Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/170 |
|
e-Konsel edisi 170 (15-10-2008)
|
|
_______________________________e-KONSEL_______________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen _____________________________________________________________________ EDISI 170/15 Oktober 2008 Daftar Isi: = Pengantar Redaksi: Sahabat Sejati = Renungan: Arti Seorang Sahabat = Cakrawala: Tes Keasaman Persahabatan = Kesaksian: Anak Perempuan = Tips: Terlalu Sedikit atau Banyak Teman PENGANTAR REDAKSI ____________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Ada ungkapan yang mengatakan bahwa memertahankan apa yang sudah ada dalam gengaman kita itu lebih sulit daripada meraihnya. Ungkapan ini rupanya berlaku juga dalam persahabatan. Kita bisa saja bersahabat dengan banyak orang, tetapi untuk tetap memertahankan dan menjaga persahabatan itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh. Karena persahabatan itu tidak selalu berjalan mulus. Adakalanya perbedaan pendapat dan pandangan menjadi ujian kelangsungan persahabatan itu. Keberhasilan tiap individu melewati masa sulit dalam menjaga persahabatan, menjadi titik penentu kelangsungan persahabatan itu. Dari sinilah seorang sahabat yang sejati itu muncul, seorang sahabat yang akan selalu berusaha melindungi persahabatan yang sudah terjalin. Bila di edisi yang lalu kita telah belajar mengenai nilai-nilai persahabatan, kini, melengkapi edisi tersebut, redaksi mengangkat topik Sahabat Sejati. Kiranya sajian kami dalam edisi ini bisa membekali kita semua dalam bersahabat. Selamat membaca, semoga menjadi berkat. Pimpinan Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani RENUNGAN _____________________________________________________________ ARTI SEORANG SAHABAT Bacaan: Yohanes 15:15-27 Suatu kali, Socrates bertanya kepada seorang lelaki tua yang sederhana tentang apa yang paling membuatnya bersyukur. Lelaki itu menjawab, "Yang saya syukuri adalah meski keadaan saya begini, saya memiliki sahabat-sahabat yang begitu setia sampai saat ini." Ada banyak sahabat yang tidak setia. Dalam kitab Amsal 19:4, tertulis, "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya." Namun demikian, sahabat sejati "menaruh kasih setiap waktu" (17:17) dan "lebih karib daripada seorang saudara" (18:24). Kata "friend" (sahabat) dalam bahasa Inggris berasal dari akar kata yang sama dengan "freedom" (kebebasan). Sahabat sejati memberi kebebasan kepada kita untuk menjadi diri sendiri. Kita bebas mengungkapkan kebimbangan, gangguan, dan ancaman dalam kehidupan kita. Sahabat yang setia juga mampu menegaskan tentang betapa berartinya kita bagi dirinya. Ratu Victoria pernah berbicara tentang William Gladstone, "Saat bersama dengannya, saya merasa berada di dekat seorang pemimpin yang paling berpengaruh di dunia." Namun tentang Benjamin Disraeli, ia berkata, "Ia membuat saya merasa saya adalah pemimpin yang paling berpengaruh di dunia." Orang Kristen memunyai "ikatan tak tampak" dalam hal bersahabat dan menjadi sahabat, karena kita adalah bagian dari satu keluarga. Pernahkah Anda merasakan adanya suatu ikatan kekeluargaan tatkala bertemu dengan orang yang belum pernah Anda kenal sebelumnya, dan Anda mendapati bahwa ternyata Anda dan ia memiliki Kristus yang sama? Dan tak diragukan lagi, memang Kristus-lah Sahabat Sejati yang dapat dimiliki oleh semua orang -- HWR SAHABAT SEJATI MENDORONG KITA UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN KRISTUS Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama publikasi: e-RH Edisi: Senin, 2 Oktober 2000 Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2000/10/02/ CAKRAWALA ____________________________________________________________ TES KEASAMAN PERSAHABATAN Pernahkah Anda merasa "dirugikan" dalam sebuah persahabatan, terjerumus ke dalam suatu hubungan yang tidak pernah diprioritaskan? Bagaimana Anda membedakan antara sahabat yang sejati dengan yang palsu? "Membedakannya tidaklah sulit," kata Eugene Kennedy, Profesor Psikologi Universitas Loyola, Chicago. Dia melanjutkan: "Ujian-ujian yang sejak dahulu telah ada dalam berbagai persahabatan, sangat cocok dengan keadaan masa kini. Misalnya, jika Anda menemukan seseorang yang tidak bisa bersama Anda kecuali Anda dan dia melakukan sesuatu bersama-sama -- bermain ski, bola tangan, menonton pertunjukkan; atau dengan kata lain, ada hal ketiga yang menarik perhatian kalian berdua -- maka orang tersebut mungkin bukan sahabat baik seperti yang Anda kira .... Ujian persahabatan yang sebenarnya adalah: Bisakah Anda secara harfiah tidak melakukan apa-apa jika bersama dengannya? Bisakah Anda dan dia menikmati peristiwa-peristiwa sederhana dalam hidup ini? Peristiwa-peristiwa itu adalah saat-saat yang akan dikenang banyak orang sampai pada akhir hidupnya, dan dianggap sebagai pengalaman paling sakral yang pernah mereka lalui." Teliti kembali hidup Anda, dan mungkin Anda akan setuju dengan kutipan di atas. Saat-saat penting dalam persahabatan adalah ketika Anda dan sahabat Anda benar-benar tidak melakukan sesuatu yang khusus, ketika Anda tidak meminta apa pun dalam hubungan itu. Namun, untuk beberapa orang, "tidak melakukan sesuatu" ini adalah pengalaman yang menakutkan. Dalam persahabatan yang sehat dan terpelihara, risiko dari tidak melakukan apa-apa itu jarang menjadi sebuah ancaman. Sebagai contoh, Anda sedang berbaring di atas rumput dan bunga-bunga liar yang disinari matahari di ketinggian sebelas ribu kaki setelah sepanjang pagi Anda mendaki gunung. Ketinggiannya membuat jantung Anda berdebar-debar seolah-olah ini baru pertama kalinya terjadi. Anda sangat kelelahan sampai tidak dapat berkata apa-apa. Anda sedang bersama teman Anda, dan itu sudah cukup. Atau ketika telepon berdering pada pukul dua dini hari. Ternyata teman Anda menyampaikan berita bahwa putranya yang masih remaja mengalami kecelakaan mobil yang parah. Melalui tangisnya, dia berkata bahwa anaknya mungkin tidak bisa bertahan hidup. Serasa tidak bisa berkata-kata lagi, Anda langsung ke ruang gawat darurat untuk mendampinginya, tetapi tidak untuk mengatakan atau melakukan sesuatu. Hanya untuk berada di sana menemani teman Anda. Dan untuk berada di sana adalah hal terpenting. Tidak pernahkah Anda merasakan hal ini? Hal inilah yang semakin dirasakan istri saya, Dorothy, dan saya dengan anak-anak kami yang sudah dewasa. Kami mengalami saat-saat yang membawa kami pada sukacita sederhana yang menyenangkan dan menenangkan saat kami bersama-sama. Bagaimana Menemukan Sahabat Sejati Dalam banyak hal, mencari sahabat sejati adalah seperti mencari kebahagiaan, kekayaan, atau popularitas. Sukacita sejati -- sukacita yang hidup di sumsum tulang kita -- jarang menghampiri kita ketika kita menggunakan seluruh waktu kita untuk mencapainya. Malahan, sukacita sejati itu sering kali merupakan sisi positif yang kita dapat saat kita tenggelam secara total dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Hal yang senada, sejarah mengatakan bahwa kekayaan yang berlimpah belum tentu ada pada mereka yang menaruh pikiran mereka sepenuhnya pada kekayaan saja. Popularitas pun sering kali juga tidak lebih dari hasil pengabdian dan kerja yang sungguh-sungguh dari orang biasa yang memutuskan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa. Demikian pula dengan persahabatan. Lebih dari apa pun, menjalin persahabatan itu lebih dari sekadar siapa kita, bagaimana perasaan kita, dan apa yang kita yakini tentang diri kita sendiri. Tetapi sebenarnya, hal terpenting dalam menjalin suatu persahabatan adalah kemampuan untuk menerima diri apa adanya dan menerima orang lain apa adanya pula sehingga orang lain melihat diri kita yang sesungguhnya. Saya kira setelah melalui proses, kita semua akan mengetahui manakah sahabat sejati kita. Kisah ini contohnya. Pada Maret 1983, UPI (sebuah kantor berita di AS) memberitakan kematian seorang anak usia lima tahun karena leukimia. Emosi skenario berita itu merobek-robek hati setiap orang di seluruh negeri. Skenario itu bercerita tentang sebuah persahabatan yang sangat istimewa, persahabatan yang dengan jelas menggambarkan prinsip utama dalam menjadi seorang sahabat -- yaitu tidak meminta imbalan apa pun. Sekitar sebulan setelah sang orang tua mengetahui bahwa anak laki-lakinya, "P. J." Dragan, mengidap leukemia, anak itu mulai menerima beragam ucapan "semoga lekas sembuh". Dia menerima kado, surat-surat yang ditulis dengan kreatif, puisi-puisi, dan gambar-gambar. Semua kado itu berasal dari sebuah partai anonim yang disebut "Magic Dragon". Ciri khas kado dari Magic Dragon adalah pita besar berwarna hijau. Minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan, pengobatan P. J. kecil bertambah panjang dan menyakitkan. Tetapi ada satu penghiburan. Kejutan-kejutan dari Magic Dragon rutin tiba di rumah. Bingkisan favorit P. J. adalah boneka naga -- seorang teman yang menjadi lebih nyata bagi seorang anak yang penyakitnya parah. Ayah P. J. adalah seorang polisi wilayah Detroit. Suatu saat, dia mencoba melacak identitas tersembunyi Magic Dragon. Namun, ia berubah pikiran ketika ia merasa bahwa mungkin akan muncul masalah bila Magic Dragon menghilang karena identitasnya diketahui. Ketika P. J. kecil masuk rumah sakit, hadiah boneka naga juga menerima perlakuan yang sama seperti yang diterima anak itu. Ketika anak itu dibalut, naga itu juga dibalut. Boneka kecil dengan pita hijau yang besar itu menyemangati P. J. dalam menghadapi masa-masa tersulit dalam melawan penyakitnya. Sayangnya, P. J. yang berumur lima tahun itu tidak berhasil dalam melawan penyakitnya. Tak lama setelah mendengarkan rekaman favoritnya, "Puff, Si Naga Ajaib" ("Puff the Magic Dragon"), anak pemberani itu meninggal dunia. Ratusan teman dan kerabat datang dan memberi karangan bunga yang hampir memenuhi ruangan tempat anak itu dibaringkan, sebagai penghormatan terakhir kepada P. J.. Seperti yang telah Anda duga, di tengah-tengah karangan bunga itu terdapat satu buket besar bunga aster yang diikat jadi satu dengan pita hijau yang besar. Magic Dragon, kalau Anda sedang membaca tulisan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih dari kami semua. Anda telah membuat hidup kami menjadi sangat berbeda melalui apa yang telah Anda perbuat. Anda tidak meminta imbalan pada P. J., dan Anda memilih untuk tidak memberikan nama atas apa yang telah Anda lakukan. Lebih dari itu, Anda telah menunjukkan kepada kami semua bahwa menemukan sahabat sejati adalah sama seperti mencari orang yang sedang membutuhkan dan membantu mereka semampu kita. Anda tidak keberatan saat membantu P. J., saya berharap kami pun demikian. Terima kasih, Magic Dragon. Tetapi Saya Pernah Terluka .... Berapa kali Anda pernah mendengar orang berkata seperti itu? Saya pernah mencintai seseorang, tapi kemudian kami putus, jadi saya tidak akan pernah mencintai orang lain lagi. Saya dulu temannya, tetapi ia membuang saya. Saya tidak akan pernah memercayai seseorang lagi. Itu mengingatkan saya pada ucapan seorang penulis sastra andal Amerika yang bernama H. L. Mencken, yang mengatakan, "Selalu ada penyelesaian yang mudah untuk setiap masalah manusia -- murni, masuk akal, dan salah." Tidak ada yang lebih malang dari bertindak seperti pepatah kucing duduk di atas sebuah kompor yang panas dan berjanji tidak akan duduk di atas kompor panas itu lagi. Namun itu selalu terjadi. Setiap hari, rasa sakit dan kekecewaan menghalangi ratusan bahkan ribuan orang untuk menikmati hadiah yang menakjubkan dari persahabatan." Apa yang bisa kita lakukan? Mungkin bahasa sastra yang motivatif dapat membantu kita maju. Kita punya ungkapan seperti ini, "Sewaktu keadaan menjadi semakin sulit, yang terhimpit bertahan terus," atau dalam bahasa Robert Schuller, "Saat-saat sulit hanya sementara, tetapi orang yang tahan banting ada untuk selamanya", "ambillah makna di balik semua masalahmu", dan "manfaatkan sisi baik dari semua kekuranganmu". Anda mungkin akan meresponi bahwa hidup itu sulit dan Anda sudah sering terluka. Hal itu mungkin berlaku bagi kita semua. Ketika seorang teman menyakiti hati atau membuat kita kecewa, sering kali kita sulit untuk bangkit kembali. Di saat itulah kata-kata Henry Ford dapat membantu kita. Pembuat mobil terkenal itu pernah berkata seperti ini: "Kegagalan hanya merupakan kesempatan untuk memulai kembali dengan lebih baik." Mungkin kita seperti naif dalam hubungan persahabatan atau benar-benar tidak mengetahui apa yang kita harapkan. Mungkin kita berharap lebih dari apa yang dapat diberikan oleh teman kita. Ini semua adalah kemungkinan yang dapat terjadi. Apakah Anda mau mengambil risiko-risiko untuk menerima hadiah dari persahabatan dengan membuat tujuan-tujuan besar untuk diri Anda sendiri, ataukah Anda merasa cukup dengan yang baik daripada yang terbaik? Hadapi faktanya meskipun pada awalnya terlihat tidak mungkin. Bahkan pedagang terhebat sekalipun, J. C. Penney, mengakuinya ketika ia mengatakan, "Hal tersulit yang pernah ada adalah memulai! Penjualan pertama adalah yang tersulit." Ketika Anda akan memulai, ketika Anda bersedia melakukan hal-hal yang berbahaya dalam sebuah persahabatan dan tidak meminta imbalan kepada teman Anda, Anda akan mendapat harta yang tidak dapat dibeli dengan uang. Tetapi itu jarang sekali datang dengan mudahnya. Dalam kenyataannya, kebohongan terbesar adalah bahwa persahabatan akan menghampiri kita secara otomatis, bebas dan jelas, tanpa kita perlu mengambil risiko atau melakukan sesuatu untuk mendapatkannya. Sebuah lagu menyatakan demikian, "Tidak Selalu Begitu (It Ain`t Necessarily So)." Lebih tepatnya lagi adalah bahwa persahabatan memang sama sekali tidak seperti itu! Persahabatan yang sehat dan terpelihara membutuhkan usaha. Persahabatan sejati tidak berjalan satu arah. Jika demikian, hubungan itu tidak akan berlangsung lama. Sebaliknya, persahabatan itu dinamis, kekuatan yang selalu bergerak yang memerlukan komitmen, energi, disiplin, dan perhatian satu dengan yang lain. Dalam Injil, terdapat pertanyaan untuk kita, "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (Amos 3:3). Jawabannya, "Jelas tidak!" Dua orang harus berbicara dengan bahasa yang sama untuk berkomunikasi, dan mereka yang bersahabat harus berbicara dengan bahasa persahabatan. Teman yang baik tidak berkata, "Rawatlah aku. Bayarlah apa yang harus aku bayar." Seseorang yang hendak mencari persahabatan yang berarti, tidak memanfaatkan temannya. Dalam persahabatan, ada sikap mengalah satu dengan yang lain, dengan pengetahuan yang utuh tentang peraturan terutama yang tetap dapat diterapkan hingga sekarang ini sejak pertama kali diberikan kepada umat Israel: Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan. Dalam proses, kita perlu ingat bahwa sebuah persahabatan bukanlah hak, melainkan kehormatan. Persahabatan akan bertahan apabila kita memberinya perhatian dan pemeliharaan khusus. Hubungan baik yang berjangka panjang menunjukkan bahwa seseorang itu memiliki perasaan kuat mengenai harga dirinya dan kemampuan untuk memberi diri tanpa ada rasa takut untuk kehilangan. Apakah Anda akan sering melakukan sesuatu yang berbahaya demi sahabat Anda? Ya, persahabatan Anda melibatkan risiko-risiko yang besar -- risiko-risiko dalam memberi dan belum tentu menerima, atau membuat Anda melewati batas tanpa ada kepastian imbal baliknya. Tidak ada garansi 30 hari atau 30 tahun dalam persahabatan. Saat Anda semakin peduli dan di hadapan Tuhan Anda semakin memiliki belas kasih, maka Anda akan menemukan kebenaran yang terkandung dalam kata-kata yang dilontarkan oleh penulis abad ke-19, George Eliot, yang menulis bahwa persahabatan adalah "perasaan aman dengan seseorang yang kesenangannya tidak dapat diekspresikan, dengan tidak mengukur beratnya pikiran atau banyaknya kata-kata." Saya telah menaruh prinsip "tidak meminta imbalan apa pun" di urutan pertama dari daftar saya untuk suatu tujuan. Mungkin Anda telah berusaha keras untuk bersahabat dengan orang-orang yang tidak butuh bersahabat dengan Anda. Sekarang, cobalah bersahabat dengan seseorang yang tidak punya teman. Apakah Anda siap, mau, dan sanggup masuk ke dalam apa yang mungkin menjadi pengalaman hidup Anda yang paling indah? Apakah Anda siap untuk menjangkau orang itu dan memulai hubungan tanpa ada keterikatan? Mungkin ada seorang "P. J. Dragan" yang siap untuk menerima kasih yang hanya Andalah yang dapat memberikannya. Yang dibutuhkan untuk memulainya adalah membuka mata, membuka hati, dan membuka kemauan yang besar untuk menjadi seorang sahabat. (t/Hilda) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Judul buku: The Fine Art of Friendship Judul asli artikel: Those "Impossible" Cases Penulis: Ted W. Engstrom dan Robert C. Larson Penerbit: Thomas Nelson Publishers, Nashville 1985 Halaman: 18 -- 24 KESAKSIAN ____________________________________________________________ ANAK PEREMPUAN Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31) Ia adalah putriku. Ia terlahir dengan nama Judith Margaret Briscoe pada tanggal 17 Juni 1961. Ia adalah temanku -- sebuah keajaiban dari segala keajaiban -- lebih dekat dibandingkan teman-teman sebayaku yang lain, dan lebih kukasihi daripada wanita mana pun dalam hidupku. Persekutuan adalah kata lain untuk persahabatan -- tetapi sebuah persahabatan yang berbeda. Persahabatan yang terjalin di mana masing-masing merupakan sahabat dari Allah adalah persahabatan yang tidak dapat dihancurkan. Aku memunyai teori bahwa semakin kita dekat dengan Tuhan, kita akan semakin dekat satu sama lain. Hal ini berlaku dalam keluargaku, terutama mengenai persahabatanku dengan Judy dan persahabatan antara Judy dan Stuart. Persahabatan antara ibu-ayah-anak ini telah memberikan sukacita yang tak terkatakan. Persahabatan yang kunikmati bersama Judy, lahir dari kebersamaan dan juga dari doa kami, serta dirawat di dalam doa. Persahabatan kami didasarkan atas komitmen kami masing-masing untuk saling mendoakan hal-hal yang terjadi setiap hari. Ini telah menjadi sebuah perjanjian di antara kami. Hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk seorang sahabat adalah mendoakannya. Aku mulai mendoakan Judy sejak ia masih bayi dan terus berlanjut sampai ia cukup dewasa untuk menerima Kristus. Ikatan terbesar yang mengikat kami adalah iman. Sungguh bahagia dapat membawa Judy kepada Yesus yang kukasihi. Bagian lain yang kami miliki dari hubungan yang luar biasa ini adalah berbagi pelayanan. Sejak awal, aku telah melibatkan anak-anak dalam misi kami. Mereka adalah bagian dan unsur dari pelayanan kami, dan hal ini sangatlah menyenangkan, membawa petualangan yang hebat, dan membuat kami lebih dekat satu sama lain. Ketika Judy tumbuh di Amerika serta menikmati pelayanan pemuda yang bersemangat dan menyenangkan di gereja, aku mulai mendapat undangan untuk bepergian dan menjadi pembicara di hadapan kelompok-kelompok wanita. Aku mengajak Judy yang saat itu berumur lima belas tahun dan juga seorang sahabatnya, Kerrie, untuk menyanyi bersama-sama. Kami pergi bersama-sama dengan naik mobil maupun pesawat. Kami menggelar seminar pertama kami di Australia untuk membagikan program dan ajaran mengenai hubungan ibu dan anak yang diangkat dari kitab Rut. Beberapa waktu kemudian, materi-materi tersebut menjadi buku pertama dari ketiga buku kami. Buku itu berjudul "Space to Breath, Room to Grow". Saat ini Judy telah memunyai pelayanan sendiri. Ia mengajar di Seminari Trinity, Chicago, dan menjadi pembicara bagi seluruh pelosok negeri. Namun, kami tetap menjadwalkan pertemuan bersama sedikitnya enam kali dalam setahun. Kami mendapati adanya sebuah kekuatan dari persahabatan dan pelayanan kami kepada kaum wanita, dan selalu ada berkat untuk kami. Persahabatan yang justru menghalangi orang lain, dan bukannya mengundangnya untuk masuk, tidak akan bertumbuh. Kenyataannya, dalam persahabatan, kita harus membuka diri terhadap orang lain sehingga persahabatan itu berkembang. Pelajaran ini aku peroleh sejak tiga cucu kecilku hadir untuk bersahabat dengan Judy dan aku. Aku masih bertumbuh dalam banyak hal melalui persahabatanku dengan anak-anakku. Aku belajar bahwa menyerahkan kendali tidak berarti melepaskan hubungan. Kenyataannya, pemeliharaan persahabatan secara "longgar", mengembalikan persahabatan anak-anakku kepadaku. Yang paling penting, persahabatan harus tetap didasarkan pada doa sebagai tempat asalnya. Setiap hari aku bersyukur kepada Tuhan Yesus atas salib-Nya yang membuat kami menjadi sahabat dekat, dan atas anugerah-Nya yang mengatur hidup kami dari singgasana-Nya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Harta Karun Persahabatan Penulis: Jill Briscoe Penerbit: Shaina; PT. Gloria Usaha Mulia, Yogyakarta 2004 Halaman: 75 -- 78 TIPS _________________________________________________________________ TERLALU SEDIKIT ATAU BANYAK TEMAN Dr. Stephen Johnson menyarankan agar Anda menanyakan beberapa pertanyaan berikut ini untuk persahabatan Anda. 1. Apakah Anda setidaknya punya satu orang yang ada di dekat Anda, yang dapat Anda panggil saat Anda mengalami masalah-masalah pribadi? 2. Apakah Anda punya beberapa orang yang bisa Anda kunjungi tanpa harus janjian terlebih dahulu dan minta maaf? 3. Apakah Anda punya beberapa orang yang bisa Anda ajak untuk berbagi kebahagiaan? 4. Apakah Anda punya orang-orang yang mau meminjami Anda uang saat Anda membutuhkannya, atau mereka yang mau menjaga Anda dengan hal-hal praktis bila kebutuhan itu muncul? Bila respons Anda terhadap pertanyaan Johnson ini kebanyakan negatif, mungkin persahabatan Anda terganggu oleh kehidupan sosial Anda! Beberapa orang membenamkan diri mereka sendiri pada pesta-pesta dan urusan-urusan yang tidak jelas tujuannya sehingga tidak ada kesempatan untuk membangun hubungan yang erat. Masalah yang sesungguhnya adalah bahwa seseorang tidak bisa memiliki hubungan yang erat dengan lebih dari beberapa orang. Waktu menghalanginya. Persahabatan yang mendalam membutuhkan pengenalan yang bertahun- tahun -- duduk santai bersama di sore hari, berjalan-jalan bersama, dan waktu yang panjang untuk berbincang-bincang. Persahabatan membutuhkan televisi yang dimatikan sehingga Anda berdua (dengan sahabat Anda) bisa saling mengenal satu dengan yang lain. Bila jadwal Anda terlalu padat untuk melakukan hal-hal mengakrabkan diri, maka jadwal itu harus dikurangi. Ben Johnson mengatakan bahwa "kebahagiaan yang sejati tidak hanya terdiri dari teman yang banyak, tetapi juga dalam nilai dan pilihan". Beberapa orang merasakan kekuatan yang besar dalam kebersamaan di tengah-tengah banyak orang, dan saya tidak membantah atau menentang kehidupan sosial yang aktif. Yang saya tawarkan adalah menyusun prioritas. Memiliki kedekatan dengan beberapa orang adalah lebih penting daripada menjadi cukup terkenal dan mendapatkan empat ratus kartu Natal setiap tahunnya. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: The Friendship Factor Judul asli artikel: Too Few Friends dan Too Many Friends Penulis: Alan Loy McGinnis Penerbit: Augsburg Publishing House, Minneapolis 1979 Halaman: 23 -- 24 _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Evie Wisnubroto Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2008 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |