CAKRAWALA
Pencobaan di Tengah Kejayaan
Rasanya, semua orang menginginkan atau mendambakan keberhasilan maupun kesuksesan dalam kehidupannya. Sebagian besar ingin kaya dan lebih dari yang lainnya. Namun, kita pun menyadari bahwa banyak orang justru mengalami banyak masalah dalam hidupnya pada saat dia mengalami kejayaan. Ketika hidupnya biasa-biasa saja, malah masalah-masalah seperti itu tidak terjadi. Apa saja yang melatarbelakangi hal tersebut dan bagaimana kita dapat menghadapinya sebagai orang percaya?
Penyebab seseorang mengalami masalah dalam masa kejayaan:
a. Keangkuhan.
Ketika kita mengalami masa jaya, kita cenderung berpikir bahwa kita itu memang hebat. Ketika kita mulai berpikir bahwa kita itu hebat, dari situlah keangkuhan mulai masuk. Kita mulai berpikir bahwa kita dapat melakukan apa saja, bahkan sampai melewati batas.
b. Terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Faktor eksternal seperti pengaruh dari orang-orang di sekitar kita dalam masa kejayaan kita dapat menjadi salah satu sumber masalah. Ketika kita dalam masa kejayaan, kita terlihat sangat menarik dan berpengaruh bagi kehidupan orang lain. Banyak orang akan memuji-muji kita atau mendekati kita untuk mendapatkan manfaat dari kejayaan kita. Kita dapat masuk ke dalam perangkap perbuatan yang berdosa karena pada masa kejayaan kita, bisa jadi ada orang-orang yang rela memberikan dan menyediakan tubuh mereka bagi kita.
Contoh peristiwa di Alkitab seperti yang dituturkan dalam Kejadian 39:6-7, yaitu kisah Yusuf. Yusuf menjadi sasaran dari istri majikannya setelah dia menjadi orang yang berhasil. Pencobaan atau tawaran untuk berselingkuh dengan istri Potifar tidak terjadi pada tahap awal sewaktu Yusuf masih menjadi budak, yang belum berhasil dan tidak terpandang. Yusuf makin berhasil, dia seorang pemuda yang berhikmat dan pandai, kebetulan juga didukung oleh wajah yang tampan. Nah, kejayaan itulah yang akhirnya seolah-olah menyadarkan istri majikannya bahwa yang berada di hadapannya hari lepas hari bukanlah seorang budak belaka, melainkan seorang pria yang mempunyai kualitas tertentu.
Ada dua hal yang mencegah Yusuf berbuat dosa, yaitu:
a. Yusuf takut kepada Tuhan Allah.
Yusuf tahu bahwa ketika dia berzina, dia bukan hanya melakukan hubungan intim secara badani dengan seseorang, melainkan saat itu, dia juga sedang berdosa terhadap Tuhan. Jadi, dia mengaitkan semua perilaku atau semua tindakannya dengan Tuhan, apakah diperkenan Tuhan atau tidak.
b. Yusuf adalah seseorang yang menghargai orang lain.
Dia tahu bahwa dia adalah orang yang diberi kepercayaan yang sangat besar oleh majikannya, yaitu Potifar. Dia juga tahu bahwa semua dipercayakan dan diberikan kepadanya, kecuali istri majikannya. Dia menghargai Potifar, dan pada saat itulah, dia juga berhasil mengekang dirinya karena penghargaannya kepada suami wanita tersebut. Dia tidak mau merusak rumah tangga orang.
Dalam 2 Samuel 11 dikisahkan tentang Daud. Daud juga mengalami hal yang sama. Pencobaan datang kepada Daud ketika dia menjadi raja yang jaya. Perbedaannya dengan Yusuf adalah Daud tidak mengaitkan Tuhan dalam pikirannya ketika dia memandang Batsyeba, dan dia juga tidak menghargai orang lain. Akhirnya, Daud meluncur masuk ke dalam jerumusan dosa.
Daud dan Yusuf adalah orang-orang yang mengasihi dan dikasihi Tuhan, tetapi mengapa pencobaan itu Tuhan izinkan terjadi dalam hidup mereka? Tuhan tidak menghendaki manusia jatuh ke dalam dosa, dan Tuhan tidak memimpin orang untuk berdosa. Namun, Tuhan mengizinkan pencobaan datang dan mencobai orang Kristen.
Tuhan mengizinkan kejayaan dan pencobaan berdampingan karena:
- Tuhan menguji kita. Apakah kualitas rohani kita seturut dengan kualitas eksternal atau jasmani kita? Apakah kerohanian kita sejaya kemenangan jasmani kita? Apakah kekuatan internal atau rohani kita sama besarnya dengan kekuatan jasmani kita?
- Melalui itu, Tuhan membentuk kita supaya kita akhirnya makin mirip dan makin serupa dengan Tuhan kita.
Yang perlu kita lakukan untuk mempersiapkan diri menyongsong keberhasilan yang Tuhan berikan kepada kita dalam kejayaan hidup yang Ia izinkan untuk kita alami ialah:
- Kita harus mengikuti apa yang telah dilakukan Yusuf, yaitu senantiasa mengaitkan semua hal yang terjadi padanya dengan Tuhan. Dia tidak melepaskan Tuhan dari segala tindakan dan kehidupannya.
- Menghargai orang lain, seperti yang dilakukan oleh Yusuf.
- Kita harus berhati-hati dengan kejayaan, sebab pada waktu jaya, kita akan menjadi target serangan. Jadi, kita harus menjaga jarak, membuat pagar dalam hubungan kita dengan lawan jenis, setelah atau sebelum kita jaya.
Audio: Menang Melawan Pencobaan
|