Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/104 |
|
e-Konsel edisi 104 (17-1-2006)
|
|
<=> Edisi (104) -- 15 Januari 2006 <=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Daftar Isi: = Pengantar : Pentingnya Doa Dalam Keluarga = Cakrawala : Suami Istri: Perlukah Berdoa Bersama? = TELAGA : Mengajar Anak Berdoa = Tips : Keluarga dan Doa = Surat Anda : Artikel e-Konsel <=> PENGANTAR REDAKSI -------------------------------------------- <=> Syalom pembaca terkasih ... Memasuki pertengahan bulan Januari ini, kami mengajak Anda untuk menengok sejenak kehidupan doa dalam keluarga Anda. Sudahkan doa menjadi prioritas penting dalam keluarga Anda? Dan apakah seluruh anggota keluarga terlibat aktif di dalamnya? Melalui doa kita bisa menyerahkan segala pergumulan keluarga kita ke dalam tangan Tuhan. Melalui doa pula kita bisa mendapatkan sukacita atas jawaban-jawaban doa yang Tuhan berikan. Kehidupan keluarga akan bisa berjalan dengan baik jika kita tetap berhubungan dengan Tuhan dan Tuhan mendapatkan tempat yang utama dalam keluarga kita. Tapi bagaimana memiliki kehidupan doa yang baik dalam keluarga? Sajian e-Konsel kali ini kami harapkan bisa memberikan gambaran bagi Anda untuk mulai mengingat dan merenungkan kembali akan arti penting doa dalam kehidupan keluarga. Selamat berdoa bersama keluarga Anda! Redaksi e-Konsel, (Ratri) <=> CAKRAWALA ---------------------------------------------------- <=> <=> SUAMI ISTRI: PERLUKAH BERDOA BERSAMA? <=> Ibadah! Orang segera berpikir bahwa kata "ibadah" sangat erat kaitannya dengan kebaktian bersama. Orang yang beribadah biasanya memang berada di rumah kebaktian atau di dalam pertemuan doa. Tetapi ibadah juga dapat dilakukan secara individual, berdua atau juga dalam kehidupan yang nyata, ibadah itu juga dapat dibaca orang lain, melalui praktik iman. Ibadah! Secara individual mari kita bicarakan perannya, dalam lingkup suami- istri dan keluarga, dalam ibadah kelompok kecil. Pertanyaan: Perlukah suami dan istri berdoa bersama-sama? Kapan Berdoa Bersama -------------------- Rumah tangga adalah unit terkecil dari sebuah lembaga agama. Suasana akrab dengan sesama tampak dalam lingkup keluarga. Suami-istri saling memahami, anak-anak memahami orang tua mereka, begitu pula sebaliknya. Jadi, dalam doa, mereka mengerti betul apa yang mereka kehendaki bersama. Berbeda dengan kebaktian di gereja. Di gereja, semua orang datang berkumpul dan mendoakan hal yang sama namun tidak selamanya mengerti betul keperluan masing-masing. Tetapi, di dalam keluarga, ayah mendoakan anak-anak mereka, anak-anak mendoakan orang tua mereka, ibu mendoakan kesejahteraan semua keluarga. Masing-masing individu di dalam keluarga mengerti betul apa yang mereka doakan. Begitu yakin atas permintaan mereka itu, karena suasana akrab ada di dalam mereka, tanpa rasa curiga. Karena saling mempedulikan, mereka berada di dalam persatuan dan kesatuan. Permintaan mereka jelas dan Tuhan yang mereka sembah dan yakini ada dan mendengar doa mereka. Sebagaimana mereka melihat kenyataan bahwa orang tua, bapak dan ibu mereka ada di tengah-tengah mereka, demikian pulalah mereka memastikan bahwa Bapa yang di surga itu pun mendengar doa mereka dengan kapasitas dan kenyataan yang tidak meragukan. Kapan berdoa bersama? --------------------- Pada waktu anak-anak bangun, dapat diadakan ibadah singkat, mendengarkan firman Tuhan sejenak sebelum melakukan kegiatan sehari- hari. Anak-anak dapat berpartisipasi dalam doa, mendoakan keperluan keluarga dan diri mereka, didukung anggota keluarga lainnya. Pada waktu makan bersama, pemimpin doa dapat bergantian dan semuanya "mengaminkan" bahwa Tuhan yang memberikan makanan mereka sehari- hari. Mereka yakin bahwa Tuhan juga akan memberikan makanan bagi mereka untuk hari esok. Ketika hendak tidur, anak-anak dan orang tua berdoa bersama, bersyukur kepada Tuhan karena mereka telah menjalani hari yang nyaman dan penuh dengan perjuangan, dengan baik. Oleh karena itu, mereka bersyukur kepada Tuhan bahwa waktu tidur, istirahat dengan tenang, diberikan Tuhan kepada mereka serta memohon perlindungan Tuhan, dalam suasana tidur yang tenang ini, agar Tuhan menjaga mereka sepenuhnya. Mereka sama sekali tidak berdaya dalam suasana tidur itu sehingga hanya dengan penjagaan Tuhan saja mereka dapat bangun keesokan harinya. Begitu pun ketika mereka bangun, mereka berdoa dan bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup hari ini. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi esok hari. Hanya Tuhan yang memiliki hari esok, dan hari esok itu diberikan Tuhan kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Setiap hari selalu baru. Baru bagi umat manusia. Doa-doa yang baru pun disampaikan kepada Tuhan. Saat Teduh Untuk Diri Sendiri ----------------------------- Kalau anggota keluarga yang ada masih terlalu kecil dan individualistis, biasanya ibulah menjadi pihak paling sibuk. Namun demikian, seorang ibu hendaknya mengambil waktu yang tenang untuk dirinya sendiri, untuk berjumpa dengan Tuhannya. Banyak kecemasan yang dirasakan seorang ibu yang tidak pernah dirasakan atau dicemaskan sang suami. Derita anak adalah derita ibu, kata ungkapan. "Surga berada di bawah telapak kaki ibu," kata orang lagi. Jadi derita dan surga ada dan bertumpu pada perilaku kehidupan seorang ibu. Oleh karena itu, sudah selayaknya seorang ibu menyediakan waktu berdoa seorang diri. Manakala semua anggota keluarga sudah tidur dengan tenang, ia perlu bangun dan berdoa, mengutarakan kepada Tuhan semua masalah yang dialami, dihadapi dan digelisahkannya. Saat itu digunakan untuk mencurahkan segenap keluh kesah kepada-Nya, pelindung yang Maha Tangguh, Maha Kuasa dan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Yesus Kristus akan mendengarkan doa seorang ibu karena memang Ia pun pernah merasakan kasih sayang seorang ibu ketika Ia berada di dunia ini sebagai Anak Manusia, yang lahir di tengah-tengah keluarga Yusuf dan Maria. Berdoalah kepada-Nya, hai kaum ibu, Ia akan mendengarkan keluh kesahmu. Tidak ada kesukaran dunia ini yang tidak pernah dirasakan-Nya, tidak ada derita manusia seberat derita yang pernah ditanggung-Nya. Dalam usia yang singkat, sebagai manusia, Ia telah menanggung penderitaan umat manusia sampai kepada kematian sekalipun. Utarakanlah persoalanmu kepada-Nya, maka Ia akan memberikan kekuatan dan jalan keluar yang baik kepadamu. Tidak ada masalah yang tidak dapat dipecahkan-Nya. Tidak ada kesulitan besar di dunia ini yang tidak dapat diselesaikan-Nya. Ingatlah, bahwa Dialah pencipta, penyedia segala keperluan hidup umat manusia dan segala makhluk yang hidup di bawah langit bumi ini. Tiada gunung kesulitan yang tidak dapat didaki bersama Yesus Kristus. Tidak ada lembah derita yang begitu dalam yang tidak dapat dijangkau Yesus Kristus. Tidak ada laut perjuangan hidup yang paling kuat gelombangnya yang tidak dapat diteduhkan oleh Kristus. Tidak ada penyakit yang begitu parah yang tidak dapat disembuhkan oleh Kristus. Tidak ada lembah maut yang begitu kelam yang tidak dapat ditaklukkan oleh Kristus. Tiada tangisan yang begitu sedih yang tidak dapat dihiburkan oleh Kristus. Tengadahkan wajahmu ke atas, ulurkan tanganmu dua-duanya kepada-Nya, maka Ia akan melihatmu dan mengulurkan tangan pertolongan untukmu. Gunakanlah saat teduh itu dengan hati sungguh-sungguh. Ketika Jarak Memisahkan Suami dan Istri --------------------------------------- Kehidupan kota yang begitu rumit dan dinamis membuat suami dan istri bekerja di tempat yang berbeda dan jauh jaraknya. Karena "jarak" ini banyak godaan yang dihadapi kedua belah pihak. Iblis mencari celah- celah untuk merenggangkan hubungan suami dan istri karena jarak ini. Mungkin, Hawa cepat jatuh ke dalam godaan ular itu karena ia berjauhan dari Adam. Dalam jarak yang berjauhan ini, perhatian kadang-kadang terpusat pada sesuatu yang menggoda itu saja, dan tidak menyadari bahaya yang mengancam. Bahaya itu muncul bukan secara tiba-tiba. Datangnya sangat pelahan dan halus, nyaris tidak terasa dan tahu-tahu kita sudah terperangkap di dalamnya. Waktu dan tempat sangat memegang peranan penting dalam "penggodaan." Semakin jauh Anda dari pusat kendali, semakin berkurang tenaga pengendalian Anda. Doa adalah komunikasi dengan Tuhan. Seringlah berdoa di mana pun Anda berada. Seorang istri yang jauh dari suaminya harus menyiapkan diri untuk lebih banyak berdoa, baik untuk suaminya dan juga untuk dirinya sendiri. Doa akan meneguhkan iman, memberikan ketentraman kepada jiwa dan mendatangkan keteduhan bagi batin dan perasaan. Juga bagi sang suami, banyak godaan di tempat pekerjaan yang dapat membuat perhatiannya untuk sementara jauh dari kepentingan keluarga. Kepeduliannya terhadap keluarga hendaknya diungkapkan dalam doa dan Tuhan akan mengatasi jarak itu serta menanamkan "rasa rindu" di dalam diri masing-masing anggota keluarga, untuk berkumpul bersama- sama. Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Kuasa. Ia mengetahui kekurangan- kekurangan umat-Nya dan mampu memberi kekuatan kepada mereka apabila mereka memohon pertolongan kepada-Nya. Ia akan menjawab pada waktu yang tepat. Suami yang jarang berdoa, lebih dekat kepada bencana yang dapat muncul sewaktu-waktu. Istri yang lupa berdoa, berarti membiarkan pencobaan mengancam rumah tangganya dan kemungkinan akan lebih banyak menuai ketidakbahagiaan. Doa yang Efektif ---------------- Bagaimana cara berdoa yang efektif? Tanyakan kepada diri kita sendiri. Di dalam lingkungan keluarga, sebagaimana yang telah kita bicarakan pada awal tulisan ini, doa yang efektif itu adalah doa yang disampaikan dengan hati yang tulus, pada saat yang tepat dan kemudian menunggu jawaban dengan sabar. Doa menjadi efektif kalau kita membiarkan Tuhan menyelesaikan persoalan bagi kita. Persoalan kita diselesaikan-Nya? Tanya kita lagi. Ya, dengan semboyan "Ora et Labora." Bekerja dan berdoa. Di dalam keluarga, doa yang efektif ialah apabila masing-masing pasangan memperlakukan pasangannya dengan penuh pertimbangan, penguasaan diri dan merindukan kesejahteraan pasangannya. Artinya, saling mendoakan dengan penuh kesungguhan. Tanpa pamrih. Doa sang suami akan menjadi efektif apabila ia melakukan hal yang berikut ini: "Demikianlah juga kamu," kata Petrus dalam 1 Petrus 3:7, "hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah." Petrus mengungkapkan hubungan suami-istri di sini dengan pengakuan bahwa pihak istri itu adalah "kaum yang lemah" atau memang dalam posisi yang lemah menurut pendapat orang pada zaman itu. Kalau mereka memang lemah maka adalah menjadi kewajiban yang kuat untuk menolongnya. Banyak perempuan yang memperjuangkan hak-hak asasi kaumnya, karena diperlakukan tidak sebagaimana wajarnya sebagai sesama manusia, juga di dalam keluarga. Sang suami, yang merasa dirinya kuat, bantulah istrimu yang lemah. Maka doamu akan dijawab oleh Tuhan. Mengapa suami berdoa kepada Tuhan? Ya, setidaknya karena ia merasa lemah di hadapan Tuhan untuk menghadapi perjuangan hidup. Kalau Tuhan menolongnya, pertolongan berikutnya wajarlah diberikannya kepada istrinya. Dengan demikian, doanya akan dijawab. Lebih lanjut Petrus mengatakan di dalam ayat yang sama: "Hormati mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya `doamu jangan terhalang`." (tulisan tambahan dengan tanda petik dari penulis). Jelas sekali di sini diberikan jawaban bagaimana doa yang efektif itu. "Hormati mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia," artinya, ada kesamaan derajat antara suami dan istri. Doa yang tidak disertai dengan rasa hormat dan kasih sayang tidak akan dijawab oleh Tuhan. Hal itu dikatakan dengan jelas di sini. Hal itu juga berarti, bahwa barangsiapa yang menyiksa istrinya, doanya tidak akan dijawab. Mari kita camkan itu. Sebagai ahli waris kasih karunia, yakni Kerajaan Allah, istri harus diperlakukan dengan baik dan ramah, sederajat, karena sama-sama calon warga surga. Sikap dalam doa, hendaknya diungkapkan dengan rasa hormat dan ketenangan yang meneduhkan jiwa dan lingkungan. Kalau kita meminta kepada Tuhan (berdoa), perlukah kita berteriak-teriak seolah-olah Ia kurang peka terhadap permintaan kita? Coba kita perhatikan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Roma 8:26, "Demikianlah juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." Sang rasul mengatakan di sini bahwa kita ini lemah, dan selalu memerlukan kekuatan dari Tuhan, bahkan, kadang-kadang seruan kita tidak terucapkan karena tekanan yang begitu dalam menekan sanubari kita. Saat hening, saat teduh, saat yang khusyuk, sangat kita perlukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Suami-istri dan anak-anak dalam keluarga yang berdoa bersama-sama akan tetap dalam ketentraman dan kebahagiaan bersama-sama. Tuhan akan mendengarkan doa mereka. -*- Sumber diedit dari: -*- Judul Majalah: Kalam Hidup, Juni 2005 Judul Artikel: Suami Istri: Perlukah Berdoa Bersama? Penulis : Wina Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman : 45 - 49 <=> TELAGA ------------------------------------------------------- <=> <=> MENGAJAR ANAK BERDOA <=> Doa penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini supaya hubungan mereka dengan Tuhan juga bisa terjalin sejak dini. Namun kendala yang sering dihadapi orang tua adalah bagaimana cara mengajarkannya. Simak perbincangan bersama Bp. Heman Elia, M. Psi. (beliau adalah pakar konseling) berikut ini untuk mendapatkan jawabannya. Selamat menyimak! ----- T : Kita tahu bahwa berdoa atau mendidik anak untuk bisa berdoa dengan baik itu penting sekali. Sebenarnya bagaimana mengajar anak untuk bisa berdoa sendiri? J : Yang perlu kita perhatikan adalah contoh dari orang tua lebih dulu. Meskipun anak-anak ini tidak mengerti berdoa, berkata-kata kepada suatu pribadi yang tidak kelihatan langsung, tetapi sikap berdoa itu perlu kita ajarkan dan kita contohkan terlebih dulu. Orang tua tidak perlu menjelaskan dulu kepada siapa kita berdoa dan sebagainya, karena itu tidak relevan dan tidak akan dimengerti oleh anak, justru akan menimbulkan berbagai pertanyaan yang kurang perlu. ------ T : Tentu anak itu memiliki pola pikir yang sederhana, lalu untuk menjelaskannya dengan kalimat-kalimat yang sederhana. Contohnya bagaimana? J : Pada waktu anak-anak masih sangat muda dan mulai bisa berkata- kata, kita bisa mengajarkan misalnya "terima kasih Tuhan" atau "terima kasih Bapa, amin!" atau pada waktu makan, "Tuhan berkati makanan ini, amin!" Hanya kata-kata yang pendek-pendek saja. Ketika anak semakin besar dan semakin banyak perbendaharaan katanya, kita boleh tambahkan yang lebih panjang lagi. Pada anak- anak yang sudah lebih besar bisa diajak untuk menghafal doa. Kita juga ajak anak-anak ini untuk mendoakan misalnya temannya, kakaknya atau adiknya, ayah ibunya. ------ T : Seringkali justru karena anak ini sudah hafal lalu doa diucapkan seperti otomatis. Apakah itu tidak membawa suatu dampak yang negatif untuk anak itu sendiri? J : Selain mengajarkan Doa Bapa Kami, kita juga harus membiasakan anak untuk berdoa secara bebas. Jadi kita berusaha melatih mereka untuk berdoa mengucapkan apa saja kepada Tuhan. Kita katakan kepada mereka bahwa Tuhan itu Raja di atas segala raja yang harus betul-betul kita hormati, kita harus hidup kudus dihadapan-Nya sebelum kita berdoa, dan Dia juga sayang kepada anak-anak. Dia dekat kepada anak-anak dan Dia juga mengasihi kita semua, Dia adalah seorang Bapa yang penuh kasih. Kita sebagai anak Tuhan boleh meminta apa saja dan boleh berkata-kata apa saja sama seperti berkata-kata kepada ayah dan ibunya sendiri. Dan kemudian kita juga perlu tegaskan kepada anak-anak bahwa Yesus itu sangat menghargai anak-anak, Dia pernah mengatakan bahwa yang akan ada di kerajaan sorga adalah mereka yang seperti anak-anak ini. Dengan demikian anak-anak yang polos, yang selalu berdoa dengan kejujuran hatinya ini merasa dikuatkan dan mereka akan lebih berani untuk mengucapkan doa, meskipun dengan kesalahan-kesalahan, kita harus maklumi itu. ------ T : Apakah hal-hal yang dilakukan di masa kecil ini akan membawa suatu kenangan atau pengaruh untuk masa depan anak? J : Pasti ada kenangan-kenangan yang indah ketika anak ini berdoa, meskipun misalnya suatu ketika mereka meragukan apakah doanya didengar, mungkin juga kadang-kadang anak ini ketika tumbuh remaja mereka berpikir apakah Tuhan sungguh-sungguh ada dan sebagainya. Tetapi kenangan-kenangan ini akan mengingatkan mereka, ada doa-doa yang pernah dijawab, ada doa yang membuat kita semua merasa terharu dan itu yang diharapkan akan menjadikan anak-anak kita itu selalu ingat untuk hidup di dalam doa. ------ T : Seandainya ternyata apa yang diinginkan oleh si anak ini tidak terkabul atau tidak terwujud, bagaimana seharusnya sikap orang tua? J : Kita tidak boleh menjanjikan pada anak bahwa apa yang didoakan itu pasti akan terkabul. Kita semua harus belajar pada doa Tuhan Yesus di Taman Getsemani, di mana Dia berdoa agar Dia tidak usah minum cawan pahit itu, tetapi biar kehendak Tuhan yang terjadi. Anak-anak sering kali mengajukan keinginan kekanak-kanakannya akan suatu mainan, kita bisa katakan bahwa kalau misalnya sesuatu itu entah berbahaya, entah tidak berguna atau kadang- kadang Tuhan memikirkan sesuatu yang lebih dari itu, maka ada kemungkinan permintaan itu tidak dipenuhi. Dan dalam situasi- situasi demikian kita bisa mengajar kepada anak-anak untuk lebih berpikir secara dewasa, untuk menahan diri, dan berdoa tidak hanya sekadar memuaskan hawa nafsu seperti yang dikatakan oleh Alkitab. ------ T : Sebaliknya kalau apa yang didoakan itu terkabul atau terwujud di dalam hidupnya. Bagaimana kita mengajarkan kepada anak bahwa doanya itu sudah dijawab oleh Tuhan? J : Kalau misalkan doa anak ini sudah terkabul, kita bisa katakan bahwa kita harus mengucap syukur. Karena seringkali kita mengajar anak untuk berdoa waktu dia sakit dan kita seringkali lupa untuk minta anak mengucap syukur ketika ia sudah sembuh. Nah, di sini kita mengingatkan bahwa ketika anak sembuh, nah ini Tuhan sudah menjawab doa, meskipun itu misalnya lewat dokter dan sebagainya, tetapi yang jelas bahwa Tuhan memberikan kekuatan untuk sembuh, karena banyak orang yang tidak bisa sembuh. Dan kemudian kita mengajak dia berdoa dan mengucap syukur, dengan demikian anak ini tahu bahwa doanya sudah dikabulkan. ------ T : Hal-hal penting apa lagi yang perlu disampaikan dalam hal mengajar anak untuk berdoa? J : Sikap doa. Sering kali anak-anak ini tidak bersikap hormat karena mereka masih suka bermain. Kita harus ajarkan kepada mereka bahwa sikap hormat waktu berdoa itu sangat penting dan juga kerendahan hati dan kekudusan waktu kita berdoa di hadapan Tuhan. Kita ingat saja waktu Yesus memberi perumpamaan tentang membandingkan kehidupan doa orang Farisi dengan pemungut cukai, di situ diajarkan tentang kerendahan hati seorang pemungut cukai yang doanya diterima oleh Tuhan. Demikian juga tentang kekudusan, ketika ada dosa di dalam diri kita, kita tidak bisa berdoa dengan baik di hadapan Tuhan. Ini penting kita ajarkan kepada anak jika kita ingin mereka berdoa dengan benar. ------ T : Apakah ada ayat Alkitab yang tepat yang bisa mendasari atau menjadi kesimpulan dari pembicaraan? J : 1 Samuel 1:27-28, "Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka akupun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada Tuhan, lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada Tuhan." Ayat ini mengisahkan tentang Hana yang mendapat anak, yaitu Samuel dan dia mengucap syukur kepada Tuhan. Sikap ini penting bagi orang tua yaitu bagaimana orang tua menyerahkan anak-anaknya kepada Tuhan. Di dalam doanya orang tua mengatakan demikian, "Seumur hidup terserah anak saya mau dipakai Tuhan seperti apa". Hal lain juga yang juga perlu kita ajarkan kepada anak-anak mengenai doa yaitu berdoa tidaklah hanya semata-mata meminta sesuatu dari Tuhan, tetapi juga misalnya bersyukur, memuji-muji kebesaran Tuhan atau hanya sekadar berdiam diri, merenungkan kebesaran Tuhan dan berdiam di hadapan-Nya. -*- Sumber -*-: [[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #102A yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org atau: < TELAGA(at)sabda.org > ]] <=> TIPS --------------------------------------------------------- <=> <=> KELUARGA DAN DOA <=> Kesatuan inti dari persekutuan dalam tubuh Kristus adalah keluarga. Secara rohani kita berkata bahwa keluarga merupakan tempat utama untuk mengajarkan pentingnya tugas berdoa yang dipercayakan kepada kita. Helen Shoemaker mengatakan bahwa keluarga itu laksana sebuah orkes kecil. Seorang pemimpin atau dirigen diperlukan, agar setiap alat musik dapat dimainkan dengan nada yang tepat. Hanya keluarga yang "bernada tepat" sajalah yang mampu menciptakan keharmonisan bunyi di telinga mereka sendiri, supaya terdengar indah merdu di kalangan masyarakat. Tentu, hanya Bapa Sorgawi yang dapat menjadi Pemimpin orkes keluarga yang berdaulat dan tetap, dan kita memohon pada-Nya untuk melakukan hal ini ketika kita menyelenggarakan doa keluarga. Ada beberapa saran yang perlu disampaikan kepada setiap anggota keluarga mengenai hal ini. 1. Sisihkanlah waktu tertentu untuk mengadakan doa keluarga. --------------------------------------------------------- Penting untuk disadari bahwa doa keluarga itu menentukan harkat atau ukuran bagi kehidupan keluarga. Inilah sebabnya kita perlu menyisihkan waktu untuk bersekutu sekeluarga bersama Tuhan setiap hari. Donald Demaray mengutarakan pandangan ini: "Doa keluarga tidak meninggalkan bekasnya yang kosong melompong, melainkan ia mengaliri jalan kehidupan keluarga itu sendiri. Sesungguhnya, ini suatu jalan hidup". 2. Latihlah putra-putri Anda berdoa. --------------------------------- Tahun-tahun pertama dalam hidup seorang anak, merupakan masa pembentukan kepribadiannya yang utuh. Alkitab berkata: "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu" (Amsal 22:6). Prinsip ini dapat diterapkan dalam hal berdoa, sebagaimana itu berlaku dalam perkara atau latihan yang lain. Bukankah kira-kira lebih dari seabad yang lalu, Horace Bushnell berkata "Biarlah setiap ibu dan ayah menyadari bahwa ketika anak mereka berumur sekitar tiga tahun, orang tua telah membentuk lebih dari separuh watak anak itu"? Kiranya doa juga diajarkan kepada putra putri kita sebelum mereka mencapai usia tiga tahun. Jikalau, kita berbuat demikian, maka benih kuasa doa telah ditanamkan sebagai bekal mereka selama hayat di kandung badan. 3. Selalu doakan putra putri Anda. ------------------------------- Hal terpenting yang harus kita perbuat bagi anak-anak kita adalah dengan mendoakan mereka setiap hari. Dibandingkan dengan doa, tiada suatu perkara pun yang lebih penting bagi perkembangan rohani mereka. Salah satu waktu yang paling baik untuk berdoa bagi mereka ialah pada saat anak-anak itu sudah tertidur lelap. Ibu yang tekun dan penuh kasih, yang mendoakan anak-anaknya akan melihat "buah yang tetap" di masa mendatang. Professor Hallesby mengatakan, "Kawan, jika Anda tak dapat meninggalkan harta kekayaan bagi putra putri Anda, janganlah khawatir. Dan jangan juga bersusah payah setengah mati untuk mengumpulkan harta bagi mereka. Sebaliknya perhatikanlah dan doakanlah mereka siang malam." Itu berarti dengan doa-doa, Anda meninggalkan bagi mereka harta yang tak ternilai, yang mengikuti mereka sepanjang umur". 4. Nantikanlah jawaban doa keluarga. -------------------------------- Apabila suatu keluarga mulai berdoa bersama, maka mereka akan melihat hasilnya. Mungkin beberapa jawaban doa baru akan kelihatan atau terbukti beberapa hari setelah doa dinaikkan. Helen Shoemaker mengatakan bahwa ada 3 bentuk jawaban doa yang khusus dapat diharapkan. Pertama, orang yang berdoa bersama akan mampu melihat sesamanya dengan kacamata yang baru. Kita akan menyadari bahwa setiap anggota keluarga memerlukan sesuatu dan masing-masing memiliki masalahnya sendiri Kedua, perasaan akan pentingnya menciptakan tujuan bersama. Doa bersama menolong kita untuk menentukan sasaran-sasaran sebagai keluarga. Lewat doa bersama, pembentukan watak juga terjadi. Mereka berdoa bersama, mereka juga bertumbuh dan berkembang bersama. Dan serentak menuju kedewasaan. Akhirnya, doa keluarga menolong mengembangkan kesatuan hati dalam doa dengan saudara seiman di seluruh dunia. Ny. Shoemaker berkata bahwa dengan berdoa bersama kita diajar untuk bekerja dengan berdaya cipta, dan sebagai sebuah regu kita ikut serta memenuhi keperluan manusia. Kita dapat naikkan bersama segala permohonan tentang keperluan sehari-hari di seluruh dunia yang berkenaan dengan penginjilan dunia. <=> Sumber diambil dari: <=> Judul Majalah: Sahabat Gembala, Juni 1993 Judul Artikel: Keluarga dan Doa Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 23 - 25 <=> SURAT ANDA --------------------------------------------------- <=> Dari: Shanty <shanty(at)> >Syaloom......... >Saya ingin menyampaikan selamat Natal & Tahun Baru 2006 kepada >e-konsel semoga di tahun yang baru ini artikel-artikel yang dikirim >lebih menarik dan bisa menjadi tuntunan bagi umat kristiani dalam >menjalani kehidupannya. Saya ingin mengusulkan program konseling >melalui masalah-masalah yang dialami oleh pelanggan e-konsel >misalnya setiap pelanggan diberikan kesempatan seminggu atau >sebulan sekali menceritakan apa yang terjadi dalam kehidupannya dan >membagi cerita tersebut kepada e-konsel tentunya dengan konsekuensi >setiap pergumulan pelanggan tersebut adalah privacy yang hanya bisa >diketahui oleh e-konsel dan e-Konsel akan memberikan saran-saran/ >bantuan terhadap masalah yang dialami pelanggan. Saya rasa >ini sangat membantu pertumbuhan iman umat khususnya dalam menjalani kehidupan beriman. Terima kasih. >God bless you >Shanty Redaksi: Redaksi juga mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2006 untuk saudari Shanty. Terimakasih atas usulannya. Tapi sebenarnya usulan Anda tersebut sudah kami lakukan dalam Kolom Tanya Jawab Konseling yang kami sajikan di beberapa edisi e-Konsel. Untuk usulan tentang artikel-artikel, mohon dukungan doanya agar usulan ini bisa kami laksanakan. Jika saudari Shanty mempunyai artikel-artikel yang menarik, silakan kirimkan ke e-Konsel atau ke C3I (situsnya e-Konsel). Kami yakin akan menjadi berkat bagi orang lain. ==> < staf-konsel(at)sabda.org > atau ke Situs C3I di: ==> http://www.sabda.org/c3i/ Sekali lagi terimakasih usulannya, Tuhan memberkati. <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Evie, Silvi PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Anda punya masalah/perlu konseling? < masalah-konsel(at)sabda.org > Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org > ===================================================================== Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org > Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://www.sabda.org/c3i/ <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |