Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/167 |
|
e-Konsel edisi 167 (1-9-2008)
|
|
_______________________________e-KONSEL_______________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen _____________________________________________________________________ EDISI 167/1 September 2008 Daftar Isi: = Pengantar: Syarat Masuk Sekolah Dasar = Cakrawala: Kapan Anak Siap Belajar Membaca? = Tips: Kesulitan Membaca = Ulasan Situs: Bahan-Bahan untuk Pelayanan Anak = Info: Publikasi e-Binaanak = Surat Anda: Melayani Tuhan Melalui Publikasi e-Konsel PENGANTAR REDAKSI ____________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Munculnya sekolah-sekolah berstandar internasional yang belakangan ini marak di negara kita, mau tidak mau mendorong munculnya persyaratan yang lebih tinggi lagi bagi anak yang akan mulai masuk sekolah. Bila dulu anak baru mulai belajar membaca dan menulis di kelas satu sekolah dasar, kini justru kemampuan membaca dan menulis menjadi syarat untuk duduk di bangku sekolah dasar. Perkembangan ini tentu merupakan perkembangan positif bagi dunia pendidikan kita. Dengan semakin tingginya syarat yang harus dipenuhi, maka diharapkan semakin berkualitas pula tingkat pendidikan kita. Untuk itulah kini tugas untuk membimbing anak dalam belajar sudah tidak lagi dibebankan pada guru di sekolah saja. Sejak dini, orang tua mau tidak mau harus membimbing anak mereka dalam belajar, setidaknya untuk mengajari mereka dasar-dasar membaca dan menulis. Tentu merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua dan guru saat mengajarkan hal-hal baru bagi anak-anak, khususnya mengajarkan membaca dan menulis. Dalam edisi bulan September ini, e-Konsel mengajak Pembaca untuk melihat salah satu tantangan tersebut, yaitu bagaimana bila anak mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. Untuk mengawalinya, "Anak dengan Kesulitan Membaca" menjadi pembuka di edisi bulan ini. Selamat menyimak. Pimpinan Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani CAKRAWALA ____________________________________________________________ KAPAN ANAK SIAP BELAJAR MEMBACA? Secara singkat, membaca dapat dijelaskan sebagai "menangkap arti yang ditulis". Sesuai dengan arti tersebut, dapat menyuarakan apa yang ditulis belum berarti dapat membaca. Seseorang dikatakan dapat membaca bila ia dapat mengerti apa yang ditulis, walaupun tanpa ada suara atau ucapan. Dengan demikian, yang disebut membaca sebenarnya adalah membaca dalam hati (silent reading). Sering orang mengira bahwa yang dimaksud dengan membaca adalah menyuarakan tulisan dari kertas. Pendapat yang demikian memang salah. Pasalnya, kerap kita perhatikan seorang anak dapat membaca dengan sangat lancar, namun saat ditanyakan apa isi bacaannya, dia tidak dapat menjawab. Keadaan yang demikian tidak dapat disebut cakap membaca. Membaca dan menulis merupakan dua aktivitas yang tidak terjadi secara serentak. Menulis selalu mendahului membaca. Karena tujuan dari kata-kata yang tertulis ialah untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain, dan kata-kata yang dipergunakan itu serupa benar dengan kata-kata yang diucapkan, maka selama anak tidak memeroleh pengertian dari kata-kata yang tertulis itu, selama itu pula tidak dapat dikatakan bahwa anak itu membaca. Seorang anak yang telah mendapat latihan untuk menulis, biasanya telah dapat pula mengucapkan bunyi suatu kata-kata. Pada umumnya, belajar menulis kata-kata lebih banyak memerlukan waktu daripada belajar membaca kata-kata. Anak memerlukan waktu yang agak lama untuk mencari huruf-huruf yang dibutuhkan untuk penyusunan kata-kata. Anak yang belum mahir membaca hanya mampu menangkap satu atau dua kata saja, dan menafsirkan dalam waktu yang cukup lama. Sebaliknya, anak yang telah mahir membaca akan mampu menangkap banyak kata-kata dan menafsirkannya dalam tempo yang relatif singkat. Sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar, terutama pada kelas-kelas permulaan, membaca memang ada kalanya perlu "disuarakan". Maksudnya agar segera diketahui apakah pengucapan bunyi-bunyi dan huruf-huruf dari kata atau kalimat dalam bacaan dilakukan oleh murid secara benar dan jelas. Menurut Drs. R.I. Suhartin Citrobroto, sekolah zaman dulu kurang menekankan kemampuan membaca dalam hati. Justru sebaliknya, sementara guru sering tanpa disadari mengembangkan kemampuan menyuarakan tulisan atau membaca keras tersebut, akibatnya murid-muridnya, nanti setelah terjun dalam masyarakat, akan mengalami hambatan. Sebab dalam masyarakat, yang dimaksud membaca pada umumnya adalah membaca dalam hati. Membaca keras hanya digunakan dalam membaca syair atau puisi saja. Pendapat Suhartin tadi diperkuat pula oleh Montessori, bahwa untuk memeroleh pengertian yang saksama dari kalimat-kalimat yang dibaca itu, pembacaan harus dilakukan pelan-pelan dan tidak bersuara keras. Membaca dengan suara keras menuntut latihan dari dua mekanisme bahasa, yakni mekanisme untuk penyebutan dan mekanisme untuk memahami bahasa tulis. Karena itu, membaca dengan suara keras lebih sukar dilakukan daripada membaca pelan-pelan. Mengingat kesulitan itu, dan untuk dapat lebih mudah mengikuti maksud yang dikandung oleh penulis bacaan, anak harus membaca pelan-pelan dahulu sebelum diperkenankan membaca dengan suara keras. Jika seorang anak mulai diajari membaca, maka jasmani dan rohani anak harus sudah cukup matang. Orang tua yang memunyai anak usia 3 dan 4 tahun sering kali ragu-ragu untuk memberi pelajaran membaca kepada anak-anaknya. Apakah waktunya tepat? Apakah harus diberikan sebelum mereka bersekolah? Atau menunggu sampai mereka berumur enam tahun, padahal si anak sudah sering bertanya dan ingin sekali mengetahui huruf apa saja yang dilihatnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini memang agak sukar dijawab karena walaupun si anak sama-sama berumur empat tahun, akan tetapi perkembangan intelektual mereka berbeda-beda. Pada umumnya, perbedaan-perbedaan perkembangan itu timbul karena latar belakang keluarga yang tidak sama. Demikian pendapat Ullan G. Katz, seorang ahli pendidik anak, khususnya yang berumur antara 3 dan 4 tahun. Ada seorang anak yang selalu diliputi rasa ingin tahu. Misalnya, Maman. Jika di layar TV ada tulisan, ia sering kali bertanya kepada ibunya. Ia ingin sekali membaca tulisan-tulisan itu karena tidak mau kalah oleh kakaknya yang sudah lancar membaca. "Bu, ini huruf apa, sih?" tanya Maman sambil membaca koran yang baru saja diantarkan oleh penjualnya. Disodorkannya surat kabar itu kepada ibu. Dengan penuh perhatian, ia mendengarkan jawaban ibu, kemudian dinyanyikannya huruf itu berulang-ulang. Rasa ingin tahu seorang anak biasanya makin lama semakin besar. Memang seharusnya demikian, malahan sebaiknya orang tua turut membantu menjaga dan memupuk agar rasa ingin tahu itu terus bertumbuh. Orang tua tidak perlu marah atau jengkel jika si anak banyak bertanya. Sebaliknya, orang tua harus bergembira karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan itu merupakan suatu permulaan yang baik, yang menunjukkan keinginan belajar membaca. Untuk melakukan pekerjaan membaca, seorang anak harus sudah mencapai taraf perkembangan jiwa dan jasmani tertentu. Perkembangan seorang anak sangat tergantung pada perlakuan lingkungan terhadap dirinya, terutama orang tuanya. Selain itu, keadaan jasmani bawaan lahir anak juga sangat menentukan. Bila penglihatan atau pendengaran anak itu cacat sejak ia dilahirkan, dengan sendirinya taraf kemampuan anak untuk membaca pun terjadi lebih lambat. Oleh sebab itu, sebagaimana disebutkan di atas tadi, dalam menentukan apakah anak sudah siap belajar membaca, orang tua harus memerhitungkan kematangan dan perkembangan anak, baik jasmani maupun rohani. Biasanya kesulitan membaca yang dialami anak-anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: - Anak cukup matang untuk menerima pelajaran membaca. Biasanya umur enam tahun sudah cukup matang untuk mendapatkan pelajaran membaca. - Anak yang selalu diliputi rasa takut, akan takut pula untuk mengenal sesuatu yang baru, misalnya untuk membaca yang sebelumnya belum dipelajarinya. - Bagi seorang anak, ada kalanya diperlukan suatu teknik atau metode khusus. Suatu metode yang cocok untuk sekelompok anak, belum tentu cocok untuk anak lain. Kematangan anak untuk belajar membaca tercermin pada beberapa kemampuan tertentu pada anak. Misalnya kemampuan melihat, kemampuan mendengar, kemampuan memahami, dan besarnya perhatian. Kemampuan melihat yang baik adalah salah satu unsur utama dalam hal membaca. Oleh karena itu, penglihatan anak harus diperiksa dulu untuk dapat menentukan apakah anak siap membaca atau belum. Kemampuan mendengar diperlukan untuk membedakan bunyi. Kemampuan membedakan bunyi ini kelak akan dapat dipergunakan untuk membedakan pengertian lambang-lambang huruf untuk tiap-tiap bunyi yang diwakilinya. Kemampuan memahami, si anak mengetahui bahwa huruf tertentu adalah lambang dari bunyi tertentu. Pemahaman ini lalu berkembang menjadi pemahaman akan rangkaian huruf-huruf yang merupakan lambang rangkaian bunyi. Perhatian anak yang besar merupakan penggerak dari keseluruhan unsur-unsur utama untuk dapat belajar membaca. Perhatian inilah yang melatih kemampuan anak secara aktif membedakan bentuk-bentuk huruf, bunyi, dan hubungannya dengan hal-hal nyata di sekitar anak. Menurut Dr. Montessori, anak baru bisa belajar membaca setelah ia bisa menulis dengan baik. Ia harus belajar membaca dengan mendengarkan bunyi dari kata-kata (secara fonetik), lalu mengulanginya lagi sampai ia mengerti. Sering kali, anak bisa membaca pada saat yang bersamaan ketika ia menemukan bahwa ia bisa menulis. Rata-rata anak yang berumur 4 tahun membutuhkan waktu 1 atau 2 belas bulan mulai dari latihan pertamanya sampai ia bisa menuliskan kata-kata pertamanya, demikian menurut Dr. Montessori. Anak berumur 5 tahun hanya membutuhkan waktu 1 bulan. Selanjutnya, anak membutuhkan waktu dua minggu untuk bisa membaca setelah ia bisa menulis. Saat ini, metode Montessori untuk mengajar membaca dan menulis merupakan salah satu yang paling baik dan sempurna. Kebanyakan dari program Montessori ditujukan untuk melatih kelima panca indra anak dan diharapkan agar anak bisa merasakan kegembiraan karena dapat berkomunikasi melalui tulisan dan bacaan. Telah kita ketahui bahwa setiap anak, kecuali yang sangat terbelakang, akan belajar menggunakan bahasa yang digunakan lingkungannya. Ia akan menggunakannya dengan baik sebelum berumur lima tahun. Ia juga akan memiliki logat bahasa, perbendaharaan kata-kata, dan tata bahasa. Dan ia belajar bahasa itu tanpa susah payah, tanpa pendidikan formal, tanpa tekanan, dan biasanya disertai semangat dan kegembiraan. Ia juga belajar bahasa lebih mudah pada tahun-tahun ini dibandingkan pada masa-masa berikutnya oleh karena keadaan fisik otaknya yang sedang berkembang. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga Penulis: Alex Sobur Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1987 Halaman: 169 -- 173 TIPS _________________________________________________________________ KESULITAN MEMBACA Umur dan kecepatan anak-anak dalam belajar membaca sangat beraneka, seperti juga dalam kebanyakan aspek perkembangan lainnya. Kebanyakan anak belajar membaca antara usia 3 dan 8 tahun. Bagi beberapa orang, proses untuk menjadi pembaca dapat memerlukan waktu 2 atau 3 tahun. Bagi yang lainnya, segala-galanya berjalan lancar sehingga dalam enam bulan mereka dapat menjadi pembaca yang bersemangat dan tidak bergantung kepada orang lain. Tetapi persentase kecil anak-anak memang mengalami kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajar membaca. Ada sejumlah sebab yang memungkinkannya. Kapan Harus Kuatir? Karena banyaknya variasi dalam umur dan kecepatan anak-anak dalam belajar membaca, sering kali sukar bagi orang tua untuk mengetahui kapan harus memprihatinkan ketidakmajuan anaknya dalam pelajaran. Jangan risau bila anak Anda belum berumur tujuh tahun. Jika pada usia ini tidak ada kemajuan, Anda perlu mengambil beberapa langkah. Tidaklah masuk akal untuk menganggap bahwa jika masalah ini diabaikan, maka akan hilang dengan sendirinya. Dengan bertambahnya usia, akan makin sulit untuk menangani masalah mereka dalam membaca. Apa yang Harus Dilakukan? Periksa daftar pengecekan di bawah ini untuk memastikan bahwa Anda memberikan dukungan dan dorongan yang benar kepada anak Anda dan jangan mengharapkan yang tidak mungkin mengenai anak Anda. Jika Anda masih risau, beritahu guru anak Anda dan buatlah janji untuk bertemu dengan kepala sekolah untuk membahas situasi ini dengannya. Jika tampaknya ada masalah baca yang parah, ia mungkin menyarankan, atau Anda dapat meminta, suatu penilaian oleh seorang pakar psikologi pendidikan. Daftar Pengecekan untuk Orang Tua Jika tampaknya anak Anda menghadapi kesulitan dalam pelajaran membaca, tanyalah diri sendiri apakah Anda memberikan cukup bantuan yang benar. Bacalah daftar ini untuk membantu Anda memutuskan. - Apakah Anda memberikan bantuan yang teratur dengan pembacaan di rumah? Lima menit tiap hari akan jauh lebih baik daripada setengah jam, seminggu sekali. - Apakah Anda memberikan banyak waktu kepada anak Anda untuk melihat-lihat buku sebelum memintanya mencoba membacakannya untuk Anda? - Apakah Anda menggunakan buku-buku dari tingkat yang benar untuk anak Anda? Anda memerlukan buku yang mudah untuk mendorong kelancaran dan pemahaman cerita, tetapi bukan sesuatu yang kebayi-bayian yang akan meremehkan harga diri. Sebuah buku yang terlalu sukar dan memerlambat pembacaan akan sulit dipahami. - Apakah Anda menyediakan banyak kesempatan bagi anak Anda untuk menulis? Ingat bahwa menulis akan membantu baik membaca maupun mengeja, namun diperlukan suatu tujuan untuk menulis. - Apakah anak Anda memahami bahwa Anda yakin akan kemampuannya dalam membaca? Usahakan agar tidak memberitahu dia akan kekuatiran apapun yang Anda punyai mengenai kekurangmajuannya, jangan pernah menyebabkan ia merasa bahwa Anda memastikan dia akan gagal. - Pernahkah Anda berbicara dengan guru anak Anda? Ia sendiri mungkin prihatin mengenai kemajuan anak Anda dan mampu menyarankan cara-cara lebih lanjut di mana Anda dapat membantu di rumah, atau mungkin ia merasa bahwa Anda terlalu banyak mengharapkan padahal anak Anda maju sesuai dengan kemampuannya. - Masihkah Anda membaca untuk anak Anda dengan teratur? Menikmati buku-buku bersama-sama akan memberinya motivasi untuk belajar membaca. - Sudahkah Anda memeriksakan anak Anda kepada dokter pendengaran dan penglihatan? Masalah penglihatan atau pendengaran jelas akan memengaruhi kemampuan belajarnya. Pengajaran Istimewa Anak-anak yang merasa sangat sulit membaca sering kali dapat dibantu oleh seorang guru spesialis mereka di sekolah. Biasanya guru-guru ini mengajar kelompok kecil, atau bahkan hanya satu anak, tiap kali. Sangat diperhatikan untuk menggunakan buku-buku yang sangat menarik, tetapi teksnya sederhana. Dengan bantuan ekstra semacam ini, kebanyakan anak dapat mengatasi kesulitan mereka dalam membaca. Kadang-kadang anak yang besar, orang tua, dan orang lain direkrut untuk ikut serta dan memberikan bantuan ekstra bagi pembaca lamban, di bawah pengawasan seorang guru spesialis. Disleksia Beberapa anak yang mengalami kesukaran dalam pelajaran membaca dapat berprestasi normal dalam semua mata pelajaran lainnya. (Meskipun pada waktunya ketidakmampuan membaca yang tak terhindarkan itu akan menghambat hampir semua tugas sekolah.) Anak-anak ini sering didiagnosis sebagai disleksik, meskipun tidak semua anak dengan masalah baca dapat dinilai dengan tepat secara demikian. Anak-anak disleksik sering mengeja dengan cara yang sangat aneh dan umumnya memunyai masalah dalam setiap tugas yang menuntut pengurutan. Mereka tahu huruf-huruf apa yang harus dituliskan, namun mereka menuliskannya dalam urutan yang keliru. Merupakan perjuangan yang sukar bagi anak-anak disleksik untuk belajar membaca dan mengeja, dan sering ini diperparah oleh orang-orang yang tidak memahami kondisi itu, yang yakin bahwa anak-anak ini malas dan bodoh. Tetapi sekarang lebih banyak yang diketahui mengenai bagaimana membantu para penderita disleksia. Mereka membutuhkan pengajaran istimewa, dengan suatu program yang sangat terstruktur yang digunakan tiap harinya. Mereka yang menderita disleksia ringan sering menanggapi sangat cepat terhadap penanganan ini. Mereka yang menderita disleksia berat memerlukan lebih banyak waktu dan kesabaran. Hampir semua dari mereka memang belajar, meskipun mungkin mereka selalu membaca dengan perlahan dan memerlukan suatu kamus yang baik untuk membantu mereka. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Membantu Putra Anda Belajar Membaca Penulis: Betty Root Penerbit: Periplus, Jakarta 2003 Halaman: 44 -- 45 ULASAN SITUS__________________________________________________________ BAHAN-BAHAN UNTUK PELAYANAN ANAK http://pepak.sabda.org Kabar gembira bagi Anda para pelayan anak, kini situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen) hadir dengan wajah dan format baru. Bagi Anda yang aktif mengunjungi situs ini, mungkin sudah dapat melihat perubahan tampilan dalam situs ini, baik tampilan desain maupun tampilan data. Tim PEPAK sangat besyukur karena pada akhirnya situs ini dapat dikembangkan dan tampil lebih segar lagi untuk semakin melengkapi para pelayan anak. Selain perubahan tampilan, situs PEPAK juga sudah lebih interaktif karena setiap pengguna dapat memberikan komentar dalam situs ini. Tidak hanya itu saja, pengguna pun dapat memosting tulisan-tulisan atau pengalaman seputar pelayanan anak. Segeralah bergabung menjadi pengguna di situs PEPAK. Selain akan mendapatkan segudang informasi seputar pelayanan anak, Anda juga akan tergabung dalam komunitas para pelayan anak yang dapat saling menajamkan satu sama lain dalam situs PEPAK. Untuk mendaftarkan diri menjadi pengguna, silakan akses alamat: ==> http://pepak.sabda.org/user/register Karena masih dalam masa transisi dari situs lama ke situs baru, Tim PEPAK mohon partisipasi para Pembaca e-BinaAnak untuk mengunjungi situs PEPAK dan memberikan kritik, saran, dan laporan kerusakan teknis. Silakan isikan hal tersebut dalam halaman berikut ini. ==> http://trac.sabda.org/newticket?component=PEPAK&description=Ticket+from+http://www.sabda.org/pepak Kami ucapkan selamat berkunjung, selamat menjelajah, dan selamat saling menajamkan dalam situs PEPAK. INFO _________________________________________________________________ PUBLIKASI e-BINAANAK Melayani Tuhan melalui anak-anak yang Dia kasihi tentu saja memerlukan perlengkapan yang cukup. Selain melalui firman Tuhan, tentu saja sumber-sumber lain sebagai pelengkap untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan dalam melakukan pelayanan anak, sangat diperlukan. Salah satu sumber yang dapat digunakan para pelayan anak untuk memperlengkapi diri adalah publikasi e-BinaAnak. Di dalamnya, Anda bisa mendapatkan berbagai artikel, tips mengajar, bahan-bahan mengajar, kesaksian pelayanan, tautan ke sumber-sumber lain, dan sebagainya. Jika saat ini Anda merasa kekurangan sumber informasi atau masih memerlukan lebih banyak sumber lagi untuk mengembangkan diri dalam bidang pelayanan anak, kami mengundang Anda untuk bergabung bersama tiga ribu lebih pelayan anak yang lain dalam milis publikasi ini. Setiap minggu Anda akan dipuaskan dengan berbagai informasi dari e-BinaAnak yang dikirimkan ke alamat e-mail Anda. Tertarik? Mari bergabung, yuk. Untuk berlangganan, silakan kirimkan e-mail Anda ke: ==> <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Untuk melihat arsip-arsip edisi terdahulu, silakan akses: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Untuk melihat ribuan informasi lain seputar pelayanan anak, silakan akses: ==> http://pepak.sabda.org/ SURAT ANDA ___________________________________________________________ Dari: Pdm. Koes Hendargo, S.Th <koes<at>xxxx> >Syalom Pengurus e-Konsel, >Saya rindu untuk melayani bersama dengan Saudara semua. Dapatkah >saya menerima informasi lebih lanjut untuk hal ini? Tuhan >memberkati >Salam dan doa, >Pdm. Koes Hendargo, S.Th Redaksi: Puji Tuhan, Bapak memiliki kerinduan untuk turut melayani Tuhan melalui publikasi e-Konsel ini. Untuk berpartisipasi di e-Konsel, Anda bisa mengirim artikel-artikel konseling, kesaksian, atau tips untuk edisi-edisi e-Konsel. Bila Bapak berkenan, Redaksi akan kirimkan topik-topik e-Konsel beberapa bulan mendatang supaya artikel, kesaksian, atau tips yang Bapak kirimkan bisa sesuai dengan topik edisi yang akan diterbitkan. Selain melalui e-Konsel, Bapak juga bisa berpartisipasi melalui Situs In-Christ.net di network konseling. Silakan kunjungi situs ini di: ==> http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling Bila Bapak tertarik, silakan berpartisipasi meramaikan komunitas di situs ini dengan mengirimkan komentar atau blog. Redaksi tunggu partisipasinya, ya, Pak :) _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Evie Wisnubroto Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2008 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://c3i.sabda.org/ Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |