Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/131 |
|
e-Konsel edisi 131 (1-3-2007)
|
|
Edisi (131) -- 01 Maret 2007 e-KONSEL ====================================================================== Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ====================================================================== Daftar Isi: = Pengantar: Cita-Cita = Cakrawala: Anak Tuhan dan Kariernya = TELAGA : Pekerjaan yang Cocok = Tips : Tiga Hal dalam Memilih Karier = Kesaksian: Tuhan Mendengar Doaku = Info : Bahan untuk Pemimpin Kristen dari e-Leadership ========== PENGANTAR REDAKSI ========== Masih ingatkah cita-cita yang Anda sebutkan ketika masih kecil? Mungkin saat itu kita mencita-citakan banyak hal: dokter, insinyur, pendeta, dan sebagainya. Cita-cita tersebut menjadi profesi ideal yang ingin diraih ketika kita menyelesaikan pendidikan. Namun, tatkala bertambah dewasa, tak jarang pula kita menjadi bingung untuk menentukan bidang yang sesuai dengan bakat dan minat kita. Bagaimana kalau kita belum juga menemukan profesi yang sesuai bahkan ketika kita sudah menyelesaikan pendidikan? Bagaimana pula jika kita merasa tidak cocok dengan pekerjaan yang dijalani saat ini? Sajian pertama di bulan Maret ini kami angkat ke hadapan Anda guna membantu Anda, bahkan rekan-rekan Anda dalam kebimbangannya ketika menentukan profesi. Selamat menyimak, kiranya menjadi berkat. Redaksi e-Konsel, Ratri ========== CAKRAWALA ========== ANAK TUHAN DAN KARIERNYA Seorang hamba Tuhan pernah berkata, "It is easier for God to create the whole universe than to help a Christian grows." Rupanya benar bahwa memang lebih mudah bagi Allah untuk menciptakan seluruh jagat raya ini daripada menolong seorang anak Tuhan bertumbuh secara rohani dan mengerjakan apa yang Allah kehendaki. Salah satu penyebabnya adalah kekacauan peran yang entah mengapa dan bagaimana proses terjadinya, telah menyebabkan banyak anak Tuhan mengerjakan peran-peran yang sebetulnya bukan peran mereka, baik itu di gereja, di dalam keluarga, maupun di dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Nah, untuk masalah karier atau pekerjaan sehari-hari yang menjadi sumber nafkah ini, Anda perlu memerhatikan kasus di bawah ini. Ediarto suami saya adalah pemain tenis andalan dari klub di kota kami. Dia sangat menyesal karena dalam turnamen minggu lalu, ia tidak dapat ikut karena sakit. Menurut dokter, ia mengalami pembengkakan jantung dan itu bisa mengakhiri kariernya sebagai pemain tenis. Saya jadi bingung sekali. Apa yang harus saya lakukan? Saya tahu ia ingin tetap menjadi pemain tenis, tetapi kesehatannya tidak memungkinkan lagi. Saya khawatir kalau nanti dia menganggur, lalu bagaimana? Memang secara finansial kami tidak kekurangan. Saya sendiri mempunyai usaha konfeksi yang cukup maju. Tetapi mengenai suami saya, saya harus berbuat apa? Saya sangat kenal Ediarto. Dia adalah seorang pribadi yang tak mungkin menganggur, dan dia sama sekali tidak tertarik dengan pekerjaan. PERTAMA, untuk menghadapi kasus di atas, (bahkan kasus apa saja) biasakanlah diri Anda sebagai seorang konselor untuk tidak terjerat dengan keluhan dan fenomenanya. Coba rasakan dan pahami apa yang sedang terjadi dalam jiwa istri Ediarto ini. Siapa dia dan apa yang dia alami di belakang keluhan yang diceritakannya. Jadi, jangan sampai Anda langsung berpikir mengenai apa persoalannya dan bagaimana resepnya. Cobalah Anda mulai dengan melatih kepekaan jiwa Anda sendiri. Coba tempatkan diri Anda di tempatnya dan rasakan apa yang kira-kira ia rasakan. Nah, sesuai dengan kepekaan dan keunikan pribadi Anda, barangkali Anda mulai dapat merasakan kegelisahan, kekhawatiran, dan kebingungannya. Ketiga hal ini pun baru merupakan dugaan Anda. Belum tentu dugaan Anda itu semuanya benar. Oleh sebab itu, perlu diuji melalui refleksi pribadi Anda kepadanya. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Di luar dugaan kita, sering kali hidup ini mengalami berbagai perubahan ... dan kadang-kadang kita tidak tahu persis apa yang seharusnya kita lakukan ...." Untuk kata-kata Anda ini, saya percaya, apa pun responsnya akan mulai menyingkapkan apa yang sedang ia rasakan dan pikirkan. Mungkin benar, dia bingung, khawatir, dan tidak tahu apa yang terbaik yang harus dia lakukan, tetapi data itu juga belum cukup. Anda harus ingin tahu, apa sebenarnya hal yang membingungkannya. Mungkin yang dia bingungkan bukan suaminya, melainkan dirinya sendiri karena takut kalau nanti suaminya harus tinggal di rumah sepanjang hari sehingga sistem hidup yang selama ini sudah dinikmatimya akan terganggu. Mungkin juga, yang ia khawatirkan adalah kesehatan suaminya (dan bukan pekerjaannya). Jikalau Anda dapat terus bertahan dalam "spirit emphaty" (merasakan apa yang ia rasakan) dan "listening" (mendengar pola pikir dan perasaannya) Anda akan menjumpai banyak misteri dalam jiwa klien Anda. Semuanya itu akan tersingkap sedikit demi sedikit. Mungkin Anda akan kaget bahwa, misalnya, kekhawatirannya tidak lahir dari cinta, tetapi dari ketakutan hidup sendiri tanpa suami. Oleh sebab itu, Anda harus dapat menciptakan suasana konseling yang kondusif yang memungkinkan klien, tanpa direncanakan, dapat menyingkapkan hubungan yang sesungguhnya dengan suaminya. Sampai poin ini pun Anda jangan buru-buru memberi nasihat apa pun karena proses konseling Anda baru masuk langkah-langkah pertama. Anda belum betul-betul mengenal siapa dia dan apa yang terjadi secara subjektif menjadi pengalaman pribadinya. Nanti Anda akan mengenal dia yang sesungguhnya dan dalam konteks pengenalan itulah Anda melihat akar masalah yang dikeluhkannya. KEDUA, perlu Anda ketahui bahwa sebagai konselor, tak mungkin Anda dapat memberi nasihat dan menemukan penyelesaian "yang sesungguhnya" jikalau Anda tidak mengenal prinsip kebenaran firman Tuhan untuk masalah tersebut. Misalnya: Untuk masalah karier Pak Ediarto Sebagai orang Kristen kita percaya bahwa Allah menyediakan empat kelompok pekerjaan untuk manusia. PERTAMA, pekerjaan untuk membangun tubuh Kristus (gereja yang kelihatan ataupun yang tidak kelihatan). Ini adalah pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh orang-orang yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus dan mereka yang secara khusus mendapat panggilan Allah. Jenis pekerjaan pembangunan tubuh Kristus ini hanya dapat dikerjakan dengan "spiritual gifts" dari Allah (Roma 12, lKorintus 12, Efesus 4, Galatia 5 dan sebagainya). KEDUA, kelompok pekerjaan yang tujuannya adalah untuk "memanusiakan manusia", seperti pendidikan, kedokteran, filsafat, musik, seni, psikologi, hukum, dan sebagainya. Untuk kelompok ini, Allah memberikan talenta/bakat yang harus terus dikembangkan supaya manusia dapat menggarap area hidup tersebut dan dapat memuliakan Allah. Melalui musik yang agung, misalnya, manusia dapat memasuki dimensi-dimensi hidup yang begitu dalam sehingga mereka lebih peka terhadap kehadiran dan karya Allah yang penuh keajaiban. Allah memanggil manusia untuk membebaskan