Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/180 |
|
e-Konsel edisi 180 (15-3-2009)
|
|
_______________________________e-KONSEL_______________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen _____________________________________________________________________ EDISI 180/15 Maret 2009 Daftar Isi: = Pengantar: Beda Antara Skizofrenia dan Kerasukan Setan = Cakrawala: Skizofrenia atau Kerasukan Setan? = Bimbingan Alkitabiah: Bimbingan Pengusiran Setan = Tips: Masalah-Masalah Seputar Kerasukan Setan PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam sejahtera, Ada pandangan yang keliru dalam masyarakat mengenai gangguan kejiwaan, khususnya skizofrenia, dan kerasukan setan. Biasanya orang yang menderita skizofrenia diasumsikan kerasukan setan karena tingkah laku atau perbuatannya yang sering kali aneh. Padahal sebenarnya skizofrenia sangatlah berbeda dengan kerasukan setan. Bisa saja gejala atau tingkah laku penderitanya hampir sama, tetapi sebab dan cara penanganannya tentulah berbeda. Untuk itu, penting bagi para konselor dan pembimbing untuk mengetahui dengan pasti perbedaan-perbedaannya agar dapat melakukan penanganan yang tepat. Dalam edisi terakhir bulan Maret ini, redaksi menyajikan artikel-artikel dan tips yang fokus membahas beda antara skizofrenia dan kerasukan setan. Segera simak, kiranya memperluas wawasan Anda. Pimpinan Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani http://c3i.sabda.org http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel CAKRAWALA ____________________________________________________________ SKIZOFRENIA ATAU KERASUKAN SETAN? Setiap tahun, banyak orang yang memiliki masalah emosional dianggap kerasukan setan, namun kerasukan setan sering kali bukanlah penyebabnya. Keputusasaan yang dirasakan penderita anggapan yang salah ini (khususnya setelah pengusiran setan gagal menyelesaikan masalah) sering kali lebih merugikan daripada sumber permasalahan yang sebenarnya. Konselor pastoral harus mampu membedakan kerasukan setan dan gangguan mental yang serius, seperti skizofrenia. Yang pertama harus dilakukan adalah memeriksa apakah seseorang menderita penyakit atau tidak, baik mental atau pun fisik. Pemikiran untuk memeriksa apakah seseorang mengalami kerasukan dapat dilakukan hanya jika semua penjelasan alamiah yang mungkin menjadi penyebabnya tidak mencukupi. Mengenali Skizofrenia Skizofrenia adalah penyakit fisik. Karena penderita skizofrenia menunjukkan gejala-gejala yang aneh, penyakit ini kadang-kadang dianggap kerasukan setan. Tetapi sama seperti saat kita mempelajari epilepsi (penyakit lain yang awalnya dianggap sebagai kerasukan setan), kita sekarang tahu bahwa skizofrenia merupakan hasil dari kerusakan sel kimia otak. Sering kali, pengobatan bisa menyembuhkannya. Penundaan dalam memulai pengobatan skizofrenia yang tepat dapat membuat penderita membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Jadi, diagnosa yang salah bisa berakibat fatal. Hal ini terkadang benar-benar terjadi karena skizofrenia kadang-kadang menyerang orang yang sudah lanjut usia. Beberapa gejala-gejala dasar skizofrenia adalah bentuk-bentuk pengisolasian diri atau penarikan diri dari masyarakat sosial yang ekstrim; ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi sebagai pekerja, pelajar, atau ibu rumah tangga; melakukan hal-hal aneh (mengumpulkan sampah, berbicara kepada diri sendiri di tengah-tengah masyarakat umum, menimbun makanan); pengabaian ekstrim akan kebersihan dan kerapian diri; melantur, tidak jelas, berbicara berbelit-belit, atau kurang komunikasi, atau berbicara yang tidak ada artinsya; memiliki kepercayaan yang aneh atau pikiran magis yang memengaruhi perilaku seseorang (percaya takhayul, percaya pada kekuatan untuk melihat benda atau peristiwa yang tidak dapat diterima oleh indera, telepati, atau pemikiran bahwa "orang lain bisa merasakan perasaannya"); pengalaman-pengalaman yang tidak biasa (ilusi yang berulang-ulang, merasakan adanya tekanan atau orang lain yang sebenarnya tidak ada; dan kurang inisiatif atau semangat. Apa yang nampak seperti kerasukan setan biasanya adalah gejala-gejala skizofrenia. Ini penting karena bila masalah-masalah emosional disalahartikan sebagai kerasukan setan, maka akibatnya sangat berbahaya: menghalangi penderitanya mengenali dan mengakui keberadaan manusia yang berdosa, menekankan kekuatan setan dengan tidak tepat, dan yang paling penting, menunda dimulainya perawatan yang tepat. Skizofrenia adalah penyakit yang kompleks. Bila seorang pendeta mencurigai konselinya menderita penyakit ini, dia harus segera membawanya kepada pihak yang tepat. Menunda perawatan untuk masalah seperti skizofrenia dapat secara signifikan membuat presentase kemungkinan penderita untuk sembuh menjadi semakin kecil. Mendiagnosa Kerasukan Setan Bila yang dibahas sebelumnya itu adalah skizofrenia, lalu kerasukan setan itu seperti apa? Ciri-ciri kerasukan setan tidaklah mudah untuk dipahami. Namun, mereka yang memiliki banyak pengalaman menangani kerasukan setan mengemukakan faktor-faktor berikut: 1. Tidak memiliki kehangatan sebagai manusia. Orang yang kerasukan terlihat kosong dan hampa, dan mereka tidak memiliki empati. 2. Menunjukkan kepribadian yang baru. Suara dan ekspresi orang itu berubah, dan dia mulai bertingkah dan berbicara seperti orang yang berbeda. (Namun, ini juga terlihat dalam kepribadian ganda (multiple personality disorder) -- masalah psikologi akut terkait dengan pelecehan pada masa kanak-kanak.) 3. Reaksi pada simbol-simbol kekristenan. Salib, Alkitab, dan simbol-simbol kekristenan lainnya sering kali menyebabkan orang yang kerasukan benar-benar tidak nyaman. (Namun, skizofrenia bisa juga menunjukkan reaksi ini.) 4. Fenomena fisik yang aneh. Beberapa pengamat menggambarkan suatu bau busuk yang tidak dapat dipahami, suhu badan yang membeku, benda-benda yang terbang, dan kulit yang halus dan kendur. 5. Perubahan perilaku supernatural. Misalnya, korban mungkin memiliki gaya berat -- dengan kata lain, dia tidak bisa dipindah secara fisik, atau bisa juga mengambang. Maka jelaslah bahwa kerasukan bukanlah seperti yang disangka selama ini, dan banyak masalah yang dianggap kerasukan setan sebenarnya memiliki penjelasan-penjelasan alamiah. Penilaian bahwa seseorang kerasukan setan atau tidak harus melewati proses pengujian apakah gejala-gejala aneh yang timbul memiliki penjelasan yang alamiah atau tidak. Jika gejala tersebut tidak dapat dijelaskan secara alamiah, barulah penyelidikan supernatural dilakukan. (t/Ratri) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Judul buku: Leadership Handbook of Outreach and Care Judul asli artikel: Schizophrenia or Demon Possession? Penulis: Archibald D. Hart Penerbit: Bakers Book, Michigan 1994 Halaman: 308 -- 309 BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________ BIMBINGAN PENGUSIRAN SETAN A. Perbedaan Sakit Jiwa dan Kerasukan Setan Orang yang dirasuki setan tidak berarti gila. Penyakit jiwa harus dibedakan dengan kerasukan setan. Bagaimanakah membedakan antara orang yang kerasukan dengan orang yang sakit jiwa? Mental Disease: Sakit jiwa Demon Possession: Kerasukan setan 1. Latar Belakang dan Sebab Musababnya Sakit Jiwa Seseorang yang sakit jiwa dapat disebabkan oleh keturunan, kena racun alkohol, bergaul dengan perempuan tuna susila, yang menyebabkan racun masuk ke dalam otak, atau pada waktu kecil pernah mengalami kegagalan. Kegagalan ini terpendam dalam hati dan ketika dewasa timbul kembali. Mungkin pula orang yang normal tiba-tiba menjadi gila karena patah hati, usahanya rugi, dan sebagainya sehingga tidak tertahankan lagi. Apabila hal itu terjadi pada seorang wanita, disebut histeris. Apabila penyakit ini tidak dapat ditolong, dapat menjadi penyakit jiwa. Gejala penyakit jiwa datang secara perlahan-lahan dan memakan waktu yang lama sekali. Kerasukan Setan Biasanya terjadi secara tiba-tiba, yaitu ketika setan atau roh jahat mengambil inisiatif untuk merasuk seseorang. Tetapi jika kita menyelidiki latar belakangnya, kita akan mendapatkan bahwa orang yang kerasukan setan biasanya pernah bergaul dengan setan, roh jahat, atau dukun. Ia cenderung percaya takhayul, mungkin karena keluarganya biasa melakukan hal itu. Kadang-kadang karena ingin menang di dalam perjudian, ingin menyelundup berbuat jahat, atau karena ingin tahu orang tuanya yang sudah meninggal dan sebagainya, seseorang bertanya kepada iblis atau dukun. Apabila seorang anak kecil dirasuk setan, kita harus mencari sebab musabab dalam keluarganya. 2. Gejala-Gejala yang Tampak pada Matanya Sakit Jiwa Matanya seakan-akan tampak berat dan terus ingin tidur saja. Atau dapat pula terjadi matanya teras memandang pada suatu arah tanpa bergerak. Kadang-kadang matanya dapat terbalik dan hanya bagian putihnya saja yang tampak. Kerasukan Setan Sinar matanya sangat ganas dan menakutkan. 3. Tingkah Lakunya Sakit Jiwa Orang yang sakit jiwa tingkah lakunya aneh-aneh dan abnormal, banyak bergerak, namun sama sekali tidak memunyai arti. Sebentar tertawa dan sebentar menangis. Suka berlari-lari kian kemari, tidak dapat diam. Ia sendiri tidak mampu memahami kehidupannya sendiri. Kerasukan Setan Orang yang kerasukan setan tingkah lakunya lebih aneh, gerak-geriknya menakutkan orang lain. Adakalanya sama sekali tidak memunyai perasaan malu, sehingga tidak mengenakan pakaian lagi. Contoh: orang di Gerasa. 4. Kelakuan yang Membahayakan Sakit Jiwa Apabila penyakit ini masih ringan, penderita tidak memakai kekerasan atau memukul orang lain. Tetapi kalau penyakit telah serius, penderita akan memakai kekerasan, dan ia dapat saja memukul orang, bahkan dapat pula mengancam jiwa orang lain. Kerasukan Setan Kebanyakan dari mereka menyakiti diri sendiri dan memukul orang lain. 5. Kekuatan yang Supranatural Sakit Jiwa Kalau penyakit ini kambuh, kekuatan penderita menjadi luar biasa kuatnya. Tetapi kekuatan ini ada batasnya. Kadang-kadang juga terjadi bahwa penderita tidak memunyai kekuatan lagi. Kerasukan Setan Kekuatan orang yang kerasukan setan sangat luar biasa, sehingga tidak dapat ditaklukkan atau dikuasai. Kalau dirantai, ia dapat memutuskannya. Akan tetapi ada pula penderita yang terus berbaring di tempat tidur bagaikan sakit lumpuh. 6. Pikiran dan Ingatannya Sakit Jiwa Orang yang sakit jiwa ingatannya mungkin sama sekali hilang, bingung, dan tidak tahu apa pun. Ucapannya tidak memunyai logika atau sangat kacau. Kerasukan Setan Penderita masih memunyai ingatan. Bahkan, pada saat ia dirasuk setan, ia memunyai ingatan/insting yang luar biasa. Pada saat itu ia dapat meramal mengenai hal-hal yang akan terjadi, dan ia juga dapat mengetahui rahasia orang lain. Kalau seorang hamba Tuhan datang kepadanya, mungkin ia akan mengungkapkan dosa-dosanya, atau membongkar rahasia pribadinya, atau melontarkan ancaman-ancaman kepadanya. 7. Kepribadian yang Ganda Sakit Jiwa Orang yang menderita skizofrenia seakan-akan memunyai dua pribadi yang sangat berlainan, yang seakan-akan sudah terpecah. Kerasukan Setan Orang yang dirasuk setan merasa seolah-olah memunyai dua pribadi, yaitu yang satu di luar dan yang lain di dalam. Yang di luar adalah pribadi yang sesungguhnya dan yang di dalam adalah si iblis. Pada waktu kita bertanya sesuatu kepadanya, maka yang menjawab bukan orang itu sendiri, melainkan jawaban itu berasal dari setan. Suaranya terdengar berbeda, karena suara itu adalah suara iblis yang berseru dan terdengar sangat mengerikan. 8. Konsep Terhadap Diri Sendiri Sakit Jiwa Orang yang sakit jiwa selalu menganggap bahwa orang lain mau mencelakakan dia. Ia sangat sensitif terhadap orang lain. Orang yang sakit jiwa tidak suka kalau orang lain mengatakannya gila, sebaliknya ia mengatakan bahwa orang lainlah yang gila. Orang ini sangat takut kalau dirinya telah kerasukan setan dan apabila ia memunyai perasaan yang demikian, maka ia bukan kerasukan setan. Kerasukan Setan Penderita tidak berminat untuk bergaul dengan orang lain. Ia tidak senang tinggal bersama orang lain, ia senang menyendiri dan menyembunyikan diri. Seperti halnya apabila kita membaca kisah orang di Gerasa yang tinggal di kuburan-kuburan. 9. Bahasanya Sakit Jiwa Penderita tidak dapat berbahasa asing, bahasa daerah, atau bahasa lain. Seakan-akan ia lupa akan semua bahasa yang pernah ia pelajari dahulu. Orang ini suka berbicara kepada orang lain dengan kata-kata yang diucapkan berulang-ulang. Kadang-kadang, ia berbicara kepada dirinya sendiri. Kerasukan Setan Meskipun penderita sebelumnya belum pernah belajar bahasa asing, tetapi tiba-tiba ia dapat berbahasa asing, maupun bahasa daerah. Pernah terjadi, seseorang yang dirasuk setan dapat mengucapkan 25 macam bahasa. Apabila ia seorang laki-laki, ia dapat bersuara wanita, demikian pula sebaliknya. 10. Pendengarannya Sakit Jiwa Penderita seakan-akan selalu mendengar suara yang bukan-bukan, suara itu seakan-akan memerintahnya untuk berbuat hal-hal yang aneh-aneh. Kerasukan Setan Penderita seakan-akan mendengar suara yang mengancam dirinya. Suara itu terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak boleh percaya kepada Tuhan, dan agar ia menolak orang yang hendak menolong dia. 11. Tanya Jawab Sakit Jiwa Apabila kita bertanya: "Apakah engkau percaya Tuhan Yesus adalah Anak Allah?" "Apakah engkau percaya darah Yesus dapat menyelamatkan engkau?" Maka penderita akan menjawab: mula-mula, ia menjawab mau, namun sebentar lagi ia menjawab tidak mau, tidak tahu, atau mungkin hanya tertawa saja. Kerasukan Setan Apabila kita bertanya seperti pertanyaan di atas, maka penderita dengan segera akan melawan kita. Kalau ia kita suruh menyebut nama Yesus, maka ia tidak mau, bahkan ia dapat menggertakkan gigi, mengolok-olok nama Tuhan Yesus, atau menghujat nama Tuhan Yesus. 12. Cara Menolong Sakit Jiwa Secepat mungkin mengirimkannya kepada spesialis penyakit jiwa atau psikiater, agar diberi obat atau "shock treatment". Penyembuhannya mungkin akan memerlukan jangka waktu yang lama. Kerasukan Setan Tidak dapat ditolong dengan obat-obatan macam apa pun. Jalan satu-satunya untuk menolong penderita adalah mengusir setan dengan beralaskan nama Tuhan Yesus. Setelah setan itu keluar, orang tersebut akan segera sembuh atau pulih kembali. 13. Waktu Doa dan Mengusir Setan Sakit Jiwa Orang yang sakit jiwa tidak tahu tentang apa yang akan kita perbuat. Mungkin juga penderita bereaksi aneh-aneh pada waktu kita sedang berdoa, misalnya menarik pakaian kita, tertawa, tidur, atau melarikan diri. Kerasukan Setan Pada waktu kita berdoa untuk mengusir setan beralaskan nama Tuhan Yesus, penderita akan melawan, memberontak, marah-marah, memaki, dan kadang-kadang menjadi kejang serta menggertakkan gigi, berteriak, jatuh, lalu pingsan. Pada waktu setan itu keluar, orang itu kelihatan seperti kejang, kemudian merasa letih dan lemah. Pada saat itu, ia dapat mengerti apa yang telah terjadi atas dirinya, bahwa setan sudah merasukinya dan kini telah keluar. 14. Setelah Sembuh Sakit Jiwa Setelah diberi "shock treatment", penderita sadar bahwa pikirannya kosong, letih, dan bingung. Ia tidak dapat mengingat apa yang telah terjadi atas dirinya. Kerasukan Setan Setelah setan diusir, penderita merasa letih dan lemah, tetapi saat itu juga ia dapat mengerti apa yang telah terjadi atas dirinya. 15. Bimbingan Lanjutan Sakit Jiwa Setelah disembuhkan, penderita memerlukan damai sejahtera di dalam Tuhan Yesus, serta dikuatkan dalam firman Tuhan. Kerasukan Setan Setelah ia dibebaskan dari belenggu setan, pertama-tama ia harus bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadinya. Prinsip-prinsip Mengusir Setan 1. Pertama-tama, kita harus membedakan apakah penderita sakit jiwa atau dirasuk setan. Untuk itu, perlu diadakan pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga kali, barulah kemudian ditentukan. Sebaiknya pemeriksaan itu dilakukan oleh dua atau tiga orang beriman beserta seorang dokter bersama-sama. 2. Kita harus menanyakan dan menyelidiki latar belakang serta sebab-sebabnya kepada keluarga penderita. Perlu juga ditanyakan, apakah keluarga penderita pernah mengundang dukun atau memakai jimat-jimat. Kalau hal ini pernah dilakukan, maka kita harus menjelaskan bahwa mereka harus memutuskan hubungan dengan dukun itu dan jimat-jimat harus dibuang atau dibakar, sebelum penderita dapat disembuhkan. Pada waktu kita hendak mendoakan penderita (mungkin saat itu banyak orang yang belum percaya yang turut hadir di tempat itu), mintalah dengan hormat agar semua orang itu keluar. Yang terutama harus kita ingat pada waktu kita berdoa yaitu jangan menumpangkan tangan ke atas penderita sehingga kalau orang itu memberontak dan hendak menerkam kita, kita dapat memegangnya serta menekan dia, dan kita terus berdoa dan dengan menyebut demi nama Tuhan Yesus, kita mengusir setan. 3. Mungkin hanya dengan sekali doa saja setan itu keluar, tetapi kadang-kadang ada yang kebal, setan itu kembali lagi serta mengancam hendak merasuk lagi. Dalam keadaan demikian, dengan tegas kita menjawab bahwa Tuhan Yesus dan Roh Kudus berada di dalam kita, dan kita adalah milik Tuhan Yesus. Apabila setan yang diusir itu berulang-ulang kembali, kita harus menanyakan apakah keluarga itu masih menyimpan jimat-jimat atau barang pemujaan yang lain, karena semua itu harus dibakar dan dibereskan terlebih dahulu. 4. Apabila setan itu menuduhkan dosa-dosa kepada kita serta membongkar rahasia kita dengan tegas, kita menjawab bahwa kita sudah disucikan dan diampuni oleh darah Tuhan Yesus. Oleh karena itu, sebelum kita melakukan pekerjaan mengusir setan, kita harus memperbaiki diri kita sendiri di hadapan Tuhan terlebih dahulu. 5. Sebaiknya jangan melakukan pekerjaan ini seorang diri. Kita perlu membentuk kelompok kerja (team work), seperti yang tertulis dalam Matius 18:18-20. 6. Setelah setan itu diusir, penderita merasa letih, haus, dan lapar, sehingga kita harus memberi makan dan minum kepadanya. Kemudian kita harus mengabarkan Injil agar ia mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Selain itu, ia harus diajak untuk setia ke gereja dan imannya harus dipelihara. Kita juga harus mengajak dia agar dapat melengkapi dirinya dengan senjata rohani, seperti yang tertulis dalam Efesus 6:10, sehingga pada saat ia digoda lagi, ia dapat tetap teguh dalam Tuhan Yesus. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Seri Diktat: Pembimbingan Penggembalaan Penulis: Pdt. Lukas Tjandra Penerbit: Seminari Alktitab Asia Tenggara, Malang 1992 Halaman: 103 -- 109 TIPS _________________________________________________________________ MASALAH-MASALAH SEPUTAR KERASUKAN SETAN Di tengah pelayanan-Nya, Tuhan Yesus sering kali mengusir setan dari orang-orang yang kerasukan setan. Misalnya, dalam Markus 9 diceritakan tentang seorang pemuda yang dirasuk setan. Pemuda itu tidak dapat berbicara, dan sering kali dihempas-hempaskan di tanah oleh setan. Murid-murid Yesus tidak dapat berbuat apa-apa, oleh sebab itu Yesus mengusir setan itu dari tubuh pemuda tersebut dan menyembuhkannya. Apakah setan masih merasuk dan melakukan hal-hal yang sama hari ini? Ajaran Alkitab dan pengalaman-pengalaman dari orang-orang percaya di seluruh dunia menjawab "ya". Paulus mengingatkan bahwa kita sebenarnya tidak bergumul dengan "daging dan darah, melainkan dengan penguasa-penguasa, penghulu-penghulu kegelapan dan roh-roh jahat di udara" (Ef. 6:12). Meskipun Roh Kudus yang tinggal dalam hidup orang percaya lebih berkuasa dari roh-roh yang ada di dunia itu (1 Yoh. 4:4), roh-roh jahat tetap masih berkeliaran di seluruh dunia, mencobai manusia seolah-olah malaikat terang, dan terus-menerus mencari mangsanya. Jelas bahwa setan dapat menjadi penyebab utama dari semua persoalan, karena pada umumnya dapat pula dikatakan bahwa pelayanan konseling kristen adalah usaha untuk mencegah dan menyingkirkan pengaruh kuasa kegelapan dalam hidup para konseli. Oleh karena itu, setiap konselor Kristen haruslah benar-benar menyadari bahwa hanya oleh kuasa Roh Kuduslah ia mampu berdiri teguh melawan kuasa-kuasa Iblis (Ef. 6:13-18). C.S. Lewis, seorang penulis Kristen yang terkenal, pernah mengatakan bahwa kita dapat melakukan dua kesalahan dalam memikirkan tentang setan. Kita dapat tidak memercayai keberadaan maupun pengaruhnya, atau kita percaya dan mengembangkan sikap yang berlebih-lebihan terhadapnya. Kedua sikap tersebut salah dan berbahaya dan keduanya sering kali nampak dalam pelayanan konseling. Ada konselor-konselor Kristen yang tidak mau memikirkan sama sekali tentang adanya setan dan bersikap seolah-olah setan memang tidak pernah ada sama sekali. Ada pula yang lain yang justru secara berlebih-lebihan menganggap bahwa setiap persoalan konseling adalah persoalan dengan kuasa kegelapan. Memang Alkitab menyaksikan bahwa dalam pelayanan Tuhan Yesus, kadang-kadang Ia mengusir setan, tetapi yang lebih sering Ia lakukan adalah menghadapi masalah-masalah hidup yang nyata dari orang banyak. Kalau kita memberikan konseling kepada seseorang secara konsisten dan ternyata tidak pernah ada perbaikan sama sekali, kita boleh mulai memikirkan kalau-kalau ada campur tangan kuasa kegelapan di sana. Konselor boleh membacakan bagian dari Alkitab yang menyaksikan tentang kuasa Kristus (mis. Fil. 2:6-11, Why. 1:5-6). Cobalah meminta kepada konseli untuk menjelaskan artinya. Kalau dia tidak dapat melakukan, kita dapat menduga adanya kemungkinan keterlibatan setan dalam persoalannya. Cobalah membaca 1 Yoh. 2:3-6, 22-23, atau 3:7-10 dan tanyakan pada diri kita sendiri bagaimana ayat-ayat ini dapat dihubungkan dengan diri konseli. Sebelum menganjurkan atau mencoba melakukan pengusiran setan, bacalah Mrk. 9:4-29, dan rundingkanlah dengan tua-tua gereja kita. Konselor yang menghadapi masalah seperti ini sangat membutuhkan kebijaksanaan yang besar dan kuasa Allah, di samping ketekunan doa dan dukungan dari saudara-saudara seiman. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Konseling Kristen yang Efektif Judul asli buku: Effective Christian Counseling Penulis: Dr. Gary R. Collins Penerjemah: Esther Susabda Penerbit: SAAT, Malang 199 Halaman: 181 -- 182 _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |