Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/198

e-Konsel edisi 198 (15-12-2009)

Rayakan Natal

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 198/15 Desember 2009

Daftar Isi:
  = Pengantar: Kelahiran Yesus
  = Renungan: Yesus Memunyai Nenek Moyang Pelacur?
  = Cakrawala: Natal: Pilihan Allah
  = Tips: Ingatlah Mereka yang Harus Melayani Pada Masa Natal
  = Dari Redaksi: Selamat Natal 2009 dan Tahun Baru 2010

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Natal akan tiba dalam beberapa hari lagi, sejarah kelahiran Yesus
  pun semakin sering diberitakan. Ketika Natal tiba, siapa yang tidak
  akan mendengar kronologi peristiwa kelahiran Yesus diceritakan?
  Setiap orang Kristen pasti akan selalu diingatkan pada peristiwa
  penting ini. Walaupun banyak yang mempertanyakan kelahiran Yesus dan
  hal-hal yang berkaitan dengan Yesus, namun itu semua hendaknya tidak
  mengendurkan iman dan sukacita kita dalam merayakan Natal kali ini.

  Dalam edisi Natal kali ini, Redaksi e-Konsel mengajak pembaca
  menyimak mengapa Allah mengutus Yesus ke dunia ini dan mengapa Yesus
  harus lahir sebagai manusia. Redaksi berharap bahwa melalui sajian
  edisi ini kita dapat belajar untuk senantiasa mengingat dan
  mensyukuri bahwa kelahiran Yesus Kristus adalah untuk menggenapi
  rencana-Nya dalam menebus manusia berdosa dan melayakkan kita untuk
  datang kepada Allah.

  Redaksi Tamu e-Konsel,
  Desi Rianto
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  http://c3i.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/konsel

RENUNGAN _____________________________________________________________

                  YESUS MEMUNYAI NENEK MOYANG PELACUR?

  Ya, benar. Kalau kita melihat silsilah Yesus dalam Matius, muncul
  nama Tamar dan Rahab. Tamar, dalam Kejadian 38:11-30, menipu Yehuda
  dengan menyamar sebagai pelacur, sehingga ia memperoleh keturunan
  dari Yehuda. Adapun Rahab adalah pelacur yang menyelamatkan 2 orang
  Israel -- pengintai dalam Yosua 2:1-24. Oleh karena itu, ia dan
  keluarganya tetap dilindungi agar terjamin keselamatan hidupnya.

  Jika kita melihat silsilah nenek moyang Yesus, akan tampak bahwa
  keluarganya bukan dari kalangan yang saleh, suci, dan tanpa dosa.
  Banyak cela, sehingga barangkali jika diukur dari bibit, bobot, dan
  bebet -- ini istilah orang Jawa untuk melihat kemampuan seseorang,
  kekayaan dan unggulnya keturunan -- sama sekali tidak akan masuk
  hitungan. Coba lihat Yehuda, bandingkan dengan Yusuf yang saleh dan
  bahkan menyelamatkan bangsanya dari kelaparan, mengapa justru Yehuda
  yang dipilih? Bukankah kelakuannya mendatangi pelacur sudah bisa
  dianggap melanggar nilai-nilai moral yang baik? Atau, dalam Matius
  1:6 disebutkan bahwa Daud memunyai anak Salomo, nenek moyang Yesus
  dari Batsyeba -- wanita yang diperolehnya melalui perselingkuhan
  karena sebelumnya Batsyeba adalah istri Uria.

  Ada pertanyaan menggelitik mengenai hal-hal di atas. Mengapa Tuhan
  memilih orang-orang itu? Mengapa Juru Selamat dilahirkan dalam
  keturunan nenek moyang yang penuh cela? Coba bayangkan, jika
  presiden kita saat ini ternyata memiliki nenek moyang pelacur, wah,
  betapa heboh jadinya negara ini, dan semua orang akan
  menggunjingkannya. Lalu mengapa Allah justru mengizinkan Yesus
  terlahir dari keturunan nenek moyang yang tidak sempurna?

  Terus terang, saya sendiri tidak tahu jawabannya. Namun, beberapa
  argumen bisa diajukan dalam kasus ini. Anda bisa saja memiliki opini
  sendiri, tetapi melalui hal tersebut saya dapat menarik
  pelajaran-pelajaran berharga.

  Tuhan Berdaulat

  Tuhan berdaulat dan memiliki jalan terbaik bagi dunia ini. Dia tidak
  bergantung kepada manusia atau apa pun di dunia ini. Dia Pencipta
  kita dan kita adalah ciptaan-Nya. Kadang, kita tidak tahu diri dan
  memosisikan diri sebagai pencipta, sehingga kerap kali banyak protes
  dan banyak keputusan yang kita ambil berdasarkan pemikiran kita
  sendiri, yang kerap kali menyakitkan bagi orang lain dan menyimpang
  dari jalan Tuhan. Bukankah kita ini dikatakan seperti debu yang
  diterbangkan angin? Tetapi, kita sering bertindak seperti penguasa
  dan pencipta alam ini, serta merusak semua yang ada di sekitar kita.

  Semua Karena Anugerah

  Menurut saya, pemilihan nenek moyang Yesus serta semua pelaku
  sejarah yang terlibat di dalamnya menunjukkan anugerah Allah.
  Sebagai manusia berdosa, kita seharusnya dihukum oleh Allah, tetapi
  karena kasih dan anugerah-Nya, Dia justru menyelamatkan manusia.
  Anugerah Allah-lah yang memungkinkan seorang pelacur memiliki
  keselamatan di dalam Dia. Sama seperti Tuhan telah menebus dosa saya
  dan dosa Anda, semua karena anugerah-Nya semata. Pilihan atas
  orang-orang dalam silsilah Yesus adalah anugerah.

  Tuhan Tidak Diskriminatif

  Bayangkan jika Tuhan selalu memilih dan hanya mempertimbangkan
  orang-orang baik, maka sedikit sekali yang akan diselamatkan.
  Bahkan, mungkin pribadi Yesus tidak membumi dan tidak tersentuh sama
  sekali. Kalau Yesus lahir dari keturunan orang-orang mulia yang
  terpilih secara khusus, bisa terjadi diskriminasi dan orang-orang
  mulia saja yang selamat. Tetapi, Allah memilih orang biasa dan
  bahkan orang yang bisa dianggap sebagai penyakit masyarakat. Yesus
  sama dengan kita, dilahirkan dari keturunan orang biasa yang penuh
  salah dan cela. Dengan demikian pilihan Allah atas orang-orang yang
  menjadi nenek moyang Yesus menunjukkan bahwa Allah tidak pilih kasih
  alias tidak diskriminatif.

  Tuhan Penuh Kasih

  Sangat jelas bagi saya bahwa Allah itu penuh kasih. Dia mengasihi
  semua orang tanpa memandang muka dan status. Siapa pun dapat
  menerima dan mengasihi Allah karena Ia tidak melihat apakah
  seseorang itu pelacur atau raja, semua memiliki kesempatan untuk
  dekat dengan-Nya. Semua memiliki kesempatan untuk memperoleh
  anugerah dari-Nya. Semua bisa dipakai-Nya. Bahkan, bisa dikatakan
  jika kita tidak memberikan baju kepada mereka yang tidak memiliki
  baju, kita telah mengesampingkan Tuhan. Artinya, kita diajak untuk
  menyalurkan kasih tanpa pamrih seperti yang telah dilakukan Tuhan.

  Tuhan Menerima Kita Apa Adanya

  Kerap kali kita berlaku kasar kepada orang-orang yang telah jatuh ke
  dalam dosa. Kita mengucilkan dan menggunjingkan teman yang hamil
  terlebih dahulu sebelum menikah, sehingga kita justru akan
  menyengsarakan dirinya. Kita juga kadang memberikan stigma buruk
  bagi anak-anak atau orang yang pernah mencuri atau berkata tidak
  jujur. Apakah kita sendiri tidak pernah berbohong? Bayangkan,
  bagaimana jika Allah tidak menerima kita apa adanya? Rahab jelas
  tidak akan diterima karena ia seorang pelacur. Apalagi Tamar, orang
  yang menipu dan menyamar menjadi pelacur. Puji Tuhan, Dia menerima
  kita apa adanya.

  Tuhan Merasakan Penderitaan Kita

  Dengan silsilah Yesus seperti yang dikemukakan di atas, bisa
  dimengerti bahwa Yesus pastilah mengalami akibat dosa. Benar kata
  Alkitab bahwa Yesus mengerti dan dapat merasakan penderitaan kita
  karena Dia pernah mengalami hal terburuk dari dosa. Dia mengerti
  keadaan kita. Hanya bedanya, Dia tetap tidak berdosa. Dengan kisah
  hidup lahir dari orang yang baru bertunangan kemudian pergi ke Mesir
  seperti orang yang melarikan diri, kemungkinan Yesus juga menerima
  gunjingan-gunjingan yang tidak mengenakkan.

  Bagi saya, kenyataan ini justru menunjukkan bahwa Yesus layak
  menjadi Juru Selamat kita karena Dia bisa menyelami perasaan manusia
  dan bisa memberikan pertolongan terbaik bagi manusia.

  Belajar untuk Tidak Mencontoh

  Alkitab banyak menceritakan kisah kegagalan. Kita tidak diminta
  mencontoh kegagalan, tetapi belajar dari kegagalan itu. Alkitab
  memberikan realitas kehidupan dan kita yang tahu realitas itu
  seharusnya belajar untuk memperbaikinya.

  Dengan menyadari kasih dan anugerah-Nya atas kita, manusia berdosa,
  mari kita belajar untuk menghargai apa yang telah dilakukan Allah
  bagi kita -- mengorbankan Putra Tunggal-Nya di kayu salib untuk
  menebus dosa kita dan menyelamatkan kita. Mari kita membagikan
  kasih-Nya yang sudah kita terima dengan menunjukkan kasih kita
  kepada orang-orang di sekeliling kita.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: My Favorite Christmas
  Penulis: Wiji Suprayogi
  Penerbit: Gloria Cyber Ministries, Yogyakarta 2006
  Halaman: 85 -- 91

CAKRAWALA ____________________________________________________________

                        NATAL: PILIHAN ALLAH

  Memilih merupakan pekerjaan dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan
  merupakan pekerjaan seumur hidup kita. Kita memilih siapa yang
  menjadi teman hidup kita, memilih pakaian, memilih tempat tinggal,
  memilih sekolah tempat kita studi atau bagi anak-anak kita, dsb..
  Pada dasarnya, kehidupan kita penuh dengan pilihan-pilihan. Jika
  kita salah dalam memilih, kita akan menanggung risikonya. Bahkan ada
  orang yang berkata bahwa kehidupan kita itu ditentukan oleh
  pilihan-pilihan yang kita lakukan!

  Namun seberapa besar pun kebebasan manusia dalam menentukan
  pilihannya, tetap ada hal yang tidak bisa ditentukannya sendiri.
  Kita ambil saja contoh mengenai kehadiran kita di dunia ini: sama
  sekali bukan karena pilihan kita. Kita hadir/berada di sini di luar
  kehendak dan pilihan kita. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan
  menjadi orang tua kita.

  Yesus Kristus sangat berbeda dengan kita dalam hal pilihan. Ia dapat
  memilih bagi diri-Nya sendiri apakah ia menjelma langsung menjadi
  manusia atau dilahirkan sebagaimana manusia biasa. Ia bisa memilih
  siapa yang menjadi orang tua-Nya.

  Bayi yang Memilih Dilahirkan

  Kisah Natal adalah kisah dari Allah yang menjelma menjadi seorang
  bayi melalui proses kelahiran seperti manusia biasa. Kitab Suci
  berkata mengenai kedatangan Yesus ke dunia ini: "...ketika Ia masuk
  ke dunia, Ia berkata: `Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki
  -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku -- Kepada korban
  bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu aku
  berkata: Sungguh Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis
  tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku`" (Ibrani 10:5-
  7). Kata-kata dalam ayat-ayat tadi sebenarnya adalah kutipan dari
  kitab Mazmur, yang menyatakan bahwa sebelum Yesus dilahirkan ke
  dunia ini, Ia sudah menentukan pilihannya untuk dilahirkan sebagai
  manusia biasa. Yesus memilih cara kehadiran-Nya ke dalam dunia ini.
  Tubuh-Nya sudah disiapkan untuk maksud dan tujuan itu. Hal ini
  berbeda dengan kita sebagai manusia yang terbatas kuasa pilihannya.
  Pada waktu kita dilahirkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi
  kelak dengan kehidupan kita, tetapi Yesus lahir dengan tujuan yang
  jelas dan Dia sendiri mengetahuinya secara jelas pula.

  Barangkali Maria mengetahui sedikit tentang tujuan hidup dari
  Anaknya itu, tetapi ia pasti tidak pernah mengira bahwa Anaknya itu
  akan mengalami penghinaan yang hebat dan kematian yang mengerikan.

  Walaupun Yesus datang ke bumi ini dalam rupa manusia, Dia tetap
  adalah Allah yang mulia. Kitab Suci memiliki bukti yang begitu
  lengkap tentang keilahian Kristus. Berkhoff mengikhtisarkan bukti
  keilahian Kristus sebagai berikut.

     Kita mendapatkan bahwa Kitab Suci:
     (1) secara terang-terangan menyatakan keilahian Anak itu dalam
         Yohanes 1:1, 20:28; dan Roma 9:5;
     (2) memakai nama-nama ilahi bagi-Nya (Yesaya 9:5, 40:3; dan
         Yeremia 23:5-6);
     (3) mengenakan sifat-sifat ilahi kepada-Nya (Matius 18:20;
         Yohanes 1:1-2, 2:24-25, 3:13; Kolose 2:9; dan Wahyu 1:18);
     (4) menyebutkan Dia sebagai yang mengerjakan karya-karya ilahi
         (Yohanes 1:3,10; Kolose 1:16; Ibrani 1:2,10); dan
     (5) memberikan kepada-Nya kehormatan ilahi (Yohanes 5:22-23, 14:1; 2 Korintus 13:13).

  Walaupun doktrin keilahian Kristus pada umumnya diakui sebagai dasar
  yang perlu sekali dari kristologi, tetapi doktrin tentang
  kemanusiaan-Nya juga sama pentingnya. Kemanusiaan Kristus terbukti
  yang terutama melalui fakta bahwa Ia memiliki tubuh manusia sejati
  yang terdiri dari darah dan daging. Tubuh-Nya sama seperti tubuh
  orang-orang lain, kecuali tidak mempunyai sifat-sifat dosa dan
  kegagalan manusia. Bukti bagi tubuh manusiawi-Nya dalam Kitab Suci
  lebih ditonjolkan.

  Menurut Kitab Suci, Kristus dilahirkan dari seorang perawan bernama
  Maria, menggenapi semua yang secara wajar diharapkan dari kelahiran
  seorang manusia, dan menggenapi banyak nubuatan Perjanjian Lama yang
  mengharapkan kedatangan-Nya sebagai manusia.

  Kitab Suci tidak hanya memberikan kesaksian terhadap sifat-sifat
  fisik tubuh manusiawi Kristus yang berinkarnasi, tetapi juga
  terutama berbicara tentang fakta bahwa Ia memiliki jiwa dan roh
  manusia yang rasional. Menurut Matius 26:38, Kristus berkata kepada
  murid-murid-Nya, "... `Hati-Ku (jiwa-Ku) sangat sedih, seperti mau
  mati rasanya. ...`" Ini merupakan fakta bahwa Kristus memunyai jiwa
  manusiawi. Fakta bahwa Yesus memunyai roh manusiawi diungkapkan
  dalam Yohanes 13:21, "Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat
  terharu (di dalam roh-Nya)...."

  Perpaduan Sifat

  Kristus bersifat ilahi dan manusiawi. Bukti yang berlimpah-limpah
  tentang keilahian dan kemanusiaan Kristus memperjelas bahwa dalam
  pribadi-Nya, sifat ilahi dan manusiawi itu berpadu dalam satu
  kesatuan selama-lamanya.

  Perpaduan sifat kemanusiaan dan keilahian Kristus ini diberi
  pernyataan yang tegas paling sedikit dalam tujuh bagian utama Kitab
  Suci: Filipi 2:6-11; Yohanes 1:1-14; Roma 1:2-5, 9:5; 1 Timotius
  3:16; Ibrani 2:14; 1 Yohanes 1:1-3.

  Satu Pilihan yang Bisa Anda Lakukan

  Meskipun manusia terbatas dalam menentukan pilihannya tetapi di
  dalam Kristus Yesus manusia memperoleh kesempatan untuk membuat
  pilihan-pilihan yang istimewa, yaitu dilahirkan kembali.

  Yesus Kristus memilih untuk dilahirkan ke dalam dunia ini agar Ia
  dapat membawa dunia yang mudah tersesat ini kembali kepada diri-Nya.
  Natal berarti Kristus memilih dilahirkan dengan tubuh manusia yang
  serupa dengan kita, namun sama sekali tanpa dosa dan tabiat dosa.

  Kelahiran Yesus menjadi seorang bayi kecil, di Betlehem, mengajarkan
  kepada kita supaya kita rela menjadi kecil, jika kita benar-benar
  ingin mengenal akan kasih karunia Allah dan anugerah-Nya yang
  terbesar. Yesus datang ke dalam dunia ini bukan kepada orang-orang
  yang mulia, memiliki pangkat, dan memiliki gelar. Ia datang justru
  kepada orang-orang yang rendah posisinya dalam masyarakat tetapi
  mereka memiliki hati yang rela menjadi kecil di hadapan Tuhan dan
  sesamanya.

  Yesus dilahirkan di kandang binatang, suatu tempat yang hina,
  menyatakan kepada kita bahwa sukacita Natal tidak bergantung kepada
  keadaan di sekitar kita, tetapi berpusat pada Sang Juru Selamat,
  yaitu Yesus Kristus! Yesus sanggup membawa sukacita walaupun di
  tempat yang busuk lingkungan rohaninya.

  Jika Anda memilih untuk dilahirkan kembali, maka Anda harus
  menyambut Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan atas
  kehidupan Anda.

  Memang benar kita tidak bisa membuat pilihan tentang kelahiran kita
  di dunia ini. Tetapi kini kita boleh memilih untuk dilahirkan
  kembali secara rohani. Pilihan ini membuat kita dilahirkan dalam
  keluarga Allah. Tidak seorang pun boleh membuat pilihan ini bagi
  Anda. Anda harus membuatnya sendiri!

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buletin: Sahabat Gembala, Edisi Desember 1994
  Penulis: Yosaphat Maid Ngendang
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1994
  Halaman: 4 -- 6

TIPS _________________________________________________________________

           INGATLAH MEREKA YANG HARUS MELAYANI PADA MASA NATAL

  Meskipun hanya sebagai bayi kita melihat-Nya,
  Ia akan mengisi takhta Bapa-Nya.
  Kumpulkan semua bangsa ke hadapan-Nya.
  Semua lutut harus berlutut dan tunduk kepada-Nya.
  (Angels, from the Realm of Glory)

  Bayi yang lahir di Betlehem itu datang untuk melayani, "untuk
  mengumpulkan semua bangsa di sekeliling-Nya," dan karena Ia hidup
  dalam kehidupan pelayanan dan pengorbananlah maka kita menyembah-Nya
  sekarang.

  Empat P

  Epifania adalah masa untuk mengingat dengan cara istimewa mereka
  yang melayani kita semua, dan terutama mereka yang melayani tanpa
  liburan pada masa Natal, bahkan pada malam Natal dan hari Natal.
  Saya menyebut mereka "Empat P".

  1. Pelayan Rohani -- yang memimpin kebaktian dan siap selama 24 jam
     sehari untuk jemaatnya yang sakit, menjelang ajal, berduka atau
     membutuhkan pertolongan. Pikirkan mereka yang membantu para
     tunawisma, orang teraniaya, sakit mental, atau orang-orang miskin
     sebagai "pelayan rohani".

  2. Prajurit Militer -- yang membela negara kita dan
     prinsip-prinsipnya, di dalam dan di luar negeri bahkan dengan
     mengorbankan nyawa mereka sendiri.

  3. Petugas Medis dan Paramedis -- yang berjalan di lorong rumah
     sakit, menangani kecelakaan, dan memberi pelayanan yang
     menyelamatkan nyawa dalam keadaan darurat.

  4. Polisi dan Pemadam Kebakaran -- yang menjaga ketertiban, harta
     benda kita, memadamkan kebakaran, dan menjaga keamanan supaya
     kita bisa menikmati hari raya dengan sepenuhnya.

  Orang-Orang yang Tidak Terlihat

  Masing-masing dari kita dikelilingi oleh sejumlah orang yang tidak
  terlihat yang bertugas menjaga cara hidup dan kualitas kehidupan
  yang kita anggap normal. Epifania adalah saat yang tepat untuk
  mengucapkan terima kasih pada mereka dengan cara istimewa. Berikut
  ini adalah beberapa ide untuk Anda lakukan.

  1. Pada beberapa negara, mendatangi kantor pemadam kebakaran atau
     stasiun polisi dengan sekaleng kue atau sekotak permen bisa
     menjadi kejutan yang menyenangkan.

  2. Tulislah surat pada editor surat kabar untuk mengucapkan terima
     kasih pada "Empat P" dalam masyarakat Anda untuk pelayanan mereka
     selama masa hari raya.

  3. Kirimkan kartu Natal ke kantor polisi Anda, pada kantor
     polisi daerah atau polisi lalu lintas di dekat Anda, dan pada
     pemadam kebakaran yang melayani di daerah Anda.

  4. Kalau Anda seorang mahasiswa, tuliskan ucapan terima kasih pada
     departemen keamanan kampus Anda.

  5. Berikan sumbangan khusus pada rumah sakit setempat (atau yayasan
     yang membantu pasien tidak mampu).

  6. Kirimkan bunga atau tanaman pada perawat yang merawat Anda ketika
     Anda dioperasi musim semi yang lalu. Biarkan mereka tahu Anda
     masih berterima kasih atas perhatian mereka dan menghargai
     kenyataan mereka selalu bersedia melayani.

  7. Kirimkan kartu, kue, atau rekaman pada prajurit. Anda bisa
     mengirim paket pada "prajurit mana saja" kalau Anda tidak
     mengenal siapa pun secara pribadi. Ia akan menghargai perhatian
     Anda.

  Saat Anda mengirim kartu atau memberi hadiah, sisipkan juga ucapan
  penghargaan, "Terima kasih untuk pelayanan Anda. Semoga Tahun Baru
  Anda benar-benar istimewa."

  Diambil dari:
  Judul buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa
  Penulis: Jan Dargatz
  Penerbit: Interaksara, Batam
  Halaman: 158 -- 161

DARI REDAKSI__________________________________________________________

  Redaksi e-Konsel mengucap syukur atas kebersamaan Pembaca dengan
  kami sepanjang tahun ini. Redaksi berharap edisi-edisi yang telah
  diterbitkan dapat menjadi berkat dan dapat melengkapi Pembaca dalam
  melayani Tuhan. Tidak lupa untuk menutup edisi-edisi 2009 ini
  Redaksi mengucapkan:

                SELAMAT NATAL 2009 dan TAHUN BARU 2010

  Kiranya kasih dan sukacita Natal tahun ini menyemangati kita untuk
  lebih giat lagi melayani Tuhan dan membagikan berkat ke lebih banyak
  orang. Biarlah Kristus Yesus, Tuhan kita senantiasa menjadi penopang
  kita dalam menapaki hari-hari di masa yang akan datang.

  Tim Redaksi e-Konsel,
  Ratri, Tatik, Dian
_______________________________e-KONSEL ______________________________

Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? Atau ingin mengirimkan
informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan, dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Facebook e-Konsel: http://fb.sabda.org/konsel
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org