Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/111

e-Konsel edisi 111 (2-5-2006)

Mengatasi Kesepian

<=>                  Edisi (111) -- 01 Mei 2006                    <=>

                               e-KONSEL
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

Daftar Isi:
  = Pengantar            : Belajar Dari Kesepian
  = Renungan             : Jawaban Allah Terhadap Kesepian
  = Cakrawala            : Kesepian
  = TELAGA               : Mengobati Kesepian
  = Bimbingan Alkitabiah : Kesepian

<=> PENGANTAR REDAKSI -------------------------------------------- <=>

  Syalom pembaca terkasih,

  Kesepian bisa menimpa siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
  Mungkin karena itu pula kesepian telah menjadi seperti salah satu
  penyakit menakutkan yang dihindari banyak orang. Pergi berjalan-
  jalan, menonton film, berbelanja, berkunjung ke rumah teman, atau
  menyibukkan diri dengan pekerjaan mungkin bisa menghilangkan
  kesepian untuk sementara waktu. Namun, apakah aktifitas-aktifitas
  seperti itu bisa menjawab masalah kesepian yang sesungguhnya?

  Orang yang mengalami kesepian tidak membutuhkan keramaian; yang
  dibutuhkannya adalah keintiman dengan sesama, dan terutama dengan
  Tuhan. Terkadang Tuhan memakai kesepian untuk menarik kita supaya
  kembali dekat kepada-Nya. Satu hal yang harus selalu kita ingat,
  Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan membiarkan kita tenggelam
  dalam kesepian.

  Melalui edisi kali ini, e-Konsel mengajak pembaca terkasih melihat
  bagaimana Allah bekerja melalui kesepian yang dialami seseorang dan
  bagaimana Ia memberikan jalan keluar untuk mengatasi rasa kesepian
  itu. Selamat membaca!

  Redaksi e-Konsel,
  (Ratri)

<=> RENUNGAN ----------------------------------------------------- <=>

               <=> JAWABAN ALLAH TERHADAP KESEPIAN <=>

  Bacaan : Matius 1:18-25

  Kebanyakan dari kita sering mengalami kesepian dalam berbagai
  bentuk. Saya pernah mengalami kesepian yang amat dalam pada hari
  pertama saya terjun ke dunia militer. Di sana, saya diperhadapkan
  pada suasana penuh kata-kata makian yang kasar dan tidak pantas
  didengar.

  Kebanyakan orang yang memiliki cacat fisik berkata bahwa penderitaan
  mereka yang terbesar bukan cacat tubuh mereka, melainkan kesepian.
  Hal ini juga dialami oleh para orang tua yang diabaikan oleh anak-
  anaknya, suami atau istri yang kehilangan pasangannya, dan kaum
  minoritas yang tidak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.

  Jika kita ingin menjadi pengikut sejati dari Sang Juruselamat, kita
  harus menolong orang yang kesepian di sekitar kita. Namun, kita tak
  dapat menemani mereka setiap saat, juga tidak sepenuhnya dapat
  mengetahui dukacita yang mereka rasakan. Hanya Allah yang dapat
  memenuhi kebutuhan orang yang kesepian. Dan inilah kabar baik itu.
  Dalam Yesus, Dia telah menyatakan diri-Nya sebagai "Imanuel," yang
  berarti, "Allah beserta kita".

  Suatu hari, G. Campbell Morgan mengunjungi seorang wanita tua yang
  hidup sendirian. Sebelum pergi, ia membacakan sebuah ayat, "Aku
  menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20).
  "Janji yang indah," kata Dr. Morgan untuk memberikan penguatan.
  Dengan mata berbinar-binar wanita itu menjawab, "Dr. Morgan, itu
  bukan lagi janji, tetapi kenyataan!" Bagi wanita itu, Imanuel adalah
  obat yang paling manjur untuk mengatasi kesepian - HVL

   "AKU SEKALI-KALI TIDAK AKAN MEMBIARKAN DAN MENINGGALKAN ENGKAU"
                             IBRANI 13:5

<=> Sumber diambil dan diedit dari:<=>
  Publikasi e-Renungan Harian, Edisi 15 Desember 2001
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2001/12/15/

<=> CAKRAWALA ---------------------------------------------------- <=>

                           <=> KESEPIAN <=>

  Saya pernah menyalin kutipan ini, "Kesepian merupakan lubang di
  dalam jiwa, seorang narapidana tak henti-hentinya mengetuk-ngetuk
  batu dan menantikan ketukan balasan dengan sia-sia." Demikianlah
  yang saya rasakan ketika saya kesepian - terasing, tetapi bukan atas
  kehendak saya, tidak mungkin membuat diri saya didengar, dimengerti,
  dilihat, diterima, dinilai, atau dikasihi. Secara fisik, kesepian
  adalah suatu serangan akut dari kerinduan akan sentuhan. Saya rindu
  sekali untuk dipegang dan dibelai.

  Kesepian tidak sama dengan keheningan. Keheningan adalah suatu
  pemberian yang indah. Seandainya saya dapat memiliki dua jam saja
  untuk belajar sendirian, hal itu laksana obat yang menguatkan jiwa
  saya. Namun, itu bukanlah kesepian; itu adalah keheningan. Kesepian
  menyerang di tengah malam. Seperti hantu yang berdiri di pintu.
  Dalam keadaannya yang buruk, kesepian nampak seperti abadi - dahulu,
  sekarang, dan pada masa yang akan datang.

  Kesepian dapat menghinggapi seorang yang sudah menikah dan nampak
  berbahagia, maupun seorang yang belum menikah. Misalnya, setiap
  wanita yang mempunyai suami yang aktif bekerja akan mengenal rasa
  kesepian. Seorang gadis yang tinggal bersama kami selama dua tahun
  mengatakan, "Ada dua macam lelaki yang tidak ingin kunikahi, yaitu
  dokter dan pendeta. Istri-istri mereka begitu kesepian." Tentu itu
  berlaku juga bagi para istri orang-orang yang mempunyai profesi
  lain. Semakin berhasil suami dalam profesinya, semakin kesepian
  istrinya.

  Banyak orang mengharapkan orang lain untuk memecahkan persoalan
  kesepian mereka. Tetapi saya melihat bahwa saya tidak selalu dapat
  mengurus orang lain. Tentu saja, teman-teman dapat sangat menolong -
  tetapi mereka tidak selalu ada pada saat saudara membutuhkan mereka.

  Selama tiga puluh tahun berada di luar negeri, seringkali saya tidak
  mempunyai teman sebaya. Saya tentu mempunyai teman-teman orang
  Kristen yang dapat saya hubungi, tetapi sebagai istri seorang
  pendeta, saya tidak mempunyai teman-teman dekat. Orang-orang datang
  dari jauh untuk bertemu dengan Walter, tetapi orang-orang ini datang
  untuk meminta bantuan kami. Saya mempunyai tetangga-tetangga orang
  Jerman dan orang Austria yang baik sekali, tetapi saya tahu mereka
  tidak akan memahami hebatnya kesepian saya karena mereka tinggal di
  tanah air mereka sendiri, sedangkan saya jauh dari tanah air saya.

  Walter sadar akan kesepian saya, dan ia mau mendengarkan dengan
  sangat baik. Ia sendiri juga kesepian. Sebagai seorang Jerman Timur,
  ia telah kehilangan keluarga dan teman-temannya setelah Perang Dunia
  II. Ia telah menjadi seorang pendeta muda yang terkenal, dan
  dikelilingi banyak sekali teman yang juga dapat ia hubungi. Jadi,
  dengan tinggal di Austria, kami berdua serasa dalam pembuangan.

  Pernah di kala putus asa saya pergi ke Salzburg, ke sebuah
  universitas tempat seorang pendeta selalu siap dihubungi dan saya
  berbicara dengannya tentang hal itu. Ia mendengarkan, dan itu
  menolong. Beberapa kali saya menulis surat kepada seseorang yang
  saya pikir dapat memahami, dan tindakan menulis itulah yang
  melepaskan saya dari penderitaan. Pada waktu menerima surat balasan,
  untuk sementara saya telah mengatasi masalah saya. Surat balasan itu
  menolong saya untuk mengetahui bahwa ada seseorang yang mengetahui
  dan memperhatikan. Menulis di dalam buku harian saya juga sangat
  menolong.

  Saya harus belajar mengisi saat-saat kesendirian saya.

  Setiap orang yang membaca tidak pernah perlu hidup kesepian karena
  dengan membaca, saudara dapat berhubungan dengan orang-orang yang
  memiliki pandangan yang hebat dan saudara dapat berpikir dengan
  pikiran mereka.

  Di dalam waktu luang, saya senang mengerjakan pekerjaan tangan. Saya
  mempunyai sebuah bantal yang telah tiga kali mengelilingi dunia
  sebelum saya menyelesaikannya. Pekerjaan membuat bantal ini menolong
  saya pada saat saya tidak dapat membaca ataupun menulis.

  Memainkan alat musik juga menolong saudara terlepas dari rasa
  kesepian. Saya tidak terlalu pandai bermain piano, tetapi saya
  selalu merasa tertolong dengan bernyanyi atau mempelajari kata-kata
  sebuah nyanyian pujian baru.

  Kesepian tidak sepenuhnya merupakan hal yang tidak menyenangkan.
  Kesepian dapat merupakan pemberian dari Tuhan. Kesepian dapat
  menjadi magnet Tuhan untuk menarik kita mendekat kepada-Nya. Ia
  membuat kita mampu menghadapi kesepian yang sangat untuk menjamin
  bahwa kita tidak akan mandeg dan bahwa kita akan menjangkau
  melampaui diri kita kepada-Nya, pada pengalaman-pengalaman baru, dan
  kepada orang lain - yaitu orang-orang yang membutuhkan kita, karena
  mereka juga kesepian.

<=> Sumber diambil dan diedit dari: <=>
  Judul Buku   : Penerapan Praktis Pola Hidup Kristen
  Judul Artikel: Kesepian
  Penulis      : Ingrid Trobisch
  Penerbit     : Kerjasama Yayasan Penerbit Gandum Mas, Lembaga
                 Literatur Baptis, Yayasan Kalam Hidup, dan YAKIN,
                 2002
  Halaman      : 400 - 402

<=> TELAGA ------------------------------------------------------- <=>

  Tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin hidup dalam kesepian.
  Penting untuk diketahui bahwa kesepian berbeda dengan menyepi. Nah,
  jika saat ini Anda sedang kesepian atau ingin menolong orang yang
  kesepian, simak ringkasan tanya-jawab dengan Pdt. Paul Gunadi, Ph.D
  berikut ini!

                    <=> MENGOBATI KESEPIAN <=>
------
  T : Adakah ciri-ciri tertentu orang yang kesepian?

  J : Mungkin saja orang yang sehat itu tidak merasa sepi, namun tidak
      menutup kemungkinan adanya situasi tertentu yang bisa terjadi
      dalam hidup kita itu. Misalnya, berpisah dengan lingkungan,
      orang-orang dekat dan kita sayangi, akan mengguncang hidup kita.
      Meskipun kita puas dengan hidup kita, mempunyai relasi dengan
      Tuhan yang akrab, tapi kondisi tertentu bisa benar-benar cukup
      mengguncangkan kita dalam kesepian itu.
------
  T : Apakah orang yang suka menyepi mengalami kesepian juga?

  J : Ada perbedaan antara menyendiri dan kesepian. Kadang-kadang kita
      memang butuh menyendiri karena terlalu lelah berhubungan dengan
      manusia secara terus-menerus. Menyendiri dalam pengertian kita
      berarti mengumpulkan kembali kekuatan yang telah terkuras habis
      dan ini adalah sesuatu yang positif.

      Kesepian bukan seperti itu sebab kesepian merupakan reaksi
      terhadap kesendirian di luar kehendak pribadi. Kita tidak
      menginginkannya, namun mengalaminya. Menyendiri itu atas dasar
      pilihan pribadi; kita memang merencanakan untuk menyendiri.
      Sedangkan kesepian merupakan reaksi, perasaan yang keluar
      terhadap fakta bahwa kita ini sendiri dan tidak menginginkan
      untuk sendiri di saat ini. Itulah bedanya.
------
  T : Bagaimana dengan orang-orang yang meskipun di tengah-tengah
      keramaian masih bisa merasa kesepian?

  J : Ini membuktikan bahwa kesepian itu bisa terjadi di tengah orang
      banyak atau di suasana hiruk-pikuk sebab kesepian adalah sebuah
      perasaan, bukan sebuah situasi atau kondisi. Maka ketika orang-
      orang yang mengalami kesepian diajak ke sana, ke sini, ke
      tengah- tengah keramaian, mereka tetap saja kesepian. Dia akan
      murung, dia tidak akan cerah, dan tidak bisa menikmati keramaian
      itu. Justru rasanya tidak betah, ingin tergesa-gesa pulang
      kembali ke rumah dan diam kembali di rumah, di dalam keheningan.
      Kita yang di luar mungkin tidak mengerti dan berkata "hening itu
      sepi", tetapi sebenarnya berbeda. Hening dengan hiruk-pikuk itu
      benar-benar tidak relevan dalam hal kesepian sebab kesepian
      adalah sebuah reaksi, sebuah perasaan yang keluar terhadap
      kesendirian yang tidak kita kehendaki.
------
  T : Bagaimana kita bisa menolong orang yang kesepian itu?

  J : Obat kesepian bukanlah keramaian, melainkan KEINTIMAN. Sebagai
      makhluk sosial kita merindukan relasi yang intim dengan sesama
      dan kesepian adalah reaksi terhadap tidak adanya keintiman dalam
      hidup kita itu. Jadi, kita tetap bisa kesepian meskipun dari
      pagi sampai sore kita bekerja dan bertemu dengan rekan-rekan
      kerja. Di gereja pun kita kesepian. Mengapa demikian? Sebab
      tidak ada teman atau sahabat yang akrab dan intim dengan kita.
      Untuk bisa menjalin relasi yang intim kita harus berani
      mengundang orang masuk menempati ruang hati kita dan sebaliknya,
      kita pun mesti masuk ke dalam ruang hidup orang itu. Relasi
      intim benar-benar dua arah. Dalam kondisi seperti inilah
      kesempatan atau kemungkinan kita merasa kesepian hampir tidak
      ada.
------
  T : Kalau ada seseorang yang datang pada kita dan secara terus
      terang menyatakan kesepiannya, apa yang kita lakukan untuk
      menolongnya?

  J : Kita bisa bertanya, "Apakah Anda berkeberatan jika saya datang
      ke rumah?" Tadi sudah kita singgung bahwa tidak semua orang yang
      kesepian sebetulnya mengizinkan orang masuk ke dalam
      kehidupannya. Jadi, kita memang harus bertanya. Kita mesti
      meminta izin, apakah dia tidak berkeberatan jika kita memasuki
      kehidupannya. Kalau dia berkeberatan kita mengunjunginya, kita
      bisa bertanya, "Apa boleh nanti saya menghubungi Anda via
      telepon saja?" Itulah beberapa hal yang bisa langsung kita
      lakukan secara konkret.
------
  T : Bagaimana jika kita melibatkan mereka dalam beberapa organisasi
      atau aktivitas atau di gereja supaya dia bisa merasakan
      kehangatan, perhatian orang, dan lain sebagainya?

  J : Tentu kita bisa mengajak dia ke tempat yang lebih ramai,
      misalnya ke persekutuan di gereja dan biarkanlah teman-teman
      yang lain juga menyapanya dan mungkin kemudian sesekali
      meneleponnya. Biarlah teman-teman itu secara alamiah mulai
      menghubunginya. Mudah-mudahan dari situ dia makin merasa
      disambut dengan baik. Atau kita bisa katakan pada orang yang
      kesepian dan tidak mau membuka diri itu, "Saya lihat Anda sedang
      susah. Saya tidak tahu apa masalah Anda, tapi silakan
      menghubungi saya kalau mau berbincang-bincang. Saya ingin sekali
      membantu Anda. Atau, kalau Anda perlu untuk pergi atau perlu
      bantuan, saya bersedia menemani Anda". Cara yang lain lagi, kita
      bisa katakan, "Saya melihat Anda dalam kesusahan. Saya tidak
      tahu apakah Anda mau membicarakan masalah Anda atau tidak, tapi
      saya akan mendoakan Anda". Ucapan-ucapan seperti itu bisa
      menyejukkan hati orang yang sedang kesepian.
------
  T : Apakah seseorang yang mengalami kesepian juga kehilangan rasa
      percaya dirinya?

  J : Biasanya ya. Pada saat kesepian, dia akan kehilangan keyakinan
      bahwa dirinya bisa efektif dalam hidup ini, bahwa dia bisa
      melakukan hal-hal yang tadinya bisa dia lakukan dengan baik. Dia
      kehilangan kepercayaan diri sebab memang tiba-tiba dia merasa
      kehilangan semua. Dan salah satu kehilangan yang sering dialami
      oleh orang adalah kehilangan akan Tuhan. Orang itu beranggapan
      Tuhan pun telah meninggalkannya, tidak lagi menghiraukannya.
      Jadi, ia benar-benar kehilangan semua. Nah, jangan sampai kita
      makin membuat diri kita terpuruk. Oleh sebab itu, tanggung jawab
      ada di pundak kita sendiri. Pertanyaan yang harus kita tanyakan
      adalah "maukah saya mengambil risiko untuk memulai relasi dan
      meningkatkannya sampai pada tahap keakraban atau keintiman?"
      Akhirnya, terpulang pada kita lagi. Kita tidak bisa berharap
      semuanya berubah dengan sendirinya; kita juga harus melangkah.
      Jadi, tanggung jawab itu ada pada pundak sendiri.
------
  T : Apakah nasihat firman Tuhan tentang kesepian ini?

  J : Firman Tuhan di Amsal 18:24 berkata, "Ada teman yang
      mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih
      karib daripada seorang saudara." Memang ada kalanya demikian.
      Artinya, kita dianugerahi Tuhan kesempatan untuk membangun
      relasi, bukan saja dengan saudara-saudara kita, tetapi juga
      dengan teman-teman. Persahabatan dengan mereka bisa lebih dekat
      daripada dengan saudara-saudara kita. Jadi, silakan keluar dari
      tempurung kita. Bangunlah relasi dan biarkan Tuhan memakai
      orang-orang ini untuk memperkaya hidup kita pula.

<=> Sumber: <=>
  [[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #161B
    yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
    -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
       e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org>
                                 atau: < TELAGA(at)sabda.org >      ]]
    ==>  http://www.telaga.org/transkrip.php?mengobati_kesepian.htm

<=> BIMBINGAN ALKITABIAH ----------------------------------------- <=>

                           <=> KESEPIAN <=>

  AYAT ALKITAB
  ============
  Matius 11:28-30
  Ibrani 13:5,6
  Matius 28:20
  Mazmur 40:1-4
  1Korintus 1:9
  Amsal 3:5,6

  LATAR BELAKANG
  ==============
  Kesepian adalah kesadaran pedih bahwa seseorang kurang memiliki
  hubungan yang dekat dan berarti dengan orang lain. Kekurangan tadi
  menimbulkan kekosongan, kesedihan, pengasingan diri bahkan
  keputusasaan. Perasaan ditolak dan citra diri yang rendah mengembang
  karena kita tidak dapat bergaul, atau kita merasa tersisih dan tidak
  disukai, betapapun kerasnya kita berusaha untuk dimiliki.

  Keadaan masyarakat di mana kita hidup telah menambah masalah
  kesepian. Beberapa orang akan merasa sulit sekali mengembangkan
  identitas dan hubungan yang berarti di tengah rimba birokrasi,
  spesialisasi, pengorganisasian, dan kompetisi. Masyarakat yang terus
  bergerak dan berubah, cenderung membuat orang merasa tak berakar dan
  terpecah diri.

  Kesepian dapat melukai diri. Beberapa orang merasa sulit
  berkomunikasi dengan sesamanya atau kurang keyakinan karena mereka
  memiliki citra diri yang buruk. Ada pula yang menginginkan
  kebersamaan, tetapi keinginan untuk memiliki kepentingan dan
  pengaturan diri sendiri, menghalanginya mengembangkan hubungan-
  hubungan yang bermakna. Ketakutan untuk membuka keberadaan batinnya
  telah membuat semacam kelumpuhan sosial.

  -----------------------------Kutipan--------------------------------
  Menurut Billy Graham:
  "Manusia yang terpisah dari Allah akan merasa hidupnya sepi arti dan
  mengalami kesunyian yang mencekam. Cukup banyak orang memikul beban
  duka, kuatir, pedih, dan kecewa; tetapi kesepian terdalam dialami
  orang yang tenggelam dalam dosa."
  --------------------------Kutipan Selesai---------------------------

  Salah satu akibat kejatuhan ialah manusia menjadi terasing dari
  Allah. Keterasingan itu membuat Adam dan Hawa bersembunyi dari Allah
  dan berusaha menutup diri. Mungkin tiga keadaan ini membantu kita
  mengerti keadaan orang yang kesepian. Keadaan rohani kita dapat
  diungkapkan sebagai berikut. "Manusia dicipta dengan suatu tempat
  khusus untuk Allah di hatinya, yang hanya mampu diisi oleh Allah."

  Hanya jika kita mendapatkan Kristus, kita akan mampu mengatasi
  kesempitan diri kita dan mengembangkan perspektif hidup yang akan
  mengurangi pedihnya kesepian. Pemazmur bersukacita atas perbuatan
  Allah dalam hidupnya, "Ia menyegarkan jiwaku." (Mazmur 23:2).
  Penyegaran ini menyingkirkan sebab-sebab keterasingan kita. "Kamu
  ... dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
  dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang
  diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya,
  untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di
  hadapan-Nya." (Kolose 1:21,22). Juga akibat lainnya ialah, hidup
  kita didiami Roh Kudus. "Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu
  adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu
  peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?"
  (1 Korintus 6:19). Jadi, kita menjadi utuh di dalam Dia. "Dan kamu
  telah dipenuhi di dalam Dia, Dialah kepala semua pemerintah dan
  penguasa." (Kolose 2:10)

  STRATEGI BIMBINGAN
  ==================
  Kita akan menyoroti masalah kesepian baik dari sudut pandang rohani
  maupun praktis, baik untuk yang bukan Kristen ataupun yang beriman.
  Kita akan mementingkan baik persekutuan dengan Allah maupun dengan
  sesama manusia kita

  Untuk yang Bukan Kristen
  ------------------------
  1. Kuatkan hatinya. Dengan membagikan masalahnya, dia mengakui
     kebutuhannya. Sikap ini penting dalam usaha memecahkan masalah
     kehidupan. Yakinkan bahwa langkah pertamanya ini bisa diikuti
     oleh langkah-langkah berikutnya yang akan memecahkan masalahnya.

  2. Berusahalah menetapkan penyebab kesepiannya. Jika tidak banyak
     informasi yang ia utarakan, tanyakan tentang dirinya: di mana dia
     tinggal, siapa tetangganya, di mana dia bekerja, dan apakah dia
     menyukai pekerjaannya. Tanyakan juga hobinya, sahabat-sahabat dan
     gerejanya.

  3. Tanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai
     Juruselamatnya. Jelaskan dengan "Damai dengan Allah", [Damai
     dengan Allah; -- traktat untuk menolong/menuntun orang non-
     Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau Buku
     Pegangan Pelayanan, halaman 5; CD-SABDA 2.0: Topik 17750].
     Rencana Allah pertama untuk hidupnya ialah menerima Kristus. Dia
     perlu tahu bahwa masalah kesepiannya pun akan diurus kelak. Dia
     akan berdamai dengan Allah (Roma 5:1) dan Kristus akan menjadi
     sahabat tetapnya. "Ada juga sahabat yang lebih karib daripada
     seorang saudara.", 4. Bimbing dia untuk mengusahakan pertumbuhan rohani dengan membaca
     dan mempelajari Firman Allah dan berdoa. Anjurkan dia untuk
     memulai dengan "Hidup dalam Kristus" [Hidup dalam Kristus; --
     traktat yang berisi pelajaran-pelajaran dasar tentang kehidupan
     Kristen CD-SABDA 2.0: Topik 17453]. Kebiasaan berdoa tiap hari
     akan mengobati perasaan sepinya karena dengan berdoa dia dapat
     bertemu Allah, "sebagai penolong dalam kesesakan yang sangat
     terbukti." (Mazmur 45:2).

  5. Anjurkan dia untuk mencari hubungan dengan suatu gereja yang
     mementingkan Alkitab agar dia bisa menerima persekutuan yang
     hangat, ibadah, dan pelayanan. Nasihatkan dia untuk tidak
     mengharapkan terlalu banyak dalam waktu yang terlampau cepat.
     Hubungan yang berarti tidak terjadi dalam sekejap mata. Hubungan
     harus dipupuk, dan ini perlu waktu. Semakin banyak dia memberi
     diri dalam keterlibatannya di gereja, semakin banyak yang akan ia
     terima dari orang lain. Orang yang ingin memiliki banyak sahabat,
     harus menunjukkan sikap bersahabat. Jelaskan padanya bahwa gereja
     yang baik memikirkan pengadaan sarana persekutuan dan
     persahabatan sesuai kebutuhan anggotanya.

  6. Nasihatkan dia untuk mempererat hubungan kekeluargaannya yang
     mungkin sudah berjalan tidak semestinya. Komunikasi dengan
     anggota keluarga lainnya akan banyak mempengaruhi pembentukan
     sikap saling menghargai dan memperhatikan. Kini, sesudah dia
     kenal Kristus, dia harus berusaha membawa anggota-anggota
     keluarganya kepada Sang Juruselamat.

  7. Berdoalah bersamanya bagi pertumbuhan kerohaniannya dan
     perkembangan hubungan yang berarti dengan sahabat-sahabat yang
     Kristen dan bukan Kristen.

  Untuk yang Kristen
  ------------------
  1. Bimbing dia agar mengembangkan saat teduh tiap hari. Adanya
     kepekaan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan dan
     mengecewakannya akan membantu mengikis perasaan kesepiannya.

  -----------------------------Kutipan--------------------------------
  Menurut Billy Graham:
  "Ada sedikit rahasia yang sudah kutemukan tentang cara mengalahkan
  kesepian. Pertama, aku tidak pernah merasa kesepian ketika aku
  berdoa sebab doa mempersekutukanku dengan sahabat yang melebihi
  sahabat biasa - Yesus Kristus. Dia berkata, "Aku tidak menyebut kamu
  lagi hamba, ... tetapi ... sahabat." (Yohanes 15:15). Aku pun tak
  pernah kesepian bila membaca Alkitab. Tiap hari kubaca pasal-
  pasalnya. Tak ada apa pun lainnya yang meluluhkan kesepian seperti
  waktu khusus merenungkan Firman Allah."
  --------------------------Kutipan Selesai---------------------------

     Dengan bertumbuh dalam hubungan ibadah kita dengan Tuhan, kita
     akan mulai mengalami perubahan. Tumbuhnya sikap-sikap mengasihi
     dan memperhatikan akan menjadi dasar bagi kontak-kontak kita
     dengan orang lain dan makin dalamnya persahabatan-persahabatan
     kita.

  2. Anjurkan dia untuk mengambil pelayanan yang berarti di dalam
     suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Memusatkan perhatian
     pada kebutuhan-kebutuhan orang lain akan menempatkan masalah-
     masalah kita dalam sudut pandang yang benar dan memperingan
     masalah kita sendiri. Pelayanan membantu kita memupuk
     persahabatan dengan sesama pelayan Kristen dan cenderung
     memperkuat citra diri kita di dalam kebersamaan itu.

  -----------------------------Kutipan--------------------------------
  Menurut Billy Graham:
  "Aku tidak pernah merasa kesepian ketika aku menyaksikan Kristus
  bersama pada orang lain. Ada suatu kesukaan besar ketika
  menceritakan Kristus pada orang lain. Semua kita dapat melakukan hal
  ini."
  --------------------------Kutipan Selesai---------------------------

  3. Nasihatkan dia untuk mempererat ikatan-ikatan dalam keluarga.
     Orang yang kesepian biasanya memiliki hubungan kekeluargaan yang
     kendur. Berusaha terus-menerus untuk berkomunikasi dalam keluarga
     kita sendiri: belajar untuk saling membagi dan menerima,
     menghargai dan memperhatikan, menjadi bagian satu dari yang lain,
     akan mencegah kesunyian. Perbaikan hubungan dalam keluarga selalu
     membawa perbaikan dalam hal-hal lainnya.

  4. Dorong dia untuk meminta bimbingan dari pendetanya. Seorang
     pendeta dapat membantu anggotanya untuk mengembangkan hubungan
     dan menunjukkan bidang-bidang pelayanan yang tepat.

<=> Bahan diambil dan diedit dari sumber: <=>
  Judul Buku: Buku Pegangan Pelayanan
  Penulis   : Billy Graham
  Penerbit  : Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)
  Halaman   : 124 - 127
  CD-SABDA  : Topik 17611

<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                           Ratri, Evie, Raka
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                       http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
Anda punya masalah/perlu konseling?   < masalah-konsel(at)sabda.org >
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat:          < owner-i-kan-konsel(at)xc.org >
=====================================================================
  Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org >
  Berhenti    : < unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org >
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  Situs C3I   : http://www.sabda.org/c3i/
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org