Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/111 |
|
![]() |
|
e-Konsel edisi 111 (2-5-2006)
|
|
<=> Edisi (111) -- 01 Mei 2006 <=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Daftar Isi: = Pengantar : Belajar Dari Kesepian = Renungan : Jawaban Allah Terhadap Kesepian = Cakrawala : Kesepian = TELAGA : Mengobati Kesepian = Bimbingan Alkitabiah : Kesepian <=> PENGANTAR REDAKSI -------------------------------------------- <=> Syalom pembaca terkasih, Kesepian bisa menimpa siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Mungkin karena itu pula kesepian telah menjadi seperti salah satu penyakit menakutkan yang dihindari banyak orang. Pergi berjalan- jalan, menonton film, berbelanja, berkunjung ke rumah teman, atau menyibukkan diri dengan pekerjaan mungkin bisa menghilangkan kesepian untuk sementara waktu. Namun, apakah aktifitas-aktifitas seperti itu bisa menjawab masalah kesepian yang sesungguhnya? Orang yang mengalami kesepian tidak membutuhkan keramaian; yang dibutuhkannya adalah keintiman dengan sesama, dan terutama dengan Tuhan. Terkadang Tuhan memakai kesepian untuk menarik kita supaya kembali dekat kepada-Nya. Satu hal yang harus selalu kita ingat, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan membiarkan kita tenggelam dalam kesepian. Melalui edisi kali ini, e-Konsel mengajak pembaca terkasih melihat bagaimana Allah bekerja melalui kesepian yang dialami seseorang dan bagaimana Ia memberikan jalan keluar untuk mengatasi rasa kesepian itu. Selamat membaca! Redaksi e-Konsel, (Ratri) <=> RENUNGAN ----------------------------------------------------- <=> <=> JAWABAN ALLAH TERHADAP KESEPIAN <=> Bacaan : Matius 1:18-25 Kebanyakan dari kita sering mengalami kesepian dalam berbagai bentuk. Saya pernah mengalami kesepian yang amat dalam pada hari pertama saya terjun ke dunia militer. Di sana, saya diperhadapkan pada suasana penuh kata-kata makian yang kasar dan tidak pantas didengar. Kebanyakan orang yang memiliki cacat fisik berkata bahwa penderitaan mereka yang terbesar bukan cacat tubuh mereka, melainkan kesepian. Hal ini juga dialami oleh para orang tua yang diabaikan oleh anak- anaknya, suami atau istri yang kehilangan pasangannya, dan kaum minoritas yang tidak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Jika kita ingin menjadi pengikut sejati dari Sang Juruselamat, kita harus menolong orang yang kesepian di sekitar kita. Namun, kita tak dapat menemani mereka setiap saat, juga tidak sepenuhnya dapat mengetahui dukacita yang mereka rasakan. Hanya Allah yang dapat memenuhi kebutuhan orang yang kesepian. Dan inilah kabar baik itu. Dalam Yesus, Dia telah menyatakan diri-Nya sebagai "Imanuel," yang berarti, "Allah beserta kita". Suatu hari, G. Campbell Morgan mengunjungi seorang wanita tua yang hidup sendirian. Sebelum pergi, ia membacakan sebuah ayat, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20). "Janji yang indah," kata Dr. Morgan untuk memberikan penguatan. Dengan mata berbinar-binar wanita itu menjawab, "Dr. Morgan, itu bukan lagi janji, tetapi kenyataan!" Bagi wanita itu, Imanuel adalah obat yang paling manjur untuk mengatasi kesepian - HVL "AKU SEKALI-KALI TIDAK AKAN MEMBIARKAN DAN MENINGGALKAN ENGKAU" IBRANI 13:5 <=> Sumber diambil dan diedit dari:<=> Publikasi e-Renungan Harian, Edisi 15 Desember 2001 ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2001/12/15/ <=> CAKRAWALA ---------------------------------------------------- <=> <=> KESEPIAN <=> Saya pernah menyalin kutipan ini, "Kesepian merupakan lubang di dalam jiwa, seorang narapidana tak henti-hentinya mengetuk-ngetuk batu dan menantikan ketukan balasan dengan sia-sia." Demikianlah yang saya rasakan ketika saya kesepian - terasing, tetapi bukan atas kehendak saya, tidak mungkin membuat diri saya didengar, dimengerti, dilihat, diterima, dinilai, atau dikasihi. Secara fisik, kesepian adalah suatu serangan akut dari kerinduan akan sentuhan. Saya rindu sekali untuk dipegang dan dibelai. Kesepian tidak sama dengan keheningan. Keheningan adalah suatu pemberian yang indah. Seandainya saya dapat memiliki dua jam saja untuk belajar sendirian, hal itu laksana obat yang menguatkan jiwa saya. Namun, itu bukanlah kesepian; itu adalah keheningan. Kesepian menyerang di tengah malam. Seperti hantu yang berdiri di pintu. Dalam keadaannya yang buruk, kesepian nampak seperti abadi - dahulu, sekarang, dan pada masa yang akan datang. Kesepian dapat menghinggapi seorang yang sudah menikah dan nampak berbahagia, maupun seorang yang belum menikah. Misalnya, setiap wanita yang mempunyai suami yang aktif bekerja akan mengenal rasa kesepian. Seorang gadis yang tinggal bersama kami selama dua tahun mengatakan, "Ada dua macam lelaki yang tidak ingin kunikahi, yaitu dokter dan pendeta. Istri-istri mereka begitu kesepian." Tentu itu berlaku juga bagi para istri orang-orang yang mempunyai profesi lain. Semakin berhasil suami dalam profesinya, semakin kesepian istrinya. Banyak orang mengharapkan orang lain untuk memecahkan persoalan kesepian mereka. Tetapi saya melihat bahwa saya tidak selalu dapat mengurus orang lain. Tentu saja, teman-teman dapat sangat menolong - tetapi mereka tidak selalu ada pada saat saudara membutuhkan mereka. Selama tiga puluh tahun berada di luar negeri, seringkali saya tidak mempunyai teman sebaya. Saya tentu mempunyai teman-teman orang Kristen yang dapat saya hubungi, tetapi sebagai istri seorang pendeta, saya tidak mempunyai teman-teman dekat. Orang-orang datang dari jauh untuk bertemu dengan Walter, tetapi orang-orang ini datang untuk meminta bantuan kami. Saya mempunyai tetangga-tetangga orang Jerman dan orang Austria yang baik sekali, tetapi saya tahu mereka tidak akan memahami hebatnya kesepian saya karena mereka tinggal di tanah air mereka sendiri, sedangkan saya jauh dari tanah air saya. Walter sadar akan kesepian saya, dan ia mau mendengarkan dengan sangat baik. Ia sendiri juga kesepian. Sebagai seorang Jerman Timur, ia telah kehilangan keluarga dan teman-temannya setelah Perang Dunia II. Ia telah menjadi seorang pendeta muda yang terkenal, dan dikelilingi banyak sekali teman yang juga dapat ia hubungi. Jadi, dengan tinggal di Austria, kami berdua serasa dalam pembuangan. Pernah di kala putus asa saya pergi ke Salzburg, ke sebuah universitas tempat seorang pendeta selalu siap dihubungi dan saya berbicara dengannya tentang hal itu. Ia mendengarkan, dan itu menolong. Beberapa kali saya menulis surat kepada seseorang yang saya pikir dapat memahami, dan tindakan menulis itulah yang melepaskan saya dari penderitaan. Pada waktu menerima surat balasan, untuk sementara saya telah mengatasi masalah saya. Surat balasan itu menolong saya untuk mengetahui bahwa ada seseorang yang mengetahui dan memperhatikan. Menulis di dalam buku harian saya juga sangat menolong. Saya harus belajar mengisi saat-saat kesendirian saya. Setiap orang yang membaca tidak pernah perlu hidup kesepian karena dengan membaca, saudara dapat berhubungan dengan orang-orang yang memiliki pandangan yang hebat dan saudara dapat berpikir dengan pikiran mereka. Di dalam waktu luang, saya senang mengerjakan pekerjaan tangan. Saya mempunyai sebuah bantal yang telah tiga kali mengelilingi dunia sebelum saya menyelesaikannya. Pekerjaan membuat bantal ini menolong saya pada saat saya tidak dapat membaca ataupun menulis. Memainkan alat musik juga menolong saudara terlepas dari rasa kesepian. Saya tidak terlalu pandai bermain piano, tetapi saya selalu merasa tertolong dengan bernyanyi atau mempelajari kata-kata sebuah nyanyian pujian baru. Kesepian tidak sepenuhnya merupakan hal yang tidak menyenangkan. Kesepian dapat merupakan pemberian dari Tuhan. Kesepian dapat menjadi magnet Tuhan untuk menarik kita mendekat kepada-Nya. Ia membuat kita mampu menghadapi kesepian yang sangat untuk menjamin bahwa kita tidak akan mandeg dan bahwa kita akan menjangkau melampaui diri kita kepada-Nya, pada pengalaman-pengalaman baru, dan kepada orang lain - yaitu orang-orang yang membutuhkan kita, karena mereka juga kesepian. <=> Sumber diambil dan diedit dari: <=> Judul Buku : Penerapan Praktis Pola Hidup Kristen Judul Artikel: Kesepian Penulis : Ingrid Trobisch Penerbit : Kerjasama Yayasan Penerbit Gandum Mas, Lembaga Literatur Baptis, Yayasan Kalam Hidup, dan YAKIN, 2002 Halaman : 400 - 402 <=> TELAGA ------------------------------------------------------- <=> Tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin hidup dalam kesepian. Penting untuk diketahui bahwa kesepian berbeda dengan menyepi. Nah, jika saat ini Anda sedang kesepian atau ingin menolong orang yang kesepian, simak ringkasan tanya-jawab dengan Pdt. Paul Gunadi, Ph.D berikut ini! <=> MENGOBATI KESEPIAN <=> ------ T : Adakah ciri-ciri tertentu orang yang kesepian? J : Mungkin saja orang yang sehat itu tidak merasa sepi, namun tidak menutup kemungkinan adanya situasi tertentu yang bisa terjadi dalam hidup kita itu. Misalnya, berpisah dengan lingkungan, orang-orang dekat dan kita sayangi, akan mengguncang hidup kita. Meskipun kita puas dengan hidup kita, mempunyai relasi dengan Tuhan yang akrab, tapi kondisi tertentu bisa benar-benar cukup mengguncangkan kita dalam kesepian itu. ------ T : Apakah orang yang suka menyepi mengalami kesepian juga? J : Ada perbedaan antara menyendiri dan kesepian. Kadang-kadang kita memang butuh menyendiri karena terlalu lelah berhubungan dengan manusia secara terus-menerus. Menyendiri dalam pengertian kita berarti mengumpulkan kembali kekuatan yang telah terkuras habis dan ini adalah sesuatu yang positif. Kesepian bukan seperti itu sebab kesepian merupakan reaksi terhadap kesendirian di luar kehendak pribadi. Kita tidak menginginkannya, namun mengalaminya. Menyendiri itu atas dasar pilihan pribadi; kita memang merencanakan untuk menyendiri. Sedangkan kesepian merupakan reaksi, perasaan yang keluar terhadap fakta bahwa kita ini sendiri dan tidak menginginkan untuk sendiri di saat ini. Itulah bedanya. ------ T : Bagaimana dengan orang-orang yang meskipun di tengah-tengah keramaian masih bisa merasa kesepian? J : Ini membuktikan bahwa kesepian itu bisa terjadi di tengah orang banyak atau di suasana hiruk-pikuk sebab kesepian adalah sebuah perasaan, bukan sebuah situasi atau kondisi. Maka ketika orang- orang yang mengalami kesepian diajak ke sana, ke sini, ke tengah- tengah keramaian, mereka tetap saja kesepian. Dia akan murung, dia tidak akan cerah, dan tidak bisa menikmati keramaian itu. Justru rasanya tidak betah, ingin tergesa-gesa pulang kembali ke rumah dan diam kembali di rumah, di dalam keheningan. Kita yang di luar mungkin tidak mengerti dan berkata "hening itu sepi", tetapi sebenarnya berbeda. Hening dengan hiruk-pikuk itu benar-benar tidak relevan dalam hal kesepian sebab kesepian adalah sebuah reaksi, sebuah perasaan yang keluar terhadap kesendirian yang tidak kita kehendaki. ------ T : Bagaimana kita bisa menolong orang yang kesepian itu? J : Obat kesepian bukanlah keramaian, melainkan KEINTIMAN. Sebagai makhluk sosial kita merindukan relasi yang intim dengan sesama dan kesepian adalah reaksi terhadap tidak adanya keintiman dalam hidup kita itu. Jadi, kita tetap bisa kesepian meskipun dari pagi sampai sore kita bekerja dan bertemu dengan rekan-rekan kerja. Di gereja pun kita kesepian. Mengapa demikian? Sebab tidak ada teman atau sahabat yang akrab dan intim dengan kita. Untuk bisa menjalin relasi yang intim kita harus berani mengundang orang masuk menempati ruang hati kita dan sebaliknya, kita pun mesti masuk ke dalam ruang hidup orang itu. Relasi intim benar-benar dua arah. Dalam kondisi seperti inilah kesempatan atau kemungkinan kita merasa kesepian hampir tidak ada. ------ T : Kalau ada seseorang yang datang pada kita dan secara terus terang menyatakan kesepiannya, apa yang kita lakukan untuk menolongnya? J : Kita bisa bertanya, "Apakah Anda berkeberatan jika saya datang ke rumah?" Tadi sudah kita singgung bahwa tidak semua orang yang kesepian sebetulnya mengizinkan orang masuk ke dalam kehidupannya. Jadi, kita memang harus bertanya. Kita mesti meminta izin, apakah dia tidak berkeberatan jika kita memasuki kehidupannya. Kalau dia berkeberatan kita mengunjunginya, kita bisa bertanya, "Apa boleh nanti saya menghubungi Anda via telepon saja?" Itulah beberapa hal yang bisa langsung kita lakukan secara konkret. ------ T : Bagaimana jika kita melibatkan mereka dalam beberapa organisasi atau aktivitas atau di gereja supaya dia bisa merasakan kehangatan, perhatian orang, dan lain sebagainya? J : Tentu kita bisa mengajak dia ke tempat yang lebih ramai, misalnya ke persekutuan di gereja dan biarkanlah teman-teman yang lain juga menyapanya dan mungkin kemudian sesekali meneleponnya. Biarlah teman-teman itu secara alamiah mulai menghubunginya. Mudah-mudahan dari situ dia makin merasa disambut dengan baik. Atau kita bisa katakan pada orang yang kesepian dan tidak mau membuka diri itu, "Saya lihat Anda sedang susah. Saya tidak tahu apa masalah Anda, tapi silakan menghubungi saya kalau mau berbincang-bincang. Saya ingin sekali membantu Anda. Atau, kalau Anda perlu untuk pergi atau perlu bantuan, saya bersedia menemani Anda". Cara yang lain lagi, kita bisa katakan, "Saya melihat Anda dalam kesusahan. Saya tidak tahu apakah Anda mau membicarakan masalah Anda atau tidak, tapi saya akan mendoakan Anda". Ucapan-ucapan seperti itu bisa menyejukkan hati orang yang sedang kesepian. ------ T : Apakah seseorang yang mengalami kesepian juga kehilangan rasa percaya dirinya? J : Biasanya ya. Pada saat kesepian, dia akan kehilangan keyakinan bahwa dirinya bisa efektif dalam hidup ini, bahwa dia bisa melakukan hal-hal yang tadinya bisa dia lakukan dengan baik. Dia kehilangan kepercayaan diri sebab memang tiba-tiba dia merasa kehilangan semua. Dan salah satu kehilangan yang sering dialami oleh orang adalah kehilangan akan Tuhan. Orang itu beranggapan Tuhan pun telah meninggalkannya, tidak lagi menghiraukannya. Jadi, ia benar-benar kehilangan semua. Nah, jangan sampai kita makin membuat diri kita terpuruk. Oleh sebab itu, tanggung jawab ada di pundak kita sendiri. Pertanyaan yang harus kita tanyakan adalah "maukah saya mengambil risiko untuk memulai relasi dan meningkatkannya sampai pada tahap keakraban atau keintiman?" Akhirnya, terpulang pada kita lagi. Kita tidak bisa berharap semuanya berubah dengan sendirinya; kita juga harus melangkah. Jadi, tanggung jawab itu ada pada pundak sendiri. ------ T : Apakah nasihat firman Tuhan tentang kesepian ini? J : Firman Tuhan di Amsal 18:24 berkata, "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara." Memang ada kalanya demikian. Artinya, kita dianugerahi Tuhan kesempatan untuk membangun relasi, bukan saja dengan saudara-saudara kita, tetapi juga dengan teman-teman. Persahabatan dengan mereka bisa lebih dekat daripada dengan saudara-saudara kita. Jadi, silakan keluar dari tempurung kita. Bangunlah relasi dan biarkan Tuhan memakai orang-orang ini untuk memperkaya hidup kita pula. <=> Sumber: <=> [[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #161B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org> atau: < TELAGA(at)sabda.org > ]] ==> http://www.telaga.org/transkrip.php?mengobati_kesepian.htm <=> BIMBINGAN ALKITABIAH ----------------------------------------- <=> <=> KESEPIAN <=> AYAT ALKITAB ============ Matius 11:28-30 Ibrani 13:5,6 Matius 28:20 Mazmur 40:1-4 1Korintus 1:9 Amsal 3:5,6 LATAR BELAKANG ============== Kesepian adalah kesadaran pedih bahwa seseorang kurang memiliki hubungan yang dekat dan berarti dengan orang lain. Kekurangan tadi menimbulkan kekosongan, kesedihan, pengasingan diri bahkan keputusasaan. Perasaan ditolak dan citra diri yang rendah mengembang karena kita tidak dapat bergaul, atau kita merasa tersisih dan tidak disukai, betapapun kerasnya kita berusaha untuk dimiliki. Keadaan masyarakat di mana kita hidup telah menambah masalah kesepian. Beberapa orang akan merasa sulit sekali mengembangkan identitas dan hubungan yang berarti di tengah rimba birokrasi, spesialisasi, pengorganisasian, dan kompetisi. Masyarakat yang terus bergerak dan berubah, cenderung membuat orang merasa tak berakar dan terpecah diri. Kesepian dapat melukai diri. Beberapa orang merasa sulit berkomunikasi dengan sesamanya atau kurang keyakinan karena mereka memiliki citra diri yang buruk. Ada pula yang menginginkan kebersamaan, tetapi keinginan untuk memiliki kepentingan dan pengaturan diri sendiri, menghalanginya mengembangkan hubungan- hubungan yang bermakna. Ketakutan untuk membuka keberadaan batinnya telah membuat semacam kelumpuhan sosial. -----------------------------Kutipan-------------------------------- Menurut Billy Graham: "Manusia yang terpisah dari Allah akan merasa hidupnya sepi arti dan mengalami kesunyian yang mencekam. Cukup banyak orang memikul beban duka, kuatir, pedih, dan kecewa; tetapi kesepian terdalam dialami orang yang tenggelam dalam dosa." --------------------------Kutipan Selesai--------------------------- Salah satu akibat kejatuhan ialah manusia menjadi terasing dari Allah. Keterasingan itu membuat Adam dan Hawa bersembunyi dari Allah dan berusaha menutup diri. Mungkin tiga keadaan ini membantu kita mengerti keadaan orang yang kesepian. Keadaan rohani kita dapat diungkapkan sebagai berikut. "Manusia dicipta dengan suatu tempat khusus untuk Allah di hatinya, yang hanya mampu diisi oleh Allah." Hanya jika kita mendapatkan Kristus, kita akan mampu mengatasi kesempitan diri kita dan mengembangkan perspektif hidup yang akan mengurangi pedihnya kesepian. Pemazmur bersukacita atas perbuatan Allah dalam hidupnya, "Ia menyegarkan jiwaku." (Mazmur 23:2). Penyegaran ini menyingkirkan sebab-sebab keterasingan kita. "Kamu ... dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya." (Kolose 1:21,22). Juga akibat lainnya ialah, hidup kita didiami Roh Kudus. "Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19). Jadi, kita menjadi utuh di dalam Dia. "Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia, Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa." (Kolose 2:10) STRATEGI BIMBINGAN ================== Kita akan menyoroti masalah kesepian baik dari sudut pandang rohani maupun praktis, baik untuk yang bukan Kristen ataupun yang beriman. Kita akan mementingkan baik persekutuan dengan Allah maupun dengan sesama manusia kita Untuk yang Bukan Kristen ------------------------ 1. Kuatkan hatinya. Dengan membagikan masalahnya, dia mengakui kebutuhannya. Sikap ini penting dalam usaha memecahkan masalah kehidupan. Yakinkan bahwa langkah pertamanya ini bisa diikuti oleh langkah-langkah berikutnya yang akan memecahkan masalahnya. 2. Berusahalah menetapkan penyebab kesepiannya. Jika tidak banyak informasi yang ia utarakan, tanyakan tentang dirinya: di mana dia tinggal, siapa tetangganya, di mana dia bekerja, dan apakah dia menyukai pekerjaannya. Tanyakan juga hobinya, sahabat-sahabat dan gerejanya. 3. Tanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Jelaskan dengan "Damai dengan Allah", [Damai dengan Allah; -- traktat untuk menolong/menuntun orang non- Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5; CD-SABDA 2.0: Topik 17750]. Rencana Allah pertama untuk hidupnya ialah menerima Kristus. Dia perlu tahu bahwa masalah kesepiannya pun akan diurus kelak. Dia akan berdamai dengan Allah (Roma 5:1) dan Kristus akan menjadi sahabat tetapnya. "Ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.", 4. Bimbing dia untuk mengusahakan pertumbuhan rohani dengan membaca dan mempelajari Firman Allah dan berdoa. Anjurkan dia untuk memulai dengan "Hidup dalam Kristus" [Hidup dalam Kristus; -- traktat yang berisi pelajaran-pelajaran dasar tentang kehidupan Kristen CD-SABDA 2.0: Topik 17453]. Kebiasaan berdoa tiap hari akan mengobati perasaan sepinya karena dengan berdoa dia dapat bertemu Allah, "sebagai penolong dalam kesesakan yang sangat terbukti." (Mazmur 45:2). 5. Anjurkan dia untuk mencari hubungan dengan suatu gereja yang mementingkan Alkitab agar dia bisa menerima persekutuan yang hangat, ibadah, dan pelayanan. Nasihatkan dia untuk tidak mengharapkan terlalu banyak dalam waktu yang terlampau cepat. Hubungan yang berarti tidak terjadi dalam sekejap mata. Hubungan harus dipupuk, dan ini perlu waktu. Semakin banyak dia memberi diri dalam keterlibatannya di gereja, semakin banyak yang akan ia terima dari orang lain. Orang yang ingin memiliki banyak sahabat, harus menunjukkan sikap bersahabat. Jelaskan padanya bahwa gereja yang baik memikirkan pengadaan sarana persekutuan dan persahabatan sesuai kebutuhan anggotanya. 6. Nasihatkan dia untuk mempererat hubungan kekeluargaannya yang mungkin sudah berjalan tidak semestinya. Komunikasi dengan anggota keluarga lainnya akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap saling menghargai dan memperhatikan. Kini, sesudah dia kenal Kristus, dia harus berusaha membawa anggota-anggota keluarganya kepada Sang Juruselamat. 7. Berdoalah bersamanya bagi pertumbuhan kerohaniannya dan perkembangan hubungan yang berarti dengan sahabat-sahabat yang Kristen dan bukan Kristen. Untuk yang Kristen ------------------ 1. Bimbing dia agar mengembangkan saat teduh tiap hari. Adanya kepekaan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan dan mengecewakannya akan membantu mengikis perasaan kesepiannya. -----------------------------Kutipan-------------------------------- Menurut Billy Graham: "Ada sedikit rahasia yang sudah kutemukan tentang cara mengalahkan kesepian. Pertama, aku tidak pernah merasa kesepian ketika aku berdoa sebab doa mempersekutukanku dengan sahabat yang melebihi sahabat biasa - Yesus Kristus. Dia berkata, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, ... tetapi ... sahabat." (Yohanes 15:15). Aku pun tak pernah kesepian bila membaca Alkitab. Tiap hari kubaca pasal- pasalnya. Tak ada apa pun lainnya yang meluluhkan kesepian seperti waktu khusus merenungkan Firman Allah." --------------------------Kutipan Selesai--------------------------- Dengan bertumbuh dalam hubungan ibadah kita dengan Tuhan, kita akan mulai mengalami perubahan. Tumbuhnya sikap-sikap mengasihi dan memperhatikan akan menjadi dasar bagi kontak-kontak kita dengan orang lain dan makin dalamnya persahabatan-persahabatan kita. 2. Anjurkan dia untuk mengambil pelayanan yang berarti di dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Memusatkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan orang lain akan menempatkan masalah- masalah kita dalam sudut pandang yang benar dan memperingan masalah kita sendiri. Pelayanan membantu kita memupuk persahabatan dengan sesama pelayan Kristen dan cenderung memperkuat citra diri kita di dalam kebersamaan itu. -----------------------------Kutipan-------------------------------- Menurut Billy Graham: "Aku tidak pernah merasa kesepian ketika aku menyaksikan Kristus bersama pada orang lain. Ada suatu kesukaan besar ketika menceritakan Kristus pada orang lain. Semua kita dapat melakukan hal ini." --------------------------Kutipan Selesai--------------------------- 3. Nasihatkan dia untuk mempererat ikatan-ikatan dalam keluarga. Orang yang kesepian biasanya memiliki hubungan kekeluargaan yang kendur. Berusaha terus-menerus untuk berkomunikasi dalam keluarga kita sendiri: belajar untuk saling membagi dan menerima, menghargai dan memperhatikan, menjadi bagian satu dari yang lain, akan mencegah kesunyian. Perbaikan hubungan dalam keluarga selalu membawa perbaikan dalam hal-hal lainnya. 4. Dorong dia untuk meminta bimbingan dari pendetanya. Seorang pendeta dapat membantu anggotanya untuk mengembangkan hubungan dan menunjukkan bidang-bidang pelayanan yang tepat. <=> Bahan diambil dan diedit dari sumber: <=> Judul Buku: Buku Pegangan Pelayanan Penulis : Billy Graham Penerbit : Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) Halaman : 124 - 127 CD-SABDA : Topik 17611 <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Evie, Raka PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Anda punya masalah/perlu konseling? < masalah-konsel(at)sabda.org > Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org > ===================================================================== Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org > Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://www.sabda.org/c3i/ <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |