Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/198 |
|
e-Konsel edisi 198 (15-12-2009)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 198/15 Desember 2009 Daftar Isi: = Pengantar: Kelahiran Yesus = Renungan: Yesus Memunyai Nenek Moyang Pelacur? = Cakrawala: Natal: Pilihan Allah = Tips: Ingatlah Mereka yang Harus Melayani Pada Masa Natal = Dari Redaksi: Selamat Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam sejahtera, Natal akan tiba dalam beberapa hari lagi, sejarah kelahiran Yesus pun semakin sering diberitakan. Ketika Natal tiba, siapa yang tidak akan mendengar kronologi peristiwa kelahiran Yesus diceritakan? Setiap orang Kristen pasti akan selalu diingatkan pada peristiwa penting ini. Walaupun banyak yang mempertanyakan kelahiran Yesus dan hal-hal yang berkaitan dengan Yesus, namun itu semua hendaknya tidak mengendurkan iman dan sukacita kita dalam merayakan Natal kali ini. Dalam edisi Natal kali ini, Redaksi e-Konsel mengajak pembaca menyimak mengapa Allah mengutus Yesus ke dunia ini dan mengapa Yesus harus lahir sebagai manusia. Redaksi berharap bahwa melalui sajian edisi ini kita dapat belajar untuk senantiasa mengingat dan mensyukuri bahwa kelahiran Yesus Kristus adalah untuk menggenapi rencana-Nya dalam menebus manusia berdosa dan melayakkan kita untuk datang kepada Allah. Redaksi Tamu e-Konsel, Desi Rianto http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ http://c3i.sabda.org/ http://fb.sabda.org/konsel RENUNGAN _____________________________________________________________ YESUS MEMUNYAI NENEK MOYANG PELACUR? Ya, benar. Kalau kita melihat silsilah Yesus dalam Matius, muncul nama Tamar dan Rahab. Tamar, dalam Kejadian 38:11-30, menipu Yehuda dengan menyamar sebagai pelacur, sehingga ia memperoleh keturunan dari Yehuda. Adapun Rahab adalah pelacur yang menyelamatkan 2 orang Israel -- pengintai dalam Yosua 2:1-24. Oleh karena itu, ia dan keluarganya tetap dilindungi agar terjamin keselamatan hidupnya. Jika kita melihat silsilah nenek moyang Yesus, akan tampak bahwa keluarganya bukan dari kalangan yang saleh, suci, dan tanpa dosa. Banyak cela, sehingga barangkali jika diukur dari bibit, bobot, dan bebet -- ini istilah orang Jawa untuk melihat kemampuan seseorang, kekayaan dan unggulnya keturunan -- sama sekali tidak akan masuk hitungan. Coba lihat Yehuda, bandingkan dengan Yusuf yang saleh dan bahkan menyelamatkan bangsanya dari kelaparan, mengapa justru Yehuda yang dipilih? Bukankah kelakuannya mendatangi pelacur sudah bisa dianggap melanggar nilai-nilai moral yang baik? Atau, dalam Matius 1:6 disebutkan bahwa Daud memunyai anak Salomo, nenek moyang Yesus dari Batsyeba -- wanita yang diperolehnya melalui perselingkuhan karena sebelumnya Batsyeba adalah istri Uria. Ada pertanyaan menggelitik mengenai hal-hal di atas. Mengapa Tuhan memilih orang-orang itu? Mengapa Juru Selamat dilahirkan dalam keturunan nenek moyang yang penuh cela? Coba bayangkan, jika presiden kita saat ini ternyata memiliki nenek moyang pelacur, wah, betapa heboh jadinya negara ini, dan semua orang akan menggunjingkannya. Lalu mengapa Allah justru mengizinkan Yesus terlahir dari keturunan nenek moyang yang tidak sempurna? Terus terang, saya sendiri tidak tahu jawabannya. Namun, beberapa argumen bisa diajukan dalam kasus ini. Anda bisa saja memiliki opini sendiri, tetapi melalui hal tersebut saya dapat menarik pelajaran-pelajaran berharga. Tuhan Berdaulat Tuhan berdaulat dan memiliki jalan terbaik bagi dunia ini. Dia tidak bergantung kepada manusia atau apa pun di dunia ini. Dia Pencipta kita dan kita adalah ciptaan-Nya. Kadang, kita tidak tahu diri dan memosisikan diri sebagai pencipta, sehingga kerap kali banyak protes dan banyak keputusan yang kita ambil berdasarkan pemikiran kita sendiri, yang kerap kali menyakitkan bagi orang lain dan menyimpang dari jalan Tuhan. Bukankah kita ini dikatakan seperti debu yang diterbangkan angin? Tetapi, kita sering bertindak seperti penguasa dan pencipta alam ini, serta merusak semua yang ada di sekitar kita. Semua Karena Anugerah Menurut saya, pemilihan nenek moyang Yesus serta semua pelaku sejarah yang terlibat di dalamnya menunjukkan anugerah Allah. Sebagai manusia berdosa, kita seharusnya dihukum oleh Allah, tetapi karena kasih dan anugerah-Nya, Dia justru menyelamatkan manusia. Anugerah Allah-lah yang memungkinkan seorang pelacur memiliki keselamatan di dalam Dia. Sama seperti Tuhan telah menebus dosa saya dan dosa Anda, semua karena anugerah-Nya semata. Pilihan atas orang-orang dalam silsilah Yesus adalah anugerah. Tuhan Tidak Diskriminatif Bayangkan jika Tuhan selalu memilih dan hanya mempertimbangkan orang-orang baik, maka sedikit sekali yang akan diselamatkan. Bahkan, mungkin pribadi Yesus tidak membumi dan tidak tersentuh sama sekali. Kalau Yesus lahir dari keturunan orang-orang mulia yang terpilih secara khusus, bisa terjadi diskriminasi dan orang-orang mulia saja yang selamat. Tetapi, Allah memilih orang biasa dan bahkan orang yang bisa dianggap sebagai penyakit masyarakat. Yesus sama dengan kita, dilahirkan dari keturunan orang biasa yang penuh salah dan cela. Dengan demikian pilihan Allah atas orang-orang yang menjadi nenek moyang Yesus menunjukkan bahwa Allah tidak pilih kasih alias tidak diskriminatif. Tuhan Penuh Kasih Sangat jelas bagi saya bahwa Allah itu penuh kasih. Dia mengasihi semua orang tanpa memandang muka dan status. Siapa pun dapat menerima dan mengasihi Allah karena Ia tidak melihat apakah seseorang itu pelacur atau raja, semua memiliki kesempatan untuk dekat dengan-Nya. Semua memiliki kesempatan untuk memperoleh anugerah dari-Nya. Semua bisa dipakai-Nya. Bahkan, bisa dikatakan jika kita tidak memberikan baju kepada mereka yang tidak memiliki baju, kita telah mengesampingkan Tuhan. Artinya, kita diajak untuk menyalurkan kasih tanpa pamrih seperti yang telah dilakukan Tuhan. Tuhan Menerima Kita Apa Adanya Kerap kali kita berlaku kasar kepada orang-orang yang telah jatuh ke dalam dosa. Kita mengucilkan dan menggunjingkan teman yang hamil terlebih dahulu sebelum menikah, sehingga kita justru akan menyengsarakan dirinya. Kita juga kadang memberikan stigma buruk bagi anak-anak atau orang yang pernah mencuri atau berkata tidak jujur. Apakah kita sendiri tidak pernah berbohong? Bayangkan, bagaimana jika Allah tidak menerima kita apa adanya? Rahab jelas tidak akan diterima karena ia seorang pelacur. Apalagi Tamar, orang yang menipu dan menyamar menjadi pelacur. Puji Tuhan, Dia menerima kita apa adanya. Tuhan Merasakan Penderitaan Kita Dengan silsilah Yesus seperti yang dikemukakan di atas, bisa dimengerti bahwa Yesus pastilah mengalami akibat dosa. Benar kata Alkitab bahwa Yesus mengerti dan dapat merasakan penderitaan kita karena Dia pernah mengalami hal terburuk dari dosa. Dia mengerti keadaan kita. Hanya bedanya, Dia tetap tidak berdosa. Dengan kisah hidup lahir dari orang yang baru bertunangan kemudian pergi ke Mesir seperti orang yang melarikan diri, kemungkinan Yesus juga menerima gunjingan-gunjingan yang tidak mengenakkan. Bagi saya, kenyataan ini justru menunjukkan bahwa Yesus layak menjadi Juru Selamat kita karena Dia bisa menyelami perasaan manusia dan bisa memberikan pertolongan terbaik bagi manusia. Belajar untuk Tidak Mencontoh Alkitab banyak menceritakan kisah kegagalan. Kita tidak diminta mencontoh kegagalan, tetapi belajar dari kegagalan itu. Alkitab memberikan realitas kehidupan dan kita yang tahu realitas itu seharusnya belajar untuk memperbaikinya. Dengan menyadari kasih dan anugerah-Nya atas kita, manusia berdosa, mari kita belajar untuk menghargai apa yang telah dilakukan Allah bagi kita -- mengorbankan Putra Tunggal-Nya di kayu salib untuk menebus dosa kita dan menyelamatkan kita. Mari kita membagikan kasih-Nya yang sudah kita terima dengan menunjukkan kasih kita kepada orang-orang di sekeliling kita. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: My Favorite Christmas Penulis: Wiji Suprayogi Penerbit: Gloria Cyber Ministries, Yogyakarta 2006 Halaman: 85 -- 91 CAKRAWALA ____________________________________________________________ NATAL: PILIHAN ALLAH Memilih merupakan pekerjaan dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan merupakan pekerjaan seumur hidup kita. Kita memilih siapa yang menjadi teman hidup kita, memilih pakaian, memilih tempat tinggal, memilih sekolah tempat kita studi atau bagi anak-anak kita, dsb.. Pada dasarnya, kehidupan kita penuh dengan pilihan-pilihan. Jika kita salah dalam memilih, kita akan menanggung risikonya. Bahkan ada orang yang berkata bahwa kehidupan kita itu ditentukan oleh pilihan-pilihan yang kita lakukan! Namun seberapa besar pun kebebasan manusia dalam menentukan pilihannya, tetap ada hal yang tidak bisa ditentukannya sendiri. Kita ambil saja contoh mengenai kehadiran kita di dunia ini: sama sekali bukan karena pilihan kita. Kita hadir/berada di sini di luar kehendak dan pilihan kita. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tua kita. Yesus Kristus sangat berbeda dengan kita dalam hal pilihan. Ia dapat memilih bagi diri-Nya sendiri apakah ia menjelma langsung menjadi manusia atau dilahirkan sebagaimana manusia biasa. Ia bisa memilih siapa yang menjadi orang tua-Nya. Bayi yang Memilih Dilahirkan Kisah Natal adalah kisah dari Allah yang menjelma menjadi seorang bayi melalui proses kelahiran seperti manusia biasa. Kitab Suci berkata mengenai kedatangan Yesus ke dunia ini: "...ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: `Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku -- Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu aku berkata: Sungguh Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku`" (Ibrani 10:5- 7). Kata-kata dalam ayat-ayat tadi sebenarnya adalah kutipan dari kitab Mazmur, yang menyatakan bahwa sebelum Yesus dilahirkan ke dunia ini, Ia sudah menentukan pilihannya untuk dilahirkan sebagai manusia biasa. Yesus memilih cara kehadiran-Nya ke dalam dunia ini. Tubuh-Nya sudah disiapkan untuk maksud dan tujuan itu. Hal ini berbeda dengan kita sebagai manusia yang terbatas kuasa pilihannya. Pada waktu kita dilahirkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak dengan kehidupan kita, tetapi Yesus lahir dengan tujuan yang jelas dan Dia sendiri mengetahuinya secara jelas pula. Barangkali Maria mengetahui sedikit tentang tujuan hidup dari Anaknya itu, tetapi ia pasti tidak pernah mengira bahwa Anaknya itu akan mengalami penghinaan yang hebat dan kematian yang mengerikan. Walaupun Yesus datang ke bumi ini dalam rupa manusia, Dia tetap adalah Allah yang mulia. Kitab Suci memiliki bukti yang begitu lengkap tentang keilahian Kristus. Berkhoff mengikhtisarkan bukti keilahian Kristus sebagai berikut. Kita mendapatkan bahwa Kitab Suci: (1) secara terang-terangan menyatakan keilahian Anak itu dalam Yohanes 1:1, 20:28; dan Roma 9:5; (2) memakai nama-nama ilahi bagi-Nya (Yesaya 9:5, 40:3; dan Yeremia 23:5-6); (3) mengenakan sifat-sifat ilahi kepada-Nya (Matius 18:20; Yohanes 1:1-2, 2:24-25, 3:13; Kolose 2:9; dan Wahyu 1:18); (4) menyebutkan Dia sebagai yang mengerjakan karya-karya ilahi (Yohanes 1:3,10; Kolose 1:16; Ibrani 1:2,10); dan (5) memberikan kepada-Nya kehormatan ilahi (Yohanes 5:22-23, 14:1; 2 Korintus 13:13). Walaupun doktrin keilahian Kristus pada umumnya diakui sebagai dasar yang perlu sekali dari kristologi, tetapi doktrin tentang kemanusiaan-Nya juga sama pentingnya. Kemanusiaan Kristus terbukti yang terutama melalui fakta bahwa Ia memiliki tubuh manusia sejati yang terdiri dari darah dan daging. Tubuh-Nya sama seperti tubuh orang-orang lain, kecuali tidak mempunyai sifat-sifat dosa dan kegagalan manusia. Bukti bagi tubuh manusiawi-Nya dalam Kitab Suci lebih ditonjolkan. Menurut Kitab Suci, Kristus dilahirkan dari seorang perawan bernama Maria, menggenapi semua yang secara wajar diharapkan dari kelahiran seorang manusia, dan menggenapi banyak nubuatan Perjanjian Lama yang mengharapkan kedatangan-Nya sebagai manusia. Kitab Suci tidak hanya memberikan kesaksian terhadap sifat-sifat fisik tubuh manusiawi Kristus yang berinkarnasi, tetapi juga terutama berbicara tentang fakta bahwa Ia memiliki jiwa dan roh manusia yang rasional. Menurut Matius 26:38, Kristus berkata kepada murid-murid-Nya, "... `Hati-Ku (jiwa-Ku) sangat sedih, seperti mau mati rasanya. ...`" Ini merupakan fakta bahwa Kristus memunyai jiwa manusiawi. Fakta bahwa Yesus memunyai roh manusiawi diungkapkan dalam Yohanes 13:21, "Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu (di dalam roh-Nya)...." Perpaduan Sifat Kristus bersifat ilahi dan manusiawi. Bukti yang berlimpah-limpah tentang keilahian dan kemanusiaan Kristus memperjelas bahwa dalam pribadi-Nya, sifat ilahi dan manusiawi itu berpadu dalam satu kesatuan selama-lamanya. Perpaduan sifat kemanusiaan dan keilahian Kristus ini diberi pernyataan yang tegas paling sedikit dalam tujuh bagian utama Kitab Suci: Filipi 2:6-11; Yohanes 1:1-14; Roma 1:2-5, 9:5; 1 Timotius 3:16; Ibrani 2:14; 1 Yohanes 1:1-3. Satu Pilihan yang Bisa Anda Lakukan Meskipun manusia terbatas dalam menentukan pilihannya tetapi di dalam Kristus Yesus manusia memperoleh kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan yang istimewa, yaitu dilahirkan kembali. Yesus Kristus memilih untuk dilahirkan ke dalam dunia ini agar Ia dapat membawa dunia yang mudah tersesat ini kembali kepada diri-Nya. Natal berarti Kristus memilih dilahirkan dengan tubuh manusia yang serupa dengan kita, namun sama sekali tanpa dosa dan tabiat dosa. Kelahiran Yesus menjadi seorang bayi kecil, di Betlehem, mengajarkan kepada kita supaya kita rela menjadi kecil, jika kita benar-benar ingin mengenal akan kasih karunia Allah dan anugerah-Nya yang terbesar. Yesus datang ke dalam dunia ini bukan kepada orang-orang yang mulia, memiliki pangkat, dan memiliki gelar. Ia datang justru kepada orang-orang yang rendah posisinya dalam masyarakat tetapi mereka memiliki hati yang rela menjadi kecil di hadapan Tuhan dan sesamanya. Yesus dilahirkan di kandang binatang, suatu tempat yang hina, menyatakan kepada kita bahwa sukacita Natal tidak bergantung kepada keadaan di sekitar kita, tetapi berpusat pada Sang Juru Selamat, yaitu Yesus Kristus! Yesus sanggup membawa sukacita walaupun di tempat yang busuk lingkungan rohaninya. Jika Anda memilih untuk dilahirkan kembali, maka Anda harus menyambut Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan atas kehidupan Anda. Memang benar kita tidak bisa membuat pilihan tentang kelahiran kita di dunia ini. Tetapi kini kita boleh memilih untuk dilahirkan kembali secara rohani. Pilihan ini membuat kita dilahirkan dalam keluarga Allah. Tidak seorang pun boleh membuat pilihan ini bagi Anda. Anda harus membuatnya sendiri! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buletin: Sahabat Gembala, Edisi Desember 1994 Penulis: Yosaphat Maid Ngendang Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1994 Halaman: 4 -- 6 TIPS _________________________________________________________________ INGATLAH MEREKA YANG HARUS MELAYANI PADA MASA NATAL Meskipun hanya sebagai bayi kita melihat-Nya, Ia akan mengisi takhta Bapa-Nya. Kumpulkan semua bangsa ke hadapan-Nya. Semua lutut harus berlutut dan tunduk kepada-Nya. (Angels, from the Realm of Glory) Bayi yang lahir di Betlehem itu datang untuk melayani, "untuk mengumpulkan semua bangsa di sekeliling-Nya," dan karena Ia hidup dalam kehidupan pelayanan dan pengorbananlah maka kita menyembah-Nya sekarang. Empat P Epifania adalah masa untuk mengingat dengan cara istimewa mereka yang melayani kita semua, dan terutama mereka yang melayani tanpa liburan pada masa Natal, bahkan pada malam Natal dan hari Natal. Saya menyebut mereka "Empat P". 1. Pelayan Rohani -- yang memimpin kebaktian dan siap selama 24 jam sehari untuk jemaatnya yang sakit, menjelang ajal, berduka atau membutuhkan pertolongan. Pikirkan mereka yang membantu para tunawisma, orang teraniaya, sakit mental, atau orang-orang miskin sebagai "pelayan rohani". 2. Prajurit Militer -- yang membela negara kita dan prinsip-prinsipnya, di dalam dan di luar negeri bahkan dengan mengorbankan nyawa mereka sendiri. 3. Petugas Medis dan Paramedis -- yang berjalan di lorong rumah sakit, menangani kecelakaan, dan memberi pelayanan yang menyelamatkan nyawa dalam keadaan darurat. 4. Polisi dan Pemadam Kebakaran -- yang menjaga ketertiban, harta benda kita, memadamkan kebakaran, dan menjaga keamanan supaya kita bisa menikmati hari raya dengan sepenuhnya. Orang-Orang yang Tidak Terlihat Masing-masing dari kita dikelilingi oleh sejumlah orang yang tidak terlihat yang bertugas menjaga cara hidup dan kualitas kehidupan yang kita anggap normal. Epifania adalah saat yang tepat untuk mengucapkan terima kasih pada mereka dengan cara istimewa. Berikut ini adalah beberapa ide untuk Anda lakukan. 1. Pada beberapa negara, mendatangi kantor pemadam kebakaran atau stasiun polisi dengan sekaleng kue atau sekotak permen bisa menjadi kejutan yang menyenangkan. 2. Tulislah surat pada editor surat kabar untuk mengucapkan terima kasih pada "Empat P" dalam masyarakat Anda untuk pelayanan mereka selama masa hari raya. 3. Kirimkan kartu Natal ke kantor polisi Anda, pada kantor polisi daerah atau polisi lalu lintas di dekat Anda, dan pada pemadam kebakaran yang melayani di daerah Anda. 4. Kalau Anda seorang mahasiswa, tuliskan ucapan terima kasih pada departemen keamanan kampus Anda. 5. Berikan sumbangan khusus pada rumah sakit setempat (atau yayasan yang membantu pasien tidak mampu). 6. Kirimkan bunga atau tanaman pada perawat yang merawat Anda ketika Anda dioperasi musim semi yang lalu. Biarkan mereka tahu Anda masih berterima kasih atas perhatian mereka dan menghargai kenyataan mereka selalu bersedia melayani. 7. Kirimkan kartu, kue, atau rekaman pada prajurit. Anda bisa mengirim paket pada "prajurit mana saja" kalau Anda tidak mengenal siapa pun secara pribadi. Ia akan menghargai perhatian Anda. Saat Anda mengirim kartu atau memberi hadiah, sisipkan juga ucapan penghargaan, "Terima kasih untuk pelayanan Anda. Semoga Tahun Baru Anda benar-benar istimewa." Diambil dari: Judul buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa Penulis: Jan Dargatz Penerbit: Interaksara, Batam Halaman: 158 -- 161 DARI REDAKSI__________________________________________________________ Redaksi e-Konsel mengucap syukur atas kebersamaan Pembaca dengan kami sepanjang tahun ini. Redaksi berharap edisi-edisi yang telah diterbitkan dapat menjadi berkat dan dapat melengkapi Pembaca dalam melayani Tuhan. Tidak lupa untuk menutup edisi-edisi 2009 ini Redaksi mengucapkan: SELAMAT NATAL 2009 dan TAHUN BARU 2010 Kiranya kasih dan sukacita Natal tahun ini menyemangati kita untuk lebih giat lagi melayani Tuhan dan membagikan berkat ke lebih banyak orang. Biarlah Kristus Yesus, Tuhan kita senantiasa menjadi penopang kita dalam menapaki hari-hari di masa yang akan datang. Tim Redaksi e-Konsel, Ratri, Tatik, Dian _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling? Atau ingin mengirimkan informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan, dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Facebook e-Konsel: http://fb.sabda.org/konsel ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |