Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/182

e-Konsel edisi 182 (15-4-2009)

Kebangkitan Yesus

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
_____________________________________________________________________

EDISI 182/15 April 2009

Daftar Isi:
  = Pengantar: Penggenapan Rencana Allah
  = Renungan: Arti Kebangkitan Yesus
  = Cakrawala 1: Haruskah Orang Kristen Percaya Kebangkitan?
  = Cakrawala 2: Makna Kebangkitan Kristus
  = Bimbingan Alkitabiah: Kebangkitan (Resurrection)

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam dalam kasih Kristus,

  Sebelum Yesus disalib, Ia sudah berpesan kepada murid-murid-Nya 
  bahwa Ia akan mati namun akan bangkit lagi pada hari ketiga untuk 
  menggenapi rencana Allah. Awalnya, para murid takut, sedih, dan 
  bingung saat melihat Guru mereka mati. Mereka baru menyadari pesan 
  Yesus ketika akhirnya mereka melihat sendiri Yesus bangkit dan 
  menjumpai mereka. Sukacita mengisi hati mereka.

  Sukacita itu hendaknya juga memenuhi hati kita saat ini, ketika kita 
  kembali memperingati dan merayakan kemenangan Kristus pada hari 
  Paskah, hari kebangkitan-Nya ini. Kebangkitan Yesus bukanlah 
  kebangkitan biasa karena kebangkitan Yesus membuktikan bahwa maut 
  benar-benar telah dikalahkan, dan melalui kebangkitan-Nya pula kita 
  diangkat dari dosa. Oleh karena itu, melalui peringatan Paskah ini, 
  hendaknya iman kita kembali diperbarui dan dikuatkan. Mari kita 
  jadikan Paskah tahun ini sebagai titik awal untuk membangun iman 
  yang lebih dalam kepada Kristus.

  Selamat Paskah!

  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Christiana Ratri Yuliani
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  http://c3i.sabda.org/

RENUNGAN _____________________________________________________________

                        ARTI KEBANGKITAN YESUS

  Yohanes 20:11-18

  Maria Magdalena menangis karena kasihnya kepada Yesus. Saat itu, 
  malaikat di depannya dan Yesus sendiri di belakangnya. Baik ucapan 
  malaikat maupun sabda Tuhan Yesus menekankan belas kasih terhadap 
  Maria. Jawaban Maria menunjukkan imannya kepada Yesus meski dalam 
  keterbatasannya ia berpikir Yesus sudah mati. Tetapi, Yesus yang 
  sama tetap adalah "Tuhan" baginya (ayat 13). Semula Yesus 
  dianggapnya salah seorang tukang kebun Yusuf Arimatea (ayat 14-15). 
  Tetapi, begitu Yesus menyebut namanya, segera ia mengenali Yesus dan 
  memanggil-Nya sebagai Guru (ayat 16). Kesedihan, betapa pun dalamnya 
  itu, tidak akan selamanya membutakan, sebab Maria sungguh adalah 
  domba Yesus yang mengenali suara Gembalanya (Yoh. 10:3-4).

  Semula Maria berpikir bahwa sifat hubungannya dengan Yesus akan sama 
  seperti ketika Yesus belum mati. Tetapi, penjelasan Tuhan 
  menandaskan terjadinya perubahan radikal dalam hubungan tersebut, 
  yang juga berakibat dalam hubungan mereka dengan Bapa. Pertama, 
  isyarat itu Yesus berikan dalam respons-Nya terhadap sentuhan Maria. 
  Mungkin saat itu Maria memegang lengan Yesus atau bertelut memegang 
  kaki Yesus. Tetapi, Yesus melarangnya untuk terus memegangi-Nya 
  demikian. Yesus mengisyaratkan bahwa Dia harus kembali kepada Bapa 
  ke dalam status kekal-Nya. Maka, Maria tidak bisa menahan-Nya agar 
  tetap di dunia seperti sebelum Ia bangkit. Kini Maria dijadikan 
  utusan (rasul) yang mewartakan kebangkitan Yesus kepada para rasul. 
  Betapa terhormat posisi Maria, menjadi pengantara berita kebangkitan 
  kepada para rasul yang belum tahu atau belum percaya tentang hal 
  itu. Kedua, Yesus menegaskan untuk pertama kalinya ungkapan penting 
  yang bersifat kristologis, yang berakibat secara soteriologis. "Aku 
  akan kembali kepada Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu" (ayat 
  17). Keunikan hubungan diri-Nya dengan Bapa dan kebangkitan-Nya 
  membuat para pengikut-Nya memiliki hubungan anak-bapa dengan Bapa di 
  surga dan menjadi para saudara Kristus (ayat 17). Ketiga, kenaikan 
  Yesus ke surga juga merupakan sumber sukacita bagi para murid-Nya 
  sebab menyatakan bahwa Ia berhasil memenuhi rencana Bapa dan 
  kemenangan itu dapat mereka cicip dengan hadirnya Roh Kudus (ayat 
  16:7).

  Renungkan: Pengenalan akan Dia yang bangkit berdampak luas atas
  hidup kita.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul artikel: Arti Kebangkitan Yesus
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Dipublikasikan di: e-Santapan Harian, Edisi Senin, 1 April 2002
                     http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2002/04/01/

CAKRAWALA 1___________________________________________________________

            HARUSKAH ORANG KRISTEN PERCAYA KEBANGKITAN?

  "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah 
  pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 
  15:14)

  Alkitab mengajarkan bahwa hak untuk menyebut diri sebagai orang 
  Kristen hanya dimiliki beberapa orang tertentu. Hal ini tidak 
  berarti bahwa setiap orang yang termasuk non-Yahudi, non-Buddha, 
  atau non-Muslim dapat secara otomatis mencap diri mereka sebagai 
  orang Kristen. Bahkan setiap orang yang merasa diri mereka anggota 
  gereja Protestan, gereja Katolik, atau pun gereja Ortodok Timur 
  belum tentu memiliki hak untuk menyebut diri mereka sebagai orang 
  Kristen. Apakah hal ini semata-mata disebabkan oleh karena perbedaan 
  warna rambut? Tidak. Melalui istilah yang tepat, Rasul Paulus 
  menjelaskan bahwa mereka yang tidak mau mengakui kebangkitan tubuh 
  Yesus Kristus secara historis, tidak dapat dianggap sebagai orang 
  Kristen dan mereka tidak memiliki hak untuk menyebut diri mereka 
  sebagai orang Kristen. Dengan demikian, penjelasan ini mengandung 
  makna bahwa mereka yang hanya mau menerima ajaran moral Yesus 
  Kristus, tetapi tidak mau mengakui kebangkitan-Nya sebagai legenda 
  agama, juga belum bisa dianggap sebagai orang Kristen.

  Selanjutnya, mengapa iman kepada kebangkitan Yesus Kristus merupakan 
  hal yang sangat penting? Karena, iman seperti ini merupakan fakta 
  mendasar yang mana kekristenan merupakan suatu agama yang unik di 
  antara semua agama yang lain. Agama manakah yang pendirinya sudah 
  membuktikan pernyataan bahwa Tuhan dan keilahian-Nya telah bangkit 
  dari maut. Tak ada.

  Jika ada rasul ditanya bagaimana mereka tahu bahwa Yesus adalah 
  Mesias yang dijanjikan, manifestasi Tuhan dalam daging, Juru Selamat 
  dunia yang oleh karena ajaran dan hidup-Nya maka manusia diterangi 
  dan yang oleh karena darah-Nya maka manusia ditebus, maka mereka 
  pasti akan menjawab, "Karena Dia bangkit dari maut." Berulang kali 
  Surat Kisah Rasul merekam fakta bahwa kebangkitan muncul sebagai 
  bukti dari keunikan dan keilahian-Nya (2:22-36, 3:12-16, 4:10-12, 
  33, 5:29-32, 10:34-43, 13:16-41). Sebelumnya Allah telah memberitahu 
  mereka bahwa mereka akan sepenuhnya dipengaruhi oleh kepribadian-Nya 
  sebagai Tuhan yang dimanifestasikan dalam daging sebagai suatu hasil 
  dari kebangkitan-Nya yang akan datang. Allah bahkan telah meramalkan 
  hari kebangkitan-Nya. Yesus berbicara dan bertindak seperti Allah. 
  Akan tetapi para rasul tidak pernah menerima Dia.

  Juga, Sebagai Dasar Penghakiman

  Kebangkitan tidak hanya menjadi batu landasan kekristenan, tetapi 
  juga menjadi dasar yang mana kita memercayai penghakiman yang akan 
  datang. Kristus telah menjanjikan penghakiman dan kebangkitan. 
  Pemenuhan salah satu janji merupakan jaminan bagi pemenuhan janji 
  yang lainnya.

  Ketika Paulus berbicara kepada jemaat di Athena mengenai 
  penghakiman, mereka menganggap dia sebagai pemimpi. Paulus 
  menyatakan, "Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana 
  Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah 
  ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti 
  tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" 
  (Kisah Para Rasul 17:31). Saat mengatakan hal tersebut, sebenarnya 
  Paulus memahami bahwa ia akan ditolak dan dicemooh oleh orang-orang 
  Athena yang tidak mau peduli. Justru itulah ia menjumpai mereka 
  sebelum mereka melakukan pencemoohan dan penolakan. Kepada 
  orang-orang Athena, Paulus mengatakan bahwa bukti kepastian akan 
  datangnya penghakiman adalah adanya peristiwa yang telah terjadi 
  sebelumnya, yakni kebangkitan tubuh Kristus. "Karena Ia telah 
  menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan 
  menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia 
  memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan 
  membangkitkan Dia dari antara orang mati" (Kisah Para Rasul 17:31). 
  Kebangkitan inilah yang menjadikan segala yang disampaikan dan 
  dikhotbahkan para rasul layak dipercaya. Sebaliknya, jika 
  kebangkitan Kristus tidak terjadi, maka tak satu pun dari apa yang 
  disampaikan dan diucapkan para rasul tentang Dia, atau yang 
  dikerjakan para rasul untuk-Nya, bisa dipercayai.

  Kebenaran-Kebenaran Unik

  Agama yang didirikan oleh Yesus Kristus memiliki banyak ajaran yang 
  umum seperti halnya agama-agama lain di muka bumi ini. Akan tetapi, 
  kekristenan memuat kebenaran yang istimewa dan khas. Kebenaran ini 
  tidak terdapat dalam ajaran-ajaran agama lain. Salah satu dari 
  keistimewaan ajaran Kristen adalah adanya kebangkitan dari maut. 
  Secara jelas atau kurang meyakinkan, agama-agama lain telah 
  menghibur diri dengan gagasan-gagasan kelanggengan jiwa. Orang-orang 
  Mesir purba bahkan menunjukkan kewaspadaan yang sungguh-sungguh 
  terhadap bersatunya kembali jiwa dengan tubuh yang diperbarui. Namun 
  demikian, tak satu pun dari pendapat-pendapat tersebut mampu 
  menjelaskan karakteristik-karakteristik dari tubuh atau kehidupan 
  yang dibangkitkan dalam kesucian abadi seperti halnya pendapat yang 
  dijelaskan oleh Paulus dalam 1 Korintus 15. Dalam hal ini, yang 
  lebih penting adalah bahwa kekristenan itu sendiri telah melengkapi 
  ilustrasi dan contoh historis dari kehidupan yang dibangkitkan, 
  dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus.

  Kebangkitan yang Unik

  Seluruh struktur doktrin Kristen tentang kebangkitan dapat berdiri 
  tegak atau tumbang (tergantung) karena adanya kebangkitan tubuh 
  pribadi Kristus yang historis. Struktur ini merupakan fondasi atau 
  dasar yang di atasnya seluruh ajaran Kristen dibangun dan 
  dibentangkan. Dalam sejarah dunia yang panjang, belum pernah 
  ditemukan adanya kebangkitan lain atas kehidupan yang kekal dan 
  awet.

  Seluruh kebangkitan yang pernah terjadi di muka bumi ini adalah 
  kebangkitan atas keadaan-keadaan atau tubuh-tubuh yang akhirnya mati 
  dan rusak kembali. Beberapa orang pernah dibangkitkan, seperti 
  Lazarus, tetapi mereka kemudian mati lagi. Hanya Kristus sajalah 
  yang dapat dikatakan bahwa "...Kristus, sesudah Ia bangkit dari 
  antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas 
  Dia" (Roma 6:9). Hanya Kristus yang menjadi gambaran dan figur yang 
  diberikan kepada dunia. Gambaran dan figur tersebut berupa 
  kebangkitan yang utuh dan kebangkitan tanpa maut. Dunia tak pernah 
  melihat satupun peristiwa mengenai tubuh dan kehidupan yang 
  dibangkitkan selain yang diajarkan dari kebangkitan Yesus Kristus. 
  Oleh karena itu, segala sesuatu terletak pada keyakinan akan 
  satu-satunya ajaran tersebut. Jika kita memercayai bahwa kebangkitan 
  Yesus Kristus merupakan sesuatu yang nyata benar adanya, maka iman 
  kita dibangun di atas batu karang. Jika kita tidak memercayai hal 
  tersebut, maka iman kita dibangun hanya di atas landasan pasir.

  Kepercayaan Tak Berdasar

  Sebagian orang berkata bahwa mereka memercayai ampuhnya kematian 
  Kristus untuk menebus manusia dari kuasa dosa, namun mereka tidak 
  percaya pada kebangkitan tubuh-Nya. Dapatkah orang secara logis 
  mempertahankan pandangan tersebut? Mari kita lihat apa yang terjadi 
  jika kematian Kristus tidak diikuti oleh kebangkitan Yesus Kristus. 
  Jika hal itu terjadi, maka kematian Kristus hanya merupakan 
  peristiwa umum yang terjadi pada jalan hidup manusia, tidak ada 
  bedanya dengan kematian yang menimpa seseorang yang dianggap pintar 
  dan adil. Kematian Kristus merupakan sesuatu yang penting dalam 
  teladan moral yang besar, pengabdian pada kebenaran, keadilan dan 
  kemurahan hati. Oleh karena itu, meragukan sekali jika ada orang 
  yang menyatakan diri akan bangkit dari kematian, karena ternyata 
  tidak. Bagaimana mungkin kematian orang biasa yang tubuhnya telah 
  menjamur di kuburan, mampu menjadi suatu kekuatan surga dan bumi, 
  yang berkuasa untuk membersihkan kehidupan dari kesalahan, dan untuk 
  memenangkan jiwa orang berdosa dan memperoleh pengampunan dari 
  Tuhan?

  Tak seorang pun mengira bahwa Paulus atau rasul-rasul lain utusan 
  Allah akan berani mengatakan "mati bagi yang durhaka". Tentang Yesus 
  Kristus, Paulus mengatakan, "Karena waktu kita masih lemah, Kristus 
  telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan 
  oleh Allah" (Roma 5:6). Tentang Kristus, Rasul Petrus mengatakan, 
  "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu 
  salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk 
  kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh" (1 Petrus 2:24). 
  Siapa berani mengatakan bahwa orang-orang Kristen diperdamaikan oleh 
  Allah melalui kematian Yesus (lihat Roma 5:10, "Sebab jikalau kita, 
  ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian 
  Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti 
  akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"), apakah melalui Yesus 
  orang-orang Kristen telah memperoleh penebusan dosa (lihat Roma 
  5:11, "Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah 
  oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima 
  pendamaian itu."), Ataukah "Ia adalah pendamaian untuk segala dosa 
  kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh 
  dunia." (1 Yohanes 2:2)?

  Keilahian Yesus Terbukti

  Yesus Kristus adalah Allah dalam daging. Fakta ini terbukti tidak 
  hanya melalui kematian-Nya, tetapi juga melalui kebangkitan-Nya, 
  "Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. 
  Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. 
  Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak 
  terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu 
  keselamatan jiwamu." (1 Petrus 1:18-19)

  Bagaimana kita tahu bahwa penderita Kalvari adalah Anak Allah 
  sendiri? Jawabannya adalah melalui kebangkitan-Nya. Kebangkitan 
  Yesus mengangkat nilai kematian Yesus ke tingkat kematian yang 
  berbeda dari nilai kematian orang lain. Akan tetapi, jika 
  kebangkitan disangkal, maka seluruh pesan para rasul mengenai 
  penebusan dosa akan menjadi suatu hal pokok mengenai eksagerasi 
  mistis (mistis yang terlalu dilebih-lebihkan). Orang-orang di 
  Korintus yang menyangkal kebangkitan mungkin belum melihat akibatnya 
  saat itu juga. Penyangkalan tersebut merupakan bukti bahwa iman 
  mereka dalam penebusan telah dikikis secara perlahan oleh 
  ketidakpercayaan kepada kebangkitan Yesus Kristus yang disalibkan. 
  Jika iman mereka tak terkikis, tentu saja Paulus tidak perlu 
  mengulang lagi penyampaian unsur dasar Injil, "Sebab yang sangat 
  penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima 
  sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, 
  sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia 
  telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab 
  Suci;" (1 Korintus 15:3-4).

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama majalah: Berita Mimbar
  Edisi: April 1997, No.209, Th.XVII
  Penulis: Spiros Zodhiates
  Penerbit: Yayasan Berita Hidup, Solo 1997
  Halaman: 7 -- 9

CAKRAWALA 2___________________________________________________________

                    MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS

  Rasul Paulus, salah seorang pengikut Kristus yang sebelum bertobat 
  menjadi penantang-Nya bahkan membunuh orang-orang Kristen, menulis 
  bahwa jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan 
  kita (baca: 1 Korintus 15:17). Peristiwa kebangkitan tersebut sangat 
  penting karena kebangkitan Kristus bermakna sebagai berikut.

  1. Mengesahkan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang tidak
     dapat ditaklukkan oleh maut, bahkan maut telah dikalahkannya 
     (baca Yohanes 11:25). Oleh karena itu, barang siapa yang percaya 
     kepada-Nya, sekalipun akan mengalami kematian jasmani, namun akan 
     tetap hidup dalam roh bersama Tuhan.

  2. Menyatakan bahwa iman umat Kristen didasarkan pada fakta sejarah
     dan bukanlah mitos (baca 1 Korintus 15:3-8).

  3. Mengukuhkan bahwa pernyataan Kristus yang mengatakan bahwa pada
     hari yang ketiga Ia akan bangkit dari kematian. Inilah keunikan
     Kristus, yang tidak dimiliki penganjur agama lainnya (baca Kisah
     Para Rasul 2:23-24).

  4. Menunjukkan bahwa penebusan Kristus di kayu salib adalah untuk
     membenarkan orang berdosa sehingga mereka bisa diterima oleh
     Allah Bapa (baca Roma 4:25).

  5. Merupakan inti Injil, tiada berita sukacita yang sempurna dan
     sejati bagi umat manusia bila Kristus tidak dibangkitkan
     (baca 1 Korintus 15:18-19).

  6. Memungkinkan umat manusia mengenal dan menemukan-Nya pada masa
     kini karena Dia tetap hidup (baca Wahyu 2:8).

  7. Menjamin kebangkitan orang-orang percaya pada masa yang akan
     datang, karena Dialah buah sulung kebangkitan (baca 1 Korintus
     15:20-22).

  8. Mengalahkan kuasa maut. Sekalipun masih ada keresahan dalam
     menghadapi kematian, namun kita harus melenyapkan ketakutan
     terhadap apa yang akan terjadi di seberang kematian tersebut
     (baca 1 Korintus 15:55-56; Ibrani 2:14-15).

  9. Memberi kemenangan bagi orang-orang percaya, memperoleh kuasa
     ilahi untuk mengalahkan kejahatan (baca Efesus 1:18-21).

  10. Menjadi model bagi kebangkitan orang-orang percaya dengan tubuh
      yang mulia dalam kehidupan yang tidak berkeputusan, kekal, dan
      abadi (baca 1 Korintus 15:35-44, 49).

  11. Menegaskan akan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, untuk
      membawa umat manusia pada akhir sejarah (baca Kisah Para Rasul
      17:31).

  12. Mendorong orang-orang percaya untuk tidak goyah dalam iman dan
      giat bekerja bagi kerajaan Allah, mengabarkan Injil Keselamatan
      Tuhan Yesus Kristus, karena mengetahui bahwa semua jerih lelah
      tersebut tidak sia-sia (baca 1 Korintus 15:58).

  Tatkala murid-murid Tuhan Yesus dalam ketakutan yang hebat pada 
  malam hari kebangkitan Tuhan, pada Paskah Pertama, tiba-tiba Tuhan 
  Yesus muncul di tengah-tengah mereka dengan mengucapkan sebuah 
  kalimat yang sungguh menjadi dambaan umat manusia sepanjang sejarah: 
  "Damai sejahtera bagi kamu!", sambil menunjukkan telapak tangan-Nya 
  yang bekas dipaku dan rusuk-Nya yang telah ditusuk. Rasul Yohanes 
  kemudian melaporkan bahwa murid-murid itu bersukacita ketika mereka 
  melihat Tuhan (baca Yohanes 20:19-20).

  Di tengah dunia yang menakutkan ini -- penduduk dunia menghadapi 
  ketidakpastian ekonomi, sosial, dan politik, serta makin merosotnya 
  moral dan meningkatnya kejahatan. Kiranya ucapan Tuhan Yesus: "Damai 
  sejahtera bagi kamu!", akan sungguh-sungguh memberi kita sukacita, 
  karena mengetahui bahwa Tuhan yang sudah mati dan bangkit itu 
  berkuasa atas sejarah manusia. Dengan menyadari bahwa sebagai 
  manusia yang terdiri dari darah dan daging, kita mungkin masih 
  diresahkan menghadapi kenyataan yang tidak menggembirakan ini, 
  marilah dengan iman kita menghadapi kehidupan dan masa depan kita 
  dengan penuh sukacita surgawi, yaitu sukacita yang melebihi akal. 
  Juga dengan penuh gairah seperti para pengikut Tuhan pada masa 
  permulaan gereja menyaksikan kasih dan penebusan Kristus kepada 
  mereka yang belum percaya karena yakin bahwa segala kuasa di bumi 
  dan di surga telah diberikan kepada-Nya, serta Dia pun berjanji 
  untuk senantiasa menyertai kita (baca Matius 28:18). Semoga Paskah 
  tahun ini membawa suatu perubahan radikal dalam kehidupan pribadi, 
  keluarga maupun pelayanan kita, hingga nama Tuhan dimuliakan.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul artikel: Makna Kebangkitan Kristus
  Penulis: Pdt. Bob Jokiman
  Dipublikasikan di: e-Jemmi 15 Vol. 6/2003
                     http://www.sabda.org/publikasi/misi/2003/15/

BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________

  Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus tidak hanya ditulis di Kitab
  Injil saja, dalam Perjanjian Lama pun, kisah ini telah dinubuatkan.
  Inilah ayat-ayat dalam Alkitab yang berkaitan dengan peristiwa
  kebangkitan Yesus.

                      KEBANGKITAN (RESURRESTION)

  Perjanjian Lama

  1. Ayub 14:12-15, 19:25-27
  2. Mazmur 16:9-10, 17:15, 49:15
  3. Yesaya 25:8, 26:19
  4. Yehezkiel 37:1-14
  5. Daniel 12:2-3, 13
  6. Hosea 13:14

  Perjanjian Baru

   1. Matius 22:23-32, 24:31, 25:1-13, 27:52-53
   2. Lukas 14:14, 20:35-38
   3. Yohanes 5:21, 25, 28-29, 6:39-40, 44, 54, 11:23-25, 14:19
   4. Kisah Para Rasul 2:26-31, 4:1-2, 17:18, 32, 23:6, 8, 24:14-15, 26:6-8
   5. Roma 4:16-21, 8:10-11, 19, 21-23
   6. 1 Korintus 6:14, 15:12-57
   7. 2 Korintus 4:14, 5:1-5
   8. Filipi 3:10-11, 21
   9. 1 Tesalonika 4:14
  10. 2 Timotius 1:10, 2:18
  11. Ibrani 6:2, 11:19, 35
  12. Wahyu 1:18, 20:4-6, 13

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku elektronik: 200 Topik Penting
  Judul artikel: Kebangkitan (Resurrestion)
  Penulis: Tidak dicantumkan  
  Dipublikasikan di: Christian Counseling Center Indonesia (C3I)
                     http://c3i.sabda.org/kebangkitan_resurrection

_______________________________e-KONSEL ______________________________
Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________  

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org