Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/138 |
|
e-Konsel edisi 138 (15-6-2007)
|
|
Edisi (138) -- 15 Juni 2007 e-KONSEL ====================================================================== Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ====================================================================== Daftar Isi: = Pengantar : Bijak Memanfaatkan Media Massa = Renungan : Siapa yang Memenuhi Kebutuhan Mereka? = Cakrawala (1): Pengaruh Dunia Maya dan Media Massa Bagi Anak dan Komunikasi Keluarga = Cakrawala (2): Anak Anda Dapat Menjinakkan Si Monster Televisi = Info : URL Topik Serupa ========== PENGANTAR REDAKSI ========== Media cetak dan elektronik sudah menjadi barang yang dengan mudah bisa kita nikmati di mana saja. Dapat dipastikan bahwa setiap orang sudah pernah menggunakannya, setidaknya mengetahui dan melihatnya. Memang, di zaman yang sudah serba canggih ini peranan media massa semakin penting. Dengan keberadaan mereka, kita bisa mendapatkan berbagai informasi dari berbagai belahan dunia. Selain itu, media massa juga bisa menjadi sarana hiburan saat kepenatan mulai kita rasakan. Bila dimanfaatkan dengan tepat, media massa bisa menjadi alat yang akan memperkaya pengetahuan kita. Namun sebaliknya, media massa juga bisa menjadi "pembunuh" bila tidak digunakan dengan bijaksana. Tidak hanya orang dewasa saja yang bisa menjadi korbannya, saat ini anak-anak pun sangat berpeluang menjadi korban. Perhatikan saja, berapa lama seorang anak duduk di depan televisi atau permainan setiap harinya. Perhatikan juga berapa banyak majalah dan buku cerita yang sering kali dengan jelas menampilkan cerita-cerita yang mengandung unsur kekerasan, pornografi, mistis, dan khayalan. Di sinilah sikap bijaksana dan selektif orang tua sangat berperan. Orang tua harus pandai mengatur dan mengontrol anak-anak mereka supaya mereka tidak dikuasai oleh media massa. Mengingat pengaruh buruk media massa terhadap anak jika tidak digunakan dengan tepat, pada edisi ini, Redaksi mengajak pembaca mengoreksi lagi seberapa besar media massa memengaruhi kehidupan anak-anak kita. Silakan simak, kiranya menjadi berkat. Pimpinan redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani ========== RENUNGAN ========== SIAPA YANG MEMENUHI KEBUTUHAN MEREKA? Bacaan: Ulangan 6:4-9 Orang tua sering merasa terganggu ketika mengetahui anak mereka membuang waktu yang berharga dan uang yang dengan susah payah dicari demi hal-hal yang bertentangan dengan prinsip Alkitab. Misalnya, kita resah jika melihat bahwa anak-anak muda menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendengarkan musik dengan lirik yang tak senonoh. Al Menconi berpikir bahwa ia tahu alasannya. Dalam publikasinya, Media Update, ia mengamati bahwa musik pop memenuhi tiga kebutuhan dasar anak muda zaman sekarang. (1) Sang artis (melalui kaset, CD, dan video) menyediakan banyak waktu dengan anak muda. (2) Para bintang menerima pendengarnya apa adanya. (3) Para artis tersebut selalu mengacu pada masalah anak muda. Sudah pasti, musisi tersebut tidak benar-benar mencintai anak-anak Anda, demikian papar Menconi. Mereka melakukannya karena uang. Tetapi mereka memang memenuhi tiga kebutuhan dasar dari persahabatan, penerimaan diri, dan pengenalan diri. Memenuhi kebutuhan ini adalah pekerjaan utama dari orang tua. Jika mereka gagal, anak-anak muda akan mengisi kekosongan itu dengan sesuatu yang lain. Apakah Anda menyediakan waktu dengan anak Anda, mengasihi dengan tanpa syarat, dan mencoba memahami mereka? Jika tidak, mungkin Anda akan membuat mereka lari kepada tangan terbuka dari orang-orang yang mungkin menjawab kebutuhan mereka, tetapi tidak peduli terhadap mereka [JDB]. Our children are a gift from God To nurture and to love; They need our help in guiding them To turn their thoughts above. -- Sper WAKTU YANG DISEDIAKAN DENGAN ANAK ANDA ADALAH WAKTU YANG DIINVESTASIKAN DENGAN BIJAKSANA Diambil dan diedit seperlunya dari: Publikasi e-Renungan Harian Edisi: 17 Februari 1998 Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1998/02/17/ ========== CAKRAWALA (1) ========== PENGARUH DUNIA MAYA DAN MEDIA MASSA BAGI ANAK DAN KOMUNIKASI KELUARGA Apa kata Alkitab tentang peran dan pengaruh media? Bagaimana peran gereja dalam pemanfaatan media bagi kehidupan jemaat dan keluarga? Apa saja yang menjadi aspek moral dan spiritual game, internet, dan komik (media massa)? Pendahuluan ----------- Nats Alkitab: "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:4-9) "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6) TUHAN adalah pihak yang pertama-tama mengambil inisiatif secara aktif untuk mengomunikasikan kebenaran, bahkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kejatuhan manusia ke dalam dosa karena pencobaan dari iblis dimulai dengan komunikasi yang disampaikan oleh iblis kepada manusia dalam bentuk audio-visual. Oleh sebab itulah, manusia terpikat oleh keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup. Iblis mengoda dengan mengarahkan pandangan manusia terhadap buah pengetahuan yang baik dan jahat, buah yang dilarang oleh Tuhan untuk dimakan. Buah itu kelihatannya baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya. I. Standar Nilai Kebenaran Ditinjau dari sudut pemahaman teologis, semua isi dan bentuk media komunikasi manusia sangatlah ditentukan oleh pribadi-pribadi yang memproduksi dan menyampaikan. Sedangkan perkembangan teknologi informasi dan media audio-visual hanyalah dipakai sebagai alat untuk mempermudah penyampaian komunikasi. Dari seorang yang hidup dalam dosa, tidak mungkin ia bisa menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan kebenaran Allah sebab ia sendiri "buta" dan tidak hidup dalam kebenaran itu. Contoh: Film yang diproduksi dengan kandungan unsur pornografi oleh seorang seniman, mungkin dikatakan sebagai film yang mempunyai nilai seni yang tinggi, oleh sutradara mungkin dianggap sebagai film yang bisa membawa kekebasan berekspresi, oleh produser akan dikatakan sebagai film yang laku dijual, dan oleh konsumen bisa dianggap film yang enak untuk dinikmati. Tetapi apabila seseorang memiliki nilai moral dan memegang teguh kebenaran Tuhan, ia akan mengatakan bahwa film itu adalah film yang merusak moral. Jadi, standar penilaian tergantung dari nilai yang tertanam dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, di dalam Kitab Ulangan 6:6-9, kita diperintahkan untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran kepada anak-anak secara berulang-ulang; apabila kita duduk di rumah, apabila kita sedang dalam perjalanan, apabila kita berbaring, dan apabila kita bangun. Bahkan, pengajaran yang berulang-ulang itu juga memakai metode visualisasi dengan mengikatkan sebuah kotak kecil berisi firman Tuhan sebagai tanda pada tangan dan hal itu harus menjadi lambang di dahi, serta harus dituliskan pada tiang pintu rumah dan pada pintu gerbang. II. Memori Otak Manusia Memori di dalam otak manusia sama halnya dengan kemampuan sebuah "microprosesor" hasil teknologi sekarang ini. Di dalam "microprosesor" terdapat apa yang disebut sebagai "cache memory". "Cache memory" adalah memory yang berfungsi menampung semua instruksi yang pernah atau sering dipakai oleh "microprosesor" ketika ia mengakses data ke "main memory". Jadi, setiap intruksi yang pernah dieksekusi, apabila perlu dipakai lagi, bisa diambil dari "cache memory" sehingga tidak perlu menunggu waktu yang lebih lama untuk mengambilnya dari "main memory". Dengan demikian, kinerja prosesor dapat ditingkatkan. Contoh: Jika kita mempunyai pilihan untuk menempuh perjalanan ke suatu tempat; katakanlah C, dan untuk mencapai tempat itu kita bisa melalui jalan A atau jalan B. Jika jalan A adalah jalan yang biasa dan berulang-ulang kita lewati, sedangkan jalan B jarang kita lewati, faktor kemungkinan kita memilih jalan A akan lebih besar daripada jalan B. Ketika sampai di persimpangan jalan dan dihadapkan untuk memilih jalan A atau B, secara otomatis, reaksi otak akan mengambil data di memori kita berupa jalan A yang sering kita lewati. Hal serupa juga terjadi dalam pengaruh media tontonan, bacaan, dan permainan; berupa film-film, buku-buku bacaan, game, maupun informasi dari internet. Jika seseorang mengonsumsi materi-materi media yang bersifat merusak, ketika ia dihadapkan pada pilihan bagaimana ia harus mengambil tindakan atau keputusan, ia akan cenderung mengambil data dari memori yang ada di otaknya, yakni apa yang selama ini ia lihat, dengar, dan baca. Oleh sebab itu, pengajaran yang berulang-ulang akan diambil alih media apabila orang tua tidak mengambil peran yang sangat penting dalam membangun komunikasi keluarga, yaitu mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai kebenaran Tuhan. III. Pengaruh Buruk Game Berikut beberapa pengaruh buruk video game terhadap seseorang. 1. Orang yang kecanduan main game, hingga banyak menyita waktu, bisa bermain game sampai 3 hari 3 malam. 2. Game yang penuh kekerasan bisa mengakibatkan hilangnya empati dan belas kasihan. 3. Kecanduan game mengakibatkan gangguan kesehatan (mata, jantung, syaraf otak, dan sebagainya). 4. Memori otak diisi dengan prinsip-prinsip yang buruk, seperti salah satu slogan game: "Only one rule, kill or be killed". 5. Kehidupan interaksi sosial yang kurang. 6. Pembentukan karakter yang tidak sehat. 7. Penurunan prestasi belajar, kehilangan konsentrasi. 8. Kehilangan fokus terhadap segala sesuatu yang bersifat teks. 9. Penurunan kehidupan spiritual dan lain sebagainya. Meski begitu, ada juga game yang baik dan berguna untuk membangun karakter, tetapi jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan game yang isinya penuh dengan kekerasan, seks, dan karakter yang buruk. Kita tidak bisa membendung perkembangan teknologi masa kini sebab teknologi akan terus berkembang. Hal yang bisa kita lakukan adalah menggunakan teknologi secara tepat guna dan memanfaatkannya untuk mengajarkan hal yang baik, berguna, dan yang benar kepada anak-anak kita. IV. Komunikasi Keluarga Komunikasi dalam keluarga adalah komunikasi yang tidak bisa dilakukan oleh dunia maya dan media massa. Komunikasi yang bersifat tatap muka‚ berbincang-bincang bersama, disertai dengan beragam ekspresi wajah, canda ria, sentuhan, belaian, dan pelukan akan memberi arti tersendiri dan mengandung sejuta makna bagi pasangan dan anak-anak kita (Elvis, Martin. HP & SMS: Alat Bantu atau Pengganti? Majalah Eunike 08/Triwulan I/23). Media tidak menganggap anak kita sebagai seorang pribadi, melainkan sebagai konsumen dan penambah rating iklan. Media tidak bisa memeluk anak kita. Media tidak bisa mendengarkan anak kita, kita memiliki hak istimewa apabila anak kita lari memasuki rumah dengan kabar yang menggembirakan: Kita dapat mendengarkan! Pada waktu itu, kita lebih penting dari semua acara media di dunia. Media tidak bisa menggendong dan berdoa bersama anak kita, tetapi kita dapat menaikkan anak kita ke tempat tidur dan menyelimutinya serta berdoa bersama dia (Beers, Gilbert V. Orang Tua, Berbicaralah dengan Anak Anda!). V. Kesimpulan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kecanduan anak terhadap dunia maya dan media audio-visual adalah sebagai berikut. 1. Komunikasi yang efektif adalah dengan media audio-visual. 2. Bangunlah kehidupan spiritual dalam keluarga Anda. 3. Komunikasi keluarga sangat berperan dalam menanamkan nilai pada anak dengan orang tua sebagai "role model". 4. Menanamkan nilai kebenaran dalam diri anak itu sangat penting. Dengan demikian, mereka akan bisa mengambil sikap untuk menolak segala yang tidak baik. Dan sampai tua nanti pun, ia tidak akan menyimpang dari jalan kebenaran. 5. Tidak ada jalan singkat (shortcut) untuk membebaskan anak yang sudah telanjur kecanduan media (game, internet, dan sebagainya); diperlukan usaha dan doa. 6. Jika komunikasi dalam keluarga tidak dibangun, peranan itu akan diambil alih oleh media. 7. Kita tidak bisa melawan dan membendung teknologi dunia maya dan media audio-visual. 8. Lakukan apa yang tidak bisa media lakukan bagi anak Anda. 9. Jangan terlalu terfokus pada sisi buruk anak Anda, kembangkan nilai positif anak -- bakat dan kemampuannya. Catatan: Artikel ini merupakan makalah yang disertai dengan beberapa cuplikan film dan game untuk menjelaskan pengaruh dan pemanfaatan media audio-visual, komunikasi keluarga, membangun aspek spiritual, serta tidak terlalu terfokus pada sisi negatif anak. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Situs Layanan Konseling Keluarga dan Karir (LK3) Penulis : Martin Elvis URL : http://www.lk3web.info/readarticle.php?article_id=6 ========== CAKRAWALA (2) ========== ANAK ANDA DAPAT MENJINAKKAN SI MONSTER TELEVISI Mungkin televisi merupakan kekuatan yang dapat dengan mudah merembes masuk ke dalam masyarakat kita. Anda dan anak Anda perlu terampil dalam menyaring hal-hal mana yang dapat Anda terima dan mana yang tidak, selama menghadapi tabung ajaib ini. Dalam hal ini, keterampilan untuk menyaring itu lebih diperlukan dibandingkan dalam hal-hal lainnya. Tergantung dari kebiasaan-kebiasaan menonton dan waktu yang dihabiskan untuk itu, televisi dapat memberikan pengaruh yang positif atau negatif terhadap anak Anda. Dilihat dari segi negatifnya, terlalu banyak menonton televisi atau menonton televisi tanpa pengarahan dan didikan tertentu dari orang tua, dapat memberi pengaruh yang merugikan seperti di bawah ini. 1. Iklan di televisi itu memengaruhi anak untuk menginginkan dan membeli barang-barang yang belum tentu baik untuk dia atau yang tidak betul-betul diperlukannya. 2. Televisi dapat dijadikan tempat pelarian dari kenyataan hidup yang sebenarnya. 3. Benda ini dapat menggantikan persahabatan dan suasana bermain yang aktif, menghalang-halangi kreativitas, dan perkembangan pribadinya. 4. Televisi dapat menyebabkan beberapa anak tertentu menjadi agresif dan bahkan kejam. 5. Televisi dapat menyebabkan seorang anak mempunyai pandangan yang tidak realistis tentang dunia ini. Akan tetapi jika digunakan dengan benar, televisi dapat bermanfaat. 1. Televisi dapat mengumpulkan dan mendekatkan keluarga. 2. Televisi dapat merangsang percakapan di antara para anggota keluarga. 3. Televisi itu dapat melegakan perasaan tertekan dan memberi perasaan santai kepada seorang anak. 4. Televisi dapat menjadi hiburan yang sehat. 5. Televisi dapat menjadi sarana bagi seorang anak untuk memperoleh informasi, gagasan, dan pandangan yang lebih luas. 6. Televisi dapat memperluas persepsi seorang anak tentang dunia ini. Tiga pertanyaan di bawah ini merupakan pertanyaan yang paling penting. 1. Berapa lama sebaiknya menonton televisi itu? 2. Acara-acara yang bagaimana yang sepatutnya dihindari? 3. Bagaimana cara Anda meningkatkan daya saring anak Anda dalam memilih apa yang akan ditontonnya pada layar televisi? Ada banyak pendapat yang berbeda-beda, tetapi beberapa prinsip berikut ini pada umumnya dapat diterima. 1. Tidak menjadi soal berapa jam sehari atau seminggu anak Anda diperkenankan menonton televisi (sebagian mengatakan satu jam sehari itu batasnya; yang lainnya mengatakan boleh sampai empat jam), tetapi demi kesehatan mentalnya, tidaklah baik bagi seorang anak untuk menonton televisi lebih dari dua jam secara terus-menerus (atau lebih tepat, maksimal dua jam per hari). Menonton adalah suatu kegiatan yang pasif, sedangkan dalam kehidupan ini orang yang aktif melakukan sesuatu jauh lebih produktif daripada orang yang hanya sekadar menjadi pengamat. 2. Pengaturan waktu atau menonton pada saat yang tepat itu sama pentingnya dengan jumlah waktu yang dipergunakan untuk menonton. Apakah waktu yang dipergunakan untuk Anda sekeluarga menonton televisi itu mengganggu waktu Anda sekeluarga makan bersama atau menjadi pengganti saat Anda sekeluarga bercakap-cakap dengan santai? Apakah menonton televisi telah merampas waktu bercerita sebelum tidur atau waktu Anda sekeluarga berdoa bersama? Apakah menonton televisi itu telah menyisihkan kesempatan untuk Anda sekeluarga berjalan-jalan pada waktu sore, bermain, atau membaca bersama-sama sebagai satu keluarga? Berikut ini langkah/tips praktis yang dapat Anda terapkan. 1. Buatlah suatu survei tentang waktu yang Anda sekeluarga pergunakan untuk menonton televisi. Sediakan suatu tabel di dekat televisi, dan buatlah kolom-kolom untuk mencatat jam, hari, dan judul acara yang ditonton oleh setiap anggota keluarga. Anda akan heran melihat betapa banyaknya waktu yang dipergunakan keluarga Anda untuk menonton televisi dan acara apa yang paling banyak Anda tonton. 2. Cobalah membuat eksperimen dengan keluarga Anda. Sepakatilah untuk menyimpan pesawat televisi Anda di gudang selama satu minggu (atau bahkan satu bulan). Lalu rencanakan banyak kegiatan keluarga untuk setiap sore dan malam. Pilihlah buku-buku dari perpustakaan dan bacalah bersama. Belikan beberapa papan permainan. Buatlah acara jalan-jalan bersama untuk "menjelajahi" daerah di sekeliling tempat tinggal Anda. Tanamilah kebun; catlah bersama salah satu ruangan dalam rumah Anda; lakukan apa saja yang produktif dan menyenangkan sebagai satu keluarga. Hari-hari pertama memang akan terasa sangat berat, tetapi Anda sekalian akan segera merasa heran akan banyaknya waktu yang Anda miliki! Pada akhir jangka waktu percobaan itu, Anda akan sanggup membuat taksiran yang lebih objektif, yang tidak terlalu emosional, tentang berapa banyak waktu yang pantas disediakan oleh keluarga Anda untuk menonton televisi. 3. Penderitaan mental yang dialami seorang anak sebagai akibat menonton televisi pada umumnya disebabkan oleh iklan yang ditayangkan, tindak kekerasan yang disajikan, dan kehidupan yang tidak realistis yang sering diperlihatkan dalam acara-acaranya. Untuk mengimbangi hal ini dan untuk mengoreksi perkembangan cara berpikir anak, Anda perlu menonton suatu tayangan bersama-sama sehingga kemudian Anda dapat membahas segala yang keliru dan yang tidak konsisten yang Anda lihat. Sesudah menonton suatu acara, bicarakanlah tentang apa yang Anda lihat selagi hal itu masih segar dalam ingatan. a. Beberkan asumsi dan cara penilaian yang menjadi latar belakang acara iklan yang ditayangkan. b. Tunjukkan yang mana yang disebut kekerasan itu dan bicarakan betapa seriusnya suatu tindakan yang kejam itu di dalam kehidupan yang nyata. c. Lawanlah gambaran yang keliru -- yang merupakan gambaran standar gaya televisi mengenai apa yang ideal sehubungan dengan wanita, pria, keluarga, bangsa, dan kelompok-kelompok agama. d. Perhatikan dengan cermat bagaimana penyampaian berita di televisi yang sering berat sebelah mengenai soal politik dan sosial. Bicarakan tentang bagaimana ratusan pokok pemberitaan yang dapat dilaporkan setiap harinya, tetapi hanya sedikit saja yang dipilih; tunjukkan perbedaan yang halus antara mana yang penting dan mana yang tidak. Pikirkanlah tentang pemilihan kata-kata yang dipergunakan para penyiar yang sering terlalu emosional. 4. Jadikanlah waktu untuk menonton televisi itu bermanfaat dengan menyediakan waktu untuk berunding lebih dahulu. Setiap minggu, tentukanlah bersama-sama acara-acara mana yang patut ditonton. Tetapkanlah batas-batasnya bersama-sama. Pakailah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sebagai pedoman untuk tontonan yang bermanfaat. a. Apakah acara itu menarik dan menghibur? b. Dapatkah anak Anda mengerti acara itu? c. Apakah acara itu menunjukkan perbedaan yang tegas antara yang benar dan yang salah dan apakah acara itu mengajarkan cara penilaian yang baik? d. Apakah acara itu akan menakut-nakuti? e. Apakah acara itu memisahkan dengan jelas antara dunia khayal dan kenyataan hidup ini? 5. Bagi anak kecil, coretlah acara-acara yang tema utamanya ialah kekerasan, yang membiarkan stres tanpa ada penyelesaian, yang fokusnya pada soal ketakutan, atau yang tidak dengan jelas membedakan antara apa yang khayalan dan apa yang merupakan kehidupan yang nyata. 6. Ingatlah bahwa "acara-acara standar orang dewasa" yang ditayangkan sesudah pukul delapan malam, tidak disediakan untuk anak-anak. 7. Orang tua yang pencandu televisi tidak dapat mengharapkan bahwa anak-anak mereka akan dapat mengendalikan diri dalam hal menonton televisi. Jika Anda ingin anak Anda mempunyai sikap tertentu terhadap televisi, Anda sendiri harus memberi teladan. Anak Anda dapat dengan bijaksana memilih acara mana yang akan ditontonnya. Percayalah bahwa Allah dapat memberi hikmat dan bersiapsedialah untuk mulai terjun dalam pertempuran khusus ini. Televisi tidak perlu menjadi monster di dalam keluarga Anda. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Penulis : Paul Lewis Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1993 Halaman : 158 -- 163 URL : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/109/ ========== INFO ========== URL TOPIK SERUPA Selain dua artikel yang kami sajikan di atas, beberapa artikel dengan topik sama bisa Anda dapatkan di beberapa edisi publikasi e-BinaAnak dan situs TELAGA. Berikut beberapa URL yang bisa Anda akses. 1. Topik pengaruh televisi terhadap anak. ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/109/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/254/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/311/ ==> http://www.telaga.org/transkrip.php?anak_dan_televisi.htm 2. Topik pengaruh komputer terhadap anak. ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/108/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/111/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/256/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/312/ 3. Topik pengaruh video games terhadap anak. ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/110/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/255/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/315/ ==> http://www.telaga.org/transkrip.php?anak_dan_video_game.htm 4. Topik pengaruh buku terhadap anak. ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/253/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/313/ 5. Topik pengaruh musik terhadap anak. ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/257/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/314/ ============================== e-KONSEL ============================== PIMPINAN REDAKSI: Christiana Ratri Yuliani PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2007 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda punya masalah/perlu konseling? masalah-konsel(at)sabda.org Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://c3i.sabda.org/ ======================================================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |