Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/17

e-Konsel edisi 17 (1-6-2002)

Ketidaksetiaan/Perselingkuhan

><>                 Edisi (017) -- 1 Juni 2002                   <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Ketidaksetiaan
    - Cakrawala            : Krisis Karena Suatu Hubungan Gelap
    - Telaga               : Perselingkuhan
    - Bimbingan Alkitabiah : Perzinahan
    - Tanya Jawab          : Suamiku Tidak Setia
    - Surat                : Informasi Lowongan Kerja bagi Konselor

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Dosa perselingkuhan atau perzinahan adalah salah satu penyebab
  utama keretakan hubungan suami istri yang merupakan kekejian di
  mata Tuhan. Dalam jaman di mana kita hidup sekarang ini, dosa
  perselingkuhan menjadi semakin umum dilakukan bahkan diantara
  orang-orang Kristen.

  Bagaimana kita melawan kuasa dosa yang menjadi kekejian di mata
  Tuhan ini? Mari kita simak bersama beberapa sajian e-Konsel edisi
  ini yang akan membahas tentang ketidaksetiaan diantara hubungan
  suami istri. Kiranya sajian kami dapat menolong kita semua untuk
  mempelajari penyebab perselingkuhan dan bagaimana kita dapat
  menolong diri sendiri atau orang lain untuk keluar dari masalah ini.

  Selamat melayani.

  Staf e-Konsel


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

              -*- KRISIS KARENA SUATU HUBUNGAN GELAP -*-

  Hubungan gelap di luar nikah merupakan salah satu dari krisis yang
  paling menghancurkan dalam pernikahan, karena dengan hubungan itu,
  impian, harapan, dan kepercayaan salah satu pasangan yang dikhianati
  dihancurkan oleh pasangannya yang lain. Hubungan gelap tidak terjadi
  dengan tiba-tiba. Dalam sebagian besar kasus sudah ada hubungan yang
  lama, tetapi kebanyakan terdapat dalam pikiran dan angan-angan
  sehingga tidak mudah dilihat.

  Untuk menolong seorang korban hubungan gelap yang datang kepada
  anda, sebagai konselor perlu bagi anda untuk mengetahui dinamika dan
  penyebab hubungan gelap yang terjadi dalam pernikahannya. Mungkin
  konsele akan mengalami beberapa tahap krisis karena rasa terkejut
  yang dialaminya waktu mengetahui pasangannya telah mengkhianatinya.
  Ketika konsele membawa luka hatinya kepada anda, pertama-tama anda
  dapat menolong mengatasi perasaannya dan yang kedua menolong dia
  mengambil langkah yang membangun dan tidak mengambil tindakan yang
  memperburuk keadaan.

  Beberapa perubahan emosi yang mungkin dialami oleh konsele yang
  terluka perasaannya pertama-tama adalah rasa heran, tidak percaya,
  dan bahkan kebingungan. Setelah mereka mempunyai banyak bukti yang
  tidak dapat disangkal atas penyelewengan pasangannya atau jika pihak
  yang melukai itu telah mengakui perbuatannya, timbul tahap yang
  penuh emosi dalam diri konsele. Marah, rasa dikhianati, gelisah,
  rasa terluka, benci, rasa harga diri terluka, sedih, rasa diri
  bersalah dan rasa kehilangan yang tak tergantikan, semuanya
  merupakan bagian dari tahap tersebut. Perasaan takut ditinggalkan
  yang dialami konsele menimbulkan emosi-emosi baru, seperti kecewa,
  kesepian, rasa kasihan pada diri sendiri, atau dendam yang dalam
  dengan keinginan untuk membalas dan menghukum pasangannya.

  Kebanyakan orang yang terluka ingin mengetahui lebih rinci tentang
  pengkianatan yang dilakukan pasangannya, seperti berapa kali
  pasangannya tersebut mengadakan hubungan seks, dimana saja dia
  bertemu dengan pasangan gelapnya, dll. Keinginan untuk mengetahui
  ini didorong oleh keinginan untuk merasa lebih menderita atau
  memperoleh lebih banyak bukti untuk menghukum pasangannya.
  Nasehatkan kepada konsele anda untuk tidak menanyakan informasi
  khusus seperti yang tersebut di atas karena hal itu akan lebih
  mempersulit proses pemulihan pernikahannya dan konsele sendiri akan
  mempunyai kecenderungan untuk membangkit-bangkitkan luka perasaannya
  atau menghindari tempat-tempat dan lagu-lagu tertentu yang dapat
  mengingatkannya kembali dengan luka lamanya.

  Sesudah tahap ini lewat, konsele mulai mengevaluasi dirinya,
  pasangannya, dan hubungan serta keluarga mereka. Dalam keadaan yang
  lebih tenang dia dapat mulai berpikir masa depan dan alternatif-
  alaternatif yang dapat dipilihnya. Untuk dapat membina kembali
  hubungan pernikahan yang telah ternoda tersebut konsele harus
  mengeluarkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

  Waktu anda melayani orang yang merasa terluka, sampaikan kepadanya
  kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh sebagian besar orang
  agar dia dapat menghindarinya:

  1. Si suami atau istri mengamuk dan mencela pasangannya sehingga
     membuat jurang pemisah antara mereka semakin lebar. Jika tidak
     ada nada tambahan yang positif bersamaan dengan amarah tersebut,
     pasangan yang terlibat dalam hubungan gelap itu dapat merasa
     bahwa perbuatannya tidak salah.

  2. Jangan menanyakan hal-hal khusus secara mendetail mengenai
     hubungan gelap itu.

  3. Jangan memberitahukan orang lain mengenai hubungan gelap itu.
     Seringkali orang yang terluka perasaannya pergi untuk memberitahu
     sebanyak mungkin orang, misalnya keluarga, teman sekerja dan anak-
     anak mereka.

  4. Jangan meminta teman baik atau orang tua pihak yang menyeleweng
     itu berbicara dengannya dan menasihati dia, pasti akan gagal.

  5. Jangan meminta untuk berjumpa dengan orang yang berhubungan
     dengan pasangan anda itu jika anda tidak mengenal orang itu.
     Sering seseorang akan melakukan ini untuk memuaskan
     keingintahuannya, atau untuk memohon, menyerang, atau mencaci-
     maki orang itu.

  6. Jangan mengadakan kampanye di rumah untuk membuat pasangan yang
     berkhianat menderita atau memaksa dia meninggalkan rumah. Ini
     hanya memberi dia alasan yang dia inginkan.

  Ketika konsele mulai pulih, tanyakan apa yang ingin dilakukan
  konsele. Tolong konsele melihat alternatif-alternatif yang ada dan
  membuat semacam rencana. Jika konsele ingin mempertahankan
  pernikahannya, berusahalah menentukan apa yang diinginkan oleh
  pasangan konsele. Jika pasangan yang terlibat hubungan gelap ingin
  pernikahannya tetap utuh, dia harus melepaskan diri dari pasangan di
  luar nikah itu. Anda sebagai konselor tidak dapat menandingi pihak
  ketiga, dan pasangan yang dilukai perasaannya pun tidak dapat.
  Hubungan gelap tidak dapat diakhiri sedikit demi sedikit atau dengan
  lambat. Akan ada perasaan terluka dan tidak ada jalan untuk
  mengatasi itu.

  Salah satu pasangan berada dalam keadaan tidak menguntungkan selama
  hubungan itu masih berlanjut. Dengan pasangan yang baru, seseorang
  hanya mempunyai cerita positif, sedangkan dengan pasangan sendiri
  ada cerita positif dan negatif. Sayangnya, bagian negatiflah yang
  selalu diingat.

  Peluang untuk membangun pernikahan kembali setelah hubungan gelap
  terjadi tetap ada, meskipun pasangan yang dilukai seringkali sulit
  melihat peluang tersebut. Meskipun konsele sedang menghadapi masa-
  masa krisis, sebagai konselor anda harus mendorong konsele untuk
  menggunakan peluang tersebut untuk memikirkan suatu alternatif yang
  konstruktif, yaitu menggunakan krisis yang dialaminya untuk
  membangun kehidupan pribadi, pernikahan dan kehidupan keluarga
  mereka. Ada beberapa yang sanggup mengampuni, sebaliknya ada juga
  yang memilih untuk tidak pernah mengampuni pasangan mereka.

  Gagasan-gagasan di bawah ini dapat anda ikuti waktu anda menolong
  konsele mengumpulkan lagi keping-keping impian pernikahannya dan
  membangun kembali pernikahan dan hidupnya.

  1. Tolonglah konsele mengatasi perasaannya. Kebanyakan emosi yang
     dirasakannya bersifat keras -- marah, benci, dendam, dan merasa
     dihina. Perasaan ini juga mungkin disertai dengan perasaan lain
     yang lebih lembut seperti kesedihan, kasih, dan keharuan. Tolong
     konsele menemukan perasaan-perasaan lembut ini, karena perasaan
     ini dapat menolong dia melewati krisis. Membangun di atas emosi
     ini akan membantu pemulihan pernikahan dan menolong orang itu
     terus menjadi seorang yang penuh kepercayaan, apa pun resikonya.

     Konsele harus ditolong untuk dapat melihat perasaan-perasaan lain
     seperti kasih, peduli, dan empati yang dikaburkan oleh rasa
     marah, kecewa atau benci. Biasanya konsele menutupi perasaan-
     perasaan lembutnya tersebut untuk melindungi dirinya dari rasa
     terluka. Tolonglah konsele menyadari bahwa apapun yang
     dirasakannya itu merupakan miliknya dan dia harus bertanggung
     jawab atas perasaan-perasaannya tersebut.

  2. Dorong konsele untuk menemukan cara yang baru dalam berkomunikasi
     dengan pasangan supaya menemukan informasi baru. Banyak krisis
     terjadi karena kurang infomasi. Karena kerahasiaan dan perasaan
     malu tentang hubungan gelap di luar pernikahan itu, orang yang
     terluka seringkali membuat perkiraan-perkiraan dan dugaan
     sembarangan. Ia menganggap bahwa pasangannya jatuh cinta dengan
     orang lain atau hubungan gelapnya itu memuaskan. Masalah itu
     dapat dibicarakan pada waktunya. Kedua pihak perlu mengungkapkan
     perasaan terluka ketidakpuasan, keprihatinan, dan impian-impian
     mereka bagi pernikahan mereka. Pengertian yang lebih baik lewat
     komunikasi dapat membantu proses membangun kembali pernikahan
     itu. Sarankan pada konsele anda agar waktu mereka berbicara
     dengan pasangan mereka, mereka mengikuti petunjuk-petunjuk ini:

     A. Usahakan untuk tidak bersikap bermusuhan. Jangan tunjukkan
        sindiran atau ejekan. Jangan berusaha memalukan atau menghina
        pihak lain.

     B. Jika pasangan Anda tidak mau terbuka, jangan terlalu mendesak
        dia. Pasangan anda perlu merasa bahwa dia dapat mempercayai
        anda juga.

     C. Jika pasangan anda tetap segan terbuka, jangan putus asa.
        Dengan lembut doronglah dia tanpa mengomel.

     D. Jangan menganggap anda tahu perasaan atau pikiran pasangan
        anda.

     E. Jangan bertanya, "Mengapa engkau merasa demikian?", "Mengapa
        engkau melakukan itu?" Hal-hal ini terlalu sulit untuk
        dijawab, dan kalau dipojokkan orang mungkin mengarang-ngarang
        suatu jawaban.

     F. Doronglah pasangan anda untuk memberi tahu bagaimana
        perasannya mengenai anda. Jangan membela diri anda.

     G. Keterbukaan anda dan sikap tidak membela diri dapat merupakan
        teladan yang positif bagi pasangan anda.

     H. Doronglah pasangan anda untuk mendiskusikan perasaannya.
        Jangan menghakimi perasaannya, nanti dia akan berhenti
        berbicara.

     I. Jika anda terlalu marah atau sedih, jangan berbicara waktu
        itu.

     J. Jika anda duduk bermalas-malasan dan memikirkan perasaan luka
        itu, tulislah bagaimana itu akan menolong anda membangun
        kembali pernikahan itu.

  3. Waktu komunikasi membaik, dapat timbul pengertian yang dalam
     tentang apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa. Ini akan
     menyakitkan, tetapi dapat menghasilkan pertumbuhan. Setelah
     pasangan konsele menyampaikan kepada konsele apa yang
     menyedihkannya sehubungan dengan hubungan gelapnya itu, konselor
     perlu menanyakan kepada konsele bagaimana tanggapan konsele
     dengan informasi tersebut dan apakah konsele juga sudah membuat
     rencana.

  4. Tolonglah kedua pasangan itu merundingkan dan membangun kembali
     hidup mereka. Di sinilah anda dapat maju untuk memberikan
     konseling pernikahan secara intensif. (Baca 'Marital Counseling',
     karya H. Norman Wright).

  Banyak krisis pernikahan dapat dihindari dengan menolong pasangan-
  pasangan dalam jemaat anda untuk mengetahui tanda-tanda peringatan
  adanya suatu hubungan gelap. Salah satu sikap yang disayangkan yang
  umumnya terlihat adalah adanya keyakinan dari para anggota jemaat
  dan bahkan para pendeta bahwa hubungan gelap tidak akan mungkin
  terjadi dalam kehidupan pernikahan mereka.

  Sebagian besar orang mendasarkan pemikiran mereka tentang
  ketidaksetiaan dalam pernikahan terbatas pada keterlibatan seksual.
  Namun, dalam pengertian yang lebih luas hubungan gelap dapat terjadi
  bilamana suatu peristiwa, kegiatan, atau seorang menjadi lebih utama
  daripada pasangan kita dan mengganggu perkembangan serta pertumbuhan
  perkawinan maka suatu hubungan gelap nonseksual sedang berlangsung.
  Dan hal ini dapat menjadi dasar untuk berlangsungnya suatu hubungan
  gelap seksual yang sungguh-sungguh. Sebagai konselor kita dapat
  menyadarkan orang-orang tentang penyebab-penyebab dari hubungan
  gelap dan menolong mereka menghindarkan krisis.

-*- Artikel ini diringkas dari Sumber -*-:
  Judul Buku: Konseling Krisis
  Penulis   : H. Norman Wright
  Penerbit  : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang
  Halaman   : 249 - 255


*TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA*

                        -*- PERSELINGKUHAN -*-
                     oleh : Pdt. DR. Paul Gunadi

  Beberapa tahun terakhir ini perselingkuhan sudah menggejala di dalam
  masyarakat kita. Dulu orang cenderung berpikir bahwa perselingkuhan
  hanya terjadi pada pria/wanita setengah baya yang mengalami puber
  kedua. Namun sekarang ini, perselingkuhan begitu meluas dan melanda
  banyak keluarga, baik yang baru 1 tahun menikah, setelah 2 tahun
  menikah, maupun yang sudah 20 tahun menikah. Perselingkuhan adalah
  suatu hubungan pribadi di luar nikah, di dalamnya ada unsur relasi
  yang pribadi dan melibatkan sekurang-kurangnya satu individu, baik
  yang satu berstatus sudah menikah dan yang satunya belum/tidak
  menikah, atau dua-duanya sudah menikah. Perselingkuhan bisa terjadi
  karena dua pihak saling tertarik pada saat yang bersamaan, tapi bisa
  juga diawali hanya oleh satu pihak yang merasa tertarik kepada orang
  lain. Orang ini kemudian mengambil langkah-langkah proaktif untuk
  mendekatkan diri dengan orang yang diminatinya. Misalkan, dalam
  suatu pernikahan suami tidak lagi mendapatkan kepenuhan
  kebutuhannya dari si istri, dia mendapatkan semua itu dari wanita
  yang lain ....

  Sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkandung dalam
  perselingkuhan:
  - Saling Ketertarikan.
    Jadi awal-awalnya ada ketertarikan, bisa karena aspek fisik,
    menyukai wajah dan penampilannya, ketertarikan karena ada sesuatu
    yang ditawarkan oleh orang tersebut, misalnya cara dia menegur,
    cara bicaranya yang  enak dan pas, kok dia bisa tertawa dan
    tersenyum seperti, dsb. Setelah melewati tahap ketertarikan yang
    biasanya ditandai dengan keinginan untuk makin sering bertemu dan
    berbicara. Maka masuklah mereka ke tahap berikutnya, yaitu tahap
    saling ketergantungan.

  - Saling Ketergantungan.
    Dia benar-benar mulai mencurahkan dirinya dan bagian hidupnya
    kepada si orang itu, sehingga pada waktu orang itu tidak ada dia
    sangat merasa kehilangan. Jadi dia merasa hidupnya tidak lagi
    seimbang, makin hari makin membutuhkan kehadiran orang tersebut.
    Kalau ada sesuatu yang mengganggunya orang itulah yang
    dihubunginya untuk berbagi hidup. Tahap ketiga adalah tahap yang
    mengandung unsur saling memenuhi.

  - Saling Memenuhi.
    Pada tahap ini masing-masing dengan sadar mencoba untuk memenuhi
    kebutuhan yang  satunya. Jadi bukan saja secara natural, otomatis,
    tapi sekarang sudah terencana, bagaimana saya bisa dan mau
    membahagiakan engkau, bagaimana saya mencoba untuk memenuhi
    kebutuhan-kebutuhanmu, secara sadar ini saya lakukan. Kalau sudah
    sampai pada titik ini, perselingkuhan yg terjadi sebetulnya sudah
    mencapai tahap yang matang sekali.

  Dalam Alkitab, kita juga mendapatkan kisah Daud yang berselingkuh
  dengan Batsyeba. Betapapun Daud dekat dengan Tuhan, pada waktu dia
  jatuh ke dalam dosa perselingkuhan dia juga meredam suara Tuhan.
  Nabi Natan datang kepada Daud bukan sehari atau dua hari setelah
  kejatuhan Daud. Menurut perhitungan saya, Natan datang kepadanya
  kurang lebih setahun setelah peristiwa itu. Apa yang dilakukan Daud
  dengan suara Tuhan dalam jangka waktu yang cukup lama? Daud
  meredamnya dan mungkin menguburnya, bahkan pada waktu Natan datang
  dan menceritakan suatu perumpamaan tentang orang yang mengambil
  domba milik orang lain yang lebih miskin, Daud tidak merasakan itu
  adalah teguran kepada dirinya. Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus
  berani seperti Yusuf yang menolak rayuan dari isteri Potifar.
  Sebelum jatuh, ia melarikan diri. Sebenarnya bagi mereka yang sudah
  jatuh pun tetap ada kesempatan untuk betobat kembali. Harus dengan
  kesadaran dan tekad yang besar untuk menghentikan perbuatan
  selingkuh, dengan rela melepaskan yang memang disukainya. Pada
  intinya harus diingat siapa yang akhirnya kita senangkan, diri kita
  atau Tuhan. Pada hakekatnya di mata Tuhan, perselingkuhan itu juga
  sebuah perzinahan. Firman Tuhan dalam Matius 5:31 dan 32 berkata:
     "Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus
     memberikan surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu:
     Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia
     menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan
     perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah."

  Ini jelas sekali melarang perbuatan perselingkuhan .... Apa yang
  Tuhan larang harus kita taati. Kita mungkin bisa mengajukan seribu
  satu alasan, kenapa saya harus bersama dengan wanita atau pria lain,
  tapi tetap Tuhan lah yang harus kita hormati dan FirmanNya melarang
  kita untuk berzinah. Jangan berzinah merupakan salah satu dari hukum
  taurat yang Allah merikan melalui Nabi Musa dan  juga merupakan
  larangan dari Tuhan Yesus. Tiada yang hidup yang lebih bahagia dan
  diberkati selain jika kita mentaati firman-Nya.

-*- Sumber -*-:
   [[Sajian kami di atas, kami ambil dari isi salah satu kaset TELAGA
     No.  31A, yang telah kami ringkas/sajikan dalam bentuk tulisan.]]
     -- Jika anda ingin mendapatkan transkrip seluruh kaset T31A lewat
        e-Mail, silakan kirim surat ke:  < owner-i-kan-konsel@xc.org >
     -- Informasi tentang pelayanan TELAGA/Tegur Sapa Gembala Keluarga
        dapat anda lihat dalam kolom INFO edisi e-Konsel 03 dari URL:
    ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/003/    [01 Nov 2001]


*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

                          -*- PERZINAHAN -*-

  AYAT ALKITAB
  ============
  1Yohanes 1:9      1Korintus 7:3,4
  Yohanes 8:11      Yesaya 1:16-18
  Ibrani 13:4       1Korintus 6:15-20

  LATAR BELAKANG
  ==============
  Firman Allah bersikap jelas bahwa pernikahan adalah persatuan hidup
  dengan seseorang yang dijadikan teman hidup seumur hidup. Persatuan
  ini mengakibatkan masing-masing pihak harus "meninggalkan segala
  sesuatu" (Matius 19:5).

  Dalam masyarakat masa kini, rupa-rupanya ketidaksetiaan dalam
  hubungan seks sudah menjangkiti baik para suami maupun para istri.
  Perzinahan dilarang dan disalahkan Allah dalam Firman-Nya yang jelas
  mengatakan; bahwa murka-Nya ditimpakan ke atas mereka yang melakukan
  hal-hal itu:

      Ibrani 13:4 -- Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap
      perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab
      orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.

     1Korintus 6:9,10 -- Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang
     yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah?
     Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah,
     banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah
     dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

     1Korintus 6:18 -- Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa
     lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi
     orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.

  Pikirkanlah beberapa akibat buruk berikut:
  - Emosional: rasa bersalah, takut, kuatir, hilang harga diri,
               kepribadian berantakan, depresi, dsb.
  - Jasmani  : kehamilan dan kelahiran di luar hukum, abortus,
               penyakit kelamin.
  - Rohani   : Kehilangan hidup ini dan hidup yang akan datang.

  ------------------------------Kutipan-----------------------------------
  Menurut Billy Graham:
  "Betapa banyak rumah tangga jadi berantakan disebabkan para suami
  dan istri tidak setia! Betapa ngeri, dosa yang dilakukan dalam
  bidang ini, setiap harinya. Allah tak akan melepas anda tanpa salah!
  Akan datang hari perhitungan. Kamu akan mengalami bahwa dosamu itu
  akan menimpa kamu. (Bilangan 32:93). Anda akan ditimpanya, baik
  dalam hubungan anda dengan teman hidup anda sendiri; dalam keluarga
  anda; dan dalam kehidupan yang akan datang."
  --------------------------Kutipan_Selesai-------------------------------

  Perzinahan adalah dosa, namun ia hanyalah gejala ketidakberesan
  dalam kehidupan pernikahan yang bersangkutan. Ada banyak penyebab
  perzinahan. Beberapa di antaranya ialah:
  - Sifat dosa dan keinginan-keinginan dosa kita sendiri.
    "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena
    ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14).
  - Ketidakdewasaan.

    Kebanyakan pernikahan usia muda, berantakan dalam lima tahun
    pertama sesudah pernikahan. Namun demikian, bukan usia saja
    satu-satunya faktor penyebab. Ciri lain dari ketidakdewasaan
    ialah ketidaksediaan memikul tanggung jawab satu keluarga.
  - Suami atau istri yang banyak menuntut, menggerutu dan mengomel.
  - Ketidakpuasan seksual pada salah satu pihak.
  - Pengalihan sikap bermusuhan terhadap orang tua, kepada pihak
    teman hidup sendiri.
  - Pihak mertua yang terlalu mencampuri urusan dan menghujani
    mereka dengan banyak kritik atau nasihat.
  - Kekurangan pendidikan seks yang memadai.

  Anda tidak dapat mengharapkan jalan keluar yang mudah bagi masalah
  perzinahan. Namun demikian, Allah bisa mengerjakan mujizat kelahiran
  baru bagi yang bukan Kristen dan memberikan pembaruan rohani bagi
  milik-Nya yang terjatuh. Jika saja anda berhasil membimbing orang
  untuk menyerahkan diri kepada Kristus, anda boleh yakin bahwa ia
  akan mendapat sudut pandang baru, yang memudahkan dia membereskan
  kehidupan dan meraih jalan keluar yang permanen.

  STRATEGI BIMBINGAN
  ==================

  Untuk pasangan yang terlibat dalam perzinahan:
  ----------------------------------------------
  1. Berusahalah menunjukkan sikap memperhatikan, tanpa meremehkan
     orang itu. Anda senang dapat membantu, dan berharap jalan
     keluarnya dapat dicapai.

  2. Jangan menghakimi atau menunjukkan sikap lebih suci. Jangan mulai
     dengan ayat-ayat yang mempersalahkan. Itu akan keluar dengan
     sendirinya sesudah anda menyaksikan Kristus.

  3. Anjurkan dia untuk mengutarakan situasinya, agar anda memperoleh
     gambaran yang lebih lengkap. Sementara itu, jangan terlalu
     mendesak, meminta rinci peristiwa.

  4. Bila anda merasa sudah mendapat cukup informasi, katakan bahwa
     anda akan mencari jalan keluarnya. Mulailah dengan menanyakan
     apakah dia sudah menerima Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan
     Juruselamat pribadinya.

     Jika belum menerima Yesus Kristus, jelaskan "Damai dengan Allah".
     [["Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun orang
     non-Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau
     Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5; atau CD-SABDA: Topik 17750.]]

     Jika dia seorang Kristen yang mengalami kejatuhan, jelaskan
     "Pemulihan". Berdoalah untuk tindak penyerahan diri ulangnya ini,
     kemudian teruskan.
     [["Pemulihan" -- Panduan untuk orang yang sudah menerima Kristus,
      namun undur dari-Nya dan kini kembali mencari keampunan. Buku
      Pegangan Pelayanan, halaman 11; atau CD-SABDA: Topik 17753.]]

  5. Sesudah berdoa, tanyakan pandangannya tentang langkah pemecahan
     yang akan diambilnya.

  6. Beralihlah ke Alkitab. Tunjukkan bahwa Allah bukan saja ingin
     agar kita mengakui bahwa perzinahan adalah dosa, tetapi juga
     ingin membuangnya keluar dari kehidupan kita. (Amsal 28:13)

  7. Minta dia menyelidik diri, apa sebab terjadi ketidaksetiaan itu,
     dan menceritakannya kepada anda. Anda bisa menyebut beberapa
     penyebab seperti yang dibahas dalam Latar Belakang, untuk membuka
     pikirannya. Anjurkan dia untuk menceritakannya juga kepada teman
     hidupnya. Usaha untuk berkomunikasi secara tulus, adalah satu-
     satunya jalan untuk mengeluarkan masalah-masalah terpendam dan
     menciptakan suasana yang membuka jalan keluar. Mulailah dengan
     mengutarakan penyesalan dan memohon maaf.

  8. Anjurkan dia untuk mulai membaca dan mempelajari Firman Allah
     bersama istri atau suaminya. Melalui ini, mereka akan mengerti
     tentang tanggung jawab mereka dan melindungi mereka dari
     pencobaan dan dosa. Juga, anjurkan mereka berdoa bersama.

  9. Anjurkan mereka untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang
     mementingkan Firman Tuhan. Sambil bersekutu, menyembah dan
     menelaah Alkitab bersama, mereka akan dikuatkan. Mereka harus
     berusaha menjadi Kristen yang sungguh. Ketiadaan hubungan mantap
     dengan Kristus adalah faktor utama penyebab masalah ini.

 10. Nasihatkan dia untuk meminta bimbingan dan kekuatan rohani dari
     pendeta. Jika tidak berhasil, dia bisa menghubungi psikolog atau
     psikiater Kristen.

  Untuk istri atau suami dari yang berzinah:
  ------------------------------------------
  Dia kerap merasa dikhianati, dibuang dan terluka. Walau hanya satu
  orang yang berzinah, tetapi kemungkinan besar, keduanya menanam
  andil untuk peristiwa itu.

  1. Anjurkan orang itu untuk bertanya pada diri sendiri:
     A. Apa andilku dalam ketidaksetiaan suami atau istriku? Adakah
        aku terlalu sering mengritik? Adakah aku bersikap mendukung?

     B. Situasi apakah dalam pernikahan kami yang menyumbangkan andil
        dalam masalah ini? Orang tua? Kekurangtahuan? Jadwal kerja,
        atau ketidakhadiran di rumah?

     C. Apa yang dapat kulakukan untuk memperbaiki dan menyelamatkan
        hubungan kami?

  2. Bantu orang itu untuk menentukan langkah terbaik:
     A. Pengampunan.
        Masalah tak akan beres, kecuali ada pengampunan. Walau sulit,
        tetapi ia akan membuka jalan. Perlu meminta anugerah dan
        hikmat Allah untuk menghadapi masalah ini. Kasih dan perhatian
        anda harus dinyatakan dalam hal ini. Suami atau istri yang
        bersalah pun harus meminta pengampunan Allah dan pengampunan
        teman hidupnya.

     B. Komunikasi.
        Suami istri tersebut harus mengambil tindakan yang telah
        disepakati, yaitu untuk berkomunikasi mendiskusikan semua segi
        masalah mereka secara terbuka. Kurang komunikasi sering
        menambah andil pada masalah ini. Inilah saat untuk
        memperbaikinya.

     C. Doa.
        Pasangan itu harus berdoa bersama dan mempercayai Allah untuk
        menyelamatkan pernikahan mereka dan mengokohkannya kembali.

     D. Penyuluhan.
        Mereka perlu mempertimbangkan pentingnya mendapatkan
        penyuluhan serius dari pendeta yang terlatih untuk itu, atau
        dari psikolog atau psikiater Kristen. Tindakan ini akan sangat
        membantu.

-*- Sumber -*-
  Judul Buku: Buku Pegangan Pelayanan
  Penulis   : Billy Graham
  Penerbit  : Persekutuan Pembaca Alkitab
  Halaman   : 212 - 215
  CD-SABDA  : Topik 17696


*TANYA-JAWAB *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TANYA-JAWAB*

                     -*- SUAMIKU TIDAK SETIA -*-
                     Oleh: Esther Susabda, Ph.D.

  PERTANYAAN
  ==========
  Saya seorang wanita (38 th) dengan 3 anak, usia (10-14 th), karier
  yang sudah mapan, kedudukan lumayan dan seringkali tugas keluar kota
  bahkan keluar negeri. Walaupun sibuk namun kalau tidak keluar kota,
  saya selalu berusaha pulang sebelum jam 7 malam. Suami saya sejak
  tahun lalu, seringkali terlambat pulang, alasannya macam-macam.
  Kemudian suatu hari (bulan lalu) saya dikejutkan oleh telpon dari
  seorang wanita muda yang mengatakan bahwa ia simpanan suami saya.
  Shock, marah, benci, dendam yang saya rasakan; apalagi ketika saya
  tanyakan kepada suami dan itu benar (walaupun mulanya ia tidak
  mengaku), ia berjanji tidak akan melakukannya lagi. Sebulan ini saya
  sulit tidur, dada rasanya sesak, kadang-kadang panas berkobar-kobar,
  kemudian mendadak berdebar-debar tidak bisa dikontrol dan mau mati
  saja. Ingin rasanya marah kepada Tuhan dan siapa saja termasuk diri
  sendiri. Apa yang harus saya lakukan Bu?

  JAWABAN
  =======
  Betapa pedihnya pengalaman ibu. Tentu perasaan yang sedang
  berkecamuk sekarang ini adalah antara marah besar, benci karena
  merasa dikhianati, ditolak bahkan sampai menyempitkan dada anda
  sehingga mau pecah rasanya. Keadaan stress yang terus menerus tanpa
  ada jalan keluar yang konkret sebenarnya melelahkan tubuh anda dan
  melemahkan sistem pertahanan tubuh. Sehingga akibatnya anda sulit
  tidur, berdebar-debar, pusing dan tidak mempunyai gairah hidup.

  Sebenarnya malapetaka perkawinan anda tidak datang mendadak
  melainkan secara perlahan-lahan. Anda sudah mulai curiga setahun
  lalu pada saat suami sering pulang terlambat, tapi anda sibuk dan
  lengah sehingga sampai berita itu datang anda merasa terkejut dan
  shock berat. Memang peristiwa buruk itu sudah terjadi dan tidak
  mungkin untuk dihapuskan begitu saja, tapi paling tidak ada hal-hal
  yang anda masih bisa benahi untuk masa depan.

  1. Di saat-saat seperti ini sebenarnya apa yang dapat anda pelajari?
     apakah anda merasa ada andil dalam hal ini? mungkin karena
     kesibukan kalian berdua kebutuhan primer masing-masing tidak
     terpenuhi, sehingga anda melampiaskan dalam pekerjaan dan suami
     mencari wanita lain yang bisa memuaskannya.

  2. Apakah pernikahan anda selama ini memang bisa dinikmati? kalau
     belum, mungkin anda perlu mencari konselor untuk menolong anda
     mencari sebab mengapa pertumbuhan tidak terjadi atau terhambat?
     sehingga perbaikan dalam pernikahan anda juga bisa dimulai.

  3. Suami anda yang sedang terjerumus dalam dosa membutuhkan
     uluran tangan dan pengertian anda untuk bisa kembali menjadi
     kepala keluarga. Mungkin anda memang belum siap untuk memaafkan
     secara keseluruhan, tapi cobalah minta pertolongan Roh Kudus dan
     kebijaksanaan surgawi untuk menuntun langkah-langkah kehidupan
     anda dari hari ke hari. Jangan sampai api kebencian justru
     menghanguskan diri anda sendiri, sehingga anda jadi pemberang dan
     suami justru tidak betah di rumah. Kiranya Tuhan memberkati.

-*- Sumber -*-
  Buletin PARAKALEO, Departemen Konseling Sekolah Tinggi Theologi
  Reformed Injili Indonesia, Vol.VIII/No.1/Edisi Januari - Maret 2001


*SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- DARI ANDA -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT*

  Dari: "Famili" <famili@>
  >Kepada Yth: Rekan Sepelayanan di E-Konsel
. >
  >Salam sejahtera selalu!
  >Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan
  >mengirimkan artikel bulanan yang telah memperkaya Fokus Pada
  >Keluarga. Kami bermaksud menginformasikan adanya lowongan kerja
  >bagi Konselor Part Timer dengan kriteria sebagai berikut :
  >,1. Memiliki latar belakang pendidikan S1 Psikologi
  >,2. Berdomisili di daerah Tangerang
  >,3. Telah berkeluarga
  >,4. Memiliki rekomendasi dari gereja lokal
. >
  >Surat lamaran dapat ditujukan ke:
  >FOKUS PADA KELUARGA; PO BOX 1996; JKB 11000; Jakarta Pusat atau
  >melalui email: <famili@attglobal.net>
  >Jika memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi kami di
  >nomor telepon 54202077 atau 08001232000 (bebas pulsa). Kami
  >nantikan lamaran secepatnya!
. >
  >Tak lupa kami berterima kasih atas kesediaan rekan-rekan
  >sepelayanan untuk memuat iklan lowongan ini. Kiranya berkat Tuhan
  >selalu melimpah dalam pelayanan e-Konsel.
  >Dalam pelayananNya,
  >Hanna Angkasali, STh.

   Redaksi:
   Terima kasih atas kiriman informasinya. Bagi Anda yang berminat
   silakan langsung menghubungi alamat di atas.


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL
                         STAF REDAKSI e-Konsel
                      Yulia O., Lani M., Ka Fung
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2002 oleh YLSA

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
  Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
  dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Sistem Lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-konsel
  ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org