Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/180

e-Konsel edisi 180 (15-3-2009)

Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan


_______________________________e-KONSEL_______________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
_____________________________________________________________________

EDISI 180/15 Maret 2009

Daftar Isi:
  = Pengantar: Beda Antara Skizofrenia dan Kerasukan Setan
  = Cakrawala: Skizofrenia atau Kerasukan Setan?
  = Bimbingan Alkitabiah: Bimbingan Pengusiran Setan
  = Tips: Masalah-Masalah Seputar Kerasukan Setan

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Ada pandangan yang keliru dalam masyarakat mengenai gangguan 
  kejiwaan, khususnya skizofrenia, dan kerasukan setan. Biasanya 
  orang yang menderita skizofrenia diasumsikan kerasukan setan karena 
  tingkah laku atau perbuatannya yang sering kali aneh. Padahal 
  sebenarnya skizofrenia sangatlah berbeda dengan kerasukan setan. 
  Bisa saja gejala atau tingkah laku penderitanya hampir sama, tetapi 
  sebab dan cara penanganannya tentulah berbeda.

  Untuk itu, penting bagi para konselor dan pembimbing untuk 
  mengetahui dengan pasti perbedaan-perbedaannya agar dapat melakukan 
  penanganan yang tepat. Dalam edisi terakhir bulan Maret ini, redaksi 
  menyajikan artikel-artikel dan tips yang fokus membahas beda antara 
  skizofrenia dan kerasukan setan. Segera simak, kiranya memperluas 
  wawasan Anda.

  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Christiana Ratri Yuliani
  http://c3i.sabda.org
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel

CAKRAWALA ____________________________________________________________

                  SKIZOFRENIA ATAU KERASUKAN SETAN?

  Setiap tahun, banyak orang yang memiliki masalah emosional dianggap 
  kerasukan setan, namun kerasukan setan sering kali bukanlah 
  penyebabnya. Keputusasaan yang dirasakan penderita anggapan yang 
  salah ini (khususnya setelah pengusiran setan gagal menyelesaikan 
  masalah) sering kali lebih merugikan daripada sumber permasalahan 
  yang sebenarnya.

  Konselor pastoral harus mampu membedakan kerasukan setan dan 
  gangguan mental yang serius, seperti skizofrenia. Yang pertama harus 
  dilakukan adalah memeriksa apakah seseorang menderita penyakit atau 
  tidak, baik mental atau pun fisik. Pemikiran untuk memeriksa apakah 
  seseorang mengalami kerasukan dapat dilakukan hanya jika semua 
  penjelasan alamiah yang mungkin menjadi penyebabnya tidak mencukupi. 

  Mengenali Skizofrenia

  Skizofrenia adalah penyakit fisik. Karena penderita skizofrenia 
  menunjukkan gejala-gejala yang aneh, penyakit ini kadang-kadang 
  dianggap kerasukan setan. Tetapi sama seperti saat kita mempelajari 
  epilepsi (penyakit lain yang awalnya dianggap sebagai kerasukan 
  setan), kita sekarang tahu bahwa skizofrenia merupakan hasil dari 
  kerusakan sel kimia otak. Sering kali, pengobatan bisa 
  menyembuhkannya. Penundaan dalam memulai pengobatan skizofrenia yang 
  tepat dapat membuat penderita membutuhkan waktu yang lama untuk 
  sembuh. Jadi, diagnosa yang salah bisa berakibat fatal. Hal ini 
  terkadang benar-benar terjadi karena skizofrenia kadang-kadang 
  menyerang orang yang sudah lanjut usia.

  Beberapa gejala-gejala dasar skizofrenia adalah bentuk-bentuk 
  pengisolasian diri atau penarikan diri dari masyarakat sosial yang 
  ekstrim; ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi sebagai pekerja, 
  pelajar, atau ibu rumah tangga; melakukan hal-hal aneh (mengumpulkan 
  sampah, berbicara kepada diri sendiri di tengah-tengah masyarakat 
  umum, menimbun makanan); pengabaian ekstrim akan kebersihan dan 
  kerapian diri; melantur, tidak jelas, berbicara berbelit-belit, atau 
  kurang komunikasi, atau berbicara yang tidak ada artinsya; memiliki 
  kepercayaan yang aneh atau pikiran magis yang memengaruhi perilaku 
  seseorang (percaya takhayul, percaya pada kekuatan untuk melihat 
  benda atau peristiwa yang tidak dapat diterima oleh indera, 
  telepati, atau pemikiran bahwa "orang lain bisa merasakan 
  perasaannya"); pengalaman-pengalaman yang tidak biasa (ilusi yang 
  berulang-ulang, merasakan adanya tekanan atau orang lain yang 
  sebenarnya tidak ada; dan kurang inisiatif atau semangat.

  Apa yang nampak seperti kerasukan setan biasanya adalah 
  gejala-gejala skizofrenia. Ini penting karena bila masalah-masalah 
  emosional disalahartikan sebagai kerasukan setan, maka akibatnya 
  sangat berbahaya: menghalangi penderitanya mengenali dan mengakui 
  keberadaan manusia yang berdosa, menekankan kekuatan setan dengan 
  tidak tepat, dan yang paling penting, menunda dimulainya perawatan 
  yang tepat.

  Skizofrenia adalah penyakit yang kompleks. Bila seorang pendeta 
  mencurigai konselinya menderita penyakit ini, dia harus segera 
  membawanya kepada pihak yang tepat. Menunda perawatan untuk masalah 
  seperti skizofrenia dapat secara signifikan membuat presentase 
  kemungkinan penderita untuk sembuh menjadi semakin kecil.

  Mendiagnosa Kerasukan Setan

  Bila yang dibahas sebelumnya itu adalah skizofrenia, lalu kerasukan 
  setan itu seperti apa? Ciri-ciri kerasukan setan tidaklah mudah 
  untuk dipahami. Namun, mereka yang memiliki banyak pengalaman 
  menangani kerasukan setan mengemukakan faktor-faktor berikut:

  1. Tidak memiliki kehangatan sebagai manusia.

     Orang yang kerasukan terlihat kosong dan hampa, dan mereka
     tidak memiliki empati.

  2. Menunjukkan kepribadian yang baru.

     Suara dan ekspresi orang itu berubah, dan dia mulai bertingkah
     dan berbicara seperti orang yang berbeda. (Namun, ini juga
     terlihat dalam kepribadian ganda (multiple personality disorder) -- 
     masalah psikologi akut terkait dengan pelecehan pada masa 
     kanak-kanak.)

  3. Reaksi pada simbol-simbol kekristenan.

     Salib, Alkitab, dan simbol-simbol kekristenan lainnya sering kali
     menyebabkan orang yang kerasukan benar-benar tidak nyaman.   
     (Namun, skizofrenia bisa juga menunjukkan reaksi ini.)

  4. Fenomena fisik yang aneh.

     Beberapa pengamat menggambarkan suatu bau busuk yang tidak dapat
     dipahami, suhu badan yang membeku, benda-benda yang terbang, dan 
     kulit yang halus dan kendur.

  5. Perubahan perilaku supernatural.

     Misalnya, korban mungkin memiliki gaya berat -- dengan kata lain, 
     dia tidak bisa dipindah secara fisik, atau bisa juga mengambang.

  Maka jelaslah bahwa kerasukan bukanlah seperti yang disangka selama 
  ini, dan banyak masalah yang dianggap kerasukan setan sebenarnya 
  memiliki penjelasan-penjelasan alamiah. Penilaian bahwa seseorang 
  kerasukan setan atau tidak harus melewati proses pengujian apakah 
  gejala-gejala aneh yang timbul memiliki penjelasan yang alamiah atau 
  tidak. Jika gejala tersebut tidak dapat dijelaskan secara alamiah, 
  barulah penyelidikan supernatural dilakukan. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku: Leadership Handbook of Outreach and Care
  Judul asli artikel: Schizophrenia or Demon Possession?
  Penulis: Archibald D. Hart
  Penerbit: Bakers Book, Michigan 1994
  Halaman: 308 -- 309

BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________

                       BIMBINGAN PENGUSIRAN SETAN

  A. Perbedaan Sakit Jiwa dan Kerasukan Setan

  Orang yang dirasuki setan tidak berarti gila. Penyakit jiwa harus
  dibedakan dengan kerasukan setan. Bagaimanakah membedakan antara
  orang yang kerasukan dengan orang yang sakit jiwa?

  Mental Disease: Sakit jiwa
  Demon Possession: Kerasukan setan

  1. Latar Belakang dan Sebab Musababnya

     Sakit Jiwa

     Seseorang yang sakit jiwa dapat disebabkan oleh keturunan, kena
     racun alkohol, bergaul dengan perempuan tuna susila, yang
     menyebabkan racun masuk ke dalam otak, atau pada waktu kecil
     pernah mengalami kegagalan. Kegagalan ini terpendam dalam hati
     dan ketika dewasa timbul kembali. Mungkin pula orang yang normal
     tiba-tiba menjadi gila karena patah hati, usahanya rugi, dan
     sebagainya sehingga tidak tertahankan lagi. Apabila hal itu
     terjadi pada seorang wanita, disebut histeris. Apabila penyakit
     ini tidak dapat ditolong, dapat menjadi penyakit jiwa. Gejala
     penyakit jiwa datang secara perlahan-lahan dan memakan waktu yang
     lama sekali.

     Kerasukan Setan

     Biasanya terjadi secara tiba-tiba, yaitu ketika setan atau roh
     jahat mengambil inisiatif untuk merasuk seseorang. Tetapi jika
     kita menyelidiki latar belakangnya, kita akan mendapatkan bahwa
     orang yang kerasukan setan biasanya pernah bergaul dengan setan,
     roh jahat, atau dukun. Ia cenderung percaya takhayul, mungkin
     karena keluarganya biasa melakukan hal itu. Kadang-kadang karena
     ingin menang di dalam perjudian, ingin menyelundup berbuat jahat,
     atau karena ingin tahu orang tuanya yang sudah meninggal dan
     sebagainya, seseorang bertanya kepada iblis atau dukun. Apabila
     seorang anak kecil dirasuk setan, kita harus mencari sebab
     musabab dalam keluarganya.

  2. Gejala-Gejala yang Tampak pada Matanya

     Sakit Jiwa

     Matanya seakan-akan tampak berat dan terus ingin tidur saja. Atau
     dapat pula terjadi matanya teras memandang pada suatu arah tanpa
     bergerak. Kadang-kadang matanya dapat terbalik dan hanya bagian
     putihnya saja yang tampak.

     Kerasukan Setan

     Sinar matanya sangat ganas dan menakutkan.

  3. Tingkah Lakunya

     Sakit Jiwa

     Orang yang sakit jiwa tingkah lakunya aneh-aneh dan abnormal,
     banyak bergerak, namun sama sekali tidak memunyai arti. Sebentar
     tertawa dan sebentar menangis. Suka berlari-lari kian kemari,
     tidak dapat diam. Ia sendiri tidak mampu memahami kehidupannya
     sendiri.

     Kerasukan Setan

     Orang yang kerasukan setan tingkah lakunya lebih aneh,
     gerak-geriknya menakutkan orang lain. Adakalanya sama sekali
     tidak memunyai perasaan malu, sehingga tidak mengenakan pakaian
     lagi. Contoh: orang di Gerasa.

  4. Kelakuan yang Membahayakan

     Sakit Jiwa

     Apabila penyakit ini masih ringan, penderita tidak memakai
     kekerasan atau memukul orang lain. Tetapi kalau penyakit telah
     serius, penderita akan memakai kekerasan, dan ia dapat saja
     memukul orang, bahkan dapat pula mengancam jiwa orang lain.

     Kerasukan Setan

     Kebanyakan dari mereka menyakiti diri sendiri dan memukul orang 
     lain.

  5. Kekuatan yang Supranatural

     Sakit Jiwa

     Kalau penyakit ini kambuh, kekuatan penderita menjadi luar biasa
     kuatnya. Tetapi kekuatan ini ada batasnya. Kadang-kadang juga
     terjadi bahwa penderita tidak memunyai kekuatan lagi.

     Kerasukan Setan

     Kekuatan orang yang kerasukan setan sangat luar biasa, sehingga
     tidak dapat ditaklukkan atau dikuasai. Kalau dirantai, ia dapat
     memutuskannya. Akan tetapi ada pula penderita yang terus
     berbaring di tempat tidur bagaikan sakit lumpuh.

  6. Pikiran dan Ingatannya

     Sakit Jiwa

     Orang yang sakit jiwa ingatannya mungkin sama sekali hilang,
     bingung, dan tidak tahu apa pun. Ucapannya tidak memunyai logika 
     atau sangat kacau.

     Kerasukan Setan

     Penderita masih memunyai ingatan. Bahkan, pada saat ia dirasuk
     setan, ia memunyai ingatan/insting yang luar biasa. Pada saat
     itu ia dapat meramal mengenai hal-hal yang akan terjadi, dan ia
     juga dapat mengetahui rahasia orang lain. Kalau seorang hamba
     Tuhan datang kepadanya, mungkin ia akan mengungkapkan
     dosa-dosanya, atau membongkar rahasia pribadinya, atau
     melontarkan ancaman-ancaman kepadanya.

  7. Kepribadian yang Ganda

     Sakit Jiwa

     Orang yang menderita skizofrenia seakan-akan memunyai dua pribadi 
     yang sangat berlainan, yang seakan-akan sudah terpecah.

     Kerasukan Setan

     Orang yang dirasuk setan merasa seolah-olah memunyai dua
     pribadi, yaitu yang satu di luar dan yang lain di dalam. Yang di
     luar adalah pribadi yang sesungguhnya dan yang di dalam adalah si
     iblis. Pada waktu kita bertanya sesuatu kepadanya, maka yang
     menjawab bukan orang itu sendiri, melainkan jawaban itu berasal
     dari setan. Suaranya terdengar berbeda, karena suara itu adalah
     suara iblis yang berseru dan terdengar sangat mengerikan.

  8. Konsep Terhadap Diri Sendiri

     Sakit Jiwa

     Orang yang sakit jiwa selalu menganggap bahwa orang lain mau
     mencelakakan dia. Ia sangat sensitif terhadap orang lain. Orang
     yang sakit jiwa tidak suka kalau orang lain mengatakannya gila,
     sebaliknya ia mengatakan bahwa orang lainlah yang gila. Orang ini
     sangat takut kalau dirinya telah kerasukan setan dan apabila ia
     memunyai perasaan yang demikian, maka ia bukan kerasukan setan.

     Kerasukan Setan

     Penderita tidak berminat untuk bergaul dengan orang lain. Ia
     tidak senang tinggal bersama orang lain, ia senang menyendiri dan
     menyembunyikan diri. Seperti halnya apabila kita membaca kisah
     orang di Gerasa yang tinggal di kuburan-kuburan.

  9. Bahasanya

     Sakit Jiwa

     Penderita tidak dapat berbahasa asing, bahasa daerah, atau bahasa
     lain. Seakan-akan ia lupa akan semua bahasa yang pernah ia
     pelajari dahulu. Orang ini suka berbicara kepada orang lain
     dengan kata-kata yang diucapkan berulang-ulang. Kadang-kadang, ia
     berbicara kepada dirinya sendiri.

     Kerasukan Setan

     Meskipun penderita sebelumnya belum pernah belajar bahasa asing,
     tetapi tiba-tiba ia dapat berbahasa asing, maupun bahasa daerah.
     Pernah terjadi, seseorang yang dirasuk setan dapat mengucapkan 25
     macam bahasa. Apabila ia seorang laki-laki, ia dapat bersuara
     wanita, demikian pula sebaliknya.

  10. Pendengarannya

      Sakit Jiwa

      Penderita seakan-akan selalu mendengar suara yang bukan-bukan,
      suara itu seakan-akan memerintahnya untuk berbuat hal-hal yang
      aneh-aneh.

      Kerasukan Setan

      Penderita seakan-akan mendengar suara yang mengancam dirinya.
      Suara itu terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak boleh
      percaya kepada Tuhan, dan agar ia menolak orang yang hendak
      menolong dia.

  11. Tanya Jawab

      Sakit Jiwa

      Apabila kita bertanya: "Apakah engkau percaya Tuhan Yesus adalah
      Anak Allah?" "Apakah engkau percaya darah Yesus dapat
      menyelamatkan engkau?" Maka penderita akan menjawab: mula-mula,
      ia menjawab mau, namun sebentar lagi ia menjawab tidak mau,
      tidak tahu, atau mungkin hanya tertawa saja.

      Kerasukan Setan

      Apabila kita bertanya seperti pertanyaan di atas, maka penderita
      dengan segera akan melawan kita. Kalau ia kita suruh menyebut
      nama Yesus, maka ia tidak mau, bahkan ia dapat menggertakkan
      gigi, mengolok-olok nama Tuhan Yesus, atau menghujat nama Tuhan
      Yesus.

  12. Cara Menolong

      Sakit Jiwa

      Secepat mungkin mengirimkannya kepada spesialis penyakit jiwa
      atau psikiater, agar diberi obat atau "shock treatment".
      Penyembuhannya mungkin akan memerlukan jangka waktu yang lama.

      Kerasukan Setan

      Tidak dapat ditolong dengan obat-obatan macam apa pun. Jalan
      satu-satunya untuk menolong penderita adalah mengusir setan
      dengan beralaskan nama Tuhan Yesus. Setelah setan itu keluar,
      orang tersebut akan segera sembuh atau pulih kembali.

  13. Waktu Doa dan Mengusir Setan

      Sakit Jiwa

      Orang yang sakit jiwa tidak tahu tentang apa yang akan kita
      perbuat. Mungkin juga penderita bereaksi aneh-aneh pada waktu
      kita sedang berdoa, misalnya menarik pakaian kita, tertawa,
      tidur, atau melarikan diri.

      Kerasukan Setan

      Pada waktu kita berdoa untuk mengusir setan beralaskan nama
      Tuhan Yesus, penderita akan melawan, memberontak, marah-marah,
      memaki, dan kadang-kadang menjadi kejang serta menggertakkan
      gigi, berteriak, jatuh, lalu pingsan. Pada waktu setan itu
      keluar, orang itu kelihatan seperti kejang, kemudian merasa
      letih dan lemah. Pada saat itu, ia dapat mengerti apa yang telah
      terjadi atas dirinya, bahwa setan sudah merasukinya dan kini
      telah keluar.

  14. Setelah Sembuh

      Sakit Jiwa

      Setelah diberi "shock treatment", penderita sadar bahwa
      pikirannya kosong, letih, dan bingung. Ia tidak dapat mengingat
      apa yang telah terjadi atas dirinya.

      Kerasukan Setan

      Setelah setan diusir, penderita merasa letih dan lemah, tetapi
      saat itu juga ia dapat mengerti apa yang telah terjadi atas
      dirinya.

  15. Bimbingan Lanjutan

      Sakit Jiwa

      Setelah disembuhkan, penderita memerlukan damai sejahtera di
      dalam Tuhan Yesus, serta dikuatkan dalam firman Tuhan.

      Kerasukan Setan

      Setelah ia dibebaskan dari belenggu setan, pertama-tama ia harus
      bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat
      pribadinya.

  Prinsip-prinsip Mengusir Setan

  1. Pertama-tama, kita harus membedakan apakah penderita sakit jiwa
     atau dirasuk setan. Untuk itu, perlu diadakan pemeriksaan
     sekurang-kurangnya tiga kali, barulah kemudian ditentukan.
     Sebaiknya pemeriksaan itu dilakukan oleh dua atau tiga orang
     beriman beserta seorang dokter bersama-sama.

  2. Kita harus menanyakan dan menyelidiki latar belakang serta
     sebab-sebabnya kepada keluarga penderita. Perlu juga ditanyakan,
     apakah keluarga penderita pernah mengundang dukun atau memakai
     jimat-jimat. Kalau hal ini pernah dilakukan, maka kita harus
     menjelaskan bahwa mereka harus memutuskan hubungan dengan dukun
     itu dan jimat-jimat harus dibuang atau dibakar, sebelum penderita
     dapat disembuhkan. Pada waktu kita hendak mendoakan penderita
     (mungkin saat itu banyak orang yang belum percaya yang turut
     hadir di tempat itu), mintalah dengan hormat agar semua orang itu
     keluar. Yang terutama harus kita ingat pada waktu kita berdoa
     yaitu jangan menumpangkan tangan ke atas penderita sehingga kalau
     orang itu memberontak dan hendak menerkam kita, kita dapat
     memegangnya serta menekan dia, dan kita terus berdoa dan dengan
     menyebut demi nama Tuhan Yesus, kita mengusir setan.

  3. Mungkin hanya dengan sekali doa saja setan itu keluar, tetapi
     kadang-kadang ada yang kebal, setan itu kembali lagi serta
     mengancam hendak merasuk lagi. Dalam keadaan demikian, dengan
     tegas kita menjawab bahwa Tuhan Yesus dan Roh Kudus berada di
     dalam kita, dan kita adalah milik Tuhan Yesus. Apabila setan yang
     diusir itu berulang-ulang kembali, kita harus menanyakan apakah
     keluarga itu masih menyimpan jimat-jimat atau barang pemujaan
     yang lain, karena semua itu harus dibakar dan dibereskan terlebih
     dahulu.

  4. Apabila setan itu menuduhkan dosa-dosa kepada kita serta
     membongkar rahasia kita dengan tegas, kita menjawab bahwa kita
     sudah disucikan dan diampuni oleh darah Tuhan Yesus. Oleh karena
     itu, sebelum kita melakukan pekerjaan mengusir setan, kita harus
     memperbaiki diri kita sendiri di hadapan Tuhan terlebih dahulu.

  5. Sebaiknya jangan melakukan pekerjaan ini seorang diri. Kita perlu
     membentuk kelompok kerja (team work), seperti yang tertulis dalam
     Matius 18:18-20.

  6. Setelah setan itu diusir, penderita merasa letih, haus, dan 
     lapar, sehingga kita harus memberi makan dan minum kepadanya. 
     Kemudian kita harus mengabarkan Injil agar ia mau menerima Tuhan 
     Yesus sebagai Juru Selamatnya. Selain itu, ia harus diajak untuk 
     setia ke gereja dan imannya harus dipelihara. Kita juga harus 
     mengajak dia agar dapat melengkapi dirinya dengan senjata rohani, 
     seperti yang tertulis dalam Efesus 6:10, sehingga pada saat ia 
     digoda lagi, ia dapat tetap teguh dalam Tuhan Yesus.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Seri Diktat: Pembimbingan Penggembalaan
  Penulis: Pdt. Lukas Tjandra
  Penerbit: Seminari Alktitab Asia Tenggara, Malang 1992
  Halaman: 103 -- 109

TIPS _________________________________________________________________

              MASALAH-MASALAH SEPUTAR KERASUKAN SETAN

  Di tengah pelayanan-Nya, Tuhan Yesus sering kali mengusir setan dari 
  orang-orang yang kerasukan setan. Misalnya, dalam Markus 9 
  diceritakan tentang seorang pemuda yang dirasuk setan. Pemuda itu 
  tidak dapat berbicara, dan sering kali dihempas-hempaskan di tanah 
  oleh setan. Murid-murid Yesus tidak dapat berbuat apa-apa, oleh 
  sebab itu Yesus mengusir setan itu dari tubuh pemuda tersebut dan 
  menyembuhkannya.

  Apakah setan masih merasuk dan melakukan hal-hal yang sama hari ini? 
  Ajaran Alkitab dan pengalaman-pengalaman dari orang-orang percaya di 
  seluruh dunia menjawab "ya". Paulus mengingatkan bahwa kita 
  sebenarnya tidak bergumul dengan "daging dan darah, melainkan dengan 
  penguasa-penguasa, penghulu-penghulu kegelapan dan roh-roh jahat di 
  udara" (Ef. 6:12). Meskipun Roh Kudus yang tinggal dalam hidup orang 
  percaya lebih berkuasa dari roh-roh yang ada di dunia itu (1 Yoh. 
  4:4), roh-roh jahat tetap masih berkeliaran di seluruh dunia, 
  mencobai manusia seolah-olah malaikat terang, dan terus-menerus 
  mencari mangsanya. Jelas bahwa setan dapat menjadi penyebab utama 
  dari semua persoalan, karena pada umumnya dapat pula dikatakan bahwa 
  pelayanan konseling kristen adalah usaha untuk mencegah dan 
  menyingkirkan pengaruh kuasa kegelapan dalam hidup para konseli. 
  Oleh karena itu, setiap konselor Kristen haruslah benar-benar 
  menyadari bahwa hanya oleh kuasa Roh Kuduslah ia mampu berdiri teguh 
  melawan kuasa-kuasa Iblis (Ef. 6:13-18).

  C.S. Lewis, seorang penulis Kristen yang terkenal, pernah mengatakan 
  bahwa kita dapat melakukan dua kesalahan dalam memikirkan tentang 
  setan. Kita dapat tidak memercayai keberadaan maupun pengaruhnya, 
  atau kita percaya dan mengembangkan sikap yang berlebih-lebihan 
  terhadapnya. Kedua sikap tersebut salah dan berbahaya dan keduanya 
  sering kali nampak dalam pelayanan konseling. Ada konselor-konselor 
  Kristen yang tidak mau memikirkan sama sekali tentang adanya setan 
  dan bersikap seolah-olah setan memang tidak pernah ada sama sekali. 
  Ada pula yang lain yang justru secara berlebih-lebihan menganggap 
  bahwa setiap persoalan konseling adalah persoalan dengan kuasa 
  kegelapan.

  Memang Alkitab menyaksikan bahwa dalam pelayanan Tuhan Yesus, 
  kadang-kadang Ia mengusir setan, tetapi yang lebih sering Ia lakukan 
  adalah menghadapi masalah-masalah hidup yang nyata dari orang 
  banyak.

  Kalau kita memberikan konseling kepada seseorang secara konsisten
  dan ternyata tidak pernah ada perbaikan sama sekali, kita boleh
  mulai memikirkan kalau-kalau ada campur tangan kuasa kegelapan di
  sana. Konselor boleh membacakan bagian dari Alkitab yang menyaksikan
  tentang kuasa Kristus (mis. Fil. 2:6-11, Why. 1:5-6). Cobalah
  meminta kepada konseli untuk menjelaskan artinya. Kalau dia tidak
  dapat melakukan, kita dapat menduga adanya kemungkinan keterlibatan
  setan dalam persoalannya. Cobalah membaca 1 Yoh. 2:3-6, 22-23, atau
  3:7-10 dan tanyakan pada diri kita sendiri bagaimana ayat-ayat ini
  dapat dihubungkan dengan diri konseli.

  Sebelum menganjurkan atau mencoba melakukan pengusiran setan,
  bacalah Mrk. 9:4-29, dan rundingkanlah dengan tua-tua gereja kita.
  Konselor yang menghadapi masalah seperti ini sangat membutuhkan
  kebijaksanaan yang besar dan kuasa Allah, di samping ketekunan doa
  dan dukungan dari saudara-saudara seiman.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Konseling Kristen yang Efektif
  Judul asli buku: Effective Christian Counseling
  Penulis: Dr. Gary R. Collins
  Penerjemah: Esther Susabda
  Penerbit: SAAT, Malang 199
  Halaman: 181 -- 182

_______________________________e-KONSEL ______________________________

Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org