan
  menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
  menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
  sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8)

  Petrus mengulanginya demikian, "Karena kuasa ilahi-Nya telah
  menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup
  yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita
  oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." (2 Petrus 1:3)

  Karunia Rohani dan Pelayanan

  Karunia Roh Kudus yang bekerja di dalam tubuh Kristus adalah sebuah
  saksi yang penting dan perlu bagi fakta kenaikan Tuhan Yesus ke
  surga. Ketika Paulus membahas berbagai karunia kepemimpinan dan
  pelayanan di dalam Jemaat, ia mengaitkan semua itu secara langsung
  dengan pelayanan dan kenaikan Tuhan dalam kemuliaan.

  "Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari
  pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. Dan Ialah yang
  memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
  pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
  pengajar-pengajar," (Efesus 4:10-11)

  Pengharapan untuk Kemuliaan

  Allah kita adalah Allah sumber pengharapan dan kita memiliki
  pengharapan-Nya melalui pekerjaan yang telah dibuat Roh Kudus di
  dalam diri kita. Akan tetapi, landasan pengharapan kita adalah karya
  sesungguhnya yang Allah capai dalam kebangkitan Yesus dari antara
  orang mati. Inilah jalan masuk menuju kemuliaan.

  Kita harus memahami bahwa menaruh pengharapan pada Kitab Injil tidak
  berarti "kondisi mengharapkan sesuatu" dalam pengertian impian
  khayal. Pengharapan ini adalah sebuah pengalaman pribadi yang
  mendalam saat kita memercayai Allah untuk selama-lamanya. Dia sudah
  mulai melaksanakan pekerjaan-Nya dan Dia akan mengakhirinya, dan
  kebangkitan adalah kesaksian yang luar biasa untuk fakta ini.

  "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena
  rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan
  Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh
  pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa,
  yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di
  surga bagi kamu." (1 Petrus 1:3-4)

  Kita dapat terus menjajaki manfaat salib dan kebangkitan Yesus yang
  dibuat nyata oleh Roh di dalam kita melalui iman. Cermatilah keempat
  kitab Injil Anda sendiri dan peganglah janji itu!

  Sebuah Janji Masa Depan

  Kebangkitan melengkapi fungsi penting yang terakhir. Kebangkitan
  berperan sebagai pernyataan mengenai suatu pekerjaan yang masih
  belum selesai!

  Salib bukan sekadar satu hari kemenangan, tetapi juga satu hari
  penghakiman. Itu adalah sebuah hari ketika Allah menjatuhkan hukuman
  atas dosa dan semua akibatnya, termasuk menjatuhkan hukuman atas
  setan, "... kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang
  sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka." (Efesus 2:2)

  Beberapa dari pesan Yesus yang terakhir bagi murid-murid-Nya
  menekankan poin yang sama, "Sekarang berlangsung penghakiman atas
  dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke
  luar." (Yohanes 12:31)

  Di sinilah kata nubuat dari Allah kepada ular seperti yang dicatat
  dalam Kejadian 3:15b digenapi, "keturunannya akan meremukkan
  kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

  Penghakiman yang akan dijalankan pada hari itu masih terus
  dijalankan dan akan dijalankan sampai akhir hari penghakiman Allah.
  Hal ini merupakan tindakan kebangkitan yang berkuasa yang
  berhubungan dengan penghakiman yang sudah dijalankan dan penghakiman
  yang akan datang. Kebangkitan Yesus berperan sebagai sebuah tanda
  untuk mengingatkan manusia dan setan, kalau mereka lupa, kepada
  siapa pesan terakhir ditujukan! Inilah inti dari seruan Paulus
  kepada orang-orang kafir di Atena, "Dengan tidak memandang lagi
  zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia,
  bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah
  menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan
  menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan- Nya, sesudah Ia
  memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan
  membangkitkan Dia dari antara orang mati." (Kisah Para Rasul
  17:30-31)

  Tanda yang sama yang menjadi sebuah peringatan kepada orang-orang
  yang belum percaya yang tentunya sama adalah sumber sukacita dan
  penantian yang luar biasa bagi orang beriman.

  "Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak
  Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita
  tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi
  sama seperti Dia, sebab kita akan, melihat Dia dalam keadaan-Nya
  yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-
  Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci." (1 Yohanes
  3:2-3)

            Celikkan mataku, Oh Juru Selamat,
            `tuk lihat kasih-Mu yang ajaib bagiku;
            kasih-Mu yang membawa-Mu ke dunia,
            `tuk mati di Kalvari gantikanku.

            Oh, yang terajaib dari yang ajaib,
            melalui kematian-Mu bagiku,
            dosa terbuka, dosa tersembunyi,
            semuanya dapat diampuni.

            Luluhkan hatiku, Oh Juru Selamat,
            tundukkan aku, hancurkan aku,
            sampai kumiliki Engkau sang Pemenang,
            Tuhan dan Raja yang berkuasa,

  (Katherine A.M. Kelly)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Kuasa Salib
  Judul asli buku: Explaining the Cross
  Penulis: Bob Gordon
  Penerjemah: Lily Christianto
  Penerbit: (PBMR) ANDI, Yogyakarta 2004
  Halaman: 95 -- 110

BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________

    KEPASTIAN APAKAH YANG DIBERIKAN KEPADA KITA PADA HARI PASKAH?

  Bacalah: Lukas 18:31-34;
           Lukas 24;
           Matius 28;
           Markus 16;
           Yohanes 20; 1 Korintus 15:3-8;
           Roma 4:25;
           Yohanes 14:1-6; 1 Korintus 15:20-22; 1 Korintus 15:55-57.

  Sesudah Yesus mati, murid-murid-Nya menjadi putus asa. Mereka belum
  menginsafi segala sesuatu yang terjadi itu. Segala apa yang mereka
  harapkan tidak terjadi, karena Raja mereka sudah mati. Mereka
  menjadi putus asa.

  Pada hari pertama dalam minggu itu, terdengar berita-berita ajaib:
  beberapa perempuan, katanya, telah berjumpa dengan Yesus. Begitu
  pula dua orang di jalan ke Emaus. Kemudian Yesus berjumpa dengan
  murid-murid-Nya sendiri. Kemudian Ia berjumpa sekaligus dengan 500
  orang lebih. Dengan itu timbullah kenyataan dan kepastian: Yesus
  Kristus hidup!

  Kepastian itulah yang menghiburkan, menguatkan dan menyertai seluruh
  gereja Kristen dalam segala abad. Dan kepada Tomas, yang tidak dapat
  percaya sebelum ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, dikatakan
  oleh Tuhan Yesus: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau
  percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
  (Yohanes 20:29b)

  Apakah Arti Kebangkitan Yesus Untuk Kita?

  Pengakuan Iman Rasuli: Aku percaya ... kepada Yesus Kristus, yang
  ... pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati.

  Nyanyian Rohani 59:2

  Maut kubur dikalahkan
  Kuasa setan dipijakkan
  Tangan musuh t`lah lemah,
  sia-sia marahnya
  Sion yang beroleh s`lamat
  nyanyilah syukur dan hormat!
  Haleluya, haleluya!

  Kebangkitan Yesus memberi kepastian kepada kita bahwa Allah Bapa
  telah menerima pengantaraan Anak-Nya yang tunggal, yakni untuk
  menjadi kurban pendamaian antara Allah dan manusia.

  Kebangkitan Yesus adalah tanda kepastian, bahwa kita diterima
  kembali di dalam Yesus Kristus. Tembok penjara dosa manusia telah
  roboh: kita dapat keluar! Haleluya! Hubungan kita dengan Allah
  sungguh telah dipulihkan oleh Yesus Kristus. Sebab, karena
  kebangkitan Yesus Kristus:

  1. Kita tidak lagi berada di bahwa kuasa Iblis dengan segala tipu
     dayanya. Kristus telah memberi kita pengampunan dosa dan
     kemenangan atas kuasa dosa.

     "Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita
     kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." (1 Korintus 15:57)

  2. Kita tidak lagi di bawah kuasa maut dengan kedahsyatannya.
     Kristus telah bangkit, maut tidak dapat menahan Dia! Maka itu
     maut tidak lagi menakutkan, melainkan merupakan pintu masuk ke
     dalam Kerajaan Allah.

     "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
     akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup
     dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya."
     (Yohanes 11:25b-26a)

  Diambil dari:
  Judul buku: Jalan Keselamatan
  Penulis: Werner Pfendsack - H. J. Visch
  Penerbit: PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1989
  Halaman: 48 -- 49

STOP PRESS ___________________________________________________________

             DAPATKAN BAHAN-BAHAN PASKAH DI SITUS PASKAH SABDA
                       (http://paskah.sabda.org/)

  Situs PASKAH SABDA dibangun untuk menjadi tempat Anda mendapatkan
  berbagai bahan Paskah yang bermutu. Beragam bahan disediakan secara
  lengkap -- hampir semua jenis bahan Paskah tersedia di sini, mulai
  dari artikel Paskah, drama Paskah, renungan Paskah, bahan mengajar
  Paskah, kesaksian Paskah, khotbah audio Paskah, puisi Paskah,
  resensi buku Paskah, ulasan situs Paskah, tip-tip Paskah, humor
  Paskah, lagu Paskah, gambar Paskah, kartu Paskah, dan masih banyak
  lagi. Selain menyediakan beragam bahan, situs PASKAH SABDA ini
  juga mengundang Pembaca untuk berpartisipasi dengan mengirimkan
  bahan-bahan Paskah sehingga bisa saling berbagi berkat kepada
  pengunjung yang lain. Keistimewaan lain pada situs ini adalah
  tersedianya berbagai fasilitas untuk berinteraksi dengan sesama
  pengunjung, misalnya menulis blog pribadi seputar Paskah,
  berkomentar, berdiskusi di forum, dan mengirimkan ucapan selamat
  Paskah kepada teman seiman dan pengunjung yang lain.


_______________________________e-KONSEL ______________________________

Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan
informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling?
silakan kirim ke:
< konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih, S. Heru Winoto
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Konsel 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org