Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/164 |
|
e-Konsel edisi 164 (15-7-2008)
|
|
_______________________________e-KONSEL_______________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen _____________________________________________________________________ EDISI 164/15 Juli 2008 Daftar Isi: = Pengantar: Percaya Dia: Kunci untuk Percaya Diri = Cakrawala: Percaya Diri di dalam Tuhan? = TELAGA: Kepercayaan Diri = Bimbingan Alkitab: Kemuliaan Kristus: Kepercayaan Diri Orang Kristen = Tips: Memperkuat Rasa Percaya Diri = Ulasan Situs: Sumber-Sumber Konseling dalam e-Artikel PENGANTAR REDAKSI ____________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Dalam sebuah iklan produk kosmetik, diceritakan tentang seorang gadis yang tiba-tiba menjadi tidak percaya diri karena bau tidak sedap yang muncul dari badannya. Iklan itu memberi solusi bahwa bau badan itu bisa diatasi dengan menggunakan penyegar tubuh yang ditawarkan. Selanjutnya dalam iklan itu ditampilkan gadis tersebut menjadi percaya diri setelah menggunakan produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut. Tontonan itu seolah ingin menyampaikan pesan bahwa sangatlah mudah mendapatkan kepercayaan diri. Benarkah begitu? Kenyataannya, banyak orang yang harus menghadapi kesulitan bahkan dapat mengakhiri hidupnya karena masalah percaya diri yang kurang. Apakah anak-anak Tuhan juga dapat terbelenggu oleh masalah percaya diri ini? Bagaimana kita mendapatkan kepercayaan diri yang sejati, yang tidak tergantung kepada penilaian orang lain terhadap diri kita? Silakan simak sajian-sajian dalam edisi e-Konsel kali ini. Kita dapat melihat bahwa seharusnya di dalam Kristus, tidak ada istilah "tidak PD". Dengan PD (percaya Dia), kita dapat mengatasi masalah kurangnya PD (percaya diri) dalam hidup kita. Selamat menyimak. Pimpinan Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani CAKRAWALA ____________________________________________________________ PERCAYA DIRI DI DALAM TUHAN? Kepercayaan diri adalah hal yang sangat indah, yang menguatkan kita untuk menghadapi hidup dengan keberanian, keterbukaan, dan kejujuran. Orang Kristen dengan kepercayaan diri yakin bahwa mereka dicintai, berharga, dan aman dalam rencana Tuhan bagi hidup mereka. Saat kita merasa aman, kita akan lebih mudah melangkah keluar dan mencoba hal-hal baru, walaupun mungkin kita membuat beberapa kesalahan di sepanjang perjalanan. Kepercayaan diri memampukan kita untuk bergerak maju sambil mengharapkan kesuksesan dibanding sambil mengkhawatirkan kegagalan. Hal ini sangat penting dalam memenuhi rencana Tuhan bagi hidup kita. Saya yakin bahwa salah satu dari hal-hal utama yang menghalangi kita tidak bisa berjalan dengan kepercayaan diri seperti yang Tuhan inginkan adalah karena keraguan terhadap diri sendiri. Ketidakmampuan kita untuk percaya pada diri sendiri mengikat kita dan menutup kemungkinan kita untuk menjadi sukses. Meragukan diri sendiri dan percaya diri tidak berjalan bersamaan, mereka saling melawan satu sama lain. Karena itu, kita harus mengidentifikasi akar dari keraguan terhadap diri sendiri ini dan mengerti bagaimana mengembangkan kepercayaan diri kita di dalam Kristus. Keraguan Terhadap Diri Sendiri Berakar dari Ketakutan Keraguan terhadap diri sendiri adalah jenis ketakutan yang menyiksa, yang menyebabkan kita takut untuk membuat kesalahan atau membuat keputusan yang salah. Bagi kebanyakan orang, hal ini berakar dari fakta bahwa mereka memunyai perasaan yang salah tentang siapa