Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/18 |
|
e-Konsel edisi 18 (15-6-2002)
|
|
><> Edisi (018) -- 15 Juni 2002 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Krisis Depresi - Cakrawala : Apakah Depresi Itu - Telaga : Wanita dan Depresi ( 08B) - Bimbingan Alkitabiah: Cara Membimbing Orang yg Mengalami Depresi - Tips : Tips Mengatasi Depresi - Surat : Artikel tentang Penanganan Kasus Patah Hati *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Kata "depresi" mungkin kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena hampir semua orang pernah mengalaminya. Di satu pihak depresi dapat berakibat sangat buruk, tapi di pihak lain bisa juga menolong kita bertumbuh. Nah,... bagaimana kita bisa mengetahui lebih banyak tentang masalah depresi ini? Dan bagaimana kita bisa menolong orang lain (atau diri sendiri) untuk mengatasi masalah depresi ini? Edisi e-Konsel berikut ini secara khusus membahas topik tentang "depresi". Kiranya bahan-bahan ini dapat menambah pengetahuan Anda untuk lebih mengenal tentang depresi sehingga dapat menolong kita memiliki wawasan yang lebih luas dan dapat dipakai untuk menolong orang lain (atau diri sendiri) untuk mengatasinya. Dalam kasih-Nya, Staf e-Konsel *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- APAKAH DEPRESI ITU? -*- Depresi mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Kata depresi sebagaimana yang dipakai dalam bahasa sehari-hari mengacu sedikitnya pada dua keadaan: suasana hati dan keadaan sakit. Suasana hati yang tertekan adalah perasaan sedih, sakit dan derita yang pernah dialami oleh setiap orang. Keadaan ini biasanya tidak berlangsung lama dan tidak sampai mempengaruhi keadaan umum dari kesejahteraan tubuh atau tingkat kegunaan organ tubuh. Meskipun demikian, depresi juga digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala. Gejala yang paling banyak dinyatakan adalah kesedihan yang terus-menerus dari suasana hati yang khas terjadi akibat terjadinya rasa kehilangan. Suasana hati yang cenderung mudah tertekan ini mempengaruhi keseluruhan kepribadian. Si penderita dalam kehidupan mentalnya tenggelam dalam rasa kehilangan yang nyata atau yang hanya bayangan belaka; dalam kehidupan sosialnya ia menarik diri dari pergaulan dengan keluarga dan teman-temannya; dan dalam kehidupan rohaninya ia terganggu oleh perasaan-perasaan terasing dari Allah. Penderita tersebut bisa juga secara fisik terganggu oleh nafsu makan yang turun, berat badan yang turun dan insomnia (penyakit sulit tidur). Perasaan putus asa dan pikiran untuk bunuh diri juga biasa muncul dalam diri penderita depresi. Reaksi Kesedihan yang Biasa --------------------------- Glenn Thomas, seorang hamba Tuhan, adalah seorang pembicara yang dinamis dan konselor yang mampu memahami perasaan orang lain. Secara terus-menerus dia mengganti tugas-tugas kegerejaannya demi niatnya terhadap hal-hal yang lain tadi. Ketika dewan gereja memintanya untuk mengundurkan diri, walaupun pada mulanya dia menanggapi dengan lemah lembut, selama beberapa minggu berikutnya dia mengalami insomnia, kehilangan nafsu makan dan kelelahan. Dia menderita sakit kepala dan mengira bahwa dirinya mungkin menderita tumor otak. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap dirinya, diketahui bahwa dia mengalami sakit kepala. Dia mengadakan pertemuan dengan dokternya beberapa kali lagi dan akhirnya dia mengakui bahwa dia merasa begitu sedih karena telah kehilangan jabatannya sebagai gembala umat. Kemudian dia memutuskan untuk sungguh-sungguh menikmati suatu pekerjaan di mana dia dapat membaktikan dirinya secara penuh untuk berpidato dan memberikan bimbingan tanpa diganggu oleh urusan administrasi. Setelah dia mendapatkan pekerjaan semacam itu, sakit kepalanya hilang dan ia kembali merasakan kesejahteraan. Kasus ini merupakan contoh dari sifat pokok suatu reaksi kesedihan yang biasa. Pada dasarnya, secara psikologis, Thomas itu sehat. Dia menderita rasa kehilangan yang amat berarti yang menimbulkan reaksi kesedihan. Dan sesungguhnya depresi membantunya mengatur kehidupannya sehingga hanya dalam beberapa minggu depresinya dapat terpecahkan. Depresi Neurotis ---------------- John Smith, seorang hamba Tuhan lain, kadang-kadang merasa bahwa depresi merupakan suatu cara hidup baginya. Dia adalah seorang perfeksionis dan pekerja yang menjadi tertekan jika pekerjaan atau kemampuannya kalah baik dibandingkan dengan orang lain yang dianggapnya sebagai saingan. Dia kadang-kadang mengalami gangguan sulit tidur, atau kehilangan nafsu makan, tetapi tidak mengalami turunnya berat badan yang berarti atau ketidakmampuan untuk bekerja. Kadang-kadang dia merasa dirinya amat sehat dan sungguh-sungguh dapat menikmati pekerjaan dan keluarganya. Dia mencari pertolongan seorang psikiater setelah bertahun-tahun mengalami pasang surutnya masa "rendah". Melalui pengobatan, dia menjadi sadar akan kecenderunganya untuk mengartikan ketidaksempurnaannya atau kegagalannya dalam bekerja sebagai cermin dari nilai pribadinya. Dengan pengertian ini, depresinya lalu menjadi berkurang dan lenyap. Kasus ini merupakan contoh dari ciri khas depresi neurotis. Terdapat faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi hilangnya keamanan emosi selama berada dalam perawatan rumah sakit pada awal masa kanak- kanak, dan hilangnya dukungan emosi secara berturut-turut sebab orang tuanya sangat tidak ekspresif. Tidak perlu diragukan lagi hal ini menambah kepekaannya akan rasa kehilangan, yang sering lebih bersifat simbolis daripada kenyataan. Gejala-gejala jasmaniah hanya bersifat sementara saja. Tipe depresi macam ini sering merupakan jebakan psikologis yang mencegah si penderita menemukan cara-cara pemecahan yang baru terhadap masalah yang ada. Ini berkebalikan dengan reaksi kesedihan biasa yang di dalamnya depresi sering menjadi dorongan untuk menemukan cara-cara pemecahan yang baru. Depresi Endogen --------------- Samuel Trenton, juga seorang hamba Tuhan, bekerja berjam-jam untuk memenuhi kebutuhan jemaatnya yang sedang berkembang dan keluarganya. Segalanya berjalan dengan baik, kecuali untuk suatu konflik yang tiada hentinya antara dua anggota inti dari jemaatnya. Dalam usaha mencoba membantu menyelesaikan konflik tersebut, dia terjebak di tengah-tengah dan dikritik oleh kedua anggota itu. Sesudah itu dia menjadi tertekan. Dia mulai merasa bahwa seluruh pelayanannya adalah suatu kegagalan dan bahwa dia tidak baik bagi jemaat dan keluarganya. Dia mengalami insomnia yang berat, kehilangan dorongan seksnya, dan kehilangan nafsu makan, yang menyebabkan dia kehilangan berat badan sedikitnya lima belas pon dalam satu bulan. Hobi yang paling disenanginya, memandangi burung- burung, tidak lagi menarik hatinya. Dia menarik diri dari teman- temannya dan merasakan semakin sulit untuk berkhotbah dan menemui jemaat setelah kebaktian. Akhirnya, ketika dia terjatuh dengan bercucuran air mata di rumah setelah mengikuti suatu kebaktian Minggu, isterinya mengantar ke seorang psikiater setempat. Dalam wawancara dengan psikiater tersebut, Trenton mengakui bahwa dia sering memikirkan untuk melakukan bunuh diri dan mulai merencanakan cara untuk melakukan bunuh diri. Dia juga ingat bahwa bertahun-tahun sebelumnya ibunya dan seorang bibinya dirawat di rumah sakit sebab mereka sangat tertekan. Dia segera dirawat di rumah sakit dan diberi obat penyembuh depresi. psikiater itu memberinya psikoterapi untuk membantunya memahami kepekaannya terhadap konflik antar pibadi. Faktor-faktor utama yang berpengaruh dalam depresi endogen ini adalah kecenderungan bawaan atas depresi, yang ditunjukkan oleh sejarah depresi yang dialami oleh keluarganya. Rasa kehilangan mungkin muncul pada awal depresi, tetapi biasanya tidak menonjol atau bahkan segera tampak dengan jelas. Gejala-gejala jasmaniah tampak sangat keras dan terus-menerus dalam tipe depresi ini. Suasana hati seperti itu tidak berhenti; si penderita kehilangan semua minatnya dalam hidup dan menjadi tenggelam dalam pikiran untuk melakukan bunuh diri. -*- Sumber -*-: Judul Majalah : Kepemimpinan, Vol. 17 Judul Artikel : Apakah Depresi Itu Penulis : Enos D. Marin Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta Halaman : 48 - 49 *TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA* Mengapa kaum wanita lebih rawan merasa cemas atau khawatir sehingga mereka lebih mudah dihinggapi rasa depresi? Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengatasi depresi tersebut? Untuk mengetahui jawaban kedua pertanyaan tersebut, silakan menyimak perbincangan Pdt. Dr. Paul Gunadi dengan dua orang penanya berikut ini (T & I). -*- WANITA DAN DEPRESI -*- ------- T: Pada perbincangan kali ini saya ingin menanyakan sikap atau keadaan/kondisi dari seorang istri atau wanita pada umumnya. Namun karena ini perbincangan keluarga mungkin lebih baik saya memfokuskan pada kehidupan istri. Yang kadang-kadang sukar saya mengerti, di saat-saat yang tidak terduga itu seorang istri itu bisa murung bahkan bisa uring-uringan seolah-olah ada sesuatu yang menekan kehidupannya. Tetapi kalau ditanya juga dia sulit menerangkan itu. Sebenarnya itu menunjukkan gejala apa, Pak? J (Paul): OK! Sebelum saya jawab mungkin saya bisa langsung tanya kepada Ibu yang ada di sini. Apakah betul begitu, Bu? I: Ya, benar. Kadang-kadang nggak tahu alasannya kenapa kita itu merasa tidak enak, rasanya serba salah gitu. Melihat situasi itu mau nggak mau kita itu jadi murung, Pak. J: Begitu ya, OK! Saya teringat satu ayat yang sudah kita kenal, diambil dari Matius 6:25, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" Memang meskipun Tuhan memberikan ayat ini atau Firman-Nya kepada semua manusia, walaupun demikian kita lihat bahwa ternyata wanita lebih rawan terhadap kekhawatiran. Jadi kalau kita bicara mengenai kemurungan atau secara klinisnya disebut depresi, ternyata perempuan lebih mudah menderita depresi dibandingkan pria dan bahkan angka perbandingannya itu 2:1. Mengapa perempuan itu lebih mudah terkena depresi? Sebab begini, wanita itu lebih mudah khawatir dibandingkan pria. Nah kecemasan adalah faktor yang benar-benar membawa seseorang akhirnya masuk ke lembah depresi. Jadi kecemasan atau dalam bahasa Inggrisnya 'anxiety' itu sangat dikaitkan dengan gangguan depresi. Karena wanita itu lebih rawan merasa cemas, otomatis wanita itu juga lebih mudah dirundung oleh depresi itu sendiri. ------- T: Atau karena ciri seseorang wanita yang main perasaan ya, Pak? J: Saya kira itu berpengaruh besar sekali. Tidak bisa tidak, kecemasan itu berkaitan sekali dengan perasaan. Unsur cemas memang adalah unsur emosi. Jadi karena wanita lebih peka dengan emosinya, wanita juga akhirnya lebih juga peka terhadap perasaan- perasaan cemasnya. Tapi sebetulnya perbedaan ini atau kerawanan wanita terhadap depresi bukan saja dipengaruhi oleh faktor emosi. Begini, wanita secara kognitif atau cara berpikirnya memang memiliki keunikan dan berlainan dengan pria. Jadi wanita itu memang cenderung melihat hidup atau peristiwa atau apa yang dialaminya dari segi detail. Wanita akhirnya memang cenderung melihat lebih banyak, sedangkan pria kita katakan cara berpikirnya cenderung global atau tidak detail. Jadi misalkan kalau saya gunakan perumpamaan, pria itu akan melihat kebun sedangkan wanita akan melihat pohon mangga, akan melihat ada bunga mawar, ada bunga anggrek. Nah otomatis bisa disimpulkan bahwa orang yang melihat lebih detail, akan juga lebih mudah dirundung oleh kekhawatiran karena informasi yang dia miliki lebih banyak dan itu akhirnya bisa benar-benar menekan perasaan dia. Sedangkan pria kurang begitu peka terhadap yang kecil-kecil itu tadi. ------- T: Kemudian langkah-langkah apa yang harus diambil seorang istri kalau mengalami depresi? J: Begini, saya menganjurkan istri itu mesti mendapatkan kesempatan bicara, jadi si suami perlu menyediakan telinga dan waktu untuk menerima keluhan-keluhan dari si istri. Nah ini kadangkala sukar untuk dilakukan oleh si suami sebab suami akan berkata: "Kenapa hal kecil seperti ini engkau pikirkan, kenapa engkau risaukan hal yang tidak ada artinya ini, nah salahmu sendiri." Jadi seolah- olah si suami ini secara tidak langsung berkata: "Ini akibat ulahmu sendiri, engkau ini depresi." Nah saya kira suami perlu memahami bahwa memang inilah komposisi wanita secara jasmani, secara kognitif, secara pikiran, wanita itu memang akan lebih dimudahkan menderita gangguan depresi. Nah, yang paling tepat dan yang paling penting adalah langkah pertama: si istri harus bisa bicara, harus bisa mengeluarkan perasaannya. Mungkin Ibu akan bertanya: Bagaimana kalau suaminya nggak mau dengarkan? Ya kalau si suami tidak bersedia mendengarkan dan kalau bicara dengan suami akhirnya memicu pertengkaran yang lebih hebat, saya sarankan istri bicara dengan teman wanita yang lainnya, jangan bicara dengan teman pria tapi bicaralah dengan teman wanita yang lain atau dengan hamba Tuhan di gereja kita. Ceritakan, sebab waktu kita mengeluarkan uneg-uneg itu, sangat besar sekali dampaknya bagi yang sedang mengalami himpitan itu. Tegangan yang dirasakan sebelumnya akan menurun dan itu akhirnya akan menolong wanita untuk berpikir lebih jernih. ------- I: Atau mungkin juga cara yang lain, misalnya bersekutu dengan Tuhan dan membaca Firman Tuhan? J: Sangat-sangat baik, Bu. Tuhan sendiri pun sudah berkata, "Carilah dahulu kerajaan sorga dan kebenaran-Nya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Dengan kata lain wanita tidak boleh terkungkung di dalam kelemahannya dengan mengatakan, "Memang saya begini, memang saya wanita mudah cemas. Kan kamu sebagai suami juga sudah mengerti bahwa wanita ini memang rawan terhadap kecemasan karena lebih melihat yang detail dan lebih memandang yang jauh, nah seharusnya kamu mengerti saya dong!" Ya betul suami harus mengerti tapi di pihak lain jangan sampai terjebak di dalam kelemahan ini. Wanita juga harus mengalahkannya dengan cara yang Ibu katakan tadi, lebih menyerahkan semuanya didalam doa, lebih menyerahkan bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang perkasa dan bisa membantu kita. -*- Sumber -*-: [[Sajian kami di atas, kami ambil dari isi salah satu kaset TELAGA No. 08B, yang telah kami ringkas/sajikan dalam bentuk tulisan.]] -- Jika anda ingin mendapatkan transkrip seluruh kaset T08B lewat e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org > -- Informasi tentang pelayanan TELAGA/Tegur Sapa Gembala Keluarga dapat anda lihat dalam kolom INFO edisi e-Konsel 03 dari URL: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/003/ [01 Nov 2001] *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* -*- CARA-CARA UNTUK MEMBIMBING ORANG YANG MENGALAMI DEPRESI -*- Tidaklah mudah untuk memberi bimbingan pada orang yang mengalami depresi. Seringkali kemajuannya sangat lambat walaupun kita sudah berusaha menolong dengan sebaik-baiknya, dan hal ini tidak jarang juga membuat konselor itu sendiri mengalami depresi. Marilah kita bersama belajar melalui cara yang dipakai oleh malaikat Tuhan dalam menolong Elia. a. Kebutuhan jasmani Elia dipenuhi. ----------------------------------- Ia mendapatkan makanan, air, dan istirahat. Ia meninggalkan pekerjaannya yang sibuk itu dan untuk sementara waktu berdiam diri sendirian. Tuhan Yesus sendiri juga membutuhkan waktu untuk istirahat, menjauhkan diri dari kumpulan orang banyak untuk memulihkan kembali kekuatannya. Kadang-kadang hal inilah yang dibutuhkan oleh konsele (dan konselornya), yaitu waktu untuk istirahat dan memelihara kesehatan tubuhnya. Kadang-kadang dapat juga dianjurkan pada konsele untuk memeriksakan diri pada dokter bilamana depresinya terus berkelanjutan. b. Elia mengakui bahwa ia frustasi dan mengalami depresi dan berani menghadapi penyebab-penyebabnya. ------------------------------------------------------------------- Elia tidak menyembunyikan perasaan takutnya, kesepiannya, pergumulannya, dan kemarahannya. Seorang yang mengalami depresi akan sangat tertolong bila ia sendiri menyadari, bahwa ia sedang dalam keadaan tertekan, dan berani mencoba mencari apa yang menjadi penyebabnya. Biasanya mereka dapat bangkit kembali bilamana penyebab-penyebabnya mereka dapat ketahui dan ada jalan keluar untuk mengatasinya. Memang kadang-kadang ada situasi yang tidak dapat kita ubah yang menjadi penyebab depresi. Dalam hal ini konsele membutuhkan pertolongan untuk dapat menerima kenyataan seperti ini. Seseorang yang sedang berduka cita misalnya, bisa mengalami depresi oleh karena kehilangan orang yang ia kasihi itu. Tentu orang yang sudah meninggal tidak dapat diharapkan untuk dihidupkan kembali, tetapi perlu bagi yang ditinggalkan untuk menyadari dan menerima kenyataan ini dan memikirkan bagaimana ia dapat melanjutkan kehidupan ini tanpa kekasihnya tersebut. c. Elia dengar-dengaran dan patuh kepada Tuhan. ----------------------------------------------- Pada waktu Elia sampai ke padang gurun, ia berdoa supaya Tuhan mengambil nyawanya. Tuhan mengirimkan malaikatnya (1Raja-raja 19:4) untuk mengatakan "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu dihadapan Tuhan" (ayat 11) dan Elia menurut. Di tengah depresi, banyak orang yang tidak ingin mendengarkan suara Tuhan. Doa-doa terasa kosong dan membaca Alkitab pun tidak ada artinya, bahkan membosankan. Sesungguhnya konsele membutuhkan dorongan untuk dapat berdoa, mendengar apa yang Tuhan katakan waktu ia membaca firman-Nya dan menaruh harap pada Tuhan untuk memimpin hidupnya. Mungkin Elia menunggu cukup lama, sebelum Tuhan menjawabnya; barangkali kita perlu mengajar konsele sabar menunggu juga. d. Elia bangkit dan siap bekerja kembali. ----------------------------------------- Ia tidak berdiam diri dan termenung di bawah pohon ara ataupun terus-menerus menyembunyikan diri di padang gurun. Alkitab menyaksikan, bahwa Elia bangkit dan kembali melayani Tuhan. "Pergilah, kembalilah kejalanmu!" demikianlah firman Tuhan, dan sekali lagi Elia menurut. Dalam masa depresi, kita seringkali cenderung menjadi seperti seorang yang lumpuh. Memang kadang-kadang tidak mudah untuk menghadapi realita hidup ini, dan kadang-kadang konsele betul-betul membutuhkan dorongan dengan kasih untuk dapat mengambil keputusan mengubah cara dan sikap hidup mereka. Kadang-kadang perubahan dapat dilakukan dengan mudah kalau kita bisa melihat situasi kita dari perspektif yang berbeda. e. Elia menyadari kembali keadaannya. ------------------------------------- Melalui persekutuan pribadi dengan Tuhan di padang gurun, Elia mulai melihat, bahwa sebenarnya keadaannya tidaklah separah apa yang ia pikirkan. Ia bukanlah satu-satunya orang yang berbakti kepada Tuhan, karena ada 7000 orang Israel yang masih setia kepada Tuhan (1 Raja- raja 19:18). Kadang-kadang konselor dapat membantu konsele yang mengalami depresi untuk melihat, bahwa hidup ini sebenarnya tidak segelap yang ia bayangkan. Di hadapan Tuhan, kita perlu bertanya dan melihat secara jujur apakah kesimpulan kita memang benar. f. Elia rela menerima pertolongan dan dukungan dari orang lain. --------------------------------------------------------------- Mula-mula memang malaikat Tuhan yang dapat menolong, tetapi kemudian Elia ditolong oleh Elisa. Sangat sulit bagi orang yang mengalami depresi untuk mengatasi persoalan mereka sendiri, bahkan seorang nabi seperti Elia membutuhkan pertolongan dan penghiburan dari sesamanya. Itulah sebabnya Tuhan menempatkan kita di antara kumpulan orang- orang percaya supaya kita dapat saling tolong menolong dan mendapat dukungan pada waktu membutuhkan. Sebagai orang-orang Kristen, kita harus selalu bersedia memberi pertolongan, di samping kerendahan hati untuk rela menerima pertolongan dari Tuhan melalui orang lain. -*- Sumber -*-: Judul Buku : Konseling Kristen yang Efektif Penulis : Dr. Gary R. Collins, Ph.D. Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang Halaman : 139 - 141 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* -*- TIPS MENGATASI DEPRESI -*- 1. Hindari rasa sepi. --------------------- Martin Luther pernah mengatakan bahwa rasa sepi adalah racun bagi orang yang mengalami depresi, karena dengan kesepian, Setan berusaha membuat orang yang depresi berada di bawah kuasanya. "Bercakap- cakaplah kalian satu sama lain agar saya tahu bahwa saya dikelilingi oleh orang-orang" pinta Martin Luther melalui sebuah "papan bicaranya". Mungkin pada saat Martin menuliskan pikirannya tersebut, ia sedang dalam keadaan tertekan. 2. Cari orang atau situasi yang dapat menularkan kebahagiaan. ------------------------------------------------------------- Kebahagiaan selalu membuat Tuhan senang meskipun bersenang-senang tidak menunjukkan suatu sikap religius. Menikmati film di bioskop atau permainan yang menyenangkan sama halnya dengan melakukan perjalanan di hutan. 3. Bernyanyi dan bermain musik. ------------------------------- Di sini Martin menekankan pentingnya keterlibatan aktif seseorang dalam bermain musik dari pada sekedar mendengarkan saja. Ketika Martin menasihati seorang aristokrat yang sedang bersedih, ia mengatakan, "Saat kau merasa sedih dan takut, katakan pada dirimu sendiri, 'Ayo bangkit, aku harus menyanyikan sebuah lagu dengan organ untuk memuliakan Allah Tuhanku'". Karena dalam Alkitab dikatakan bahwa Tuhan menyukai musik, Ia pun memainkan alat musik dengan merdu. Mainkanlah organ dan biarkan diri Anda ikut terhanyut dalam musik sampai pikiran-pikiran yang membuat anda sedih berlalu seperti yang pernah dilakukan oleh Daud. Jika setan terus saja mengganggu anda, katakan saja padanya, "Pergilah engkau Setan, aku harus bernyanyi dan memainkan musik untuk Yesus Tuhanku." Sekali lagi, Martin Luther mengungkapkan bahwa musik yang dimaksudkan di sini bukan hanya musik religius saja, tetapi musik pada umumnya. Tuhan adalah Maha Mendengar dan kita dapat membuat-Nya suka cita dengan permainan musik kita yang dapat meringankan rasa sedih yang kita alami. 4. Hilangkan pikiran-pikiran yang membebani kita. ------------------------------------------------- Martin mengingatkan kita bahaya dari terlalu hanyut dalam kemurungan atau kesedihan karena hal ini akan membuat kita tidak dapat tidur semalaman atau menyerang diri kita saat kita akan mengawali hari kita di pagi hari. Ia menasihati kita untuk menertawakan atau bahkan mengejek Setan dan tidak memberi kesempatan Setan untuk menang. "Tetapi yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah menolak berperang dengan Setan. Acuhkan saja pikiran-pikiran yang membuat kita depresi! Bersikaplah seolah-olah kita tidak merasakannya! Pikirkan hal lain dan katakan: 'Baiklah Setan, jangan ganggu aku lagi. Aku tidak punya waktu melayani pikiran-pikiranmu. Aku harus pergi, makan, minum, melakukan ini atau melakukan itu. Sekarang aku harus bersuka cita. Datang saja lain waktu.'" 5. Percayalah pada janji-janji Alkitab. --------------------------------------- Janji-janji Alkitab mendorong kita untuk berpikir positif seperti halnya seorang perempuan yang menyadari bahwa ia membawa kotak pertolongan pertama depresi. Akan sangat menolong adalah ayat-ayat yang kita hapal karena ayat-ayat tersebut akan menolong kita pada situasi-situasi tertentu. Ayat-ayat itu seperti gada dan tongkat Tuhan yang membuat perjalanan kita di lembah kekelaman lebih nyaman seperti yang diungkapkan dalam Mazmur 23. 6. Carilah penghiburan dari orang lain. --------------------------------------- Dalam keadaan depresi kita seringkali membuat bukit di atas rumah tikus tanah. Seorang teman, bagaimanapun juga, dapat melihat permasalahan dengan perspektif yang benar dan mengetahui sisi positif yang tidak kita lihat saat itu. Seperti mencoba bangkit dari lumpur dengan menarik rambut kita sendiri, adalah hal yang tidak mungkin mencoba bangkit dari kesedihan yang mendalam tanpa bantuan orang lain. Sebaliknya, kita juga dapat bertanya pada diri sendiri apakah kita merupakan orang yang dapat membantu orang lain sama seperti Tuhan mengirimkan bantuan kepada Elisa -- dengan sentuhan- sentuhan seperti pelukan hangat, makanan yang cukup, istirahat dalam ruang yang tenang dan nyaman. Ya, bahkan buket bunga pun dapat mengusir depresi kita. 7. Bedoa dan mengucapkan syukur. -------------------------------- Ini adalah senjata yang ampuh untuk mengusir depresi. Kita diingatkan kembali akan Nebukadnezar yang, ketika matanya menatap kesurga dan berdoa kepada Tuhan, dapat mengatasi rasa depresi yang sedang dialaminya. Dengan bersyukur, orang dapat membuat daftar hal- hal yang perlu ia syukuri sehingga ia dapat berdoa kepada Tuhan dengan suara keras. 8. Pikirkan orang-orang lain yang juga mengalami depresi. --------------------------------------------------------- Nasihat Martin ini tampak sangat mengejutkan tetapi sebenarnya masuk akal juga. Dengan memikirkan orang lain yang sedang mengalami depresi juga akan membantu orang tersebut untuk tidak egois dalam kesedihannya, dimana ia merasa tidak ada seorangpun di dunia ini yang lebih menderita daripada dia. 9. Ujilah kesabaran diri sendiri. --------------------------------- Kata menguji disini sangatlah penting dan dapat diartikan sebagai suatu latihan. Kadang-kadang kita memang harus dapat menerima kenyataan bahwa hidup penuh dengan lembah dan gurun yang harus kita lalui. Seperti juga ketrampilan-ketrampilan lain yang harus kita pelajari dalam hidup, kita juga harus belajar bagaimana bertahan dalam menghadapi masa-masa yang berat. Disini saya juga ingin menambahkan suatu nasihat berdasarkan pengalaman saya sendiri. Olah raga atau latihan fisik -- baik itu joging, renang, menari atau berkebun -- adalah cara-cara yang baik untuk melatih kesabaran kita. Setiap keringat (termasuk juga keringat yang dihasilkan saat mandi sauna) hasil dari aktivitas yang membuat seluruh permukaan kulit basah kuyup akan membuahkan hasil yang menakjubkan dalam usaha pemulihan diri dari depresi. 10. Percaya pada berkat dari depresi. ------------------------------------- Kita dapat menemukan sisi positif dari depresi yang kita alami. Nasihat Luther yang terakhir ini sarat dengan pokok pikiran yang penting yang akan saya jabarkan dalam kesimpulan. -*- Bahan diterjemahkan dari sumber -*-: Judul Buku : Love Yourself Penulis : Walter Trosbisch Penerbit : InterVarsity Press, Downers Grove, Illinois Halaman : 47 - 49 *SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT* Dari: "yakub" <yakub@> >Hello e-Konsel, >Saya mau tanya ... >Apakah ada artikel Anda yg berisi tentang penanganan kasus patah >hati :) Karena saat ini saya baru menangani kasus orang yg di- >khianati oleh calon istrinya. Padahal dlm pelayanan dia sedang naik >naun setelah dia putus dia seperti kehilangan semangat dan kembali >ke kehidupannya yg seperti dulu. Langkah apa saja yg bisa ia >lakukan untuk memulihkan hatinya yang luka dan kembali dengan >semangat hidupnya seperti dulu??? Kalo dia sedang berusaha >melupakan wanita ini ia malah bermimpi tantang dia. Bagaimana >penanganan kejiwaan untuk orang bersangkutan agar ia bisa terbebas >dari beban ini. >Thanks's ya atas bantuannya... Redaksi: Kami akan salurkan surat anda ke salah satu anggota Tim Konselor agar anda bisa mendapat masukan lebih banyak. Sementara itu anda bisa membaca sajian kami di Arsip e-Konsel edisi 017 (1 Juni 2002) ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/017/ yang membahas tentang "Ketidaksetiaan/Perselingkuhan". Mungkin bahan-bahan yang ada di dalamnya bisa anda pakai sebagai referensi untuk menangani kasus konsele Anda. Juga jangan lupa bahwa pendeta atau saudara seiman lain yang dewasa rohani dapat menjadi narasumber yang dapat menolong anda. Kami di sini akan dukung anda dalam doa. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia O., Lani M., Ka Fung PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2002 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem Lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |