Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/135 |
|
e-Konsel edisi 135 (1-5-2007)
|
|
Edisi (135) -- 01 Mei 2007 e-KONSEL ====================================================================== Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ====================================================================== Daftar Isi: = Pengantar : Wanita Rawan Menjadi Korban = Cakrawala : Bagaimana Menolong Wanita yang Diperkosa? = Bimbingan Alkitabiah: Pengampunan Terhadap Kesalahan Sesama Manusia = Tips : Menolong Korban Perkosaan = Info : National Counseling & Healing Conference 2007 ========== PENGANTAR REDAKSI ========== Perkosaan sering meninggalkan bekas yang sulit dipulihkan. Korbannya bisa benar-benar terguncang dan jika tidak segera ditangani dengan benar bisa menyebabkan trauma berkepanjangan. Untuk memulihkan korbannya pun dibutuhkan penanganan yang serius dan waktu yang tidak sebentar. Bagaimana bila hal ini terjadi pada salah satu dari orang-orang di sekitar kita? Apa yang dapat kita lakukan untuk menolong mereka? Simak sajian artikel dan ayat-ayat Alkitab berikut ini yang kami harapkan bisa pembaca gunakan untuk mendampingi mereka atau setidaknya bisa menambah wawasan pembaca. Silakan simak, kiranya menjadi berkat. Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani ========== CAKRAWALA ========== BAGAIMANA MENOLONG WANITA YANG DIPERKOSA APAKAH PERKOSAAN ITU? Perkosaan adalah perbuatan seseorang yang memaksakan dirinya atas seorang lain secara seksual tanpa persetujuan orang tersebut. Sering kali ini dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap seorang wanita atau seorang gadis, namun hal yang sama dapat juga terjadi atas seorang anak laki-laki atau seorang pria. Dalam suasana damai, perkosaan sudah merupakan masalah sosial, seperti dalam kisah Tamar (2 Samuel 13) di mana perkosaan adalah wujud hawa nafsu dalam hubungan "incest", antarsaudara. Terlebih lagi dalam waktu perang, perkosaan merupakan bagian dari tindak kekerasan. Perkosaan bisa dilakukan oleh seorang anggota keluarga, seorang kawan yang dipercaya, atau oleh seorang yang sama sekali asing. MENGERTI AKIBAT-AKIBAT DARI PERKOSAAN Perkosaan adalah salah satu pengalaman yang paling menyakitkan yang dapat dialami seorang wanita. Pengalaman itu meninggalkan bekas-bekas luka yang dalam dan terasa sakit untuk waktu yang lama. Karena kaum wanita merasa malu oleh perkosaan, luka yang diakibatkannya ditutupi dan sangat dirahasiakan. Tidak ada orang lain yang mengetahui apa yang terjadi. Karena ia tidak menceritakan peristiwa perkosaan itu kepada orang lain, bukanlah berarti bahwa peristiwa itu tidak terjadi padanya. A. Bagaimana akibat perkosaan terhadap seorang wanita? ------------------------------------------------------ 1. Ia akan diliputi satu perasaan malu yang mendalam. Ia akan merasa seolah dirinya ditutupi oleh kotoran yang tak dapat disingkirkannya. 2. Ia bisa merasa diri hancur, tidak lagi berharga. Kalau ia belum menikah, ia mungkin merasa bahwa tidak seorang pun yang akan mau menikahinya. Ia bisa merasa begitu sedih sampai kepada titik di mana ia ingin membunuh dirinya sendiri. 3. Ia bisa merasa marah kepada semua laki-laki. Mungkin juga hal ini terjadi bahwa ia marah kepada Allah karena membiarkan hal itu terjadi atasnya. Kemarahan ini dapat ditujukan kepada siapa saja yang sedang bersama-sama dia. 4. Ia bisa merasa bersalah dan mengira bahwa Allah sedang menghukum dia. Mungkin timbul pertanyaan: "Apa yang telah saya perbuat sehingga saya harus mengalami semua ini?" Orang-orang lain dapat menguatkan perasaan seperti itu dengan menuduh dia ikut bertanggung jawab atas pengalaman diperkosa tersebut. 5. Ia mungkin takut menceritakannya kepada siapa pun. Kalau mereka tahu, mungkin saja mereka menuduh dia berbohong atau menyalahkan dia untuk kejadian tersebut. Suami atau pacarnya dapat menolak dia dan masyarakat mungkin akan memandang rendah kepadanya. 6. Ia mungkin tidak lagi bisa menikmati hubungan seksual, atau menjadi kaku dan dingin oleh rasa takut terhadap seks. Atau dia mulai melakukan hubungan seksual dengan banyak laki-laki karena merasa dirinya hancur dan tak berharga. 7. Ia mungkin terluka pada organ seksualnya atau pada organ tubuh bagian dalam lainnya. Ketika seorang wanita bergumul melawan pemerkosanya, mungkin saja ia mengalami patah tulang atau luka-luka lainnya. Dia dapat tertular AIDS, penyakit kelamin lain yang menular, atau menjadi hamil. Dia mungkin ingin mengaborsi jabang bayi itu. Suatu hal yang dapat mengakibatkan kemandulan. 8. Dia mungkin tidak dapat memercayakan dirinya kepada Allah untuk melindungi dirinya di masa depan. 9. Ia mungkin berpikir bahwa dirinya dikuasai iblis. B. Bagaimana perkosaan memengaruhi pernikahan seorang wanita dan keluarganya? ---------------------------------------------------------------- Apabila perkosaan dilakukan oleh seorang bersenjata atau seorang asing, keluarga dan masyarakat dapat bersimpati kepada wanita tadi. Seandainya mereka menyaksikan perkosaan tersebut, mereka dapat merasa seolah diri mereka ikut diperkosa. Apabila wanita itu tidak memberitahukan pengalaman itu kepada keluarganya, mereka mungkin tidak mengerti mengapa dia sedih dan marah. Suaminya mungkin tidak mengerti mengapa sulit baginya sekarang untuk berhubungan secara seksual. Apabila ia menceritakan pengalamannya kepada keluarganya dan perkosaan itu dilakukan oleh seorang yang mereka kenal, mungkin mereka tidak menerima kenyataan bahwa ayah, paman, abang, atau pendeta itu telah melakukan perbuatan biadab tersebut. Mereka mungkin takut untuk menuduh si pemerkosa, terlebih apabila ia merupakan seorang yang berkedudukan terhormat di dalam keluarga atau masyarakat. Demi memelihara perdamaian, mereka cenderung menolak bahwa itu benar terjadi dan berkata kepada wanita itu bahwa dia berdusta. Atau kalaupun mereka percaya apa yang terjadi, mereka menyalahkan wanita itu atas kejadian tersebut, menuduh dialah yang bersikap "mengundang" si pemerkosa untuk bertindak menghukum dia. Atau, seperti halnya Absalom mereka merencanakan bagaimana membalas dendam. Bagaimanapun, perkosaan akan menyebabkan masalah-masalah serius di dalam pernikahan seorang wanita dan keluarganya. Suami wanita itu secara khusus akan terpengaruh oleh perkosaan. Ia bisa merasa, bahwa sekarang istrinya sudah cemar sehingga ia tidak lagi mau bersama-sama dia. Apabila hal ini terjadi, rasa malu pada si wanita akan bertambah dan ia juga akan merasa lebih terkucil lagi. C. Bagaimana perkosaan itu berakibat pada si pemerkosa? ------------------------------------------------------- Tentara yang memerkosa sering kali kelihatan bangga atas perbuatannya, namun kekerasan yang mereka lakukan terhadap orang lain akan membunuh sesuatu di dalam dirinya. Kalau orang itu adalah seorang Kristen, dia dapat merasa sangat bersalah dan malu. Dia akan lebih takut daripada wanita itu untuk menceritakan perbuatannya kepada orang lain. Ia akan menjadi seseorang yang penuh dengan pergumulan batin. Perasaan malunya dapat menjadi kian membesar sehingga mungkin pada satu saat dapat mendorongnya untuk bunuh diri. BAGAIMANA MENOLONG SEORANG YANG TELAH DIPERKOSA? a. Dia memerlukan bantuan medis. Korban perkosaan perlu sesegera mungkin mendapat perawatan medis. Ada obat yang dapat diberikan segera setelah perkosaan sehingga mengurangi kemungkinan wanita itu tertular AIDS. Dokter perlu memeriksanya dari kemungkinan infeksi atau luka-luka lainnya. b. Wanita itu perlu didampingi seseorang kepada siapa dia dapat berbicara dan yang dapat dia percayai. Karena perkosaan membuat seorang wanita sangat dipermalukan, dia hanya akan mau membuka masalahnya dan membagi rasa sakitnya kepada seseorang yang dia percayai akan menjaganya sebagai rahasia pribadi. Karena korban perkosaan sudah merasa kurang enak dengan dirinya sendiri, mereka tidak akan mau berbagi perasaan dengan orang yang akan mempersalahkan mereka tentang apa yang telah terjadi. Biasanya seorang wanita tahu siapa yang dapat dia percayai dan dia harus dapat memilih kepada siapa dia mau berbicara. Mungkin itu seorang pendeta, seorang istri pendeta, seorang wanita yang bijaksana di dalam jemaat, atau seorang wanita lain yang pernah mengalami perkosaan. Para pendeta seyogianya mengenali orang-orang dalam jemaat yang mempunyai kemampuan ini, memberikan mereka pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya. Ketika seorang wanita berbicara kepada seorang lain tentang pengalamannya diperkosa, pembicaraan itu menjadi sangat pribadi dan suatu ikatan dapat terjadi di antara mereka. Oleh karena itu, lebih baik kalau seorang wanitalah yang berbicara kepada wanita yang diperkosa itu. Kalau itu dilakukan seorang laki-laki, sebaiknya seorang wanita lain diminta hadir. Apakah itu istrinya atau seorang wanita dewasa lain dari jemaat. Kalau tidak dapat dihadiri oleh seorang wanita lain, maka istrinya dan seseorang lainnya dari jemaat perlu mengetahui bahwa ia sedang mengadakan pembicaraan dengan wanita yang diperkosa itu, dan di mana serta kapan pembicaraan itu dilakukan. Beberapa wanita tidak bebas membagikan perasaannya kepada orang lain. Karena itu, para pendeta harus memasukkan pokok-pokok doa dan ajaran tentang korban perkosaan dalam kebaktian yang mereka pimpin. Kalau itu dilakukan, seberkas harapan dapat timbul pada seseorang yang memiliki rasa sakit yang dalam dan tersembunyi. Hal itu juga menolong mereka menyadari bahwa mereka dapat berbicara tentang pokok itu kepada orang lain. Seorang konselor perlu membuat si korban dapat berbicara dengan bebas tentang apa yang telah terjadi dan apa yang dia rasakan. Dia perlu mendapat kesempatan untuk mengeluarkan rasa marah dan malu yang disimpannya. Sangat biasa kalau korban perkosaan juga marah kepada Tuhan. Ini tidak apa-apa. Allah kita dapat menerima kemarahan itu dan tetap mengasihi dia. Jauh lebih baik dalam tahap ini, kalau dia dapat berbicara sejujurnya tentang semua perasaannya daripada menyembunyikannya. Mendorong dia menuliskan suatu nyanyian ratapan akan merupakan cara yang baik untuk menolong dia mencurahkan perasaannya. Langkah pertama menuju pemulihan adalah ketika wanita itu menyadari dampak dari perkosaan itu dalam kehidupannya. Ini akan terjadi apabila dia membicarakan tentang itu dengan seseorang yang mendengarkan dengan baik, mengerti dia dan mengerti perasaannya. Wanita itu akan memerlukan waktu banyak untuk berbicara tentang hal itu dalam hari-hari atau bulan-bulan mendatang. c. Dia perlu meyakini bahwa ia dikasihi. Mula-mula, wanita itu mungkin marah sekali kepada Tuhan sedemikian sampai dia tidak mau berdoa atau mendengar firman Allah. Kasih yang mungkin dapat dia terima adalah kasih dari orang di sekeliling dia. Kalau dia melihat bahwa orang masih menghargai dan mengasihi dia, lambat laun dia akan sadar bahwa dia tidak hancur. Suami dan anggota keluarga lain memainkan peran penting dalam hal ini. Pada waktunya dia akan siap untuk menerima penghiburan dari firman Allah dan mendengar orang-orang lain berdoa buat dia. Beberapa bagian Firman yang akan menolong di antaranya Maz. 71:19-20 dan 1Yoh. 3:1-3. d. Dia perlu membawa rasa sakitnya kepada Tuhan. Pada waktunya, bila dia siap, dia perlu membawa sendiri rasa sakitnya kepada Allah dalam doa dan meminta Tuhan menyembuhkannya. Lebih baik kalau dia dapat menyebutkan kehilangan-kehilangan yang dialami dengan rinci ketika diperkosa, misalnya kemurniannya, keperawanannya, atau sukacitanya. Dia perlu didorong untuk meminta Allah memulihkan semuanya di dalam hidupnya (Mzm. 10:17-18). e. Dia perlu dapat mengampuni orang yang memerkosa dirinya. Kalau rasa sakit di hatinya sudah disembuhkan Tuhan, dia akan mulai dapat mengampuni si pemerkosa. Orang itu telah melakukan sesuatu yang jahat, akan tetapi Allah memerintahkan kita mengampuni mereka yang berbuat jahat kepada kita (Mat. 6:14-15). Proses mengampuni itu mungkin memerlukan waktu panjang. Apabila seorang anak lahir dari perkosaan, mengampuni si pemerkosa dalam hatinya akan menolong si ibu untuk sepenuhnya menerima anak itu. Bahan diambil dan disesuaikan seperlunya dari: Judul buku: Menyembuhkan Luka Batin Akibat Trauma Penulis : Margaret Hill, Harriet Hill, Richard Bagge, dan Pat Miersma Penerjemah: Melly Situmorang Wenas Penerbit : Kartidaya dan Gloria Graffa, Jakarta dan Yogyakarta 2006 Halaman : 76 -- 88 ========== BIMBINGAN ALKITABIAH ========== PENGAMPUNAN TERHADAP KESALAHAN SESAMA MANUSIA 1. Kristus telah memberikan contoh: Lukas 23:34 2. Diperintahkan: Markus 11:25; Roma 12:19 3. Tidak terbatas: Matius 18:22; Lukas 17:4 4. Satu sifat orang-orang kudus: Mazmur 7:5 5. Alasan untuk: - Keperluan kita untuk diampuni: Markus 11:25 - Kemurahan hati Allah: Lukas 6:36 - Pengampunan Allah kepada kita: Efesus 4:23 - Pengampunan Kristus kepada kita: Kolose 3:13 6. Suatu kemuliaan bagi orang-orang kudus: Amsal 19:11 7. Harus disertai dengan: - Kebaikan: Kejadian 45:5-11; Roma 12:20 - Berkat doa: Matius 5:44 - Kesabaran: Kolose 3:13 8. Janji-janji tentang: Matius 6:14; Lukas 6:37 9. Tidak mengampuni, tidak akan diampuni: Matius 6:15; Yakobus 2:13 10. Dilukiskan di dalam: Matius 18:23-35 11. Contoh-contoh: - Daud: 1Samuel 24:7; 2Samuel 18:5, 19:23 - Paulus: 2Timotius 4:16 - Salomo: 1Raja-raja 1:53 - Stefanus: Kisah Para Rasul 7:60 - Yusuf: Kejadian 50:20,21 Bahan diambil dari: Pedoman Pokok-pokok Isi Alkitab (CD SABDA 2.0) Nomor topik: 6031 Copyright : Yayasan Lembaga SABDA [Versi Elektronik (SABDA)] ========== TIPS ========== MENOLONG KORBAN PERKOSAAN Korban perkosaan dikelompokkan menjadi tiga, tergantung respons korban terhadap perkosaan itu. Kebanyakan korban menunjukkan gejala trauma pada perkosaan. Gejala ini diawali dengan stres akut yang muncul segera setelah perkosaan itu terjadi. Mungkin ada ketakutan, kemarahan, kecemasan, "shock", menyalahkan diri sendiri, dan ketidakpercayaan, yang sering kali diekspresikan dengan berteriak, menangis tersedu-sedu, ketegangan/kegugupan, rasa muak, atau kegelisahan, tetapi kadang-kadang disembunyikan dalam ketenangan yang tampak dari luar. Dalam tahap ini, korban mungkin dipenuhi dengan perasaan diancam keselamatannya dan merasa bersalah karena tidak berusaha lebih keras. Beberapa wanita bahkan mempertanyakan kebenaran mitos yang mengatakan bahwa wanita diam-diam bisa menarik pemerkosa. Dalam kasus seperti ini konseli mungkin akan peka terhadap seseorang yang mau mendengarkan, menerima, dan percaya kepadanya, khususnya jika dia telah mengalami ketidakpercayaan dan penolakan yang tidak terlihat dari keluarga, teman, polisi atau petugas medis. Konselor bisa memberi dorongan kepada konseli supaya mengekspresikan perasaannya, menolong korban mencari perawatan dan pertolongan medis yang tepat dan resmi/legal. Konselor juga dapat memberikan dukungan semangat ketika korban menghadapi kritikan, menolong korban dan teman-temannya mengenali mitos mengenai perkosaan, mendorong korban untuk membicarakan ketakutan akan keamanan masa depannya, dan meyakinkan korban bahwa ia akan terus memberikan dukungan khususnya ketika korban menghadapi masa-masa sulit di minggu-minggu berikutnya. Dua atau tiga minggu setelah perkosaan, korban mulai mengalami mimpi buruk, ketakutan yang tidak masuk akal, dan kegelisahan. Sering kali ada keputusan untuk pindah tempat tinggal, mengganti nomor telepon, berada di dalam ruangan pada malam hari, atau lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman. Dalam tahap ini korban sedang berada dalam proses mengatur kembali hidupnya setelah mengalami peristiwa yang, bagi beberapa orang, sangat mengerikan. Korban yang seperti ini membutuhkan dukungan, kebebasan untuk mengekspresikan perasaannya, penerimaan, suatu kesempatan untuk berbicara dengan seseorang yang menganggapnya normal, dan bimbingan ketika ia membuat keputusan. Beberapa korban akan ingin membicarakan "Mengapa saya?" yang perlu diyakinkan lagi pada pemeliharaan Tuhan, kasih dan perhatian Tuhan yang terus diberikan kepadanya. Sering kali konselor akan terbantu jika konselor mengambil inisiatif untuk lebih dahulu menolong korban, daripada menunggu korban mencari konseling yang lebih tradisional. Jika memungkinkan, konselor juga akan terbantu jika memberikan konseling kepada keluarga atau pasangan korban. Orang-orang ini akan sangat membantu dalam memberikan semangat kepada korban, tetapi seperti yang telah kita lihat, sanak saudara sering kali memiliki perasaan mereka sendiri yang perlu diungkapkan, perilaku yang perlu diubah, dan konsep yang salah yang perlu diluruskan. Respons umum yang kedua terhadap perkosaan adalah "reaksi menutup diri" (compound reaction). Korban yang sebelumnya bermasalah dalam hal fisik, psikis, maupun sosial kadang-kadang membentuk gejala yang lebih parah, misalnya depresi, perilaku psikotik atau keinginan bunuh diri, kelainan psikosomatik, menggunakan obat-obatan, minum yang berlebihan, atau perilaku seksual yang ditunjukkan kepada orang lain. Beberapa korban memerlukan penyerahan diri untuk ditolong melalui konseling yang lebih dalam lagi. Respons ketiga terhadap perkosaan adalah "reaksi diam". Korban, termasuk beberapa di antaranya yang diperkosa pada waktu masih anak-anak atau remaja, tidak menceritakan perkosaan ini kepada siapa pun, tidak pernah membicarakan perasaan atau reaksinya dan mengalami beban psikologis yang berat. Dalam kehidupannya yang akan datang, korban ini bisa saja mengalami kecemasan, ketakutan pada pria, menghindari perilaku seksual, ketakutan yang tanpa alasan ketika sendirian atau bepergian sendiri, mimpi buruk dan kehilangan harga diri. Jika korban ini mengalami pelecehan seksual lagi, sering kali dia menghabiskan lebih banyak waktu konseling untuk membicarakan emosi yang dikendalikan tentang perkosaan yang pertama daripada keadaan mereka saat ini. Penelitian terhadap korban perkosaan menunjukkan bahwa wanita biasanya dapat mengatur kembali hidupnya dan melindungi diri mereka sendiri dari peristiwa yang mengerikan. Hal ini bisa terjadi bila korban mendapatkan perawatan medis, pertolongan psikologis, dan tuntunan praktis yang mereka perlukan setelah perkosaan. Penempatan wanita sebagai korban perkosaan atau kejahatan lainnya adalah penyimpangan rencana Tuhan yang menimbulkan kesengsaraan. Namun, tidak ada bukti yang menguatkan mitos bahwa pemerkosa pada umumnya adalah para pria yang sangat ingin menundukkan wanita. Beberapa pemerkosa adalah pria yang pada waktu itu berada dalam situasi di mana perkosaan memungkinkan untuk terjadi sehingga tindakan mereka adalah keputusan yang diambil pada saat itu juga. Sering kali pemerkosa itu adalah orang yang masih muda, sudah menikah, dan bekerja yang kehidupan keluarganya kacau, yang tidak berhasil menjalin hubungan dengan wanita, dan yang menyangkali bahwa mereka adalah orang-orang yang berbahaya. Di setiap kasus, pemerkosa membutuhkan dukungan konseling yang lebih mendalam. Mereka perlu mengenal pengampunan dari Allah, mengalami perubahan hidup yang dikerjakan oleh Allah, dan ikut serta dalam konseling bagi mereka yang berada dalam masalah-masalah yang mendorong mereka melakukan perkosaan. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dari: Judul buku: Christian Counseling: A Comprehensive Guide Penulis : Gary R. Collins, Ph.D. Penerbit : Word Publishing, Dallas, 1988 Halaman : 303 -- 304 ========== INFO ========== NATIONAL COUNSELING AND HEALING CONFERENCE 2007 LK3 didukung oleh Institut Konseling & Parenting Terapan akan menyelenggarakan National Counseling and Healing Conference 2007 dengan tema: "MENDIDIK ANAK SESUAI DENGAN ZAMAN, UMUR, DAN KEMAMPUAN" Dalam seminar ini akan dibahas 15 masalah anak dan remaja terkini dengan menghadirkan pembicara: 1. Andreas Harefa 2. Yohanes Surya 3. Irwanto Ph.D 4. Meilania 5. Julianto Simanjuntak 6. James T. Riady Seminar yang diperuntukkan bagi Anda para orang tua, guru dan konselor sekolah, guru sekolah minggu, pembina remaja, hamba Tuhan yang peduli konseling dan konselor LSM/gereja ini akan diselenggarakan pada: Hari, tanggal: Rabu - Sabtu, 16 - 19 Mei 2007 Tempat : Landmark Building Tower A Lt.22, Jl. Jend. Sudirman no 1 Jakarta Pusat. Biaya : Rp 450.000 (membayar sebelum 21 April 2007) Rp 500.000 (membayar sebelum 16 Mei 2007) Rp 550.000 (membayar saat acara berlangsung) Pembayaran melalui rekening Bank BCA Cabang Pluit Kencana AN. Lioe Sui Fa: AC. 2440149467 Keuntungan yang Anda peroleh bila mengikut seminar ini adalah: 1. Biaya termasuk makan siang, snack, dan makalah (Panitia tidak menyediakan penginapan dan transport, peserta mengusahakan sendiri). Pendaftaran lebih dari 5 orang (1 lembaga) diskon 10%. 2. Bagi 100 pendaftar pertama GRATIS buku "Mendidik Anak Sesuai Dengan Zaman, Umur, dan Kemampuan" senilai Rp 50.000. 3. Bagi utusan resmi gereja/lembaga (dengan surat) mendapat satu paket buku dan VCD Konseling LK3 senilai Rp 200.000, satu paket untuk satu lembaga. 4. Dapatkan voucher diskon Rp 500.000 mengikuti Kursus Konseling Jarak Jauh (KKJJ) dari LK3 untuk program 2 tahun. Peserta KKJJ akan mendapat Free 35 VCD dan 5 buku pegangan konseling terlengkap. 5. Mendapat sertifikat dari Institut Konseling & Parenting Terapan LK3. 6. Difasilitasi 20 konselor dan pendidik yang mengintegrasikan konseling dalam kehidupan sehari-hari. Informasi lebih lanjut, silakan hubungi: 1. Gedung Mutiara, Jl. Kiai Tapa 99A - Grogol, Jakarta Telp. (021) 5608477; (021) 5636815; Fax. (021) 5644129 HP: 081 932 123 738 (Ning); 0817 4844 333 (Rumini) 2. Landmark Building Tower A Lt.22, Jl. Jend. Sudirman no Kav.1 Jakarta Pusat. Fren: 0888 273 3272; HP: 085 228 030 993 / 70555705 (Prinses) 3. Rumah Konseling SHARE: Taman Permata, Sektor 5 Blok D7 / 20 Lippo Karawaci, Tangerang Telp./Fax.: (021) 55658224; HP: 081 749 697 94 (Soni) E-mail: konseling_lk3(at)cbn.net.id Website: www.lk3.web.info ============================== e-KONSEL ============================== PIMPINAN REDAKSI: Christiana Ratri Yuliani PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2007 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda punya masalah/perlu konseling? masalah-konsel(at)sabda.org Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://c3i.sabda.org/ ======================================================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |