Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/108 |
|
e-Konsel edisi 108 (16-3-2006)
|
|
<=> Edisi (108) -- 15 Maret 2006 <=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Daftar Isi: = Pengantar : Salam sejahtera! = Renungan : Persiapan Paskah (1): Mazmur 22:1-12 = Cakrawala : Pengajaran Seharusnya Benar-Benar Alkitabiah = Bimbingan Alkitabiah: Penggunaan Alkitab dalam Bimbingan = Info : Pelatihan Keterampilan Dasar Konseling (LK3) = Surat Anda : Info LK3 <=> PENGANTAR REDAKSI -------------------------------------------- <=> Salam sejahtera! Tanpa terasa, satu bulan lagi kita akan memperingati Hari PASKAH. Selain melakukan berbagai persiapan kegiatan PASKAH, baik di gereja ataupun di persekutuan, kami percaya Anda juga akan melakukan persiapan hati untuk mengingat kembali pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Untuk itu, kami mengajak Anda membaca renungan yang kami sajikan kali ini. Kiranya bisa menjadi acuan bagi pembaca untuk menyiapkan hati di hari PASKAH nanti. Selain sajian Renungan PASKAH, edisi e-Konsel kali ini akan mengajak kita untuk lebih mempersiapkan pelayanan kita terhadap konseli yang kita layani. Hal ini sangat penting mengingat bahwa konseli datang bukan hanya sekadar ingin didengarkan tetapi juga ingin memperoleh bimbingan dan pemecahan atas masalah-masalahnya. Apakah pengajaran yang selama ini kita berikan adalah pengajaran yang alkitabiah dan tepat bagi mereka? Ataukah malah pengajaran yang kita berikan justru tidak sesuai, terutama dengan keadaan emosi, kematangan rohani, dan tingkat permasalahan setiap konseli? Simak saja sajian kali ini, kiranya bisa menolong Anda untuk bisa melayani dengan lebih baik. Selamat membaca dan Tuhan memberkati! Staf Redaksi e-Konsel, (Endang) <=> RENUNGAN ----------------------------------------------------- <=> <=> MAZMUR 22:1-12 <=> Persiapan hati untuk Paskah (1) ------------------------------- Pernahkah Anda mendengar lagu Nobody`s Child? Lagu itu mengisahkan kesedihan seorang anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan. Teman-teman lainnya sudah banyak yang meninggalkan panti asuhan karena diadopsi. Namun, tidak satu keluarga pun yang mau mengadopsi dirinya karena ia buta. Penderitaan batin hebat yang dialami anak itu bukan disebabkan ia buta dan yatim piatu, namun karena tidak seorang pun menginginkan kehadirannya. Ia telah ditolak oleh setiap orang yang melihatnya, karena kekurangan fisiknya yang fatal. Namun, penderitaan anak itu masih terlalu ringan bila dibandingkan dengan penderitaan yang dialami oleh seorang manusia yang digambarkan oleh pemazmur. Benarkah demikian? Sesungguhnya seseorang dalam mazmur ini tidak mempunyai kekurangan yang fatal di hadapan Allah. Ia bahkan mempunyai hubungan yang sangat dekat dan khusus dengan Allah sebab ia memanggil Allah dengan sebutan `Allahku` bahkan Allahnya sudah mengenal dan dikenal oleh nenek moyangnya (4-6). Namun, tanpa alasan yang diketahui, Allahnya meninggalkan dirinya ketika ia sangat membutuhkan. Ia telah ditolak oleh Allahnya yang selama ini dipujanya. Allahnya tidak seperti yang pernah ia kenal sebelumnya (4-6). Oleh sesamanya ia dipandang sebagai manusia yang rendah dan menjijikan. Ia dicemooh karena Allah yang selama ini dipujanya ternyata tidak memedulikannya, bahkan meninggalkannya. Masih adakah pengharapan baginya? Setiap pintu pengharapan sudah tertutup. Ia harus sendiri menanggung semua itu. Adakah manusia yang pernah mengalami penderitaan yang mengerikan seperti itu? Tidak ada yang pernah selain manusia Yesus Kristus. Mazmur ini merupakan nubuat yang sudah menjadi catatan sejarah karena sudah digenapi oleh Yesus Kristus di kayu salib. Renungkan: ---------- Hari ini tepat satu bulan sebelum Paskah. Marilah kita mempersiapkan hati dalam Minggu Sengsara ini dengan mulai mengenang kembali penderitaan Kristus. Penderitaan Kristus merupakan bentuk solidaritas-Nya terhadap penderitaan manusia dan sebagai tanda kasih-Nya, sehingga tidak ada penderitaan manusia yang tidak dapat Yesus rasakan. Bentuk solidaritas apakah yang dapat Anda lakukan selama satu bulan ini sebagai wujud kasih Anda kepada umat manusia yang menderita? <=> Sumber diambil dari: <=> Publikasi e-SH (Santapan Harian), Edisi 15 Maret 2001 ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2001/03/15/ ==> < subscribe-i-kan-akar-Santapan-Harian(at)xc.org > <=> CAKRAWALA ---------------------------------------------------- <=> <=> PENGAJARAN KONSELING SEHARUSNYA BENAR-BENAR ALKITABIAH <=> Pengajaran yang diberikan dalam konseling seharusnya tidak hanya berdasarkan Alkitab dan akurat menurut Alkitab, melainkan juga cocok untuk masing-masing konseli baik dalam soal materi maupun metodenya. Isi Pengajaran Haruslah Tepat ----------------------------- Saya pernah menyaksikan beberapa konselor mempersiapkan terlebih dahulu apa yang akan mereka katakan kepada konseli, kemudian mereka pun menyampaikan pengajaran tadi tanpa memastikan apakah hal tersebut relevan dengan kebutuhan orang itu atau tidak. Hal ini hanya akan membuang-buang waktu saja; sebab kendatipun nasihat tersebut mungkin berdasarkan Alkitab dan akurat, namun tidak bermanfaat bagi proses perubahan dalam kasus tersebut. Untuk menghindari kesalahan semacam ini, kita harus menyadari aspek-aspek penting yang terdapat dalam situasi setiap konseli dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat pengajaran yang sesuai. Pertama-tama, pengajaran kita harus cocok dengan kecemasan- kecemasan konseli saat itu. Walaupun kita sendiri mungkin merasa bahwa ia membutuhkan pengajaran tertentu (yang tidak disadari oleh konseli dan tidak memintanya), langkah terbaik yang harus dilakukan adalah dengan sejak awal mengajarkan kepadanya isu-isu yang sudah ia kemukakan. Dari situ bangunlah jembatan menuju soal-soal penting yang kita anggap perlu untuk dibahas. Mulailah dari titik di mana semua itu berada, lalu giringlah ke arah di mana semua itu seharusnya ada. Kita juga perlu mempertimbangkan kondisi emosional konseli. Kita mungkin perlu menentukan pengajaran apa yang dapat ia atasi secara emosional pada taraf tertentu dalam konseling. Misalnya, seseorang yang sedang bingung secara emosional biasanya tidak siap mendengar teguran yang keras ataupun memberikan tanggapan sebagaimana mestinya. Dalam kasus-kasus semacam ini, kita seharusnya terlebih dahulu berusaha membawa konseli ke taraf stabilitas emosional tertentu sebelum kita menghadapinya secara lebih langsung. Pengajaran yang akurat dan alkitabiah juga memperhitungkan kematangan rohani konseli. Ibrani 5:12-14 menjelaskan bahwa orang- orang Kristen yang tidak dewasa hanya dapat menerima "susu" rohani saja, namun mereka yang dewasa mampu menerima "makanan keras". Sama seperti seorang guru matematika yang tidak mungkin dapat mengajarkan kalkulus kepada murid-muridnya yang baru bisa membilang, suatu langkah yang sangat besar; demikian pula halnya kita tidak dapat mengharapkan seorang konseli yang terbiasa mencerna makanan bayi rohani untuk memakan sepotong kecil daging. Dengan mereka yang belum dewasa secara rohani, kita perlu melangkah sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan menuju ke kebenaran-kebenaran yang lebih dalam. Akhirnya, supaya pengajaran yang diberikan tepat, kita harus mengetahui kesediaan konseli menerima nasihat. Yesus berkata, "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak- injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu" (Matius 7:6). Mungkin ada saat di mana Anda menyajikan kebenaran kepada konseli tetapi ternyata ia tidak mau menerimanya. Di saat seperti itu kita lebih baik menarik bagian tertentu dari pengajaran tersebut daripada memaksakannya kepada konseli apabila kita tidak menghendaki pengajaran diakhiri oleh perdebatan yang sia-sia (bandingkan dengan Titus 3:9-10). Untuk sementara, bahaslah isu lain. Siapa tahu Tuhan berkenan membuka hatinya bagi bagian terdahulu dan Anda dapat kembali membicarakan bagian tersebut nantinya dalam pertemuan itu juga atau dalam pertemuan lain. Metode Pengajaran yang Dipilih Haruslah Tepat --------------------------------------------- Pengajaran dalam konseling harus sesuai dengan situasi konseli, terutama dalam soal metode penyampaiannya. Yesus, sebagai guru dari para konselor dan seorang guru, mempergunakan beraneka metode pengajaran (bandingkan Matius 5:1-2, 16:13-20, 21:19-21). Demikian pula para para rasul (bandingkan Lukas 1:3-3; Kisah Para Rasul 20:31). Para konselor alkitabiah mempunyai banyak metode penyampaian yang siap pakai, yaitu metode-metode yang konsisten dengan contoh para guru besar dalam Alkitab. Ada pengajaran yang diberikan sewaktu konseling, dan ada pula yang diajarkan di luar acara konseling melalui berbagai jenis pekerjaan rumah. Berikut ini terdapat beraneka cara penyampaian kebenaran Alkitab kepada konseli. Kuliah : konselor memberikan pengajaran dari Alkitab mengenai isu tertentu yang ada di acara konseling itu. Pengamatan : konseli mengamati konselor atau orang lain yang merupakan panutan yang baik di berbagai bidang yang berusaha diatasinya. Pengalaman : konseli belajar dengan cara menjalankannya. Metode pengajaran seperti ini benar-benar harus dipilih. Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak dapat benar-benar belajar tanpa berbuat (bandingkan dengan Yakobus 1:22-5), demikian pula menumpuk informasi saja mengenai konseli tidak pernah cukup bagi kita. Kita perlu memberinya kesempatan (dalam setiap acara konseling dan melalui tugas-tugas pekerjaan rumah) untuk mempraktikkan pengetahuan yang diperolehnya ke dalam praktik. Riset : konseli menyelesaikan tugas mempelajari topik- topik yang relevan dengan permasalahannya. Diskusi : konseli berbicara secara terbuka mengenai isu tersebut dengan konselor dan orang-orang lain yang berpengetahuan. Pertanyaan : konselor memakai metode Socrates untuk membawa konseli pada suatu kesimpulan melalui berbagai tanggapan konseli sendiri. Tugas membaca : konseli membaca buku-buku yang ditugaskan (atau mendengarkan pita-pita rekaman) dan menuliskan apa yang dipelajarinya. (Hal ini dapat dikerjakan sewaktu konseling berlangsung atau sebagai pekerjaan rumah). Evaluasi : konseli mengevaluasi dan menilai suatu pernyataan, pemikiran, atau praktik. Pengungkapan Diri: konselor menghubungkan semua pengalaman pribadinya yang relevan dengan masalah-masalah konseli. Penggambaran : konselor menggunakan contoh-contoh untuk membantu konseli memahami suatu kebenaran atau untuk menantangnya supaya berpikir lebih mendalam tentang kebenaran tersebut. Dramatisasi : konselor memeragakan soal-soal berinteraksi antarpribadi untuk memperhatikan berbagai contoh dari komunikasi yang efektif, juga segala konsekuensi dari komunikasi yang buruk. Wawancara : konseli didorong untuk menanyai orang-orang yang berpengetahuan di bidang tertentu atau sebaliknya yang tidak unggul di bidang tersebut. Menggunakan beraneka metode pengajaran adalah bermanfaat, sebab cara orang belajar itu berbeda-beda, dan ada orang-orang tertentu yang akan dapat menangkap pelajaran lebih baik apabila diberikan melalui metode tertentu ketimbang metode lain. Misalnya, ada orang-orang yang lebih mudah memahami pelajaran dengan cara mendengarkan pita kaset ketimbang membaca buku; sementara orang lain lebih banyak mendapatkan pelajaran melalui pengamatan ketimbang apabila ia belajar memakai cara lain. Konselor alkitabiah sebaiknya mencoba mengenali metode atau metode-metode pengajaran yang tampaknya paling menguntungkan bagi setiap konseli. Ayat-ayat berikut ini tentunya akan berguna apabila kita hendak mempelajari lebih jauh cara memberikan pengajaran yang alkitabiah. Amsal 15:1,4, 16:21,24 Kisah Para Rasul 20:31 Galatia 6:1 1Tesalonika 4:9-10 1Timotius 3:3, 4:6, 5:1-2, 6:2,13 2Timotius 1:6, 2:16-17, 23-24, 4:1 Titus 2:6-9,15, 3:1 <=> Sumber diambil dan diedit dari: <=> Judul Buku : Pengantar Konseling Alkitabiah Judul Artikel: Pengajaran Seharusnya Benar-Benar Alkitabiah Penulis : John F. MacArthur, Jr. dan Wayne A. Mack Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2002 Halaman : 319 - 322 <=> BIMBINGAN ALKITABIAH ----------------------------------------- <=> <=> PENGGUNAAN ALKITAB DALAM BIMBINGAN <=> Alkitab memberi kebijaksanaan kepada manusia untuk memperoleh keselamatan melalui iman dalam Yesus Kristus. Firman Tuhan: "bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Timotius 3:16; Ibrani 4:12). Masalah utama dalam pemakaian Alkitab untuk "Pastoral Counseling" adalah metode manakah yang akan digunakan agar pengajaran Alkitab tidak disamakan dengan pengharapan masyarakat yang berlainan. Firman Allah harus digunakan dengan wibawa Alkitab sendiri dan dengan pengharapan oleh Roh Kudus, tidak dengan bimbang seolah-olah menggunakan Alkitab sebagai khotbah pembimbing yang usang. Karena pembimbing tidak dapat menentukan keadaan rohani klien dengan tepat, maka lebih baik apabila pembimbing memberi anjuran dengan menggunakan suatu bagian Alkitab. Menetapkan suatu tema lebih baik daripada mengambil satu bagian Alkitab secara asal-asalan, lalu menentukan hubungan antara Alkitab dengan klien. (Janganlah sembarangan menentukan jika memang belum benar-benar mengerti keadaan klien). Kalau pembimbing merasa membaca Alkitab malah seakan membuat klien merasa terancam, maka lebih baik ia mengutip Alkitab secara luar kepala, yaitu dengan cara menghafalnya terlebih dulu. Kebanyakan klien yang membutuhkan "Pastoral Counseling", memang benar-benar karena mereka gelisah. Namun, gembala harus menolak apabila ia didesak untuk memberi keyakinan melalui Alkitab sebelum waktunya (terlalu pagi). Janji Tuhan dapat dipakai lebih efektif sesudah klien mendapat cukup kesempatan untuk mengemukakan kegelisahannya, yang mendorongnya untuk mencari pertolongan. Klien yang sudah tidak lagi mempunyai perasaan kuatir atau bersalah dalam sikapnya adalah mereka yang dapat menerima pengajaran/nasehat Alkitab dengan tepat. Prosedur ini hanya akan sesuai apabila pembimbing mempertimbangkan sikap asal-asalan yang disengaja oleh klien untuk menutupi dosanya atau persoalannya dengan cara lain. Nasihat dari Alkitab harus selalu diselubungi dengan kasih. Bagian nats Alkitab dengan konteks apa pun harus disertai kasih di dalamnya. Setiap pemakaian Alkitab harus disertai doa. Renungan pribadi berdasarkan Alkitab merupakan kualifikasi pembimbing yang paling baik dalam penggunaan Alkitab secara tepat. Klien dapat pula mengambil bagian dalam meditasi untuk menyelesaikan masalahnya. Meditasi ayat-ayat Alkitab yang telah dipilih, harus ada hubungannya dengan pokok persoalan klien. Prosedur yang disebut "pekerjaan rumah" ini harus diselesaikan dalam hubungan "Pastoral Counseling". Alkitab merupakan referensi yang paling baik. Tidak semua klien dapat berkonsentrasi ketika menunggu pembimbing mencarikan beberapa ayat Alkitab yang penting. Peperangan di garis depan membutuhkan senjata-senjata yang berisi. Jangan pada saat terdesak baru meminta pertolongan dari gudang-gudang penyimpanan senjata. Ada suatu cara yang dapat memperdalam kesan terhadap Firman Tuhan, yaitu klien memegang Alkitab dan kemudian kita memintanya untuk membaca Alkitab yang telah kita kemukakan. Dengan memegang Alkitab dan membacanya dengan keras merupakan suatu pengalaman yang berkesan -- suatu cara yang Tuhan pakai untuk berbicara kepada pembacanya. Pembimbing harus memilih ayat-ayat dengan hati-hati, sebab mereka kurang memahami Alkitab sehingga daya penerimaan mereka terbatas. Oleh karena itu, sebaiknya kita menganjurkan agar mereka memberi tanda pada Alkitabnya sendiri. Bimbingan dengan cara ini akan diberkati. Akhirnya, ulangilah nats-nats yang pernah dibaca atau telah ditandai. "Alkitab memberikan segala jawaban." Ayat-ayat yang telah dipilih yang dapat digunakan dalam pembimbingan adalah sebagai berikut. ------------------------------------------------------- Sebelum operasi : 1Timotius 1:12; Filipi 4:13; Matius 28:20; Yosua 1:9; Mazmur 23:4, 91:1,9,10, 46:1-3; 2Korintus 1:10 Maksud penderitaan : Yohanes 9:1-3, 11:3,4; Mazmur 66:10; Ibrani 12:6; 2Korintus 1:3-5 Tidak berani dan bimbang : Mazmur 37:7, 138:8; Matius 11:28; Roma 8:28; Yesaya 40:31 Takut akan kematian : Mazmur 23:4; Roma 8:37-38; Yohanes 14:1-6; Yesaya 12:2, 41:10 Tidak dapat tidur : Mazmur 4:8, 30:5b, 46:10a, 1Petrus 5:7; 1Yohanes 4:18 Keyakinan akan Tuhan : Mazmur 27:1-3, 46:1-3; Efesus 3:20; Roma 8:38-39; Ibrani 13:5 Perasaan bersalah/kegagalan: Mazmur 51:1, 7-9; Yesaya 1:18; Yohanes 6:3; Lukas 15:17; 1Yohanes 1:9 Kesabaran : Mazmur 46:10; Yakobus 5:10-11; Ayub 42:10; Filipi 4:13 <=> Bahan diambil dan diedit dari sumber: <=> Judul Buku : Seri Diktat: Pembimbingan Penggembalaan Judul Artikel: Penggunaan Alkitab dalam Bimbingan Penulis : Pdt. Lukas Tjandra Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1992 Halaman : 71 - 73 <=> INFO --------------------------------------------------------- <=> <=> PELATIHAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING -- LK3 <=> Pergumulan kita semakin hari semakin sulit dengan seribu satu masalah kehidupan. Beban hidup semakin hari semakin terasa berat. Hal ini dapat kita rasakan dengan semakin tingginya angka penderita stres, depresi, dan gangguan jiwa lainnya. Jumlah angka bunuh diri pun semakin hari semakin meningkat dan bahkan tidak hanya menjadi monopoli orang dewasa lagi. Masalah ekonomi dan komunikasi dalam keluarga semakin menambah panjang daftar masalah. Masalah perselingkuhan, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, dan konflik rumah tangga adakalanya hanya bermula dari kurangnya waktu dan kemauan suami/istri untuk mendengar dan menjadi tempat curhat bagi pasangannya. Banyak anak dan remaja terseret arus dunia, seperti seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, dan kenakalan remaja lainnya karena keluarga tidak lagi menjadi tempat yang nyaman bagi anak. Ketika keluarga dan gereja tidak bisa menjadi tempat berkeluh kesah yang nyaman, anak-anak Tuhan pun mulai mencari teman curhat di luar yang kemungkinan besar menyeret mereka ke dunia yang salah. Dengan semakin banyaknya masalah kehidupan, sudah seharusnya disediakan sebuah pelayanan konseling khususnya bagi anak-anak Tuhan yang terluka, jatuh dalam dosa atau mengalami masalah yang membuatnya sulit mengerti kasih dan penyertaan Tuhan. Pelayanan gereja tanpa konseling ibarat pabrik yang menawarkan produk yang bagus, namun tanpa pelayanan "after sale" atau purna jual. Itulah sebabnya sudah waktunya para hamba/pelayan Tuhan, majelis jemaat dan aktivis gereja harus segera membekali diri dengan keterampilan konseling sehingga mampu menjadi konselor awam yang mampu mendampingi jemaat/anggota keluarga/sahabatnya yang memiliki masalah dengan penuh empati dan tanpa menghakimi. Layanan Konseling Keluarga & Karir - LK3 terpanggil menjadi mitra Tuhan dan Gereja-Nya untuk membekali keterampilan para hamba/pelayan Tuhan, majelis gereja, dan aktivis gereja melalui Pelatihan Keterampilan Dasar Konseling dengan topik: "SENI MERAYAKAN HIDUP YANG SULIT: KONSELING PRAKTIS UNTUK DIRI SENDIRI" Hari, tanggal : Sabtu, 25 Maret 2006 Pukul : 10.00 - 12.30 WIB Tempat : Wisma Anugerah, Jl. Taman Tanah Abang III/2 Jakarta Pusat Topik : "Seni Merayakan Hidup yang Sulit: Konseling Praktis untuk Diri Sendiri" Pembicara : Pdt. Julianto Simanjuntak Informasi biaya dan pendaftaran, silakan hubungi: Ning dan Samurai melalui telepon (021) 5608477 atau (021) 5644129 <=> SURAT ANDA --------------------------------------------------- <=> Dari: Damicres <damicres<at>> >Syalom.............. >Saya adalah mahasiswa sekolah tinggi theoligia di Malang, saat ini >saya sedang mengerjakan karya tulis akhir mengenai pendampingan >pastoral pada pasien yang mendekati ajal (penderita penyakit >terminal). Menurut informasi yang saya dapat dari Internet, LK3 >pernah mengadakan seminar tepatnya pada tanggal 19 Feb 2005 >mengenai pelayanan kepada pasien yang mengalami penyakit terminal. >Saya sangat mengharapkan bantuan dari Bpk,Ibu, Sdr/Sdri untuk >memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai seminar tsb, >(makalah, dll ) krn sangat membantu saya dalam menyelesaikan karya >akhir saya. >Akhirnya, saya sangat mengucapkan terima kasih atas bantuan dari >Bpk,Ibu,Sdr/sdri. Tuhan Yesus memberkati. Redaksi: Untuk informasi lengkap mengenai seminar yang diadakan LK3 tersebut, silakan Anda berkunjung ke Situs LK3 di: ==> http://www.lk3web.info e-Konsel juga pernah mengangkat topik tentang pendampingan pastoral pada pasien yang mendekati ajal di Edisi 081, jika Anda sudah berlangganan e-Konsel silakan Anda buka arsip di mailbox Anda. Jika tidak memiliki arsipnya, silakan Anda buka arsipnya di Situs SABDA.org bagian Publikasi: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/081/ Anda juga bisa berkunjung ke Situs C3I (Christian Counseling Center Indonesia) dan menggunakan fasilitas Search yang tersedia di: ==> http://www.sabda.org/c3i/ Silakan Anda mengunjungi alamat-alamat di atas dan harapan kami Anda bisa mendapatkan bahan-bahan referensi yang Anda perlukan untuk tugas akhir Anda. <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Evie, Endang PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Anda punya masalah/perlu konseling? < masalah-konsel(at)sabda.org > Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org > ===================================================================== Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org > Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://www.sabda.org/c3i/ <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |