Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/19

e-Doa edisi 19 (15-10-2010)

Fungsi Doa Syafaat

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Fungsi Doa Syafaat (1)
TOKOH DOA: Musa: Memperjuangkan Nasib Rakyat
STOP PRESS: Situs Gubuk: Situs Resensi Buku Kristen dan Gudang
            Buku-Buku Kristen Online
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Redaksi percaya Anda pasti pernah mendengar istilah doa syafaat.
  Tetapi terkadang kita tidak tahu apa artinya dan untuk apa kita
  bersyafaat. Dalam edisi 9 dan 10, e-Doa akan membahas tujuh fungsi
  doa syafaat. Kami mengajak Anda untuk menyimak artikel yang telah
  kami persiapkan. Selamat membaca.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  < novita(at)in-christ.net >
  http://doa.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                         FUNGSI DOA SYAFAAT (1)

  Saluran-Saluran Belas Kasihan

  Doa syafaat dimulai dengan belas kasihan supernatural yang sama.
  Kepedulian seperti itu adalah suatu karunia yang datangnya hanya
  dari Tuhan. Dia memberikannya kepada siapa saja dan kepada semua
  orang percaya yang mau menyediakan dirinya. Karena hanya Tuhan yang
  dapat memberikan perasaan ini, maka kita harus mendekat kepada Dia
  untuk mendapatkannya.

  Paulus berkata kepada orang percaya untuk "hidup di dalam kasih"
  (Efesus 5:2), atau dalam terjemahan lain "hendaklah penuh dengan
  kasih". Karena Tuhan adalah kasih, hidup di dalam kasih atau
  "hendaklah penuh dengan kasih" artinya dipenuhi dengan Tuhan. Ini
  berarti kita harus banyak meluangkan waktu untuk berada dalam
  hadirat-Nya dan bersekutu dengan Dia. Jadi, belas kasihan adalah
  jantung hati doa syafaat.

  Belas kasihan itu lebih dari sekadar mengasihani. Belas kasihan
  adalah kasih yang dinamis, yaitu kasih yang dinyatakan melalui
  perbuatan. Belas kasihan adalah suatu kehidupan yang terlibat dalam
  pergumulan orang lain.

  Kristus telah memberikan kepada kita ungkapan sepenuhnya dari belas
  kasihan yang aktif pada waktu Ia mati di atas kayu salib untuk
  menyingkirkan penderitaan umat manusia yang disebabkan oleh dosa.
  Yesus tidak menjadi seorang pendoa syafaat hanya ketika Ia berdoa,
  seperti yang telah kita lihat; tetapi Ia menjalani kehidupan seorang
  pendoa syafaat. Yesus adalah belas kasihan. Ketika Ia berdoa, doanya
  adalah doa yang penuh belas kasihan. Melihat Kristus berdoa adalah
  melihat Kasih yang bertumpu pada lutut.

  Bagaimana seseorang hidup akan menentukan bagaimana orang itu
  berdoa. Seperti Andrew Murray menulis, "Kehidupan doa seseorang
  ditentukan oleh bagaimana ia menjalani hidupnya. Kehidupan itulah
  yang berdoa." Jadi seorang pendoa syafaat tidak dibentuk mulai
  dengan suatu beban untuk berdoa, melainkan dengan suatu beban untuk
  mengasihi -- suatu beban yang pada akhirnya akan memimpin pendoa
  syafaat itu kepada suatu kegiatan doa penuh belas kasihan yang
  sangat dalam yang mengalir ke luar dari tujuh fungsi doa syafaat.

  Pada edisi kali ini, kita akan membahas dua dari tujuh fungsi
  tersebut.

  1. Panggilan untuk Melayani

     Doa syafaat adalah pelayanan. Doa syafaat adalah penyediaan diri.
     Pikirkan teladan yang diberikan oleh Yesus, Pendoa Syafaat utama
     kita. Ia berkata, "dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka
     di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena
     Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
     melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
     banyak orang." (Markus 10:44-45)

     Pelayanan adalah denyut jantung dari doa syafaat. Tidak ada
     seorang pun yang dapat berdoa dengan efektif bagi orang lain
     kalau ia tidak memiliki roh pelayan dari Kristus. Dalam bahasa
     Yunani, kata untuk melayani dalam Markus 10:45 adalah "doulos"
     yang artinya "terikat karena pilihan". Yang artinya menyerahkan
     diri secara sukarela ke dalam pelayanan kepedulian.

  2. Panggilan Untuk Berperang

     Doa syafaat adalah peperangan. Doa syafaat berarti terlibat dalam
     peperangan rohani. Sekilas hal ini sepertinya keluar dari fungsi
     melayani. Namun dengan jelas suatu roh peperangan mewarnai doa
     syafaat yang sungguh-sungguh. Hal ini adalah lukisan yang paling
     baik digambarkan oleh Kristus dalam pengalaman "peperangan
     rohani" Getsemani-Nya (Lukas 22:39-44). Karena Lukas adalah
     seorang dokter, maka terutama sangat berharga sekali untuk
     mempelajari kesungguhan dari pernyataannya: "Dan ketika berada
     dalam penderitaan yang mendalam, Dia semakin bersungguh-sungguh
     berdoa. Dan peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang
     jatuh ke tanah." (Lukas 22:44, ILT) Kata "penderitaan yang mendalam"
     yang dipakai Lukas di sini berasal dari kata Yunani "agonia",
     yang menunjukkan "suatu tempat untuk bertanding" atau suatu medan
     pertempuran. Akar katanya adalah "agon", yang menggambarkan suatu
     tempat orang Yunani berkumpul untuk merayakan pertandingan-
     pertandingan mereka yang paling khidmat.

     Puji Tuhan -- Yesus keluar dari taman Getsemani dalam keadaan
     hidup, menang dalam peperangan rohani yang begitu dahsyat yang
     dapat membunuh-Nya bahkan sebelum Ia sampai pada kayu salib. Dan
     bahkan kematian-Nya di atas kayu salib, ketika Kristus menjadi
     perwujudan hidup dari doa syafaat, bukanlah merupakan kekalahan
     seperti yang diyakini oleh Setan, tetapi merupakan suatu
     kemenangan yang dimeteraikan oleh mukjizat kebangkitan. Sekali
     lagi Kristus keluar dengan hidup! Paulus memakai tema peperangan
     ini ketika ia memohon doa-doa dari orang-orang percaya di Roma:
     "Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku
     menasihatkan kamu, saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama
     dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku." (Roma 15:30) Di
     sini kata untuk "bergumul" dalam bahasa Yunani adalah
     "sunagonizomai", di mana akar kata "agonia" tampak lagi, yang
     merupakan kata yang sama yang diterjemahkan dengan "penderitaan
     yang mendalam (sangat ketakutan)" dalam penjelasan Lukas mengenai
     peperangan rohani Kristus di taman Getsemani. Yang ingin Paulus
     katakan adalah, "Apabila engkau sedang berdoa, masuklah dalam
     peperangan rohani melawan kuasa-kuasa kegelapan yang akan
     menghalangi keberhasilanku memberitakan Injil." Ketika kita
     berdoa syafaat untuk orang lain, kita terlibat dalam pertempuran
     demi mereka. Yang paling menarik, kadang-kadang kemenangan yang
     kita raih dalam doa bagi orang lain sesungguhnya membawa berkat
     untuk kita!

  Selama bertahun-tahun saya memunyai kebiasaan untuk menuliskan nama
  hamba-hamba Tuhan yang saya jumpai di dalam daftar doa saya. Tentu
  saja, daftar doa ini menjadi semakin panjang dengan berjalannya
  waktu, yang membuat saya cenderung untuk memilih-milih dalam
  menambahkan nama-nama tersebut. Standar penilaian utama saya adalah
  saya pernah bertemu dengan orang itu dan Roh Kudus mendorong saya
  untuk mencantumkan nama tersebut. Jadi, apabila seorang mahasiswa
  sekolah Alkitab datang kepada saya dalam suatu pertemuan dan minta
  kepada saya untuk menambahkan nama seorang temannya yang baru saja
  pindah ke Arab Saudi dalam daftar doa saya, maka hal itu kemungkinan
  besar tidak dapat saya lakukan. Pertama, temannya itu bekerja di
  perusahaan sekuler dan kebijakannya adalah saya hanya mencantumkan
  hamba-hamba Tuhan pada daftar saya, dan kedua, saya tidak bertemu
  muka dengan muka dengan temannya itu ataupun dengan istrinya.
  Sebelum saya dapat mengemukakan keberatan saya, mahasiswa itu
  berkata, "Namanya adalah George Puia dan istrinya adalah Lynn." Ia
  mengeja nama itu dengan cepat dan menjelaskan walaupun George
  bekerja di perusahaan sekuler, kerinduannya adalah untuk memulai
  suatu kelompok doa kecil dan juga bersaksi kepada Kaum Mayoritas
  bila ada kesempatan.

  Sambil mengingat nama itu dalam hati, saya katakan kepadanya dengan
  jujur, "Saudaraku, saya harus mengatakan kepadamu bahwa saya hanya
  akan melakukan ini jika Roh Kudus mendorong saya." Mahasiswa
  tersebut setuju dan membenarkan hal ini. Pada waktu ia pergi
  meninggalkan saya, secara jujur saya menyingkirkan masalah tersebut
  dari pikiran saya, antara lain karena pasangan itu tidak sesuai
  dengan standar penilaian daftar doa saya. Tetapi, 2 hari kemudian
  terjadilah suatu hal yang aneh. Ketika saya sedang berdoa untuk pria
  dan wanita yang ada dalam daftar doa saya hari itu, nama George dan
  Lynn Puia timbul dalam pikiran saya. Suatu kesan yang lembut timbul
  dalam hati saya: Aku ingin engkau masukkan nama mereka dalam daftar
  doamu. Dua atau tiga tahun telah berlalu ketika saya terus berdoa
  untuk George dan Lynn Puia. Saya selalu ingin tahu bagaimana rupa
  mereka dan pekerjaan apa yang dilakukan George. Lalu pada suatu hari
  saya sampai pada nama mereka dalam daftar doa saya dan saya
  bertanya-tanya apakah doa-doa saya menghasilkan perubahan. Saya
  berpikir, "Saya tidak mengetahui sedikit pun siapa mereka
  sebenarnya." Saya sepertinya mendengar dalam roh bahwa waktunya
  telah tiba bagi saya untuk berhenti berdoa syafaat bagi mereka.
  Tanpa pikir panjang lagi saya meraih pena dan mencoret nama mereka
  dari daftar doa saya.

  Beberapa minggu kemudian saya berada di Chicago untuk tampil dalam
  sebuah acara televisi Kristen. Dalam perjalanan menuju studio, saya
  berjalan menyusuri suatu tikungan dan bertabrakan dengan seseorang
  yang berjalan tergesa-gesa dari arah yang berlawanan. Saya minta
  maaf dan demikian pula orang itu yang memerhatikan saya dengan
  teliti. Lalu ia berkata` "Hei, saya mengenalmu! Saudara adalah Dick
  Eastman. Engkau telah mendoakan saya dan istri saya. Saya adalah
  George Puia." Yang mengherankan saya adalah bahwa George dan Lynn
  ternyata kembali ke Amerika kira-kira pada hari ketika saya mencoret
  nama mereka dari daftar doa saya. Rupanya Tuhan ingin saya berdoa
  syafaat bagi keluarga Puia selama mereka berada di Arab Saudi.
  Tetapi yang sungguh membangkitkan semangat saya adalah ketika George
  menerangkan bahwa buku dan kaset kami merupakan sarana yang dipakai
  oleh dia dan istrinya untuk memulai suatu kelompok doa di negeri
  yang keras itu. Hal ini menarik sekali karena hukuman bagi mereka
  yang memasukkan bahan bacaan seperti itu ke negara seperti Arab
  Saudi sangat berat.

  Tetapi sekali lagi, di sini kita melihat bahwa doa-doa pendukung
  dari orang-orang yang berdoa syafaat bagi George dan Lynn telah
  membuat suatu perbedaan dalam praktiknya. Suatu hari ketika harus
  melalui pemeriksaan imigrasi, George merasakan suatu dorongan aneh
  dalam hatinya yang menyebabkan ia melangkah mundur dan membiarkan
  seorang Arab yang berada di belakangnya untuk mendahuluinya.
  Tiba-tiba terjadilah suatu keributan di meja panjang untuk melayani
  para pendatang. Polisi yang bersenjata maju ke depan. Orang Arab
  yang mendahului George dan Lynn tertangkap basah menyelundupkan
  kaset video pornografi yang merupakan suatu pelanggaran yang harus
  segera ditindak dengan menahan orang yang bersangkutan. "Oleh karena
  adanya keributan tersebut", kata George, "maka pejabat imigrasi
  hanya mengisyaratkan kepada Lynn dan saya untuk mengambil
  barang-barang kami dan pergi."

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Kasih yang Bertumpu pada Lutut
  Judul buku asli: Love on Its Knees
  Penulis: Dick Eastman
  Penerjemah: Liana Kosasih
  Penerbit: Nafiri Gabriel, Jakarta 2000
  Halaman: 27 -- 34
______________________________________________________________________
TOKOH DOA

                  MUSA: MEMPERJUANGKAN NASIB RAKYAT

    Doa merupakan pilar keberhasilan hidup dan pelayanan
    sang pemimpin yang harus dibangun dengan kokoh.

  Nama Musa ditulis sebanyak 806 kali di dalam Alkitab kita, bisa
  ditemukan dalam 31 kitab di Perjanjian Lama dan Baru. Sejarah
  mencatatnya sebagai pemimpin besar yang membebaskan bangsa Israel
  dari perbudakan di Mesir, membawa bangsa ini keluar dan berjalan
  menuju tanah yang dijanjikan Tuhan.

  Musa menghadap Firaun bukan dengan modal keberanian atau strategi
  politik, melainkan dengan kuasa Tuhan. Ia sendiri tidak fasih
  berbicara (Keluaran 4:10). "Biarkan umat Tuhan pergi", kata Musa
  dengan lantang. Ketika Firaun menolak, Musa memerintahkan sepuluh
  tulah turun atas bangsa Mesir hingga akhirnya mereka takluk.

  Jutaan umat Israel berjalan menyemut menyusuri padang gurun. Pekik
  kemenangan dan sorak kegirangan terdengar, tetapi tentara Mesir
  mengejar mereka dari belakang. Musa tampil sebagai pemimpin bangsa
  yang diurapi. Di bawah otoritas ilahi ia membelah laut Teberau
  menjadi jalan pintas bagi bangsa Israel, menutupnya kembali untuk
  menenggelamkan pasukan berkuda Mesir yang memburu mereka.

  Musa jelaslah bukan pemimpin biasa. Tuhan bekerja melalui hamba-Nya
  ini secara supernatural. Tuhan mengadakan mukjizat, keajaiban, dan
  rupa-rupa tanda heran -- tiang awan, tiang api, manna turun dari
  surga, air pahit menjadi tawar, mata air memancar dari gunung batu,
  dan seterusnya.

  Tuhan juga memberi otoritas khusus sehingga Musa dapat membangun
  tatanan sosial politik bangsa Israel, meskipun itu atas masukan
  Yitro, mertuanya (Keluaran 18:17-24). Musa memilih orang-orang cakap
  dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi
  pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh
  orang, dan pemimpin sepuluh orang (Keluaran 18:25).

  Musa menetapkan sistem norma bagi bangsa Israel, hukum yang berdasar
  pada firman Tuhan (Keluaran 20:1-17). Musa juga membangun tatanan
  kehidupan religius bangsa ini yang berpusatkan pada ibadah di bait
  suci (tabernakel). Seluruh tatanan sosial-politik-religius bangsa
  ini bersumber dari pewahyuan yang diterimanya dari Allah.

  Satu lagi keberhasilan kepemimpinan Musa, ia mempersiapkan
  penerusnya dengan baik. Sehebat-hebatnya seorang pemimpin, belum
  bisa dikatakan sukses jika tidak berhasil melakukan regenerasi.
  Adapun Musa, sejak awal ia mempersiapkan Yosua. Ketika Musa mati,
  Yosua menggantikannya, dan bangsa Israel semakin maju.

  Kehidupan Doanya

  Musa mengenyam pendidikan Mesir yang modern untuk ukuran pada masa
  itu (Kisah Para Rasul 7:22). Mentalitas dan karakternya juga telah
  tergembleng selama 40 tahun ketika menjadi seorang gembala di Midian
  (Keluaran 3:1). Tetapi, otoritas dan keberhasilan kepemimpinannya
  berasal dari Tuhan.

  Pelayanan Musa sebagai pemimpin dimulai dari hubungan pribadinya
  dengan Tuhan di padang stepa. Ketika muda, Musa memang sangat
  terbeban untuk menolong bangsanya yang terjajah di Mesir. Ia bahkan
  berani membunuh orang Mesir demi belas kasihannya atas bangsa Israel
  (Keluaran 2:11-12). Tetapi, jika Musa tidak bertemu dengan Tuhan
  secara pribadi (Keluaran 3:2), ia takkan pernah menerima panggilan
  untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir itu.

  Banyak pemimpin Kristen memulai pelayanannya dengan sebuah ide,
  gagasan, pemikiran, rasa belas kasihan, tetapi bukan pewahyuan
  ilahi. Visi kepemimpinan yang sejati haruslah berasal dari Tuhan.
  Jangan menjadi pemimpin karena terbeban atau -- lebih buruk lagi --
  terpaksa, tetapi karena panggilan Tuhan. Untuk itulah kita perlu
  memulai dengan doa, pertemuan pribadi dengan Tuhan.

  Kehidupan doa Musa, dalam arti hubungan akrabnya dengan Tuhan,
  terlihat jelas dari setiap kali ia mendengar suara Tuhan. Segala
  keputusan yang diambil selalu mengacu pada perkataan Tuhan.
  Demikianlah seharusnya pemimpin Kristen, tidak berjalan menurut
  pikirannya sendiri, tetapi dengar-dengaran dulu dengan Roh Kudus.
  Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan selalu memimpin kita (Yohanes
  16:13).

  Musa pastilah seorang pendoa yang karib dengan Tuhan. Bayangkan,
  Tuhan senantiasa memberi petunjuk yang sangat rinci (detail).
  Pemimpin Kristen masa kini kadang hanya mendengar Roh Kudus berkata,
  "Anakku, dirikanlah yayasan bagi-Ku!" Atau kita mendapat penglihatan
  sebuah bangunan gereja dan kesaksian batin bahwa Tuhan menyuruh kita
  menggembalakan jemaat. Lain dengan Musa, petunjuk Tuhan begitu
  lengkap sampai pada hal yang kecil-kecil. Hal itu terlihat jelas
  ketika Tuhan menyuruh Musa membangun kemah sembahyang (tabernakel),
  petunjuk Tuhan sangat rinci sampai pada hal-hal yang kecil (Keluaran
  25-30).

  Banyak pemimpin Kristen kekurangan ide karena kurang berdoa. Padahal
  seringkali kesalahan-kesalahan kecil berakibat fatal. Pemimpin harus
  teliti dan cermat, serta melibatkan Tuhan dalam segala perkara.
  Untuk itulah kita perlu menambah jam doa, tidak hanya berdoa lima
  menitan!

  Musa adalah tipe pendoa yang senang menyendiri bersama Tuhan. Ia
  pergi naik ke gunung Sinai dan berdoa berhari-hari di sana, lalu
  pulang dengan urapan penuh dan membawa pesan-pesan Tuhan. Pemimpin
  Kristen perlu berdoa secara khusus, misalnya menyendiri di bukit
  doa. Jangan hanya berdoa secara sambil lalu!

  "Hapuskanlah Kiranya Namaku!"

  Musa adalah seorang pemimpin yang berani bersikap tegas terhadap
  para pengikutnya, tetapi juga berbelas kasih untuk mendoakan mereka.
  Kadang kita hanya bersikap keras, tetapi tidak pernah mendoakan anak
  buah kita. Ketika karyawan kita bersalah, kita memarahi mereka dan
  bahkan mengutuki mereka. Sebaliknya, ada pemimpin yang sangat murah
  hati, mengasihi jemaatnya, mendoakan mereka, tetapi tidak berani
  menegor dan menempelak ketika mereka bersalah dan berdosa.

  Pada waktu bangsa Israel jatuh berdosa karena menyembah patung anak
  lembu emas, Musa marah dan menghukum mereka (Keluaran 32:25-29).
  Tetapi, keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu
  ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik
  menghadap Tuhan, mungkin aku akan dapat mengadakan perdamaian karena
  dosamu itu." (Keluaran 32:30)

  Dalam doanya, Musa membela rakyatnya di hadapan Allah. Karena
  kasihnya kepada Israel, Musa mau mengorbankan dirinya sendiri.
  Demikian doanya: "Kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan
  jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah
  Kautulis." (Keluaran 32:32) Itu merupakan karakteristik kepemimpinan
  Kristus. Ia tidak bersalah, tetapi mau berkorban dan menerima
  hukuman untuk menebus dosa manusia. Kitalah yang seharusnya dihukum
  oleh karena dosa kita, tetapi justru Yesus yang mati di kayu salib.

  Doa Musa bukan basa-basi. Itu merupakan permohonan yang keluar dari
  hati yang penuh kasih. Apa yang kita ucapkan keluar dari dalam lubuk
  hati kita (Lukas 6:45). Banyak pemimpin Kristen yang sepertinya
  bersikap ramah dan baik terhadap para karyawan, mengampuni
  kekurangan dan kesalahan mereka, tetapi di dalam hatinya tersimpan
  kepahitan, kemarahan, dongkol. Dalam doanya ia berkata, "Oh Tuhan,
  hukumlah dia. Buatlah dia tidak kerasan dan keluar dari perusahaan
  ini. Kirimkan pekerja yang baru, ya Tuhan!" Munafik!

  Kesimpulan

  1. Semua pemimpin Kristen yang berhasil pastilah anak-anak Tuhan
     yang tekun berdoa
  2. Pemimpin harus menjadi penggerak atau motivator doa umat
  3. Apabila para pemimpin bersatu untuk berdoa, perkara-perkara ajaib
     Tuhan nyatakan dengan dahsyat

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
  Penulis: Haryadi Baskoro
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
  Halaman: 9 -- 14, 123
______________________________________________________________________
STOP PRESS

               SITUS GUBUK: SITUS RESENSI BUKU KRISTEN
                 DAN GUDANG BUKU-BUKU KRISTEN ONLINE

  Situs GUBUK ini merupakan situs kristiani yang cukup lama
  berada di dunia maya. Sejak dibuat pada tahun 2005, situs GUBUK
  ini mengalami perkembangan baik dari segi isi maupun
  tampilan. GUBUK berisi banyak informasi tentang buku mulai
  dari resensi buku, kesaksian buku, artikel, tips yang berkaitan
  dengan literatur dan renungan. Kategori resensi sendiri sangat
  variatif, mulai dari Alkitab, biblika, pendalaman Alkitab, teologia,
  penginjilan leadership, konseling, pelayanan anak, remaja, pemuda,
  dsb. Selain itu GUBUK juga menampilkan beberapa buku online
  yang bisa dibaca langsung maupun diunduh dengan mudah dan bebas
  biaya. Bagi pengunjung yang mencari bahan dan beberapa situs-situs
  YLSA maupun situs-situs Kristen lainnya yang terkait, Anda tidak
  perlu kesulitan karena situs ini  memiliki links dengan situs-situs
  tersebut. Anda bingung mencari referensi buku? Silakan kunjungi
  GUBUK ini. Untuk lebih mengetahui seperti apakah GUBUK
  ini silakan Anda bisa mengakses di alamat:

  ==> http://gubuk.sabda.org

  Jika Anda ingin berlangganan publikasi pendukung situs ini, caranya
  mudah. Anda cukup mengirimkan email ke:

  ==>   < subscribe-i-kan-buku(at)xc.org >
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti

Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa
Situs DOA: http://doa.sabda.org
Facebook DOA: http://fb.sabda.org/doa
Twitter DOA: http://twitter.com/sabdadoa
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Doa / YLSA -- http://http://www.ylsa.org
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org