BIMBINGAN ALKITABIAH
Nasihat Berdasarkan Alkitab
Seorang pria muda bergumul dalam depresi karena tidak bisa menolak melihat gambar porno dan dosa seksual lainnya. Sebanyak ia telah berusaha sendiri, dia tidak bisa melawan dan mengakui bahwa ia ketagihan. Konselornya mengatakan kepadanya untuk menggunakan filter pada komputer, dan dia melakukannya. Ketika tergoda untuk melihat gambar porno, dia diberi tahu untuk mengganti pikiran penuh nafsunya dengan pikiran yang saleh dengan merenungkan Filipi 4:8. Selanjutnya, untuk mengetahui pentingnya pengendalian diri, dia menghafal 1 Tesalonika 4:3-5. Yang terakhir, ia diminta untuk membuat jurnal setiap hari, mencatat keadaan yang membawanya ke dalam pencobaan dan bagaimana dia menanggapinya.
Sepasang suami istri berjuang dalam pernikahan, mereka ingin mengatasi perbedaan mereka dan memulihkan pernikahan mereka. Namun, pelanggaran telah menyebabkan kepahitan yang mendalam dan ketidakpercayaan satu sama lain. Mereka terbiasa menghakimi dan argumentatif satu sama lain. Kebiasaan lama susah hilang. Mereka saling menyalahkan. Konselor mereka mengajarkan bahwa sebagai orang Kristen, mereka harus mengampuni karena mereka telah diampuni. Langkah pertama adalah mempelajari bagian Alkitab tentang pengampunan dari Lukas 17:1-10. Selain itu, konselor mereka memandang perlu untuk membantu mereka belajar berkomunikasi secara alkitabiah, itu akan mencegah lebih banyak pelanggaran. Yang terakhir, konselor berencana untuk membimbing pasangan melalui studi dari Efesus 5:22-31 untuk menyampaikan peran-peran sebagai suami dan istri saat mereka belajar untuk saling percaya.
Elemen yang Hilang
Apakah Anda mengidentifikasi ada elemen yang hilang dalam nasihat tersebut?
Anda mungkin mengamati bahwa konselor-konselor itu mengajak konseli mereka kembali ke Alkitab saat membantu mereka untuk mendapatkan pengharapan atas pencobaan mereka. Anda juga mungkin mengenali konseli-konseli yang diperintahkan untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Mereka diberi pekerjaan rumah yang akan berguna dalam proses perubahannya.
Namun, bagaimana berhala diidentifikasi? Jika konselor gagal untuk mengekspos berhala dari hati dan motivasi berdosa, konseling menjadi legalisme, perubahan dengan melakukan hukum Taurat (Galatia 3:2-6). Konseli akan terus menyembah berhala mereka dalam satu perilaku atau lainnya, mengubah hanya cukup dengan melakukan aturan, atau dengan menunjukkan penampilan dari luarnya, sedangkan masih hidup untuk keinginan mereka sendiri.
Penyembahan: Inti dari Konseling
Mengapa penyembahan adalah inti dari konseling?
Apa pun yang kita sembah adalah tuan kita, dan kita menjadi budaknya. Namun, itu tidak akan tampak seperti perbudakan jika Anda menyukai apa yang mengendalikan Anda. Ambil contoh pemuda tadi. Dia awalnya tidak melihat bahwa keinginan sensual akan memperbudak dirinya, melainkan berharap bahwa itu akan membuat hidupnya lebih baik. Baginya, sensualitas menjanjikan vitalitas, kemampuan untuk memiliki kehidupan yang baik. Sensualitas dan kenikmatan menjadi tuhannya, yang pada gilirannya memperbudak dia (Yohanes 8:34).
Konselor-konselor di atas bisa lebih membantu konseli jika mereka menekankan arti menyembah dengan cara yang jelas dan praktis. Konselor cenderung menghabiskan banyak waktu dengan mengungkap masalah (Amsal 18:15; 20:5) dan mengajar konseli cara hidup yang sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab seperti yang ditemukan di Kolose 3:5, 12-15 dan Yakobus 1:22-25. Memang, ini diperlukan dan baik, tetapi masalah yang sebenarnya dalam hati manusia adalah penyembahan berhala (Yehezkiel 14:3; Ulangan 11:16). Konselor harus mendorong konseli untuk menyembah hanya Allah yang benar (Yesaya 45:5-7, 18-19). Diperlukan pergeseran paradigma secara utuh dari penyembahan berhala kepada hidup bagi Kristus saja jika menghendaki adanya perubahan sejati dan abadi.
Menjadi Penyembah yang Benar
Bagaimana kita membantu konseli untuk menjadi penyembah yang benar?
Pertama, identitas kita ditemukan dalam apa yang kita sembah (Mazmur 95:6-7) dan kita menyandang atribut apa yang kita sembah (Matius 25:31-46). Mereka yang menyembah Kristus (domba) memiliki atribut Yesus, memperhatikan kebutuhan orang lain. Mereka yang tidak menyembah Kristus (kambing), tidak memiliki atribut-Nya. Mereka mengaku sebagai pengikut Kristus, tetapi tertipu. Kita diciptakan menurut gambar Allah untuk mengenal dan melayani Dia (Kejadian 1-2). Pemuda tadi mengidentifikasi dirinya sebagai pecandu pornografi karena ia menyembah kesenangan. Pasangan tadi mengidentifikasi diri mereka sebagai korban satu sama lain karena mereka tidak pernah merasa aman di hadapan masing-masing. Mereka tidak melihat diri mereka, pertama dan terutama, sebagai penyembah Kristus yang mengikuti langkah-Nya dan bertumbuh dalam pengudusan.
Kedua, menyembah membantu orang untuk mencapai tujuan mereka. Penyembahan berhala pemuda itu membuatnya percaya bahwa hidup adalah tentang merasa enak. Pasangan ini meyakini bahwa tujuan mereka adalah untuk merasa aman dari kritik orang lain. Namun, tujuan kita sebagai orang percaya adalah untuk melayani Tuhan dengan ucapan syukur bersukacita, mengetahui bahwa Dia adalah Allah dan bahwa Dia baik (Mazmur 100). Hidup kita adalah tentang tujuan-Nya, bukan tujuan kita!
Ketiga, apa yang kita lakukan adalah refleksi dari apa yang disembah. Misalnya, Yesus mengatakan dalam Yohanes 14:15 bahwa kasih kita (penyembahan) kepada-Nya ditunjukkan melalui ketaatan kita. Apa yang Tuhan tuntut? Untuk bertindak adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan (Mikha 6:6-8). Pemuda dan pasangan itu semua berusaha untuk memperbaiki masalah mereka dengan mencari konseling, yang adalah baik (Mazmur 1). Namun, mereka harus memilih siapa yang akan mereka layani setiap hari, setiap saat ketika mereka tergoda untuk kembali ke kebiasaan-penyembahan berhala mereka.
Menyembah itu lebih dari sekadar ritual hari Minggu. Kita menyembah sepanjang hari, setiap hari. Untuk benar-benar membantu mereka yang datang untuk konseling alkitabiah, kita harus membimbing mereka untuk menanggapi cobaan dan godaan mereka dengan menyembah (Yakobus 1:2-4). Inilah sebabnya, mengapa Paulus mengatakan untuk melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Allah (1 Korintus 10:31), yang merupakan ekspresi menyembah (Kolose 3:15-24). Ini adalah perubahan alkitabiah yang terbaik!
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (Mazmur 91:1-2) (t/Jing-Jing)
Audio: Nasihat Berdasarkan Alkitab
|