diri mereka sebenarnya. Perasaan yang berakar dalam ini sering kali menahan kita untuk menerima diri kita sendiri dan kepercayaan diri yang kita butuhkan untuk membuat berbagai keputusan. Hasilnya? Kita hanya hidup dalam kebingungan dan kebimbangan karena kita begitu takut untuk berbuat salah. Orang yang ragu terhadap dirinya sendiri sama dengan orang yang bimbang dan mendua hati. Dalam Yakobus 1:5-8, dinyatakan bahwa Tuhan tidak dapat menjawab doa dari seseorang yang mendua hati karena dia tidak stabil dalam segala jalannya. Keraguan terhadap diri sendiri dapat menyebabkan kita kembali ke belakang dan bersembunyi daripada bergerak maju ke arah yang Tuhan tunjukkan bagi kita. Kembali ke belakang merupakan tindakan dan respons terhadap rasa takut. Tuhan akan memberikan respons ketika kita bertindak dalam iman, bukan dalam ketakutan. Sementara musuh menggunakan rasa takut untuk mencobai dan menghalangi kemajuan kita serta mencuri tujuan dan fokus kita, Tuhan bekerja melalui iman untuk memenuhi panggilan-Nya atas hidup kita. Dalam 2 Timotius 1:7 dikatakan, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." Langkah pertama untuk berjalan dalam kepercayaan diri adalah memerbaharui pikiran kita dengan tidak mengizinkan ketakutan memimpin hidup kita. Ketika kita menetapkan langkah untuk berjalan dalam Roh-Nya (kekuatan, kasih, dan ketertiban), maka kita akan mulai hidup dalam kepercayaan diri yang tak tergoncangkan, yang hanya bisa kita temukan di dalam Dia. Kepercayaan Diri Berakar dari Iman Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa kepercayaan diri kita harus berada di dalam Kristus sendiri, bukan dalam diri kita, bukan dalam diri orang lain, dan bukan di dalam dunia atau sistemnya. Kepercayaan diri kita harus berakar dalam keyakinan akan cinta-Nya yang tanpa syarat kepada kita. Tanpa kepercayaan diri yang datang dari pengetahuan kita akan seberapa besar cinta-Nya, kita tidak akan pernah dapat menikmati hidup kita ataupun hubungan dengan-Nya. Keraguan adalah rasa takut untuk membuat kesalahan dan memunyai pikiran-pikiran negatif tentang hal-hal yang terjadi pada kita. Sementara kepercayaan diri adalah memunyai iman di dalam cinta-Nya untuk kita. Iman mengharapkan terjadinya hal-hal baik serta memampukan kita untuk menghadapi kesalahan-kesalahan yang kita perbuat dan untuk merasa aman, hidup tanpa kekuatiran atau ketakutan. Keyakinan bahwa kita dapat mencapai sukses dengan perkenan-Nya, membantu kita menghadapi dan menangani setiap tantangan yang kita jumpai dalam hidup kita. Seiring dengan meningkatnya pengertian kita akan kasih dan perkenan Tuhan, level kepercayaan diri kita juga akan meningkat. Sebagai hasilnya, kita akan menjadi lebih nyaman dengan siapa diri kita yang sebenarnya dan mampu menjalani kehidupan dengan keyakinan bahwa kita dapat menangani apapun yang ada di depan kita. 1 Yohanes 4:18 mengatakan, "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." Saat Anda dan saya memilih untuk tetap memandang-Nya, cinta-Nya pada kita akan menghilangkan rasa takut dan ragu terhadap diri sendiri, memampukan kita untuk menunggu dengan harapan, dengan keyakinan bahwa Dia memunyai rencana akan hal-hal yang baik untuk kehidupan kita. Menjadi Percaya Diri di dalam Kristus Kita hanya bisa percaya diri selama kita percaya dan mengandalkan kekuatan Kristus yang hidup dalam kita. Filipi 4:13 menyatakan, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa kita dapat melakukan segala sesuatu yang Tuhan minta kita untuk lakukan karena kasih karunia-Nya. Melalui kekuatan-Nya, kita dapat mengalahkan keraguan terhadap diri sendiri dan pikiran yang negatif. Bertahun-tahun yang lalu, saya memunyai masalah yang serius dengan kekurangan rasa percaya diri karena saya tumbuh dalam keluarga yang hancur. Ayah saya adalah seorang pecandu alkohol dengan temperamen yang tinggi. Dia telah menyakiti saya secara mental, fisik, emosional, dan seksual. Saat saya berusia delapan belas tahun, saya telah mengalami banyak kesakitan dan kekecewaan. Tidak ada sesuatu yang saya inginkan yang terjadi dalam hidup saya sehingga saya bertumbuh dengan mengharapkan terjadinya hal-hal buruk. Saya pikir dengan mengharapkan hal-hal yang buruk, saya tidak akan merasa kecewa jika hal itu terjadi. Saya mengira dengan meninggalkan rumah, masalah akan selesai. Ketika berusia delapan belas tahun, saya pun pergi dari rumah. Saya tidak menyadari bahwa sebenarnya masalah itu tetap saya bawa dalam pikiran saya. Pikiran, keinginan, dan emosi saya telah rusak dan terluka. Saya adalah seorang yang patah hati dan penuh keraguan terhadap diri sendiri, dengan karakter yang sangat negatif. Meski saya percaya kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya, saya tidak tahu apa-apa tentang iman. Saya tidak mengerti bagaimana berdoa dengan iman seperti yang tertulis dalam Alkitab. Saya harus belajar banyak untuk memercayai Tuhan dan mendapatkan kepercayaan diri di dalam Kristus. Saya sangat bersyukur Tuhan telah mengubah saya dalam tahun-tahun selanjutnya, memulihkan saya, dan memberikan kehidupan yang layak kepada saya. Dia telah membebaskan saya dari ketakutan, sikap negatif, dan keraguan terhadap diri sendiri. Dia telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menolong orang lain yang juga bergumul dengan masalah yang sama. Saya telah belajar bahwa saya bisa berkata "TIDAK" kepada ketakutan dan keraguan terhadap diri sendiri, begitu juga dengan Anda. Pilihan ada di tangan Anda. Ketika ketakutan mengetuk pintu, Anda bisa menjawabnya dengan iman. Ketika keraguan terhadap diri sendiri mengetuk pintu, Anda bisa menjawabnya dengan kepercayaan diri! Kekuatan dari Keputusan Tuhan menciptakan kita dengan kehendak bebas. Sebagai orang percaya, kita dapat mengalahkan semua hal negatif yang iblis rencanakan bagi kita dengan melatih kekuatan kita untuk sepakat dengan Tuhan dan janji-janji-Nya. Seberapa besar pun keraguan yang kita rasakan, kita dapat memutuskan untuk tetap maju dalam iman, percaya diri dalam Tuhan dan firman-Nya. Dalam Yosua 24:15, kita melihat Yosua memilih untuk melayani Tuhan. Dia tidak mendasarkan keputusannya atas apa yang dilakukan orang lain atau perasaannya. Dia mendasarkan kepercayaan dirinya kepada janji-janji Tuhan. Jika kita percaya bahwa Tuhan di dalam kita, memimpin dan membimbing kita karena kita meminta-Nya, seharusnya kita memunyai kepercayaan diri bahwa Dia-lah yang mengarahkan hidup kita. Anda dan saya harus memilih untuk percaya dalam janji-Nya, bukan pendapat orang lain atau bahkan pikiran dan perasaan kita sendiri. Dengan kata lain, kita tidak perlu merasa percaya diri karena kita bisa menjadi percaya diri. Kita hanya perlu mempelajari firman-Nya sehingga kita bisa sepakat dengan apa yang dikatakan-Nya dan melihat diri sendiri sebagaimana Dia melihat kita. Mungkin Anda memunyai hal-hal negatif yang tersimpan dalam pikiran Anda seperti saya dulu. Tuhan bisa mengubah semuanya itu. Dalam Yohanes 16:24, kita diperintahkan untuk meminta hal-hal yang telah Tuhan janjikan kepada kita. Jika Anda dan saya merasa tidak layak, kita tidak mungkin memintanya dengan iman atau dengan percaya diri bahwa kita akan menerima apa yang kita minta. Mengapa? Karena keraguan terhadap diri sendiri akan selalu menghalangi kita untuk menerima yang terbaik dari Tuhan. Namun dengan memilih untuk sepakat dengan firman-Nya dan memunyai kepercayaan diri di dalam Kristus, kita dapat menerima anugerah Tuhan yang terbaik dalam hidup kita. Jika Anda mau menikmati yang terbaik itu, mulailah membuat keputusan untuk melawan ketakutan dan memercayai Dia. Dalam Mazmur 56:4, Daud mengatakan, "Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut ...." Ketika secara konsisten Anda memilih untuk mengandalkan Tuhan, memercayai apa yang firman-Nya katakan tentang Anda lebih daripada kata-kata orang lain atau perasaan Anda, maka Anda akan menghabiskan semakin sedikit waktu untuk meragukan diri sendiri. Melihat Apa yang Tuhan Lihat Tuhan berkata bahwa Anda dan saya berharga, diciptakan dalam rahim ibu kita dengan tangan-Nya sendiri. Kita memiliki tujuan di dunia ini. Tuhan berkata bahwa Dia memanggil kita dengan nama kita dan kita adalah kepunyaan-Nya. Ambil waktu sejenak dan lihatlah ke dalam hati, apa yang Anda lihat di sana? Apakah anda dipenuhi dengan keraguan ataukah kepercayaan diri yang datang dari pengenalan yang dalam akan Tuhan dan kasih-Nya yang tak bersyarat bagi Anda? Jika jawaban Anda tidak sejalan dengan firman-Nya, saya mau mendorong Anda untuk mulai memerbaharui pikiran tentang bagaimana Tuhan memandang Anda. Jangan biarkan perasaan memimpin kehidupan Anda lagi. Ambil langkah iman dan mulailah memercayai Tuhan hari ini. Pilihlah untuk sepakat dengan-Nya dan percaya bahwa Anda sangat berharga. Dia memunyai rancangan masa depan yang hebat untuk Anda, dan itu dimulai dari sekarang! Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: IndoForum Diposting oleh: Shelinda Alamat URL: http://www.indoforum.org/showthread.php?t=9457 TELAGA _______________________________________________________________ KEPERCAYAAN DIRI Ada dua aspek besar di dalam kepercayaan diri. 1. Aspek diri itu sendiri. Yang dimaksud diri bukan hanya tubuh jasmani, namun yang lebih penting lagi adalah substansi dari diri kita. Yaitu siapa kita menurut pandangan kita dan juga yang terpenting adalah memunyai suatu kekuatan dari dalam diri kita sehingga saat kita mengarungi hidup, kita tidak merasa sebagai orang yang tersesat, terkatung-katung tanpa arah, sebab kita memunyai substansi atau suatu isi dari dalam diri kita. 2. Aspek memercayai diri. Jadi memercayai pertimbangan kita, memercayai kemampuan, kebiasaan yang bersumber dari satu hal, yaitu kita mesti memiliki penilaian tentang diri yang lumayan positif. Diri sebenarnya berasal dari bahan yang kita serap dari lingkungan kita dan terutama adalah dari keluarga kita. Jadi yang dimaksud dengan bahan adalah interaksi, pergaulan antara kita dengan orang tua kita. Yang dimaksud interaksi atau pergaulan adalah hidup bersama-sama dengan orang tua, melihat perilaku mereka, dididik oleh mereka, dinasihati oleh mereka, mengisi diri kita sehingga diri kita itu tidak kosong. Misalkan anak sudah berjanji kepada orang tua akan ada di rumah pada pukul 09.00 malam, ternyata dia pulang pukul 11.00 malam, orang tua pun menjadi marah. Ketika marah, orang tua mengatakan, "Engkau harus belajar menepati janjimu, sebab orang hanya akan percaya kepada engkau kalau engkau bertanggung jawab dengan janjimu." Perkataan tersebut adalah bahan yang akhirnya membentuk diri si anak. Tiba-tiba si anak disadarkan akan satu hal yang mungkin dulu disepelekan olehnya, bahwa perkataannya atau janjinya itu adalah sesuatu yang akan dipegang oleh orang dan menjadi bahan penilaian orang terhadap dirinya. Bahan di sini bisa positif maupun negatif. Bahan yang positif dapat menambah kekuatannya, bahan yang negatif justru akan menghancurkan dirinya. Jadi di sini ada dua aspek. Pertama adalah kekurangan bahan yang positif. Misalnya orang tua jarang bergaul dengan anak, dua-duanya sibuk, pulang malam, jarang mengungkapkan cinta, mengobrol, berdiskusi dengan anak. Hal ini menjadikan defisit, kekurangan dalam diri anak. Kedua, banyak dampak negatif yang akan timbul bila anak kerap dikritik, dituntut secara berlebihan, dimarahi semau-maunya, dan sebagainya. Hal tersebut adalah interaksi atau bahan-bahan negatif yang diserap oleh si anak sehingga si anak akhirnya memiliki diri yang penuh dengan perasaan-perasaan negatif. Aspek memercayai diri bersumber dari satu hal, yaitu kita mesti memiliki penilaian tentang diri yang lumayan positif, apakah kita bisa memercayai keputusan yang diambil oleh diri kita ini. Ada orang yang senantiasa ragu-ragu mengambil keputusan. Kerapuhan penilaian diri sangat tampak pada keputusan yang telah diambil, yaitu sering kali keputusan itu diambil bukan berdasarkan pada apa yang kita pikir, apa yang telah kita timbang dengan baik-baik, namun kita sangat dipengaruhi oleh faktor akibat. Kepercayaan diri yang lemah sering kali muncul atau terlihat dalam kasus seperti ini, jadi terlalu memikirkan pandangan orang, penilaian orang nanti akibatnya bagaimana, nanti orang lihat saya bagaimana, sehingga akhirnya keinginan diri, ide dari diri sendiri tertindih dan tidak muncul. Yang perlu dilakukan untuk mengatasi/membangun kepercayaan diri adalah seperti berikut. 1. Tahu siapa diri kita di hadapan Tuhan. a. Bereskan dulu relasi kita dengan Tuhan. Firman Tuhan menyatakan bahwa kita ini adalah anak Tuhan, dilihat Tuhan secara khusus dan spesial. Dengan kata lain, kita mesti melihat bahwa kita diciptakan Tuhan bukan karena kebetulan. Memang kita muncul dari orang tua, namun kehadiran kita di dunia ini ditetapkan oleh Tuhan. Dia menghendaki kita ada. Itu berarti Tuhan memunyai rencana dengan kehadiran kita ini dan sebaiknya hidup sesuai dengan rencana Tuhan. b. Mulai mengisi diri kita dengan pergaulan yang positif, kita mencari teman yang positif yang membangun, kita mencari lingkungan yang positif dan membangun relasi dengan baik. 2. Memercayai diri. Di sini kita memang perlu pengalaman sukses, pengalaman keberhasilan, dan juga perlu tanggapan dari orang lain bahwa kita berhasil. Nah, dari kedua hal inilah kita akhirnya perlahan-lahan mulai membangun kepercayaan diri. Sajian di atas kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. T014B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org> atau < TELAGA(at)sabda.org >. Atau kunjungi situs TELAGA di: ==> http://www.telaga.org/ringkasan.php?kepercayaan_diri.htm BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________ KEMULIAAN KRISTUS: KEPERCAYAAN DIRI ORANG KRISTEN Apakah percaya diri itu? Bagaimana bentuk percaya diri itu dalam diri manusia? Bagaimana pemahaman akan kasih Allah memengaruhi kepercayaan diri kita? Percaya diri adalah apa yang Anda rasakan mengenai diri Anda sendiri. Bila Anda merasa sangat menyukai diri Anda dan merasa bahwa Anda adalah orang yang baik, maka harga diri Anda tinggi. Bila Anda sangat tidak menyukai diri Anda, berarti harga diri Anda rendah. 1. Bagi orang Kristen, arti percaya diri adalah siapakah kita di dalam Kristus. Karena kepercayaan diri sebagai orang Kristen adalah seperti apa kita dalam Kristus. Roh Kudus adalah kemuliaan Kristus yang ada dalam diri kita (Kis. 2:38; 2 Kor. 1:21-22). Siapakah Roh Kudus itu? Allah hidup di dalam diri kita. Allah menyadarkan kita pada hal-hal yang baik. Suatu kekuatan istimewa yang hanya dapat kita gunakan untuk melakukan hal-hal baik yang berasal langsung dari Allah. Beberapa karakteristik Roh Kudus adalah pengertian, hikmat, pengetahuan, akal sehat, ketergantungan pada Tuhan, kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran, kebaikan hati, kebajikan, kesetiaan, kelembutan, dan pengendalian diri. Beberapa hal yang Ia kerjakan adalah menjelaskan, menghukum, mengajar, membimbing, memberi jaminan, menjadi penengah, mengarahkan, dan mengingatkan. 2. Belajar menerima diri apa adanya. Seperti orang lain, Anda juga memiliki hal-hal yang Anda sukai dan tidak Anda sukai dalam diri Anda. Tidak ada satu manusia pun yang sempurna. Anda memiliki rasa percaya diri yang lebih baik dari yang Anda rasakan. Tidak ada rumput yang lebih hijau dalam hidup orang lain (Flp. 4:11). 3. Terapkan gaya hidup yang sehat. Olahraga, istirahat, belajar firman Tuhan, berdoa, bekerja, bermain, belajar hal-hal baru, berpikir positif, dan memunyai pola makan yang benar. Jangan berlebihan dalam satu hal (1 Kor. 6:19-20; Flp. 1:6; Flp. 4:8; Flp. 4:5). 4. Hiduplah apa adanya. Hiduplah sesuai dengan kenyataan dan tetaplah demikian. Jangan menjadi orang yang munafik. Bukalah pikiran Anda. Bila ada hal yang salah menurut firman Tuhan, maka hal itu tetaplah salah dan jangan lakukan hal itu. Jangan karena dunia mengatakan bahwa menghisap mariyuana itu sah-sah saja, maka itu berarti boleh dilakukan. Menghisap mariyuana bertentangan dengan firman Tuhan dan lebih berbahaya bagi tubuh kita dibandingkan dengan menghisap rokok. Merokok itu berbahaya. Saat kita melakukan perbuatan-perbuatan yang munafik, maka Anda merendahkan diri sendiri. Berhentilah melakukannya dan hiduplah apa adanya (Rm. 12:2). 5. Percayalah pada diri Anda dan apa saja yang Tuhan dapat kerjakan melalui diri Anda. Saya selalu berdoa dan membiarkan Roh Kudus memberi bimbingan selama konseling dan pada kehidupan sehari-hari. Dengan berdoa dan membiarkan Roh Kudus bekerja, maka saya bisa bekerja dengan efektif. Kenalilah perasaan negatif dan hadapilah setiap hari, jangan mengabaikan dan menghalangi perasaan Anda (Flp. 4:13; 2 Kor. 10:5). 6. Komunikasikan. Bicarakan dengan orang lain tentang apa yang Anda rasakan dan tanyakan apakah orang lain juga pernah merasakannya. Anda mungkin menemukan bahwa Anda bukanlah satu-satunya orang yang merasakan sesuatu atau yang telah melakukan dosa tertentu. Saat Anda membicarakan hal ini kepada orang lain, berarti Anda membangun hubungan yang lebih baik, mengurangi konflik, dan belajar tentang orang lain. Perhatikan juga bahasa tubuh Anda saat berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa tubuh Anda mengatakan sesuatu, apakah Anda benar-benar ingin membicarakan rasa percaya diri Anda? (Yak. 5:16). 7. Buatlah pilihan-pilihan yang baik. Bertindaklah dengan tenang dan rasional dalam segala situasi. Cobalah untuk tenang. Kadang-kadang Anda perlu merenungkan sebuah pemikiran sebelum Anda melakukannya. Saat Anda menghadapi pilihan-pilihan, maka harga diri Anda sedang diuji. Akankah Anda menyesal dan sedih atas keputusan Anda untuk masa yang akan datang? Atau akankah Anda bercermin dan mengatakan "selesai" atau "kerja yang bagus"? (1 Tim. 5:22; Ams. 19:2; Pkh. 5:2). Langkah-langkah untuk membuat pilihan yang baik. - Pahamilah pilihan yang Anda buat. Tanyakan pada orang lain tentang pilihan itu. Mintalah nasihat mereka. Doakan dan minta damai sejahtera Allah menolong Anda mengambil keputusan yang tepat. - Galilah ide-ide untuk membuat pilihan. - Ujilah ide-ide yang Anda gali itu untuk situasi terburuk dan terbaik. - Buatlah jalan keluar. - Lakukan pilihan Anda. 8. Percayalah penuh dan bertanggung jawab. Saat Anda memiliki tanggung jawab, maka orang-orang akan datang kepada Anda dan memberi Anda kepercayaan untuk melakukan apa yang akan Anda lakukan (Gal. 5:22-23; Rm. 15:13). 9. Tetap kerjakan hal-hal yang Anda sukai. Milikilah kegiatan favorit atau hobi. Belajarlah untuk menghibur diri sendiri. Jangan mengharapkan orang lain menghibur diri Anda. Buatlah gaya Anda sendiri dan berbahagialah dengan gaya itu. Pepatah sekuler mengatakan, "Pikiran yang kosong adalah ladang kerja Iblis.", 10. Jangan memandang diri Anda lebih tinggi dari yang sebenarnya. Hal ini kadang-kadang bisa meningkatkan harga diri Anda hingga akhirnya orang lain mulai menjauhi Anda karena kita semua tahu bahwa sebagian besar orang tidak suka pada orang yang sombong (Rm. 12:3; 1 Tim. 3:6). Dengan memeriksa ulang langkah-langkah dan ayat-ayat di atas, kiranya bisa meningkatkan iman Anda kepada Kristus. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: Williams Christian Counseling Judul asli artikel: Christ Esteem: The Christian’s Self-Confidence Penulis: Joseph A. Williams Spring Alamat URL: http://www.williamscc.org/self-esteem.pdf. TIPS _________________________________________________________________ MEMPERKUAT RASA PERCAYA DIRI Tuhan berfirman kepada Yosua: "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:9) Menurut Samuel Johnson, "Percaya diri merupakan syarat utama untuk pekerjaan yang besar." Hal ini berlaku baik untuk non-Kristen maupun orang Kristen sendiri, namun apa yang dibutuhkan orang Kristen mungkin lebih dari itu, yaitu rasa percaya kepada Tuhan. Pendapat lain menunjukkan, "Musa tidak percaya diri saat Tuhan memanggilnya. Apakah Yosua memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mengapa Allah memberitahunya supaya tidak takut? Gideon sebenarnya tidak percaya diri. Bisa dimengerti bila murid-murid Yesus hanya memiliki kepercayaan diri yang kecil, sampai mereka dipenuhi Roh Kudus. Ketika Yesus ditangkap, mereka melarikan diri. Tidak diragukan lagi, saya pun akan melakukan hal yang sama jika saya ada dalam keadaan seperti itu. Apakah Paulus memiliki kepercayaan diri yang besar dalam segala situasi, mengapa Allah mengutus malaikat mendatanginya untuk mengatakan kepadanya agar jangan takut ketika dia berada di penjara? Allah berulang kali memberitahu Daud agar jangan takut. Rasa percaya diri yang kurang bagi sebagian besar orang sama halnya dengan nilai pelajaran karena kita semua sedikit banyak berusaha untuk mencapainya. Bagaimana kita mengatasinya? Pertama, kita tidak perlu mengupayakan kegagalan. Tapi upayakanlah keberhasilan atas apa yang dapat kita lakukan, bukan pada apa yang tidak bisa kita lakukan! Sebagai contoh, saya seorang tukang batu yang payah, tapi hal itu tidak membuat saya menjadi orang payah atau buruk. Kedua, yang lebih penting lagi, rasa percaya diri itu harus dibentuk dari dalam, yaitu membentuk keyakinan pada diri sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan menjadi orang yang terbuka, jujur, dan transparan paling tidak dengan salah satu atau dua orang dari teman yang kita percaya, yang kepadanya kita bisa menceritakan semua keburukan kita. Saat mereka mengasihi dan menerima kita apa adanya, sedikit demi sedikit kita bisa belajar mengasihi dan menerima diri sendiri apa adanya juga. Ketika kita tumbuh dengan kemampuan mengasihi diri sendiri yang baik, rasa percaya diri kita semakin meningkat secara luar biasa. Ketiga, bagaimana caranya membentuk rasa percaya kepada Tuhan? Kita membentuknya dengan cara memilih untuk percaya kepada-Nya, tidak peduli apa yang kita rasakan. Saat kita merasa tidak percaya diri, katakan kepada Tuhan, "Aku takut, tapi saat ini aku pilih tetap percaya kepada-Mu." Akhirnya kita memilih untuk percaya kepada Tuhan. Kita juga bisa membentuk rasa percaya kepada Tuhan melalui pengalaman, dengan melangkah maju dan mempraktikkan iman kita kepada Tuhan dan melakukan apa yang Dia ingin kita lakukan. Ketika kita mengetahui bahwa Tuhan memakai kita, kepercayaan kita kepada Tuhan pun akan bertumbuh. Doa yang disarankan: Tuhan, terima kasih karena Engkau mengasihiku dan menerimaku apa adanya. Tolong mampukan aku untuk melakukan hal yang sama dan mampukan aku untuk bisa menjadi seseorang seperti yang Kau kehendaki sehingga kepercayaanku kepada-Mu dan rasa percaya diriku semakin bertambah -- biarlah semuanya untuk kemuliaan nama-Mu saja dan bukan untuk namaku. Terima kasih telah mendengarkan dan menjawab doaku. Dalam nama Yesus, amin. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Nama situs: The Christian Post Judul asli artikel: Strengthen Your Self-Confidence Penulis: Richard (Dick) Innes Alamat URL: http://www.christianpost.com/article/20080229/strengthen-your-self-confidence.htm/2008/04/23/11263048/membangun.rasa.percaya.diri ULASAN SITUS__________________________________________________________ SUMBER-SUMBER KONSELING DALAM E-ARTIKEL http://artikel.sabda.org Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk mempelajari konseling. Salah satunya adalah dengan membaca. Redaksi mengajak Pembaca e-Konsel menggali berbagai bahan seputar konseling dalam situs e-Artikel. Selain membaca bahan-bahan seputar konseling, pengunjung pun dapat memberikan kontribusi dengan memosting berbagai artikel seputar konseling sehingga semakin banyak lagi berkat yang bisa didapatkan oleh pengunjung lainnya. Berikut adalah beberapa artikel seputar konseling yang dapat Anda baca dalam e-Artikel. 1. 6 Pilar Penyangga Perkawinan ==> http://artikel.sabda.org/6_pilar_penyangga_perkawinan 2. Akibat Dosa dalam Berpacaran ==> http://artikel.sabda.org/akibat_dosa_dalam_berpacaran 3. Duri-Duri Pemulihan ==> http://artikel.sabda.org/duri-duri_pemulihan 4. Mengapa Tuhan Mengizinkan Kita Kecewa ==> http://artikel.sabda.org/mengapa_tuhan_mengijinkan_kita_kecewa 5. Spiritual Dehydration ==> http://artikel.sabda.org/spiritual_dehydration Jangan lupa untuk mendaftarkan diri sebagai pengguna agar dapat pula memberikan kontribusi dalam situs e-Artikel. Oleh: Evie Wisnubroto (Redaksi) _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Evie Wisnubroto Penanggung Jawab Isi dan Teknis: Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2008 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll? Silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau ke: owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |