Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/98 |
|
e-Doa edisi 98 (9-4-2014)
|
|
_________________________________e-Doa________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) BULETIN DOA -- Doa Tuhan Yesus Edisi April 2014, Vol. 06 No. 98 Salam kasih, Pernahkah Anda membayangkan, seandainya 2000 tahun yang lalu Allah tidak turun menjelma menjadi manusia sehingga peristiwa salib tidak pernah terjadi? Jawabannya jelas, yaitu kematian dan kebinasaan. Tidak ada manusia yang akan selamat dari murka Allah, dan hidup niscaya hanya akan terisi dengan kekosongan dan keputusasaan tanpa akhir. Manusia mungkin akan berusaha keras untuk menghindarkan diri dari hukuman kekal, tetapi tidak ada jaminan yang pasti bahwa usaha itu akan berhasil. Syukurlah, hal itu tidak pernah terjadi. Kita sekarang dapat hidup dengan sukacita dan penuh pengharapan karena kita memiliki Juru Selamat yang sungguh besar dan hidup, yang telah menyelamatkan kita dari jurang kebinasaan. Yesus bangkit dan menang, dan kita pun mendapat kehidupan dari-Nya. Haleluya! Segenap Redaksi publikasi e-Doa mengucapkan selamat Paskah kepada seluruh pembaca e-Doa. Karya kasih dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus kiranya menjadi penyuluh yang memberi inspirasi dalam mengolah aneka persoalan hidup. Amin. Pemimpin Redaksi e-Doa, N. Risanti < okti(at)in-christ.net > < http://doa.sabda.org > RENUNGAN: JANGAN KEHENDAKKU, BAPA Ditulis oleh: N. Risanti "Jika jiwaku berdoa kepadaMu, Tuhanku, ajar aku t`rima saja pemberian tangan-Mu dan mengaku, s`perti Yesus di depan sengsara-Nya: Jangan kehendakku, Bapa, kehendak-Mu jadilah." Saya selalu terkesan dengan syair dalam lagu Kidung Jemaat 460 di atas, yang mengandung satu ajaran yang sangat indah tentang doa. Dalam pergumulan dan kengerian-Nya menghadapi penderitaan salib yang berat, Yesus dengan rendah hati menyerahkan diri kepada kehendak Bapa-Nya di surga. "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) Tidak mudah untuk mengatakan hal tersebut ketika Yesus mengetahui kengerian macam apa yang akan dihadapi-Nya. Ia memang Anak Allah yang berkuasa, tetapi Ia juga manusia yang dapat merasakan sakit dan penderitaan. Dan, jalan salib adalah kutuk berat yang tidak seharusnya dan sepantasnya Ia terima. Tetapi, toh Yesus taat pada kehendak Bapa ketika cawan itu harus diterima-Nya. Dan, kita pun beroleh anugerah keselamatan lewat pengorbanan-Nya di kayu salib. Doa Tuhan Yesus di taman Getsemani sesungguhnya mengungkapkan inti ajaran-Nya tentang sikap doa. Berdoa adalah satu sikap untuk merendahkan diri, menundukkan hati, dan menyerahkan hasil keputusan di bawah kedaulatan Tuhan. Tanpa ketiganya, doa akan kehilangan makna dan identitasnya yang sejati, yaitu terjadinya kedaulatan Allah. "Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu" juga akan menjadi satu pernyataan iman, yang menunjukkan bahwa kita percaya kehendak Allah adalah yang terbaik, yang akan membuahkan sesuatu yang baik dalam kehidupan kita. Itulah iman. Itulah doa yang sejati. Lalu, siapkah kita untuk selalu tulus berkata, "Bukan kehendakku, Bapa," di dalam doa-doa kita untuk tunduk dan percaya akan kuasa Allah yang besar? Mari, kita belajar dari Tuhan Yesus! Diambil dari: Nama situs: Paskah Alamat URL: http://paskah.sabda.org/jangan_kehendakku_bapa Penulis: N. Risanti Tanggal akses: 6 Maret 2014 ARTIKEL: DOA-DOA DI ATAS KAYU SALIB Kedukaan salib Yesus sering begitu mendalam sehingga ketika kita merenungkannya, kita tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Kita menemukan bahwa kita berada dalam dunia yang sunyi saat Allah mengajar pikiran dan roh kita tentang nilai dari perkataan Kristus yang sedang sekarat. Karena di atas kayu salib itulah, kata-kata terakhir dari kehidupan manusia Yesus diucapkan. Seperti di setiap kata yang diucapkan oleh Yesus, ada banyak hal yang bisa dipelajari di sini. Kata-kata terakhir ini berupa doa-doa. Dengan mempelajari doa- doa ini, kita bisa belajar mengenai nilai sebenarnya dari segala doa. Yesus adalah Anak Allah, tetapi Ia juga Manusia. Kenyataan bahwa kata- kata yang diucapkan-Nya saat sedang sekarat adalah doa, menunjukkan sebuah kehidupan yang berkomitmen pada doa. Ia tahu ini bukan komitmen yang mudah. Tidak ada yang bisa mengalami kehidupan doa sejati yang berarti, tanpa adanya komitmen yang mendalam. Hal ini terlihat jelas dalam doa Yesus "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Lukas 23:46). Yesus menyerahkan diri-Nya untuk sebuah kehidupan doa yang baru. Setiap hari dalam kehidupan kita, Yesus berdoa untuk Anda dan saya. Kita merasa tenang mengetahui bahwa kita berada dalam doa- Nya, dalam persiapan untuk kehidupan doa yang baru ini, yang kita baca dalam Alkitab tentang Yesus yang berdoa (Lukas 11:1; Yohanes 17). Dalam Yohanes 17:20-24, Yesus berdoa untuk kita, bahkan sebelum disalib ketika Ia berdoa "... juga bagi mereka yang akan percaya kepada-Ku (Yesus), melalui pemberitaan mereka." (Yohanes 17:20) Yesus juga mendorong kita untuk berdoa melalui perumpamaan tentang janda yang gigih (Lukas 18:1-8). Dia tidak hanya mempersiapkan diri- Nya sendiri untuk kehidupan doa, tetapi mendorong kita untuk melakukan hal yang sama. Jika kita ingin menjadi seperti Yesus, kita harus membuat doa menjadi fokus hidup kita. Sebuah kehidupan doa menjadi sulit ketika teman-teman mengkhianati Anda, atau menyebabkan tubuh Anda sakit. Yesus berdoa tentang hal-hal seperti itu. Sebagaimana saat Dia sedang sekarat, Ia berdoa, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34). Kurangnya pengampunan membuat kita tidak peka terhadap hal-hal rohani. Hal ini menghambat doa-doa kita karena kita berfokus pada kesalahan yang telah dilakukan. Sebaliknya, kita harus melupakannya dan berfokus pada Tuhan. Yesus tidak mau keinginan-Nya menjadi sesuatu yang kurang sempurna di dalam kasih. Yesus berdoa memohon pengampunan sehingga orang-orang akan dihukum dan kebenaran akan dipulihkan. Jika Anda mengalami kesulitan mengikuti teladan Kristus, serahkanlah rasa benci itu kepada Allah, ampunilah orang yang telah bersalah kepada Anda, tidak peduli seberapa pun tidak adilnya kesalahannya. Setelah mengikuti teladan Kristus, Anda akan merasakan kelegaan dalam roh Anda, sebagaimana Kristus menginginkan hubungan Anda dengan Allah dipulihkan. Inilah juga yang Dia inginkan bagi orang-orang yang telah menyakiti-Nya. Tidak peduli siapa Anda atau apa yang Anda lakukan, Yesus berdoa memohon pengampunan sehingga hubungan dengan Allah diperbarui. Doa lain yang diucapkan oleh Yesus adalah "... `Aku haus.`" (Yohanes 19:28) Ia berdoa demikian bukan karena Ia membutuhkan minuman duniawi. Namun, karena Yesus merindukan tangan Allah yang menenteramkan atas diri-Nya. Ketika hidup ini mengecilkan hati, doa adalah seperti air dari Allah untuk roh kita. Pada saat putus asa, kita memiliki dua pilihan: menyerah atau melipat tangan dalam doa. Jika kita memilih seperti yang Kristus lakukan, yaitu berdoa, kita akan mengalami hujan penyembuhan Roh Allah yang menjamin atas diri kita. Di atas kayu salib, Yesus berdoa dengan suara keras "Allah-Ku, Allah- Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:45; Mazmur 22:1) Dalam bahasa Yunani, ini menghasilkan makna, "Mengapa Engkau meninggalkan Aku." Karena ini dikombinasikan dengan suara nyaring, ada pendapat bahwa perbuatan meninggalkan itu telah berakhir. Teriakan mengacu pada kemenangan dan menunjukkan bahwa Yesus tahu kemenangan itu, sebelum Ia menyerahkan nyawa-Nya. Dalam Mazmur, ada harapan akan pembebasan. Ketika kita dikalahkan, kita mungkin merasa Tuhan telah meninggalkan kita. Dengan menaikkan doa seperti ini, Yesus mengingatkan kita bahwa Tuhan akan memberi pembebasan dan kemenangan. Bahkan, dalam percakapan Yesus dengan pencuri (Lukas 23:32-43), Ia menetapkan sebuah pola doa. Ketika berbicara kepada pencuri di kayu salib bahwa ia akan berada di surga, Yesus berbicara tentang firdaus surgawi yang dapat kita miliki di bumi dan di surga. Setiap kali berdoa, kita masuk ke dalam surga dari kehadiran Allah. Kata-kata Yesus yang lain di kayu salib menyatakan doa dalam tindakan. Sementara sedang sekarat, Yesus merasa prihatin atas ibu-Nya. Ibu-Nya berdiri di bawah salib dan di sampingnya berdiri seorang murid yang dikasihi (Yohanes 19:25-27). Kepada ibu-Nya Yesus berkata, "Ibu, inilah anakmu," dan kepada murid itu Ia berkata, "Inilah ibumu." Kalimat setelah pernyataan itu mengatakan bahwa murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Yesus tahu ibu-Nya akan dirawat oleh murid-Nya. Saudara-saudara-Nya ternyata tidak bisa merawatnya. Setiap kali kita melayani orang lain, kita menempatkan doa ke dalam tindakan. Dengan menjawab Yesus, murid itu sedang melayani Yesus dan ibu-Nya. Kemudian, dalam Kisah Para Rasul 1:14, Maria ada bersama dengan saudara-saudara- Nya. Kedua bagian ini menunjukkan bahwa hubungan dengan Kristus adalah di dalam doa. Semua doa diperkuat dengan pelayanan kepada orang lain. Pada saat mengembuskan napas terakhir-Nya, Yesus mengatakan bahwa itu sudah genap (Yohanes 19:30). Waktu-Nya di bumi sudah selesai. Ia menyerahkan diri-Nya kepada Allah tanpa cela. Karya-Nya di bumi telah selesai. Pekerjaan doa di surga terjadi. Mulailah berdoa hari ini. Berikanlah diri Anda kepada Yesus dalam doa setiap hari. Mintalah Tuhan untuk membantu Anda berdoa dan terus berdoa. Dia akan membangun perbuatan baik di dalam Anda (Filipi 1:3-6). (t/Jing Jing) Sumber asli: Nama situs: On Earth As In Heaven Alamat URL: http://www.onearthasinheaven.com/prayer3.html Judul asli artikel: Prayers From The Cross Penulis artikel: Sharon Paskewitz Tanggal akses: 8 Oktober 2013 Diambil dari: Nama situs: Paskah Alamat URL: http://paskah.sabda.org/doadoa_di_atas_kayu_salib Penulis: Sharon Paskewitz Tanggal akses: 6 Maret 2014 STOP PRESS: SUMBER BAHAN TERBAIK KIDUNG.CO Kabar gembira! Mulai saat ini, Anda akan mendapatkan informasi seputar bahan-bahan kidung dengan lebih mudah, cepat, dan berkualitas. Bagaimana caranya? Kunjungilah situs Kidung.co dan temukanlah bahan- bahan terbaik dari berbagai sumber, baik berupa artikel, ilustrasi khotbah, lagu terpopuler sepanjang masa, dan kumpulan himne (KJ, NKB, PKJ, KPRI, PPK, dan Nyanyian Pujian). Selain itu, Kidung.co juga mempermudah Anda untuk menemukan komunitas Kristen yang berfokus pada musik dan puji-pujian. Jangan lewatkan kesempatan berharga ini, dapatkan bahan-bahan terbaik yang Anda inginkan melalui situs kidung.co. Tunggu apa lagi, kunjungilah kidung.co sekarang juga!! ==> http://kidung.co Kontak: doa(at)sabda.org Redaksi: N. Risanti dan Sigit Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |