Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/204 |
|
e-Konsel edisi 204 (15-3-2010)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 204/15 Maret 2010 Daftar Isi: = Pengantar: Perayaan Kemenangan atas Maut = Renungan: Kebangkitan dan Darah Yesus = Cakrawala: Pada Hari Ketiga = Bimbingan Alkitabiah: Kepastian Apakah yang Diberikan kepada Kita Pada Hari Paskah? = Stop Press: Dapatkan Bahan-Bahan Paskah di Situs Paskah SABDA PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Perayaan kebangkitan Yesus selalu mengingatkan kita bahwa Ia berkuasa mengalahkan maut. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh Tuhan dan satu-satu-Nya Juru Selamat, yang menjadi perantara pendamaian umat manusia dengan Allah. Kuasa kebangkitan-Nya juga selalu memberi kita kekuatan untuk mengalahkan segala bentuk penindasan yang disebabkan oleh dosa. Di dalam Kristus, kita yang percaya tidak lagi hidup di bawah hukum maut, melainkan hidup di bawah "hukum kehidupan", yang memberikan hidup, sukacita, dan damai sejahtera (Roma 8:2). Simak lebih lanjut pembahasan mengenai "Kebangkitan dan Darah Kristus" dan pengungkapan fakta historis mengenai kebangkitan-Nya. Edisi bulan ini juga memberikan ayat-ayat bimbingan yang semakin meneguhkan bahwa kita memiliki kepastian tentang makna perayaan hari Paskah. Selamat Paskah, Tuhan memberkati. Redaksi e-Konsel, S. Heru Winoto http://c3i.sabda.org http://fb.sabda.org/konsel RENUNGAN _____________________________________________________________ KEBANGKITAN DAN DARAH YESUS "Jika kamu ... percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Roma 10:9) Jemaat Tuhan merayakan kebangkitan Tuhan Yesus bukan saja pada hari yang kita sebut hari Paskah. Alasan ibadah raya diadakan pada hari Minggu adalah karena kita percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus. Yesus bangkit pada hari pertama. Jadi sesungguhnya, kebangkitan-Nya juga kita rayakan pada setiap ibadah raya di hari pertama setiap pekan, yaitu hari Minggu. Kebangkitan Yesus juga berarti bahwa Ia pernah mati. Abraham menubuatkan kematian Kristus sewaktu ia menyembelih anak domba untuk dikorbankan. Orang Israel melambangkan kematian Kristus dalam anak domba yang disembelih. Setiap kali darah dipercikkan ke atas mezbah orang Yahudi, domba itu merujuk kepada Domba Allah yang akan datang pada suatu hari nanti untuk menebus dosa manusia. Billy Graham mengatakan bahwa Yesus sudah menghadapi kemungkinan untuk disalibkan jauh sebelumnya dalam kekekalan. Sebelum masa-masa kelahiran-Nya, Ia sudah tahu bahwa hari kematian-Nya sudah semakin dekat. Darah Yesus sudah dicurahkan untuk menebus dosa kita. Jika ada anak terserang demam berdarah, yang dia perlukan saat itu bukanlah melakukan perbuatan sesuai ajaran orang sehat. Yang ia perlukan adalah darah dari orang sehat yang bergolongan darah yang sama dengannya. Demikian juga, ketika kita masih berdosa, Bapa surgawi telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, bukan menuntut kita melakukan perbuatan sesuai hukum Taurat, tetapi dengan memberikan Kristus yang mencurahkan darah-Nya untuk kita (Roma 5:8). Itulah bukti kasih Bapa yang begitu besar kepada kita. Bapa memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib agar kita dapat diselamatkan. Walaupun secara tegas Alkitab menyatakan hal itu, di dalam beberapa kalangan orang Kristen masih terdapat kebingungan mengenai bagaimana seseorang diselamatkan. Mereka beranggapan bahwa jika seseorang mau diselamatkan, ia juga harus melakukan perbuatan tertentu, tidak cukup percaya saja. Rumus mereka untuk keselamatan adalah: Anugerah + Perbuatan. Alkitabiahkah rumusan tersebut? "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9) Jadi apakah syarat orang diselamatkan? Keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil perbuatan kita karena kita cukup percaya saja akan apa yang sudah Yesus perbuat bagi kita. Ia telah membuka jalan yang baru dan hidup, yaitu diri-Nya sendiri, untuk masuk ke tempat kudus. Darah Yesus, yang tercurah untuk menebus kita dari dosa, telah membuat kita penuh keberanian dapat masuk ke hadirat Allah (Ibrani 10:19-20). Menghayati karya penebusan Kristus adalah rahasia untuk mengalami hadirat Allah. Bukan hanya penyembahan dalam pertemuan ibadah kita, tetapi lebih dari itu, kapan pun dan di mana pun kita berada di dalam hadirat Allah. Yesus telah mencurahkan darah-Nya dan Dia juga telah bangkit agar kita selalu hidup berkemenangan dalam hadirat-Nya setiap saat dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Sumber dari: Judul majalah: Abbalove, Edisi April 1999 Judul artikel: Kebangkitan dan Darah Yesus Penulis: Tidak dicantumkan Halaman: 5 Diambil dari: Nama situs: e-Misi Alamat URL: http://misi.sabda.org/kebangkitan_darah_yesus CAKRAWALA ____________________________________________________________ PADA HARI KETIGA "[D]an betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga," (Efesus 1:19-20) Intisari salib menjadi berarti melalui kuasa kebangkitan. Berulang kali, Perjanjian Baru meneguhkan hubungan ini. Paulus berkata: "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." (1 Korintus 15:17) Dalam khotbahnya yang pertama pada hari Pentakosta, Petrus menyatakan kebangkitan Yesus sebagai bagian utuh dari pekerjaan keselamatan: "Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu." (Kisah Para Rasul 2:24) Fakta Historis Banyak orang yang mencoba menghilangkan fakta kebangkitan Yesus dan yang lain berusaha mengecilkan kenyataan jasmani-Nya lalu menggantikannya dengan kebangkitan "rohani". Namun, Alkitab tegas dalam kesaksian tentang hal itu dan dibutuhkan perubahan yang berarti untuk memahaminya secara berbeda. Yesus sendiri berbicara tentang kebangkitan tubuh-Nya ketika Dia mempertahankan pendirian-Nya di hadapan orang-orang Yahudi yang menentang-Nya, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yohanes 2:19b) Yohanes dengan hati-hati mengatakan bahwa Yesus tidak sedang berbicara mengenai bangunan Bait Suci, tetapi bait suci tubuh-Nya sendiri. Yesus mengklaim kuasa yang mutlak atas hidup-Nya, "Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." (Yohanes 10:18). Beragam teori telah diajukan oleh para penentang kebenaran kitab Injil untuk menghilangkan kebangkitan Yesus secara jasmani. Sebagian mengatakan bahwa Dia pingsan pada kayu salib dan disembunyikan di dalam kubur sampai sadar kembali lalu Dia keluar meninggalkan tempat itu. Sejumlah orang lain mengatakan bahwa seseorang telah mencuri tubuh-Nya, mungkin murid-murid atau orang lain. Andaikata pelakunya orang lain, yang mengherankan mengapa mereka tidak memberitahu fakta itu beberapa hari kemudian ketika murid-murid sedang merancang klaim yang paling gegabah bahwa Yesus telah bangkit. Andaikata pelakunya murid-murid, mengapa begitu banyak orang yang bersedia memberikan nyawanya sebagai martir demi membela sebuah cerita bohong? Sejumlah orang mengatakan bahwa murid-murid sedang mengalami halusinasi setelah kejadian traumatis seputar penyaliban. Impian khayal mereka membawa mereka pada gagasan kebangkitan yang tidak memiliki dasar selain daripada imajinasi mereka sendiri. Tetap saja ada orang-orang yang mengatakan bahwa para pemimpin Yahudi atau Romawi, kedua pihak utama yang terlibat untuk menyingkirkan Yesus, berada di balik peristiwa itu. Mereka menyingkirkan tubuh itu untuk mencegah pembusukan atau berusaha menghentikan lahirnya gerakan penyelamatan baru yang akan mengguncangkan tatanan sosial. Apa pun versinya, pada hari itu orang Yahudi dan Romawi menutup mulutnya rapat-rapat ketika Petrus mengklaim bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Meskipun faktanya ia berkhotbah tentang hal itu di Yerusalem, saat ribuan orang pasti masih memiliki ingatan segar tentang peristiwa salib, tidak satu pun suara yang menentang fakta itu. Satu-satunya yang diperlukan adalah sebuah tubuh, karena setelah penyaliban, tubuh itu akan rusak sehingga sulit dikenali. Akan tetapi, tidak ada satu tubuh pun, karena fakta seperti yang telah diklaim murid-murid-Nya: Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Berbagai kejadian yang digambarkan dalam kitab Injil, seperti perjumpaan Yesus dengan Tomas, memperlihatkan kenyataan bahwa Dia sudah bangkit secara jasmani. Yesus menyuruh murid yang ragu-ragu itu untuk mengulurkan tangan, menyentuh, serta menyaksikan bukti itu. Ketika Yesus yang sudah bangkit menampakkan diri di tengah-tengah sebelas murid, mereka terkejut dan ketakutan, namun Dia meneguhkan hati mereka, "Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." (Lukas 24:39) Kemudian, Dia mengatasi keterkejutan murid-murid-Nya dengan makan sepotong ikan goreng di hadapan mereka. Ketika menulis beberapa tahun kemudian, Paulus teringat dengan kuasa kesaksian kebangkitan Yesus itu, "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya." (1 Korintus 15:3-8). Ada orang-orang seperti Frank Morrison, seorang wartawan penyelidik, yang awalnya adalah seorang yang skeptis. Ia mencermati kisah kebangkitan Yesus dan di bawah pengaruh fakta-fakta seputar itu ia menjadi orang yang sungguh-sungguh percaya pada kesaksian Kitab Injil. Bukunya, "Who Moved the Stone?" merupakan sebuah kesaksian yang mengesankan terhadap fakta sejarah tentang kebangkitan Yesus yang sesungguhnya dari kematian. Sebuah Realitas Rohani Setelah mengatakan itu semua, bukan hanya fakta jasmani yang membuat kebangkitan Yesus itu berkuasa dan perlu bagi orang percaya. Ada kebenaran rohani yang sangat dalam dan penting pada kebangkitan. Ketika Paulus menulis kepada jemaat di Roma, ia menyoroti fakta bahwa kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah sebuah peneguhan yang nyata atas jati diri-Nya, "... menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita." (Roma 1:4) Dalam kebangkitan, Allah Bapa mengakui semua yang telah dilaksanakan di dalam kehidupan dan kematian Yesus. Yesus tidak hanya bangkit dari kubur; Dia ditinggikan jauh mengatasi langit ke suatu posisi tempat Dia memiliki wewenang secara mutlak. Paulus menekankan hal ini: "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: `Yesus Kristus adalah Tuhan,` bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:9-11) Kata-kata ini dikenali oleh sejumlah komentator sebagai nyanyian atau pengakuan pujian yang biasanya digunakan dalam ibadah gereja mula-mula. Hal ini menekankan keyakinan rohani yang sungguh berarti. Visi Yohanes dalam kitab Wahyu bergema dengan kuat, "[Aku adalah] Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." (Wahyu 1:18) Kita sudah melihat bahwa salib adalah puncak pertempuran antara Allah dan setan. Kuasa kegelapan bertemu dalam pertandingan dengan kuasa Anak Manusia yang tidak ada tandingannya. Berbagai pertempuran kecil ini berlanjut di bumi, namun kemenangan yang menentukan sudah diperoleh dan sekarang Yesus Kristus memerintah dengan berkuasa. Bapa sudah menyatakannya kepada Anak, "Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: `Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?`" (Ibrani 1:13) Perjanjian Baru memberi suatu pandangan tentang pekerjaan Anak Allah sekarang atas nama setiap orang Kristen yang percaya. Dalam surat kepada jemaat Ibrani, kita membaca hasil dari kenaikan Yesus ke surga, "Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:24-25) Paulus menekankan bahwa kuasa-Nya sebagai Pengantara memberi kita keamanan, "Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?" (Roma 8:34-35) Sebuah Pengalaman Pribadi Kita perhatikan dari kitab Injil bahwa semua proses dari salib adalah baik untuk hidup kita oleh karena kuasa kebangkitan. Seandainya Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, tidak ada kemenangan dari keselamatan kita yang dapat dijamin. Tanpa kebangkitan, kita akan menyembah seorang martir yang mati seperti yang dilakukan begitu banyak agama. Yesus bukan pahlawan yang mati. Dia adalah Juru Selamat yang hidup dan Tuhan yang telah naik ke surga, yang memberi dalam hidup kita Roh yang sama dengan yang membangkitkan Dia dari antara orang mati. Sekarang pekerjaan Roh Kuduslah yang melakukannya di dalam dan melalui Yesus lalu membuatnya nyata bagi mereka yang meresponsnya dengan iman. Sama seperti Yesus sudah mati bagi dosa, demikian juga di dalam Roh, saya dapat mati bagi kuasa dosa (Roma 6:5). Sama seperti Yesus mematahkan kuasa jahat di dalam tubuh jasmani melalui penderitaan-Nya, maka kuasa jahat pun dapat saya kalahkan di dalam Roh yang sama. Mari kita cermati sejumlah manfaat dari kebangkitan yang nyata oleh Roh Kudus di dalam kita oleh kuasa-Nya yang hidup dan menetap. Kehidupan Rohani Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa karena Dia hidup, kita juga akan hidup (Yohanes 14:19). Inilah kebenarannya. Sama seperti Roh Kudus memberi napas hidup Allah kepada Yesus dan mengeluarkan-Nya dari kematian, demikian juga Roh memberi napas dan menanamkan dalam kita hidup Allah ke dalam seluruh pusat keberadaan kita. Kemenangan Atas Dosa Dosa bukan sebuah teori, melainkan sebuah kuasa yang nyata. Kematian, ketakutan, perbudakan, penindasan, ketidaktaatan, keputusasaan, keraguan, dan penderitaan adalah akibat dosa dalam hidup kita. Dosa adalah sebuah kekuatan pribadi yang menyatakan diri melalui kuasa jiwa ataupun rohani yang sangat menguasai pikiran dan tindakan kita. Sejak Adam, setiap orang telah jatuh oleh pengaruh negatif itu sampai berakhir dengan kematian. Satu-satunya yang merupakan perkecualian adalah Yesus. Pada salib, Yesus menangani prinsip dan kuasa dosa. Setelah memikul dosa manusia pada diri-Nya sendiri melalui kematian, Dia mematahkan cengkeraman kuasa itu menjadi kemerdekaan oleh hidup yang dibangkitkan. Sekarang Roh Kudus membuat proses penebusan ini nyata di dalam kita melalui iman. "Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus." (Roma 5:17) Kuasa Rohani Dua kata penting dalam bahasa Yunani yang digunakan di dalam Perjanjian Baru menguraikan bagaimana kuasa Allah tersedia bagi kita secara pribadi, sebagai hasil dari kebangkitan Yesus. Yesus yang sudah bangkit, hidup dalam kuasa ini sendiri, dan melalui Roh-Nya, Dia menanamkannya ke dalam hidup kita. Kata pertama adalah "exousia" yang berarti "kuasa dari keberadaan". Kata ini, yang biasanya diterjemahkan sebagai "wewenang" atau "otoritas" mengandung gagasan "memiliki hak untuk". Seorang duta besar yang mewakili negaranya di negara lain mungkin bukan orang yang sangat penting, namun ia mengemban wewenang dari pemerintah serta negaranya secara keseluruhan. Dengan cara yang sama, Roh Kudus meneguhkan hubungan kita bersama Allah melalui iman di dalam Yesus. Roh Kudus menyebarkan ke dalam hati kita percaya diri atau kepastian jati diri kita di dalam Kristus (lihat Yohanes 1:12, Roma 8:16, dan 1 Yohanes 3:1). Kedua adalah "dunamis" yang berarti "kuasa dari tindakan". Sebagai kata yang aktif, kata "dunamis" mengandung gagasan "kemampuan dan kekuatan yang dinamis". Ini dikaitkan dengan kata "dinamit" dan seperti dinamit pula situasi yang ditimbulkan ketika Allah bertindak. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8) Petrus mengulanginya demikian, "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." (2 Petrus 1:3) Karunia Rohani dan Pelayanan Karunia Roh Kudus yang bekerja di dalam tubuh Kristus adalah sebuah saksi yang penting dan perlu bagi fakta kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Ketika Paulus membahas berbagai karunia kepemimpinan dan pelayanan di dalam Jemaat, ia mengaitkan semua itu secara langsung dengan pelayanan dan kenaikan Tuhan dalam kemuliaan. "Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar," (Efesus 4:10-11) Pengharapan untuk Kemuliaan Allah kita adalah Allah sumber pengharapan dan kita memiliki pengharapan-Nya melalui pekerjaan yang telah dibuat Roh Kudus di dalam diri kita. Akan tetapi, landasan pengharapan kita adalah karya sesungguhnya yang Allah capai dalam kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Inilah jalan masuk menuju kemuliaan. Kita harus memahami bahwa menaruh pengharapan pada Kitab Injil tidak berarti "kondisi mengharapkan sesuatu" dalam pengertian impian khayal. Pengharapan ini adalah sebuah pengalaman pribadi yang mendalam saat kita memercayai Allah untuk selama-lamanya. Dia sudah mulai melaksanakan pekerjaan-Nya dan Dia akan mengakhirinya, dan kebangkitan adalah kesaksian yang luar biasa untuk fakta ini. "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu." (1 Petrus 1:3-4) Kita dapat terus menjajaki manfaat salib dan kebangkitan Yesus yang dibuat nyata oleh Roh di dalam kita melalui iman. Cermatilah keempat kitab Injil Anda sendiri dan peganglah janji itu! Sebuah Janji Masa Depan Kebangkitan melengkapi fungsi penting yang terakhir. Kebangkitan berperan sebagai pernyataan mengenai suatu pekerjaan yang masih belum selesai! Salib bukan sekadar satu hari kemenangan, tetapi juga satu hari penghakiman. Itu adalah sebuah hari ketika Allah menjatuhkan hukuman atas dosa dan semua akibatnya, termasuk menjatuhkan hukuman atas setan, "... kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka." (Efesus 2:2) Beberapa dari pesan Yesus yang terakhir bagi murid-murid-Nya menekankan poin yang sama, "Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar." (Yohanes 12:31) Di sinilah kata nubuat dari Allah kepada ular seperti yang dicatat dalam Kejadian 3:15b digenapi, "keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Penghakiman yang akan dijalankan pada hari itu masih terus dijalankan dan akan dijalankan sampai akhir hari penghakiman Allah. Hal ini merupakan tindakan kebangkitan yang berkuasa yang berhubungan dengan penghakiman yang sudah dijalankan dan penghakiman yang akan datang. Kebangkitan Yesus berperan sebagai sebuah tanda untuk mengingatkan manusia dan setan, kalau mereka lupa, kepada siapa pesan terakhir ditujukan! Inilah inti dari seruan Paulus kepada orang-orang kafir di Atena, "Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan- Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati." (Kisah Para Rasul 17:30-31) Tanda yang sama yang menjadi sebuah peringatan kepada orang-orang yang belum percaya yang tentunya sama adalah sumber sukacita dan penantian yang luar biasa bagi orang beriman. "Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan, melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada- Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci." (1 Yohanes 3:2-3) Celikkan mataku, Oh Juru Selamat, `tuk lihat kasih-Mu yang ajaib bagiku; kasih-Mu yang membawa-Mu ke dunia, `tuk mati di Kalvari gantikanku. Oh, yang terajaib dari yang ajaib, melalui kematian-Mu bagiku, dosa terbuka, dosa tersembunyi, semuanya dapat diampuni. Luluhkan hatiku, Oh Juru Selamat, tundukkan aku, hancurkan aku, sampai kumiliki Engkau sang Pemenang, Tuhan dan Raja yang berkuasa, (Katherine A.M. Kelly) Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Kuasa Salib Judul asli buku: Explaining the Cross Penulis: Bob Gordon Penerjemah: Lily Christianto Penerbit: (PBMR) ANDI, Yogyakarta 2004 Halaman: 95 -- 110 BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________ KEPASTIAN APAKAH YANG DIBERIKAN KEPADA KITA PADA HARI PASKAH? Bacalah: Lukas 18:31-34; Lukas 24; Matius 28; Markus 16; Yohanes 20; 1 Korintus 15:3-8; Roma 4:25; Yohanes 14:1-6; 1 Korintus 15:20-22; 1 Korintus 15:55-57. Sesudah Yesus mati, murid-murid-Nya menjadi putus asa. Mereka belum menginsafi segala sesuatu yang terjadi itu. Segala apa yang mereka harapkan tidak terjadi, karena Raja mereka sudah mati. Mereka menjadi putus asa. Pada hari pertama dalam minggu itu, terdengar berita-berita ajaib: beberapa perempuan, katanya, telah berjumpa dengan Yesus. Begitu pula dua orang di jalan ke Emaus. Kemudian Yesus berjumpa dengan murid-murid-Nya sendiri. Kemudian Ia berjumpa sekaligus dengan 500 orang lebih. Dengan itu timbullah kenyataan dan kepastian: Yesus Kristus hidup! Kepastian itulah yang menghiburkan, menguatkan dan menyertai seluruh gereja Kristen dalam segala abad. Dan kepada Tomas, yang tidak dapat percaya sebelum ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, dikatakan oleh Tuhan Yesus: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29b) Apakah Arti Kebangkitan Yesus Untuk Kita? Pengakuan Iman Rasuli: Aku percaya ... kepada Yesus Kristus, yang ... pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati. Nyanyian Rohani 59:2 Maut kubur dikalahkan Kuasa setan dipijakkan Tangan musuh t`lah lemah, sia-sia marahnya Sion yang beroleh s`lamat nyanyilah syukur dan hormat! Haleluya, haleluya! Kebangkitan Yesus memberi kepastian kepada kita bahwa Allah Bapa telah menerima pengantaraan Anak-Nya yang tunggal, yakni untuk menjadi kurban pendamaian antara Allah dan manusia. Kebangkitan Yesus adalah tanda kepastian, bahwa kita diterima kembali di dalam Yesus Kristus. Tembok penjara dosa manusia telah roboh: kita dapat keluar! Haleluya! Hubungan kita dengan Allah sungguh telah dipulihkan oleh Yesus Kristus. Sebab, karena kebangkitan Yesus Kristus: 1. Kita tidak lagi berada di bahwa kuasa Iblis dengan segala tipu dayanya. Kristus telah memberi kita pengampunan dosa dan kemenangan atas kuasa dosa. "Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." (1 Korintus 15:57) 2. Kita tidak lagi di bawah kuasa maut dengan kedahsyatannya. Kristus telah bangkit, maut tidak dapat menahan Dia! Maka itu maut tidak lagi menakutkan, melainkan merupakan pintu masuk ke dalam Kerajaan Allah. "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya." (Yohanes 11:25b-26a) Diambil dari: Judul buku: Jalan Keselamatan Penulis: Werner Pfendsack - H. J. Visch Penerbit: PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1989 Halaman: 48 -- 49 STOP PRESS ___________________________________________________________ DAPATKAN BAHAN-BAHAN PASKAH DI SITUS PASKAH SABDA (http://paskah.sabda.org/) Situs PASKAH SABDA dibangun untuk menjadi tempat Anda mendapatkan berbagai bahan Paskah yang bermutu. Beragam bahan disediakan secara lengkap -- hampir semua jenis bahan Paskah tersedia di sini, mulai dari artikel Paskah, drama Paskah, renungan Paskah, bahan mengajar Paskah, kesaksian Paskah, khotbah audio Paskah, puisi Paskah, resensi buku Paskah, ulasan situs Paskah, tip-tip Paskah, humor Paskah, lagu Paskah, gambar Paskah, kartu Paskah, dan masih banyak lagi. Selain menyediakan beragam bahan, situs PASKAH SABDA ini juga mengundang Pembaca untuk berpartisipasi dengan mengirimkan bahan-bahan Paskah sehingga bisa saling berbagi berkat kepada pengunjung yang lain. Keistimewaan lain pada situs ini adalah tersedianya berbagai fasilitas untuk berinteraksi dengan sesama pengunjung, misalnya menulis blog pribadi seputar Paskah, berkomentar, berdiskusi di forum, dan mengirimkan ucapan selamat Paskah kepada teman seiman dan pengunjung yang lain. _______________________________e-KONSEL ______________________________ Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling? silakan kirim ke: < konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih, S. Heru Winoto Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) Konsel 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |