Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/19 |
|
e-Konsel edisi 19 (1-7-2002)
|
|
><> Edisi (019) -- 01 Juli 2002 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Komunikasi - Cakrawala : Gaya Komunikasi - Telaga : Komunikasi Suami Istri ( 16A) - Bimbingan Alkitabiah : Hambatan Komunikasi - Tips : Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal - Surat : Tanggapan tentang Artikel Depresi *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Pada kesempatan edisi ini tema yang dipilih oleh Redaksi adalah tentang "Komunikasi". Komunikasi adalah kegiatan yang paling penting dalam hubungan sosial antar manusia. Jika kegiatan komunikasi ini terhambat atau mengalami masalah maka tak dapat dielakkan akan terjadi juga masalah dalam hubungan mereka. Artikel yang kami sajikan dalam edisi ini akan menolong kita untuk memahami lebih jauh gaya-gaya dalam berkomunikasi dan bagaimana gaya-gaya tsb. dapat menimbulkan masalah. Selain itu disajikan juga bahan-bahan lain yang dapat menolong kita memperbaiki komunikasi, termasuk komunikasi antara suami dan istri. Selamat berkomunikasi! Dalam kasih-Nya Staf Redaksi *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- GAYA KOMUNIKASI -*- Oleh: Dr. Paul Gunadi Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi orang yang sukses dalam pergaulan. Dengan mudahnya mereka dapat menjalin persahabatan setiap bertemu dengan teman yang baru. Bukan itu saja, persahabatan mereka pun biasanya bertahan sampai kekal. Sebaliknya, ada pula orang-orang yang justru mengalami kesukaran dalam pergaulan. Tema "disalah mengerti" merupakan tema pokok hidup mereka meski mereka tak henti-hentinya berusaha mengoreksi diri. Banyak faktor yang terlibat yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan kita dalam pergaulan, salah satunya adalah gaya kita berkomunikasi. Tanpa kita sadari, sebenarnya gaya komunikasi itu sendiri adalah bagian dari isi berita yang kita komunikasikan. Pada umumnya orang yang sukses dalam pergaulan bukan saja memahami dampak gaya komunikasinya pada orang lain, ia pun telah berhasil mengubahnya menjadi gaya komunikasi yang luwes dan menyenangkan. Gaya komunikasinya bukan saja tidak mengganggu isi berita yang ingin ia sampaikan, malah gayanya yang luwes itu menambah kekuatan atau bahkan adakalanya melengkapi kekurangan isi berita yang ingin ia kemukakan. Di bawah ini saya mencoba menjabarkan TUJUH GAYA KOMUNIKASI YANG TIDAK SEHAT. Mudah-mudahan dapat menolong kita memperbaiki keterampilan yang sangat penting ini. Gaya 1: Si Penganggap --------------------- Ungkapan yang biasanya terlontar dari dirinya adalah, "Saudara seharusnya sudah mengerti maksud saya." Si Penganggap umumnya melakukan satu kesalahan yang cukup serius dalam komunikasi, yakni menganggap orang lain pasti memahami isi hatinya. Sebelum kita menganggap orang lain sudah menangkap maksud kita, kita perlu mengecek ulang, apakah benar ia sudah memahami pembicaraan kita. Gaya komunikasi seperti ini acap kali membuahkan kekecewaan dan bahkan kemarahan. Gaya 2: Si Sepenggal -------------------- Orang ini berpikir, "Bukankah sudah saya katakan semuanya itu?!" namun sesungguhnya yang terjadi adalah ia memang belum mengemukakan seluruh pikirannya -- baru sepenggal saja. Sewaktu kita berbicara, kecepatan pikiran kita bergerak dari satu topik ke topik yang lainnya tidaklah sama dengan kecepatan lidah kita mengungkapkan isi pikiran itu sendiri. Bagi Si Sepenggal, pikirannya bergerak telalu cepat atau lidahnya terlalu lamban sehingga maksud hatinya tidak tertuang sepenuhnya melalui bahasa ucapan. Masalahnya ialah, ia tidak menyadari hal ini, sehingga dalam benaknya, ia sudah mengatakan semua yang ingin ia sampaikan. Si Sepenggal rentan terhadap frustasi karena komunikasinya menjadi terpotong-potong dan sudah tentu, membuka pintu terhadap kesalahpahaman. Gaya 3: Si Peremeh ------------------ Ucapan Si Peremeh pada umumnya ditandai dengan kalimat sejenis ini, "Kenapa tidak mengerti-mengerti?" atau "Memang bodoh kamu!" Si Peremeh memiliki satu masalah yang lumayan serius yakni ia memperlakukan semua orang sama seperti dirinya. Alhasil, apabila orang lain tidak bisa mengikuti kemauan atau pikirannya, ia pun marah. Sewaktu marah, bukannya ia melihat bahwa memang orang lain berbeda dengannya, ia justru memandang perbedaan sebagai kekurangan di pihak orang lain. Gaya komunikasi ini cenderung merusakkan hubungan dengan orang lain. Siapa saja yang pernah disakitinya akan menjaga jarak karena tidak mau terluka lagi. Gaya 4: Si Penyenang -------------------- Si Penyenang mempunyai satu misi dalam hidupnya, yakni menyenangkan hati semua orang. Akibatnya, tema seperti ini sering keluar dari bibirnya, "Saya akan lakukan apa saja bagimu asal kamu bahagia." Bicara dengan Si Penyenang memang bisa menyenangkan karena ia akan mengangguk-angguk saja, namun biasanya gaya komunikasi ini dapat mendangkalkan relasi pribadi. Sukar sekali untuk mengetahui hati Si Penyenang karena ia tidak terbuka. Ketidakterbukaannya itu juga cenderung membuatnya menumpuk semua perasaan dalam hati. Kalau tidak tertahankan, ia mudah menjadi orang tertekan dan tidak bahagia. Gaya 5: Si Pelupa ----------------- Kita bisa lupa dan adakalanya sengaja melupakan peristiwa tertentu. Malangnya, Si Pelupa lupa dan melupakan terlalu banyak hal dan frekuensinya terlalu sering. Ia acap kali berujar, "Tidak, saya tidak mengatakan hal itu." Namun kenyataannya ialah ia mengatakan hal tersebut. Baik lupa atau melupakan informasi yang akhirnya dibutuhkan oleh orang lain cenderung melemahkan kepercayaan orang pada dirinya sendiri. Orang lain dapat membentuk anggapan bahwa Si Pelupa meremehkan atau bisa juga, orang lain menilai bahwa Si Pelupa tidak tulus. Ini bahaya! Komunikasi sangat bergantung pada kepercayaan; tanpa itu, yang mendengar adalah suara belaka. Gaya 6: Si Pendebat ------------------- Repot juga berkomunikasi dengan Si Pendebat karena pembicaraan dengannya cenderung menjadi arena balapan kebenaran. Perhatikan kata- kata yang biasanya keluar dari mulutnya, "Apa benar saya berkata demikian? Apa kamu yakin? Bagaimana dengan dirimu sendiri?" Si Pendebat kaya dengan kata-kata dan gaya berkomunikasinya mirip dengan taktik menyerbu orang lain dengan bombardemen kata-kata. Si Pendebat cenderung melemparkan fokus masalah ke pihak lawannya sehingga ia bebas dari kesulitan. Gaya komunikasi ini bisa menimbulkan rasa tidak suka dan jenuh pada orang lain karena bicara dengannya membuat diri merasa diserang. Lebih jauh lagi, Si Pendebat akhirnya membuat orang beranggapan bahwa ia senantiasa mengelak dari tanggung jawabnya. Gaya 7: Si Talenan ------------------ Rasa iba, kasihan, simpati adalah beberapa kata yang sering diasosiasikan dengan Si Talenan karena perasaan-perasaan seperti itulah yang timbul tatkala melihatnya. Si Talenan selalu menyediakan dirinya menjadi sasaran tudingan orang lain tanpa benar-benar menyadari di mana letak kesalahannya (kalau memang ada). Ucapan seperti ini cenderung muncul dari bibirnya, "Betul, memang saya yang salah dan sudah sepantasnya dimarahi." Masalahnya ialah, ia melakukan itu karena tidak berani atau berkekuatan memperhadapkan orang lain dengan kebenaran. Ia tidak suka keributan dan baginya silang pendapat tidaklah bijaksana, jadi, harus dihindarkan. Gaya komunikasi ini sangat merugikan dirinya dan bisa mengundang penghinaan dari orang lain. Orang lain semakin berani berbuat sekehendak hatinya tanpa mempedulikan perasaannya. Namun, bukankah ia jugalah yang memulainya? Dari penjelasan di atas kita melihat bahwa gaya komunikasi dapat memancarkan kepribadian kita yang sesungguhnya, namun bisa pula merupakan gaya yang dipelajari. Adakalanya untuk mendapatkan penerimaan dari orang lain, kita terpaksa mengikuti gaya komunikasi yang tertentu. Atau kita belajar dari keluarga kita sendiri sehingga kita menganggap gaya komunikasi kita dipahami semua orang, alias universal. Jika gaya komunikasi kita memang merupakan buah kepribadian sendiri, sudah tentu perlu koreksi. Obat penawarnya ada beberapa, misalnya meminta tanggapan orang lain. Mungkin kita dapat memeriksa ucapan-ucapan kita dengan lebih teliti dan menanyakan, apa kira-kira yang orang lain rasakan (bukan kita, sebab kalau kita, mungkin sekali kita tak merasa apa-apa karena sudah terbiasa) tatkala mendengar kata-kata kita. Kita rela membayar mahal dan menanamkan waktu yang panjang untuk pendidikan kita; ironisnya, kita sering tidak bersedia membayar mahal untuk belajar menyehatkan gaya komunikasi kita. Memang, adakalanya hal yang penting tampaknya sederhana. -*- Sumber -*-: Buletin PARAKALEO, Departemen Konseling Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia, Vol.II/No.4/Edisi Oktober-Desember 1995 *TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA* Mengapa komunikasi suami istri itu penting? Bagaimana seharusnya suami istri membangun komunikasinya? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita menyimak uraian Dr. Paul Gunadi tentang Komunikasi Suami Isteri dalam tanya jawab berikut ini: -*- KOMUNIKASI SUAMI ISTERI -*- ------- T: Kita memang menyadari bahwa salah satu bagian di dalam kehidupan suami istri atau hubungan pernikahan adalah komunikasi. Tetapi juga disadari bahwa itu bukan sesuatu hal yang mudah, seringkali terjadi benturan-benturan didalam kita berkomunikasi dengan pasangan kita. Nah pada kesempatan ini kita akan membahas bagaimana sebenarnya suami-istri itu harus membangun komunikasinya. Apa sebenarnya komunikasi itu? J: Sebetulnya satu prinsip komunikasi yang paling penting yaitu KEJELASAN. Jadi apakah saya berhasil berkomunikasi atau tidak, diukur dari apakah yang saya katakan didengar dan dipahami dengan jelas oleh lawan bicara saya. Meskipun saya ini pandai berorasi namun kalau yang ingin saya sampaikan tidak diterima persis sama dengan yang saya kehendaki maka saya telah gagal berkomunikasi. Nah ternyata hal komunikasi bukanlah hal yang mudah, apalagi kalau dikaitkan dalam konteks rumah tangga. Ternyata salah satu ciri keluarga yang bermasalah adalah rusaknya komunikasi di antara suami dan istri. Ada lagi yang malah lebih jauh yakni rusaknya komunikasi antara orangtua dan anak-anak mereka. ------- T: Apakah perlu seseorang itu mengkomunikasikan secara utuh apa yang ada di dalam hatinya? apakah perlu keterbukaan total? J: Saya kira tidak. Kita perlu bijaksana apa yang perlu kita sampaikan saat ini. Saya garis bawahi kata "saat ini" sebab tidak semua hal cocok disampaikan saat ini. Tidak semua hal, itu prinsip pertamanya. Prinsip kedua adalah kita tidak boleh berbohong untuk menutupi suatu hal yang memang telah terjadi. Jadi kita jangan menggunakan kebohongan untuk melindungi diri atau untuk menyelamatkan diri atau untuk memecahkan problem kita, jadi itu prinsip yang kedua. Nah, jadi yang saya maksud kalaupun kita tidak menceritakan, itu bukan berarti kita sedang mencoba menutupi suatu fakta dari pasangan kita atau sedang mencoba menyelamatkan diri atau kita berpikir dengan berbohong kita akan memecahkan problem ini. Itu tidak boleh, sebab memang Tuhan melarang kita untuk berbohong. Nah kita tidak menyampaikan yang kita alami atau rasakan atau pikirkan semuanya kepada pasangan kita saat ini artinya adalah kita selalu menimbang apakah memang inilah waktu yang cocok untuk membicarakan hal ini. Apakah memang dia siap mendengar yang ingin saya katakan, apakah ini hanya untuk memuaskan hasrat saya saja dan saya tidak peduli dampaknya pada pasangan saya. Jadi dalam komunikasi kita perlu mempertimbangkan semua faktor itu, sebab sekali lagi kita tidak hidup untuk diri kita. Tuhan pun meminta kita selalu menimbang orang lain pula. ------- T: Sebenarnya pokok-pokok pembicaraan apa yang bisa membangun kehidupan pernikahan kita? Apakah ada pokok-pokok pembicaraan yang memang perlu untuk dibicarakan oleh suami istri? J: Saya kira tidak ada hukumnya atau aturannya, berapa banyak atau hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan, saya kira berapa dalam dan berapa luas percakapan itu akan dipengaruhi oleh berapa dekat hubungan kita. Kalau hubungan sangat akrab maka hal itu akan memperluas topik percakapan. Jadi apa saja bisa kita bicarakan. Pengalaman hidup bersama juga penting dalam pembicaraan kalau si istri terputus dari si suami dalam pengalaman hidupnya. Kadang suami bekerja dari pagi sampai malam sehingga jarang cerita tentang pekerjaannya dengan si istri. Nah karena si istri tidak membagi hidup dengan si suami dalam hal pekerjaan, akibatnya tidak bisa berbicara secara luas juga. Jadi berapa banyak yang bisa dibicarakan dan berapa dalamnya komunikasi tergantung pada dua hal itu, yaitu berapa dekatnya hubungan suami istri dan berapa seringnya mereka berbagi pengalaman hidup ini. ------- T: Apakah ada hal-hal lain yang bisa diupayakan oleh suami istri supaya komunikasi itu bertambah baik dari hari ke hari? J: Ada. Komunikasi juga sangat dipengaruhi oleh rasa percaya kita pada pasangan. Apakah kita percaya bahwa ketika pasangan kita berkata A memang A-lah yang ingin dia sampaikan? Kalau sudah ada kecurigaan "Engkau bicara A karena engkau ingin mendapatkan B," nah itu berarti masalahnya bukan lagi di komunikasi, namun sudah menyangkut masalah kepercayaan dan ini adalah hal yang lebih serius. Berarti kita tidak lagi bisa percaya pada kemurnian, kejujuran atau motivasi pasangan kita. Kalau ini terjadi, memang kita harus kembali kepada hal-hal yang lebih mendasar. Apa yang telah terjadi dalam hubungan kita sehingga kita tidak lagi bisa percaya pada pasangan kita ini. Apakah kita pernah merasa tertipu? Adakalanya kita akhirnya sangat berhati-hati ketika pasangan kita berkata-kata karena kita takut terjebak, kita takut menceritakan kelemahan kita sebab kelemahan ini bisa dipegangnya untuk menyerang kita kembali. Jadi komunikasi sangat dipengaruhi oleh rasa percaya. Berbahagialah pernikahan yang memiliki rasa percaya yang kuat, kalau itu tidak ada, biasanya hal berikutnya yang akan rontok adalah komunikasi antara dua orang itu. ------- T: Jadi komunikasi memang sesuatu hal yang tidak mudah, tetapi saya rasa kita perlu terus-menerus belajar dalam hal berkomunikasi. Apakah ada bagian dalam Firman Tuhan yang ingin Bapak sampaikan? J: Saya akan ambil dari Efesus 4:15, "tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." Terjemahan bahasa Inggrisnya lebih bagus yaitu "Speak the Truth in love." Kita bertumbuh ke arah Kristus, tapi syaratnya adalah bicaralah hal yang benar di dalam Kristus dan dalam kasih. -*- Sumber -*-: [[Sajian kami di atas, kami ambil dari isi salah satu kaset TELAGA No. 16A, yang telah kami ringkas/sajikan dalam bentuk tulisan.]] -- Jika anda ingin mendapatkan transkrip seluruh kaset T16A lewat e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org > -- Informasi tentang pelayanan TELAGA/Tegur Sapa Gembala Keluarga dapat anda lihat dalam kolom INFO edisi e-Konsel 03 dari URL: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/003/ [01 Nov 2001] *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* -*- HAMBATAN KOMUNIKASI -*- Ahli sosiologi, negarawan, penasehat pernikahan, banyak golongan yang berbeda-beda, sependapat bahwa dewasa ini kebutuhan terutama adalah komunikasi yang sunguguh-sungguh. Teknologi semakin meningkat, buku-buku bertambah banyak disegala bidang. Tetapi komunikasi orang dengan lainnya mungkin tidak pernah sedangkal seperi sekarang ini. Komunikasi manusia tidak lagi berdasarkan kebenaran. Jurang pemisah bukan hanya pada politik, pada usaha periklanan, tetapi juga di dalam gereja Yesus Kristus. Semua persoalan komunikasi berakar di Taman Eden. Allah memilih untuk mengadakan hubungan yang sangat intim dengan manusia yang Ia ciptakan menurut gambar-Nya sendiri sebagai mahluk yang dapat berkomunikasi. Adam berkomunikasi secara pribadi dengan menggunakan bahasa. Dalam keadaan yang demikian sempurna Iblis menawarkan hambatan komunikasi yang pertama dengan mengusahakan keraguan terhadap Firman Allah. Bapa pembohong itu bertanya, "Tentulah Allah berfirman....?" Ia bertanya dan ini merupakan pertanyaan pertama dalam sejarah. Manusia mendengar dan bertanya pula. Iblis menantang dan membengkokkan Firman Allah. Ketika Adam dan Hawa jatuh, maka komunikasi dengan Allah dan sesamanya retak. Manusia sebagai mahluk berkomunikasi yang membutuhkan orang lain, mulai mengalami penderitaan karena hubungan yang ia butuhkan itu terputus. Oleh karena hubungan sosialnya rusak, manusia mulai menderita keterasingan, dan mulai memperlihatkan hal itu dalam tingkah lakunya. Di dalam pembimbingan, sebagian besar persoalan yang kita hadapi sebenarnya berakar dari Taman Eden. Sebenarnya keadaan seseorang tidak unik benar. Kebanyakan persoalan dikemukakan dalam bentuk komunikasi yang rusak. Misalnya rasa malu dan perasaan bersalah yang dihadapi para pembimbing dewasa ini adalah perasaan yang dialami oleh Adam. Kemampuan manusia untuk menilai diri yang diberikan Allah untuk membedakan benar dan salah, mulai menyakitkan. Biasanya jalan keluarnya yaitu kalau ada pihak ketiga yang membantu untuk membuat mereka mulai berkomunikasi. Dasar pemulihan komunikasi adalah perdamaian dengan Allah. Pemulihan itu mulai dengan anugerah Yesus Kristus. Segala komunikasi yang berarti beralaskan Yesus. Seperti rasul Yohanes mengemukakan dalam suratnya kepada Gayus, komunikasi harus beralasan "kasih dalam kebenaran". Kebenaran ini dimiliki bersama dan dipercayai oleh setiap pihak dan dengan demikian menjadi dasar dari segala koumikasi yang berarti. Komunikasi yang sempurna antara satu orang dengan yang lain telah terputus di Taman Eden ketika kebenaran Allah dicurigai, ditolak dan Adam mulai berbohong. Kecuali bagi Yesus setiap orang lahir sebagai pemberontak terhadap kebenaran Firman Allah. Karena itu yang ia ucapkan bukanlah kebenaran melainkan dusta. karena tabiatnya yang berdosa manusia tidak mengasihi kebenaran. Setiap kali manusia menghadapi kesulitan, usahanya yang pertama dalam mengatasi kesulitan itu dengan berbohong, sama seperti Adam mengambil jalan dusta sebagai jalan keluar dari kesulitannya, demikian pula manusia dewasa ini menjalani hidupnya dalam dusta. Orang-orang yang berbicara dalam kebenaran berbicara sesuai dengan patokan Alkitab. Mereka bicara benar kepada tetangganya demi kebaikannya. Orang Kristen harus bersedia membuka rahasia hatinya sendiri dan membagikan hal yang penting kepada orang lain karena mengetahui bahwa orang lainpun membutuhkan keterangan, dorongan, teguran, dsb. Kita membutuhkan orang lain sama seperti anggota- anggota tubuh saling membutuhkan satu dengan yang lain. -*- Sumber -*- Judul Buku: Anda pun Boleh Membimbing Penulis : Dr. Jay E. Adams Penerbit : Gandum Mas Halaman : 122 - 123 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* MENUMBUHKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah: 1. Percaya/trust. Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut: a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, ketrampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten. b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk. c. Kualitas komunikasi dan sifatnya menggambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan tumbuh. 2. Prilaku suportif akan meningkatkan komunikasi. Beberapa ciri prilaku suportif yaitu: a. Deskripsi: penyampaian pesan, perasaan dan persepsi tanpa menilai atau mengecam kelemahan dan kekurangannya. b. Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama- sama menetapkan tujuan dan menentukan cara mencapai tujuan. c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam. d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona. e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan. f. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri. 3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara objektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dan lain sebagainya. Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerja sama bisa ditingkatkan, kita perlu bersikap terbuka dan menggantikan sikap dogmatis. Kita perlu juga memiliki sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap saling memahami, menghargai dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak, tidak terkecuali dalam lembaga pendidikan. -*- Sumber -*- Judul Buku: Asas-asas Psikologi: Keluarga Idaman Penulis : Drs. Yulia Singgih D. Gunarsa Penerbit : BPK Gunung Mulia Halaman : 106 - 108 *SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- DARI ANDA -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT* Dari: "Deddy GTC" <deddy_gtc@> >Shaloom, >Terima kasih atas kiriman artikel kepada saya, God Blees You, >Saya ingin menanggapi perihal artikel: Patah Hati & Depresi >"Apa yang pernah kita semua alami tentunya kasus-kasus yang berbeda >dan pada intinya menyakitkan hati dan mempengaruhi pikiran. Oleh >karena itu setiap kita yang mengalami case tsb. mencari orang yang >dapat dipercaya untuk curhat. Langkah-langkah yang tertulis dalam >artikel sudah sangat bagus sekali, hanya sering kali hanya bersifat >sementara, saya berpikiran >PERTAMA: kita harus terus menjaga hati dari segala kewaspadaan, >karna setiap detik, setiap saat kita akan terus menghadapi case >yang satu kepada case yang lain. >KEDUA: kita banyak berdoa dan membicarakannya kepada Tuhan Yesus, >sumber kehidupan & Penghiburan. Kita dapat percaya pada teman atau >siapa saja, tapi suatu saat case kita terus akan diungkapkan, susah >ya mencari sahabat yang dapat menyimpan rahasia Iman, dan sering >sekali orang percaya (ngakunya kristen) tapi kalau ada orang yang >krisis Kasih eeeeehhhhh malah dicuekin, bahkan disingkirkan bukanya >dirangkul, sedikit sekali ada orang yang dapat melakukan kasih >Kristus yang sesungguhnya (1Korintus 13). .> >Banyak sekali dalam gereja belakangan ini terlihat krisis kasih, >dan bahkan yang timbul justru roh kritik, Pendeta dikritik, diaken, >majelis, penatua bahkan pendeta pun mengkritik jemaatnya, apa sih >yg dicari.....????? bukankah itu akan terjadi perpecahan & >pemberontakan? .> >Saya menyarankan bagaimana sikap kita menghadapi hal serupa: >,1. Mengampuni setulusnya setiap orang yang menyakitkan kita. >,2. Mengubah roh kritik menjadi Roh bersyafaat (doakan). >,3. Pemulihan pribadi (temui orang yang menyakitkan). >,4. Mempercayai kembali (dalam hal yang tidak membuat jatuh dalam > dosa kembali). >,5. Berkata benar dan jangan bersilat kata. >,6. Beribadah secara teratur. >,7. Baca Firman every day dan Pray (disiplin). .> >Ini saja saran & tanggapan saya, biarlah menjadi berkat untuk semua >saudara, saudariku, Tuhan Yesus memberkati. .> >Salam & Doa, >Sahabatmu, Rekan sekerja, >Ir. Deddy Leswanto Redaksi: Terima kasih atas tanggapannya yang panjang lebar, terutama tambahan saran-sarannya. Kami yakin hal ini dapat menjadi berkat bagi pembaca yang lain. Marilah kita terus bergandeng tangan untuk saling membangun agar kita dapat menjadi berkat dan nama Tuhan dimuliakan. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia O., Lani M., Ka Fung PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2002 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |