Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/97 |
|
e-Doa edisi 97 (13-3-2014)
|
|
_________________________________e-Doa________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) BULETIN DOA -- Berdoa bagi Musuh Edisi Maret 2014, Vol. 06 No. 97 Salam kasih, Harga diri merupakan cara pandang seseorang secara keseluruhan terhadap dirinya sendiri. Dalam banyak hal, harga diri begitu berperan dalam tindakan atau respons seseorang terhadap lingkungan atau situasi yang sedang dihadapi. Harga diri yang diusung terlalu tinggi sering kali membuat seseorang hanya melihat dirinya sendiri. Sebaliknya, jika terlalu rendah, itu akan membuat seseorang menarik diri dari lingkungan atau komunitas sehingga membuatnya tidak produktif. Dalam kekristenan, Tuhan Yesus telah menunjukkan di mana kita seharusnya meletakkan harga diri kita. Ketika percaya kepada Kristus, kita telah menyerahkan diri kita seluruhnya kepada-Nya, termasuk harga diri kita. Tuhan berfirman, "Berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu." Ini jelas suatu perintah yang akan bertentangan dengan harga diri kita, terutama saat harga diri kita direndahkan. Namun, kita harus melakukannya karena itu adalah perintah Tuhan kita. Bagaimana melakukannya? Silakan simak sajian e-Doa edisi ini. Kiranya artikel yang kami sajikan dapat menolong Anda menempatkan harga diri di tempat yang dikehendaki Yesus. Tuhan memberkati. Redaksi Tamu e-Doa, Berlin B. < http://doa.sabda.org > RENUNGAN: HARGA DIRI DAN BERDOA BAGI MUSUH Ditulis oleh: N. Risanti Kita mungkin dapat dan sering memaafkan kesalahan orang lain yang hanya bersifat merugikan atau lalai. Tetapi, akan sangat berbeda halnya jika masalah telah memasuki ranah penghinaan yang berkenaan dengan harga diri. Kita akan sulit memaafkan orang yang telah merendahkan atau menjatuhkan harga diri kita karena harga diri adalah hal yang paling esensial dari keberadaan seorang pribadi. Harga diri membutuhkan penghargaan, bukan penghinaan. Namun, perhatikan apa yang menjadi ajaran Yesus dalam Matius 5:44, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." Bukan mengutuk, melainkan mendoakan. Tidak membalas, tetapi mengampuni. Alangkah sulitnya! Tetapi, itulah faktanya. Tidak akan ada solusi dari aksi balas-membalas. Di sini, Tuhan Yesus bukan sekadar mengajarkan tentang pengampunan, melainkan juga menyelesaikan masalah dan melanjutkan hidup ke arah yang lebih baik. Menang dari belenggu kebencian dan kepahitan, dan menang untuk hidup dengan perasaan damai sejahtera. Sulit? Tentu saja. Tidak mudah untuk mengobati harga diri yang telah terluka. Tetapi, Anda akan mampu melakukannya jika Anda berdoa agar Allah yang memampukannya bagi Anda. Lepaskan, doakan, dan ampuni mereka yang telah melukai atau merendahkan harga diri Anda. Sesungguhnya, Anda tidak kehilangan harga diri ketika mengampuni dan berdoa bagi musuh, tetapi justru mendapatkannya dalam nilai yang lebih tinggi di hadapan Allah. Maukah Anda berdoa bagi musuh Anda? ARTIKEL: BERDOA BAGI MUSUH-MUSUH KITA Memilih untuk mengasihi dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita membuat orang kafir terheran-heran, namun ini adalah gaya hidup yang untuknya kita dipanggil oleh Allah. Kita harus mengasihi semua orang, terlepas dari bagaimana mereka memperlakukan kita. Meskipun beberapa orang mungkin menjadi musuh kita, mereka adalah orang-orang yang membutuhkan hubungan yang menyelamatkan dengan Yesus dan pemahaman tentang ketuhanan-Nya dalam hidup mereka. Firman Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi mereka, berdoa agar mereka masuk ke dalam kerajaan-Nya! Sebelum membaca lebih jauh, pikirkan seseorang yang menurut Anda adalah musuh Anda. Mintalah anggota keluarga Anda untuk melakukan hal yang sama. Baca, pelajari, terapkan, dan doakan kebenaran firman Tuhan sehingga musuh Anda akan tertarik pada kerajaan Yesus. Mengetahui Musuh Anda yang Sesungguhnya Alkitab menyatakan bahwa musuh utama kita adalah Setan. "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu- penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12) Oleh karena itu, kita harus mengakui bahwa di balik musuh darah dan daging kita, ada Setan yang sedang bekerja. Rasul Paulus mungkin memahami konsep ini lebih lengkap daripada salah satu murid atau orang percaya lainnya. Pada suatu waktu, ia menganiaya para pengikut Yesus, bahkan memberikan suaranya agar banyak yang dihukum mati sementara ia menyaksikan. Sebuah kisah tentu dapat menyatakan bahwa Paulus menganggap semua orang percaya adalah musuh- musuhnya, dan sebaliknya. Namun, saat Tuhan menarik perhatian Paulus di jalan ke Damaskus, yang akhirnya menyebabkan keselamatannya melalui Yesus, ia menggenggam rahmat Tuhan untuk pertama kalinya. Dia mengerti bahwa para pengikut Yesus bukan musuhnya, karena Allah memberinya pemahaman yang luar biasa tentang musuh yang sebenarnya: Setan. Paulus berubah dari musuh Allah menjadi anak Allah melalui perjumpaan pribadi dengan Yesus. Dia menggambarkan perbedaannya, berdasarkan pengalaman pribadi, kepada jemaat di Filipi: "Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga." (Filipi 3:18-20a) Penting juga untuk diingat bahwa, seperti Paulus, dahulu kita masing- masing adalah musuh Allah: "Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan, bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu." (Roma 5:9-11) Karena kita telah mengalami belas kasihan Allah, bukankah seharusnya kita juga meneruskannya ke orang lain? - Periksalah hati Anda sebagai sebuah keluarga untuk memastikan bahwa Anda tidak mengizinkan Iblis untuk memiliki pijakan dalam hidup Anda, di mana Anda telah bertindak terhadap orang lain dalam cara yang tidak layak bagi Kristus. Dengan pertobatan dan penyesalan yang saleh, mintalah pengampunan-Nya dan dapatkan pengampunan dari mereka yang hubungannya mungkin telah Anda rusak melalui kata-kata atau tindakan. Kita melayani demi Kristus, atau melakukan pekerjaan musuh jiwa kita. - Mungkin ada orang-orang yang telah menyakiti atau menganiaya Anda atau keluarga Anda dalam beberapa cara. Jika demikian, Allah memanggil Anda untuk mengampuni mereka. Berdoalah agar Bapa menolong Anda untuk melihat musuh tersebut melalui mata-Nya. Mintalah Dia untuk memberikan hati yang mengampuni. Ini mungkin berarti bahwa Anda perlu pergi ke seseorang untuk menyampaikan pengampunan agar hubungan Anda baik dan dipulihkan. Yesus Berdoa untuk Musuh-Nya Yesus memiliki musuh-musuh, dan mereka menyalibkan Dia. Namun, seperti yang kita tahu, Dia memiliki kemenangan sempurna pada akhirnya. Namun, karena kasih Allah akan dunia ini sehingga Dia mengutus Yesus untuk mati, Anak-Nya tidak meninggalkan bumi tanpa berdoa bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematian-Nya. Yesus, yang mengatakan kepada kita untuk mengasihi dan berdoa bagi musuh-musuh kita, menunjukkan pemberian kasih yang sempurna ketika tergantung di kayu salib: "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." (Lukas 23:34a) Yesus berdoa bagi musuh-musuh-Nya, masakan kita tidak mau melakukannya? Salah satu perintah yang paling menakjubkan dari Kristus adalah untuk mengasihi musuh kita. Dalam kedagingan kita, kita tentu ingin membalas atau melawan ketika kita diperlakukan tidak ramah atau dianiaya. Yesus mengajarkan pengampunan dan belas kasihan: "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." (Lukas 6:36) Gaya hidup-Nya menunjukkan kasih karunia, supaya hidup kita juga demikian. Ia lebih jauh melakukan satu langkah perintah-Nya, menambahkan tingkat kesulitan lain: "Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44 b) Semoga artikel ini memberikan dasar yang kuat untuk mendidik anak-anak Anda mengasihi musuh-musuh mereka sehingga mereka bisa memutuskan untuk berdoa bagi mereka agar mengenal Yesus sebagai Juru Selamat dan Tuhan. Yudas juga berbicara tentang pentingnya belas kasihan: "Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api ...." (Yudas 1:22) Karena rahmat Allah, kita diselamatkan. Kita harus menyampaikan rahmat-Nya kepada mereka yang masih menjadi musuh-musuh Allah sehingga mereka juga bisa menerima apa yang telah diberikan kepada kita. Mengatasi Kejahatan dengan Kebaikan "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara- saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:17-21) Bagaimana orang yang belum diselamatkan lebih bisa datang ke kerajaan Allah -- melalui balas dendam, atau dengan tindakan yang penuh kasih dan doa untuk mereka? Ini adalah konsep yang sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak, sebagai respons pertama mereka yang sering memukul balik, memikirkan balas dendam, memutuskan persahabatan, dll., melainkan agar berdoa, terus bersikap baik, dll.. Kadang-kadang, saya mengatakan hal-hal yang tidak baik kepada suami saya, yang biasanya tidak saya utarakan padanya. Dia pria yang berjiwa mulia, dia selalu merespons ramah kepada saya dan tidak pernah kasar. Dia tidak mencoba untuk membalas saya atau mengatakan sesuatu yang menyakitkan sebagai respons. Apa dampaknya pada saya? Ini membuat saya datang kepada Allah dalam pertobatan dan kemudian datang kepada suami saya untuk meminta maaf! Berapa banyak argumen atau situasi menyakitkan dalam keluarga kita dapat dihindari dengan hanya menanggapi secara ramah bukannya melawan -- menyerahkan kepada Allah, bukan kepada kedagingan manusia alam kita? Ini benar-benar berhasil! Saya merasa tidak enak untuk menyakiti perasaan suami saya atau menyerang dia karena dia begitu baik! Jika dia balik marah kepada saya, saya tidak yakin saya akan merasa sangat menyesal. Akan tetapi, karena ia merespons dalam kasih, ia membawa saya kembali ke dalam hubungan yang benar dengan dia, dan dengan Tuhan. Bagaimana Berdoa untuk Musuh Anda? Tuhan kita adalah "... Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada." (Roma 4:17 b) Kadang-kadang, sulit untuk membayangkan bahwa musuh-musuh kita pernah bisa berpaling dari kejahatan dan datang kepada Kristus, tetapi Dia memanggil kita untuk berdoa bagi mereka. Apa yang tampaknya mustahil untuk kita, tidak mustahil bagi Allah (Markus 10:27). Adakah kasih yang lebih besar daripada berdoa kepada Tuhan untuk menarik mereka ke dalam kerajaan-Nya? Ingatlah orang yang Anda, dan setiap anggota keluarga, anggap sebagai musuh. Berikut adalah beberapa ayat dari Kolose yang bisa Anda doakan bagi mereka. - Berdoalah agar Tuhan menyelamatkan mereka dari kuasa kegelapan dan membawa mereka "ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa" (Kolose 1:13- 14). - Di hadapan-Nya, tanpa cacat dan bebas dari tuduhan (Kolose 1:21-22). - Berdoalah agar Tuhan akan memberi tahu mereka kekayaan dan kemuliaan-Nya melalui misteri Kristus (Kolose 1:27). Berdoalah agar mereka dapat "... mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan." (Kolose 2:2-3) - Berdoalah agar mereka "... mematikan dalam diri [mereka] segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala." (Kolose 3:5) - Berdoalah agar mereka membuang "... marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut [mereka]." (Kolose 3:8) - Berdoalah agar mereka akan menjadi salah satu anak-anak Allah, dikuduskan dan dikasihi, diperlengkapi dengan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (Kolose 3:12). - Berdoalah agar mereka dapat mengetahui dan memiliki kasih Tuhan (Kolose 3:14). - Berdoalah agar mereka dapat mengenal damai Kristus dan bahwa hal itu akan memerintah dalam hati mereka (Kolose 3:15). (t/Jing Jing) Diterjemahkan dari: Nama situs: Harvest Prayer Alamat URL: http://harvestprayer.com/resources/articles/prayer-evangelism/praying-for-enemies Judul asli artikel: Praying for Our Enemies Penulis artikel: Kim Butts Tanggal akses: 25 Juni 2013 STOP PRESS: SABDA.ORG: SUMBER BAHAN DAN INFORMASI KEKRISTENAN BAGI MASYARAKAT KRISTEN INDONESIA Apakah Anda selalu ingin diperlengkapi dengan bahan-bahan kekristenan yang berkualitas? Anda ingin membaca bacaan rohani yang alkitabiah setiap hari? Kunjungilah situs SABDA.org yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >. Dapatkan jutaan bahan kekristenan yang bermutu dan alkitabiah dalam situs SABDA.org < http://sabda.org >. Situs ini menyediakan berbagai macam bahan kekristenan yang lengkap dan berkualitas dari berbagai bidang pelayanan, mulai dari bahan-bahan untuk pelayanan anak, pemuda dan remaja, wanita, penulis, konseling, kesaksian, pelayanan misi, dan masih banyak lagi. Melalui situs sabda,org, Anda juga dapat terhubung dengan situs-situs YLSA dan semua produk pelayanan YLSA yang dapat Anda akses dan unduh secara gratis. Segera kunjungi situs SABDA.org! Dapatkan akses ke jutaan bahan yang dapat mendorong pertumbuhan rohani Anda dan untuk memperlengkapi Anda dalam pelayanan tubuh Kristus. Kontak: doa(at)sabda.org Redaksi: N. Risanti dan Sigit Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |