Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/60

e-Doa edisi 60 (16-8-2012)

Doa Profetik 1

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)

BULETIN DOA -- Doa Profetik 1
Edisi Agustus 2012, Vol.04 No.60

DAFTAR ISI
ARTIKEL DOA: DOA PROFETIK: PENGUBAH PETA MASA DEPAN 1

Shalom,

Doa profetik atau nubuatan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang
tidak masuk akal dan sangat tidak mungkin terjadi. Tetapi, Alkitab
membuktikan bahwa doa semacam itulah yang sering kali menjadi pengubah
peta kehidupan umat Allah. Publikasi e-Doa edisi Agustus akan membahas
mengenai doa profetik ini beserta fungsi-fungsinya bagi kehidupan
dunia. Kiranya artikel yang kami sajikan dapat meneguhkan Anda untuk
semakin memercayai kuasa doa, yang dinaikkan kepada Allah kita dan
mengamini jawaban dari-Nya, walaupun kita belum melihat dan
memahaminya.

Redaksi Tamu e-Doa,
Yosua Setyo Yudo
< http://doa.sabda.org >

         ARTIKEL DOA: DOA PROFETIK: PENGUBAH PETA MASA DEPAN 1

Tersesat tidak hanya terjadi di dalam rimba gelap yang penuh semak dan
tumbuhan raksasa. Di tengah kota yang terang benderang pun orang bisa
tersesat. Untunglah ada peta sebagai petunjuk jalan. Walaupun ada dua
hal yang berbeda, peta dan para nabi dapat masuk dalam satu golongan,
yaitu golongan pemberi petunjuk. Peta menunjukkan jalan dan para nabi
menunjukkan "masa depan". Peta mencegah orang tersesat di kota, para
nabi mencegah orang tersesat di kemudian hari akibat keputusan yang
salah. Nama Yahaziel tidak pernah terdengar sebelumnya, namun
tiba-tiba saja ia menjadi pemeran utama dalam skenario ini. Entah apa
yang akan terjadi bila Yahaziel tidak tampil. Mungkin halaman terakhir
sejarah bangsa Yehuda ialah zaman pemerintahan Yosafat karena setelah
itu mereka punah. Yahaziel adalah seorang penyelamat bangsa. Tetapi,
Anda tidak akan menemukan namanya dalam daftar para pahlawan di
Yehuda, apalagi dalam daftar raja-raja. Suara profetik yang ditaruh
Allah dalam hatinya mengalir melalui ucapan-ucapannya.

"Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku Raja
Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan
terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan
berperang melainkan Allah. Besok pagi haruslah kamu turun menyerang
mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati
mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel. Dalam peperangan
ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah
berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan
kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok
menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu." (2 Tawarikh 20:14-17).

"Rencana yang sedikit aneh...," bisik seorang jenderal pada rekannya.
Terselip nada keraguan walaupun tidak berani terus terang menentang.
"Belum pernah saya pelajari yang demikian di akademi militer," sambung
rekannya. Bisik-bisik ini tidak menembus tembok kantor Yosafat.
Tetapi, Yosafat dapat membaca dalam raut wajah mereka. Berbeda dengan
mereka, Yosafat memutuskan untuk percaya. Ia tahu, jika Sang Mahakuasa
berbicara, tidak ada gunanya bertanya-tanya. Ia menggelar peta di meja
dan mengundang semua jenderal merundingkan rencana esok hari. Peta
dataran Yehuda dibuka bersebelahan dengan peta yang diberikan Allah
lewat Yahaziel. Lewat tengah malam, pertemuan baru selesai. Namun,
mata Yosafat belum juga terpejam. Selain karena terlalu bersemangat,
ia juga masih berpikir keras tentang jenderal-jenderalnya, bagaimana
meyakinkan mereka. "Kadang ilmu dan pengalaman menjadi penghalang,"
pikir Yosafat. Pagi-pagi benar, Yosafat bersiap. Sekali lagi,
kentungan dibunyikan dan rakyat berkumpul di halaman. Di hadapan semua
jenderal dan pasukan, Yosafat berkata, "Dengar, hai Yehuda dan
penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan
tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"
(2 Tawarikh 20:20) Yosafat tahu, peta Allah tidak mungkin salah.
Walaupun tidak ada bukti dan belum terjadi, namun petunjuk-Nya
merupakan jaminan.

Kata-kata Profetik Merupakan Ucapan yang Menghidupkan

"Allah pasti sedang bergurau," pikir Yehezkiel ketika diminta
bernubuat pada tulang-tulang di hadapannya agar hidup kembali
(Yehezkiel 37:1-14). "Jangankan tulang mati, orang-orang Yehuda yang
hidup dan punya dua telinga pun tidak mendengarkan perkataanku,"
ucapnya dalam hati (Yehezkiel 3:7). Tetapi demi sopan santun, ia
menjawab, "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui." (Yehezkiel
37:3) 
Bukannya Yehezkiel tidak tahu, mungkin lebih tepatnya ia tidak
mau tahu. Apatis dan pesimis. Perkataannya tidak didengarkan dan
pengajarannya pun tidak digubris. Selama ini, tidak ada sesuatu pun
yang ia kerjakan yang memberikan hasil. Berjam-jam ia berdoa bagi
kotanya, namun Yerusalem tetap berupa reruntuhan. Berhari-hari ia
menyiapkan Firman. Jangankan didengar, ia malah diancam supaya diam.

Pernahkah Anda merasa seperti Yehezkiel; berteriak dalam doa, namun
kota Anda tetap hangus dalam kerusuhan? Anda mempersiapkan firman
Tuhan dan kata-kata penguatan, namun jika berkumpul dengan relasi,
mereka membicarakan ekonomi yang semakin hancur, gosip-gosip kerusuhan
yang semakin santer, dan berita-berita yang membawa depresi lainnya.
Bersusah payah Anda mengusahakan bantuan sembako, namun satu per satu
dari mereka pergi tanpa mengucapkan terima kasih. Telah panjang lebar
Anda memberi tahu anak Anda, namun sedikit pun tidak digubris.
Bertahun-tahun Anda berdoa agar suami atau istri bertobat dan berubah,
namun tampaknya tambah parah.

Ketika kita melihat Yehezkiel, sebenarnya kita sedang becermin.
Pantulan diri Yehezkiel adalah gambaran kehidupan kita. Tidak ada
sedikit pun semangat tergambar di wajahnya, dan Yehezkiel tidak
berusaha merangkai kata-kata hingga Allah sendiri harus mendikte
Yehezkiel tentang apa yang harus diucapkannya kata demi kata.
"Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi
nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi
urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu
dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup
kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN." (Yehezkiel
37:5-6).

Yehezkiel harus menahan matanya yang melotot, supaya tidak keluar dari
rongga matanya ketika ia melihat tulang-belulang itu saling
berpasangan. Urat-urat mulai mengikat tulang satu dengan yang lain dan
daging memberikan bentuk manusia yang sempurna. Untuk kedua kalinya,
Allah meminta Yehezkiel bernubuat, memerintahkan napas dikeluarkan
melalui hidung-hidung mereka. Tepat seperti perkataan Yehezkiel,
tulang-tulang itu berubah menjadi sekumpulan besar tentara yang gagah
perkasa. Tulang-tulang itu tidak berubah sebelum Yehezkiel mengucapkan
perkataannya.

Orang lumpuh tidak berjalan sebelum Petrus berkata, "Berjalanlah!"
(Kisah Para Rasul 3:6). Yosafat dan Bangsa Yehuda tidak akan
memenangkan peperangan sebelum Yahaziel mengucapkan perkataan
profetiknya. Betapa pentingnya perkataan mereka karena di dalam
rangkaian kata-kata sederhana itu, Allah menyelipkan kuasa-Nya.
Perkataan profetik bukanlah sekadar untaian kata-kata yang bermakna,
namun lebih dari itu merupakan kata-kata yang dahsyat yang Allah
genapi. Ada kehidupan dalam tulang kering. Ada kesembuhan dan kekuatan
di kaki yang lemah dan timpang. Tiba-tiba ada persediaan makanan di
tengah bencana kelaparan yang hebat (2 Raja-raja 7:1). Ada kemenangan
bagi sebuah bangsa (2 Tawarikh 20).

Ucapan profetik yang dikatakan Yehezkiel tidak hanya menghidupkan
timbunan tulang kering itu, tetapi juga menghidupkan semangat
Yehezkiel yang saat itu kering kerontang. Kondisi semangatnya lebih
parah daripada tulang-tulang yang ia lihat. Ucapan profetik Anda bagi
kota tempat Anda tinggal, akan menghidupkan kembali ekonomi yang
kering kerontang dan memberi daging pada tubuh yang mirip tulang
dibalut kulit akibat kelaparan. Ucapan profetik Anda juga akan
menghidupkan tulang-tulang yang mulai kering dalam diri Anda. Ketika
Anda berada di lembah yang tidak lagi memiliki pemandangan selain
tulang-tulang kering kerontang, ucapkanlah perkataan profetik Allah
yang akan menghidupkan.

Banyak tanda dan petunjuk dibuat oleh orang. Tanda lalu lintas perlu
dipatuhi agar orang tidak saling menabrak. Petunjuk pemakaian obat
dibuat agar orang tidak overdosis. Buku panduan dibuat agar orang
dapat mengoperasikan komputer dengan maksimal. Demikian pula dengan
petunjuk-petunjuk yang Allah berikan melalui perkataan profetik, yang
intinya adalah penerimaan dan deklarasi perkataan Allah yang
digerakkan oleh Roh Kudus melalui manusia sebagai alatnya. Macam-macam
fungsi perkataan profetik, antara lain seperti berikut ini:

1. Menyatakan Keputusan Allah

"Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan
keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi." (Amos 3:7) Sebelum
krisis terjadi, bisnis properti sedang marak-maraknya. Para loper
berlomba membagi-bagikan `flayer` di pertokoan, mal, hingga gedung
pertemuan. Apakah Anda sadar dengan apa yang mereka jual? Rumah belum
ada, semen belum tersedia, batu bata juga belum dibeli. Mereka menjual
seonggok tanah kering yang disertai dengan selembar peta berwarna --
peta masa depan. Beberapa orang berusaha membeli peta masa depan
mereka karena masa depan lebih pekat dari rimba belantara.

Beberapa waktu yang lalu di sebuah mal, banyak dijumpai orang yang
membeli kupon jasa paranormal. Festival paranormal bukan lagi hal aneh
di kota megapolitan. Hal ini sempat menjadi pembahasan di televisi,
mengapa orang-orang yang mengaku dirinya modern masih berpegang pada
paranormal. Di pintu masuk utama mal, terpampang foto-foto beserta
riwayat kesaktian tiap paranormal. Ada yang menggunakan jampi-jampi
dan ada yang lebih modern memakai magnet. Macam-macam caranya, tetapi
tujuan mereka adalah mencoba memberikan peta masa depan kepada klien.

Para ahli ilmu pengetahuan juga tidak mau ketinggalan. Brad Leithauser
memperkirakan adanya gejolak psikologi sebagai akibat perubahan iklim
dunia dan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Ahli ekonomi Ravi
Batra, penulis "The Great Depression of 1990" mengatakan bahwa
menjelang milenium kedua, ada transformasi ekonomi yang luar biasa.
Masyarakat dibagi menjadi "yang punya" dan "yang tidak punya", yang
akan mengakibatkan kekacauan walaupun akhirnya menuju pembentukan
masyarakat yang lebih baik. John Naisbitt, salah satu "penjual peta"
terlaris di dunia, dalam bukunya "Megatrend" menggambarkan dunia yang
akan datang: global namun terbagi-bagi menurut suku/nasionalisme,
modern namun peduli terhadap agama.

Bisnis peta masa depan memang sangat menguntungkan karena orang selalu
ingin tahu apa yang akan dihadapi esok -- tidak peduli berapa pun usia
mereka. Tuhan pun tahu hal ini. Jauh-jauh hari Allah telah memberi
tahu apa yang akan terjadi. Adam dan Hawa belum lagi punya anak,
tetapi Allah telah berbicara soal Penebus yang akan lahir dari
keturunan mereka (Kejadian 3:15, Lukas 2:11). Yesus belum lahir,
tetapi Zakaria telah mencatat bahwa suatu hari Ia akan mengendarai
keledai muda (Zakaria 9:9, Matius 21:2-7). Dunia belum berakhir ketika
Allah memberikan Kitab Wahyu untuk menjelaskan apa yang akan terjadi.
Pernahkah Anda meminta peta Allah atas kota Anda? Menanyakan
petunjuknya atas kota Anda? Perkataan profetik apa yang perlu
diucapkan, untuk membawa kehidupan di jalan-jalan kota dan doa-doa apa
yang perlu dinaikkan untuk membangun benteng perlindungan di
sekitarnya?

2. Membangun Jemaat

"Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya
sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat." (1
Korintus 14:4) Sebetulnya, di bawah peta jalan-jalan raya, ada sebuah
peta lain yang tidak terlihat. Perusahaan Air Minum memiliki peta
mengenai jalur-jalur pipa air minum. PT Telkom menyimpan peta tentang
kabel-kabel telepon yang ditanam di bawah aspal. Tidak semua orang
dapat melihat apa yang ada di bawah aspal tebal. Tetapi, jika
seseorang memiliki petunjuknya, ia mengerti dengan tepat di mana
pipa-pipa itu berada. Di balik perkataan yang halus dan wajah kalem
Timotius, tidak ada seorang pun yang dapat menyangka bahwa ia dapat
memimpin sebuah jemaat. Pemuda ini sangat pemalu. Mungkin, itu karena
sejak kecil ia tidak pernah masuk ke golongan mana pun. Walaupun
ibunya seorang Yahudi, namun ayahnya yang berasal dari Yunani tidak
pernah membawa Timotius kecil untuk disunat. Akibatnya, anak-anak
Yahudi tidak menganggapnya sebagai teman, sedangkan rekan-rekannya
orang Yunani enggan mengajaknya bermain karena ibunya seorang Yahudi.

Timotius tumbuh menjadi seorang pemuda yang sensitif, pemalu, bahkan
sedikit penakut. Berulang kali Paulus mengingatkan pemuda ini melalui
suratnya, agar ia menjadi sedikit lebih berani dan tidak minder
(2 Timotius 1:7; 1 Timotius 4:12). Tetapi, sebuah nubuatan mengubah
jalan hidup Timotius. Para penatua dapat melihat bahwa di balik "aspal
yang tebal" terletak ribuan kabel telepon, alat komunikasi yang
canggih, dan terdapat pipa-pipa air minum yang jernih. Mereka
mendoakan Timotius, memberikan nubuatan yang membangun, dan kemudian
menempatkan Timotius untuk menangani kasus-kasus pelik dan sensitif di
Korintus, serta mengawasi sebuah gereja di Efesus selama Paulus di
penjara. Berbagai karunia dan harta karun dalam kehidupan jemaat
digali oleh nubuatan para nabi. "Jangan lalai dalam mempergunakan
karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan
dengan penumpangan tangan sidang penatua." (1 Timotius 4:14) Ada
teknologi canggih di bawah aspal tebal dan tambang berharga di bawah
lapisan tanah. Ada pemimpin-pemimpin, penanam gereja, penginjil,
gembala di balik wajah-wajah pemalu di gereja Anda yang hanya bisa
dilihat dalam peta petunjuk Allah.

3. Membangun, Menasihati, dan Menghibur

"Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia
membangun, menasihati, dan menghibur." (1 Korintus 14:3) Menasihati
berasal dari kata "parakiesin", yang artinya memberikan nasihat,
semangat, kekuatan, serta mengajak orang untuk berdiri di pihak Allah.
Siapakah yang tidak membutuhkan nasihat? Siapakah yang tidak mau
diberi semangat? Hampir semua orang mengangkat tangan jika ditanya
apakah mereka membutuhkan nasihat dan semangat. Walaupun Daud seorang
raja, namun ia tetap membutuhkan nasihat. Nabi Natan tidak tahu-menahu
soal hubungan gelap Daud dengan Betsyeba, walaupun beberapa hidung di
istana sudah mengendus-endus akan bau busuk ini. Berita mengejutkan
itu ia terima langsung dari Allah. Natan berpikir keras bagaimana
caranya menegur Daud dengan tetap mempertahankan kepalanya, paling
tidak sampai itu selesai disampaikan. Perumpamaan yang halus
menyamarkan teguran yang keras. Akhirnya, kisah berakhir dengan "happy
ending". Daud bertobat dan Natan pulang dengan kepala utuh di
tempatnya. Jika saja Natan tidak mendengar dari Tuhan dan tidak berani
mengatakan nasihatnya, Daud mungkin akan mati (2 Samuel 7).

Jika masuk ke ruangan, Barak harus menunduk karena jika tidak
kepalanya akan terantuk kosen pintu. Badannya tinggi, besar, kekar,
dan otot-ototnya mencuat karena banyak latihan beban. Namun, kekuatan
ternyata tidak terletak pada otot dan keperkasaan, tidak hanya
dibuktikan dengan besarnya badan. Jika Debora tidak memberikan vitamin
dan obat kuat melalui kata-kata profetiknya, badan besar dan otot
kekar Barak tidak ada fungsinya dalam peperangan. Setelah mendengar
bahwa ia akan pulang dengan selamat membawa kemenangan, barulah Barak
bersedia pergi berperang. Rupanya belum cukup di situ. Seperti seorang
anak yang sedang merayu ibunya agar ditemani di hari pertama sekolah,
Barak meminta Debora pergi bersamanya. Apabila tidak, ia memilih untuk
pulang, "Jika engkau turut maju, aku pun maju, tetapi jika engkau
tidak turut maju, aku pun tidak maju." (Hakim-hakim 4:8)

Dengarkan perkataan profetik ini.

"Majulah .... Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu", demikian
nubuatan Debora untuk Barak. (Hakim-hakim 4:7)

"Janganlah kamu takut dan terkejut -- bukan kamu yang akan berperang
melainkan Allah," kata Yahaziel kepada para perwira dan rakyat Yehuda.
(2 Tawarikh 20:15)

"TUHAN telah menjauhkan dosamu itu, engkau tidak akan mati," kata Nabi
Natan pada Daud. (2 Samuel 12:13)

"Seorang raja damai akan lahir," kata Yesaya pada Israel. (Yesaya 9:5)

Selain menasihati dan memberi semangat, perkataan-perkataan profetik
juga sangat menghibur. "Menghibur" berasal dari kata "paramuthian",
yang artinya memberikan kekuatan, pengharapan, meringankan kesedihan
atau kesulitan seseorang. (Yesaya 51:3, 40:1,9)

Diambil dari:
Judul buku: Kota Doa
Judul asli artikel: Doa Profetik: Pengubah Peta Masa Depan
Penulis: Jimmy B. Oentoro
Penerbit: Harvest Publication House, Jakarta 1998
Halaman: 187 -- 195

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Mamardi, dan
            Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org