Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/182 |
|
e-Konsel edisi 182 (15-4-2009)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen _____________________________________________________________________ EDISI 182/15 April 2009 Daftar Isi: = Pengantar: Penggenapan Rencana Allah = Renungan: Arti Kebangkitan Yesus = Cakrawala 1: Haruskah Orang Kristen Percaya Kebangkitan? = Cakrawala 2: Makna Kebangkitan Kristus = Bimbingan Alkitabiah: Kebangkitan (Resurrection) PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Sebelum Yesus disalib, Ia sudah berpesan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan mati namun akan bangkit lagi pada hari ketiga untuk menggenapi rencana Allah. Awalnya, para murid takut, sedih, dan bingung saat melihat Guru mereka mati. Mereka baru menyadari pesan Yesus ketika akhirnya mereka melihat sendiri Yesus bangkit dan menjumpai mereka. Sukacita mengisi hati mereka. Sukacita itu hendaknya juga memenuhi hati kita saat ini, ketika kita kembali memperingati dan merayakan kemenangan Kristus pada hari Paskah, hari kebangkitan-Nya ini. Kebangkitan Yesus bukanlah kebangkitan biasa karena kebangkitan Yesus membuktikan bahwa maut benar-benar telah dikalahkan, dan melalui kebangkitan-Nya pula kita diangkat dari dosa. Oleh karena itu, melalui peringatan Paskah ini, hendaknya iman kita kembali diperbarui dan dikuatkan. Mari kita jadikan Paskah tahun ini sebagai titik awal untuk membangun iman yang lebih dalam kepada Kristus. Selamat Paskah! Pimpinan Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ http://c3i.sabda.org/ RENUNGAN _____________________________________________________________ ARTI KEBANGKITAN YESUS Yohanes 20:11-18 Maria Magdalena menangis karena kasihnya kepada Yesus. Saat itu, malaikat di depannya dan Yesus sendiri di belakangnya. Baik ucapan malaikat maupun sabda Tuhan Yesus menekankan belas kasih terhadap Maria. Jawaban Maria menunjukkan imannya kepada Yesus meski dalam keterbatasannya ia berpikir Yesus sudah mati. Tetapi, Yesus yang sama tetap adalah "Tuhan" baginya (ayat 13). Semula Yesus dianggapnya salah seorang tukang kebun Yusuf Arimatea (ayat 14-15). Tetapi, begitu Yesus menyebut namanya, segera ia mengenali Yesus dan memanggil-Nya sebagai Guru (ayat 16). Kesedihan, betapa pun dalamnya itu, tidak akan selamanya membutakan, sebab Maria sungguh adalah domba Yesus yang mengenali suara Gembalanya (Yoh. 10:3-4). Semula Maria berpikir bahwa sifat hubungannya dengan Yesus akan sama seperti ketika Yesus belum mati. Tetapi, penjelasan Tuhan menandaskan terjadinya perubahan radikal dalam hubungan tersebut, yang juga berakibat dalam hubungan mereka dengan Bapa. Pertama, isyarat itu Yesus berikan dalam respons-Nya terhadap sentuhan Maria. Mungkin saat itu Maria memegang lengan Yesus atau bertelut memegang kaki Yesus. Tetapi, Yesus melarangnya untuk terus memegangi-Nya demikian. Yesus mengisyaratkan bahwa Dia harus kembali kepada Bapa ke dalam status kekal-Nya. Maka, Maria tidak bisa menahan-Nya agar tetap di dunia seperti sebelum Ia bangkit. Kini Maria dijadikan utusan (rasul) yang mewartakan kebangkitan Yesus kepada para rasul. Betapa terhormat posisi Maria, menjadi pengantara berita kebangkitan kepada para rasul yang belum tahu atau belum percaya tentang hal itu. Kedua, Yesus menegaskan untuk pertama kalinya ungkapan penting yang bersifat kristologis, yang berakibat secara soteriologis. "Aku akan kembali kepada Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu" (ayat 17). Keunikan hubungan diri-Nya dengan Bapa dan kebangkitan-Nya membuat para pengikut-Nya memiliki hubungan anak-bapa dengan Bapa di surga dan menjadi para saudara Kristus (ayat 17). Ketiga, kenaikan Yesus ke surga juga merupakan sumber sukacita bagi para murid-Nya sebab menyatakan bahwa Ia berhasil memenuhi rencana Bapa dan kemenangan itu dapat mereka cicip dengan hadirnya Roh Kudus (ayat 16:7). Renungkan: Pengenalan akan Dia yang bangkit berdampak luas atas hidup kita. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul artikel: Arti Kebangkitan Yesus Penulis: Tidak dicantumkan Dipublikasikan di: e-Santapan Harian, Edisi Senin, 1 April 2002 http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2002/04/01/ CAKRAWALA 1___________________________________________________________ HARUSKAH ORANG KRISTEN PERCAYA KEBANGKITAN? "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14) Alkitab mengajarkan bahwa hak untuk menyebut diri sebagai orang Kristen hanya dimiliki beberapa orang tertentu. Hal ini tidak berarti bahwa setiap orang yang termasuk non-Yahudi, non-Buddha, atau non-Muslim dapat secara otomatis mencap diri mereka sebagai orang Kristen. Bahkan setiap orang yang merasa diri mereka anggota gereja Protestan, gereja Katolik, atau pun gereja Ortodok Timur belum tentu memiliki hak untuk menyebut diri mereka sebagai orang Kristen. Apakah hal ini semata-mata disebabkan oleh karena perbedaan warna rambut? Tidak. Melalui istilah yang tepat, Rasul Paulus menjelaskan bahwa mereka yang tidak mau mengakui kebangkitan tubuh Yesus Kristus secara historis, tidak dapat dianggap sebagai orang Kristen dan mereka tidak memiliki hak untuk menyebut diri mereka sebagai orang Kristen. Dengan demikian, penjelasan ini mengandung makna bahwa mereka yang hanya mau menerima ajaran moral Yesus Kristus, tetapi tidak mau mengakui kebangkitan-Nya sebagai legenda agama, juga belum bisa dianggap sebagai orang Kristen. Selanjutnya, mengapa iman kepada kebangkitan Yesus Kristus merupakan hal yang sangat penting? Karena, iman seperti ini merupakan fakta mendasar yang mana kekristenan merupakan suatu agama yang unik di antara semua agama yang lain. Agama manakah yang pendirinya sudah membuktikan pernyataan bahwa Tuhan dan keilahian-Nya telah bangkit dari maut. Tak ada. Jika ada rasul ditanya bagaimana mereka tahu bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, manifestasi Tuhan dalam daging, Juru Selamat dunia yang oleh karena ajaran dan hidup-Nya maka manusia diterangi dan yang oleh karena darah-Nya maka manusia ditebus, maka mereka pasti akan menjawab, "Karena Dia bangkit dari maut." Berulang kali Surat Kisah Rasul merekam fakta bahwa kebangkitan muncul sebagai bukti dari keunikan dan keilahian-Nya (2:22-36, 3:12-16, 4:10-12, 33, 5:29-32, 10:34-43, 13:16-41). Sebelumnya Allah telah memberitahu mereka bahwa mereka akan sepenuhnya dipengaruhi oleh kepribadian-Nya sebagai Tuhan yang dimanifestasikan dalam daging sebagai suatu hasil dari kebangkitan-Nya yang akan datang. Allah bahkan telah meramalkan hari kebangkitan-Nya. Yesus berbicara dan bertindak seperti Allah. Akan tetapi para rasul tidak pernah menerima Dia. Juga, Sebagai Dasar Penghakiman Kebangkitan tidak hanya menjadi batu landasan kekristenan, tetapi juga menjadi dasar yang mana kita memercayai penghakiman yang akan datang. Kristus telah menjanjikan penghakiman dan kebangkitan. Pemenuhan salah satu janji merupakan jaminan bagi pemenuhan janji yang lainnya. Ketika Paulus berbicara kepada jemaat di Athena mengenai penghakiman, mereka menganggap dia sebagai pemimpi. Paulus menyatakan, "Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" (Kisah Para Rasul 17:31). Saat mengatakan hal tersebut, sebenarnya Paulus memahami bahwa ia akan ditolak dan dicemooh oleh orang-orang Athena yang tidak mau peduli. Justru itulah ia menjumpai mereka sebelum mereka melakukan pencemoohan dan penolakan. Kepada orang-orang Athena, Paulus mengatakan bahwa bukti kepastian akan datangnya penghakiman adalah adanya peristiwa yang telah terjadi sebelumnya, yakni kebangkitan tubuh Kristus. "Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" (Kisah Para Rasul 17:31). Kebangkitan inilah yang menjadikan segala yang disampaikan dan dikhotbahkan para rasul layak dipercaya. Sebaliknya, jika kebangkitan Kristus tidak terjadi, maka tak satu pun dari apa yang disampaikan dan diucapkan para rasul tentang Dia, atau yang dikerjakan para rasul untuk-Nya, bisa dipercayai. Kebenaran-Kebenaran Unik Agama yang didirikan oleh Yesus Kristus memiliki banyak ajaran yang umum seperti halnya agama-agama lain di muka bumi ini. Akan tetapi, kekristenan memuat kebenaran yang istimewa dan khas. Kebenaran ini tidak terdapat dalam ajaran-ajaran agama lain. Salah satu dari keistimewaan ajaran Kristen adalah adanya kebangkitan dari maut. Secara jelas atau kurang meyakinkan, agama-agama lain telah menghibur diri dengan gagasan-gagasan kelanggengan jiwa. Orang-orang Mesir purba bahkan menunjukkan kewaspadaan yang sungguh-sungguh terhadap bersatunya kembali jiwa dengan tubuh yang diperbarui. Namun demikian, tak satu pun dari pendapat-pendapat tersebut mampu menjelaskan karakteristik-karakteristik dari tubuh atau kehidupan yang dibangkitkan dalam kesucian abadi seperti halnya pendapat yang dijelaskan oleh Paulus dalam 1 Korintus 15. Dalam hal ini, yang lebih penting adalah bahwa kekristenan itu sendiri telah melengkapi ilustrasi dan contoh historis dari kehidupan yang dibangkitkan, dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Kebangkitan yang Unik Seluruh struktur doktrin Kristen tentang kebangkitan dapat berdiri tegak atau tumbang (tergantung) karena adanya kebangkitan tubuh pribadi Kristus yang historis. Struktur ini merupakan fondasi atau dasar yang di atasnya seluruh ajaran Kristen dibangun dan dibentangkan. Dalam sejarah dunia yang panjang, belum pernah ditemukan adanya kebangkitan lain atas kehidupan yang kekal dan awet. Seluruh kebangkitan yang pernah terjadi di muka bumi ini adalah kebangkitan atas keadaan-keadaan atau tubuh-tubuh yang akhirnya mati dan rusak kembali. Beberapa orang pernah dibangkitkan, seperti Lazarus, tetapi mereka kemudian mati lagi. Hanya Kristus sajalah yang dapat dikatakan bahwa "...Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia" (Roma 6:9). Hanya Kristus yang menjadi gambaran dan figur yang diberikan kepada dunia. Gambaran dan figur tersebut berupa kebangkitan yang utuh dan kebangkitan tanpa maut. Dunia tak pernah melihat satupun peristiwa mengenai tubuh dan kehidupan yang dibangkitkan selain yang diajarkan dari kebangkitan Yesus Kristus. Oleh karena itu, segala sesuatu terletak pada keyakinan akan satu-satunya ajaran tersebut. Jika kita memercayai bahwa kebangkitan Yesus Kristus merupakan sesuatu yang nyata benar adanya, maka iman kita dibangun di atas batu karang. Jika kita tidak memercayai hal tersebut, maka iman kita dibangun hanya di atas landasan pasir. Kepercayaan Tak Berdasar Sebagian orang berkata bahwa mereka memercayai ampuhnya kematian Kristus untuk menebus manusia dari kuasa dosa, namun mereka tidak percaya pada kebangkitan tubuh-Nya. Dapatkah orang secara logis mempertahankan pandangan tersebut? Mari kita lihat apa yang terjadi jika kematian Kristus tidak diikuti oleh kebangkitan Yesus Kristus. Jika hal itu terjadi, maka kematian Kristus hanya merupakan peristiwa umum yang terjadi pada jalan hidup manusia, tidak ada bedanya dengan kematian yang menimpa seseorang yang dianggap pintar dan adil. Kematian Kristus merupakan sesuatu yang penting dalam teladan moral yang besar, pengabdian pada kebenaran, keadilan dan kemurahan hati. Oleh karena itu, meragukan sekali jika ada orang yang menyatakan diri akan bangkit dari kematian, karena ternyata tidak. Bagaimana mungkin kematian orang biasa yang tubuhnya telah menjamur di kuburan, mampu menjadi suatu kekuatan surga dan bumi, yang berkuasa untuk membersihkan kehidupan dari kesalahan, dan untuk memenangkan jiwa orang berdosa dan memperoleh pengampunan dari Tuhan? Tak seorang pun mengira bahwa Paulus atau rasul-rasul lain utusan Allah akan berani mengatakan "mati bagi yang durhaka". Tentang Yesus Kristus, Paulus mengatakan, "Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah" (Roma 5:6). Tentang Kristus, Rasul Petrus mengatakan, "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh" (1 Petrus 2:24). Siapa berani mengatakan bahwa orang-orang Kristen diperdamaikan oleh Allah melalui kematian Yesus (lihat Roma 5:10, "Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"), apakah melalui Yesus orang-orang Kristen telah memperoleh penebusan dosa (lihat Roma 5:11, "Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu."), Ataukah "Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia." (1 Yohanes 2:2)? Keilahian Yesus Terbukti Yesus Kristus adalah Allah dalam daging. Fakta ini terbukti tidak hanya melalui kematian-Nya, tetapi juga melalui kebangkitan-Nya, "Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu." (1 Petrus 1:18-19) Bagaimana kita tahu bahwa penderita Kalvari adalah Anak Allah sendiri? Jawabannya adalah melalui kebangkitan-Nya. Kebangkitan Yesus mengangkat nilai kematian Yesus ke tingkat kematian yang berbeda dari nilai kematian orang lain. Akan tetapi, jika kebangkitan disangkal, maka seluruh pesan para rasul mengenai penebusan dosa akan menjadi suatu hal pokok mengenai eksagerasi mistis (mistis yang terlalu dilebih-lebihkan). Orang-orang di Korintus yang menyangkal kebangkitan mungkin belum melihat akibatnya saat itu juga. Penyangkalan tersebut merupakan bukti bahwa iman mereka dalam penebusan telah dikikis secara perlahan oleh ketidakpercayaan kepada kebangkitan Yesus Kristus yang disalibkan. Jika iman mereka tak terkikis, tentu saja Paulus tidak perlu mengulang lagi penyampaian unsur dasar Injil, "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;" (1 Korintus 15:3-4). Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama majalah: Berita Mimbar Edisi: April 1997, No.209, Th.XVII Penulis: Spiros Zodhiates Penerbit: Yayasan Berita Hidup, Solo 1997 Halaman: 7 -- 9 CAKRAWALA 2___________________________________________________________ MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS Rasul Paulus, salah seorang pengikut Kristus yang sebelum bertobat menjadi penantang-Nya bahkan membunuh orang-orang Kristen, menulis bahwa jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kita (baca: 1 Korintus 15:17). Peristiwa kebangkitan tersebut sangat penting karena kebangkitan Kristus bermakna sebagai berikut. 1. Mengesahkan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang tidak dapat ditaklukkan oleh maut, bahkan maut telah dikalahkannya (baca Yohanes 11:25). Oleh karena itu, barang siapa yang percaya kepada-Nya, sekalipun akan mengalami kematian jasmani, namun akan tetap hidup dalam roh bersama Tuhan. 2. Menyatakan bahwa iman umat Kristen didasarkan pada fakta sejarah dan bukanlah mitos (baca 1 Korintus 15:3-8). 3. Mengukuhkan bahwa pernyataan Kristus yang mengatakan bahwa pada hari yang ketiga Ia akan bangkit dari kematian. Inilah keunikan Kristus, yang tidak dimiliki penganjur agama lainnya (baca Kisah Para Rasul 2:23-24). 4. Menunjukkan bahwa penebusan Kristus di kayu salib adalah untuk membenarkan orang berdosa sehingga mereka bisa diterima oleh Allah Bapa (baca Roma 4:25). 5. Merupakan inti Injil, tiada berita sukacita yang sempurna dan sejati bagi umat manusia bila Kristus tidak dibangkitkan (baca 1 Korintus 15:18-19). 6. Memungkinkan umat manusia mengenal dan menemukan-Nya pada masa kini karena Dia tetap hidup (baca Wahyu 2:8). 7. Menjamin kebangkitan orang-orang percaya pada masa yang akan datang, karena Dialah buah sulung kebangkitan (baca 1 Korintus 15:20-22). 8. Mengalahkan kuasa maut. Sekalipun masih ada keresahan dalam menghadapi kematian, namun kita harus melenyapkan ketakutan terhadap apa yang akan terjadi di seberang kematian tersebut (baca 1 Korintus 15:55-56; Ibrani 2:14-15). 9. Memberi kemenangan bagi orang-orang percaya, memperoleh kuasa ilahi untuk mengalahkan kejahatan (baca Efesus 1:18-21). 10. Menjadi model bagi kebangkitan orang-orang percaya dengan tubuh yang mulia dalam kehidupan yang tidak berkeputusan, kekal, dan abadi (baca 1 Korintus 15:35-44, 49). 11. Menegaskan akan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, untuk membawa umat manusia pada akhir sejarah (baca Kisah Para Rasul 17:31). 12. Mendorong orang-orang percaya untuk tidak goyah dalam iman dan giat bekerja bagi kerajaan Allah, mengabarkan Injil Keselamatan Tuhan Yesus Kristus, karena mengetahui bahwa semua jerih lelah tersebut tidak sia-sia (baca 1 Korintus 15:58). Tatkala murid-murid Tuhan Yesus dalam ketakutan yang hebat pada malam hari kebangkitan Tuhan, pada Paskah Pertama, tiba-tiba Tuhan Yesus muncul di tengah-tengah mereka dengan mengucapkan sebuah kalimat yang sungguh menjadi dambaan umat manusia sepanjang sejarah: "Damai sejahtera bagi kamu!", sambil menunjukkan telapak tangan-Nya yang bekas dipaku dan rusuk-Nya yang telah ditusuk. Rasul Yohanes kemudian melaporkan bahwa murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan (baca Yohanes 20:19-20). Di tengah dunia yang menakutkan ini -- penduduk dunia menghadapi ketidakpastian ekonomi, sosial, dan politik, serta makin merosotnya moral dan meningkatnya kejahatan. Kiranya ucapan Tuhan Yesus: "Damai sejahtera bagi kamu!", akan sungguh-sungguh memberi kita sukacita, karena mengetahui bahwa Tuhan yang sudah mati dan bangkit itu berkuasa atas sejarah manusia. Dengan menyadari bahwa sebagai manusia yang terdiri dari darah dan daging, kita mungkin masih diresahkan menghadapi kenyataan yang tidak menggembirakan ini, marilah dengan iman kita menghadapi kehidupan dan masa depan kita dengan penuh sukacita surgawi, yaitu sukacita yang melebihi akal. Juga dengan penuh gairah seperti para pengikut Tuhan pada masa permulaan gereja menyaksikan kasih dan penebusan Kristus kepada mereka yang belum percaya karena yakin bahwa segala kuasa di bumi dan di surga telah diberikan kepada-Nya, serta Dia pun berjanji untuk senantiasa menyertai kita (baca Matius 28:18). Semoga Paskah tahun ini membawa suatu perubahan radikal dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun pelayanan kita, hingga nama Tuhan dimuliakan. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul artikel: Makna Kebangkitan Kristus Penulis: Pdt. Bob Jokiman Dipublikasikan di: e-Jemmi 15 Vol. 6/2003 http://www.sabda.org/publikasi/misi/2003/15/ BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________ Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus tidak hanya ditulis di Kitab Injil saja, dalam Perjanjian Lama pun, kisah ini telah dinubuatkan. Inilah ayat-ayat dalam Alkitab yang berkaitan dengan peristiwa kebangkitan Yesus. KEBANGKITAN (RESURRESTION) Perjanjian Lama 1. Ayub 14:12-15, 19:25-27 2. Mazmur 16:9-10, 17:15, 49:15 3. Yesaya 25:8, 26:19 4. Yehezkiel 37:1-14 5. Daniel 12:2-3, 13 6. Hosea 13:14 Perjanjian Baru 1. Matius 22:23-32, 24:31, 25:1-13, 27:52-53 2. Lukas 14:14, 20:35-38 3. Yohanes 5:21, 25, 28-29, 6:39-40, 44, 54, 11:23-25, 14:19 4. Kisah Para Rasul 2:26-31, 4:1-2, 17:18, 32, 23:6, 8, 24:14-15, 26:6-8 5. Roma 4:16-21, 8:10-11, 19, 21-23 6. 1 Korintus 6:14, 15:12-57 7. 2 Korintus 4:14, 5:1-5 8. Filipi 3:10-11, 21 9. 1 Tesalonika 4:14 10. 2 Timotius 1:10, 2:18 11. Ibrani 6:2, 11:19, 35 12. Wahyu 1:18, 20:4-6, 13 Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku elektronik: 200 Topik Penting Judul artikel: Kebangkitan (Resurrestion) Penulis: Tidak dicantumkan Dipublikasikan di: Christian Counseling Center Indonesia (C3I) http://c3i.sabda.org/kebangkitan_resurrection _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |