Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/121

e-Doa edisi 121 (10-3-2016)

Doa dalam Mengambil Keputusan

Doa dalam Mengambil Keputusan -- Edisi Maret 2016, Vol. 08 No. 121

Publikasi Elektronik Doa
Doa dalam Mengambil Keputusan

Edisi Maret 2016, Vol. 08 No. 121

Salam sejahtera,

Syukur kepada Yesus Kristus yang terus menopang kita sehingga kita dapat melayani Dia di mana pun kita berada sesuai bidang kita masing-masing. Ucapan syukur pun kami naikkan kepada Tuhan Yesus yang telah menuntun dan menyertai publikasi e-Doa yang memasuki pelayanan tahun ke-7 di dunia digital. Segenap Redaksi mengucapkan terima kasih atas kesetiaan Sahabat Doa dalam mendukung kami selama ini. Kiranya segenap Redaksi semakin kreatif, inovatif, dan aktif dalam mempersiapkan edisi maupun membagikan informasi terkait dengan doa kepada masyarakat Kristen Indonesia. Bagi Sahabat yang tergerak untuk mengambil bagian dalam pelayanan e-Doa, silakan mengirimkan email ke Redaksi e-Doa.

Dalam edisi ini, kita akan mengawali pembacaan dengan sebuah renungan Paskah yang akan membantu kita mempersiapkan hati dalam mengenang kematian dan merayakan kebangkitan Yesus Kristus. Selanjutnya, kita dapat membaca tentang pentingnya bergumul dengan Tuhan dalam doa sebelum mengambil keputusan. Kiranya apa yang kami sajikan menjadi berkat bagi Sahabat Doa sekalian. Akhir kata, selamat menghayati kematian Tuhan Yesus dan merayakan Paskah. Tuhan Yesus memberi kemenangan.

S. Setyawati Pemimpin Redaksi e-Doa,
S. Setyawati

Renungan: Apakah Arti Paskah bagi Anda?

Kalimat pertama yang diucapkan putri saya adalah "Aku bisa melakukannya!" biasanya diulangi tiga kali. Kata ini diucapkan tiap kali saya berusaha melakukan sesuatu untuknya. Pada umumnya, ia bisa melakukannya sendiri. Suatu hari, saya memintanya pergi ke kamar tidur untuk mengambilkan saya sesuatu, tetapi ia tidak bisa meraih pegangan pintu. Ia terus berusaha menggunakan segala cara yang bisa ia pikirkan, tetapi tetap tidak bisa membuka pintu. Akhirnya, dia mengaku, "Aku tidak bisa." Saya bertanya apakah ia sudah mencoba segala cara, yang dijawab olehnya, "Ya." Saya membalas, "Tidak, kamu belum mencoba semuanya. Kamu belum memintaku untuk menolong."

Sering kali, kita berpikir bahwa kita bisa melakukan semuanya sendiri. Namun, ada Seseorang yang lebih mampu dan peduli, Seseorang yang mengerti pergumulan dan keterbatasan kita, kelemahan, kekosongan, dan kelelahan kita serta mengetahui bahwa kita tidak memiliki jawaban. Seseorang itu adalah Yesus. Ia mengenal kita karena Ia memosisikan diri di tempat kita. Yesus memahami bagaimana rasanya menjadi miskin, lelah, ditolak, dan disalahpahami. Ketika saya menyadari kebenaran itu, saya tahu bahwa saya mempunyai seorang teman sejati yang sanggup ketika saya tidak mampu.

Kita diprogram untuk menemukan harapan dan kepuasan lewat sebuah relasi. Akan tetapi, relasi antarsesama manusia sering kali mengecewakan dan tidak pernah memuaskan harapan kita. Kita semua jauh dari kesempurnaan dan ketidaksempurnaan itulah yang menyebabkan ketegangan dan konflik yang mengikis harapan dan kepercayaan.

Arti Paskah

Alkitab mengatakan bahwa kematian Yesus di Salib Kalvari membayar harga atas dosa-dosa kita; dosa yang mengakibatkan kita merasa kosong, frustrasi, dan tidak cukup, dan memberi kita pengampunan tanpa syarat dan tidak layak kita terima.

Kematian dan kebangkitan Kristus membayar bagi kita jalan keluar dan tiket menuju kebebasan. Ia membuka pintu bagi kita untuk melihat diri kita sendiri dalam terang dan mengundang kita masuk ke dalam relasi yang mengubahkan hidup bersama Dia.

Yesus mengatakan hal ini kepada masing-masing kita ketika Ia berkata, "Datanglah kepada-Ku kamu semua yang lelah dan menanggung beban berat dan Aku akan memberi peristirahatan" (Matius 11:28).

Ya Yesus,

Ketika saya melihat ke dalam diri saya sendiri, ada area-area yang saya tahu adalah dosa, dan karena dosa itu saya tidak dapat memiliki relasi dengan Engkau. Tuhan, saya meminta-Mu untuk menolong saya. Saya percaya Engkau telah mati di kayu salib untuk saya. Ampunilah kesalahan-kesalahan saya, masuklah ke dalam hidup saya, dan mulailah menjalin relasi dengan saya sehingga saya memercayai-Mu sebagai Juru Selamat saya dan mengenal Engkau sebagai Tuhan saya.

Amin.

Selama masa Paskah ini, ketika Anda merenungkan kematian dan kebangkitan Yesus, kiranya Anda dapat diingatkan kembali tentang apa arti pengorbanan-Nya bagi Anda.

Sumber asli:
Nama situs : MOPS
Nama URL : http://mops.org.au/archives/2121
Judul asli renungan : What Does Easter Mean to You?
Penulis renungan : Margaret Sanders
Penerjemah : Aji
Tanggal akses : 6 Februari 2016

Diambil dari:
Nama situs : Paskah Indonesia
Nama URL : http://paskah.sabda.org/apakah_arti_paskah_bagi_anda
Tanggal akses : 12 Februari 2016

Artikel: Membuat Keputusan yang Saleh

Kita semua membuat keputusan setiap hari. Beberapa keputusan merupakan keputusan sepele, seperti apa yang akan dipakai dan ke mana akan pergi makan siang. Lainnya adalah keputusan besar, yang membutuhkan banyak pemikiran dan doa. Ingatlah, keputusan besar membutuhkan doa besar -- dan memerlukan refleksi menyeluruh pada tujuh hal penting untuk mendengar suara Allah.

Setelah ketujuh hal penting dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan, tiba saatnya untuk membuat keputusan nyata -- bahkan kemudian, masih wajib untuk mendengar suara Allah dan menerima pimpinan-Nya.

Nabi Yeremia menaikkan doa dalam Perjanjian Lama untuk memohon pimpinan Allah, dan itu tetap merupakan doa yang baik untuk kita naikkan hari ini.

"Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. Hajarlah aku, ya TUHAN, tetapi dengan selayaknya, jangan dengan murka-Mu, supaya aku jangan Kaubinasakan!" (Yeremia 10:23-24)

Orang Kristen yang belum dewasa akan melakukan apa pun yang diinginkannya. Orang Kristen yang dewasa melakukan apa yang Bapa inginkan atas mereka. Kita semua harus mengadopsi sikap Yohanes Pembaptis yang menyatakan tentang Yesus, "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yohanes 3:30).

Ketika Anda sedang membuat keputusan besar, Anda perlu meminta Tuhan memberikan anugerah kepada Anda untuk berjalan dalam kekudusan sehingga tidak akan ada yang menghalangi Anda mendengar suara-Nya.

Doa dalam Mengambil Keputusan

Dosa yang tidak diakui, termasuk kesombongan, tidak mengampuni, dan kemarahan dapat membutakan Anda. Mintalah juga kepada Tuhan untuk menolong Anda hidup dalam damai dengan orang-orang di sekitar Anda. Berhati-hatilah dengan rencana iblis untuk membangkitkan masalah dengan keluarga, teman, rekan bisnis, dan orang lain ketika Anda berusaha membuat keputusan. Semakin genting keputusan, semakin besar kemungkinan Anda akan menemukan kekacauan, entah untuk mengalihkan perhatian Anda ataupun membuat Anda menyerah pada kemarahan, iri hati, atau sikap tidak mau mengampuni.

Namun, jika Anda tersandung ke dalam dosa selama masa-masa genting ini ingatlah janji-janji Allah:

  • Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. (Roma 8:1)
  • Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yohanes 1:9)

Doa adalah penting ketika Anda menghadapi persimpangan jalan dalam hidup Anda. Jangan hanya berdoa di sini dan di sana selama masa-masa itu, tetapi milikilah waktu khusus setiap hari yang disediakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Namun, jangan hanya berdoa dengan suara keras, dengarkan suara Tuhan juga. Buatlah jurnal sehingga Anda dapat menuliskan apa yang Tuhan katakan kepada Anda pada saat-saat khusus ini.

Selama masa penting pengambilan keputusan, Anda mungkin juga ingin berpuasa ketika Tuhan menggerakkan Anda. Berpuasa yang dikombinasikan dengan doa adalah disiplin Kristen penting yang harus menjadi bagian dari kehidupan setiap orang percaya yang dewasa.

Akan tetapi, penting untuk dipahami bahwa kita tidak dapat memanipulasi Allah untuk melakukan cara yang kita inginkan untuk Dia lakukan dalam situasi tertentu. Berpuasa tidak membuat Allah terkesan, tetapi berpuasa membantu Anda mengatasi kedagingan Anda dan memurnikan Anda sehingga indra rohani Anda lebih peka untuk mendengar suara Allah. Anda tidak dapat memanipulasi Allah ketika Anda berpuasa dan berdoa, tetapi berpartisipasi dalam disiplin rohani ini menyenangkan Dia.

Tuhan akan sering menghargai upaya Anda untuk menjadi lebih dekat kepada-Nya, taat kepada-Nya, dan berusaha berjalan dengan cara yang kudus.

Bill Bright dari Campus Crusade pernah mengatakan bahwa berpuasa adalah bom atom roh. Apakah Anda ingin sesuatu terjadi dalam hidup Anda? Gunakan waktu dengan berpuasa dan berdoa.

Sementara Roh Kudus aktif dalam hidup kita, menyingkapkan kehendak-Nya ke dalam hati kita, kemudian mengonfirmasikan kehendak itu melalui hal-hal penting lainnya dari pimpinan Allah, Ia juga akan berkomunikasi melalui aspek pasif hadirat-Nya dan damai sejahtera Allah dalam hidup kita. Seperti yang telah kami katakan, Roh Kudus akan memberi tahu kita apakah kita aman atau keluar dalam pimpinan yang sedang kita perhatikan.

Berhati-hatilah supaya Anda tidak membiarkan kekhawatiran tertentu menahan Anda untuk bergerak maju dalam keputusan. Beberapa orang Kristen dengan keliru memercayai bahwa Anda harus tiba di tempat damai yang sempurna sebelum Anda dapat bergerak maju dengan komitmen atau keputusan. Mereka berpikir bahwa jika Allah berbicara kepada kita, tidak akan ada kekhawatiran atau keraguan apa pun. Alkitab memang menjanjikan damai Kristus, tetapi tidak pernah menjamin perasaan damai yang lengkap. Sering ada kekhawatiran dalam sebuah keputusan, tetapi Tuhan memberi kita jaminan yang mendasar bahwa Ia akan bersama kita dan memimpin kita untuk melaluinya.

Blaine Smith menulis tentang damai Roh Kudus sebagai berikut:

Kedamaian-Nya adalah anugerah yang melampaui ketakutan kita, membiarkan kita bergerak maju meskipun ragu. Kedamaian emosional tidak akan dialami sebelum kita melangkah keluar dalam iman. Selanjutnya, menunggu kedamaian mutlak sebelum membuat setiap keputusan besar akan melumpuhkan. Mengambil langkah pertama adalah penting untuk mengalami kedamaian -- dan berkat Allah. Iman yang alkitabiah adalah keputusan untuk maju, ketimbang rasa takut pada perubahan.

Setelah kita menyerahkan diri kepada Allah dan memperbaiki beberapa hal dalam arti rohani, sekarang saatnya untuk secara praktis mempertimbangkan keputusan yang kita buat.

Kita telah meneliti keputusan dalam terang tujuh hal penting: Alkitab, apa yang disingkapkan Roh Kudus kepada hati kita, nasihat yang saleh, damai sejahtera Allah, nubuat pribadi, konfirmasi, dan keadaan. Sebelum membuat keputusan akhir, dengan cermat periksalah seluruh situasi dengan menggunakan akal budi yang diberikan Tuhan kepada Anda. Tanyakanlah kepada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan ini:

  • Apakah arah baru ini alkitabiah?
  • (Jika Anda sudah menikah) Apakah pasangan saya setuju dengan keputusan ini?
  • Apakah hal ini menyempurnakan karunia rohani saya?
  • Dapatkah saya menggunakan bakat dan kemampuan yang diberikan Tuhan dalam peran baru ini?
  • Apakah arah baru ini sejalan dengan keinginan jangka panjang hati saya?
  • Apakah saya memiliki sumber daya pribadi untuk bergerak maju ke arah ini? Apakah saya harus menunggu waktu Tuhan untuk membawa sumber daya tersebut kepada saya atau organisasi saya?
  • Apakah saya memiliki pengalaman yang diperlukan untuk unggul dalam tanggung jawab di bidang yang baru ini? Atau, apakah Tuhan meminta saya untuk pergi dan mendapatkan pengalaman yang diperlukan untuk masuk ke dalam usaha baru ini?
  • Apakah hal ini etis? Apakah hal ini legal?
  • Apakah saya memiliki damai Kristus -- tidak harus berupa kebebasan penuh dan lengkap dari kekhawatiran -- tetapi apakah saya memiliki jaminan dari Tuhan bahwa Ia akan membimbing saya dalam jalur baru ini?
  • Akankah keputusan saya memenuhi keinginan yang telah ditanam dalam hati saya?
  • Apa yang dikatakan orang-orang penting di sekitar saya tentang arah baru ini -- orangtua, pendeta, profesor, mentor, dan teman-teman -- bagaimana keputusan saya disesuaikan dengan skala dari pendapat mereka?
  • Apakah pintu-pintu keadaan terbuka atau tertutup?
  • Jika pintu-pintu tersebut tampak tertutup, apakah ini berarti saya harus mundur, atau apakah saya memiliki keyakinan yang cukup melalui kunci lain untuk menunggu dengan iman agar Tuhan mendatangkan keadaan yang sejalan?
  • Jika pintu-pintu tersebut tampak terbuka, apakah saya memiliki keyakinan yang cukup melalui kunci lain sehingga saya dapat bergerak maju dalam keputusan ini?
  • Apakah saya bersedia mati untuk keinginan saya sendiri jika Tuhan mengarahkan saya dengan cara yang tidak saya harapkan?
  • Apakah saya bersedia mempersilakan Allah memberikan kepada saya apa yang menjadi keinginan hati saya, bahkan jika hal itu berarti tantangan baru yang mungkin menakutkan dan merugikan zona kenyamanan saya?

Setelah Anda yakin bahwa Anda mengetahui kehendak Allah dan Anda memiliki kedamaian-Nya untuk bergerak maju, ambillah langkah iman dan lihatlah apa yang akan Allah lakukan. Sama seperti yang Ia lakukan dengan Petrus, ketika Anda mengangkat kaki Anda ke tepi perahu dan melangkah ke atas air dengan ketaatan pada panggilan-Nya, kasih karunia akan turun saat kejadian tersebut dan Allah akan melakukan apa yang diperlukan untuk mengetahui kehendak-Nya terlaksana dalam hidup Anda.

Dapatkah Allah mengubah hidup Anda?

Allah memungkinkan Anda untuk mengenal Dia dan mengalami perubahan yang luar biasa dalam hidup Anda sendiri. Ketahuilah bagaimana Anda dapat menemukan kedamaian bersama Allah. Anda juga dapat mengirimkan permohonan doa Anda kepada kami.

Diterjemahkan dari:
Nama situs : CBN
Nama URL : spirituallife/biblestudyandtheology/
discipleship/vonbuseck_making_decisions.aspx
Judul asli artikel : Making Godly Decisions
Penulis artikel : Craig von Buseck
Penerjemah : Jing-Jing
Tanggal akses : 29 Juli 2015

Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Doa.

e-Doa Emaildoa@sabda.org
Facebooksabdadoa
Twitter@sabdadoa

Redaksi: S. Setyawati, Ayub T., Mei, dan Elly
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org