Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/149

e-Doa edisi 149 (12-7-2018)

Melatih Anak Berdoa

Melatih Anak Berdoa -- Edisi Juli 2018, Vol. 10 No. 149
 
Gambar: Situs Doa

Publikasi Elektronik Doa
Melatih Anak Berdoa

Edisi Juli 2018, Vol. 10 No. 149
 

Shalom,

Sebagai orang tua, kita pasti menginginkan hal-hal yang terbaik bagi anak-anak kita, baik dalam studi, teman, jodoh, karier, usaha, talenta, maupun hal-hal yang akan membuat mereka mengalami kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup. Tentu saja, itu semua adalah hal yang baik dan wajar, dan sudah sepatutnya menjadi bagian dari doa-doa kita. Namun, sering kali kita lupa bahwa semua itu bukanlah hal yang utama dan paling penting dalam hidup ini. Mengasihi Allah dan hidup bagi kemuliaan-Nya adalah agenda yang harus kita tanamkan dalam tujuan hidup anak-anak kita. Selain itu, kita juga percaya bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk memproses tiap individu agar semakin bertumbuh dalam Kristus, bahkan dalam kesulitan dan pergumulan hidup. Tidak ada pertumbuhan yang muncul dalam situasi nyaman dan penuh kemudahan. Untuk itu, kita harus berani berdoa agar Tuhan membentuk anak-anak kita dalam jalan yang tidak mudah, yang akan membuat mereka menyadari pentingnya kehadiran Juru Selamat dalam kehidupan mereka. Nah, beranikah kita mendoakannya bagi anak-anak kita? Beranikah kita meminta Allah untuk membentuk mereka di jalan yang terjal dan berbatu? Untuk semakin memperdalam wawasan kita akan hal tersebut, kami menyajikan kepada Anda dua artikel yang berguna bagi kehidupan doa anak-anak kita dalam edisi Juli ini. Kiranya dengan membaca kedua sajian kami, anak-anak kita akan semakin bertumbuh dalam pengenalan mereka akan Allah dan semakin mengasihi-Nya hari lepas hari. Amin.

N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti


ARTIKEL Doa Paling Menakutkan yang Dapat Saya Doakan untuk Anak-Anak Saya

Doa paling menakutkan yang dapat saya doakan untuk anak-anak saya adalah yang paling mereka butuhkan.

Sekarang, saya selalu berdoa untuk perilaku mereka, kesehatan mereka, kemajuan mereka di sekolah, dan persahabatan mereka. Saya juga berdoa untuk masa depan dan pekerjaan mereka. Saya berdoa agar anak-anak laki-laki saya akan menikahi "gadis-gadis Kristen yang baik". Namun, sejujurnya, ketika saya berdoa untuk anak-anak saya, adalah paling mudah untuk meminta agar hidup mereka lancar dan bebas dari stres. Mudah berdoa untuk kenyamanan dan kemudahan mereka agar hidup mereka tidak berada dalam rasa sakit dan kesedihan.

Ketika Hidup Menjadi Tidak Nyaman

Doa

Namun, ketika saya merenungkan hidup saya sendiri dan melihat kembali perjalanan iman saya, saya melihat semua tantangan dan cobaan yang saya hadapi di sepanjang perjalanan, dan kebaikan yang Allah kerjakan melalui hal-hal itu. Saya melihat sakit hati yang saya alami dan penderitaan yang membuat saya berlutut. Saya juga melihat dosa-dosa yang telah saya hadapi dan berhala-berhala yang dengan murah hati Allah lepaskan dari tangan saya. Saya melihat bagaimana Allah menggunakan semua lembah dan keadaan yang menyakitkan untuk menarik saya lebih dekat kepada diri-Nya sendiri, untuk memperbaiki diri saya, dan mengajari saya untuk bergantung kepada-Nya.

Semua itu merupakan peristiwa-peristiwa terpenting dalam hidup saya, tetapi tidak mudah untuk memohon hal semacam ini untuk anak-anak saya. Sulit untuk meminta agar Allah mengungkapkan dosa mereka kepada mereka sehingga mereka melihat kebutuhan mereka akan Juru Selamat, sehingga mereka akan hancur karena keburukan mereka dan benar-benar belajar untuk berpegang teguh pada Injil.

Doa semacam itu tidaklah nyaman.

Jalan kepada Lebih Banyak dari Dia

Itu berarti mereka harus menggali medan berbatu seperti yang pernah saya alami sebelumnya. Mereka harus melewati kisah dosa dan pertobatan mereka sendiri -- belajar apa artinya memiliki tangan kosong. Apa yang menakutkan bagi saya sebagai seorang ibu adalah menyadari bahwa hidup mereka tidak akan mulus, nyaman, atau aman -- tidak jika mereka akan belajar dengan sangat dalam tentang apa artinya mengandalkan Allah. Sebenarnya, anak-anak saya mungkin masih harus menjalani cobaan berat, berjalan melalui lembah-lembah yang gelap, dan mengalami kesedihan yang besar. Itu bisa menjadi jalan Allah untuk lebih memberikan diri-Nya sendiri kepada mereka.

Saya tidak ingin anak-anak saya memperlakukan Allah seperti mesin penjual otomatis atau seperti polis asuransi kebakaran. Saya ingin mereka memiliki kasih yang penuh gairah untuk Dia, "Yang Hidup dan Terbuka", tunduk pada supremasi-Nya, dan berlabuh dengan senang hati pada Injil-Nya. Saya ingin mereka mencintai firman Allah dan berpegang teguh pada firman di tengah-tengah ketidakpastian. Saya ingin mereka menunjukkan Yesus kepada dunia. Itulah yang saya inginkan.

Tidak Ada yang Lebih Penting

Dan, itu berarti bahwa anak-anak saya harus memahami bahwa mereka telah berdosa terhadap Allah yang kudus dan bahwa hanya melalui kasih karunia dan pengorbanan Anak-Nya, mereka dapat diampuni. Yesus mengatakan bahwa orang-orang yang sedikit diampuni akan sedikit mengasihi (Lukas 7:47). Anak-anak saya perlu tahu apa artinya itu. Mereka harus melihat kedalaman dosa mereka dan bahwa tanpa Yesus, mereka tidak memiliki pengharapan. Dan, mereka harus percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya sumber pengharapan dan kebenaran mereka. Hanya, saat mereka mengakui kebutuhan mereka akan Dia dan pengampunan-Nya, mereka akan bertumbuh untuk mencintai Allah seperti yang saya inginkan bagi mereka.

Jalan itu bisa jadi sulit, dan berdoa untuk hal itu bisa jadi menakutkan, tetapi sebenarnya tidak ada yang lebih penting .... Bapa, berikan diri-Mu lebih banyak kepada anak-anakku. (t/N. Risanti)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : http://www.desiringgod.org/articles/the-most-frightening-prayer-i-could-pray-for-my-children
Judul asli artikel : The Most Frightening Prayer I Could Pray for My Children
Penulis : Christina Fox
Tanggal akses : 4 Agustus 2017


TIP Kiat Mengajar Anak-Anak untuk Berdoa

Ide Sederhana untuk Mengajar Anak-Anak Cara Berdoa

Yesus dan anak

Mengajar anak-anak untuk berdoa adalah bagian penting dari memperkenalkan mereka kepada Yesus dan memperkuat hubungan mereka dengan Allah. Tuhan kita memberi doa kepada kita agar kita dapat berkomunikasi dengan-Nya secara langsung, dan membuat anak-anak merasa nyaman dengan doa akan membantu mereka untuk memahami bahwa Allah selalu dekat dan dapat dijangkau.

Kapan Mulai Mengajar Anak-Anak untuk Berdoa

Anak-anak dapat mulai belajar berdoa, bahkan sebelum mereka dapat berbicara dalam kalimat yang koheren, hanya dengan melihat Anda berdoa dan dengan mengundang mereka untuk berdoa bersama Anda sebaik yang mampu mereka lakukan.

Seperti halnya kebiasaan baik lainnya, Anda akan menginginkan memperkuat doa sebagai bagian kehidupan yang teratur sedini mungkin. Begitu seorang anak dapat berkomunikasi secara lisan, mereka dapat belajar untuk berdoa sendiri, baik dengan suara keras maupun dalam hening.

Akan tetapi, jika perjalanan kekristenan Anda dimulai setelah Anda mulai membentuk sebuah keluarga, tidak pernah ada kata terlambat bagi anak-anak untuk belajar tentang pentingnya doa.

Ajarkan Doa sebagai Percakapan

Pastikan anak-anak Anda memahami bahwa doa hanyalah percakapan dengan Allah, yang menunjukkan rasa hormat terhadap kasih dan kekuasaan-Nya yang tiada akhir, tetapi yang diucapkan dengan kata-kata kita sendiri. Matius 6:7 berkata, "Lagipula ketika kamu berdoa, janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan" (TB). Dengan perkataan lain, kita tidak memerlukan rumusan. Kita dapat dan harus berbicara kepada Allah dengan kata-kata kita sendiri.

Beberapa agama mengajarkan doa-doa tertentu, seperti Doa Bapa Kami, yang diberikan kepada kita oleh Yesus.

Anak-anak dapat mulai berlatih dan mempelajari doa ini pada usia yang tepat. Konsep di balik doa ini dapat diajarkan sehingga anak-anak tidak sekadar melafalkan kata-kata tanpa makna. Jika Anda mengajarkan doa ini, itu harus sebagai tambahan, dan bukan sebaliknya, tunjukkan kepada mereka bagaimana berbicara dengan Allah secara alami.

Biarkan Anak-Anak Anda Melihat Anda Berdoa

Cara terbaik untuk mulai mendidik anak-anak Anda tentang doa adalah berdoa di hadapan mereka.

Carilah kesempatan untuk mempraktikkan doa di hadapan mereka, sama seperti Anda akan mencari contoh untuk mengajari mereka tentang perilaku, sportivitas yang baik, atau kerendahan hati. Meski berdoa pada pagi hari atau sebelum tidur adalah kebiasaan umum dan berharga, Allah ingin kita datang kepada-Nya dengan segala hal dan kapan saja, jadi biarkan anak-anak melihat Anda berdoa sepanjang hari untuk berbagai kebutuhan.

Pilihlah Doa-Doa Sesuai dengan Usia

Cobalah untuk menjaga kata-kata dan pokok utama sesuai dengan tingkat usia anak Anda, sehingga anak-anak yang lebih muda tidak akan menjadi takut dengan situasi yang serius. Doa untuk hari yang baik di sekolah, untuk hewan peliharaan, untuk teman, anggota keluarga, dan peristiwa lokal dan dunia, adalah ide yang sempurna untuk anak-anak dari segala usia.

Tunjukkan kepada anak-anak bahwa tidak ada durasi yang ditentukan untuk doa. Doa cepat seperti meminta bantuan dengan beberapa pilihan, untuk berkat pada pesta ulang tahun, atau untuk perlindungan dan perjalanan yang aman sebelum melakukan perjalanan adalah cara untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa Allah tertarik pada semua aspek kehidupan kita. Doa cepat lainnya untuk diteladankan adalah sederhana, "Tuhan, sertailah aku," sebelum masuk pada situasi yang menantang atau, "Terima kasih, Bapa," ketika masalah menjadi lebih mudah diselesaikan daripada yang diharapkan.

Doa yang lebih panjang lebih baik untuk anak-anak yang lebih tua, yang bisa duduk diam selama beberapa menit.

Doa-doa tersebut dapat mengajari anak-anak tentang kebesaran Allah yang mencakup segalanya. Inilah cara yang baik untuk memodelkan doa-doa ini:

Keluarga Kristen

  • Mulailah dengan berterima kasih kepada Allah karena menyertai Anda dan untuk pemeliharaan bagi keluarga Anda, bersyukurlah atas kasih-Nya yang besar, dan tanpa syarat, dan ungkapkan rasa hormat Anda untuk semua yang dia miliki.
  • Mintalah Allah untuk mengampuni kesalahan Anda. Yakobus 5:16 berkata, "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."
  • Kemudian, nyatakan kebutuhan dan permintaan Anda kepada Allah.
  • Tutup dengan bersyukur dan memuji Dia untuk pemeliharaan dan berkat-berkat khusus.

Mengatasi Rasa Malu

Beberapa anak pada awalnya merasa malu untuk berdoa dengan suara keras. Mereka mungkin mengatakan bahwa mereka tidak bisa memikirkan apa pun untuk dibawa dalam doa. Jika hal itu terjadi, Anda dapat berdoa terlebih dahulu, lalu meminta anak itu menyelesaikan doa Anda.

Misalnya, bersyukurlah kepada Allah untuk nenek dan kakek, dan kemudian mintalah anak Anda untuk bersyukur kepada Allah atas hal-hal spesifik tentang mereka, seperti kue lezat buatan nenek atau perjalanan memancing yang berhasil dengan kakek.

Cara lain untuk mengatasi rasa malu adalah dengan meminta mereka mengulangi doa Anda, tetapi dengan kata-kata mereka sendiri. Misalnya, bersyukurlah kepada Allah karena menjaga orang-orang tetap aman selama badai dan memohon kepada-Nya untuk membantu orang-orang yang kehilangan rumah mereka. Kemudian, mintalah anak Anda mendoakan untuk hal yang sama, tetapi jangan mengikuti kata-kata Anda.

Bersikap Mendukung

Tegaskan bahwa kita dapat menyatakan segala sesuatu kepada Allah, dan bahwa tidak ada permintaan yang terlalu kecil atau tidak penting. Doa adalah hal yang sangat pribadi, dan kekhawatiran serta perhatian anak berubah pada usia yang berbeda. Jadi, doronglah anak Anda untuk berbicara kepada Allah tentang apa pun yang ada di pikirannya. Allah senang mendengar setiap doa kita, bahkan untuk kegiatan naik sepeda, atas katak di kebun, atau pesta minum teh yang berhasil dengan boneka. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Nama situs : ThoughtCo
Alamat situs : https://www.thoughtco.com/teaching-children-to-pray-700148
Judul asli artikel : 6 Simple Tips for Teaching Children to Pray
Penulis artikel : Shelley Elmblad
Tanggal akses : 8 Mei 2018
 
Stop Press! Promosi Diskusi Misi Juli 2018

"Kita harus memiliki gereja abad ke-21 apabila kita berada pada abad ke-21."

Dalam pelayanan, beberapa hal tidak boleh berubah, tetapi hal-hal lain harus terus berubah. Pesan kita tidak boleh berubah, tetapi cara kita menyampaikan pesan tersebut harus terus diperbarui untuk menjangkau setiap generasi baru. Dengan perkataan lain, pesan transformasi kita tidak boleh berubah, sementara transformasi penyajian kita harus bersifat terus-menerus, beradaptasi dengan bahasa-bahasa budaya baru kita.

Gambar: Facebook Grup Kepemimpinan Kristen

Untuk bergumul dan belajar bersama tentang bagaimana menjangkau dunia yang berubah dengan firman Tuhan yang tidak berubah, Facebook Grup e-Misi mengajak rekan-rekan semua untuk turut berdiskusi dalam komunitas Misi. Diskusi akan dimulai pada 23 Juli 2018, dengan jumlah peserta maksimal 20 orang. Jika rekan-rekan tertarik, silakan mendaftarkan diri ke:

Email e-JEMMi
Join Grup e-Misi
Facebook e-Misi
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Doa.
doa@sabda.org
e-Doa
@sabdadoa
Redaksi: N. Risanti, Margaretha I., dan Rode
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org