Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/92

e-Doa edisi 92 (12-12-2013)

Menyediakan Waktu Bersama Tuhan (1)

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)

BULETIN DOA -- Menyediakan Waktu Bersama Tuhan (1)
Edisi Desember 2013, Vol. 05 No. 92

Salam kasih,

Desember tiba dan Natal telah di depan mata! Pada bulan ini, banyak umat 
kristiani yang tengah sibuk menyiapkan berbagai acara untuk memperingati 
kelahiran Yesus, baik di gereja, di rumah, maupun di berbagai komunitas 
pelayanan. Latihan paduan suara, latihan drama, bakti sosial, menjadi panitia 
acara natal, menyiapkan bingkisan, adalah sebagian dari kesibukan khas di bulan 
Desember yang lekat dengan Natal. Desember kemudian dipenuhi dengan ingar-bingar 
kesibukan Natal sehingga tak jarang menutupi makna Natal yang sesungguhnya.

Yesus adalah sumber sukacita Natal. Segala kesibukan dan perayaan Natal 
sesungguhnya tidak akan berarti tanpa kehadiran-Nya dalam hati kita. Demikian 
juga dengan waktu bersama Tuhan. Segala jerih payah, kesibukan dan rutinitas 
kehidupan kita akan berakhir dalam kesia-siaan jika kita tidak menyediakan waktu 
khusus untuk bersama dengan Tuhan. Dia yang memegang kendali atas seluruh alam 
raya dan ciptaan, sumber energi dan daya atas kehidupan. Hanya bersama Tuhan 
saja kita akan dimampukan untuk menghadapi setiap persoalan dan menjalani hari 
demi hari dengan berarti.

"Tidak ada macam kehidupan yang lebih manis dan menyenangkan di dunia ini 
dibandingkan percakapan yang terus-menerus dengan Tuhan." (Brother Lawrence)

Selamat menyiapkan hati menyambut Natal dan menyediakan waktu bersama Tuhan!

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://doa.sabda.org >


          ARTIKEL DOA: MENGGUNAKAN WAKTU SENDIRI BERSAMA ALLAH

Dalam bukunya (saya kira) "The Grass Is Always Greener Over The Septic Tank" 
("Rumput Selalu Lebih Hijau di Sekitar Tangki Kakus" - red), Erma Bombeck 
berbicara tentang apa yang terjadi pada ibu rumah tangga pinggiran kota. Jika 
tidak hati-hati, menjadi seorang istri yang membesarkan anak tanpa menemukan 
makna di luar pekerjaan rumah tangga, mungkin dapat menjadikan seorang wanita 
memudar ke latar belakang kehidupan keluarganya, kehilangan semua eksistensi 
yang ada.

Dia menulis, "Tak lama kemudian, Anda menjadi seperti bagian lain dari rumah --
seperti blender listrik. Anak-anak Anda pulang dari sekolah, menatap mata Anda, 
dan bertanya kepada Anda apakah ada orang di rumah."

Saya percaya hal yang sama berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan, khususnya 
dalam masyarakat tempat kita hidup hari ini.

Hidup ini begitu sibuk. Dan, bukan hanya sibuk, tetapi juga cepat. Kita bekerja 
berjam-jam lamanya dan menemukan diri kita harus terburu-buru untuk 
melakukannya. Sepertinya tidak pernah ada cukup waktu dalam sehari dan segala 
sesuatu dan semua orang sangat menuntut waktu kita.

Craig Miller menulis bahwa langkah cepat hidup kita mulai bertambah kecepatannya 
pada tahun 1980 dengan adanya penemuan komputer pribadi. Ditambah dengan 
internet, laju kehidupan di dunia kita akan menjadi lebih cepat secara 
eksponensial.

Apa artinya?

Ketika Joey pulang sekolah beberapa minggu lalu, dia ingin membuat kesepakatan 
dengan saya. Dia ingin agar saya mengganti uang sakunya. Dia ingin saya mulai 
memberinya 1 sen hari ini dan minta untuk menggandakan uang sakunya setiap hari 
selama 30 hari ke depan.

Nah, jika Anda pernah mendengar teka-teki matematika ini, Anda tahu bahwa dalam 
waktu 30 hari, 1 sen itu bertambah dua kali lipat hingga menjadi 10 juta dolar.

Craig Miller mengatakan bahwa apa yang terjadi di dunia teknologi kita sedang 
mengalami tingkat yang sama. Dia menyebutnya pertumbuhan eksponensial.

Hanya saja, hal itu tidak hanya memengaruhi aspek teknologi dari kehidupan kita. 
Teknologi, pada gilirannya memengaruhi segala sesuatu tentang kita, yaitu cara 
kita bekerja, cara kita bermain, harapan pada respons, dan produktivitas kita. 
Oleh karena itu, hubungan kita terpengaruh. Apa yang kita lakukan seorang 
terhadap yang lain dan bagaimana kita menghargai hubungan tersebut menjadi 
diatur oleh dua faktor dalam hidup kita: ekonomi dan waktu kita.

Apakah mengherankan jika kita memiliki kesulitan menemukan waktu berbicara 
dengan Tuhan? Apakah mengherankan bahwa setiap waktu yang digunakan secara 
kontemplatif, reflektif, mendengarkan Allah membuat kita merasa bersalah? Kita 
memiliki begitu banyak hal yang harus dilakukan, begitu banyak yang harus 
diselesaikan sehingga Allah sering terlupakan di dalam hidup kita.

Pelajaran Alkitab kita malam ini diambil dari cerita Lukas tentang kehidupan 
Yesus. Kita baru di pasal 5, tetapi sudah begitu banyak yang telah terjadi. 
Beberapa pasal pertama dimulai dengan menceritakan tentang kelahiran Yesus, dan 
bahkan tentang masa kecil-Nya. Pelayanan mengajar dan menyembuhkan belum dimulai 
sampai pertengahan pasal 4. Dan di sini, kita hampir satu pasal berikutnya --
pertengahan pasal 5.

Ayat-ayatnya menyiarkan tentang pelayanan Yesus. Sering kali, orang banyak 
mengejar Dia dan berkumpul di sekeliling-Nya. Mereka datang untuk mendengar 
perkataan-Nya yang berisikan pengharapan. Lukas mengatakan mereka datang untuk 
disembuhkan dan dipulihkan dari sakit penyakit.

Namun, ada sesuatu tentang Yesus, yang Lukas tidak ingin kita lewatkan. Ini 
adalah sesuatu yang spesifik tentang Yesus, yang sangat penting bagi Lukas, 
sesuatu yang menurutnya sangat penting bagi kita juga. Yesus selalu menyediakan 
waktu untuk menarik diri dari dunia dan berdoa, untuk berbicara dengan Allah.

Jangan lewatkan aspek kehidupan Yesus tersebut. Ketika kita bertanya apa artinya 
menjadi seorang Kristen, ketika kita berusaha menemukan cara untuk menjadi orang 
yang Tuhan inginkan, ketika kita berusaha menemukan cara untuk menjadi seperti 
Kristus dalam hidup dan iman kita, kita tidak bisa meremehkan kenyataan bahwa 
Yesus menyediakan waktu untuk berdoa.

Ini bukan doa kilat. Yesus mengkhususkan waktu untuk berdoa, kadang-kadang 
berdoa sepanjang malam. Dan, meskipun kita dapat menghubungkan dengan ide 
menghampiri Allah sepanjang malam ketika kita berada dalam krisis dan terbebani 
dalam hati kita, saya punya firasat bahwa bukan hanya saat krisis yang 
menyebabkan Yesus menggunakan sejumlah besar waktu tersebut dengan Allah.

Bill Hybels berbicara tentang aspek menggunakan waktu sendirian dengan Allah dan 
nilai waktu ini. Dia berkata, "Jika kita benar-benar terjun dalam perdagangan, 
kita dilatih untuk percaya bahwa waktu adalah uang. Itu sebabnya, kita berbicara 
tentang mengelola waktu, menggunakannya secara efisien dan menguntungkan."

Jejalkan lebih. Mulai lebih awal. Bekerja lebih lama. Membawa pulang pekerjaan. 
Menggunakan laptop di kereta komuter. Menelepon klien saat mengemudi. Memeriksa 
email Anda saat Anda terbang. Membuat jadwal untuk sarapan, makan siang, dan 
makan malam untuk menghasilkan keuntungan. Kinerja, kinerja, kinerja -- itu 
adalah kunci untuk promosi, untuk meningkatkan kompensasi, demi kekuasaan.

Saya akan menambahkan bahwa kita diyakinkan, dan kadang-kadang begitu, bahwa 
kita terjebak dalam kecepatan kinerja untuk sekadar bertahan hidup.

Bill Hybles melanjutkan, "Terjebak dalam kecepatan intens itu dapat bermanfaat! 
Menarik ketika adrenalin mulai mengalir dan Anda berguling, ketika Anda mulai 
berlomba semakin cepat. Namun, itu menyisakan sedikit waktu yang berharga untuk 
saat-saat teduh dengan Tuhan."

Saya melihat orang-orang berada pada kecepatan ini tanpa henti. Tidak pernah ada 
waktu yang membosankan; tidak pernah ada waktu reflektif juga. Merasa takut, 
saya bertanya pada diri sendiri, "Di manakah suara Allah yang kecil dan tenang 
di tengah kehidupan kita yang sibuk? Kapan kita membiarkan Tuhan memimpin dan 
membimbing, mengoreksi dan menegaskan? Dan, jika hal ini jarang atau tidak 
pernah terjadi, bagaimana kita bisa menjalani kehidupan Kristen yang benar-benar 
sejati?"

Luther Gibbs adalah seorang pendeta di Kingston, Jamaica. Dia berbicara tentang 
pentingnya waktu sendirian dengan Allah di dalam doa dan hidup dalam kehidupan 
orang Kristen dengan menyampaikan sebuah cerita.

Suatu waktu, ada dua aliran sungai di kaki gunung. Di atas gunung terdapat 
sebuah danau besar, dan di depannya terdapat sebuah padang gurun yang luas.

Kedua aliran sungai ingin mengairi padang gurun dan suatu hari, mereka mulai 
membicarakan tentang bagaimana untuk mewujudkan itu. "Menurutku, supaya 
berhasil, kita harus menemukan cara untuk mendaki gunung dan tersambung dengan 
danau," kata sungai pertama.

"Buang-buang waktu!" balas sungai satunya. "Kamu tidak akan pernah berhasil. 
Selain itu, lihatlah semua tanah kering ini yang berseru meminta air. Aku akan 
pergi."

Maka, sungai kedua mengalir keluar ke padang gurun. Saat matahari semakin panas, 
tanah semakin mengering, aliran sungai menjadi lebih kecil. Akhirnya, sungai itu 
surut karena tidak memiliki sumber daya.

Sementara itu, sungai pertama berjuang mendaki gunung. Itu adalah pendakian yang 
panjang dan sulit, tetapi akhirnya bergabunglah sungai ke danau dan bertanya, 
"Maukah kau membantuku untuk mengairi padang gurun?" "Ya,” adalah jawabannya. 
Maka, bersama-sama danau, sungai pertama mengalir menuruni gunung dan ke padang 
gurun, membuat lahan yang kering menjadi subur.

"Doa membantu saya untuk melakukan apa yang dilakukan oleh sungai pertama," 
jelas Pdt. Gibbs, "Membuat diriku menyatu dengan sumber daya: danau. Dengan doa, 
hidup dan pelayanan saya terus disiram. Tanpa itu, saya pasti kering.

Di sekolah, saya ingat belajar sains tentang konsep sederhana menyelesaikan 
sebuah sirkuit listrik. Dengan kabel dan baterai, wadah dan bola lampu, kami 
bereksperimen untuk menyelesaikan rangkaian sirkuit. Itu menjadi jelas ketika 
kami telah menunjukkan pemahaman cara sirkuit listrik bekerja. Bola lampu 
menyala.

Menggunakan waktu sendirian dengan Tuhan adalah seperti menyelesaikan sirkuit. 
Cahaya kita tidak bisa bersinar, tidak ada transfer daya sampai kita 
menyelesaikan sirkuit. Ini adalah tentang membuat diri kita menyatu dengan 
sumber daya, seperti yang ditulis oleh Pdt. Gibbs.

Mari kita melihat doa dari perspektif hubungan. Pierre Wolff bercerita tentang 
sepasang suami istri. Kisahnya adalah respons untuk seseorang yang mengatakan 
bahwa mereka terlalu sibuk untuk berdoa.

Pasangan ini memiliki empat anak yang sibuk dalam kegiatan ekstrakurikuler rutin 
-- menari dan bisbol, pelajaran musik dan pramuka. Si istri adalah ibu rumah 
tangga dan sukarelawan di sekolah dan rumah sakit. Si suami adalah seorang 
insinyur sipil dan kepala departemen di tempat kerja. Dia juga anggota Jaycees, 
dan mereka berdua sering mengadakan jamuan makan di rumah.

Mereka berdua adalah orang yang sangat sibuk, yang menjalani kehidupan yang 
sangat sibuk.

Namun, mereka punya cara untuk menunjukkan kasih mereka satu sama lain. 
Percakapan mereka sepanjang minggu mungkin singkat dan cepat, tetapi seminggu 
sekali, satu malam, selalu pada malam yang sama (dan saya suka cara Wolff 
menjelaskan itu) -- satu malam dalam seminggu adalah suci bagi mereka.

Mereka tidak pernah melewatkannya dan tidak ada sesuatu yang mengganggu. Mereka 
kadang pergi ke sebuah restoran, mereka bisa pergi ke bioskop atau bermain. 
Kadang-kadang, mereka pergi berjalan-jalan, kadang-kadang mereka duduk diam di 
rumah bersama-sama atau masak bersama-sama.

Namun, mereka tidak pernah melewatkannya. Waktu mereka bersama-sama adalah suci.

Ini adalah kunci hubungan mereka dan merupakan sebuah cara yang mengagumkan 
untuk menjaga hubungan tetap hidup dan sehat.

Nah, jika masuk akal bahwa menggunakan waktu bersama-sama yang suci baik untuk 
pernikahan, betapa lebih penting waktu suci yang digunakan untuk doa dan 
persekutuan dengan Tuhan kita.

Anda memiliki kartu doa di depan Anda. Malam ini, Anda akan diminta untuk 
membuat komitmen dalam kehidupan doa Anda. Pertanyaan kami malam ini adalah, 
seberapa besar komitmen Anda untuk mengikuti teladan Yesus yang ditunjukkan-Nya 
kepada kita, yang selalu menggunakan waktu yang signifikan dengan Allah, tidak 
peduli seberapa sibuk pelayanan-Nya?

Saya melihat banyak cara untuk kita bisa mulai memenuhi komitmen kita ini. Saya 
mencari cara untuk bisa meraih kehidupan doa bagi masing-masing kita, di mana 
pun kita berada dalam perjalanan kita.

Ada contoh doa yang singkat. Satu buku yang saya baca menyebutnya dengan senyum 
dan lirikan. Ini adalah doa singkat yang kita doakan ketika sesuatu menyentuh 
hati kita.

Mungkin, seseorang yang kita temui yang tidak kita kenal. Atau mungkin, yang 
lebih pribadi di alam.

Namun, itu adalah doa senyum dan lirikan -- doa singkat tentang ucapan syukur 
dan permohonan.

Bagaimanapun, kehidupan doa kita tidak bisa menetap di langkah ini selamanya. 
Untuk memiliki kehidupan doa yang memuaskan dan sehat di masa mendatang, kita 
perlu melanjutkan ke langkah yang lain.

Beberapa sumber berbicara tentang membaca Alkitab dengan cara yang tenang. 
Beberapa berbicara tentang menggunakan waktu membaca Mazmur secara khusus.

Lainnya berbicara tentang menikmati himne atau mendengarkan musik.

Yang lain berbicara tentang doa berulang-ulang dan ritual yang dapat kita hafal 
dan memiliki makna bagi kita sehingga kita bisa mengucapkannya seperti Doa Bapa 
Kami atau Mazmur 23.

Bill Hybles memiliki pola doa dan beberapa sumber yang berbicara tentang 
memanfaatkan kalender doa.

Saya mencari sumber-sumber ini demi mencari jawaban-jawaban untuk dibagikan 
kepada Anda, yaitu penemuan orang-orang dalam kehidupan doa mereka. Dan, saya 
mencari kunci ajaib yang membuka persekutuan mereka dengan Allah.

Saya bertanya-tanya apakah saya bisa menemukan apa itu dalam kehidupan doa 
mereka, cara atau metode apa yang membantu mereka terhubung dan menjalin 
hubungan ilahi.

Apa yang saya temukan adalah bahwa tidak ada cara tertentu untuk berdoa, tidak 
ada satu metode atau pola tertentu, tidak ada kunci ajaib untuk kehidupan doa 
yang sukses.

Sebaliknya, ada ketekunan, dan pengakuan tentang pentingnya dan prioritas untuk 
berdoa di tengah-tengah dunia yang sibuk.

Setiap sumber daya, setiap individu memiliki komitmen terhadap kehidupan doa 
yang berkomitmen -- komitmen untuk memiliki waktu suci dengan Allah.

Malam ini, undangan ada di hadapan kita. Akankah kita membuat komitmen suci yang 
sama untuk menggunakan waktu sendirian dengan Tuhan?

Akankah kita bertumbuh satu langkah dalam kehidupan doa kita tahun ini?

Mari kita berdoa.

Oh Tuhan, besar dan indah cara-Mu berbicara kepada kami. Sering kali, kami 
merasa frustrasi dan acak-acakan. Hidup kami kacau, berantakan, dan sering 
ngebut di luar kendali kami. Kami harus mengakui bahwa prioritas pertama kami 
bukanlah selalu hubungan kami dengan-Mu.

Jangan biarkan kehidupan kami mengendalikan kami. Tolonglah kami untuk menjaga 
hubungan kami dengan-Mu menjadi prioritas.

Jangan menyerah pada kami. Jangan berhenti mengingatkan kami. Jangan berhenti 
berusaha untuk mendapatkan perhatian dari kami.

Tuhan, tolonglah kami dalam membuat komitmen ini dan tetap setia menjalankannya. 
Dalam nama Yesus kami berdoa, amin. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Sermon Central
Alamat URL: http://www.sermoncentral.com/sermons/spending-time-alone-with-god-tammy-garrison-sermon-on-prayer-adoration-51161.asp?Page=2
Judul asli artikel: Spending Time Alone With God
Penulis: Tammy Garrison
Tanggal akses: 23 Agustus 2013


Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Ryan, dan Sigit
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org