setiap dimensi hidup dari jerat kesia-siaan (Roma 8:19-21). Kelompok KETIGA adalah kelompok pekerjaan yang tujuannya adalah untuk "mengenal, mengontrol (memanipulir secara benar), dan memakai hukum alam" demi menciptakan alat-alat yang dapat membantu kehidupan manusia. Ini juga pekerjaan yang membutuhkan talenta yang khusus (misalnya, keahlian dalam fisika dan matematika) sehingga manusia dapat menciptakan alat-alat dan mesin-mesin (misalnya, radio, telepon, komputer, mobil pesawat terbang, dan sebagainya) untuk menunjang kehidupan manusia. Untuk ini, Allah memberikan mandat budaya kepada manusia untuk memenuhi, menaklukkan, dan mengerjakan bumi dengan segala isinya (Kejadian 1:28). Kelompok yang KEEMPAT atau yang terakhir adalah kelompok dari jenis pekerjaan yang Allah "izinkan", yaitu pekerjaan yang pada dirinya tidak mempunyai makna khusus dalam tujuan penciptaan manusia kecuali untuk "melelahkan atau menyibukkan diri manusia" (Pengkhotbah 3:10). Dalam kelompok ini termasuk, misalnya, pekerjaan membuka toko kelontong, toko roti dan es krim, restoran, bank, pabrik kain dan konveksi, dan sebagainya. Memang, masing-masing juga membutuhkan bakat atau talenta, tetapi bakat atau talenta tersebut tidak mempunyai objekt yang secara khusus menjadi bagian integral tujuan penciptaan Allah. Pekerjaan-pekerjaan ini boleh ada, boleh juga tidak ada di dunia ini, dan hampir semua jenis pekerjaan ini sebenarnya diciptakan oleh "anak-anak dunia" dan akan terus bertambah. Nah, dalam konteks kelompok pekerjaan yang keempat inilah olahragawan, seperti pemain tenis ada. Olahragawan bukanlah jenis pekerjaan yang punya objektif sebagai bagian integral penciptaan Allah. Bahkan karena pekerjaan ini, tubuh manusia sebenarnya cenderung menjadi tidak sehat karena dipaksa dan dipacu lebih daripada yang sewajarnya. Itulah yang telah terjadi pada Ediarto sehingga jantungnya membengkak. Menjadi olahragawan tidak sama dengan berolahraga. Berolahraga merupakan bagian pertanggungjawaban hidup, yaitu untuk memelihara kesehatan dan berekreasi. Meskipun gunanya tidak sepenting latihan rohani (1Timotius 4:8), olahraga tetap menjadi bagian pertanggungjawaban manusia karena tubuh ini rumah Roh Kudus (1Korintus 6:19-20) sehingga harus dipelihara kesehatannya. Lain halnya dengan menjadi olahragawan. Jenis pekerjaan ini sebenarnya kurang bermakna karena andil untuk kebaikan bukan pada profesi olahraganya, melainkan pada dampak tidak langsungnya, yaitu kekompakan, sportivitas, disiplin, dan sebagainya. Untuk olahragawan itu sendiri, profesi tersebut lebih banyak membawa kerugian bagi dirinya karena tubuhnya menjadi tidak sehat dan jiwanya cenderung berorientasi pada pujian, hadiah dan arogansi. Konsep Kristiani ini harus dipahami oleh konselor supaya arah konseling menjadi jelas untuk kemuliaan nama Tuhan. Bahan diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buletin: PARAKALEO No. 3, Edisi Juli - September 2003 Penulis : Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D. Penerbit : Departemen Konseling STTRII Jakarta Halaman : 1 -- 3 ========== TELAGA ========== PEKERJAAN YANG COCOK Ada orang yang dengan mudah mengetahui jenis pekerjaan yang disukainya, namun ada sebagian orang yang mengalami kesukaran menentukan bidang pekerjaannya. Untuk memahami bidang yang cocok, ada baiknya kita mengenal teori perkembangan karier. 1. Karier berkembang mulai dari saat anak berusia sekitar dua tahun. Pada masa itu, anak mulai mengeksplorasi lingkungan (dengan merangkak dan memasukkan benda ke mulutnya) dan mengeksplorasi kemampuannya (memanjat atau mulai menggambar). Kebebasan yang disertai pengawasan akan memberi ruang gerak kepada anak untuk mengembangkan rasa percaya diri. Jadi pada masa balita, peran serta orang tua sangat penting untuk menumbuhkan inisiatif dan kemandirian anak. Orang tua yang terlalu membatasi akan menumpulkan inisiatif anak dan melemahkan kemandiriannya. 2. Tatkala memasuki usia sekolah, bermain menjadi bagian penting dalam perkembangan karier anak. Tipe permainan atau aktivitas yang disukai anak sering kali mencerminkan karier anak di masa dewasa. Bermain juga merupakan cikal bakal bekerja sebab baik bermain maupun bekerja berbagi etos yang serupa. Dalam bermain kita harus tenggang rasa, saling tolong, kreatif, dapat memecahkan problem, dan mengatasi tantangan guna mencapai tujuan bersama -- kualitas yang dituntut dalam bekerja. Jadi, kesempatan bermain merupakan waktu yang penting dan bermanfaat bagi anak. Jika anak kehilangan waktu bermain, ia akan kehilangan kesempatan mengembangkan etos bekerja bersama. 3. Pada masa remaja, anak terjun ke dalam kehidupan bersama teman dan di sinilah keterampilan menjalin dan mempertahankan relasi diasah. Bila anak kehilangan kesempatan bergaul, besar kemungkinan ia akan kehilangan kesempatan mengembangkan kesanggupan berelasi -- sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan karier karena bukankah semua lapangan kerja menuntut adanya kemampuan untuk menjalin dan menjaga relasi? 4. Pada masa remaja, anak pun mulai mengenali minat serta kemampuan dan ketidakmampuannya lewat pendidikan yang ditempuhnya. Jika sampai saat remaja anak tetap tidak tahu apa minat dan kemampuannya/ketidakmampuannya, besar kemungkinan ia akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan kariernya. Pada fase remaja, sebaiknya anak diberi kesempatan mengenal pelbagai jenis pekerjaan serta tuntutannya. Pengenalan ini akan membantu anak melihat dirinya dengan lebih jelas di dalam lingkup pekerjaan itu. 5. Baik pada masa anak-anak maupun remaja, pembeberan dini terhadap jenis pekerjaan tertentu akan memengaruhi perkembangan karier, apalagi bidang tersebut menjadi bidang yang akhirnya dikuasai dengan baik. 6. Peran panutan pada masa anak-anak dan remaja dalam pemilihan karier juga sangat besar. Karena ada kaitan antara pemilihan karier dan panutan di mana kita cenderung memilih karier yang dipilih oleh panutan kita. 7. Dalam menentukan karier, sedapatnya kita memilih karier yang merupakan perpanjangan sekaligus ekspresi diri. Dengan kata lain, pilihan karier serasi dengan kepribadian kita. 8. Adakalanya karier merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan emosional. Ini tidak salah, namun dapat mengaburkan bakat semula. Jadi, penting bagi kita untuk mengenal diri dan kebutuhan dengan tepat. 9. Jika diperhadapkan dengan pilihan antara kesukaan dan kemampuan, kita perlu memilih kemampuan. Sudah tentu idealnya kita dapat menggabungkan keduanya. Namun, bila pilihan itu tidak ada, sebaiknya kita memilih kemampuan daripada memilih sesuatu yang kita sukai, namun tak dapat kita lakukan. Pertajamlah kemampuan yang sudah ada terlebih dahulu, baru -- bila ada kesempatan -- kita mengasah kemampuan yang lemah, namun kita sukai. Dengan kata lain, kita membangun karier di atas realitas, bukan angan-angan. 10. Alih karier bukanlah sesuatu yang tidak lazim. Adakalanya kita memilih karier atas dasar kebutuhan (ekonomi atau emosi), namun setelah kebutuhan terpenuhi kita pun merasa resah. Di saat itulah kita mulai mempertimbangkan alih karier dan biasanya ada dua kemungkinan: (a) jika sebelumnya kita memilih yang sesuai kebutuhan, sekarang kita memilih karier yang sesuai minat dan kemampuan, atau (b) kita melihat adanya kebutuhan mendesak dan kita terpanggil untuk memenuhinya. 11. Di luar itu semua, ada sesuatu yang turut memengaruhi karier, yakni kesempatan. Tuhanlah yang memberi kesempatan dan kadang kesempatan itu tidak diberikan-Nya. Kadang maksud-Nya adalah melatih kita untuk siap melakukan tugas yang akan Ia embankan pada kita. Adakalanya Ia menutup kesempatan karena Ia tahu bahwa kita dapat merugikan orang atau diri sendiri. Kadang Ia menarik kesempatan karena Ia ingin mengalihkan kita ke suatu bidang yang lain. Pada intinya, kita tidak selalu tahu rencana Allah. Jadi, tugas kita hanyalah melakukan tanggung jawab atau bagian kita. Terimalah porsi yang Ia tetapkan untuk kita dengan penuh syukur. Yusuf berkata kepada saudaranya, "Janganlah takut sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Kejadian 50:19-20). Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #204A yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org> atau: < TELAGA(at)sabda.org > atau kunjungi Situs TELAGA di: ==> http://www.telaga.org/ringkasan.php?pekerjaan_yang_cocok_i.htm ========== TIPS ========== TIGA HAL DALAM MEMILIH KARIER Selama bertahun-tahun, saya memberikan konseling kepada para mahasiswa yang bersiap-siap hendak memilih karier. Saya melihat bahwa di antara para mahasiswa Kristen, pertanyaan yang paling penting adalah, "Bagaimana saya bisa mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup saya?" Sudah tentu bagian dari persoalan tersebut adalah pertanyaan tentang karier. Pertanyaan ini tidak terbatas pada mahasiswa perguruan tinggi saja. Saya juga mendengarnya dari orang-orang yang lebih tua yang hendak pindah ke karier kedua atau ketiga. Bagi orang yang sedang bertumbuh dan berubah, itu merupakan pertanyaan yang harus dihadapi sepanjang hidup. Karena saya telah menghadapi beberapa perubahan karier dalam hidup, saya telah menyusun satu formula sederhana berdasarkan Alkitab untuk menolong membuat keputusan-keputusan khusus tentang pilihan karier. Saya menamakannya, "Tiga hal untuk mengetahui kehendak Tuhan." Tiga hal itu adalah nalar, kebenaran, dan pernyataan. Saya harus mendahului tiga langkah ini dengan mengatakan bahwa pada waktu kita mencari kehendak Tuhan untuk suatu pilihan karier tertentu, kita terlalu sering menginginkan proses yang potong kompas. Kita menginginkan penyataan tanpa melalui proses nalar dan kebenaran. Tetapi untuk membuat keputusan yang kuat, kita harus bersedia mengambil langkah-langkah itu menurut gilirannya. 1. Nalar -------- Saya adalah seorang yang sungguh-sungguh percaya bahwa Allah telah memberi kita akal dan firman-Nya untuk menolong kita melihat kehendak-Nya. Sungguh mengherankan bila banyak orang membuat keputusan yang keliru padahal Alkitab telah menunjukkan beberapa hal secara jelas sekali. Untuk hal-hal di mana Kitab Suci tidak memberikan petunjuk yang khusus, orang Kristen perlu memakai akal guna menentukan pilihan kariernya. Kita bisa mengajukan kepada diri kita sendiri beberapa pertanyaan dasar tentang karunia kita dan minat kita. Apakah kita ingin bekerja dengan orang-orang? Ataukah kita lebih senang bekerja dengan barang-barang, angka-angka, atau dengan ide-ide? Nalar kita dapat memberitahukan hal-hal pokok tertentu mengenai diri kita dan menolong kita menempatkan informasi itu untuk berhadapan dengan fakta-fakta yang kita ketahui tentang keputusan yang ada. Saya kira Allah tidak akan membuat panggilan karier kita bertentangan dengan karunia kita. Jadi, kita memakai nalar kita untuk mengadakan penyelidikan semampu kita dan untuk mempelajari firman-Nya agar kita bisa membuat pilihan yang tepat. Saya telah menyusun tiga pertanyaan yang bersifat pribadi dan khusus sehubungan dengan karunia-karunia dan minat saya sendiri. Saya yakin pertanyaan-pertanyaan ini diberikan oleh Roh dan dituntun oleh nalar. Pertanyaan-pertanyaan ini menolong saya untuk mengambil keputusan yang masuk akal berkenaan dengan kesempatan-kesempatan yang diberikan pada saya. Dalam setiap pekerjaan yang saya lakukan saya harus dapat melayani. Kalau saya tidak bisa melayani, saya tidak mungkin memilih karier itu. Saya mempunyai karunia memimpin, oleh karena itu saya perlu mempunyai kesempatan untuk memimpin. Saya juga mempunyai keinginan agar kreatif, jadi saya perlu pekerjaan yang menyediakan kesempatan berpikir yang bersifat membaharui dan membangun. Ketika mempertimbangkan suatu tawaran pekerjaan, inilah kriteria yang saya pakai. 1. Bagaimana saya bisa melayani? 2. Bagaimana saya bisa memimpin? 3. Bagaimana saya bisa berkreasi? Kalau saya tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara memuaskan, saya tahu bahwa pekerjaan itu bukan untuk saya. Misalnya, saya pernah menolak suatu posisi karena walaupun bisa melayani, saya hendak dijadikan manajer dalam pekerjaan pemeliharaan dan bukan pemimpin dalam pekerjaan yang kreatif. Itulah pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan; pertanyaan-pertanyaan saudara akan berbeda jikalau karunia dan minat saudara berbeda. Tidaklah bijaksana kalau kita meniru pertanyaan orang lain, tetapi memang sangat penting bagi kita untuk mempunyai pertanyaan sendiri. Nalar, jika diterangi oleh Roh Kudus, akan sangat penting supaya mengetahui kehendak Tuhan dalam suatu pilihan pekerjaan. Tetapi nalar harus dilengkapi dengan kebenaran. 2. Kebenaran ------------ Langkah ini melibatkan pertanyaan, "Apakah hati saya benar dihadapan Tuhan?" Adalah salah kalau saya mengira Allah akan memimpin saya melalui nalar saya bila hati saya tidak benar di hadapan-Nya. Bagaimana Allah bisa menghubungi saya jika saya tidak mendengarkan-Nya? Jadi, pikiran saya harus siap. Demikian juga hati saya. Alangkah baiknya bila kita tidak hanya mengajukan pertanyaan ini ketika ada krisis yang timbul dan kita perlu membuat suatu keputusan. Sebaiknya, ajukan pertanyaan itu setiap hari dan tetaplah dalam keselarasan dengan Allah. 3. Pertanyaan ------------- Jikalau saudara sudah sungguh-sungguh memeriksa nalar dan kebenaran, saudara perlu berkata kepada Tuhan, "Saya membutuhkan suatu tanda tentang jalan yang benar, suatu petunjuk dari Engkau" -- dengan kata lain penyataan. Dan jika saudara telah sampai pada saat penting yang menentukan itu, akan muncul suatu tanda. Tuhan akan menyatakan diri-Nya. Tetapi Ia tidak akan memberikan tanda yang gegabah di langit; Ia tidak akan menunjukkan tanda sebelum saudara memulai dengan nalar dan kebenaran. Kehendak Tuhan bagi karier saudara bukan merupakan rahasia Allah yang ingin disembunyikan-Nya dari saudara. Allah ingin memberitahukan kehendak-Nya kepada saudara sebagaimana saudara ingin mengetahuinya. Saudara tidak perlu meragukan bahwa saudara sedang melakukan apa yang Allah inginkan. Saudara dan Tuhan, kalau bekerja bersama-sama, akan menghasilkan jawaban, tetapi ingat, caranya selangkah demi selangkah. Bahan diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: Penerapan Praktis Pola Hidup Kristen Penulis : David McKenna Penerbit : Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup, YAKIN, 2002 Halaman : 899 -- 901 ========== KESAKSIAN ========== Berikut ini sajian kesaksian yang di tulis Sdr. Hary kepada redaksi. Silakan menyimak, semoga menjadi berkat. TUHAN MENDENGAR DOAKU Salam damai sejahtera di dalam Tuhan Yesus Kristus, Pada kesempatan ini saya ingin berbagi kesaksian tentang indahnya hidup di dalam Tuhan. Saya adalah anak keempat dari empat bersaudara. Sejak lulus kuliah dari Universitas Jember (Unej) tahun 2002, saya ingin sekali bekerja di instansi pemerintah. Dan setelah lulus kuliah saya berdoa dan bergumul dengan Tuhan agar saya bisa bekerja di instansi pemerintah. Banyak lamaran yang sudah saya kirim, ternyata sangat sulit sekali untuk bekerja di instansi pemerintah. Akhirnya, saya bekerja di perusahaan swasta walau dengan setengah hati. Tetapi saya percaya Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya dan selalu mendengar doa anak-Nya. Tepatnya pada tanggal 1 Desember 2005 tanpa saya sadari, pikirkan, dan rencanakan ternyata saya mendapatkan panggilan untuk bekerja di salah satu instansi pemerintah di kota saya (dengan melalui seleksi). Sekarang saya sudah bekerja sesuai dengan cita-cita saya, di suatu instansi pemerintah. Ini semua terwujud oleh karena campur tangan Tuhan, kasih sayang Tuhan yang dinyatakan di kehidupan saya secara pribadi. Tuhan memberikan sesuatu yang indah bagi anaknya yang senantiasa berharap dan berserah kepada-Nya. Kiranya kesaksian ini memberikan kekuatan bagi kita. Kala kita senang, sedih, bahkan menghadapi permasalahan kiranya Tuhan yang menjadi pengharapan kita karena di dalam Dia ada penyelesaian. Amin. Kiriman: Hary <hary(at)xxxx> ========== INFO ========== BAHAN UNTUK PEMIMPIN KRISTEN DARI e-LEADERSHIP Seorang pemimpin yang sejati tidaklah perlu mengatakan "Akulah pemimpin" kepada para pengikutnya. Bagi Anda yang ingin belajar untuk menjadi seorang pemimpin yang sejati, e-Leadership adalah sarana yang tepat. Diterbitkan secara berkala setiap bulan oleh YLSA, publikasi ini mengemban visi membentuk dan menciptakan sosok pemimpin-pemimpin yang baik berdasar prinsip Kristen. Dalam setiap edisi, Anda akan memperoleh artikel-artikel tentang kepemimpinan dari sudut kristiani, tips, inspirasi, sumber kepemimpinan, dan informasi lain yang dapat digunakan untuk memperlengkapi para pemimpin, pelatih, dan hamba-hamba Tuhan yang memiliki beban dalam kepemimpinan Kristen di Indonesia. Jadi, tunggu apa lagi? Mari bergabung dengan milis publikasi e-Leadership dan ikutlah ambil bagian dalam memajukan kepemimpinan dengan prinsip Kristen di Indonesia. ==> <subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org> [berlangganan] ==> http://www.sabda.org/publikasi/leadership/ [arsip] ==> http://lead.sabda.org/ [situs Indo Lead] ============================== e-KONSEL ============================== PIMPINAN REDAKSI: Ratri PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2007 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda punya masalah/perlu konseling? masalah-konsel(at)sabda.org Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://c3i.sabda.org/ ======================================================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |