Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/150 |
|
![]() |
|
e-Konsel edisi 150 (15-12-2007)
|
|
Edisi (150) -- 15 Desember 2007 e-KONSEL ====================================================================== Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ====================================================================== Daftar Isi: = Pengantar : Siapkan Hati Menyambut Natal = Renungan : Natal yang Berbeda = Cakrawala : Kembali ke Hakikat Natal = Kesaksian : Kelly = Tips : Ucapan Natal Non-Kartu = Info : Kirim Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru = Surat Anda : Terima Kasih e-Konsel Edisi November ======= PENGANTAR REDAKSI ========== Mendekati hari Natal, tentu kita semakin disibukkan dengan berbagai persiapan yang diperlukan untuk merayakan hari istimewa ini. Setiap kita tentu ingin Natal kali ini tidak akan berlalu begitu saja. Kita tentu ingin mendapatkan sesuatu, entah itu kenangan, pelajaran, motivasi, atau apa saja yang bisa mendorong kita untuk semakin dekat lagi dengan Tuhan. Untuk itulah, bila saat ini Anda sedang menyiapkan berbagai keperluan Natal, jangan lupa untuk menyiapkan hati Anda supaya Natal kali ini mendapat ruang tersendiri dalam diri Anda. Belum terlambat bila sekarang persiapan hati itu dimulai. Oleh karena itu, e-Konsel akan membantu Anda menyiapkannya melalui sajian pada edisi terakhir tahun ini. Artikel-artikel dalam kolom Renungan, Cakrawala, dan Kesaksian kali ini, semoga tidak hanya menolong Anda untuk mempersiapkan hati menyongsong Natal tahun ini, tapi melaluinya, Anda pun dapat membantu orang lain dalam menyongsong Natal. Dan sajian kolom Tips, semoga memberi inspirasi dalam memeriahkan suasana Natal Anda. Tak lupa, Redaksi mengucapkan terima kasih atas kebersamaan pelanggan dan pembaca setia e-Konsel selama tahun 2007 ini. Harapan kami, apa yang telah kami sajikan bisa menjadi berkat dan memberi manfaat, baik untuk menambah pengetahuan, perkembangan rohani, maupun pelayanan Anda. Menutup perjumpaan kita di tahun ini, Redaksi mengucapkan: SELAMAT NATAL 2007 DAN TAHUN BARU 2008 kepada segenap pelanggan dan pembaca setia e-Konsel. Sampai bertemu lagi di tahun 2008, Tuhan memberkati. Pemimpin Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani ========== RENUNGAN ========== NATAL YANG BERBEDA Bacaan: Matius 25:31-46 Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat. 25:40). Ketika aku masih kecil, kehidupan kami sangat berkekurangan, namun masa Natal selalu menakjubkan. Hadiah-hadiah sedikit dan kecil, namun kami selalu bahagia dengan apa yang kami terima. Waktu yang paling indah adalah ketika menyanyi bersama-sama di muka pohon terang yang dipimpin oleh Ibu. Ini adalah waktu yang luar biasa dan kudus saat kami menaikkan pujian kepada Tuhan. Sekarang di dunia Barat, Natal sudah menjadi peristiwa komersial. Persiapan dan pembelian hadiah telah mengambil alih makna rohani Natal -- kelahiran Juru Selamat kita. Banyak orang bahkan tidak ingat mengapa mereka merayakan Natal. Tidak ada sesuatu yang kudus tentang itu. Aku berharap agar setiap orang yang merayakan Natal membawa makanan dan hadiah bagi yang kekurangan dan mengajak orang-orang yang kesepian ke dalam rumah kita. Itulah hadiah kita untuk Yesus. Pokok pikiran: hadiah apa yang dapat kuberikan kepada Yesus, Sang Juru Selamat? Doa syafaat: untuk melihat kekudusan Natal. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buletin: Buletin Kalam Hidup Edisi Desember 2003 Penulis : Nn. Sonja Haralds (Reykyavik, Islandia) Penerbit : Yayasan Kalam Hidup-Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung 2003 Halaman : 32 -- 33 ========== CAKRAWALA ========== KEMBALI KE HAKIKAT NATAL Meskipun kelahiran Yesus ke dunia sangat sederhana, perayaan Natal kini identik dengan pesta besar dan belanja besar-besaran, rekreasi dan bersukaria. Namun di bagian lain dari bumi ini, banyak orang sedang mengalami kelaparan, penganiayaan, dan penderitaan karena berbagai bencana alam. Bagaimana sikap kita dalam menghadapi semua itu? Apakah kita akan bersikap acuh tak acuh atau menundukkan kepala dan turut merasakan penderitaan mereka? Saya sedang menanti-nantikan hari Natal -- seperti tahun yang sudah-sudah, saya yakin bisnis di seputar Natal akan kembali marak. Komersialisme akan kembali ditawarkan untuk menyambut hari besar tersebut. Saya dapat membayangkan suasana seperti apa yang akan mewarnai hari-hari seputar Natal. Barangkali kita akan mencari pohon pinus atau cemara hidup untuk dibawa pulang. Jika kedua jenis pohon tadi sulit diperoleh, mungkin kita akan membeli pohon Natal plastik. Sesudah itu, seluruh keluarga akan berkumpul dan bersama-sama menghias pohon Natal itu. Lalu keesokan harinya, kita akan pergi ke gereja untuk mendengar khotbah Natal yang disampaikan dari mimbar. Setelah kebaktian usai, kita pun pulang. Ke mana pun kita pergi, suasananya mirip dan kita akan berulang kali disuguhi cerita-cerita seputar Natal. Sebagaimana layaknya memperingati hari-hari besar lainnya, pada hari Natal biasanya kita menyediakan hidangan istimewa, mengundang kerabat terdekat, tetangga, atau teman-teman kantor untuk makan bersama di rumah. Dengan kata lain, setiap kali hari Natal tiba, ada suasana khas muncul di sekitar kita dan kita pun sibuk mengisi hari-hari itu dengan aktivitas Natal. Namun sayang, tidak jarang kita menjalani semua aktivitas tersebut tanpa didasari dengan pemahaman tentang Natal sesuai maksudnya. Banyak hal yang menyebabkan keluarga saya menjadi begitu tertarik dan selalu menunggu-nunggu datangnya hari Natal. Mulai dari kesempatan bertemu teman lama, melakukan perjalanan ke luar kota, berkumpul bersama seluruh keluarga, termasuk dengan mereka yang selama ini jarang bertemu sebab tinggal di kota lain. Meskipun begitu, sukacita kita kadang-kadang terusik oleh kenyataan bahwa ada banyak keluarga yang justru sedang berada di ambang kehancuran. Belum lagi jika kita mulai memikirkan kerusakan lingkungan hidup manusia yang semakin parah. Menipisnya lapisan ozon di atas sana telah membuat bumi ini semakin panas. Kondisi udara di sekitar tempat tinggal kita telah tercemar oleh asap buangan knalpot kendaraan bermotor, air tanah mungkin mulai tercemar oleh limbah pabrik yang dibuang sembarangan. Semua itu dapat mengurangi sukacita. Belum lagi jika kita melihat kecenderungan banyak keluarga yang tiba-tiba menjadi begitu konsumtif, sementara keluarga lainnya begitu miskin sehingga tidak tahu pasti apakah esok hari masih bisa makan atau tidak. Kurangnya pemahaman terhadap dasar-dasar iman Kristen, khususnya dalam kaitan dengan peristiwa seputar Natal, membuat banyak di antara kita menjadi kurang peka terhadap penderitaan yang dihadapi sesamanya. Di satu sisi kita harus bersukacita, namun di sisi lain ada banyak kekhawatiran. Kedua sisi itu tarik-menarik sehingga kita menjadi bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Memang Natal tidak akan menjadi berkat jika kita melakukannya tanpa memahami benar makna yang terkandung di dalamnya. Ibarat barang elektronik, secanggih apa pun teknologi yang diterapkan, semua itu tidak akan dapat dinikmati jika kabelnya tidak dihubungkan dengan stop kontak; sebab dari situlah daya listrik itu tersedia. Makna Natal yang sesungguhnya baru dapat dimengerti secara benar jika kita dapat menghubungkan antara sukacita Natal pertama ketika hal itu dulu terjadi dengan sukacita Natal sekarang maupun yang akan datang, kendatipun manusia dan lingkungannya terus berubah. Jika kita memerhatikan percepatan pertambahan penduduk dunia dan membandingkannya dengan daya dukung bumi itu sendiri, pasti kita akan sampai pada kesimpulan bahwa suatu saat umat manusia akan menghadapi masalah serius dengan lingkungan. Belum lagi tekanan yang diakibatkan oleh buruknya situasi ekonomi. Akan banyak tenaga kerja yang terpaksa di-PHK karena perusahaan tidak lagi berproduksi, alias bangkrut. Tekanan-tekanan tersebut lebih terasa jika kita hidup di negara-negara berkembang. Namun di sisi lain, kehidupan terus berjalan dan kita harus mengisinya. Sebagai orang percaya, kita pun tidak luput dari semua masalah itu. Kita sama-sama hidup di dunia dengan lingkungan yang semakin rusak. Yang seharusnya membedakan antara mereka yang beriman dan yang tidak adalah sikap dalam menghadapi semua itu. Di tengah-tengah sikap pesimis sebagian besar orang terhadap masa depan bumi ini, hendaklah kita tetap optimis. Persoalan lingkungan memang tidak akan hilang begitu saja hanya karena segelintir orang bersikap dan bertindak positif terhadap lingkungannya sementara yang lain mengeksploitasi alam secara tidak bertanggung jawab. Namun sekurang-kurangnya, kita telah melakukan bagian kita dan memberi pengaruh terhadap pemikiran dunia yang cenderung pragmatis. Sebelum menciptakan manusia, Allah lebih dahulu menciptakan berbagai binatang. Dalam kitab Kejadian dikatakan, "Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik" (Kej. 1:21). Sebelum air bah datang, Allah berkenan menyelamatkan setiap binatang masing-masing sepasang melalui bahtera Nuh. Dalam kitab Ayub, Allah berkata kepada Ayub dari dalam badai, "Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? --Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?" (Ayb. 38:4-5) Dari pembacaan firman Tuhan tersebut, dapat disimpulkan bahwa alam semesta ini diciptakan Tuhan dengan perhitungan yang matang. Antara satu ciptaan dan ciptaan lainnya seharusnya ada interaksi harmonis dan saling menguntungkan sehingga kehidupan yang satu menopang kehidupan yang lain. Jika bumi yang kita huni ini kita eksploitasi secara berlebihan, keseimbangan ekologi akan terganggu dan mulailah muncul berbagai bencana alam. Dengan munculnya berbagai persoalan yang semakin berat menekan kehidupan umat manusia, bagaimana mungkin kita dapat merayakan Natal dengan pemahaman bahwa setiap Natal harus ada pakaian baru untuk anak-anak, makanan istimewa, suasana ceria, bahkan berekreasi ke luar kota? Tetapi sebaliknya, apakah dengan tidak adanya hal-hal semacam itu, maka kita tidak dapat lagi bersukacita dalam melewati Natal? Lagi-lagi semua itu bergantung kepada anggapan masing-masing kita tentang Natal. Jika jiwa konsumtif telah merasuki kehidupan kita sehingga hakikat Natal itu identik dengan berbelanja pakaian dan sepatu baru, pada saat tidak ada uang menjelang Natal akan sulit untuk bersukacita. Kita tidak mungkin mengubah keadaan sekitar kita menjadi seperti yang kita inginkan. Yang paling mungkin adalah membangun sikap positif terhadap semua keadaan yang kurang menguntungkan sekalipun. Kita hendaknya mulai mengikis anggapan bahwa Natal identik dengan pakaian baru dan makanan istimewa sehingga tanpa itu semua, perayaan Natal menjadi kurang lengkap -- padahal dahulu Yesus yang adalah Pencipta alam semesta ini datang ke dunia dengan keadaan sangat sederhana. Meskipun begitu, momen ini sangat penting, sebab itulah peristiwa kelahiran Sang Juru Selamat, penebus dosa umat manusia. Para gembala di padang pun bersukacita dengan apa yang ada pada mereka. Mereka datang dan melihat bayi Yesus, lalu kembali ke tempat kerja mereka dengan ucapan syukur kepada Allah. Dunia bisnis memang telah membawa kita kepada pola hidup konsumtif. Seolah-olah kita kerja setahun hanya untuk dihabiskan seminggu, yakni pada saat merayakan Natal. Kita merayakan Natal semeriah mungkin tanpa peduli dengan penderitaan masyarakat sekitar. Akibatnya, kita tidak menjadi berkat bagi orang lain, bahkan sebaliknya, menimbulkan kecemburuan sosial yang tidak mustahil dapat menyulut munculnya perasaan benci. Bukankah itu tidak kita harapkan? Kita tidak mungkin mengubah keadaan sekitar kita menjadi seperti yang kita inginkan. Yang paling mungkin adalah membangun sikap positif terhadap semua keadaan yang kurang menguntungkan sekalipun. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buletin: Sahabat Gembala, Edisi Desember 2001 Penulis : Tidak dicantumkan Penerbit : Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung 2001 Halaman : 4 -- 8 ========== KESAKSIAN ========== KELLY Ada saat-saat di dalam hidup kita yang menonjol seperti batu mulia. Ada yang diharapkan dan direncanakan, ada pula yang direkam. Kadang-kadang, saat-saat itu diberikan kepada kita sebagai sesuatu yang memberikan pemahaman baru. Yang kumaksud ialah beberapa peristiwa luar biasa yang mengubah cara pandang kita terhadap dunia dan kehidupan. Pada Desember 1990, aku mendapat hadiah cinta dan harapan yang sangat besar sehingga jalan hidupku mengalami perubahan. Hadiah yang kumaksud ialah Kelly. Ia adalah seekor anjing pelacak yang berbulu coklat keemasan. Pada akhir 1989, aku menjadi editor majalah yang terbit secara berkala di Illinois, yakni "Golden Retriever Klub". Klub kami mencari jalan untuk menarik anggota-anggota baru. Aku membaca beberapa artikel tentang anjing-anjing yang mengunjungi orang sakit dan orang-orang di rumah perawatan serta di rumah sakit. Beragam cerita mengenai anjing dan apa yang dilakukannya telah membuatku berpikir bahwa program semacam ini mungkin cocok untuk klub kami. Ini merupakan kiat yang luar biasa untuk melibatkan pemilik anjing pelacak yang bermutu. Menjelang Desember 1990, program terapi awal untuk anjing pada Klub Golden Retriever di Illinois siap dimulai. Kami membentuk kelompok-kelompok pada beberapa daerah pinggiran di Chicago. Tepat sebelum Natal, aku dan Kelly berencana untuk melakukan kunjungan kami yang pertama ke sebuah panti untuk para wanita yang menderita cacat mental. Aku sangat gugup pada saat melakukan kunjungan itu. Kami pergi ke panti itu bersama dengan dua anggota klub. Mereka memunyai anjing yang bisa segera menyesuaikan diri. Salah satu di antaranya cukup terampil dalam menjalankan perintah tuannya. Sebaliknya, Kelly tidak mudah untuk menyesuaikan diri dan ia tidak seterampil anjing lain dalam menuruti perintah tuannya. Aku menjadi lebih yakin ketika aku membuat suatu kesalahan asumsi tentang Kelly. Kupikir Kelly bisa mempertahankan diri dalam menghadapi kedua anjing milik temanku yang luar biasa. Aku melakukan perjalanan yang tidak terlalu jauh dari rumah. Perjalananku diwarnai dengan langit yang mendung dengan temperatur sekitar tiga puluh derajat. Hari yang kelabu itu seakan-akan cocok dengan suasana hatiku. Tidak ada seorang pun dari kami yang pernah melakukan sesuatu seperti yang terjadi di panti itu. Semua rencana yang akan kami lakukan pada kunjungan itu tiba-tiba menjadi tidak berarti. Kami tidak tahu apa yang kami harapkan dari para penghuni. Kami semakin takut dengan apa yang jarang kami lihat dan kami dengar di tempat itu. Mungkin kami telah membuat suatu kesalahan. Meskipun anjing-anjing kami telah diuji dan terdaftar pada Terapi Anjing Internasional, mereka mungkin belum siap untuk melakukannya. Saat itu, beberapa penghuni segera turun ke gang dan menuju ke arah kami sambil tersenyum. Kami tidak mungkin untuk berputar kembali. Kami menarik napas dalam-dalam sambil tersenyum untuk menunjukkan keberanian. Kami pun menggenggam rantai anjing di tangan kami dengan erat. Kemudian kami masuk ke pondok pertama dari ketujuh pondok yang harus kami kunjungi. Banyak di antara wanita yang kelihatan sakit di tengah suasana ruangan yang terang-benderang dan penuh dengan aksesoris menarik. Beberapa di antara mereka duduk di kursi roda, sedangkan yang lain dijaga sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan jatuh. Beberapa penghuni duduk di sofa atau di kursi yang ditempatkan dalam kelompok-kelompok yang penuh keceriaan. Sebuah permadani bekas yang berwarna terang menambah sentuhan seperti suasana di rumah. Sebuah pohon Natal kecil ada di salah satu sudut dan sedang menunggu untuk dihias. Ketika kami memasuki ruangan, anjing-anjing mengambil alih dan mulai berjalan dari satu kelompok ke kelompok lain. Sepertinya, anjing-anjing ini meminta belaian dari para penghuni panti. Wanita-wanita itu menuruti keinginan mereka dengan senang hati. Ketika anjing-anjing itu berkeliling di tengah tawa riang dan celotehan gembira dari para penghuni panti, Kelly bergerak menuju ke salah seorang wanita yang duduk di kursi roda. Kelihatannya perempuan itu sedang tidur. Kelly berusaha untuk menarik perhatiannya. Bila Kelly mendekatinya, kupikir wanita itu tidak akan mengalami apa pun karena ia berada di ruang harian bersama penghuni lainnya. Kelly berjalan ke arah kursi roda itu. Ia menyorongkan dan mendorongkan kepalanya yang lembut di bawah lengan wanita itu. Ternyata tidak terjadi apa pun. Kelly mendorong lebih keras dan belum terjadi apa-apa. Kemudian Kelly menaikkan moncongnya ke pipi wanita itu dan memberikan salah satu ciumannya yang berharga. Ciuman yang dingin, basah, dan sangat berair. Ternyata kali ini berhasil! Wanita itu membuka matanya. Perlahan-lahan, ia memusatkan perhatiannya kepada Kely. Kemudian ia mulai meneriakkan suara-suara yang menunjukkan ketakutannya. Ini pun membuatku takut. Ekor Kelly semakin cepat berkibas dan ini belum pernah kulihat sebelumnya. Ia terus menjilati pipinya. Kelihatannya Kelly sangat menyukainya. Wanita itu mengulurkan tangannya untuk menarik Kelly lebih dekat. Rupanya ia mengalami kesulitan karena gerakan tangannya sangat terbatas. Tetapi ia berhasil mendekatkan kepalanya ke kepala Kelly. Lalu suara ketakutannya pun berhenti. Ia mulai bersenandung: "Bayiku! Bayiku!" secara berulang-ulang. Salah seorang perawat menjaga anjing-anjing yang lain. Ternyata ia mendengar keributan yang disebabkan oleh Kelly. Ia bergegas ke arah kami dan kelihatannya terguncang. Apa yang telah kami perbuat? Apakah Kelly membuat wanita ini marah? Seharusnya, aku tidak membiarkan Kelly menciumnya. "Mary Ann? Mary Ann? Apakah Anda dapat mendengarku?" perawat itu berteriak di telinga wanita itu. Mata Mary Ann berkedip ke arah perawat itu, tetapi ia tak pernah berhenti bersenandung. Bahkan, ia menarik kepala Kelly lebih keras. Perawat itu melihat ke arahku dan air mata menetes di pipinya. "Mary Ann berada pada tahap akhir dari penyakit Alzheimer," perawat itu menerangkan. "Dia belum pernah mengucapkan sepatah kata pun dalam dua setengah tahun terakhir. Sebetulnya, kami tidak tahu apakah ia bisa berbicara. Selama ini, ia dalam keadaan setengah sadar dan tak pernah menunjukkan reaksi pada siapa pun atau apa pun. Sekarang, lihatlah padanya! Ia tertawa dan berbicara dengan anjing Anda!" Beberapa perawat lainnya menyadari apa yang sedang terjadi antara Kelly dan Mary Ann. Mereka kagum pada Kelly dan peristiwa penting itu. Marry Ann terus memeluk Kelly dan berbicara dengannya. Ia terus mengucapkan kata-kata yang sama secara berulang-ulang. Mary Ann dan Kelly terus saling berinteraksi selama lebih dari lima menit. Tiba-tiba, Mary Ann memejamkan matanya. Lengannya jauh ke samping dan ia tidur kembali. Perawat menerangkan bahwa keadaan Mary Ann makin lama makin buruk. Tak ada yang bisa dilakukan untuk memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Tak seorang pun mengharapkan Mary Ann untuk "bangun". Tetapi, ia bisa bangun. Mary Ann terbangun selama lebih dari lima menit. Mary Ann tahu bahwa dirinya masih hidup serta ada satu sosok bersamanya dan sekaligus mencintainya. Ini adalah hadiah Natal dari Kelly kepada orang asing yang bernama Mary Ann. Kunjungan kami berlanjut dan kami membawa anjing-anjing kami ke pondok-pondok lain. Kami mengunjungi penghuni-penghuni yang lain. Anjing-anjing kami mengadakan sedikit pertunjukkan. Mereka memakai topi-topi Santa yang lucu dan memberikan cinta sebanyak yang mereka terima selama ini. Sepanjang sore, aku terus berpikir tentang kejadian yang dialami oleh Mary Ann. Aku memutar rekaman di benakku beberapa kali dan menghayatinya. Ternyata aku menyukai kisah itu. Ketika Kelly dan anjing yang lain memberikan ungkapan cinta dan kegembiraan kepada wanita-wanita ini, aku memikirkan apa yang baru saja kulihat dan kurasakan dalam waktu yang pendek itu. Kusadari bahwa aku tidak akan pernah menukarkan momen itu dengan semua hadiah yang terbaik di dunia sekalipun. Kelly telah membawa keajaiban khusus untuk Mary Ann dan yang lain. Aku bersyukur karena Kelly menjadi bagian dalam hidupku. Aku sangat beruntung karena bisa menyaksikan peristiwa itu. Ini yang kumaksud dengan munculnya batu mulia dalam hidup kita. Kadang-kadang, batu-batu mulia itu datang ketika kita tidak mengharapkannya. Ini suatu kesanggupan untuk menemukan hadiah bagi hati dan jiwa secara tak sengaja, bahkan ini dilakukan oleh seekor anjing. Itu yang diberikan oleh Kelly kepadaku. Kelly bukanlah mempertunjukkan sesuatu. Ia adalah hewan piaraan dan bulunya mulai berwarna abu-abu karena bertambahnya usia. Ketika aku bersama Kelly di waktu Natal, aku dapat menemukan kembali kehangatan khusus dan cinta yang lembut yang mendatangkan kegembiraan bagi orang lain. (Kesaksian dari Gloria S. Dittman, Lake Zurich, Illinois) Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: The Magic of Chrismas Miracle Penulis : Jamie C. Miller, Laura Lewis, dan Jennifer Basye Sander Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2002 Halaman : 70 -- 76 ========== TIPS ========== UCAPAN NATAL NON-KARTU Natal datang lagi. Bersamaan dengan itu, datang pula kartu-kartu Natal berisi ucapan selamat. Kini dengan berbagai desainnya yang bervariasi, kartu Natal memang semakin menarik. Namun bila dipikir-pikir, kok mengucapkan Natal melulu dengan kartu. Apa tak ada cara lain untuk mengucapkannya, yang tak kalah spesial dan tak kalah mengesankan dibanding kartu Natal yang bisa menyanyi? Ayo kita coba menggali ide-ide baru dalam mengucapkan Natal bagi orang tua, pasangan hidup, kekasih, sahabat, dan kolega-kolega lain. 1. Lewat SMS --------- Dengan semakin maraknya pengguna HP, tak ada salahnya kita mengucapkan selamat Natal lewat SMS. Bahkan lebih cepat sampai dan lebih murah daripada kartu. Habiskan jatah karakter yang ada untuk sekali kirim dengan menambahkan ucapan yang membangun dan mendorong semangat. 2. Lewat telepon langsung ---------------------- Bisa juga Anda menelepon langsung orang yang akan Anda beri ucapan selamat. Ucapkan selamat disertai pesan Natal Anda atau nyanyikan sebuah lagu Natal yang singkat bila Anda suka menyanyi. Telepon langsung ini akan paling berkesan bila Anda lakukan tepat saat hari Natal itu tiba, seperti juga SMS. 3. Lewat e-card ------------ Kini dengan semakin maraknya pengguna internet, bahkan di rumah-rumah, ucapan Natal dengan e-card bisa menjadi pilihan Anda. Selain cepat, e-card kebanyakan juga cenderung lebih menarik. Pilihan e-card pun begitu banyak macamnya sehingga Anda bebas memilih yang kira-kira sesuai dengan karakter si penerima. 4. Lewat kado ---------- Anda bisa memberi kado kepada seseorang sebagai ucapan Natal. Tambahkan saja di kado itu tulisan "Selamat Natal", maka Anda tak perlu lagi memberinya kartu. Kado ini tak harus berupa barang mahal. Buku dapat menjadi alternatif kado Natal yang bagus. 5. Lewat bunga ----------- Serangkaian bunga dalam vas atau sekadar seikat bunga rangkaian sendiri dapat juga menjadi alternatif pengganti kartu Natal. Cukup tambahkan secarik kertas kecil berisi ucapan "Selamat Natal" untuk dipasang di bunga itu. 6. Lewat kue atau permen --------------------- Setoples mungil kue atau permen juga dapat menjadi "kartu" ucapan Natal Anda. Anda dapat membeli toples sendiri dan menghiasnya dengan pita atau hiasan lain menurut selera, lalu mengisinya dengan kue kering atau permen yang cenderung lebih awet dan manis dipandang. Sertakan kertas kecil yang berisi ucapan selamat. 7. Lewat kunjungan --------------- Bila memungkinkan, Anda dapat mengunjungi kerabat dan juga sahabat Anda pada hari Natal. Susun jadwal Anda dengan memprioritaskan orang-orang yang biasanya jarang atau sulit Anda jumpai. Kebersamaan Anda dengan mereka pada saat Natal dapat lebih berharga daripada sekadar ucapan lewat kartu. 8. Lewat foto ---------- Anda dapat mengirim kartu Natal yang berupa foto Anda bersama orang yang akan Anda kirimi ucapan selamat, sebisa mungkin yang belum dipunyai si penerima. Modifikasi atau hiaslah sedikit foto tersebut sehingga pantas menjadi kartu ucapan Natal yang berkesan. Daftar ini masih bisa ditambah terus. Anda tinggal melanjutkannya dengan ber-brainstorming bersama seorang teman. Selanjutnya Anda bebas memilih cara mana yang paling sesuai dengan Anda dan ingin Anda terapkan pada Natal kali ini. Selamat berhari Natal! Semoga Natal Anda ceria! Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Gloria Cyber Ministry Penulis : GCM/Tina Alamat URL: http://www.glorianet.org/natal/natakart.html ========== INFO ========== KIRIM UCAPAN SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU Seperti yang sudah Redaksi sampaikan pada edisi sebelumnya, untuk menyambut dan memeriahkan Natal 2007 dan Tahun Baru 2008, Redaksi e-Konsel memberi kesempatan kepada para pelanggan setia dan pembaca e-Konsel untuk memberikan ucapan selamat Natal dan Tahun Baru, baik kepada sesama pelanggan maupun pembaca e-Konsel lainnya. Kirim ucapan Anda melalui e-mail ke: konsel(at)sabda.org Redaksi mengucapkan terima kasih kepada Anda yang sudah mengirimkan e-mail ucapan Natal dan Tahun Baru tersebut. Sedangkan bagi Anda yang belum, silakan kirim ucapan Natal dan Tahun Baru Anda (dalam bentuk teks karena Redaksi tidak bisa menampilkan dalam bentuk gambar) sebelum 24 Desember 2007. Redaksi akan menampilkan kiriman ucapan Anda di Edisi 150 (15 Desember 2007) dan 151 (1 Januari 2008). Jadi, kirim sebanyak-banyaknya ya ..., Redaksi tunggu :) ========== SURAT ANDA ========== Dari: Alia <alia(at)xxxx> >Dear Redaksi, >Terima kasih atas diterbitkannya lagi materi tentang remaja. >Kebetulan tahun ini, adik bungsu saya akan memasuki masa remaja >jadi materi-materi yang disajikan dalam edisi itu sangat membantu >saya untuk memahami dirinya. >Btw, menjelang Natal ini sekalian saya mengucapkan, "Selamat Natal" >bagi semua staf Redaksi e-Konsel. Kiranya e-Konsel terus menjadi >berkat bagi setiap pembacanya. >GBU, alia Redaksi: Selamat Natal dan tahun baru juga buat Anda. Puji Tuhan, sajian e-Konsel bisa menjadi berkat bagi Sdri. Alia. Kiranya edisi-edisi yang lain juga bisa menjadi berkat bagi Anda, tapi jangan berkatnya dinikmati sendiri ya :). Silakan bagikan kepada rekan-rekan yang lainnya supaya mereka juga bisa mendapatkan berkat seperti Anda. ============================== e-KONSEL ============================== PIMPINAN REDAKSI: Christiana Ratri Yuliani PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2007 oleh YLSA http://ylsa.sabda.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/ sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://c3i.sabda.org/ ======================================================================
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |