Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/118

e-Doa edisi 118 (10-12-2015)

Natal

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)
                       
BULETIN DOA -- Natal
Edisi Desember 2015, Vol. 07 No. 118


Salam kasih,

Menjelang Natal, kesibukan pada bulan Desember biasanya akan cenderung 
meningkat dengan signifikan. Persiapan acara Natal, segudang pekerjaan 
atau rutinitas akhir tahun, perayaan Natal, pelayanan, kegiatan 
sosial, serta berbagai kesibukan lainnya akan sungguh menyita waktu. 
Apabila tidak dilakukan dalam kerangka sikap yang benar, bulan 
Desember dan Natal tidak jarang malah mendatangkan perasaan-perasaan 
negatif yang justru merusak makna Natal. Natal adalah Imanuel, Allah 
beserta kita, dan itu sesungguhnya menjadi semangat terbesar bagi kita 
untuk melakukan segala sesuatunya dengan sukacita dan gembira. 
Renungan dan artikel bertema Natal yang kami sampaikan dalam publikasi 
e-Doa di penghujung tahun 2015 ini kiranya akan membantu Anda untuk 
menemukan kembali makna Natal yang sejati.

Kami, seluruh staf dari publikasi e-Doa mengucapkan Selamat Natal 2015 
dan menyongsong tahun baru 2016 kepada Sahabat e-Doa semua. Kasih 
Allah senantiasa beserta kita, dulu, sekarang, dan selamanya. Gloria 
in excelsis Deo!

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://doa.sabda.org >


              RENUNGAN: PIMPINAN TUHAN YANG TIDAK BIASA

Hampir 2.000 tahun yang lalu, Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem. 
Sekitar 2.040 tahun sebelumnya, Yakub dan Rahel, pasangan lain yang 
hamil, melakukan perjalanan ke selatan di sepanjang jalan yang sama. 
Rahel melahirkan Benyamin, tetapi meninggal tak lama setelah 
melahirkan, dan Yakub menguburkannya di dekat Betlehem (Kejadian 
35:19). Kematian Rahel meramalkan kehancuran bahwa wilayah Benyamin 
akan mengalami penderitaan dalam masa Yeremia: "Rahel menangisi anak-
anaknya karena mereka tidak ada lagi ...." (Yeremia 31:15) Namun, 
nubuat itu mendapatkan penggenapan terakhirnya pada zaman Yesus, saat 
Herodes Agung membantai semua bayi laki-laki di Betlehem (Matius 2:17-
18). Jadi, dengan pimpinan Tuhan, Yusuf melarikan diri ke Mesir 
bersama Maria dan Yesus untuk hidup sampai Herodes mati.

Setiap perpindahan keluarga Yesus dilakukan karena penyataan Allah 
kepada Yusuf -- lari dari Betlehem ke Mesir, kembali dari Mesir ke 
Israel, dan menghindari Yudea untuk menetap di Galilea. Tujuan Allah 
atas perpindahan ini adalah pertama untuk melindungi Anak-Nya, tetapi 
Matius mencatat bahwa semua pimpinan juga menggenapi Kitab Suci. Saya 
meragukan siapa pun, kecuali Allah, mampu melihat sebelum nubuat-
nubuat samar itu digenapi melalui perpindahan geografis ini. Akan 
tetapi, ketika melihat ke belakang, hal-hal itu menjadi jelas.

Sering kali dalam hidup kita, pimpinan dan waktu Tuhan tidak masuk 
akal pada awalnya. Selama bertahun-tahun, kita berdoa untuk kesehatan 
orang yang kita kasihi, untuk keselamatan seorang teman, atau bagi 
seorang misionaris agar mendapat dana. Kita terus-menerus keluar masuk 
di tempat kerja yang menyedihkan tanpa ada promosi. Namun, ketika 
melihat kembali ke belakang, kita akan benar-benar menghargai 
bagaimana Allah telah memimpin kita -- dan semua kemenangan dan 
kegagalan di sepanjang jalan -- guna mempersiapkan kita untuk sesuatu 
yang kita rasa kita telah siap awalnya. Sementara kita bersusah payah 
untuk melihat ke cakrawala berikutnya, Allah melihat peta dari atas --
dan karenanya tahu cara terbaik untuk melanjutkan atau maju.

Ketika kita mengantisipasi tahun berikutnya dengan semua 
ketidakpastian, kita dapat merasa nyaman bahwa Allah kita melihat masa 
depan sejelas masa lalu. Dia jarang memberi semua yang kita butuhkan 
untuk mengerti, tetapi Dia selalu memberi semua yang kita butuhkan 
untuk taat. Pada akhirnya, kita menemukan bahwa dalam ketaatan kita 
yang sederhana pada firman Tuhan, Dia telah menuntun kita di sepanjang 
jalan, yang terlalu rumit bagi kita untuk melihatnya pada saat itu. 
Pada akhirnya, pimpinan dan waktu-Nya menjadi jelas.

Kita tidak pernah melihat Yusuf mempertanyakan pimpinan Tuhan meskipun 
ia mungkin tidak bisa mengerti semuanya. Akan tetapi, apa yang Yusuf 
pahami memberi kita teladan yang besar. Tuhan menuntun kita dengan 
arahan-Nya yang bijaksana -- tetapi sering kali tidak biasa -? yang 
selalu berakar dalam Kitab Suci, untuk kebaikan kita dan untuk 
kemuliaan-Nya.

Berulang kali, pimpinan misterius Allah terbukti lebih bijaksana 
daripada permohonan kita yang bersifat tidak sabar untuk meminta 
kemajuan. Pertimbangkan, tidakkah Dia akan mendapatkan lebih banyak 
kemuliaan dari hidup kita jika kita percaya kepada-Nya di sepanjang 
jalan yang tidak dikenal daripada jika kita melihat tujuan-Nya sejak 
awal. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Insight for Living Ministries
Alamat URL: http://www.insight.org/resources/article-library/individual/god`s-unusual-leading
Judul asli artikel: God`s Unusual Leading
Penulis artikel: Wayne Stiles
Tanggal akses: 8 Mei 2014


                        ARTIKEL: BERDOA NATAL

"Saya tidak bisa lagi membaca cerita tanpa mengalami kehadiran cinta 
itu."

Natal tidak pernah menjadi waktu kesukaan saya dalam setahun. Saya 
selalu mengalami konflik di antara begitu banyak hal yang harus saya 
lakukan dan "malam sunyi" para gembala. Juga sulit bagi saya untuk 
menukar tombol emosional, untuk bergerak dari rutinitas waktu sehari-
hari dan menunggu dengan penuh harap akan kedatangan Bayi Kristus.

Sebagai istri dan ibu muda, saya merasa dibebani dengan tugas-tugas 
Natal -- berbelanja untuk anak-anak kami dan keluarga besar; 
memanggang barang mewah; mengirim kartu Natal untuk teman-teman, 
kerabat, kenalan, dan rekan bisnis; menghias dan menghibur, dan pergi 
ke pesta, konse,r serta berbagai program di sekolah dan gereja.

Saya mengajar sekolah minggu, duduk di tempat pengasuhan anak, 
bernyanyi dalam paduan suara, dan bekerja dengan kelompok perempuan. 
Semua kegiatan itu meningkat selama musim Natal. Hasilnya, Natal tidak 
berarti bagi saya. Saya tidak bisa menunggu untuk Januari.

Saya kemudian mencoba untuk menyederhanakan. Saya memotong daftar 
kartu panjang kami. Saya membuat hanya sedikit kue favorit dan 
mendekorasi rumah secara sederhana. Saya berkata, "Tidak," untuk hal-
hal yang benar-benar tidak ingin saya lakukan, dan kami hanya 
melakukan tradisi keluarga yang benar-benar milik kami, bukan apa yang 
diharapkan.

Hal ini memperlambat kecepatan dan mengurangi stres. Akan tetapi, itu 
tidak berhubungan dengan pertanyaan saya yang paling penting: Mengapa 
kita merayakan Natal? Apakah yang sesungguhnya kita rayakan?

Pertanyaan Natal saya adalah bagian dari pertanyaan yang lebih besar 
seperti, "Siapakah Yesus Kristus?" dan "Bagaimana saya bisa masuk ke 
dalam hubungan yang lebih berarti dengan-Nya?"

Saya mulai menemukan jawaban ketika saya mengikuti retret dan belajar 
bagaimana berdoa menggunakan Kitab Suci. Saya belajar untuk 
mendengarkan Tuhan -- bermeditasi dengan Alkitab dan menjadi cukup 
tenang untuk melihat pengetahuan intuitif bahwa Roh Allah berbicara 
jauh di dalam jiwa kita. Dan, saya belajar bahwa kehidupan rohani 
lebih berkaitan dengan apa yang Tuhan kerjakan dibandingkan dengan apa 
yang saya kerjakan.

Belajar Berdoa

Saat saya menenangkan diri saya dan mendengarkan Tuhan, saya mulai 
menemukan suasana Natal yang berbeda. Saya menanyakan pertanyaan yang 
berbeda. Saya berpikir tentang para gembala memasuki Betlehem, mencari 
bayi yang adalah Sang penyelamat dunia.

"Bagaimana mereka tahu bahwa itu adalah Bayi Kristus?" Saya terkagum-
kagum. "Apa yang Bayi itu lakukan kepada mereka untuk mengetahui siapa 
Bayi itu sebenarnya?" Saya membuka Alkitab saya dan membaca ayat-ayat 
tersebut dengan cara yang telah saya pelajari saat retret, perlahan 
dan dengan reflektif, mendengar dengan hati saya dan mencoba untuk 
masuk ke bagian Alkitab ini dengan imajinasi saya.

"Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke 
surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah 
kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti 
yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat 
berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan Bayi itu, yang sedang 
berbaring di dalam palungan. Dan, ketika mereka melihat-Nya, mereka 
memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak 
itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang 
dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan 
segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka 
kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah 
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya 
sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka." (Lukas 2:15-20)

Saya mencoba membayangkan adegan tersebut: gudang, kehangatan hewan, 
bau jerami. Saya membayangkan keluarga kecil dalam kemiskinan mereka, 
melahirkan bayi mereka di sebuah gudang.

Memasuki peristiwa tersebut dengan imajinasi saya, kisah ini memiliki 
suatu kehidupan di dalamnya. Maria mengangkat bayi keluar dari 
palungan dan menyerahkan-Nya kepada saya. Saya merengkuh Bayi dalam 
pelukan saya dan memberikan baginya kasih dan kehangatan. Saya duduk 
dalam keheningan, bermandikan kasih ini, dan mencoba untuk memahami 
bagaimana para gembala mungkin tahu bahwa ini adalah Bayi Kristus.

Saya tidak dapat lagi membaca kisah Natal tanpa mengalami kehadiran 
kasih itu, sesuatu yang telah menjadi bagian yang lebih besar dalam 
hidup saya.

Meditasi Natal

Meditasi Alkitab membawa kita ke tempat-tempat yang menakjubkan karena 
Roh memberi kita kebenaran yang memperdalam kehidupan rohani kita. 
Inilah sebabnya, mengapa meditasi Alkitab adalah suatu latihan yang 
telah digunakan oleh para pencari Tuhan yang sungguh-sungguh di 
berbagai abad.

Menyisihkan waktu untuk berdiam dan sendirian demi merenungkan teks 
Alkitab yang kontekstual memungkinkan Anda untuk menerima karunia 
Allah yang besar bagi Anda setiap saat -- termasuk pada masa Adven dan 
Natal. Hal itu juga akan membebaskan Anda dalam menikmati perayaan dan 
pemberian hadiah, sekaligus menjaga Anda tetap fokus pada makna 
mendalam yang ada dalam masa Natal.

Berikut adalah cara untuk bermeditasi dengan Alkitab yang akan 
membantu Anda menyambut Kristus di dalam hidup Anda dengan langkah 
yang baru.

1. Pilih bagian Alkitab sebelum berdiam diri (lihat Teks untuk 
   meditasi Adven). Anda bisa menggunakan saran dari buku renungan, 
   dari buku tahunan gereja atau memilih sendiri.

2. Mulailah dengan duduk di posisi yang nyaman. Ambil napas dalam-
   dalam. Bayangkan Anda menarik napas dalam Roh dan mengeluarkan 
   napas kesibukan dan ketegangan hidup sehari-hari.

3. Berterimakasihlah pada Tuhan untuk kehadiran-Nya bersama Anda.

4. Ketika Anda sudah merasa fokus, bacalah bagian Alkitab secara 
   perlahan, satu kalimat pada sekali waktu. Jangan mencoba untuk 
   "mendapatkan sesuatu dari bagian ayat itu"; hanya sampaikan bagian 
   ayat itu sebagai doa. Ulangi setiap frasa sesering mungkin sampai 
   bagian ayat itu tampak memiliki kehidupan. Kemudian, berhenti dan 
   dengarkan apa yang dikatakan dari bagian ayat itu sebelum pindah ke 
   kalimat berikutnya. Jika bagian itu suatu teks narasi, bayangkan 
   diri Anda berada dalam narasi tersebut, menggunakan indra imajiner 
   penciuman Anda, sentuhan, pendengaran, dan penglihatan. Perhatikan 
   siapa Anda dalam narasi itu. Bagaimana tanggapan Anda terhadap apa 
   yang terjadi? Apa yang Anda ingin lakukan atau katakan?

5. Ketika Anda merasa bahwa Allah menyentuh Anda melalui kalimat atau 
   frasa firman Tuhan yang Anda baca tadi, tetaplah tinggal dengan 
   kondisi itu selama waktu yang Anda inginkan. Kadang-kadang, Tuhan 
   akan menyentuh Anda begitu dalam sehingga Anda dengan mudah 
   berpindah ke dalam doa respons. Jika demikian, biarkan sisa bagian 
   Firman itu pergi dan mengikuti ke mana Roh memimpin. Allahlah yang 
   berinisiatif. Kita mempersilakan Tuhan untuk berbicara pada hati 
   kita, membimbing kita, menyembuhkan kita, dan membawa kita ke dalam 
   keindahan pengetahuan kasih dari Trinitas.

6. Di akhir meditasi Anda, berilah respons dalam doa, apa pun proses 
   
   yang sesuai dengan apa yang terjadi atau tidak terjadi. Tutup 
   meditasi dengan pujian dan ucapan syukur.

   Bermurah hatilah terhadap diri Anda sendiri. Hubungan dengan Allah 
   merupakan suatu pengalaman yang bertumbuh. Kadang kala seseorang 
   merasa dekat dengan Tuhan, kadang-kadang merasa jauh. Jangan 
   khawatir dengan perasaan yang berubah-ubah. Kristus hidup di dalam 
   kita. Allah selalu menyembuhkan, memperbarui, menciptakan, dan 
   memperdalam kita, baik kita merasakannya ataupun tidak.

   Kadang-kadang hadiah terbesar dari waktu perenungan kita, terutama 
   saat Natal, adalah keheningan. (t/Wiwin)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: The Lutheran
Alamat URL: http://www.thelutheran.org/article/article.cfm?article_id=4042
Judul asli artikel: Praying Christmas
Penulis artikel: Joann Nesser
Tanggal akses: 24 November 2014


    STOP PRESS: E-WANITA: PUBLIKASI BAGI WANITA KRISTEN INDONESIA

Kembangkan wawasan dan kehidupan rohani Anda dengan bahan-bahan yang 
lengkap dan alkitabiah seputar dunia wanita dalam publikasi e-Wanita 
yang diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA. 

Anda dapat berlangganan e-Wanita untuk mendapatkan artikel, tips, 
kesaksian, kisah tokoh-tokoh wanita Kristen, dan informasi-informasi 
lain seputar wanita Kristen secara GRATIS! Caranya sangat mudah. Anda 
hanya perlu mengirimkan email Anda ke: 
< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org > atau < wanita(at)sabda.org >

Dapatkan juga arsip e-Wanita sejak tahun 2008 di halaman: 
< http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip/ >.

Mari, kembangkan dan perluas wawasan Anda bersama e-Wanita!


Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org