| Publikasi Elektronik Konseling Kristen |
|
Integritas Orang Percaya
|
|
Edisi 404/Januari 2018
|
|
|
Salam konseling,
Selamat Tahun Baru 2018! Apa saja resolusi tahun baru Anda? Apakah menjadi orang yang lebih berintegritas termasuk salah satu di antaranya? Jika ya, seluruh sajian dalam edisi perdana e-Konsel 2018 ini dapat menolong Anda untuk membangun sikap integritas di atas fondasi yang benar, yaitu firman Tuhan. Melalui firman Tuhan, kita dapat melihat Yesus sebagai teladan yang sempurna dari seseorang yang memiliki integritas. Apa pun resolusi Anda untuk tahun ini, milikilah integritas dalam melaksanakannya sehingga menetapkan resolusi bukan sekadar rutinitas tahun baru.
Akhir kata, seluruh redaksi e-Konsel mengucapkan "Selamat Tahun Baru 2018". Kiranya Tuhan menolong kita semua untuk menjadi orang yang berintegritas dalam Tuhan ketika menghadapi masalah-masalah yang Tuhan izinkan untuk kita alami. Amin.
|
RENUNGAN
Membangun Integritas
Nas Alkitab: (Yakobus 1:19, 22, 23, 26)
"Saudara-saudara yang kukasihi, perhatikanlah ini: hendaklah tiap-tiap orang cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berbicara, dan lambat untuk marah.... Jadilah pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; jika tidak, kamu menipu diri sendiri. Sebab, jika orang mendengar firman, tetapi tidak melakukannya, ia seperti orang yang sedang mengamati wajahnya di cermin.... Jika seseorang mengira bahwa ia adalah orang yang taat beribadah, tetapi ia tidak dapat mengendalikan lidahnya, ia menipu hatinya sendiri. Ketaatannya itu sia-sia."
Integritas adalah karakter yang tepercaya. Karakter yang tepercaya adalah yang melakukan apa yang dikatakannya. Yakobus mengajarkan kepada kita bagaimana mengembangkan hidup yang bebas dari tekanan bersama orang lain dengan memperhatikan lidah kita. Pernahkah Anda berada dalam situasi ketika Anda memiliki informasi yang dapat mengubah hidup untuk disampaikan kepada seorang teman, dan pada saat Anda mulai menyampaikan pesan itu, Anda merahasiakannya/menutup diri, lalu pada akhirnya ketika keadaan menjadi buruk, Anda yang disalahkan? Pernahkah Anda disalahpahami/dituduh secara salah hanya karena Anda menuduh/menunjukkan kesalahan seorang teman untuk memperbaikinya? Apakah seorang teman meminta Anda untuk memercayainya, tetapi pada akhirnya, tidak ada alasan untuk berhubungan dengan orang semacam itu? Saya yakin ada banyak hal yang ada dalam benak Anda saat ini, tetapi saya harap Anda bisa mengaitkannya dengan hal ini.
Yakobus mengingatkan kita bahwa orang-orang yang tidak mau mendengar orang lain sering kali membuat banyak kesalahan, mudah marah, sombong, dan kurang memiliki integritas. Berbicara mengenai hikmat tidak hanya tentang mendidik, tetapi juga memberdayakan pendengar Anda. Kemarahan yang menghakimi orang lain adalah dosa! Itu mengatakan bahwa Anda egois, tidak mau belajar dari orang lain, dan tidak memiliki kemampuan untuk mengajar orang lain.
Mengetahui kebenaran dan tidak hidup dalam kebenaran adalah dosa dan tidak berintegritas! Hal itu tidak menggambarkan kehidupan Kristen yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Hati-hati dengan apa yang Anda katakan kepada orang lain, bagaimana Anda mengatakannya, dan pertimbangkan alasan Anda mengatakannya. Sebagai pemeriksaan, baliklah percakapan dan tanyakan kepada diri Anda; "Jika apa yang saya katakan kepada orang lain dikatakan kepada saya, apakah saya akan menyukainya?" Jika ya, tidak ada yang salah dengan perkataan Anda, tetapi jika tidak, lakukan pada orang lain apa yang Anda ingin dilakukan oleh orang lain kepada Anda! Buatlah perubahan dan lakukan yang benar. Itulah integritas. Itulah kekristenan yang berada pada jalan yang benar.
Ingatlah apa artinya menjadi seorang Kristen. Anda harus bisa menguasai perkataan, tindakan, dan kehendak Anda. Terimalah tanggung jawab atas tindakan Anda. Tidak ada permainan menyalahkan! Dengan peralatan ini, Anda akan mengatasi taktik yang mengganggu dari musuh Anda, menyadari serangan spiritual, mengenali teman sejati Anda, dan menetapkan tujuan dan sasaran Anda.
Pelajari firman itu, dan berdoalah meminta kekuatan dari Allah untuk menerapkannya setiap hari. Selalu sadari bahwa keselamatan bersifat pribadi, dan hanya Anda yang bisa mengerjakannya melalui hikmat, pengetahuan, dan pengertian. Kiranya Allah memberkati Anda saat Anda terus melakukan pembaruan. Amin. Tetaplah kuat!
Ayat hari ini: "Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya." (Amsal 28:6) (t/N.Risanti)
Audio: Membangun Integritas
|
BIMBINGAN ALKITABIAH
Apa yang Alkitab Katakan tentang Integritas?
Pertanyaan: "Apa yang Alkitab katakan tentang integritas?"
Jawab: Kamus mendefinisikan integritas sebagai "kepatuhan terhadap serangkaian nilai moral atau artistik, atau ketiadaan cela; tidak mampu disuap atau rusak secara moral". Dalam Alkitab, kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai "integritas" dalam Perjanjian Lama berarti "kondisi yang menjadi tidak bercela, kepenuhan, kesempurnaan, ketulusan, kesehatan, kejujuran, keutuhan". Integritas di Perjanjian Baru berarti "kejujuran dan kepatuhan terhadap pola perbuatan yang baik".
Yesus adalah teladan sempurna dari seseorang yang memiliki integritas. Setelah dibaptis, Ia pergi ke padang gurun untuk berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam. Selama waktu-waktu tersebut, Setan mendekati Dia dalam kondisi-Nya yang paling lemah untuk mencoba memecah integritas-Nya dan merusak Dia.
Yesus sepenuhnya adalah manusia dan sepenuhnya Allah pada saat bersamaan, dan Dia tergoda dalam segala hal seperti halnya kita, tetapi Ia tidak pernah berdosa (Ibrani 4:15); itulah definisi integritas. Dia adalah satu-satunya yang tidak bercela, sempurna, benar-benar jujur, dan selalu menunjukkan pola perbuatan baik. Sebagai manusia berdosa, integritas kita cacat, tetapi integritas Yesus sempurna. Saat kita "dalam Kristus", kita mengambil bagian dalam sifat ilahi-Nya, yang telah diberi sifat baru dalam Kristus (2 Korintus 5:17), dan sifat baru itu adalah integritas, karena itu adalah sifat-Nya.
Alkitab juga menggambarkan integritas sebagai kebenaran. Apa itu kebenaran? Yesus adalah satu-satunya kebenaran sejati dan satu-satunya jalan untuk mencapai hidup yang kekal. Tidak ada yang datang kepada Bapa kecuali melalui Yesus, yang adalah jalan, kebenaran, dan hidup (Yohanes 14:6). Sering kali, Yesus mengucapkan kata-kata-Nya dengan mengatakan, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu," yang pada intinya, berarti "Aku mengatakan kebenaran kepadamu". Yesus tidak pernah berbohong, dan tindakan-Nya mendefinisikan integritas. Begitu kita datang kepada Kristus dengan iman dan pertobatan, Dia memberi kita karunia Roh Kudus yang membantu kita mengembangkan integritas yang tidak dapat binasa. Tidaklah mungkin memiliki integritas sejati tanpa Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Kiranya Tuhan memberi kita integritas yang kuat, yang menjadi tidak dapat rusak melalui kuasa Roh Kudus. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: |
Nama situs |
: |
GotQuestions.org |
Alamat situs |
: |
https://www.gotquestions.org/Bible-integrity.html |
Judul asli artikel: |
: |
What does the Bible say about integrity? |
Penulis artikel: |
: |
Tim GotQuestions.org |
Tanggal akses |
: |
24 November 2017 |
|
TIP
Integritas -- Kunci untuk Karakter dan Penyembuh Ketidakkonsistenan?
Integritas dikembangkan saat kita belajar dan mempraktikkan beberapa keterampilan tertentu:
- Belajar mengembangkan kejujuran personal yang dalam melalui konfrontasi-diri yang radikal. Seseorang yang berintegritas tidak membuat alasan atau menyalahkan orang lain atas kegagalannya.
- Jika mau menjadi orang yang berintegritas, pertama-tama kita harus mengembangkan patokan moral yang tepat. Karena Tuhan adalah sumber moralitas, standar moral yang tepat didasarkan pada karakter-Nya sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya dan dikuatkan dalam kesadaran kita oleh Roh Kudus.
- Jika kita ingin menjadi orang yang berintegritas, standar Tuhan haruslah menjadi standar kita; nilai-nilai-Nya haruslah menjadi nilai-nilai kita; kita harus belajar mengasihi apa yang Dia kasihi dan membenci apa yang Dia benci.
- Belajar “takut akan Tuhan” -- kita harus mengembangkan rasa hormat yang benar kepada Tuhan. “Takut akan Tuhan” mengajarkan kita untuk mengasihi apa yang baik dan membenci apa yang jahat (Roma 12:13). Firman Tuhan harus secara efektif dicerna/diterima dalam hati, pikiran, dan kesadaran kita sehingga itu akan memengaruhi pikiran, perkataan, perbuatan, dan sikap kita.
- Kita perlu menyadari bahwa kita tidak bisa menjalani hidup Kristen dengan kekuatan kita sendiri. Kita butuh kemampuan dari Tuhan. Karena itu, kita harus belajar bagaimana dikuasai oleh Roh Kudus (Efesus 5:18). Agar dikuasai oleh Roh Kudus, kita harus tunduk kepada Tuhan. Kita perlu membiarkan Tuhan membuat keputusan akhir untuk kita berdasarkan firman-Nya yang bijaksana dan penuh kasih.
- Jika ingin menjadi orang yang berintegritas, kita harus mengembangkan kerendahan hati yang tulus. Apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapatkan. Kita tidak sedang berpura-pura untuk menjadi seseorang yang bukan diri kita apa adanya. Seorang yang rendah hati adalah orang yang realistis dan mau diajar.
- Kita harus mempelajari hikmat mengenai menjadi orang yang dapat dipercaya oleh orang lain untuk mengembangkan moral dan spiritual kita. Dibutuhkan orang lain untuk mengeluarkan potensi terbaik dalam diri kita, dan kita semua membutuhkan mitra yang dapat dipercaya sebagai pendorong dan pemeriksa realita.
Dapatkah Kita Mengukur Integritas Kita? Bagaimana Caranya?
Perhatikan sepuluh pertanyaan berikut ini:
- Seperti apakah Anda ketika tidak ada seorangpun di dekat Anda?
- Bagaimana Anda bersikap terhadap orang lain yang tidak bisa memberi manfaat untuk Anda?
- Seberapa tulus, rendah hati, dan transparan Anda?
- Apakah Anda orang yang sama ketika Anda bersama dengan orang-orang yang berbeda?
- Apakah Anda orang yang sama saat di depan umum dan saat sendirian?
- Apakah Anda dengan cepat mengaku kepada diri sendiri dan orang lain ketika Anda salah?
- Apakah Anda menerima standar mutlak moral Tuhan di dalam Firman-Nya?
- Apakah Anda berbicara kepada orang-orang atau membicarakan mereka di belakang?
- Apakah Anda dapat bertanggung jawab setidaknya kepada satu orang tentang apa yang Anda pikirkan, katakan, dan lakukan?
- Apakah Anda tunduk kepada Roh Tuhan dan berusaha untuk menyenangkan Dia dalam segala sesuatu yang Anda lakukan?
Hal-Hal Praktis untuk Mengembangkan Integritas dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Mencari mentor yang takut akan Tuhan, yang bisa menjadi teladan karakter yang konsisten.
- Lakukan komunikasi yang jelas, langsung, dan menguatkan serta membangun.
- Menjunjung tingi nilai kerendahan hati, ketulusan, dan transparansi.
- Periksalah diri sendiri secara teratur dan radikal (Mazmur 139:23-24).
- Lebih menghargai orang lain daripada diri sendiri dan mau berkorban bagi orang lain.
- Selalu memenuhi janji; jangan membuat janji yang tidak bisa ditepati.
- Mengembangkan semangat seorang hamba sebagai bagian penting tentang siapa Anda dalam Kristus.
- Berkomitmen kepada diri Anda sendiri untuk memberikan nilai tambah kepada orang lain dan menolong mereka untuk berhasil.
- Mendorong mereka yang Anda layani untuk memberikan nilai tambah kepada orang lain.
- Secara teratur mencerna firman Tuhan dan secara terus-menerus tunduk kepada Roh Kudus.
Apa Lagi yang Perlu Dilakukan?
- Berkomitmen pada diri Anda sendiri untuk memelihara kejujuran, dapat diandalkan, dan dapat dipercaya.
- Putuskan ke depan bahwa Anda akan melakukan hal yang benar apa pun yang akan terjadi.
- Memprioritaskan kegiatan apa pun di mana kredibilitas Anda dipertaruhkan.
- Menuliskan dan meninjau semua komitmen Anda secara teratur.
- Melakukan apa yang harus Anda lakukan sebelum melakukan apa yang ingin Anda lakukan. (t/Jing Jing)
Selengkapnya [baca di sini]:
|
|