Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/7

e-Doa edisi 7 (10-9-2009)

Pentingnya Berdoa

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Pentingnya Berdoa
TOKOH DOA: Paulus: Doa dalam Roh Kudus
STOP PRESS: Lowongan Pekerjaan YLSA: Editor dan Penerjemah

______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Kita sering mendengar orang berkata bahwa doa merupakan "napas
  hidup" orang percaya. Namun, apakah mereka benar-benar mengerti akan
  arti dan pentingnya "napas hidup" tersebut bagi kelangsungan hidup
  rohani mereka? Masih banyak orang Kristen yang kurang memahami hal
  ini. Bukti yang paling nyata adalah kita sering kali melalaikan
  "kewajiban" kita untuk berdoa kepada Allah setiap waktu. Kita tidak
  sadar betapa pentingnya berdoa dan betapa Allah sendiri menghendaki
  agar kita memiliki hubungan yang intim dengan Dia.

  Melalui e-Doa edisi ke-7, kami mengajak para Pembaca e-Doa untuk 
  memahami lebih dalam pentingnya doa itu bagi kehidupan kita. Harapan 
  kami, semoga apa yang kami sajikan dapat menambah wawasan dan 
  pemahaman Anda tentang doa, dan membuat Anda semakin bergairah dan 
  meningkatkan jam-jam doa Anda. Tuhan memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
  http://doa.sabda.org/

______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                          PENTINGNYA BERDOA

  Efesus 6:18 mengatakan, "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
  berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak
  putus-putusnya untuk segala orang kudus." Jika kita merenungkan ayat
  ini, maka orang Kristen yang cerdas tentu tergerak hatinya dan akan
  berkata, "Aku harus berdoa, berdoa, sekali lagi berdoa. Aku harus
  berdoa dengan segenap hati dan kekuatanku." Kata "setiap waktu,
  permohonan yang tak putus-putusnya, segala orang kudus, dan
  berjaga-jagalah" artinya "tidak tidur". Rasul Paulus mengetahui
  sifat manusia yang malas, terutama malas untuk berdoa. Alangkah
  jarangnya kita berdoa sampai kita tahu bahwa kita telah memperoleh
  permintaan yang sudah kita doakan. Sering kali, gereja dan
  orang-orang Kristen hampir sampai kepada berkat di dalam doa mereka,
  tetapi pada saat itu mereka mengantuk dan berhenti.

  Mengapa doa yang tekun, tak kunjung padam, berjaga-jaga, dan
  berkemenangan sangat penting?

  1. Sebab ada iblis.

     Iblis memunyai banyak tipu muslihat. Dia tidak pernah berhenti,
     selalu membuat rencana untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Efesus
     6:12-13 
     berkata, "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah
     dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan
     penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap
     ini, melawan roh-roh di udara. Sebab itu ambillah seluruh
     perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan
     perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah
     kamu menyelesaikan segala sesuatu.", 2. Kegagalan yang kita alami di dalam hidup dan pekerjaan kita
     adalah karena melalaikan doa.

     Yakobus 4:2 mengatakan, "Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena
     kamu tidak berdoa." Kata-kata itu mengandung rahasia dari
     kemiskinan dan kelemahan orang Kristen karena lalai di dalam
     berdoa. Banyak orang Kristen bertanya, "Mengapa aku sedikit
     sekali maju di dalam kehidupan imanku?" Banyak pendeta bertanya,
     "Mengapa pekerjaanku begitu sedikit buahnya?" Banyak guru sekolah
     minggu bertanya, "Mengapa hanya sedikit yang bertobat di dalam
     kelas saya?" Jawab-Nya, "Lalai di dalam berdoa.", 3. Berdoa menjadikan seseorang berkenan kepada Allah.

     Bila tanggungan dari gereja pertama bertambah-tambah dan
     mendesak, mereka "menghimpunkan sekalian murid yang banyak itu,
     serta berkata: `Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan
     firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara,
     pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik dan yang
     penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas
     itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa
     dan pelayanan firman.`" Jelas sekali surat kiriman Rasul Paulus
     kepada gereja-gereja dan orang-orang saleh tentang doanya untuk
     mereka: bahwa banyak sekali waktu dan tenaganya dipergunakan
     untuk berdoa (Roma 1:10; Efesus 1:16; Kolose 1:9; 1 Tesalonika
     3:10; 2 Timotius 1:3).

  4. Berdoa mengambil bagian terpenting dalam kehidupan Yesus.

     Markus 1:35 mengatakan, "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap,
     Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan
     berdoa di sana." Hari yang telah lampau adalah hari yang sangat
     sibuk, tetapi Yesus mengurangi jam tidur-Nya, sehingga Ia boleh
     bangun dini hari dan bertekun di dalam doa. Lukas 6:12 berkata,
     "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan
     semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." Juru Selamat kita
     menganggap perlu sekali untuk kadang-kadang berdoa sepanjang
     malam. Di dalam keempat Injil, perkataan berdoa dipakai
     sekurang-kurangnya 25 kali. Jelas bahwa berdoa memakan banyak
     waktu dan tenaga. Seorang yang tidak menggunakan banyak waktunya
     untuk berdoa tidak dapat disebut pengikut Tuhan Yesus Kristus
     yang sejati.

  5. Doa adalah bagian yang terpenting dari pekerjaan Tuhan Yesus.

     Pekerjaan Tuhan Yesus tidak berhenti dengan kematian-Nya.
     Pekerjaan penebusan dosa telah selesai pada waktu itu, tetapi Ia
     bangkit dan naik ke surga serta duduk di sebelah kanan Allah
     Bapa. Ia memulai pekerjaan lain untuk kita yang sama pentingnya
     dengan pekerjaan penebusan dari dosa itu. Ibrani 7:25 berkata,
     "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua
     orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
     senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." Ayat ini menerangkan
     bahwa Tuhan Yesus dapat menyelamatkan kita dengan sempurnanya,
     sebab Ia tidak hanya mati, tetapi Ia juga hidup, serta
     menerangkan apa tujuan hidup-Nya sekarang, yaitu "memohonkan
     syafaat bagi kita" dengan berdoa. Berdoa ialah pekerjaan yang
     terpenting yang diperbuat oleh-Nya pada hari ini. Karena
     doa-doa-Nya, maka Ia sedang menyempurnakan iman kita.

     Roma 8:34 mengatakan, "Siapakah yang akan menghukum mereka?
     Kristus Yesus yang telah mati? Bahkan lebih lagi yang telah
     bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang menjadi
     Pembela bagi kita?" Jika kita bekerja bersama-sama dengan Yesus
     di dalam pekerjaan-Nya, kita harus menggunakan banyak waktu untuk
     berdoa dan kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, tekun,
     berjaga-jaga, dan berkemenangan. Saya tidak mengetahui sesuatu
     yang lain yang dapat memengaruhi saya demikian kuat untuk berdoa
     pada segala masa dengan tekun, kecuali pengertian bahwa berdoa
     adalah pekerjaan terpenting dari Tuhan Yesus Kristus yang telah
     bangkit. Saya mau bersekutu dengan Dia, dan untuk mencapai maksud
     itu, saya meminta kepada Tuhan, bagaimana Ia boleh menjadikan
     saya seorang pengantara, untuk menjadikan saya seorang yang tahu
     bagaimana seharusnya berdoa, dan seorang yang menggunakan banyak
     waktu untuk berdoa.

  6. Berdoa adalah jalan yang ditunjukkan Allah agar kita menerima
     berkat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan
     tepat pada waktunya.

     Ibrani 4:16 mengatakan, "Sebab itu marilah kita dengan penuh
     keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima
     rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan
     kita pada waktunya." Kata-kata itu menerangkan bahwa Allah
     menunjukkan suatu jalan, bagaimana kita dapat menerima berkat dan
     anugerah. Jalan itu ialah berdoa dengan sepenuh hati, dengan
     keyakinan, dan dengan kata-kata yang jelas. Ada anugerah yang
     besar bagi kita, dan kita mendapatkannya dengan berdoa. Alangkah
     baiknya apabila kita mau menginsyafi keagungan anugerah Allah
     yang kita miliki sebagai jawaban kepada permintaan kita, yaitu
     betapa tingginya, dalamnya, panjangnya, dan lebarnya kasih Allah.
     Dengan mengingat hal ini, kita seharusnya menggunakan waktu lebih
     banyak untuk berdoa. Ukuran dari anugerah yang diberikan kepada
     kita ditentukan oleh ukuran dari doa-doa kita. Siapakah yang
     tidak merasa bahwa ia membutuhkan anugerah yang berlimpah-limpah?
     Bertekunlah di dalam doa. Dalam hal ini, Allah menghendaki supaya
     kita mengucapkan setiap permohonan kita dengan iman dan tanpa
     rasa malu.

  7. Berdoa dalam nama Tuhan Yesus adalah jalan yang ditunjukkan oleh
     Tuhan Yesus sendiri kepada murid-murid-Nya untuk menerima
     kesukaan yang berlimpah-limpah.

     Yohanes 16:24 mengatakan, "Sampai sekarang kamu belum meminta
     sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima,
     supaya penuhlah sukacitamu." Siapakah orangnya yang tidak
     berharap supaya kesukaannya disempurnakan? Dan jalan supaya hal
     itu dapat terlaksana ialah dengan berdoa di dalam nama Tuhan
     Yesus. Mengapa berdoa dalam nama Tuhan Yesus membawa kesukaan
     yang berlimpah-limpah? Pertama, karena kita telah menerima apa
     yang kita minta. Tetapi hal ini bukan satu-satunya sebab, atau
     sebab yang terbesar. Hal ini menjadikan Allah sungguh-sungguh
     nyata di dalam kehidupan kita. Ia adalah Allah yang hidup! Tidak
     ada kesukaan di bumi atau di surga yang melebihi kesukaan
     bersekutu dengan Allah, dan berdoa dalam nama Tuhan Yesus membawa
     kita dalam persekutuan dengan Dia. Penulis Mazmur tentu tidak
     hanya berkata tentang berkat di kemudian hari, tetapi juga berkat
     saat ini, ketika ia berkata, "... di hadapan-Mu ada sukacita
     berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada hikmat senantiasa"
     (Mazmur 16:11). Alangkah besarnya kesukaan yang tak terkatakan
     ketika kita masuk ke hadirat Tuhan melalui doa.

  8. Berdoa dengan ucapan syukur adalah tujuan yang Allah tunjukkan
     agar kita menerima kebebasan dari segala kekhawatiran serta
     memperoleh damai sejahtera Allah.

     "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
     nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
     dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang
     melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam
     Kristus Yesus" (Filipi 4:6-7). Ayat ini menerangkan kepada kita
     bagaimana kehidupan itu dapat dicapai oleh tiap-tiap orang-orang
     Kristen. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga."
     Ayat ini menerangkan kepada kita bagaimana jalannya yang amat
     sederhana itu, "Tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
     kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."
     Tidakkah hal ini cukup jelas dan sederhana adanya? Karena itu,
     berhubunganlah selalu dengan Allah, dan bila kesukaran atau
     gangguan mendatangi engkau, katakanlah hal itu kepada Dia, dan
     ucapkanlah syukur kepada tiap-tiap perkara yang telah dikerjakan
     bagi Anda. Apakah hasilnya nanti? "Damai sejahtera Allah, yang
     melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam
     Kristus Yesus."

     Beberapa dari kita membiarkan kesibukan hidup mendesak doa kita,
     dan betapa banyak waktu dan tenaga yang dibuang dengan sia-sia
     karena kita terus bersusah hati! Satu malam di dalam doa akan
     menyelamatkan kita dari beberapa malam dengan penyakit insomnia.
     Waktu yang digunakan di dalam doa bukan merupakan waktu yang
     terbuang sia-sia, melainkan waktu yang dipergunakan untuk
     kepentingan besar.

  9. Berdoa adalah cara yang ditunjukkan oleh Allah untuk menerima Roh
     Kudus.

     Tuhan Yesus berkata, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
     pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di
     sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta
     kepada-Nya" (Lukas 11:13). Banyak orang telah menerima Roh Kudus
     pada waktu mereka menyerahkan diri pada Tuhan sebelum mereka
     sempat berdoa. Tetapi banyak yang mengalami baptisan Roh Kudus
     ketika mereka berlutut atau berhadapan dengan Allah, baik
     sendirian atau bersama-sama dengan orang lain. Pada suatu pagi di
     dalam ruangan doa di gereja di Chicago, di mana beberapa ratus
     orang berkumpul untuk berdoa, Roh Kudus dicurahkan demikian nyata
     dan tempat itu penuh dengan hadirat-Nya, sehingga tak seorang pun
     dapat berkata-kata atau berdoa, tetapi sukacita memenuhi tempat
     itu.

  10. Berjaga-jaga agar hati kita tidak dipenuhi dengan kenikmatan
      dunia.

      Lukas 21:34-36 berkata, "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan
      sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta
      kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan
      dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab
      ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah
      senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk
      luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan
      berdiri di hadapan Anak Manusia." Menurut ayat ini, hanyalah ada
      satu jalan untuk bersiap-siap bila Yesus datang untuk yang kedua
      kalinya, yaitu berjaga-jaga dan berdoa sungguh-sungguh.

  11. Karena segala sesuatu diakibatkan oleh doa.

      a. Doa memelihara pertumbuhan kerohanian kita.

         "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku
         dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku
         serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur
         139:23-24). 
         Maka Allah menembus dengan cahaya-Nya yang terang
         ke dalam tempat-tempat yang tersembunyi di dalam hatiku, dan
         dosa-dosa yang tidak pernah kucurigai, dinyatakan dengan
         jelas. Sebagai jawaban doa, Allah mencuci saya dari kejahatan
         dan dosa (Mazmur 51:2). Sebagai jawaban kepada doaku,
         "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang
         keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu" (Mazmur 119:18). Sebagai
         jawaban doa, saya mendapat hikmat untuk mengerti jalan Allah
         (Yakobus 1:5) dan kekuatan untuk berjalan di dalamnya. Ketika
         saya bertemu dengan Tuhan dan memandang muka-Nya di dalam
         doa, saya diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam
         kemuliaan yang semakin besar (2 Korintus 3:18). Tiap-tiap
         hari di dalam kehidupan doa yang sungguh-sungguh, menyebabkan
         saya bertambah-tambah menjadi serupa dengan Allahku yang
         Mahamulia.

         John Welch, menantu John Knox, adalah salah satu dari
         orang-orang yang paling setia di dalam doa yang pernah
         dikenal oleh dunia. Ia berpendapat bahwa suatu hari yang
         tidak dipergunakan untuk berdoa dan mempelajari sabda Allah
         selama 7 atau 8 jam adalah hari yang dipergunakan dengan
         sia-sia. Seorang tua berkata tentang John Welch setelah ia
         meninggal dunia: "Teladannya seperti Kristus." Bagaimanakah
         ia telah menjadi demikian seperti Tuhannya? Kehidupan doanya
         menerangkan hal itu.

      b. Doa mendatangkan kuasa di dalam pekerjaan kita.

         Jika kita ingin memperoleh kuasa dalam pelayanan yang kita
         lakukan, mungkin berkhotbah, menjadi guru, atau mendidik
         anak-anak kita, kita bisa mendapatkannya melalui doa. John
         Livingstone menggunakan 1 malam untuk berdoa kepada Allah.
         Ketika ia berkhotbah pada hari yang berikutnya di salah satu
         gereja, 500 orang bertobat, atau sejak waktu itu mereka 
         mendapat pertolongan rohani di dalam hidup mereka. Doa dan 
         kuasa selalu berdampingan.

      c. Doa berfaedah bagi pertobatan orang lain.

         Doa merupakan senjata paling ampuh yang dapat dilakukan
         ketika segala sesuatu yang kita lakukan menemui jalan buntu.
         Karena doa, maka musuh-musuh yang paling besar dari Injil
         telah menjadi pahlawan Injil yang paling berani, orang-orang
         berdosa yang amat buruk telah menjadi anak-anak Allah yang
         benar, dan perempuan yang hina telah menjadi orang-orang 
         saleh yang sejati. Alangkah besar kuasa dari doa.

      d. Berdoa mendatangkan berkat kepada gereja.

         Sejarah gereja menunjukkan bahwa gereja selalu mengalami
         kesukaran-kesukaran berat. Iblis benci kepada gereja dan
         berupaya dengan segala tipu muslihatnya untuk merintangi
         kemajuannya dengan pengajaran palsu dan perpecahan. Berdoa
         akan menghapuskan pertentangan di antara kita anak-anak
         Tuhan, mengurangi salah mengerti, menghapuskan iri hati dan
         kebencian, membasmi perkara-perkara yang tak senonoh, dan
         mendatangkan kepenuhan sejahtera Allah.

         Zaman Knox, Wesley, Whitefield, Edwards dan Brainerd, Finney,
         tahun 1857 di Amerika dan tahun 1859 di Irlandia, adalah
         zaman kegerakan besar, dan hal itu juga akan terjadi di zaman
         kita! Setan telah mengatur tenaga-tenaganya! Christian
         Science dengan Kristusnya yang palsu (berupa seorang
         perempuan), menegakkan kepalanya dengan megah. Orang-orang
         Kristen yang setia kepada alasan-alasan yang besar dari
         kebenaran Injil, berpandang-pandangan dengan kecurigaan.
         Iblis sedang merayakan pesta besar-besaran. Hari ini hari
         yang gelap, tetapi ... sekarang "waktu untuk bertindak telah
         tiba bagi Tuhan; mereka telah merombak Taurat-Mu" (Mazmur
         119:126). 
         Dan Ia sedang siap untuk bekerja, dan sekarang Ia
         sedang mendengarkan suara dari doa-doa anak-anak-Nya. Apakah
         Ia akan mendengar? Apakah Ia akan mendengar doa Anda? Apakah 
         Ia akan mendengar doa gereja sebagai satu tubuh, yaitu 
         tubuh-Nya sendiri? Saya yakin Dia mau!

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Bagaimana Kita Patut Berdoa
  Judul asli buku: How to Pray
  Penulis: R.A. Torrey
  Penerjemah: R.G. Yohanes
  Penerbit: YAKIN, Surabaya 
  Halaman: 5 -- 24

______________________________________________________________________
TOKOH DOA

                    PAULUS: DOA DALAM ROH KUDUS

  Nama Paulus disebut sebanyak 180 kali dalam 15 kitab di Perjanjian
  Baru. Dua puluh dua di antaranya adalah sebutan Saulus, namanya
  sebelum menjadi Kristen. Teologinya sangat penting dan berpengaruh,
  sebab ia menulis 13 kitab dari 27 kitab dalam Perjanjian Baru.

  Paulus adalah seorang pemimpin atau bapa gereja yang sangat 
  legendaris, terutama karena perubahan hidup dan pekerjaannya yang 
  berbalik 180 derajat. Sebelum bertobat, Saulus adalah seorang tokoh 
  Farisi, anggota sinagoge atau Dewan Sanhedrin yang memunyai 
  kekuasaan resmi untuk mengatur penganiayaan orang Kristen (Kisah 
  Para Rasul 26:10; Filipi 3:6). Dengan latar belakang pendidikan 
  tingginya, Paulus merupakan tokoh kaya dan terkemuka yang 
  berkedudukan tinggi.

  Sebagai tokoh anti-Kristen, Saulus menganiaya jemaat Tuhan tanpa
  batas untuk membinasakan mereka sama sekali (Galatia 1:13). Paulus
  menyebut dirinya seorang penganiaya yang kejam (1 Timotius 1:13).
  Saulus sering masuk dari rumah ke rumah untuk menyeret orang-orang
  Kristen keluar, menjebloskan mereka ke penjara, sambil dianiaya dan
  disesah supaya menyangkal iman mereka (Kisah Para Rasul 8:3, 22:4, 
  19, 26:10-11).

  Tetapi setelah bertobat, Paulus menjadi tokoh pemimpin Kristen yang
  sangat militan. Ia bersaksi: "Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih
  sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam
  bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat
  puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku
  dilempari batu ...." (2 Korintus 11:23-25).

  Paulus adalah seorang pemimpin dan pelopor misi. Tiga kali ia
  melakukan perjalanan penginjilan untuk menanam jemaat (church
  planting). Paulus juga membangkitkan pemimpin-pemimpin baru guna
  meneruskan pekerjaan penggembalaan jemaat-jemaat tersebut.

  Paulus adalah seorang pemimpin Kristen dengan kapasitas yang sangat 
  tinggi. Dari segi rohani, Paulus sangat luar biasa, penuh kuasa, dan 
  penuh urapan Roh Kudus. Pelayanannya penuh mukjizat, bahkan 
  saputangan atau kain yang pernah dipakainya mengandung urapan yang 
  dahsyat (Kisah Para Rasul 19:11-12). Dari segi intelektual, ia 
  setara dengan seorang doktor teologi masa kini. Setiap hari ia 
  mengajar teologi di ruang kuliah Tiranus (Kisah Para Rasul 19:9c).

  Kehidupan Doanya

  Kehidupan doa Paulus sarat dengan pengalaman adikodrati. Sejak awal,
  Paulus telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus secara
  supernatural. Ia mendengar suara-Nya dan melihat sinar kemuliaan-Nya
  (Kisah Para Rasul 9:3-5). Dalam doanya, Paulus pernah mengalami
  diangkat Tuhan ke surga tingkat tiga, melihat firdaus dalam segala
  kemuliaannya (2 Korintus 12:2-4)

  Banyak pemimpin Kristen masa kini memunyai kapasitas intelektual
  yang luar biasa. Mereka pakar dalam teologi dan meraih tingkat
  pencapaian akademis yang tinggi. Tetapi, apakah mereka juga memunyai
  kehidupan doa yang mendalam, itu persoalan lain.

  Paulus memberi kita sebuah teladan tentang kapasitas kepemimpinan 
  yang lengkap: rohani dan intelektual. Beberapa pemimpin Kristen 
  hanya menekankan salah satu di antaranya saja. Ketika telanjur 
  berpendidikan sangat tinggi dan bergelar doktor, kita merasa sudah 
  cukup. Sebaliknya, ketika pelayanan kita sudah sedemikian dahsyat, 
  pendidikan teologi kita remehkan, bahkan kita anggap sesat.

  Pada awal pertobatannya, Saulus didoakan dan dilayani oleh Ananias
  sehingga penglihatannya pulih, penuh Roh Kudus, dan kemudian
  dibaptis (Kisah Para Rasul 9:10-19a). Setelah itu, untuk beberapa
  tahun, Paulus tinggal di Gurun Arab sebelum kemudian masuk dalam
  pelayanannya yang dahsyat (Galatia 1:16-17).

  Meskipun telah berpendidikan tinggi, untuk menjadi seorang pemimpin 
  sejati, kita perlu banyak dilayani, didoakan, dan mengambil masa 
  persiapan rohani. Persiapan untuk menjadi seorang pemimpin tidak 
  cukup hanya persiapan secara intelektual. Yesus sendiri mengambil 
  doa dan puasa untuk jangka waktu yang lama, sebelum kemudian tampil 
  dalam pelayanan-Nya (Mattius 4:2, 17).

  Dalam pelayanan, Paulus menjadikan doa sebagai fondasi dan senjata
  kehidupannya. Dalam masa sulit di Filipi, setelah didera dan ditahan
  di ruang tengah penjara setempat, dalam keadaan terbelenggu, Paulus
  dan Silas berdoa memohon mukjizat Tuhan (Kisah Para Rasul 16:22-25).
  Doa persepakatan itu dijawab Tuhan sesuai janji Yesus dalam Injil
  Matius 18:19. Mukjizat ajaib pun terjadilah.

  Sebagai seorang pemimpin, Paulus melindungi jemaat dan anak-anak 
  rohaninya dalam doa syafaat. Kepada Timotius yang masih belia, 
  Paulus berkata bahwa ia selalu mengingatnya dalam permohonan, baik 
  siang maupun malam (2 Timotius 1:3b). Doa seorang bapa rohani sangat 
  berkuasa bagi kehidupan anak-anak rohaninya.

  Bahasa Roh

  Salah satu karunia yang menonjol berkaitan dengan kehidupan doa 
  Paulus adalah bahasa roh. Ia sendiri mengakui hal itu, katanya 
  kepada jemaat di Korintus: "Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa 
  aku berkata-kala dengan bahasa roh lebih dari kamu semua." (1 
  Korintus 14:18)

  Bagi Paulus, berdoa dan memuji Tuhan dengan bahasa roh merupakan 
  salah satu pola yang ia terapkan. Katanya: "Aku akan berdoa dengan 
  rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan 
  menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan 
  memuji juga dengan akal budiku." (1 Korintus 14:15)

  Menurut Paulus, bahasa roh merupakan salah satu bentuk karunia Roh 
  Kudus (1 Korintus 12:10b). Dalam pandangan Paulus, pertumbuhan 
  karakter harus diutamakan, tetapi setiap orang percaya juga harus 
  berusaha untuk memperoleh karunia-karunia itu (1 Korintus 14:1). 
  Dalam terjemahan lain (RSV), kita harus mengingini karunia-karunia 
  supernatural dari Roh Kudus itu dengan sungguh-sungguh (earnestly 
  desire).

  Dalam bahasa aslinya, ada dua istilah untuk bahasa roh atau bahasa 
  lidah. Pertama "xenolalia", yaitu bahasa-bahasa baru yang terpahami 
  secara akal budi yang diilhamkan oleh Roh Kudus. Kedua 
  "glossolalia", yaitu bahasa yang tak terpahami, yang memancar keluar 
  dari dalam roh kita menurut pimpinan Roh Kudus.

  Bahasa roh menurut Paulus adalah bahasa doa yang tak terpahami 
  secara akal budi, bersifat rahasia (1 Korintus 14:2). Dengan 
  berbahasa roh, roh kita berkomunikasi dengan Allah yang adalah Roh. 
  Jadi, doa dan penyembahan dalam bahasa roh merupakan jenis hubungan 
  spiritual yang mendalam dengan Tuhan.

  Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya 
  sendiri (1 Korintus 14:4). Doa dalam bahasa roh sangat membantu 
  pertumbuhan iman pribadi. Mengapa Paulus begitu kuat rohnya? Karena 
  ia mengembangkan doa dalam bahasa roh. Banyak orang Kristen dan 
  pemimpin Kristen lemah imannya karena kurang berdoa dan tidak 
  mengembangkan doa dalam bahasa roh.

  Doa dalam bahasa roh juga merupakan salah satu senjata peperangan 
  rohani (Efesus 6:18). Pada ayat ini, Paulus menulis tentang "segala 
  doa dan permohonan" yang dalam terjemahan lain diartikan bahwa doa 
  memunyai banyak macamnya. Ada doa permohonan, syafaat, ratapan, 
  puasa, dan salah satunya adalah doa dengan bahasa roh. Paulus adalah 
  seorang pemimpin yang tekun mempraktikkan beragam bentuk doa, 
  sehingga kemenangan demi kemenangan diraih dalam hidup dan 
  pelayanannya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
  Penulis: Haryadi Baskoro
  Penerbit Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
  Halaman: 105 -- 110

______________________________________________________________________
STOP PRESS

             LOWONGAN PEKERJAAN YLSA: EDITOR DAN PENERJEMAH

  Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) <http://www.ylsa.org> adalah sebuah
  yayasan Kristen yang terbeban dalam pelayanan dunia teknologi
  informasi, khususnya dalam menyediakan Alkitab dan bahan-bahan
  kekristenan secara tersambung (online). Saat ini YLSA membuka
  lowongan untuk para profesional muda yang ingin memberikan talenta
  terbaiknya untuk Tuhan dengan bekerja sebagai seorang Editor atau
  Penerjemah.

  Kualifikasi Khusus untuk Editor:
  1. S1 Sastra Indonesia, diutamakan dari bidang linguistik.
  2. Memiliki kecintaan terhadap bahasa Indonesia dan terbeban dalam
     pengembangan bahasa Indonesia.
  3. Berpengalaman dalam menyunting dan menulis naskah di media massa.

  Kualifikasi Khusus untuk Penerjemah:
  1. S1 Sastra Inggris.
  2. Berpengalaman dalam menerjemahkan naskah dari bahasa Inggris ke
     bahasa Indonesia dan sebaliknya.
  3. Memiliki pengalaman dalam menyunting naskah terjemahan.

  Kualifikasi Umum:
  1. Sudah lahir baru dalam Kristus dan sudah dibaptis.
  2. Memiliki panggilan yang jelas untuk melayani Tuhan.
  3. Diutamakan yang belum menikah.
  4. Menguasai tata bahasa dan EyD bahasa Indonesia.
  5. Gemar membaca dan menulis; mampu berpikir dan mengekspresikan
     diri.
  6. Memiliki profesionalitas, mampu bekerja dalam tim dengan tenggat
     waktu (deadline) yang ketat, memiliki ketelitian yang tinggi, dan
     berkeinginan besar untuk terus belajar.
  7. Nilai tambah:
     a. pernah mengikuti pelatihan penyuntingan naskah (Editor).
     b. pernah mengikuti pelatihan penerjemahan naskah (Penerjemah).
     c. pernah mengikuti seminar tentang bahasa Indonesia/Inggris.
  8. Bersedia ditempatkan di Solo, Jawa Tengah, minimal untuk 2 tahun.

  Jika Anda atau rekan Anda merasa terpanggil dan memenuhi kualifikasi
  di atas, segera kirimkan lamaran beserta kelengkapan lainnya (CV,
  fotocopy transkrip nilai dan ijazah, contoh tulisan Anda, dan surat
  referensi) ke alamat:
        HRD - YLSA
        Kotak Pos 25/SLONS
        Surakarta 57135

  Untuk informasi lebih lengkap silakan kirim e-mail ke:
  ==> < rekrutmen-ylsa(at)sabda.org >

  Informasi lowongan lainnya: http://ylsa.org/lowongan

  Catatan:
  --------
  Silakan sebarkan informasi ini kepada mereka yang membutuhkan.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 oleh e-Doa --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
Situs DOA: http://doa.sabda.org/
Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org