Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/51

e-Doa edisi 51 (22-3-2012)

Para Pendoa Syafaat 2

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)

DAFTAR ISI
ARTIKEL DOA: PARA PENDOA SYAFAAT 2
STOP PRESS: IKUTI KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)
            MEI/JUNI 2012 -- PESTA

Shalom,

Dalam edisi 50, kita telah menyimak mengenai karunia-karunia rohani
yang dianugerahkan oleh Roh kepada manusia. Dalam edisi kali ini, kami
rindu membawa Anda untuk semakin mendalami hal-hal yang perlu
diketahui mengenai kegiatan doa syafaat. Selamat membaca dan menemukan
hikmat yang akan membuat kita semakin rindu untuk menjadi
pahlawan-pahlawan doa yang tangguh. Tuhan Yesus memberkati!

Redaksi Tamu e-Doa,
Yosua Setyo Yudo
< http://doa.sabda.org >

                   ARTIKEL DOA: PARA PENDOA SYAFAAT 2

Berikut ini adalah tanda dari orang-orang yang memiliki karunia doa
syafaat.

1. Berdoa lebih lama. Saya menjumpai mereka paling tidak berdoa 1 jam
sehari, dan lebih sering mereka berdoa selama 2 sampai 5 jam sehari.

2. Berdoa dengan lebih intensif.

3. Benar-benar menikmati kehidupan mereka dan menerima kepuasan
pribadi lebih banyak dari waktu-waktu doanya. Melihat jawaban yang
semakin sering dan dramatis bagi doa-doa mereka.

4. Benar-benar mengetahui bagaimana mendengar secara jelas suara
Allah. Banyak mereka yang juga diberi karunia bernubuat.

Berapakah jumlah anggota suatu jemaat yang biasa memiliki karunia doa
syafaat? Jawaban pertanyaan ini tidak sepenuhnya diketahui. Tidak
mengherankan, penelitian yang lebih lanjut akan menemukan beberapa
variabel yang penting. Beberapa denominasi mungkin memunyai lebih
banyak pendoa syafaat aktif daripada yang lain. Saya menyebut "aktif",
karena saya yakin banyak orang yang memiliki karunia berdoa syafaat
dalam jemaat, yang belum menemukan karunia mereka atau mulai
menggunakannya secara efektif, karena lingkungan jemaat mereka tidak
mendorong penggunaan karunia ini. Angka yang saya sebutkan sebelumnya
dalam kaitannya dengan "hukum yang sedikit itu penting," bahwa
rata-rata lima persen anggota jemaat memiliki karunia rohani,
tampaknya merupakan hipotesis yang cukup terbukti. Saya mendorong
adanya doa syafaat dalam kelas sekolah minggu dewasa "Persekutuan
120".

Kaum Wanita sebagai Pendoa Syafaat

Suatu hal yang menarik adalah, semua orang yang memunyai karunia
berdoa syafaat dalam kelas saya itu adalah wanita. Ini tidak luar
biasa. Saya memang belum melakukan penyelidikan yang cukup untuk
mendapatkan suatu angka yang pasti, namun berdasarkan pengamatan
selama bertahun-tahun, saya menduga bahwa 80% orang yang memiliki
karunia doa syafaat adalah wanita, tanpa memandang latar belakang
teologi dan budaya. Saya menemukan bahwa karunia-karunia rohani
tertentu condong terdapat pada salah satu jenis kelamin. Wanita
cenderung memunyai karunia menggembalakan (ini tidak berkaitan dengan
kedudukan sebagai gembala jemaat, namun berupa perhatian yang bersifat
menggembalakan) dan karunia penginjil. Pria cenderung memunyai karunia
memimpin (seperti melayani gembala senior suatu jemaat) dan karunia
mengajar. Kedua jenis kelamin ini, berimbangan jumlahnya dalam
karunia-karunia yang lain, seperti untuk memberikan beberapa contoh
nyata, karunia menasihati atau karunia melayani.

Namun, mengapa lebih banyak wanita menjadi pendoa syafaat? Secara
psikologis, wanita biasanya bersifat intuitif, sedangkan pria bersifat
rasional. Beberapa pendoa syafaat sendiri menerangkan bahwa, fungsi
biologis kaum wanita seperti pembuahan, kehamilan, dan sakit bersalin,
mungkin berkaitan dengan hal itu. Pelayanan utama para pendoa syafaat
adalah menjadikan kehendak Allah, dan banyak orang yang menggambarkan
masa-masa doa syafaat yang intensif itu sebagai sakit bersalin. Para
ibu pasti lebih memahami daripada Rasul Paulus ketika ia menyatakan,
"Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi sampai
rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu." (Galatia 4:19)

Sewaktu hendak menggambarkan sosok seorang pendoa syafaat, saya
teringat lirik lagu Prayer Warrior "Pahlawan Doa", yang dinyanyikan
oleh kelompok musik Gospel terkenal, "Heirloom", yang menggambarkannya
dengan baik: "Anda mungkin melihatnya di toko pangan bersama
anak-anaknya, atau di kota dari pukul sembilan pagi sampai lima sore
setiap hari kerja. Ia seorang ibu atau guru atau wanita biasa, namun
dia jadi benar-benar berbeda kalau sedang berdoa. Kita tidak melihat
dia bersyafaat sendirian pada waktu malam. Air matanya tercurah
menyerati setiap doa yang dipanjatkannya. Kita mungkin tidak melihat
hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya, namun mata Allah
memerhatikannya dengan penuh perhatian. Dialah pahlawan doa yang jatuh
bertelut, bergumul melawan pemerintah-pemerintah dan
penguasa-penguasa, berdiri di antara jurang pemisah bagi orang lain
-- bagi saudara-saudaranya laki-laki dan perempuan, menjangkau langit
dengan curahan hatinya."

Jabatan Pendoa Syafaat

Suatu jabatan dalam jemaat memerlukan lebih dari sekadar suatu
karunia. Menurut pemahaman saya, "jabatan" adalah pengakuan di hadapan
Tubuh Kristus, bahwa seseorang memunyai karunia rohani tertentu, dan
diteguhkan untuk menggunakan karunia itu dalam suatu pelayanan yang
teratur. Inilah prinsip dasar yang kita kenal sebagai penahbisan dalam
suatu pelayanan. Semua orang Kristen harus memenuhi perannya sebagai
pendoa syafaat, namun ada beberapa orang yang memiliki karunia dan
pelayanan melebihi kapasitas normal. Pemberian suatu jabatan,
dilakukan dengan berbagai bentuk, mulai dari penahbisan pelayanan umum
atas seseorang yang kemudian menyandang gelar "Pendeta" dan menerima
hak serta tanggung jawab dari denominasinya, sampai menyebut seseorang
sebagai guru sekolah minggu. Saya menyarankan agar gereja-gereja
melakukan sesuatu yang masih jarang dilakukan: menetapkan secara jelas
jabatan pendoa syafaat, dan memberikan pengakuan di muka jemaat atas
orang-orang yang memiliki karunia doa syafaat. Kita sudah melakukannya
untuk orang-orang yang memiliki karunia gembala, penginjil, dan
pengajar.

Kita melakukannya untuk menunjukkan kemurahan (pelayanan kunjungan),
karunia melayani (diakon), karunia menasihati (pelayanan konseling),
dan banyak lagi. Menurut saya, seharusnya kita menambahkan pelayanan
doa syafaat pada daftar itu. Saya mengamati bahwa sebagai bagian dari
kegerakan doa yang melanda negeri kita secara luar biasa dewasa ini,
semakin banyak saja jemaat yang memerhatikan para pendoa syafaat dan
jabatan pendoa syafaat secara lebih serius, dibandingkan pada
waktu-waktu lampau. Beberapa jemaat menambahkan anggota staf sepenuh
waktunya dengan gembala doa atau pelayan doa syafaat atau dengan
sebutan lainnya. Dua contoh dari dua gereja yang terkenal adalah Bjorn
Pedersen, yang melayani di bawah gembala Walther Kallestad dari jemaat
Lutheran, Community Church of Joy, di Phoenix, Arizona; dan Onie
Kittle, yang melayani di bawah gembala Conrad Lowe, dari Gereja Baptis
North Parkersburg di Parkersburg, West Virginia.

Kita harus peka terhadap kenyataan bahwa tidak setiap orang yang
memunyai karunia doa syafaat akan menerima jabatan itu. Dengan adanya
pengakuan jemaat, tentu saja taraf tugas, tanggung jawab, dan komitmen
pun semakin besar. Beberapa memang tidak menghendakinya. Para pendoa
syafaat juga tahu bahwa dalam jabatan itu, mereka akan berhadapan
dengan serangan rohani yang lebih intensif. Memang mengandung risiko
kalau kita berkata, "Ya, saya memiliki karunia rohani berdoa syafaat
dan saya siap untuk bertanggung jawab secara pribadi pada Tubuh
Kristus untuk penggunaannya dalam pelayanan." Namun, beberapa orang
mau mengambil risiko, dan sebagai hasilnya kekuatan rohani baru yang
luar biasa melanda jemaat-jemaat dan masyarakat di berbagai negara.

Pelayanan Doa Syafaat

Para pendoa syafaat secara umum terlibat dalam empat jenis pelayanan.
Kita akan memahaminya dengan lebih baik kalau kita dapat
membeda-bedakan akan pengertian alkitabiah antara karunia, pelayanan,
dan perbuatan. Dalam 1 Korintus 12, kita membaca adanya "rupa-rupa
karunia" (ayat 4), "rupa-rupa pelayanan" (ayat 5), dan "berbagai-bagai
perbuatan ajaib" (ayat 6), yang semuanya dikerjakan oleh satu Allah.
Maksud saya, orang-orang yang memunyai karunia rohani yang sama, dapat
saja memunyai pelayanan yang berbeda, sesuai dengan ketetapan Allah
bagi mereka. Misalnya, di antara orang-orang yang memunyai karunia
penginjil, mungkin ada yang memunyai pelayanan penginjilan pribadi dan
ada pula yang memunyai pelayanan penginjilan umum.

Orang-orang yang memiliki pelayanan yang sama, dapat memunyai
perbuatan yang berbeda sesuai dengan ketetapan Allah. Misalnya,
orang-orang yang memiliki pelayanan penginjilan umum. Beberapa orang
mungkin dipanggil terutama untuk melakukan penginjilan kota, yang lain
melakukan penginjilan dalam jemaat lokal. Pada yang terakhir, beberapa
orang mungkin berkeliling ke berbagai jemaat, dan yang lain menjadi
gembala yang berkarunia penginjilan, dan menggunakan karunia mereka
terutama di mimbar jemaat. Prinsip ini dapat digunakan untuk setiap
karunia rohani, termasuk karunia doa syafaat. Empat pelayanan yang
paling sering dilakukan oleh orang yang berkarunia doa syafaat adalah
syafaat umum, syafaat krisis, syafaat pribadi, dan syafaat peperangan.
Beberapa pendoa syafaat mungkin akan melakukan keempat-empatnya secara
cukup teratur, yang lain mengkhususkan diri pada dua sampai tiga
jenis, dan kebanyakan hanya memusatkan diri pada satu jenis pelayanan.

1. Syafaat Umum

Orang yang memiliki pelayanan syafaat umum, akan meluangkan waktu
berjam-jam untuk berdoa menurut daftar doa, petunjuk doa, dan berbagai
permintaan doa yang disampaikan pada mereka. Banyak gereja yang
menampung kertas-kertas permintaan doa setiap minggu pagi. Para pendoa
syafaat umum akan mendoakannya sepanjang minggu itu. Mintalah seorang
pendoa syafaat berdoa untuk sesuatu dan dapat dipastikan, hal itu akan
didoakan dengan baik.

2. Syafaat Krisis

Pendoa syafaat krisis bisa dikatakan hanya berdoa berdasarkan tugas,
dan tugas itu berasal dari Bapa. Mereka tidak akan menanggapi dengan
baik berbagai permintaan doa dari berbagai orang, dan sebagian besar
dari mereka akan bosan berdoa dengan daftar doa. Mereka senang masuk
ke dalam doa dengan pujian dan penyembahan, mendengar dari Bapa, dan
mendengar secara langsung dari Dia apa yang harus didoakan. Ada tugas
jangka pendek, ada pula tugas jangka panjang. Kalau Allah meminta
mereka untuk mendoakan suatu keadaan yang krisis, mereka akan
menggumulinya sampai persoalan itu terpecahkan atau sampai Allah
"membebaskan" mereka dari tugas itu.

3. Syafaat Pribadi

Beberapa pendoa syafaat menerima panggilan khusus untuk berdoa secara
teratur dan intensif bagi orang-orang tertentu. Biasanya orang-orang
itu adalah para gembala dan pemimpin Kristen lainnya. Berdasarkan
Alkitab, saya percaya, Euodia dan Sintikhe dari jemaat Filipi adalah
contoh dua orang pendoa syafaat pribadi Paulus (Filipi 4:2-3).

4. Syafaat Peperangan

Beberapa pendoa syafaat dipanggil secara khusus untuk berhadapan
dengan musuh dalam peperangan rohani tingkat tinggi. Ini adalah jenis
doa syafaat tingkat lanjut dan benar-benar paling banyak
persyaratannya, dan kemungkinan besar paling berbahaya. Karena banyak
pendoa syafaat krisis dan pendoa syafaat pribadi yang berhadapan
secara langsung dengan kekuatan kegelapan dari waktu ke waktu,
beberapa orang mungkin tidak sependapat kalau syafaat peperangan
dianggap kategori tersendiri. Namun, kita perlu mengakui adanya
beberapa pendoa syafaat yang melakukan jenis doa ini secara lebih
teratur daripada pendoa lainnya.

Menemukan Karunia Doa Syafaat

Pada titik ini, banyak orang akan bertanya-tanya, "Bagaimana saya tahu
kalau saya memunyai karunia doa syafaat?" Kalau Anda memilikinya,
ingatlah bahwa karunia itu ada semata-mata karena Allah memilih untuk
memberikannya kepada Anda sesuai dengan anugerah-Nya. Karunia itu
tidak sama dengan keterampilan seperti menari balet atau bermain
basket, yang dapat Anda kuasai melalui kerja keras dan ketekunan.
Karena Allah memberikan karunia itu, Anda bertanggung jawab untuk
menemukannya. Proses menemukan karunia doa syafaat ini, sama dengan
cara menemukan karunia-karunia rohani lainnya. Berikut ini lima
langkah yang Anda perlukan untuk melihat apakah Anda memiliki suatu
karunia.

1. Menyelidiki Kemungkinan-Kemungkinan

Anda perlu mengetahui bahwa karunia doa syafaat, adalah salah satu
karunia rohani yang Allah berikan pada tubuh Kristus. Semua orang
Kristen harus menggenapi peran mereka sebagai pendoa syafaat, namun
beberapa orang memunyai suatu karunia dan pelayanan yang melebihi
orang lain.

2. Mengadakan Percobaan dengan Karunia Itu

Berusaha untuk berdoa syafaat sebanyak mungkin dan dengan berbagai
cara. Percobaan ini harus berjangka panjang dan dilakukan secara
serius. Mintalah pada Allah untuk menunjukkan melalui proses itu,
apakah Anda memiliki karunia itu atau tidak. Kalau karunia Anda bukan
doa syafaat, lakukan saja terus dan temukan karunia Anda yang
sebenarnya. Tetaplah menjadi seorang pendoa yang serius.

3. Meneliti Perasaan Anda

Kalau Anda memunyai karunia doa syafaat, kerinduan Anda untuk berdoa
akan bertumbuh. Alkitab mengatakan, "Allahlah yang mengerjakan di
dalam kamu baik keinginan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
(Filipi 2:13) Kalau selang beberapa waktu Anda mendapatkan bahwa doa
syafaat adalah pekerjaan berat, membosankan, dan Anda tidak berusaha
melakukannya lebih serius lagi, kemungkinan Anda tidak memiliki
karunia itu. Namun, kalau berdoa selama jangka waktu yang cukup
panjang menjadi sukacita dan kegirangan Anda, percayalah bahwa Anda
memiliki karunia itu. Orang yang memunyai karunia doa syafaat, senang
untuk berdoa.

4. Menilai Ketepatgunaan Anda

Bagian yang penting dalam menerima suatu karunia rohani adalah
menerima pertolongan adikodrati dari Roh Kudus, untuk dapat
menggunakannya secara efektif dalam pelayanan. Apakah Anda mendengar
suara Allah dengan jelas? Apakah doa Anda secara teratur sering
dijawab? Apakah Anda merasakan suatu kekuatan khusus dilepaskan
melalui doa-doa Anda? Kalau ya, sangat mungkin Anda memunyai karunia
itu.

5. Mengharapkan Peneguhan dari Tubuh Kristus

Saya menyukai kisah Graham Fitzpatrick, seorang pendoa syafaat yang
gigih, mengenai bagaimana ia menemukan karunianya. Ia membaca kisah
Bapak Nash yang terkenal, yang berdoa syafaat selama berjam-jam untuk
penginjil Charles Finney. Ia merasakan damai sejahtera dan sukacita
yang luar biasa, ketika membayangkan dirinya berdoa berjam-jam seperti
itu. Namun masalahnya, ia masih belum dewasa dalam perkara-perkara
Tuhan dan tidak mengetahui cara untuk memastikan, apakah hal itu suatu
kesaksian Roh Kudus di dalam batinnya atau bukan. Maka ia meminta
Allah untuk menunjukkannya. Roh Kudus berbicara dengan jelas mengenai
dia kepada dua orang saudara seiman yang lebih dewasa. Menurut Graham
Fitzpatrick, salah seorang yang baru pertama kali bertemu dia berkata
pada saya, Allah menginginkan saya untuk menjadi pendoa syafaat bagi
orang lain. Kemudian seorang wanita yang dikenalnya, namun tidak
mengetahui kerinduannya untuk bersyafaat, mengatakan bahwa Allah telah
menyampaikan berita yang sama padanya. Fitzpatrick berkata, jadi Allah
menggunakan Anda berdua itu untuk meneguhkan bahwa apa yang saya
pikirkan itu adalah perkataan-Nya, benar-benar perkataan Tuhan bukan
sekadar khayalan saya atau suatu roh jahat.

Satu hal lagi. Kalau Anda menemukan bahwa karunia Anda adalah berdoa
syafaat, jangan segan-segan untuk mengakuinya. Jangan berpura-pura
rendah hati. Saudara tidak "sombong" kalau mengaku sebagai pendoa
syafaat; sama halnya dengan Billy Graham bangga sebagai penginjil atau
gembala Anda bangga sebagai gembala. Musuh akan menggunakan keengganan
Anda untuk mengakui, bahwa Anda memunyai suatu karunia, untuk
menetralkan pengaruhnya dalam pelayanan. Anda justru menjadi pengurus
yang baik sambil bersyukur pada Allah atas talenta yang diberikan-Nya
pada Anda, dan menggunakannya sampai berbuah 30, 60, dan 100 kali
lipat.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku: Prayer Shield
Judul buku: Perisai Doa
Judul asli artikel: Para pendoa Syafaat
Penulis: C. Peter Wagner
Penerjemah: Arie Saptadji
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1999 dan MetAnoia Publishing, Jakarta 1999
Halaman: 38 -- 49

         STOP PRESS: IKUTI KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)
                          MEI/JUNI 2012 -- PESTA

Yayasan Lembaga SABDA melalui Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam
< http://www.pesta.org > kembali membuka kelas Dasar-Dasar Iman
Kristen (DIK) untuk periode Mei/Juni 2012. Bagi Anda yang ingin
mempelajari pokok-pokok penting dasar iman Kristen, seperti
Penciptaan, Manusia, Dosa, Keselamatan, dan Hidup Baru dalam Kristus,
segeralah bergabung dalam kelas DIK ini.

Saat ini Anda sudah dapat mendaftarkan diri untuk menjadi peserta
baru. Batas pengumpulan tugas tertulis sebagai persyaratan untuk dapat
mengikuti kelas diskusi adalah tanggal 1 Mei 2012. Jadi, segeralah
bergabung! Daftarkan diri Anda sekarang juga ke
< kusuma(at)in-christ.net >.

Bagi Anda yang ingin membaca dan mempelajari pelajaran-pelajaran DIK,
silakan berkunjung ke: http://pesta.sabda.org/dik_sil

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org