Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/103 |
|
e-Konsel edisi 103 (1-1-2006)
|
|
<=> Edisi (103) -- 01 Januari 2006 <=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Daftar Isi: = Pengantar : Apa kabar ... ? = Renungan : Contoh Ketaatan = Cakrawala : Ketaatan = Bimbingan Alkitabiah : Ketaatan: Keinginan untuk Taat = Tanya Jawab Konseling: Saya Telah Tidak Jujur di Tempat Kerja, Apa yang Harus Saya Lakukan? = Surat Anda : Selamat Natal dan Tahun Baru buat e-Konsel <=> PENGANTAR REDAKSI -------------------------------------------- <=> Salam sejahtera! Apa kabar pembaca? Kita sudah berada di tahun 2006. Sudah siapkah Anda untuk menjalankan rencana-rencana yang telah Anda susun untuk tahun ini? Jika sampai saat ini mungkin Anda malah belum membuat perencanaan, segeralah Anda kerjakan. Dengan demikian tahun ini bisa Anda jalani dengan terarah sesuai dengan rencana-rencana baru yang berguna bagi Anda, orang-orang di sekitar Anda, di tempat kerja, dan terutama bagi kemuliaan Tuhan. Di awal tahun ini e-Konsel mengangkat topik Ketaatan sebagai edisi pembuka. Ya, dengan memiliki ketaatan pada Allah, kita akan memiliki pegangan utama yang menuntun kita untuk menapaki tahun yang baru. Ketaatan kita dalam mengerjakan hal-hal kecil yang dipercayakan Tuhan juga akan mempersiapkan kita untuk mendapat kepercayaan-Nya dalam melakukan perkara-perkara besar dimanapun kita berada. Mari bersama mengawali tahun baru ini dengan memperbaharui komitmen ketaatan kita kepada Allah dalam segala aspek kehidupan kita. Ok, selamat membaca dan selamat memasuki tahun baru 2006! Redaksi e-Konsel, (Ratri) <=> RENUNGAN ----------------------------------------------------- <=> <=> CONTOH KETAATAN <=> Bacaan : Yeremia 35:12-19 Pernahkah Anda berjumpa dengan seseorang yang memiliki sifat-sifat kristiani sehingga Anda menduga ia orang kristiani, tetapi ternyata ia belum mengenal sang Juruselamat? Hal itu biasa terjadi. Kadangkala orang yang tidak mengenal Yesus justru dapat memegang standar moral mereka sendiri dengan lebih konsisten daripada orang kristiani yang memegang standar Allah. Nabi Yeremia pernah berhubungan dengan kelompok orang semacam itu. Lalu dari hasil pengamatannya terhadap mereka, ia memberi pelajaran berharga kepada kita. Mereka adalah bangsa pengembara yang hidup secara nomaden dan disebut orang-orang Rekhab. Yeremia memakai mereka sebagai contoh tentang ketaatan. Walaupun mereka bukan umat pilihan Allah, tetapi Allah memuji ketaatan mereka. Sebagai contoh, nenek moyang mereka telah mengajarkan supaya mereka tidak minum anggur. Oleh karenanya saat Yeremia menawari mereka anggur, mereka menolaknya (Yeremia 35:5,6). Itulah sebabnya Yeremia ingin menunjukkan kepada orang-orang Yehuda tentang seperti apakah ketaatan itu. Allah ingin orang Yahudi memiliki ketaatan terhadap- Nya sama seperti orang Rekhab yang taat kepada para pemimpin mereka. Bahkan saat ini pun kita banyak melihat orang-orang yang tidak percaya menganut ajaran moral mereka dengan sungguh-sungguh, sementara orang kristiani sendiri malah tidak taat pada perintah Tuhan. Allah membenci ketidaktaatan kita. Jangan sampai saat melihat kita, orang berkata bahwa "orang Rekhab" zaman ini lebih taat daripada kita, orang kristiani. -JDB KETAATAN ADALAH IMAN YANG DIWUJUDKAN DALAM TINDAKAN Sumber diambil dari: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2002/02/08/ <=> CAKRAWALA ---------------------------------------------------- <=> <=> KETAATAN <=> Definisi Ketaatan ----------------- Adalah menanggapi perintah-perintah dan harapan-harapan pemegang kekuasaan di atas Anda. Seorang yang taat mengetahui bahwa Allah bekerja melalui untaian perintah. Ia tahu bahwa ketika ia menaati orang tua, perintah agama, undang-undang pemerintahan, dan atasannya maka ia juga menaati Allah. Allah mempunyai banyak cara untuk menyampaikan kehendak-Nya. Ia menggunakan Alkitab, Firman-Nya, dan kita diperintahkan untuk menaatinya. Namun, Ia juga menggunakan orang-orang dan kita diperintahkan supaya menaati mereka. Salah satu periode paling rendah dalam sejarah Israel adalah selama masa Hakim-hakim, ketika "setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri." (Hakim-hakim 21:25) Secara alami, kita menolak adanya kekuasaan di luar diri kita. Sesuatu dalam diri kita mengatakan bahwa kita diciptakan untuk memerintah (yang memang benar). Oleh karena itu kita cenderung melawan segala sesuatu yang menghalangi usaha kita mengatur diri sendiri. Pada kenyataannya, kita hanya dapat memerintah jika kita diperintah. Kita belajar untuk memerintah roh kita, situasi kita, dan lawan kita saat kita memperhatikan seruan perintah Tuhan: "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu." (Yakobus 4:7) Ketaatan tidak dapat diperdebatkan ataupun dinegosiasikan. Tuhan tidak memberi kita "Sepuluh Penyelesaian" atau "Sepuluh Pilihan". Ketaatan mutlak berasal dari Allah dan Allah cukup berkuasa untuk mengumumkannya dan cukup kuat untuk memaksakannya. Ketaatan bukan hanya untuk orang dewasa saja, ketaatan juga berlaku untuk semua anak-anak Allah. Ketaatan merupakan perhatian utama Allah. Allah berkata kepada Saul melalui Samuel bahwa, "menaati adalah lebih baik daripada memberikan korban" (1Samuel 15:22). Dengan kata lain, tidak ada gunanya bersikap "rohani" jika kita menghindari kehendak Tuhan yang jelas. Ada yang mengatakan iman lebih penting daripada ketaatan, karena kita tidak akan mampu menaati semua perintah Tuhan. Namun tidaklah mungkin untuk memisahkan iman dari ketaatan. Yakobus berkata, "iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati" (2:26). Paulus menulis dengan "ketaatan iman". Seluruh hidup kita adalah satu iman. Dengan iman kita bertumbuh, dengan iman kita menyembah, dengan iman kita berdiri, dengan iman kita menaati Allah. Contoh Positif dari Alkitab --------------------------- Diantara raja-raja jahat yang melayani anak-anak Israel, Yosafat adalah salah satu sinar cemerlang. Ia juga melakukan beberapa kesalahan, tetapi lebih sering ia menaati Allah. Alkitab mengatakan bahwa "hatinya tertuju pada jalan-jalan Allah." Orang yang taat akan mau menanggapi Firman Allah, baik yang berasal dari ucapan, tulisan ataupun melalui Roh yang ada dalam diri kita. Keinginan kita untuk menyenangkan Allah akan mendorong kita mendengarkan-Nya. Filipus mendengarkan Roh Allah. Malaikat Tuhan berkata kepada Filipus: "Bangunlah dan pergilah ke selatan ...." Filipus melakukannya dan ia bertemu dengan sida-sida dari Ethiopia. "Dan Roh itu berkata kepada Filipus, `Naiklah dan ikutlah kereta itu.` Maka naiklah Filipus bergabung dengan sida-sida itu ...." Jika salah satu dari kita menjadi Filipus, kita mungkin akan berkata kepada diri kita sendiri, "Saya bahkan tidak mengenalnya," atau, "Apakah yang berbicara itu adalah Allah?" atau "Saya baru ingat bahwa saya punya suatu janji." Namun Filipus menaatinya dengan segera. Salah seorang teman saya dalam beberapa kesempatan berkata, "Kita perlu belajar bagaimana menaati dengan cepat dan tepat." Itulah sifat Yesus. "Makanan"-Nya adalah melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Ia senang membahagiakan Pribadi yang mengirim-Nya. Meskipun pemikiran mereka sama. Ia memiliki suatu visi yang jelas tentang apa yang diinginkan Bapa-Nya yang harus Ia kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kita seharusnya juga memiliki keinginan supaya kesaksian Bapa-Nya juga menjadi kesaksian atas kita: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi yang kepada-Nyalah Aku berkenan." Paulus mengatakan kepada Yesus bahwa Ia "taat untuk mati, meskipun mati di atas kayu salib." Ketaatan bukanlah hal yang menyenangkan. Kenyataannya, ketaatan seringkali menyakitkan. Dapatkah Anda memikirkan dan mengingat kembali selama tiga bulan terakhir ini suatu keadaan ketika ketaatan harus Anda bayar dengan sesuatu? Jika Anda tidak dapat melakukannya, berarti Anda telah berkompromi dengan musuh. Ketaatan dibayar dengan reputasi-Nya atas penduduk di kota kediaman-Nya, rasa hormat dari pemimpin-pemimpin agama, kesatuan dalam keluarga-Nya, kesetiaan para murid-murid-Nya, dan akhirnya dengan hidup-Nya. Karena hati kita penuh dengan dusta, ketaatan pun bisa dilakukan sebagai suatu sikap yang dibuat-buat. Yakobus memperingatkan, "Jadilah pelaku firman, dan bukan hanya menjadi pendengar saja, jika tidak kita menipu diri sendiri" (Yakobus 1:22). Kita tidak menolak apapun selain perubahan. Kita dapat membuat berbagai kedok yang membuat orang lain, dan bahkan hati kita sendiri, percaya bahwa kita taat. Kita bisa menangis, menyesal, mempersembahkan kembali, atau menyusun kembali prioritas kita bahkan tanpa menyentuh ketaatan. Namun hanya pelaku ketaatanlah yang diberkati, bukan pendengar. Contoh Negatif dari Alkitab --------------------------- Akhan mengkhianati perintah Yosua, hamba Allah. Pengkhianatan ini membawa akibat bagi hidupnya dan keluarganya. Pengkhianatan ini juga mengakibatkan kekalahan bangsa Israel dari bangsa Ai. Tidak ada seorang pun yang berdiri sendiri; ketaatan kita akan membawa dampak bagi saudara kita, hal yang sama juga berlaku untuk ketidaktaatan. Seorang teman, yang pernah menjadi mayor angkatan laut, yang memimpin pasukan melewati belantara Vietnam, mengatakan kepada kami, "Saya lebih baik tidak memiliki pasukan sama sekali daripada memiliki seorang anggota pasukan yang tidak taat. Ketika seorang anggota mengambil jalan pintas melewati persawahan dan menginjak ranjau, dia tidak hanya kehilangan hidupnya, namun dia juga membahayakan keselamatan pasukan lainnya." Saul belajar tentang nilai ketidaktaatan lewat cara yang sulit. Pemberontakan terhadap Tuhan mendiskualifikasi posisi kita sebagai pemimpin. Hanya kemurahan Tuhanlah yang memberi Yunus kesempatan kedua. Pertama kali, Yunus pergi ke barat ketika Tuhan berkata, "Pergilah ke timur." Ketidaktaatannya mengakibatkan perjalanan yang tidak menyenangkan di dalam perut ikan besar. Yesus melihat melalui kerohanian semu orang-orang Farisi. Ia mendengar kebenaran dari mulut mereka tetapi melihat kesombongan di hati mereka. Agama membuat hal-hal yang menyedihkan bagi orang- orang. Mereka mengira bahwa mereka dapat menyelesaikan masalah dengan memberikan persembahan kepada Allah -- dan bukan dengan ketaatan -- jika mereka memang cukup saleh. Lihatlah Saul -- itu adalah usaha yang sia-sia. Renungkan Ketaatan dalam kehidupan Anda sendiri ----------------------------------------------- Beberapa hal lebih penting dari belajar untuk menaati Allah. Allah mencari mereka yang mampu bersukacita dalam kesesakan, yang mencintai perintah-Nya, yang mau menyerahkan dirinya untuk menjalankan kekuasaan yang Ia pasrahkan. Andakah orang itu? Biarkan Allah membawa Anda ke sana. Catatan Pribadi --------------- Allah dapat mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan kita, tetapi jika kita tidak belajar untuk taat, Ia harus memperingatkan kita. Tragedi yang terjadi pada putra-putri Israel adalah karena mereka tidak menaati Allah dengan memberontak kepada Musa: "Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat pemberhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat?" (Ibrani 3:18). Allah dengan baik hati akan memberi penghargaan bagi ketaatan dan beberapa kali menghukum ketidaktaatan yang dilakukan terus menerus. Kurangnya ketaatan telah mengakibatkan kejatuhan banyak orang dan bangsa-bangsa. Sebaliknya, katakanlah, "Bicaralah Tuhan, hamba-Mu siap mendengarkan," seperti yang dilakukan Samuel, dan "Ini aku, utuslah aku," seperti yang dilakukan Yesaya, membuka jalan bagi berkat yang melimpah-limpah. Melalui ketaatan Yesus, kita pun dapat menjadi taat (Roma 5:19). Karena Yesus, ketaatan tidak lagi menjadi hal yang di luar kemampuan kita; ketaatan adalah bagian dari warisan kita dalam Kristus. Sekarang ini dimana telah dinubuatkan bahwa "Manusia akan mencintai dirinya sendiri ... berontak terhadap orang tua ... lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi memungkiri kekuatannya." (2Timotius 3:2-5), Allah ingin anak-anak yang taat dan yang senang mendengarkan dan menaati Firman-Nya. (t/Rat) Sumber diterjemahkan dari: Judul Buku : Building Christian Character Judul Artikel: Obedience Penulis : Paul Anderson Penerbit : Bethany House Publisher, Minnesota, 1980 Halaman : 50 - 51 <=> BIMBINGAN ALKITABIAH ----------------------------------------- <=> <=> KETAATAN: KEINGINAN UNTUK TAAT <=> Ayat Alkitab ============ Yohanes 14:15,21 1Yohanes 2:5 1Samuel 15:22 Ulangan 11:26-28 Lukas 6:46 1Petrus 2:13-16 Latar Belakang ============== Setiap orang Kristen bertanggung jawab untuk menemukan kehendak Allah atas hidupnya dan melakukannya. Seringkali lebih mudah kita melakukan sesuatu yang bukan kehendak Allah, yang menyebabkan kegiatan kita menyimpang dari yang hakiki dan diganti dengan hingar- bingar tanpa nilai. Tetapi adalah lebih baik menaati Tuhan daripada memberikan persembahan (lihat 1Samuel 15:22). "Makanan-Ku," kata Yesus, "ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34) LANGKAH PERTAMA menuju ketaatan ialah memutuskan untuk taat kepada Allah. Yosua berkata: "Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia .... Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" (Yohanes 24:14,15) Keputusan sadar untuk taat membawa kita kepada penaklukan diri pada prinsip ketaatan. "... persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1) LANGKAH KEDUA ialah disiplin, sebab ketaatan selalu berkembang. Ketaatan menyebabkan pertumbuhan, sambil kita bertindak sesuai dengan pengertian yang kita terima. Ketaatan adalah suatu proses belajar. Yesus "telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya." (Ibrani 5:8) Dengan semakin kita dewasa dalam Kristus dan dalam pengetahuan akan Firman-Nya, Allah menuntut dari kita ketaatan yang makin mendalam. Begitu kita mendapat suatu tuntutan baru dari Allah, kita harus segera menanggapinya dan berkeras demikian, hingga Dia membeberkan kehendak-Nya lebih dalam untuk kehidupan kita. Dia ingin agar kita "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus." (2Korintus 10:5) Strategi Bimbingan ================== Seseorang yang selalu bertanya-tanya tentang kehendak Allah atas hidupnya dan tentang ketaatan pada kehendak Allah itu, adalah seorang Kristen yang sedang bertumbuh dewasa, seorang yang menginginkan hubungan lebih erat dengan Allah. Nyatakan penghargaan Anda padanya dan yakinkan dia bahwa Allah ingin memimpin dia sesuai keinginannya untuk menaati Dia. Ambil waktu untuk mendengarkan urusan dan kerinduannya. Ada gunanya menyinggung beberapa hal yang dibicarakan dalam Latar Belakang dan mendorong dia untuk maju lebih lanjut. Dorong dia untuk bertobat dari ketidaktaatan dan kebimbangannya. Hanya jika kita mengakui dosa yang kita sadari, kita dapat masuk ke dalam penyerahan diri lebih dalam. Desak dia untuk mempelajari Firman Tuhan. Tidak ada jalan pintas bagi ketaatan. Pikiran kita harus terus aktif mencari kehendak Allah. Kebiasaan berdisiplin mengikuti terus apa yang dinyatakan dalam Firman, mengakibatkan suatu perjalanan hidup taat pada Allah. Kita harus "lapar dan haus akan kebenaran." (Matius 5:6). Berdoalah dengannya agar keinginannya untuk menaati kehendak Allah akan terwujud. Dorong dia untuk mengembangkan persekutuan dengan orang-orang Kristen berpikiran rohani, di suatu gereja yang mementingkan Alkitab. Dengan itu dia dapat belajar kehendak dan jalan-jalan Allah lebih banyak. ------------------------------Kutipan------------------------------- Menurut Billy Graham: "Hanya dengan menjalani hidup penuh ketaatan terhadap suara Roh, dengan tiap-tiap hari menyangkal diri, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus dan memelihara persekutuan tetap dengan-Nya, kita dimungkinkan untuk hidup kudus dan berpengaruh dalam dunia yang tak kenal Allah ini." --------------------------Kutipan_Selesai--------------------------- Bahan diambil dari sumber: Judul Buku : Buku Pegangan Pelayanan Judul Artikel: Ketaatan -- Keinginan untuk Taat Penulis : Billy Graham Penerbit : PPA Halaman : 128 - 129 <=> TANYA JAWAB KONSELING ---------------------------------------- <=> <=> SAYA TELAH TIDAK JUJUR DI TEMPAT KERJA, <=> APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN? PERTANYAAN: =========== Saya ingin menanyakan tentang kesetiaan kita dalam perkara kecil seperti yang tertulis di dalam Firman Tuhan. Memang untuk mendapatkan perkara-perkara besar, terlebih dahulu, kita harus setia dalam perkara kecil. Nah, sekarang ini saya tengah mengalami masalah kecil. Saya seorang staf yang sedang menjalani masa training di kantor. Saat ini di kantor, saya sedang mengerjakan suatu program komputer dan program itu saya bawa pulang tanpa minta izin kepada atasan. Hal ini saya lakukan untuk belajar dan melanjutkan tugas kantor saya di rumah. Tetapi ketika saya baca surat kontrak kerja, di situ tertulis jika mengambil program harus seizin atasan saya. Akan tetapi, surat kontrak itu memang belum ditandatangani oleh atasan saya, berhubung saya masih dalam masa percobaan. Jadi, sebenarnya tidak ada ikatan hukum antara kedua belah pihak. Saya berpikir tidak apa-apa jika saya mengambil program dari kantor untuk saya pelajari. Toh, bukan untuk saya jual. Apakah tindakan saya itu benar? Dan karena memang tidak ada ikatan hukum antara kedua belah pihak, ya ... program itu saya copy. JAWABAN: ======== Tuhan menghendaki kita untuk setia dalam setiap perkara, baik itu perkara-perkara kecil maupun perkara-perkara besar. Tentang masalah Anda tidak boleh membawa pulang program komputer, menurut kami hal itu merupakan aturan kerja perusahaan yang harus ditaati oleh semua orang yang bekerja di kantor itu (baik bagi staf yang sudah menandatangani kontrak maupun yang belum). Sama seperti aturan kerja lainnya misalnya: masuk jam 08.00 pulang jam 17.00 yang diberlakukan kepada semua karyawan (baik bagi staf yang masih dalam masa percobaan maupun yang sudah terikat kontrak). Jika sekarang Anda telah terlanjur membawa pulang program kantor dan meng-copy-nya di rumah karena semula Anda tidak mengerti tentang aturan ini, kami sarankan Anda cepat-cepat memberitahukan dan meminta izin kepada atasan sebagaimana yang diminta dalam peraturan kantor. Jika ternyata tidak diizinkan maka Anda harus cepat-cepat menghapus copy program yang Anda buat tersebut. Mungkin kelihatannya seperti tindakan yang bodoh di mata manusia, karena toh tidak ada yang tahu, tapi sebenarnya tindakan ketaatan Anda (yang tak terlihat manusia dalam perkara kecil itu) justru dihargai oleh Allah. Kami yakin Anda akan mendapatkan upah-Nya sebagaimana janji-Nya di dalam Ibrani 11:6. ... dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Sil) Tim Konselor YLSA <=> SURAT ANDA --------------------------------------------------- <=> Dari: Grace <grace(at)> >Syalom e-Konsel... >Aku mau mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru buat e-Konsel, >semoga di tahun yang baru e-Konsel semakin bersemangat dalam >melayani. Kalau bisa tahun depan lebih banyak artikelnya dan >topiknya lebih menarik lagi. Ok...thanks untuk kirimannya selama >ini, saya sudah berlangganan kira-kira satu tahun yang lalu. Redaksi: Selamat Natal dan Tahun Baru juga untuk Grace, terima kasih untuk dukungan semangatnya. Usulan Anda menarik sekali, kami akan mengusahakannya supaya tahun ini e-Konsel bisa semakin memberkati banyak orang melalui artikel-artikel yang disajikan. Kalau Anda memiliki artikel atau bahan-bahan lain yang cocok untuk e-Konsel, silakan Anda kirim kepada kami ke: < staf-konsel(at)sabda.org > Terima kasih juga sudah menjadi pelanggan setia e-Konsel sepanjang tahun 2005 lalu, kami berharap Anda tetap menjadi pelanggan setia kami tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya. Tuhan memberkati. <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Evie, Silvi PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> Anda punya masalah/perlu konseling? < masalah-konsel(at)sabda.org > Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org > ===================================================================== Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org > Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I : http://www.sabda.org/c3i/ <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |