Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/107

e-Doa edisi 107 (8-1-2015)

Berharap dalam Doa

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)

BULETIN DOA -- Berharap dalam Doa
Edisi Januari 2015, Vol. 07 No. 107

Salam kasih,

Tahun baru adalah tahun untuk menata kembali segala harapan dan 
rencana. Ada yang telah mulai membuat rencana-rencana nyata, ada pula 
yang masih mengira-ngira langkah apa yang akan diambil untuk dapat 
diwujudnyatakan. Apa pun rencana dan harapan Anda, nyatakanlah itu 
kepada Tuhan di dalam doa sehingga apa yang Anda rencanakan dapat 
selaras dengan kehendak-Nya dan membawa buah dalam pertumbuhan rohani 
Anda. Untuk menghantar Anda dalam membuat rencana dan harapan pada 
tahun baru ini, kami menyajikan tema "Berharap dalam Doa" untuk 
publikasi e-Doa pada awal tahun 2015 ini.

Seluruh staf Redaksi e-Doa mengucapkan Selamat Tahun Baru 2015 kepada 
seluruh Pembaca e-Doa di mana pun Anda berada. Kasih dan pengharapan 
dalam Tuhan Yesus Kristus kiranya menyertai perjalanan Anda di 
sepanjang tahun 2015. Soli Deo Gloria!

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://doa.sabda.org >


              RENUNGAN: PENGHARAPAN PADA ALLAH DALAM DOA

Berdoa kepada Tuhan meminta sesuatu kepada-Nya, kemudian menjalani 
hari Anda tanpa berharap menerima apa pun dari-Nya, sama halnya dengan 
pergi ke restoran dan memesan beberapa makanan dengan harapan bahwa 
Anda akan merasa kelaparan sepanjang malam.

Mazmur 5:3 berkata, "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, 
pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-
nunggu."

Daud menulis Mazmur ini di tengah-tengah pencobaan yang sangat berat, 
tetapi ia tetap berharap akan penyertaan Tuhan.

Kadang-kadang, saya menyadari bahwa saya bukan hanya berada di tengah-
tengah pencobaan, melainkan berada di musim pencobaan yang cukup 
panjang, yang membuat saya berdoa setiap hari untuk pencobaan 
tersebut. Hasilnya, doa-doa saya menjadi monoton dan biasa. Harapan 
untuk mendapatkan jawaban doa pun sirna.

Yakobus 1 mengatakan bahwa ketika kita berdoa (dalam konteks 
kebijaksanaan di tengah-tengah pencobaan), kita perlu berdoa dengan 
percaya tanpa kebimbangan. Jika kita bimbang, kita tidak seharusnya 
berharap untuk menerima sesuatu. Bagian dari Alkitab ini juga 
menjelaskan bahwa pencobaan bukan hal yang menyedihkan, tetapi suatu 
"sukacita yang sejati" (bedakan dengan kebahagiaan yang sejati), 
karena pencobaan merupakan alat yang dipakai Allah untuk memperbaiki 
karakter kita dengan tujuan menghasilkan kedewasaan di dalam Kristus.

Saya harus mengakui bahwa saya telah menjadi orang Kristen selama 20 
tahun (wow, saya merasa tua), dan saya masih merasa pencobaan adalah 
hal yang sangat menyebalkan, seolah pencobaan adalah pembunuh 
sukacita. Padahal, pencobaan adalah bukti bahwa Allah sedang bekerja 
di dalam hidup kita, di dalam diri kita, dan melalui kita. Kita 
menanyakan hal-hal seperti: "Tuhan, apakah Engkau di sana?" Jawabannya 
sudah jelas: "Ya, sekarang diamlah, dan biarkan Aku menyelesaikan apa 
yang Kulakukan!"

Rekan kerja saya senang jika dia sedang berolahraga. Saat saya sedang 
berada bersamanya, dia mengatakan bahwa dia menikmati olahraga karena 
dapat merasakan hasil dari setiap rasa sakit yang dialaminya saat 
berolahraga (misalnya, terbentuknya otot, susutnya lemak, semakin 
energik, dll). Dia merasakan sakit, sama seperti saya, tetapi dia 
memiliki sikap yang berbeda menyikapi rasa sakit itu. Dia memiliki 
keyakinan dan harapan bahwa rasa sakit tersebut akan menghasilkan 
sesuatu yang baik di dalam dirinya. Saya melakukan latihan yang sama, 
tetapi dengan satu harapan bahwa saya mengalami rasa sakit yang akan 
terus terasa sampai beberapa hari ke depan. Kami berdua tampaknya 
menuai apa yang kami percayai dan yang kami harapkan terjadi dalam 
diri kami.

Saya yakin, saya akan mendapat manfaat besar dari perubahan sikap 
saya, baik dalam latihan maupun dalam pencobaan-pencobaan yang saya 
alami. Mulai sekarang, pencobaan yang saya alami akan menjadi pertanda 
yang baik bagi saya untuk mengetahui bahwa Allah hadir dan aktif dalam 
hidup saya. Saya akan menerimanya dengan sukacita dan dengan 
pengharapan yang besar karena saya tahu bahwa saya akan mengalami 
proses Allah sedang membentuk saya untuk menjadi lebih seperti Yesus.

Dan, ketika saya berdoa di tengah-tengah pencobaan, pokok doa utama 
saya bukanlah supaya pencobaan itu segera berakhir. Akan tetapi, saya 
akan berdoa dengan ucapan syukur bahwa Tuhan sedang bekerja dalam 
hidup saya. Saya akan berdoa dengan penuh harapan, seperti Daud, dan 
melihat apa yang akan Tuhan lakukan, meminta kepada Dia agar pencobaan 
itu menghasilkan buah dalam diri saya seperti yang Dia inginkan. Dan, 
saya akan berdoa, menyadari bahwa Tuhan selalu memerhatikan saya dan 
tidak akan meninggalkan saya dalam kondisi tergeletak. Allah adalah 
tempat perlindungan, tempat perteduhan, dan tempat persembunyian kita. 
Ketika Tuhan berperang bagi kita, kita akan berdiri teguh di dalam 
sukacita-Nya. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Rock Harbor Huntington Beach
Alamat URL: http://huntingtonbeach.rockharbor.org/2011/12/15/expectation-of-god-in-prayer/
Judul asli artikel: Expectation of God in Prayer
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 6 Mei 2014


               ARTIKEL: BERDOA DENGAN HARAPAN

Sungguh disayangkan, banyak orang berpikir bahwa doa hanyalah sebagai 
tugas keagamaan untuk memuaskan kerinduan Allah untuk diajak bercakap-
cakap oleh umat-Nya. Ini adalah semacam kewajiban, seperti membayar 
tagihan yang sudah jatuh tempo. Ketika mereka berdoa, mereka akan 
merasa lebih baik. Ketika mereka tidak berdoa, mereka merasa bersalah. 
Mereka tampaknya beranggapan Allah memegang stopwatch dan mencatat 
seberapa lama mereka berdoa, mirip dengan cara pencatat waktu mencatat 
jam kerja para pekerja.

Iman adalah syarat utama.

Yesus menentang suatu pemikiran tentang doa ketika dahulu Dia berkata, 
"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti 
kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa 
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu 
seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, 
sebelum kamu minta kepada-Nya." (Mat. 6:7-8).

Jadi, jika menaikkan doa panjang dengan banyak kata bukanlah kunci 
untuk menerima jawaban, lalu apa? Jawabannya sederhana - iman! "Dan 
apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan 
menerimanya." (Mat. 21:22)

Apakah Anda percaya mukjizat?

Dalam konvensi penginjilan akbar kami di Afrika, orang-orang datang 
dengan kelaparan rohani yang begitu besar dan dengan pengharapan akan 
adanya kekuatan yang ajaib dari Allah. Mereka telah mendengar 
kesaksian tentang semua yang telah Allah lakukan bagi orang lain, dan 
mereka percaya bahwa Tuhan akan melakukan hal yang sama untuk mereka.

Mereka tahu bahwa Allah akan menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya dalam 
persekutuan-persekutuan besar, dan mereka datang dengan penuh harapan 
bahwa mereka akan menerima berkat-berkat tersebut.

Berdoalah dengan keyakinan!

Berdoa dengan iman menghasilkan perkara ajaib dan membuat cahaya 
kemuliaan Allah menjadi nyata. Mereka tidak datang hanya untuk 
berharap bahwa Allah berkehendak untuk menyatakan diri-Nya karena 
mereka tahu itu adalah kehendak-Nya! Sebab, mereka sudah berharap akan 
hal ini, mereka berdoa dengan iman dan pengharapan yang teguh.

Ketika Tuhan mendengar doa semacam itu serta melihat tindakan orang-
orang yang sungguh-sungguh merindukan Dia, Ia menyatakan kuasa-Nya 
yang luar biasa dalam cara-cara yang paling tidak masuk akal.

Bagaimana menarik hadirat Allah?

Berdoa dengan iman dan pengharapan akan selalu menarik hadirat dan 
kuasa Allah, demikian sebaliknya ketika iman itu tidak ada, hadirat 
dan kuasa Allah pun akan menjauh pergi.

Ada korelasi langsung antara tingkat iman dan pengharapan di hati kita 
dengan ukuran pernyataan kemuliaan Tuhan.

Ketika umat Allah berdoa dengan iman bahwa Tuhan berkehendak menjawab 
doa-doa mereka dan menyatakan kemuliaan-Nya, pengharapan mereka akan 
kemuliaan Tuhan tersebut akan membuat semua yang mereka minta menjadi 
nyata dalam kehidupan mereka.

Bawalah payung Anda!

Beberapa tahun yang lalu, wilayah barat tengah Amerika dilanda 
kekeringan. Ada sebuah kota kecil di sana yang sangat bergantung pada 
pertanian, dan tanaman di ladang mengering karena kurangnya hujan. 
Hari doa dan puasa diumumkan, di mana semua warga kota akan datang 
dari peternakan di sekitar mereka dan menggunakan hari itu untuk 
berdoa, meminta Tuhan agar mengirimkan hujan.

Bertobat dari ketidakpercayaan Anda.

Pagi itu, seorang gadis berusia lima tahun datang bersama orang tuanya 
ke gereja mereka untuk berdoa. Beberapa orang geli melihat gadis kecil 
ini membawa payung. Mereka bertanya mengapa. Gadis kecil ini menjawab 
bahwa dia pikir mereka datang ke sana hari itu untuk berdoa meminta 
hujan, dan dia tidak ingin pulang kehujanan.

Tiba-tiba, keyakinan mencengkeram hati mereka. Orang-orang menyadari 
bahwa mereka datang untuk berdoa, tetapi tidak ada seorang pun kecuali 
gadis kecil ini yang benar-benar percaya bahwa akan terjadi suatu 
perubahan! Dalam tangisan, mereka bertobat dari ketidakpercayaan 
mereka; dan warga kota yang sama ini mulai berdoa hari itu seolah-olah 
mereka benar-benar percaya bahwa doa-doa mereka akan mengubah keadaan.

Memiliki iman seorang anak.

Sekitar pukul 4 sore itu, awan mulai terbentuk di langit sebelah 
barat. Menjelang sore, perlahan, hujan gerimis mulai turun membasahi 
seluruh wilayah tersebut. Langit telah benar-benar dibuka untuk 
mereka. Hujan gerimis ini berlangsung selama tiga hari tiga malam. 
Tanaman mereka diselamatkan, dan akhirnya mereka mendapatkan salah 
satu panen terbesar yang pernah mereka lihat!

Semua orang ingat bahwa gadis kecil yang datang dengan payungnya untuk 
berdoa itulah yang mengubah hati mereka dari kungkungan keagamaan, 
terikat dengan ketidakpercayaan, menuju ke keadaan yang dipenuhi 
pengharapan bahwa Allah sebenarnya mendengar dan bertindak.

Percaya dan taat!

Kita harus percaya dan mengharapkan berkat Tuhan yang terbaik setiap 
kali kita berdoa!

"Sekali lagi, sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari 
padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu 
akan dikabulkan oleh Bapa-Ku di Surga. Sebab di mana dua atau tiga 
berkumpul di dalam nama-Ku, di situ Aku ada bersama mereka." (t/Jing 
Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joy
Alamat URL: http://www.joymag.co.za/article.php?id=426
Judul asli artikel: Praying With Expectancy
Penulis artikel: Daniel Kolenda
Tanggal akses: 6 Mei 2014


Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Wiwin, dan Bayu
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org