Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/17 |
|
e-Konsel edisi 17 (1-6-2002)
|
|
><> Edisi (017) -- 1 Juni 2002 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Ketidaksetiaan - Cakrawala : Krisis Karena Suatu Hubungan Gelap - Telaga : Perselingkuhan - Bimbingan Alkitabiah : Perzinahan - Tanya Jawab : Suamiku Tidak Setia - Surat : Informasi Lowongan Kerja bagi Konselor *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Dosa perselingkuhan atau perzinahan adalah salah satu penyebab utama keretakan hubungan suami istri yang merupakan kekejian di mata Tuhan. Dalam jaman di mana kita hidup sekarang ini, dosa perselingkuhan menjadi semakin umum dilakukan bahkan diantara orang-orang Kristen. Bagaimana kita melawan kuasa dosa yang menjadi kekejian di mata Tuhan ini? Mari kita simak bersama beberapa sajian e-Konsel edisi ini yang akan membahas tentang ketidaksetiaan diantara hubungan suami istri. Kiranya sajian kami dapat menolong kita semua untuk mempelajari penyebab perselingkuhan dan bagaimana kita dapat menolong diri sendiri atau orang lain untuk keluar dari masalah ini. Selamat melayani. Staf e-Konsel *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- KRISIS KARENA SUATU HUBUNGAN GELAP -*- Hubungan gelap di luar nikah merupakan salah satu dari krisis yang paling menghancurkan dalam pernikahan, karena dengan hubungan itu, impian, harapan, dan kepercayaan salah satu pasangan yang dikhianati dihancurkan oleh pasangannya yang lain. Hubungan gelap tidak terjadi dengan tiba-tiba. Dalam sebagian besar kasus sudah ada hubungan yang lama, tetapi kebanyakan terdapat dalam pikiran dan angan-angan sehingga tidak mudah dilihat. Untuk menolong seorang korban hubungan gelap yang datang kepada anda, sebagai konselor perlu bagi anda untuk mengetahui dinamika dan penyebab hubungan gelap yang terjadi dalam pernikahannya. Mungkin konsele akan mengalami beberapa tahap krisis karena rasa terkejut yang dialaminya waktu mengetahui pasangannya telah mengkhianatinya. Ketika konsele membawa luka hatinya kepada anda, pertama-tama anda dapat menolong mengatasi perasaannya dan yang kedua menolong dia mengambil langkah yang membangun dan tidak mengambil tindakan yang memperburuk keadaan. Beberapa perubahan emosi yang mungkin dialami oleh konsele yang terluka perasaannya pertama-tama adalah rasa heran, tidak percaya, dan bahkan kebingungan. Setelah mereka mempunyai banyak bukti yang tidak dapat disangkal atas penyelewengan pasangannya atau jika pihak yang melukai itu telah mengakui perbuatannya, timbul tahap yang penuh emosi dalam diri konsele. Marah, rasa dikhianati, gelisah, rasa terluka, benci, rasa harga diri terluka, sedih, rasa diri bersalah dan rasa kehilangan yang tak tergantikan, semuanya merupakan bagian dari tahap tersebut. Perasaan takut ditinggalkan yang dialami konsele menimbulkan emosi-emosi baru, seperti kecewa, kesepian, rasa kasihan pada diri sendiri, atau dendam yang dalam dengan keinginan untuk membalas dan menghukum pasangannya. Kebanyakan orang yang terluka ingin mengetahui lebih rinci tentang pengkianatan yang dilakukan pasangannya, seperti berapa kali pasangannya tersebut mengadakan hubungan seks, dimana saja dia bertemu dengan pasangan gelapnya, dll. Keinginan untuk mengetahui ini didorong oleh keinginan untuk merasa lebih menderita atau memperoleh lebih banyak bukti untuk menghukum pasangannya. Nasehatkan kepada konsele anda untuk tidak menanyakan informasi khusus seperti yang tersebut di atas karena hal itu akan lebih mempersulit proses pemulihan pernikahannya dan konsele sendiri akan mempunyai kecenderungan untuk membangkit-bangkitkan luka perasaannya atau menghindari tempat-tempat dan lagu-lagu tertentu yang dapat mengingatkannya kembali dengan luka lamanya. Sesudah tahap ini lewat, konsele mulai mengevaluasi dirinya, pasangannya, dan hubungan serta keluarga mereka. Dalam keadaan yang lebih tenang dia dapat mulai berpikir masa depan dan alternatif- alaternatif yang dapat dipilihnya. Untuk dapat membina kembali hubungan pernikahan yang telah ternoda tersebut konsele harus mengeluarkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Waktu anda melayani orang yang merasa terluka, sampaikan kepadanya kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh sebagian besar orang agar dia dapat menghindarinya: 1. Si suami atau istri mengamuk dan mencela pasangannya sehingga membuat jurang pemisah antara mereka semakin lebar. Jika tidak ada nada tambahan yang positif bersamaan dengan amarah tersebut, pasangan yang terlibat dalam hubungan gelap itu dapat merasa bahwa perbuatannya tidak salah. 2. Jangan menanyakan hal-hal khusus secara mendetail mengenai hubungan gelap itu. 3. Jangan memberitahukan orang lain mengenai hubungan gelap itu. Seringkali orang yang terluka perasaannya pergi untuk memberitahu sebanyak mungkin orang, misalnya keluarga, teman sekerja dan anak- anak mereka. 4. Jangan meminta teman baik atau orang tua pihak yang menyeleweng itu berbicara dengannya dan menasihati dia, pasti akan gagal. 5. Jangan meminta untuk berjumpa dengan orang yang berhubungan dengan pasangan anda itu jika anda tidak mengenal orang itu. Sering seseorang akan melakukan ini untuk memuaskan keingintahuannya, atau untuk memohon, menyerang, atau mencaci- maki orang itu. 6. Jangan mengadakan kampanye di rumah untuk membuat pasangan yang berkhianat menderita atau memaksa dia meninggalkan rumah. Ini hanya memberi dia alasan yang dia inginkan. Ketika konsele mulai pulih, tanyakan apa yang ingin dilakukan konsele. Tolong konsele melihat alternatif-alternatif yang ada dan membuat semacam rencana. Jika konsele ingin mempertahankan pernikahannya, berusahalah menentukan apa yang diinginkan oleh pasangan konsele. Jika pasangan yang terlibat hubungan gelap ingin pernikahannya tetap utuh, dia harus melepaskan diri dari pasangan di luar nikah itu. Anda sebagai konselor tidak dapat menandingi pihak ketiga, dan pasangan yang dilukai perasaannya pun tidak dapat. Hubungan gelap tidak dapat diakhiri sedikit demi sedikit atau dengan lambat. Akan ada perasaan terluka dan tidak ada jalan untuk mengatasi itu. Salah satu pasangan berada dalam keadaan tidak menguntungkan selama hubungan itu masih berlanjut. Dengan pasangan yang baru, seseorang hanya mempunyai cerita positif, sedangkan dengan pasangan sendiri ada cerita positif dan negatif. Sayangnya, bagian negatiflah yang selalu diingat. Peluang untuk membangun pernikahan kembali setelah hubungan gelap terjadi tetap ada, meskipun pasangan yang dilukai seringkali sulit melihat peluang tersebut. Meskipun konsele sedang menghadapi masa- masa krisis, sebagai konselor anda harus mendorong konsele untuk menggunakan peluang tersebut untuk memikirkan suatu alternatif yang konstruktif, yaitu menggunakan krisis yang dialaminya untuk membangun kehidupan pribadi, pernikahan dan kehidupan keluarga mereka. Ada beberapa yang sanggup mengampuni, sebaliknya ada juga yang memilih untuk tidak pernah mengampuni pasangan mereka. Gagasan-gagasan di bawah ini dapat anda ikuti waktu anda menolong konsele mengumpulkan lagi keping-keping impian pernikahannya dan membangun kembali pernikahan dan hidupnya. 1. Tolonglah konsele mengatasi perasaannya. Kebanyakan emosi yang dirasakannya bersifat keras -- marah, benci, dendam, dan merasa dihina. Perasaan ini juga mungkin disertai dengan perasaan lain yang lebih lembut seperti kesedihan, kasih, dan keharuan. Tolong konsele menemukan perasaan-perasaan lembut ini, karena perasaan ini dapat menolong dia melewati krisis. Membangun di atas emosi ini akan membantu pemulihan pernikahan dan menolong orang itu terus menjadi seorang yang penuh kepercayaan, apa pun resikonya. Konsele harus ditolong untuk dapat melihat perasaan-perasaan lain seperti kasih, peduli, dan empati yang dikaburkan oleh rasa marah, kecewa atau benci. Biasanya konsele menutupi perasaan- perasaan lembutnya tersebut untuk melindungi dirinya dari rasa terluka. Tolonglah konsele menyadari bahwa apapun yang dirasakannya itu merupakan miliknya dan dia harus bertanggung jawab atas perasaan-perasaannya tersebut. 2. Dorong konsele untuk menemukan cara yang baru dalam berkomunikasi dengan pasangan supaya menemukan informasi baru. Banyak krisis terjadi karena kurang infomasi. Karena kerahasiaan dan perasaan malu tentang hubungan gelap di luar pernikahan itu, orang yang terluka seringkali membuat perkiraan-perkiraan dan dugaan sembarangan. Ia menganggap bahwa pasangannya jatuh cinta dengan orang lain atau hubungan gelapnya itu memuaskan. Masalah itu dapat dibicarakan pada waktunya. Kedua pihak perlu mengungkapkan perasaan terluka ketidakpuasan, keprihatinan, dan impian-impian mereka bagi pernikahan mereka. Pengertian yang lebih baik lewat komunikasi dapat membantu proses membangun kembali pernikahan itu. Sarankan pada konsele anda agar waktu mereka berbicara dengan pasangan mereka, mereka mengikuti petunjuk-petunjuk ini: A. Usahakan untuk tidak bersikap bermusuhan. Jangan tunjukkan sindiran atau ejekan. Jangan berusaha memalukan atau menghina pihak lain. B. Jika pasangan Anda tidak mau terbuka, jangan terlalu mendesak dia. Pasangan anda perlu merasa bahwa dia dapat mempercayai anda juga. C. Jika pasangan anda tetap segan terbuka, jangan putus asa. Dengan lembut doronglah dia tanpa mengomel. D. Jangan menganggap anda tahu perasaan atau pikiran pasangan anda. E. Jangan bertanya, "Mengapa engkau merasa demikian?", "Mengapa engkau melakukan itu?" Hal-hal ini terlalu sulit untuk dijawab, dan kalau dipojokkan orang mungkin mengarang-ngarang suatu jawaban. F. Doronglah pasangan anda untuk memberi tahu bagaimana perasannya mengenai anda. Jangan membela diri anda. G. Keterbukaan anda dan sikap tidak membela diri dapat merupakan teladan yang positif bagi pasangan anda. H. Doronglah pasangan anda untuk mendiskusikan perasaannya. Jangan menghakimi perasaannya, nanti dia akan berhenti berbicara. I. Jika anda terlalu marah atau sedih, jangan berbicara waktu itu. J. Jika anda duduk bermalas-malasan dan memikirkan perasaan luka itu, tulislah bagaimana itu akan menolong anda membangun kembali pernikahan itu. 3. Waktu komunikasi membaik, dapat timbul pengertian yang dalam tentang apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa. Ini akan menyakitkan, tetapi dapat menghasilkan pertumbuhan. Setelah pasangan konsele menyampaikan kepada konsele apa yang menyedihkannya sehubungan dengan hubungan gelapnya itu, konselor perlu menanyakan kepada konsele bagaimana tanggapan konsele dengan informasi tersebut dan apakah konsele juga sudah membuat rencana. 4. Tolonglah kedua pasangan itu merundingkan dan membangun kembali hidup mereka. Di sinilah anda dapat maju untuk memberikan konseling pernikahan secara intensif. (Baca 'Marital Counseling', karya H. Norman Wright). Banyak krisis pernikahan dapat dihindari dengan menolong pasangan- pasangan dalam jemaat anda untuk mengetahui tanda-tanda peringatan adanya suatu hubungan gelap. Salah satu sikap yang disayangkan yang umumnya terlihat adalah adanya keyakinan dari para anggota jemaat dan bahkan para pendeta bahwa hubungan gelap tidak akan mungkin terjadi dalam kehidupan pernikahan mereka. Sebagian besar orang mendasarkan pemikiran mereka tentang ketidaksetiaan dalam pernikahan terbatas pada keterlibatan seksual. Namun, dalam pengertian yang lebih luas hubungan gelap dapat terjadi bilamana suatu peristiwa, kegiatan, atau seorang menjadi lebih utama daripada pasangan kita dan mengganggu perkembangan serta pertumbuhan perkawinan maka suatu hubungan gelap nonseksual sedang berlangsung. Dan hal ini dapat menjadi dasar untuk berlangsungnya suatu hubungan gelap seksual yang sungguh-sungguh. Sebagai konselor kita dapat menyadarkan orang-orang tentang penyebab-penyebab dari hubungan gelap dan menolong mereka menghindarkan krisis. -*- Artikel ini diringkas dari Sumber -*-: Judul Buku: Konseling Krisis Penulis : H. Norman Wright Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang Halaman : 249 - 255 *TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA* -*- PERSELINGKUHAN -*- oleh : Pdt. DR. Paul Gunadi Beberapa tahun terakhir ini perselingkuhan sudah menggejala di dalam masyarakat kita. Dulu orang cenderung berpikir bahwa perselingkuhan hanya terjadi pada pria/wanita setengah baya yang mengalami puber kedua. Namun sekarang ini, perselingkuhan begitu meluas dan melanda banyak keluarga, baik yang baru 1 tahun menikah, setelah 2 tahun menikah, maupun yang sudah 20 tahun menikah. Perselingkuhan adalah suatu hubungan pribadi di luar nikah, di dalamnya ada unsur relasi yang pribadi dan melibatkan sekurang-kurangnya satu individu, baik yang satu berstatus sudah menikah dan yang satunya belum/tidak menikah, atau dua-duanya sudah menikah. Perselingkuhan bisa terjadi karena dua pihak saling tertarik pada saat yang bersamaan, tapi bisa juga diawali hanya oleh satu pihak yang merasa tertarik kepada orang lain. Orang ini kemudian mengambil langkah-langkah proaktif untuk mendekatkan diri dengan orang yang diminatinya. Misalkan, dalam suatu pernikahan suami tidak lagi mendapatkan kepenuhan kebutuhannya dari si istri, dia mendapatkan semua itu dari wanita yang lain .... Sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkandung dalam perselingkuhan: - Saling Ketertarikan. Jadi awal-awalnya ada ketertarikan, bisa karena aspek fisik, menyukai wajah dan penampilannya, ketertarikan karena ada sesuatu yang ditawarkan oleh orang tersebut, misalnya cara dia menegur, cara bicaranya yang enak dan pas, kok dia bisa tertawa dan tersenyum seperti, dsb. Setelah melewati tahap ketertarikan yang biasanya ditandai dengan keinginan untuk makin sering bertemu dan berbicara. Maka masuklah mereka ke tahap berikutnya, yaitu tahap saling ketergantungan. - Saling Ketergantungan. Dia benar-benar mulai mencurahkan dirinya dan bagian hidupnya kepada si orang itu, sehingga pada waktu orang itu tidak ada dia sangat merasa kehilangan. Jadi dia merasa hidupnya tidak lagi seimbang, makin hari makin membutuhkan kehadiran orang tersebut. Kalau ada sesuatu yang mengganggunya orang itulah yang dihubunginya untuk berbagi hidup. Tahap ketiga adalah tahap yang mengandung unsur saling memenuhi. - Saling Memenuhi. Pada tahap ini masing-masing dengan sadar mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang satunya. Jadi bukan saja secara natural, otomatis, tapi sekarang sudah terencana, bagaimana saya bisa dan mau membahagiakan engkau, bagaimana saya mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu, secara sadar ini saya lakukan. Kalau sudah sampai pada titik ini, perselingkuhan yg terjadi sebetulnya sudah mencapai tahap yang matang sekali. Dalam Alkitab, kita juga mendapatkan kisah Daud yang berselingkuh dengan Batsyeba. Betapapun Daud dekat dengan Tuhan, pada waktu dia jatuh ke dalam dosa perselingkuhan dia juga meredam suara Tuhan. Nabi Natan datang kepada Daud bukan sehari atau dua hari setelah kejatuhan Daud. Menurut perhitungan saya, Natan datang kepadanya kurang lebih setahun setelah peristiwa itu. Apa yang dilakukan Daud dengan suara Tuhan dalam jangka waktu yang cukup lama? Daud meredamnya dan mungkin menguburnya, bahkan pada waktu Natan datang dan menceritakan suatu perumpamaan tentang orang yang mengambil domba milik orang lain yang lebih miskin, Daud tidak merasakan itu adalah teguran kepada dirinya. Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus berani seperti Yusuf yang menolak rayuan dari isteri Potifar. Sebelum jatuh, ia melarikan diri. Sebenarnya bagi mereka yang sudah jatuh pun tetap ada kesempatan untuk betobat kembali. Harus dengan kesadaran dan tekad yang besar untuk menghentikan perbuatan selingkuh, dengan rela melepaskan yang memang disukainya. Pada intinya harus diingat siapa yang akhirnya kita senangkan, diri kita atau Tuhan. Pada hakekatnya di mata Tuhan, perselingkuhan itu juga sebuah perzinahan. Firman Tuhan dalam Matius 5:31 dan 32 berkata: "Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberikan surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah." Ini jelas sekali melarang perbuatan perselingkuhan .... Apa yang Tuhan larang harus kita taati. Kita mungkin bisa mengajukan seribu satu alasan, kenapa saya harus bersama dengan wanita atau pria lain, tapi tetap Tuhan lah yang harus kita hormati dan FirmanNya melarang kita untuk berzinah. Jangan berzinah merupakan salah satu dari hukum taurat yang Allah merikan melalui Nabi Musa dan juga merupakan larangan dari Tuhan Yesus. Tiada yang hidup yang lebih bahagia dan diberkati selain jika kita mentaati firman-Nya. -*- Sumber -*-: [[Sajian kami di atas, kami ambil dari isi salah satu kaset TELAGA No. 31A, yang telah kami ringkas/sajikan dalam bentuk tulisan.]] -- Jika anda ingin mendapatkan transkrip seluruh kaset T31A lewat e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org > -- Informasi tentang pelayanan TELAGA/Tegur Sapa Gembala Keluarga dapat anda lihat dalam kolom INFO edisi e-Konsel 03 dari URL: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/003/ [01 Nov 2001] *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* -*- PERZINAHAN -*- AYAT ALKITAB ============ 1Yohanes 1:9 1Korintus 7:3,4 Yohanes 8:11 Yesaya 1:16-18 Ibrani 13:4 1Korintus 6:15-20 LATAR BELAKANG ============== Firman Allah bersikap jelas bahwa pernikahan adalah persatuan hidup dengan seseorang yang dijadikan teman hidup seumur hidup. Persatuan ini mengakibatkan masing-masing pihak harus "meninggalkan segala sesuatu" (Matius 19:5). Dalam masyarakat masa kini, rupa-rupanya ketidaksetiaan dalam hubungan seks sudah menjangkiti baik para suami maupun para istri. Perzinahan dilarang dan disalahkan Allah dalam Firman-Nya yang jelas mengatakan; bahwa murka-Nya ditimpakan ke atas mereka yang melakukan hal-hal itu: Ibrani 13:4 -- Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. 1Korintus 6:9,10 -- Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 1Korintus 6:18 -- Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Pikirkanlah beberapa akibat buruk berikut: - Emosional: rasa bersalah, takut, kuatir, hilang harga diri, kepribadian berantakan, depresi, dsb. - Jasmani : kehamilan dan kelahiran di luar hukum, abortus, penyakit kelamin. - Rohani : Kehilangan hidup ini dan hidup yang akan datang. ------------------------------Kutipan----------------------------------- Menurut Billy Graham: "Betapa banyak rumah tangga jadi berantakan disebabkan para suami dan istri tidak setia! Betapa ngeri, dosa yang dilakukan dalam bidang ini, setiap harinya. Allah tak akan melepas anda tanpa salah! Akan datang hari perhitungan. Kamu akan mengalami bahwa dosamu itu akan menimpa kamu. (Bilangan 32:93). Anda akan ditimpanya, baik dalam hubungan anda dengan teman hidup anda sendiri; dalam keluarga anda; dan dalam kehidupan yang akan datang." --------------------------Kutipan_Selesai------------------------------- Perzinahan adalah dosa, namun ia hanyalah gejala ketidakberesan dalam kehidupan pernikahan yang bersangkutan. Ada banyak penyebab perzinahan. Beberapa di antaranya ialah: - Sifat dosa dan keinginan-keinginan dosa kita sendiri. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14). - Ketidakdewasaan. Kebanyakan pernikahan usia muda, berantakan dalam lima tahun pertama sesudah pernikahan. Namun demikian, bukan usia saja satu-satunya faktor penyebab. Ciri lain dari ketidakdewasaan ialah ketidaksediaan memikul tanggung jawab satu keluarga. - Suami atau istri yang banyak menuntut, menggerutu dan mengomel. - Ketidakpuasan seksual pada salah satu pihak. - Pengalihan sikap bermusuhan terhadap orang tua, kepada pihak teman hidup sendiri. - Pihak mertua yang terlalu mencampuri urusan dan menghujani mereka dengan banyak kritik atau nasihat. - Kekurangan pendidikan seks yang memadai. Anda tidak dapat mengharapkan jalan keluar yang mudah bagi masalah perzinahan. Namun demikian, Allah bisa mengerjakan mujizat kelahiran baru bagi yang bukan Kristen dan memberikan pembaruan rohani bagi milik-Nya yang terjatuh. Jika saja anda berhasil membimbing orang untuk menyerahkan diri kepada Kristus, anda boleh yakin bahwa ia akan mendapat sudut pandang baru, yang memudahkan dia membereskan kehidupan dan meraih jalan keluar yang permanen. STRATEGI BIMBINGAN ================== Untuk pasangan yang terlibat dalam perzinahan: ---------------------------------------------- 1. Berusahalah menunjukkan sikap memperhatikan, tanpa meremehkan orang itu. Anda senang dapat membantu, dan berharap jalan keluarnya dapat dicapai. 2. Jangan menghakimi atau menunjukkan sikap lebih suci. Jangan mulai dengan ayat-ayat yang mempersalahkan. Itu akan keluar dengan sendirinya sesudah anda menyaksikan Kristus. 3. Anjurkan dia untuk mengutarakan situasinya, agar anda memperoleh gambaran yang lebih lengkap. Sementara itu, jangan terlalu mendesak, meminta rinci peristiwa. 4. Bila anda merasa sudah mendapat cukup informasi, katakan bahwa anda akan mencari jalan keluarnya. Mulailah dengan menanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Jika belum menerima Yesus Kristus, jelaskan "Damai dengan Allah". [["Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun orang non-Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5; atau CD-SABDA: Topik 17750.]] Jika dia seorang Kristen yang mengalami kejatuhan, jelaskan "Pemulihan". Berdoalah untuk tindak penyerahan diri ulangnya ini, kemudian teruskan. [["Pemulihan" -- Panduan untuk orang yang sudah menerima Kristus, namun undur dari-Nya dan kini kembali mencari keampunan. Buku Pegangan Pelayanan, halaman 11; atau CD-SABDA: Topik 17753.]] 5. Sesudah berdoa, tanyakan pandangannya tentang langkah pemecahan yang akan diambilnya. 6. Beralihlah ke Alkitab. Tunjukkan bahwa Allah bukan saja ingin agar kita mengakui bahwa perzinahan adalah dosa, tetapi juga ingin membuangnya keluar dari kehidupan kita. (Amsal 28:13) 7. Minta dia menyelidik diri, apa sebab terjadi ketidaksetiaan itu, dan menceritakannya kepada anda. Anda bisa menyebut beberapa penyebab seperti yang dibahas dalam Latar Belakang, untuk membuka pikirannya. Anjurkan dia untuk menceritakannya juga kepada teman hidupnya. Usaha untuk berkomunikasi secara tulus, adalah satu- satunya jalan untuk mengeluarkan masalah-masalah terpendam dan menciptakan suasana yang membuka jalan keluar. Mulailah dengan mengutarakan penyesalan dan memohon maaf. 8. Anjurkan dia untuk mulai membaca dan mempelajari Firman Allah bersama istri atau suaminya. Melalui ini, mereka akan mengerti tentang tanggung jawab mereka dan melindungi mereka dari pencobaan dan dosa. Juga, anjurkan mereka berdoa bersama. 9. Anjurkan mereka untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Sambil bersekutu, menyembah dan menelaah Alkitab bersama, mereka akan dikuatkan. Mereka harus berusaha menjadi Kristen yang sungguh. Ketiadaan hubungan mantap dengan Kristus adalah faktor utama penyebab masalah ini. 10. Nasihatkan dia untuk meminta bimbingan dan kekuatan rohani dari pendeta. Jika tidak berhasil, dia bisa menghubungi psikolog atau psikiater Kristen. Untuk istri atau suami dari yang berzinah: ------------------------------------------ Dia kerap merasa dikhianati, dibuang dan terluka. Walau hanya satu orang yang berzinah, tetapi kemungkinan besar, keduanya menanam andil untuk peristiwa itu. 1. Anjurkan orang itu untuk bertanya pada diri sendiri: A. Apa andilku dalam ketidaksetiaan suami atau istriku? Adakah aku terlalu sering mengritik? Adakah aku bersikap mendukung? B. Situasi apakah dalam pernikahan kami yang menyumbangkan andil dalam masalah ini? Orang tua? Kekurangtahuan? Jadwal kerja, atau ketidakhadiran di rumah? C. Apa yang dapat kulakukan untuk memperbaiki dan menyelamatkan hubungan kami? 2. Bantu orang itu untuk menentukan langkah terbaik: A. Pengampunan. Masalah tak akan beres, kecuali ada pengampunan. Walau sulit, tetapi ia akan membuka jalan. Perlu meminta anugerah dan hikmat Allah untuk menghadapi masalah ini. Kasih dan perhatian anda harus dinyatakan dalam hal ini. Suami atau istri yang bersalah pun harus meminta pengampunan Allah dan pengampunan teman hidupnya. B. Komunikasi. Suami istri tersebut harus mengambil tindakan yang telah disepakati, yaitu untuk berkomunikasi mendiskusikan semua segi masalah mereka secara terbuka. Kurang komunikasi sering menambah andil pada masalah ini. Inilah saat untuk memperbaikinya. C. Doa. Pasangan itu harus berdoa bersama dan mempercayai Allah untuk menyelamatkan pernikahan mereka dan mengokohkannya kembali. D. Penyuluhan. Mereka perlu mempertimbangkan pentingnya mendapatkan penyuluhan serius dari pendeta yang terlatih untuk itu, atau dari psikolog atau psikiater Kristen. Tindakan ini akan sangat membantu. -*- Sumber -*- Judul Buku: Buku Pegangan Pelayanan Penulis : Billy Graham Penerbit : Persekutuan Pembaca Alkitab Halaman : 212 - 215 CD-SABDA : Topik 17696 *TANYA-JAWAB *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TANYA-JAWAB* -*- SUAMIKU TIDAK SETIA -*- Oleh: Esther Susabda, Ph.D. PERTANYAAN ========== Saya seorang wanita (38 th) dengan 3 anak, usia (10-14 th), karier yang sudah mapan, kedudukan lumayan dan seringkali tugas keluar kota bahkan keluar negeri. Walaupun sibuk namun kalau tidak keluar kota, saya selalu berusaha pulang sebelum jam 7 malam. Suami saya sejak tahun lalu, seringkali terlambat pulang, alasannya macam-macam. Kemudian suatu hari (bulan lalu) saya dikejutkan oleh telpon dari seorang wanita muda yang mengatakan bahwa ia simpanan suami saya. Shock, marah, benci, dendam yang saya rasakan; apalagi ketika saya tanyakan kepada suami dan itu benar (walaupun mulanya ia tidak mengaku), ia berjanji tidak akan melakukannya lagi. Sebulan ini saya sulit tidur, dada rasanya sesak, kadang-kadang panas berkobar-kobar, kemudian mendadak berdebar-debar tidak bisa dikontrol dan mau mati saja. Ingin rasanya marah kepada Tuhan dan siapa saja termasuk diri sendiri. Apa yang harus saya lakukan Bu? JAWABAN ======= Betapa pedihnya pengalaman ibu. Tentu perasaan yang sedang berkecamuk sekarang ini adalah antara marah besar, benci karena merasa dikhianati, ditolak bahkan sampai menyempitkan dada anda sehingga mau pecah rasanya. Keadaan stress yang terus menerus tanpa ada jalan keluar yang konkret sebenarnya melelahkan tubuh anda dan melemahkan sistem pertahanan tubuh. Sehingga akibatnya anda sulit tidur, berdebar-debar, pusing dan tidak mempunyai gairah hidup. Sebenarnya malapetaka perkawinan anda tidak datang mendadak melainkan secara perlahan-lahan. Anda sudah mulai curiga setahun lalu pada saat suami sering pulang terlambat, tapi anda sibuk dan lengah sehingga sampai berita itu datang anda merasa terkejut dan shock berat. Memang peristiwa buruk itu sudah terjadi dan tidak mungkin untuk dihapuskan begitu saja, tapi paling tidak ada hal-hal yang anda masih bisa benahi untuk masa depan. 1. Di saat-saat seperti ini sebenarnya apa yang dapat anda pelajari? apakah anda merasa ada andil dalam hal ini? mungkin karena kesibukan kalian berdua kebutuhan primer masing-masing tidak terpenuhi, sehingga anda melampiaskan dalam pekerjaan dan suami mencari wanita lain yang bisa memuaskannya. 2. Apakah pernikahan anda selama ini memang bisa dinikmati? kalau belum, mungkin anda perlu mencari konselor untuk menolong anda mencari sebab mengapa pertumbuhan tidak terjadi atau terhambat? sehingga perbaikan dalam pernikahan anda juga bisa dimulai. 3. Suami anda yang sedang terjerumus dalam dosa membutuhkan uluran tangan dan pengertian anda untuk bisa kembali menjadi kepala keluarga. Mungkin anda memang belum siap untuk memaafkan secara keseluruhan, tapi cobalah minta pertolongan Roh Kudus dan kebijaksanaan surgawi untuk menuntun langkah-langkah kehidupan anda dari hari ke hari. Jangan sampai api kebencian justru menghanguskan diri anda sendiri, sehingga anda jadi pemberang dan suami justru tidak betah di rumah. Kiranya Tuhan memberkati. -*- Sumber -*- Buletin PARAKALEO, Departemen Konseling Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia, Vol.VIII/No.1/Edisi Januari - Maret 2001 *SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- DARI ANDA -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT* Dari: "Famili" <famili@> >Kepada Yth: Rekan Sepelayanan di E-Konsel . > >Salam sejahtera selalu! >Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan >mengirimkan artikel bulanan yang telah memperkaya Fokus Pada >Keluarga. Kami bermaksud menginformasikan adanya lowongan kerja >bagi Konselor Part Timer dengan kriteria sebagai berikut : >,1. Memiliki latar belakang pendidikan S1 Psikologi >,2. Berdomisili di daerah Tangerang >,3. Telah berkeluarga >,4. Memiliki rekomendasi dari gereja lokal . > >Surat lamaran dapat ditujukan ke: >FOKUS PADA KELUARGA; PO BOX 1996; JKB 11000; Jakarta Pusat atau >melalui email: <famili@attglobal.net> >Jika memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi kami di >nomor telepon 54202077 atau 08001232000 (bebas pulsa). Kami >nantikan lamaran secepatnya! . > >Tak lupa kami berterima kasih atas kesediaan rekan-rekan >sepelayanan untuk memuat iklan lowongan ini. Kiranya berkat Tuhan >selalu melimpah dalam pelayanan e-Konsel. >Dalam pelayananNya, >Hanna Angkasali, STh. Redaksi: Terima kasih atas kiriman informasinya. Bagi Anda yang berminat silakan langsung menghubungi alamat di atas. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia O., Lani M., Ka Fung PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2002 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem Lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |