Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/20 |
|
e-Konsel edisi 20 (15-7-2002)
|
|
><> Edisi (020) -- 15 Juli 2002 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Konseling dengan Baik - Cakrawala : Bagaimana Melakukan Konseling yang Baik? - Bimbingan Alkitabiah : Metodologi Alkitabiah untuk Perubahan - Tips : Hal-hal yang Harus Dihindari oleh Konselor Kristen - Surat : Usulan Topik e-Konsel *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Edisi e-Konsel nomor 20 ini akan secara khusus dimaksudkan untuk membekali konselor-konselor Kristen agar dapat melayani konseling dengan baik. Untuk itu silakan simak kolom Cakrawala dan Tips yang membahas secara terbuka tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan konselor Kristen pada waktu memberikan konseling dan bagaimana menemukan solusi agar terhindar dari masalah-masalah tsb. Sedangkan kolom Bimbingan Alkitabiah akan memberikan penjelasan kepada konselor tentang pentingnya mengetahui bahwa masalah-masalah kehidupan yang dialami manusia dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan iman dan mendekatkan konsele pada Tuhan. Namun untuk itu konselor harus memiliki fondasi Firman Tuhan dan cara konseling yang tepat agar pembimbingan dapat mencapai sasarannya. Selamat belajar! Harapan kami sajian edisi ini dapat menjadi bekal agar Anda dapat menjadi konselor Kristen yang bertanggungjawab. Dalam kasih-Nya, Staf e-Konsel *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- BAGAIMANA MELAKUKAN KONSELING YANG BAIK? -*- Bayangkan saudara adalah orang yang memerlukan pelayanan konseling. Saudara minta nasihat karena saudara tak dapat mengenyahkan depresi yang sedang saudara rasakan. SAUDARA : Saya menderita depresi akhir-akhir ini. Tak sanggup rasanya saya menolong diri sendiri. Saya tak tahu apa yang tak beres dalam diri saya. KONSELOR: Mengapa Saudara mempunyai perasaan yang demikian buruk? SAUDARA : Tak tahulah saya. Saya sendiri tak sanggup menjelaskannya. KONSELOR: Adakah dosa dalam diri Saudara yang belum Saudara akui? SAUDARA : Saya kira tak ada. Tetapi saya dengan senang bersedia mengakui dosa saya kalau ditunjukkan. KONSELOR: Ada menaruh dendam? SAUDARA : Saya kira tak ada, tetapi saya akan berdoa tentang hal itu kalau harus demikian. KONSELOR: Kita perlu berdoa kesembuhan ingatan Saudara. (Pada waktu inilah konselor saudara mengajak saudara berdoa). (Seusai berdoa) Sadarilah, Saudara, bahwa Saudara harus yakin bahwa Saudara adalah anak Tuhan. Saudara harus merasa malu karena memiliki perasaan-perasaan semacam itu. Tuhan Yesus mati untuk mengambil kesedihan dan kemurungan, dan Alkitab menyuruh kita untuk selalu bergembira dalam Tuhan. SAUDARA : Ya, saya tahu Bapak benar. Perasaan saya mengenai depresi ini buruk sekali. Saya kurang bersukacita. KONSELOR: Mungkin juga Saudara tidak selalu memuji Tuhan! Setiap harikah Saudara memuji Tuhan? SAUDARA : Saya kira tidak setiap hari. Saya absen memuji Tuhan terutama kalau saya merasa depresif seperti ini. KONSELOR: Kalau seorang Kristen benar-benar berjalan di dalam Roh, Alkitab berkata bahwa ia akan mengalami hidup yang bahagia dan damai! Perasaan depresif Saudara berasal dari daging, bukan dari roh. Karena Saudara tidak berjalan dalam Roh, maka Saudara tidak selalu memuji Tuhan. SAUDARA : Saya yakin Bapak benar. Istri saya (suami saya/teman saya) juga mengatakan yang sama. Saya dinasihati supaya menjadi orang Kristen yang dapat mengatasi persoalan tetapi saya sungguh-sungguh merasa depresif. KONSELOR: Perhatikanlah apa yang Saudara ucapkan. Apa yang Saudara ucapkan adalah apa yang Saudara akan dapatkan. SAUDARA : Apa yang saya katakan adalah apa yang akan saya dapatkan? KONSELOR: Benar, Saudara berkata bahwa Saudara sedang dalam keadaan depresi, karena itulah maka Saudara benar-benar mengalami depresi. SAUDARA : Jadi saya harus mengatakan bahwa saya tidak mengalami depresi sama sekali? KONSELOR: Firman Tuhan berkata bahwa kuasa kehidupan dan kematian ada di lidah. Mintalah, maka Saudara akan diberi. SAUDARA : Baiklah. Saya tidak merasa depresi. Saya tidak merasakan depresi. KONSELOR: Begitu lebih baik. Sekarang bergembiralah dalam Tuhan. Pujilah Tuhan maka Saudara akan segera mengatasi depresi itu. Sebagai Si konsele, apakah yang akan Saudara rasakan setelah mendapatkan pelayanan konseling seperti di atas? Mungkin Saudara akan merasa sangat frustasi, dan mungkin lebih merasa bersalah dan depresif daripada sebelumnya. Mengapa nasehat Firman Tuhan seperti di atas kadang tidak dapat membebaskan konsele dari masalah depresi yang dialaminya? Marilah kita memeriksa dialog di atas untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran si konselor. Barangkali konselor di atas berpendapat: 1. Setelah kita menjadi seorang Kristen, maka konseling menjadi suatu hal yang sederhana. Kita cukup menguasai beberapa ayat Alkitab dan sejumlah pengajaran yang sedang populer di masa kini. 2. Tak ada perlunya mendengarkan orang sebab perasaan itu buruk dan adanya problema yang tidak dapat dipecahkan adalah akibat dosa dan kegagalan dalam menerapkan Firman Tuhan. 3. Agar dapat menjadi konselor hanya diperlukan penguasaan sejumlah ayat Alkitab. Kalau seorang konsele tidak mau mendengarkan kebenaran, biarlah ia menanggung kesalahannya sendiri. Tidak semua pendapat konselor di atas salah. Tidak salah jika ia mengatakan bahwa Firman Tuhan itu menyucikan dan menyembuhkan "Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu" -- (Yohanes 15:3). Benar juga pendapatnya bahwa sebagian problema adalah akibat dosa dan akibat tidak mau menerapkan Firman Tuhan dalam kehidupan. Kalau demikian, mengapa kata-kata konselor itu masih belum tepat untuk membereskan masalah yang dialami konsele? Kasus lain adalah seorang wanita yang setelah konseling disuruh pulang dengan saran agar menghentikan kebingungannya, karena perasaan bingung itu dianggap sebagai suatu dosa dan suatu keadaan mementingkan diri sendiri. Untuk itu kepadanya dinasihatkan untuk bertobat, supaya Tuhan menyucikannya dan ia dapat sembuh. Kepadanya tidak diberikan pengertian tentang bagaimana hal-hal yang dirisaukannya itu bisa memainkan peran dalam hidupnya, juga tentang prosedur-prosedur untuk mengubah keadaannya. Ia hanya mendengar tuntutan-tuntutan yang keras untuk melaksanakan apa yang tidak sanggup dilakukannya. Ia diminta untuk menghentikan perasaannya yang buruk dan mulai mengasihi Tuhan sebagaimana mestinya. Bukankah Tuhan telah banyak menolongnya? Mengapa ia kurang berterima kasih? Makin banyak ia mendengar kata-kata ini, makin susah hatinya karena merasa gagal dan bersalah. Ia mulai beranggapan bahwa ia tak berharga dan tak memadai, dan bahkan mungkin ia bukan seorang Kristen. Kadang-kadang orang yang menderita seperti wanita itu dituduh kena serangan Iblis. Ada seorang wanita yang dituduh kena serangan Iblis kesombongan karena kebangsaan. Ia wanita asing dan keterikatannya dengan negerinya jelas tidak menyenangkan orang-orang yang bersangkutan. Ada juga seorang wanita yang dituduh kemasukan setan. "Ada yang mengatakan kepada saya bahwa rumah saya telah kemasukan setan seni. Saya sangat terkejut mendengar bahwa ada setan seni tinggal di rumah saya! Saya lalu membakar semua lukisan saya dan membuang koleksi buku saya mengenai barang-barang antik. Saya tidak mau melawan kehendak Tuhan, jadi saya membersihkan rumah saya dari segala macam karya seni. Saya kehilangan jutaan rupiah karenanya." Ada pertolongan yang tidak sanggup menolong dan ada kebenaran yang tak sanggup membebaskan. Ini dapat disebabkan oleh karena: 1. Konselor-konselor yang tidak memiliki kasih yang murni terhadap orang menderita yang dilayaninya. 2. Kegagalan menyimak apa yang sebenarnya dikatakan oleh konsele. Daripada sabar mendengar supaya dapat mendalami problema yang sedang dihadapi konsele, mereka memotong pembicaraan. 3. Ketidaksediaan konselor untuk mempelajari kehidupan dan keadaan konselenya. 4. Penggunaan Firman Tuhan sebagai tongkat untuk memukul orang-orang yang dilayani dengan kebenaran. 5. Merasa mengetahui segala jawaban dan siap di segala waktu untuk memberikan penyelesaian-penyelesaian. 6. Salah anggapan bahwa konselor lebih baik dan lebih berharga dari konsele yang bingung. Memang bagi Tuhan Yesus tidak sulit menyelesaikan persoalan apa saja yang dihadapi oleh manusia, namun bagi manusia yang berprofesi atau berfungsi sebagai konselor tidak semudah itu. Seorang konselor perlu memiliki kebijaksanan dan pengertian yang dalam dari Tuhan. Konselor harus berdoa kepada Tuhan supaya dianugerahi karunia pengetahuan dan pengertian serta kebijaksanaan untuk memakai karunia-karunia itu secara efektif, supaya ia tahu kehendak Tuhan untuk orang-orang yang dilayaninya. Memberikan pertolongan kepada orang-orang yang menderita secara psikologis tidaklah sama dengan memberikan resep obat seperti yang dipraktekkan oleh dokter badan, misalnya dengan memberikan resep yang sama untuk setiap penyakit pilek dan tenggorokan. Tidak semua orang menderita anxietas atau depresi dari jenis yang sama atau dengan penyebab yang sama pula. Tidak ada jawaban-jawaban yang siap pakai untuk penderitaan emosional. Ada banyak teori tentang penyebab kesulitan, masing-masing dianggap benar oleh penganutnya. Penyebab kesulitan, menurut beberapa teori psikopatologi, adalah konflik yang tidak disadari yang disebabkan oleh kejadian-kejadian yang dialami pada waktu masih anak-anak. Yang dekat dengan teori ini adalah pendapat bahwa ingatan merupakan penyebab kesulitan yang dihadapi di masa kini dan apabila ingatan itu disembuhkan, maka semua kesulitan akan teratasi. Masih ada teori-teori yang mengatakan bahwa penyebab perilaku terletak pada gen-gen. Akibat logis yang pantas diragukan dari teori ini adalah bahwa keburukan tertentu dapat dihilangkan dari anak cucu kita asal saja kita mau dijodohkan menurut gagasan para cendekiawan gen, atau asalkan bahan-bahan gen kita ubah. Para ahli lain keras berpegang pada pendapatnya bahwa semua emosi yang tak diinginkan itu timbul dari tidak adanya keseimbangan kimia. Mereka menganjurkan agar para ahli psikofarmakologi mengembangkan obat-obatan yang akan dapat menyembuhkan depresi dan gangguan psikologis lainnya sehingga dunia akan bebas dari depresi. Ada juga orang-orang di kalangan rohani yang berkeras mengatakan bahwa persoalan-persoalan emosional selalu disebabkan oleh dosa yang belum diakui dan ketiadaan iman. Yang lain mengatakan bahwa penyebabnya terletak pada roh, dan beranggapan bahwa pasti roh jahat yang mengganggu. Ini terutama dikenakan pada persoalan-persoalan psikologis yang tak dapat mereka pahami seperti sindrom dislogika dan skizofrenia. Dalam kenyataannya, semua teori ini ada kebenarannya, tetapi tidak satu pun dapat memberikan keterangan yang memadai dan dapat menyembuhkan perilaku-perilaku yang kacau. Kenyataan akan adanya kemajuan dalam diri si penderita setelah dilayani melalui teori-teori di atas tidak berarti bahwa masing- masing teori itu sendiri adalah jawaban satu-satunya dari persoalan. Tuhan menghendaki penyembuhan melalui pelbagai cara seperti doa, penumpangan tangan, perminyakan, pembebasan dari roh jahat, konseling, diet, pengobatan, pekerjaan, rekreasi, udara segar, olah raga, teman-teman, kasih dan mungkin juga pelayanan seorang psikolog. Apabila Tuhan telah memilih untuk memakai seorang psikolog untuk menolong seseorang yang menderita gangguan emosi, hal ini tidak berarti bahwa penyembuhan itu bukan hasil pekerjaan Tuhan; seorang ahli jiwa dapat menjadi sarana yang dikehendaki Tuhan. -*- Sumber -*-: Judul Buku: Mengapa Aku Merasa Begini? Penulis : William Backus, M.Th., Ph.D. dan Marie Chapian Penerbit : Buku Betania, Semarang, 1999 Halaman : 179 - 184 *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* -*- METODOLOGI ALKITABIAH UNTUK PERUBAHAN -*- Metodologi alkitabiah untuk perubahan adalah proses rohani yang berjalan sesuai apa yang telah dilakukan Allah dan iman seseorang kepada Allah. Untuk melaksanakan perubahan secara rohani, Allah telah menyediakan segala yang diperlukan melalui Anak-Nya, Roh Kudus-Nya, dan firman-Nya. Meskipun demikian seseorang harus memberikan tanggapan dengan iman baik untuk keselamatan mula-mula dan hidup baru maupun untuk penyucian yang terus-menerus. Perubahan seperti itu dilaksanakan dengan iman yang menuju pada mengasihi dan menaati Allah. Bimbingan alkitabiah sedikitnya melibatkan tiga pribadi yaitu Allah, orang yang mencari pertolongan, dan satu orang Kristen atau lebih sebagai pendamping untuk melayani dengan penuh kasih dan kebenaran Allah (konselor). Perubahan-perubahan terpenting terjadi melalui kasih Allah dan tanggapan seseorang. Karena itu fungsi utama pembimbing (konselor) adalah menyatakan tentang kasih Allah dan mendorong seseorang untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui iman dalam kasih-Nya. Prinsip utama bimbingan alkitabiah adalah: ketika seseorang mulai mendekatkan diri kepada Allah melalui kasih-Nya -- dinyatakan melalui firman-Nya dan Roh Kudus-Nya -- maka ia akan mengalami perubahan dalam cara pemikiran, emosi, dan tindakan. Lima asumsi yang melandasi prinsip dasar ini: 1. Perubahan yang mula-mula terjadi melalui iman. Ketika seseorang menjadi anak Allah, ia menjadi ciptaan baru yang didiami oleh Roh Kudus (Roma 8:9-15). 2. Sekali seseorang menerima ciptaan baru, ia hendaknya hidup di dalam Roh, menurut prinsip-prinsip hidup baru dan bukan menurut cara-cara hidup lama (Galatia 5:22-23). 3. Karena itu, sumber pengenalan akan semua situasi kehidupan ialah di dalam alam Roh -- di dalam persekutuan dengan Allah (2Petrus 1:1-4). 4. Karena seorang Kristen adalah ciptaan di dalam roh, maka hanya Alkitab yang dapat menggambarkan dia dengan tepat (model manusia, Mazmur 94:8-11; Ibrani 4:12-13) dan menunjukkan bagaimana harus hidup (metodologi perubahan, Kisah Para Rasul 20:32; 1Tesalonika 2:13). 5. Satu doktrin alkitabiah yang pokok tentang pendekatan rohani adalah pergumulan antara kasih dan ketuhanan Allah (hidup menurut Roh) dan kasih serta ketuhanan pribadi (hidup menurut daging, lihat Roma 7:14-25). Apa pun masalah yang dialami, orang-orang diubah ke arah yang lebih baik dalam hal tertentu dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui kasih-Nya. Karena kita adalah makhluk yang utuh, masalah-masalah kehidupan kejiwaan pasti mempengaruhi roh. Karena itu, tidaklah alkitabiah jika kita menganggap masalah-masalah kehidupan seakan- akan tidak ada hubungannya dengan roh. Dengan menangani implikasi rohani suatu masalah secara alkitabiah, orang tersebut akan lebih mampu menangani aspek-aspek mental, emosi, dan tingkah laku. Ketika seseorang mendekat kepada Allah, orang itu terbuka terhadap kemurahan dan kebenaran kasih Allah. Ketika orang itu memutuskan untuk mendekat, Allah melayani jiwanya sehingga ia menemukan penyelesaian terhadap masalah-masalahnya. Dalam abad teknologi dan kemajuan seperti sekarang ini orang mungkin mengabaikan fakta alkitabiah, yaitu bahwa membawa seseorang lebih dekat kepada Allah melalui kasih-Nya akan mengubah masalah-masalah kehidupan karena tidak ada yang lain dapat mengubahnya. Kasih Allah menyentuh roh seseorang, dan kehidupan rohani yang dalam selalu menghasilkan kehidupan mental, emosi dan tingkah laku yang diperbaiki. Suatu unsur yang umum dalam bimbingan psikologis maupun alkitabiah ialah kasih. Kuasa Allah yang menembus dapat melunakkan kehendak dan mendorong hati manusia sehingga perubahan mungkin terjadi. Perubahan itu terjadi melalui kasih, bukan melalui teknik-teknik dan pendidikan psikologis. Pernyataan utama buku Paul Halmos yang berjudul "The Faith of the Counsellors" (Iman Para Pembimbing) adalah "bahwa semua bentuk psikoterapi bukan didasarkan atas serangkaian fakta atau prinsip ilmiah, melainkan atas suatu kepercayaan yang sifatnya meresap dalam kuasa kasih yang menyembuhkan". Bahkan kasih manusia yang dimaksud Halmos mempunyai kuasa yang mengubahkan. Namun kasih manusia tidak pernah dapat mengubah roh manusia; hanya kasih Allah yang dapat diandalkan, sehingga apabila diterima, mengubah seseorang dan memampukan dia untuk hidup dalam iman, berharap kepada Allah dan mengasihi Allah dan sesama manusia sesuai dengan Hukum Utama (Ulangan 6:5; Imamat 19:18; Matius 22:36-40). Orang-orang telah dilepaskan dan akan dilepaskan dari setiap masalah yang ditangani oleh terapi percakapan dengan cara menerima dan memberikan kasih Allah. Masalah mental, emosi, dan tingkah laku apa pun yang diserahkan kepada terapi percakapan akan diubah oleh kasih. Segala sesuatu dari kecemasan yang kecil sampai kecanduan alkohol berat dan dari depresi sampai masalah perkawinan paling baik ditangani melalui kasih Allah. Kasih yang sama inilah yang juga dahulu sampai sekarang dapat menguabah berbagai pencobaan kehidupan. Masalah-masalah merupakan tanah yang sudah dibajak yang dapat ditanami benih-benih rohani dari kehidupan dan kasih. Seorang pembimbing (konselor) alkitabiah akan mempergunakan masalah-masalah kehidupan sebagai sarana untuk membawa orang lebih dekat kepada Allah. Karena mendekatkan diri kepada Allah merupakan satu-satunya ciri yang paling konsisten dari mereka yang berubah, maka hal itu hendaknya merupakan faktor utama dalam bimbingan. Orang yang dibimbing dan pembimbing harus mengalami kebenaran bahwa rintangan terbesar terhadap pertumbuhan adalah keterpisahan dari Allah dan dorongan terbesar bagi pertumbuhan adalah mendekatkan diri kepada Allah dan memberi tanggapan terhadap kasih-Nya. Apabila masalah- masalah terjadi fokus kita bukan pada masalahnya, walaupun masalah itu dibahas. Fokusnya terletak pada orang yang bersangkutan dan hubungannya dengan Allah. -*- Sumber -*-: Judul Buku: Bimbingan Berdasarkan Firman Allah Penulis : Martin dan Deidre Bobgon Penerbit : Yayasan Kalam Hidup Halaman : 69 - 72 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* -*- HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI OLEH KONSELOR KRISTEN -*- Dalam dunia konseling, beberapa hal yang harus dihindari konselor supaya tidak menghambat keefektifan kerjanya adalah: a. Memihak/menitikberatkan pada informasi sepihak ------------------------------------------------- Biasanya problema yang didengar konselor merupakan salah satu aspek persoalan yang dilihat dari sudut pandang konsele itu sendiri. Sebagai contoh, dalam konseling pernikahan, suami maupun istri bisa mempunyai pandangan berbeda mengenai satu persoalan. Tentunya konselor tidak dapat menyelesaikan persoalan dengan baik jika problema hanya didengar dari satu pihak, apalagi kalau sampai berpihak kepada salah satu konsele. b. Mengambil kesimpulan yang premature/tergesa-gesa/ceroboh ----------------------------------------------------------- Seringkali yang dikemukakan oleh konsele hanya merupakan gejala atau akibat dari inti persoalannya dan belum tentu merupakan persoalan yang sebenarnya. Oleh karena itu seorang konselor harus menjadi pendengar yang baik dan cermat, tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan, atau langsung memberi jalan keluar. c. Menekankan konfrontasi ------------------------- Banyak pendapat yang mengatakan bahwa menkonfrontasikan konsele dengan kebenaran firman Tuhan adalah satu-satunya jalan bagi orang Kristen untuk mengatasi persoalan. Padahal jika diperhatikan ada banyak cara dalam Alkitab yang dapat disaksikan dan digunakan untuk menolong orang lain mengatasi persoalan mereka, misalnya dengan konfrontasi (Roma 15:14), mengajar (Kolose 3:16), menghibur (1Tesalonika 4:18), memperhatikan (1Korintus 12:25), menguatkan (1Tesalonika 5:11), menerima (Roma 15:7), bahkan kadang-kadang dengan kasih menolong konsele menanggung beban atau pergumulan mereka (Galatia 6:2). Jadi jelas tidak mungkin hanya melalui satu cara saja kita dapat menolong konsele. d. Terlalu banyak ikut campur ----------------------------- Terjerat dan ikut campur dalam banyak hal mengenai permasalahan konsele sering dialami oleh konselor. Hal ini membuat konselor tidak obyektif terhadap inti persoalannya dan banyak waktu maupun tenaga terkuras yang seharusnya kita gunakan untuk hal-hal lain. Konsele biasanya menuntut perhatian penuh tanpa peduli bahwa konselor mempunyai tanggung jawab kepada keluarga dan konsele lainnya. Untuk menghindarinya konselor harus dapat menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya tanpa merusak hubungan baik yang mungkin sudah terbina. Kebijaksanaan dari Tuhan sangat dibutuhkan untuk dapat tetap memperhatikan konsele tanpa menjadikan persoalannya sebagai pergumulan/beban yang dapat menghancurkan diri konselor. e. Akrab dengan konsele lawan jenis ----------------------------------- Meskipun kita adalah konselor-konselor Kristen, tidak ada jaminan bahwa tidak akan terjadi skandal dalam hubungan konselor dan konsele. Karena itu jangan menyombongkan diri bahwa kita tidak akan jatuh (1 Korintus 10:12-13). Konseling membutuhkan pendekatan yang terkadang sampai pada kebutuhan pribadi konsele yang sangat mendalam, seperti misalnya kebutuhan seksual. Sudah banyak kasus dimana para konselor profesional dan hamba-hamba Tuhan terlibat dalam persoalan ini sehingga pelayanan mereka gagal. Mereka membiarkan hawa nafsu dan perasaannya terikat dengan konsele. Untuk menghindari hal ini konselor harus tegas, dan tidak membiarkan perasaannya terlibat lebih jauh jika mulai muncul tanda-tanda tersebut diantara mereka berdua. Selain itu konselor dianjurkan untuk tidak mengadakan pertemuan di tempat-tempat tertutup, tersembunyi, atau di tempat-tempat sunyi, kecuali jika konselor ditemani diaken atau pekerja gereja yang lain. f. Kegagalan menyimpan rahasia ------------------------------ Harapan para konsele jika mereka mengutarakan segala persoalan dan isi hatinya kepada konselor adalah agar apa yang mereka katakan itu tidak akan bocor. Namun tanpa disadari, konselor sering mengungkap hal-hal tersebut dalam diskusi formal atau dijadikan ilustrasi khotbah. Untuk menghindarinya, dengan kuasa dan pertolongan Tuhan kita harus mematikan kebiasaan untuk membicarakan orang lain (Yakobus 3:1-10; 1Petrus 3:10). g. Pelayanan yang tidak seimbang -------------------------------- Melalaikan tanggung jawab kepada keluarga, mengabaikan waktu untuk berdiam diri, berdoa, atau beristirahat seringkali dilakukan oleh para konselor Kristen yang terlalu sibuk dalam pelayanan konselingnya. Konselor hendaknya belajar dari Tuhan Yesus yang selalu mempunyai waktu untuk istirahat dan berdoa. Konselor harus mengerti batas-batasnya, jangan sampai persiapan khotbah, waktu doa dan saat teduh terabaikan, begitu juga dengan tugas-tugas dan tanggung jawab lainnya. Pelayanan konselor akan menjadi tidak efektif dan tidak akan menjadi teladan bagi orang lain apabila konselor mengabaikan hal-hal tersebut diatas. Menjadi konselor yang profesional memang tidak mudah, tetapi kita dapat mencobanya dengan menjadi konselor yang efektif dalam membagi waktu, baik itu untuk dunia konseling, keluarga, pelayanan, dan hubungan pribadi dengan Tuhan. -*- Bahan diringkas dari sumber -*-: Judul Buku: Konseling Kristen yang Efektif Penulis : DR. Gary R. Collins Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1998 Halaman : 18 - 22 *SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT* Dari: robby tarigan <rby_ministries@> >Tolong kalau bisa keluarkan edisi yang mendatang dengan artikel >hati bapa atau hal-hal yang menyangkut kebapaan, baik bapa secara >horizontal(yang ada di bumi) atau vertikal(yang disurga). Dan kalau >bisa lengkap dengan semua conyoh dan pengajarannya. Atas >perhatiannya saya berterima kasih dan Tuhan Yesus memberkati!!! Redaksi: Terima kasih untuk usulan topiknya. Kami harap topik tsb. akan menjadi salah satu topik yang bisa kami rencanakan pada edisi tahun 2003. Bagi pembaca e-Konsel yang ingin menyumbangkan artikel/bahan yang berhubungan dengan topik yang diusulkan ini, silakan mengubungi Redaksi di alamat: <submit-konsel@sabda.org> e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia O., Lani M., Ka Fung PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2002 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |