|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-konsel/151 |
|
e-Konsel edisi 151 (2-1-2008)
|
|
Edisi (151) -- 01 Januari 2008
e-KONSEL
======================================================================
Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
======================================================================
Daftar Isi:
= Pengantar : Selamat Tahun Baru 2008
= Renungan : Mengetahui Kehendak Allah
= Cakrawala : Mencari Kehendak Allah bagi Hidup Saudara
= Bimbingan Alkitabiah: Kehendak Allah: Bagaimana Cara
Mengetahuinya?
= Surat Anda : Joy to The World
========== PENGANTAR REDAKSI ==========
Dear pembaca dan pelanggan setia e-Konsel,
Selamat berjumpa lagi pada tahun yang baru, tahun 2008! Ingar-bingar
kemeriahan pergantian tahun masih terasa di sekitar kita. Tiupan
terompet sayup terdengar dan hiasan-hiasan tahun baru pun masih
terpajang di rumah atau di tempat-tempat umum. Demikian pula suasana
libur Natal serta tahun baru, masih terasa sangat kental di setiap
rumah. Memang tidak ada salahnya bila tahun 2008 ini kita sambut
dengan penuh sukacita. Tapi ingat, jangan biarkan tahun ini berlalu
begitu saja. Bila pada akhir tahun kemarin Anda belum membuat
rencana untuk dikerjakan tahun ini, segeralah mengambil catatan Anda
dan daftarkanlah hal-hal yang ingin dan harus Anda capai tahun ini.
Menyusun rencana pribadi sangat baik dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana Anda berusaha meningkatkan kualitas pribadi Anda. Dan
sangat penting menyertakan Tuhan dalam setiap perencanaan hidup Anda
dan pelaksanaannya, agar selaras dengan kehendak-Nya.
Oke, mengawali tahun ini, Redaksi menyajikan topik "Mencari Kehendak
Tuhan Bagi Hidup Kita", dengan harapan dapat menyemangati Anda dalam
menapaki tahun yang baru.
Selamat Tahun Baru 2008!
Semoga tahun ini menjadi tahun kesuksesan kita bersama Tuhan.
Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Christiana Ratri Yuliani
========== RENUNGAN ==========
MENGETAHUI KEHENDAK ALLAH
Bacaan: 1 Tesalonika 5:16-22
Saya membuat lelucon dengan teman-teman dengan berkata bahwa saya
membuat tiga keputusan sulit setiap hari: Apa yang akan saya makan
untuk sarapan, makan siang, dan makan malam? Padahal saya tinggal di
Singapura, yang memungkinkan kami menikmati makanan Tionghoa, Melayu,
dan India di antaranya. Ya, kami justru bingung karena dimanjakan
oleh banyaknya pilihan.
Hidup ini juga meliputi banyak keputusan, yang jauh lebih serius
daripada sekadar memilih makanan. Mungkin hal ini menjelaskan
mengapa orang suka mempertanyakan kehendak Allah dalam hidupnya.
Menemukan kehendak Allah sebenarnya bukanlah proses yang rumit. Dia
telah memberi kita banyak prinsip yang sederhana dan jelas bagi
kehidupan kita. Misalnya, Dia berkata, "Inilah kehendak Allah, yaitu
supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang
yang bodoh" (1 Petrus 2:15). Dalam 1 Tesalonika 4:3 kita membaca,
"Inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi
percabulan." Dalam 1 Tesalonika 5:18 pun kita diajar, "Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di
dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Ketika kita hidup oleh iman dan melakukan apa yang dikatakan dalam
Alkitab dengan jelas, kita harus yakin bahwa Tuhan akan memimpin
kita dalam mengambil keputusan yang sulit ketika pilihan-pilihan
yang ada membingungkan kita. Yang terpenting, kehendak Allah adalah
supaya kita berserah kepada-Nya, dan bersedia untuk mengikut dengan
setia ke mana pun Dia memimpin kita - AL
CARA TERBAIK UNTUK MENGETAHUI KEHENDAK ALLAH
ADALAH MENYATAKAN KETAATAN KITA KEPADA-NYA
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama publikasi: e-Renungan Harian
Edisi : Kamis, 6 Desember 2001
Alamat URL : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2001/12/06/
========== CAKRAWALA ==========
MENCARI KEHENDAK ALLAH BAGI HIDUP SAUDARA
Kita belajar dari kitab Kisah Para Rasul bahwa ketika anggota gereja
mula-mula dulu berusaha untuk mengetahui kehendak Allah, mereka
mencari kesepakatan sebelum mereka bertindak. Seperti yang
dituliskan para rasul dan tua-tua kepada orang-orang percaya bukan
bangsa Yahudi, "Sebab itu dengan bulat hati kami memutuskan ..."
(Kis. 15:25). Gereja yang mula-mula itu membuat keputusan bukan atas
dasar suara terbanyak, tetapi bila setiap orang sepakat terhadap
suatu perkara.
Saya memunyai kelompok penyokong terdiri dari tiga orang yang
bertemu dengan saya secara rutin. Mereka mengenal saya, mereka
mengetahui bakat-bakat saya, mereka mengetahui kelemahan saya.
Bilamana saya harus mengambil keputusan dan saya mencari kehendak
Allah, saya tidak merenungkannya sendiri. Saya membawanya kepada
kelompok penyokong saya. Oleh karena mereka mengenal saya dengan
baik, saya bisa membeberkan persoalan saya di hadapan mereka, dan
mereka akan ikut serta menyelesaikan persoalan ini bersama saya.
Kami mendoakan keputusan itu; mendiskusikannya. Saya tahu bahwa saya
telah menemukan kehendak Allah jika kami berempat benar-benar
mencapai suatu kesepakatan.
Saya memerlukan kelompok penyokong ini sebab saat membuat keputusan,
sangat sulit untuk mengetahui dengan pasti apakah seseorang sedang
mencari kehendak Tuhan atau kehendaknya sendiri. Sering kita begitu
kuat menginginkan sesuatu sehingga kita merasa bahwa yang kita
inginkan itu adalah kehendak Allah. Misalnya, saya berbicara kepada
seorang pria yang akan meninggalkan istrinya dan menikah dengan
wanita lain. Istrinya bukan orang Kristen, sedangkan wanita lain ini
Kristen. Pria tersebut telah meyakinkan dirinya bahwa perceraian dan
kawin lagi ini adalah kehendak Allah. Saya tidak dapat mengubah
keyakinannya. Saya tanyakan apakah dia sudah membicarakan hal ini
dengan orang lain, dan ia menjawab tidak. Mengapa tidak? Ia
menerangkan, "Sebab saya mengetahui apa yang akan dikatakan orang
lain, dan mereka tidak mengetahui kehendak Allah seperti yang saya
ketahui." Pikiran egosentris seperti itu bisa menyebabkan orang
mengira bahwa kehendaknya sendiri adalah kehendak Allah.
Kadang-kadang orang berkata, "Roh sedang menuntun aku." Bagaimana
mereka tahu bahwa itu Roh Allah dan bukan roh jahat atau ego mereka
sendiri? Sahabat-sahabat Kristen yang baik bisa menolong Saudara
membedakan hal itu. Mereka mengoreksi dan menyadarkan bahwa mungkin
Saudara sedang mengikuti kehendak hati sendiri dan bukan Roh Allah.
Jika mereka mengasihi Saudara, mereka akan jujur kepada Saudara.
Jika mereka mengasihi Saudara, mereka akan menolong Saudara
menghindari kekeliruan yang besar.
Pada waktu saya mengajar di sebuah seminari, saya sangat tertekan
oleh sejumlah besar siswa yang ternyata seharusnya tidak masuk
seminari ini. Saya bertanya pada diri sendiri, bagaimana anak-anak
yang tidak memunyai karunia untuk memberikan khotbah ini bisa
menyelesaikan pendidikan seminari dan nantinya memimpin gereja. Saya
tahu mereka akan mematikan gereja-gereja, jadi saya bertanya tentang
keputusan mereka untuk masuk seminari. Saya selalu mengajukan
pertanyaan yang sama, "Hal apakah yang meyakinkan kalian bahwa
perasaan terpanggil ini benar-benar berasal dari Allah?" Dalam
setiap kasus ternyata tidak terdapat hal yang dapat menguatkan
keyakinan mereka. Saya kira kelompok penyokong akan dapat menolong
mengarahkan anak-anak ini ke jurusan yang benar-benar sesuai dengan
karunia dan bakat mereka.
Saya mengalami pertolongan ini dalam hidup saya sendiri. Satu kali
saya mendapatkan kesempatan untuk memeroleh pekerjaan yang akan
menjadi kemajuan penting bagi saya, satu pekerjaan bergengsi tinggi
dan banyak dikenal masyarakat. Pada waktu saya mendiskusikan hal ini
dengan kelompok saya, mereka berkata, "Tony, kami tahu pekerjaan ini
sangat memuaskan hati, tetapi kami mengenal kepribadianmu, kami
mengenal watakmu, kami mengetahui karuniamu. Jikalau engkau menjadi
pemimpin perguruan tinggi itu, dua hal akan terjadi: kau akan
menghancurkan perguruan tinggi itu atau perguruan tinggi itu akan
menghancurkanmu." Lalu kami berdoa dan membicarakannya. Jika
keputusan itu diserahkan kepada saya, saya tentu akan menerima
pekerjaan tersebut, tetapi saya mematuhi saudara seiman saya
sehingga dapat menghindari bencana yang besar.
Untuk menemukan kehendak Allah, kita memerlukan suatu kelompok
penyokong. Kita harus bersedia mematuhi pendapat anggota-anggota
kelompok itu dan tidak menolak bila mereka mengatakan kepada kita
bahwa apa yang akan kita lakukan berlawanan dengan kehendak Allah.
Allah sering berbicara melalui saudara-saudara seiman dalam Kristus
secara jauh lebih efektif daripada Ia berbicara kepada kita secara
langsung, sebab kadang-kadang ego kita merintangi komunikasi
langsung itu.
Kelompok penyokong hendaknya terdiri dari orang-orang berjenis
kelamin sama. Hubungan akrab dalam kelompok seperti itu dapat menuju
pada hubungan seksual bila kelompok itu terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Sering saya menemukan orang Kristen yang hidupnya hancur
karena hubungan seks di luar pernikahan. Hampir dalam setiap
kejadian, hubungan itu diawali dengan kegiatan rohani -- orang
berdoa dan mencari kehendak Tuhan bersama-sama. Nasihat Paulus
kepada Timotius sangat benar -- "Orang perempuan tua hendaknya
melayani perempuan yang lebih muda dan lelaki yang lebih tua
melayani laki-laki yang lebih muda." Cara ini lebih aman (lihat
1 Tim. 5:1,2).
Pilihlah orang-orang seperti Saudara agar mereka mengerti Saudara;
pilihlah orang-orang yang memunyai kesamaan pribadi dengan Saudara.
Yesus berkata bahwa Saudara harus mengasihi setiap orang, tetapi
Saudara tidak perlu akrab dengan setiap orang. Beberapa orang lebih
mudah Saudara kasihi daripada yang lain. Dari orang-orang itu,
Saudara bisa membentuk sebuah kelompok penyokong kecil untuk berdoa
satu sama lain dan saling menolong mencari kehendak Tuhan.
Mereka yang ada dalam kelompok penyokong ini sebaiknya memunyai
latar belakang sosial dan pendidikan yang seimbang agar mereka bisa
saling mengerti dengan baik. Mereka juga harus cukup berani untuk
saling menasihati secara benar dan jangan sedikit pun saling merasa
takut. Misalnya, saya tidak akan pernah mengajak salah satu murid
saya masuk dalam kelompok penyokong saya karena ia akan merasa takut
pada saya. Demikian pula, seorang karyawan mungkin akan merasa takut
pada pimpinannya. Anggota keluarga, khususnya keluarga dekat,
mungkin tidak memunyai objektivitas untuk dapat diikutkan dalam
kelompok penyokong ini. Keseimbangan kepribadian juga harus
dipertimbangkan. Orang yang sangat pendiam dan pasif akan terdesak
oleh mereka yang memunyai kepribadian kuat dan tegas. Sebaliknya,
seorang pemimpin yang blak-blakan dapat mengambil alih dan menguasai
teman-teman sekelompok yang lebih pendiam dan penurut. Jadi, harus
ada perasaan persamaan hak -- disertai kejujuran dan keterbukaan.
Akhirnya, kelompok penyokong harus bersandar pada Alkitab,
sepenuhnya berserah kepada Tuhan. Ini bukan sekadar kelompok orang
Kristen, melainkan sekelompok orang Kristen yang berkumpul dengan
tujuan untuk bertumbuh dalam Roh.
Mencari kehendak Allah merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus setiap hari. Dalam proses ini, sangat perlu adanya
sekelompok kecil orang Kristen terpercaya yang mau mendengarkan
pilihan-pilihan Saudara, menolong Saudara memikirkan berbagai
alternatif dipandang dari sudut keberadaan Saudara dan dari sudut
firman Allah, dan berdoa bersama Saudara tentang hal itu. Sesudah
semua itu dilakukan, dan bila kesepakatan dicapai, Saudara akan
menemukan kehendak Tuhan. Kemudian keputusan Saudara berikutnya
adalah menyerah pada kehendak Tuhan itu (Anthony Campolo).
MENENTUKAN KEHENDAK ALLAH
Apakah Saudara menghadapi satu keputusan sulit yang secara khusus
tidak disebutkan di dalam Alkitab -- seperti harus kuliah di mana,
bagaimana menggunakan uang Saudara, atau apakah harus menitipkan
kakek/nenek di rumah jompo atau tidak? Ikutilah langkah-langkah di
bawah ini untuk memastikan bahwa Saudara melakukan kehendak Allah.
1. Jadikanlah Allah sebagai fokus (Mat. 6:33-34). Apakah Saudara
bersedia melakukan kehendak Allah, apa pun wujudnya? Ajukan
pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri: Apa yang merupakan
kehendak Allah bagi dunia ini? Apakah saya hidup sesuai dengan
kehendak-Nya bagi dunia ini?
2. Taatilah apa yang telah Allah katakan kepada Saudara (Rm. 13:8).
Adakah sesuatu yang Saudara tahu Allah ingin Saudara lakukan
(meninggalkan kebiasaan buruk, mengampuni saudaramu)? Taatilah
hal-hal yang sudah diketahui ini sebelum Saudara melanjutkan pada
perkara yang belum diketahui.
3. Berdoalah (Fil. 4:6). Minta Tuhan menunjukkan kepada Saudara
kehendak-Nya, yaitu dengan bekerja melalui firman-Nya melalui
orang lain dan melalui pikiran Saudara.
4. Pelajarilah Alkitab (2 Tim. 2:15, 3:16,17). Allah berbicara
kepada kita melalui firman-Nya; kita harus membacanya untuk
mengetahui apa yang Dia katakan. Waktu membaca Alkitab, carilah
prinsip-prinsip dan bukan kata-kata khusus atau ayat-ayat bukti.
5. Carilah nasihat (Ams. 20:5,18). Ceritakan kesulitan Saudara
kepada orang lain yang mengenal Saudara dan mengerti Alkitab.
Mintalah nasihatnya. Orang-orang non-Kristen yang mengenal
saudara dengan baik bisa juga memberikan wawasan berharga.
6. Berpikirlah (Rm. 12:2; Yak. 1:5). Pertimbangkan semua fakta yang
ada. Tuliskan prioritas Saudara. Telitilah pengalaman masa lalu
dan tujuan masa sekarang. Pakailah otak Saudara, bukan hati
Saudara, pikirkan baik dan buruknya keputusan itu.
7. Bertindaklah dengan penuh keyakinan (Yak. 1:6-8). Jikalau Saudara
telah mengikuti enam langkah di atas, saudara bisa mengambil
keputusan dan yakin akan bimbingan Allah. Sudah tentu ini
merupakan langkah iman, tetapi demikianlah yang dimaksud dengan
kehidupan Kristen -- hidup oleh iman. Ingat, "tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah" (Ibr. 11:6).
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Pola Hidup Kristen
Penulis : Anthony Campolo dan Dave Veerman
Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas Malang, Yayasan Kalam Hidup
Bandung, Lembaga Literatur Baptis Bandung, dan YAKIN
Surabaya, 2002
Halaman : 855 -- 859
========== BIMBINGAN ALKITABIAH ==========
KEHENDAK ALLAH: BAGAIMANA CARA MENGETAHUINYA?
Ayat Alkitab
------------
Mazmur 40:9
1 Samuel 15:22
Yohanes 14:15,23
Yakobus 1:22
Mazmur 37:3,5
Mazmur 84:12
Latar Belakang
--------------
Allah memiliki kehendak khusus bagi hidup setiap orang percaya.
Mengetahui dan melakukan kehendak-Nya harus merupakan tujuan hidup
kita yang terutama, apa pun risikonya.
Agar dapat mengetahui kehendak Allah bagi hidup kita, kita harus
lebih dahulu mengenal Allah sendiri. Kita tidak mungkin mengenal
diri kita sendiri sebelum mengetahui siapa yang memiliki kita. Kita
belajar makin mengenal Dia, sambil menaklukkan diri kita kepada
wibawa-Nya (ketuhanan-Nya), taat pada firman-Nya dan dipimpin oleh
Roh Kudus. Sebanding dengan tingkat pengenalan dan penaklukkan diri
kepada-Nya, kita akan mengalami kesukaan hidup berjalan dalam
kehendak-Nya. "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu" (Ams. 3:5,6).
------------------------------Kutipan-------------------------------
Menurut Billy Graham:
"Mengetahui kehendak Allah adalah hikmat yang tertinggi. Hidup di
dalam pusat kehendak Allah akan memastikan ketulusan pelayanan kita
kepada Allah. Anda akan banyak mengalami banyak kesulitan bila
berada di luar kehendak-Nya, tetapi hati Anda akan penuh sejahtera
walaupun berkekurangan asalkan Anda ada dalam kehendak Allah. Anda
tenang sejahtera, walaupun ada di dalam kesulitan atau aniaya,
selama Anda ada dalam kehendak Allah. Alkitab menyatakan bahwa Allah
memiliki rencana untuk setiap kita dan akan memimpin kita menggenapi
rencana tersebut, asal kita tetap bersekutu dengan Dia."
--------------------------Kutipan_Selesai---------------------------
Strategi Bimbingan
------------------
Salut kepada dia yang memiliki kerinduan untuk mencari yang
tertinggi dan terbaik dari Allah untuk hidupnya. Jelaskan bahwa
hanya anak Tuhan yang dapat mengetahui kehendak khusus-Nya untuk
hidup mereka.
Kadang-kadang ada juga orang yang belum Kristen yang mengutarakan
keinginan untuk mengetahui kehendak Allah tentang suatu langkah
keputusan penting tertentu. Katakan padanya bahwa langkah pertama
untuk mengetahui kehendak Allah ialah menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juru Selamatnya. Jelaskan "Damai dengan Allah" (traktat
untuk menolong/menuntun orang non-Kristen agar dapat menerima
Kristus, dari LPMI/PPA; atau Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5;
atau CD-SABDA, Topik 17750). Untuk orang Kristen yang mencari
kehendak Allah, jelaskan beberapa prinsip untuk mengetahui kehendak
Allah.
1. Nasihatilah dia untuk membereskan setiap kelakuan atau hubungan
yang mungkin merintanginya dalam mengetahui kehendak Allah.
Kadang-kadang hubungan cinta atau hubungan kerja tertentu harus
dihentikan, atau dosa tertentu harus diakui lebih dahulu.
Jelaskan "Pemulihan" (traktat bagi orang yang sudah menerima
Kristus, namun undur dari-Nya dan kini mencari pengampunan, dari
LPMI/PPA; atau Buku Pegangan Pelayanan, halaman 11 -- 12; atau
CD-SABDA: Topik 17753).
Tekankan bahwa meluruskan jalan Tuhan terjadi melalui pengakuan
(1 Yoh. 1:9), dan membereskan hubungan dengan orang lain
terjadi melalui permohonan maaf dan perbaikan. "Senantiasa
berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni, di hadapan
Allah dan manusia" (Kis. 24:16).
2. Doronglah dia untuk berketetapan hati, bersedia melakukan
kehendak Allah, apa pun resikonya. "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
setiap hari dan mengikut Aku" (Luk. 9:23).
3. Usulkan kepada dia untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data dan
menyaring serta mempertimbangkan segala aspek dan keadaan dalam
kaitannya dengan kehendak Allah baginya, melalui pikiran, akal
sehat, pengalaman-pengalaman terdahulu, dan nasihat teman-teman
rohani. Dia perlu mempertimbangkan kekhasan dirinya dalam karunia
dan talenta yang ada.
4. Usulkan agar dia mencari kehendak Allah dalam petunjuk firman
Tuhan. Prinsip, perintah, atau larangan apa yang sesuai dengan
situasinya? Adakah Roh Kudus menanamkan suatu ayat atau janji
tertentu yang mendorong hatinya? "Firman-Mu itu pelita bagi
kakiku dan terang bagi jalanku" (Maz. 119:105).
5. Doronglah dia untuk berdoa agar Allah menyatakan kehendak-Nya dan
dia memiliki ketajaman rohani untuk menangkapnya. Hamba Ishak
berkata: "Tuhan telah menuntun aku di jalan" (Kej. 24:27).
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur" (Fil. 4:6).
6. Dia harus peka akan pimpinan Roh Kudus dan bertanya pada dirinya,
"Apakah Dia memimpinku menuju atau menjauh dari suatu urusan dan
tindakan tertentu?" "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi
segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dinyatakan-Nya
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang"
(Yoh. 16:13).
7. Anjurkan dia untuk bertanya, "Sejahterakah aku, ketika aku
memikirkan hal-hal yang nanti bakal terjadi? Atau gelisah dan
resahkah aku, karena batinku mengalami ketidakpastian?" "Di mana
ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat
kebenaran ialah ketenangan" (Yes. 32:17).
8. Anjurkan dia agar memberi tempat untuk iman. Sekarangkah
waktunya untuk maju atau berhenti dengan iman? Haruskah ia
bertindak sesuai dengan petunjuk yang Allah berikan melalui
prinsip dan petunjuk di atas? "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan
dan percayalah kepadanya, dan Ia akan bertindak" (Maz. 37:5).
9. Sebagai latihan untuk mengikuti kemajuannya, anjurkan dia membuat
sebuah daftar. Tuliskan pertimbangan-pertimbangan pro (mendukung)
dan kontra (melawan) untuk setiap kemungkinan. Cara ini
membuatnya mampu melihat dan berpikir objektif tentang pimpinan
Tuhan.
10. Berdoalah dengannya tentang langkah-langkah pendahuluan yang
harus diambilnya untuk menerapkan prinsip di atas.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Buku Pegangan Pelayanan
Penulis : Billy Graham
Penerbit : Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)
Halaman : 97 -- 99
CD-SABDA : Topik 17582
========== SURAT ANDA ==========
Dari: Mesakh Lo < mesakh(at)xxxx >
>To Day The Christ was Born on Earth....
>Joy to the world the Lord is come let earth received her KING....
>Let every heart prepared HIM room let heaven and nature Sing....
>Let every breath Sing for the KING of KING who was born on earth...
>WISH U HAVE A MERRY MERRY CHRISTMAS TO ALL AND ALL
>May GOD BLess & Let there be peace on earth.....
>with luv in Christ,
>Mesakh Lo
Dari: Jonas Sebayang < jonas(at)xxxx >
>Saya Jonas Sebayang menyampaikan:
>Kepada Istriku Margaretta, anakku Petra dan anakku Esther.
>Kepada Pempinan Redaksi, staff dan pelanggan-pembaca e-Konsel;
>e-Binaanak; e-Leadership; Sabda .org.
>Kepada Majelis Jemaat dan Jemaat GKI Serang
>Kepada GSM dan ASM GKI Serang
>Kepada POUK ASC.
>Selamat Hari Natal 25 Des. 2007 dan Tahun Baru 2008:
>Tuhan menuntun kita dan memberkati kita selalu dalam pelayanan dan
>dalam pekerjaan kita.
>Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab
>sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh
>bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
>Tuhan, di kota Daud (Lukas 2:10-11).
Redaksi:
Terima kasih Pak Mesakh dan Pak Jonas atas partispasinya di
e-Konsel. Seluruh Redaksi e-Konsel juga mengucapkan Selamat Natal
2007 dan Tahun Baru 2008 untuk Anda dan keluarga. Kiranya Natal ini
membawa dan sukacita di hati kita. Salam untuk seluruh keluarga ya,
Pak :)
============================== e-KONSEL ==============================
PIMPINAN REDAKSI: Christiana Ratri Yuliani
PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2008 oleh YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda punya masalah/perlu konseling?
atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/
sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org
atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I : http://c3i.sabda.org/
======================================================================
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |