Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/32

e-Doa edisi 32 (9-6-2011)

Berdoa di dalam Kuasa Roh 2

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)

Shalom,

Edisi ini adalah kelanjutan dari bagian pertama (Edisi 9) "Berdoa di
dalam Kuasa Roh". Setelah kita mengerti pentingnya peranan Roh Kudus
dalam doa, kali ini kita akan belajar mengenai cara-cara dan
sarana-sarana utama untuk berdoa di dalam Roh. Dengan semakin
memahami hal tersebut, kiranya setiap doa kita akan lebih membangun
bukan hanya diri kita pribadi, tetapi juga seluruh bangunan Tubuh
Kristus. Semoga Anda diberkati melalui artikel ini. Selamat menyimak!

Redaksi Tamu e-Doa,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://doa.sabda.org >

               ARTIKEL DOA: BERDOA DI DALAM KUASA ROH 2

Siklus Ilahi dari Doa

Mezbah Dupa surgawi, menurut Wahyu 8:3-5, adalah tempat malaikat
mengambil doa-doa kita dan mempersembahkan doa-doa tersebut dengan
kemenyan surgawi di hadapan takhta Allah. Apa hasil dari semua
kegiatan surgawi ini? Pada waktu kita menaikkan doa-doa kita melalui
Roh Allah ke takhtanya, Dia mengirim kembali doa-doa tersebut dengan
cara yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan di bumi! Kita
melepaskan kuasa Allah di bumi pada waktu kita memberi Dia sesuatu
untuk dikerjakan di Surga. Itulah salah satu alasan mengapa kita
berdoa.

Ayub 36:27-28 menjelaskan hal ini -- "Ia menarik ke atas titik-titik
air dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung
dan disiramkan ke atas banyak manusia". Gambaran ini berbicara
mengenai siklus air. Uap air dari bumi dan laut, tanah dan danau, naik
ke atas membentuk awan di langit. Awan-awan tersebut kemudian
mencurahkan hujan sebanyak uap yang menjadi awan tadi. Semakin banyak
uap dalam awan, semakin lebat hujan turun.

Demikian juga dengan pujian dan doa, naik ke takhta Allah dan
bercampur dengan kemenyan surgawi, kemudian turun kembali ke bumi
sebagai manifestasi luar biasa dari kuasa rohani di rumah tangga,
gereja, kota, dan bangsa. Semakin kita berdoa, semakin besar
pencurahan Roh-Nya atas kehidupan kita. Kebenaran yang sama juga
dijumpai dalam Zakharia 14:17 -- "Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di
bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja,
Tuhan semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan". Apa
yang dikatakan oleh nabi di sini? Tidak ada penyembahan, tidak ada
hujan!" Jika kalian menghendaki ada hujan di bumi, kalian harus
menyembah. Sampai sejauh mana kadar penyembahan dan doa yang kita
naikkan, menentukan besarnya curah hujan yang kita harapkan dalam
pencurahan Roh Allah. Nabi Yoel berkata, "Pada akhir zaman, Allah akan
mencurahkan Roh-Nya pada semua makhluk." Banyaknya hujan yang kita
nikmati tergantung pada pujian dan doa yang kita naikkan ke Surga,
yang kemudian disaring dan dicurahkan kembali pada kita sebagai
curahan berkat.

Roh Kudus mengilhami doa dan penyembahan secara terus-menerus. Berdoa
di dalam Roh memampukan kita untuk menyelesaikan siklus dan syafaat
Kristus bagi kita. Roh-Nya akan selalu menggerakkan kita untuk berdoa
sesuai dengan kehendak Allah. Melalui doa-doa umat Allah, kehendak
Allah yang sempurna dapat terjadi di bumi seperti di Surga. Kita
benar-benar memunyai peranan yang penting di dalam siklus Ilahi dari
doa. Dimulai di surga, tetapi digenapi di bumi.

Karunia Roh dalam Doa Syafaat

Karunia-karunia khusus mana yang kita harapkan akan menolong dalam
pelayanan doa-doa syafaat kita? Efesus 6:18 menjelaskan cara-cara dan
sarana-sarana utama untuk "berdoa di dalam Roh". 1 Korintus 14:2
berkata, "Siapa yang berkata-kata dalam bahasa roh, tidak berkata-kata
kepada manusia, tetapi kepada Allah". "Karena itu siapa yang
berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa supaya kepadanya
diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. Sebab jika aku berdoa
dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak
turut berdoa. Jadi apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan
rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku. Aku akan
menyanyi dan memuji dengan rohku, dan aku akan menyanyi dan memuji
juga dengan akal budiku." (1 Korintus 14:13-16)

Paulus mengajarkan empat cara: penggunaan bahasa roh, penafsiran
bahasa roh, nubuat di dalam doa di hadapan umum, dan doa secara
pribadi (menyanyi, memuji, dan menaikkan ucapan syukur di dalam
kebaktian umum), dengan maksud untuk membangun atau menguatkan gereja.
Karunia nubuat sangat berarti dan besar nilainya karena orang-orang
dapat mengerti apa arti dari berita yang disampaikan. Berdoa dalam
bahasa roh memiliki nilai yang sama jika yang diucapkan dan
diterjemahkan artinya, sehingga dapat dimengerti. Karunia berbahasa
roh mempersiapkan gereja untuk menerima penafsirannya. Orang-orang
dipersiapkan dan disatukan dalam Roh untuk menerima dan menanggapi
kata-kata yang diilhami itu. Di dalam lingkungan Pentakosta, hal ini
disebut sebagai suatu "pemberian dalam bahasa roh dan terjemahan
(makna) nya". Paulus menempatkan karunia-karunia ini dalam kepentingan
yang sejajar (sama, senilai) peranannya di dalam kehidupan doa kita
secara pribadi. Berbicara dalam bahasa roh merupakan suatu pengalaman
pribadi manusia terhadap Allah, dan ditujukan kepada Allah bukan
kepada manusia (1 Korintus 14:2). 1 Korintus 14 menunjukkan empat cara
yang melaluinya karunia berbahasa roh dapat diekspresikan dalam
persekutuan pribadi kita dengan Allah:

1. Doa-doa yang diilhami (1 Korintus 14:14-15).
2. Nyanyian yang diilhami (1 Korintus 14:15).
3. Pujian dan berkat yang diilhami (1 Korintus 14:16).
4. Ucapan syukur yang diilhami (1 Korintus 14:16-17).

Roh Kudus adalah Roh doa, nyanyian, pujian, dan ucapan syukur yang
tidak pernah berhenti. Keempat ekspresi dari karunia bahasa roh adalah
hak istimewa bagi setiap orang percaya. Secara mendasar, kesemuanya
itu adalah ekspresi iman dari orang-orang percaya. Apabila kita tunduk
dalam kerendahan hati dan menanggapi dalam iman, kita dapat berharap
Roh Kudus memanifestasikan diri-Nya melalui kita dengan
karunia-karunia-Nya.

Karunia Penafsiran di Dalam Doa-Doa Pribadi

Paulus memberikan beberapa prinsip yang segar dan menggembirakan
sehubungan dengan doa yang dapat mengubah kehidupan Kristen Anda.
Paulus memberitahu kita bahwa ia berdoa dalam bahasa roh lebih dari
yang lainnya. Namun, ia mengatakan bahwa ia lebih suka berbicara
dengan lima perkataan yang disertai pengertian (nubuat) daripada
ribuan kata di dalam bahasa roh di hadapan umum dalam kebaktian
bersama (1 Korintus 14:18-19). Jelas bahwa ribuan kata dalam bahasa
roh sebaiknya dilakukan saat doa pribadi. Paulus memberi penekanan
besar sehubungan dengan pentingnya memahami kehendak Allah. Bila
tidak, kita akan bertanya-tanya dan menjadi bingung tanpa tujuan.
Allah menghendaki agar kita mengetahui dan memahami kehendak-Nya,
sehingga kita dapat taat di dalam iman (Kolose 1:9). Kemudian kita
akan melangkah ke mana Dia kehendaki, melakukan apa yang Dia kehendaki
untuk kita lakukan, dan mengatakan apa yang Dia kehendaki untuk kita
katakan.

Untuk alasan inilah, Paulus menempatkan karunia penafsiran bahasa roh
sebagai sesuatu yang sangat penting. "Karena itu siapa yang
berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya
diberikan juga karunia untuk menafsirkannya" (1 Korintus 14:13). Tanpa
penafsiran, pikiran kita tidak dapat memahami apa yang Roh sedang
doakan melalui kita. Kadang-kadang hal itu tidak perlu. Cukup untuk
mengetahui bahwa kita memuji dan menyembah Allah melampaui
keterbatasan bahasa yang kita pelajari. Sungguh menggembirakan
mengetahui Roh Kudus dapat bersyafaat melalui kita dengan kuasa dan
hikmat, pada saat kita tidak mengetahui bagaimana atau apa yang patut
kita doakan. Sering kali Allah memberikan suatu beban doa kepada
beberapa orang, dan mereka tidak mengetahui apa yang akan mereka
doakan pada saat itu. Banyak yang merasa terbeban untuk berdoa bagi
beberapa orang, tetapi tidak tahu apa yang harus didoakan. Ketika
mereka menanyakan kepada orang yang mereka doakan apakah mereka berada
dalam bahaya atau kesukaran, mereka akan menjawab "Ya!" Roh Kudus tahu
apa yang menjadi kebutuhan dan mengilhami orang Kristen lainnya untuk
mendoakan seseorang yang berada dalam suatu kebutuhan.

Ada saat-saat Allah menghendaki kita untuk mengetahui pikiran dari
Roh-Nya. Kita perlu mengetahui kehendak-Nya dan memiliki hikmat-Nya
dalam situasi-situasi tertentu. Kita perlu memahami motivasi di balik
sikap dan tindakan kita. Pada saat-saat seperti itu, kita dapat
memohon kepada Allah untuk memberi kepada kita penafsiran dari doa-doa
yang kita naikkan dalam bahasa yang tidak kita ketahui itu. Sekali
lagi kita diingatkan bahwa, pada waktu Roh Kudus mengadakan syafaat
bagi kita dan melalui kita, semuanya adalah sesuai dengan kehendak
Allah (Roma 8:27). Karena itu, kita dapat memercayai Roh Kudus untuk
mengilhami "doa-doa kita dengan pengertian", sesudah kita mengadakan
waktu beberapa saat "berdoa di dalam roh".

Mendengarkan Doa-Doa Kita Sendiri

Berdoa di dalam bahasa roh harus merupakan ekspresi iman, kerendahan
hati, penundukan diri, dan ketaatan di hadapan Allah dan Roh
Kudus-Nya. Ini menolong untuk menyelaraskan hati dan pikiran kita
dengan hati dan pikiran Allah. Dengan cara ini, kita mulai berpikir
dan merasakan sebagaimana Allah berpikir dan merasakan. Prinsip yang
sama berlaku juga untuk pujian dan ucapan syukur. Banyak dari kita
sudah mengalami saat-saat memuji Allah di dalam bahasa roh dan dalam
bahasa Indonesia -- berulang-ulang dari satu bentuk penyembahan ke
bentuk yang lain. Barangkali, kita tidak menyadari bahwa pujian kita
dalam bahasa Indonesia sering kali merupakan respons dari pujian kita
di dalam bahasa roh (karunia lidah). Dalam pengertian itu, doa yang
kita ucapkan dalam bahasa yang bisa dimengerti, merupakan suatu bentuk
dari penafsiran.

Ada sebuah kesaksian yang indah mengenai hal ini. Suatu ketika ada
seseorang yang selama bertahun-tahun selalu bangun pagi-pagi sekali
dan memulai hari itu dengan menyembah di dalam Roh. Sering kali, ada
nyanyian yang dinyanyikan dalam pikirannya. Tetapi sedikit sekali ia
memberi perhatian. Pada suatu hari, pendetanya menasihatinya untuk
memberikan perhatian pada hal yang nampak kecil tersebut, dan
mengarahkan hati dan pikiran untuk lebih serius sehubungan dengan
berbagai dorongan hati dan pikiran yang muncul. Sering kali, suatu
gerakan halus dan dorongan yang lembut dari Roh dapat berlalu begitu
saja tanpa memperoleh perhatian. Roh itu bagaikan seekor burung
merpati sifatnya dan tidak memaksakan pelayanan-Nya atas kehidupan
kita. Dia menghendaki agar kita peka pada jamahan-Nya yang tampak
hanya sepintas itu. "Suara-Nya yang lembut", sering kali datang berupa
pikiran-pikiran yang mengilhami secara diam-diam atau melalui suatu
melodi atau nyanyian yang sangat berarti. Ia memutuskan untuk
mengikuti nasihat pendetanya. Pagi berikutnya sementara ia menyembah,
ada sebuah nyanyian kecil lainnya dalam benaknya. Kata-katanya dalam
bahasa Inggris dan ia memberi perhatian khusus pada kata-kata
tersebut. Ia dapatkan kemudian bahwa kata-kata dari nyanyian tersebut
mempersiapkannya untuk peristiwa-peristiwa sepanjang hari itu yang
belum ia ketahui sebelumnya.

Selama 30 tahun ia mengabaikan dan membiarkan berlalu begitu saja
pelayanan yang lembut namun penting dari Roh Kudus Allah. Seharusnya,
ia mengetahui hal itu karena ia suka menyanyi dan menyembah Tuhan
sementara ia melakukan aktivitasnya. Pujian dan nubuatan, kedua-duanya
sudah disampaikan tanpa ia menyadari apa yang Allah sedang berikan
untuk dikerjakan melalui Roh-Nya, agar siap menghadapi
persoalan-persoalan hari itu. Nyata sekali bahwa pelayanan yang
sangat berharga dari Roh Kudus, telah menjadi berkat besar baginya
secara pribadi selama bertahun-tahun.

Kunci untuk kehidupan yang dipenuhi dengan Roh adalah iman yang
sederhana seperti seorang anak kecil. Dapatkah kita memercayai bahwa
ada masa-masa -- barangkali lebih sering dari yang kita sadari -- di
mana Allah ingin menolong kita melalui karunia-karunia kasih-Nya
berupa bahasa roh, penafsiran, dan nubuat? Dapatkah kita memercayai
Dia untuk melayani kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan kita
secara pribadi melalui kehidupan doa kita? Dia mengenal kita lebih
baik daripada kita sendiri mengenal diri kita, dan Dia senantiasa siap
untuk menyediakan tuntunan rohani, koreksi, dan perlindungan yang kita
perlukan.

Luapan dari Roh Allah sering kali mendatangkan perkataan penafsiran
atau pandangan nubuat untuk menguatkan. Orang-orang telah melakukan
kesalahan serius bila mereka "mempergunakan" karunia-karunia Allah
dalam cara-cara yang keliru. Semua bimbingan akan selaras dengan
firman Allah, dan mendapatkan persetujuan atau konfirmasi dari para
penasihat atau konselor yang berhikmat dan takut akan Allah di dalam
Tubuh Kristus. Musuh (setan) selalu berkeinginan untuk mendorong kita
ke satu ekstrem ke ekstrem yang lain. Kebanyakan dari kita mungkin
sudah tidak mengharapkan Roh Kudus untuk secara pribadi, bergerak di
dalam dan melalui kita dengan karunia-karunia-Nya. Jika hati Anda
sudah digerakkan oleh pemberitaan ini, bawalah keinginan-keinginan
Anda kepada Tuhan. Mintalah Dia untuk memenuhi Anda dengan Roh
Kudus-Nya yang menyegarkan. Angkatlah suara Anda dalam satu pujian
sementara Dia mengarahkan penyembahan Anda. Setiap suara yang kita
ucapkan dalam iman, kasih, dan ketaatan, akan diilhami oleh Roh Kudus
Allah.

Bahasa doa rohani kita (berbicara dalam bahasa roh) terdiri dari
suara-suara atau ucapan-ucapan yang tidak dapat kita mengerti dengan
pikiran kita. Semuanya diilhami oleh Roh Allah. Kita tahu bahwa
semuanya itu merupakan ekspresi dari pujian, doa, dan syafaat. Dengan
iman kita mengangkat suara kita dan mengetahui bahwa setiap suara yang
kita bentuk dengan lidah dan bibir kita, sudah didorong oleh Roh
Kudus. Kadang-kadang, pujian kita disuarakan dengan sebuah lagu dan
melodi yang mengalir dari hati kita kepada-Nya. Sungguh karunia indah
yang Allah sudah berikan. Kita hanya berserah pada Roh Kudus untuk
memampukan kita mengekspresikan hati dan pikiran Allah. Kadang-kadang,
penafsiran bahasa roh akan berupa penyembahan. Pada saat lain bisa
melalui doa-doa yang melaluinya Tuhan bermaksud menyatakan sesuatu
kepada kita, yang sejalan dengan maksud tujuan-Nya untuk kehidupan
kita. Dalam cara ini, karunia penafsiran dapat meningkatkan kuasa dan
maksud dari doa-doa kita. Kadang-kadang, hal itu datang bersamaan
dengan pandangan-pandangan nubuat (kata marifat), yang dapat menolong
kita bersyafaat secara lebih spesifik untuk keluarga, gereja, para
utusan Injil, bahkan yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan
nasional dan dunia. Umat Allah yang dikuasai oleh Roh untuk berdoa,
dapat mendatangkan suatu perubahan di dalam dunia ini!

Diambil dan disunting dari:
Judul buletin: Filadelfia, Edisi Januari -- Maret 1999, No. 22
Judul artikel: Berdoa di dalam Kuasa Roh
Penulis: Ralph Mahoney, direvisi oleh Dr.Robert Frost
Penerbit: Yayasan Pekabaran Injil "Filadelfia", Purwokerto
Halaman: 14 -- 20

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org