Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/85 |
|
e-Doa edisi 85 (30-8-2013)
|
|
_________________________________e-Doa________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) BULETIN DOA -- Doa dalam Perjanjian Lama (2) Edisi Agustus 2013, Vol. 05 No. 85 Salam kasih, "... Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." (Kisah Para Rasul 13:22) Daud adalah Raja Israel yang kedua. Ia seorang raja yang besar dan Alkitab mencatatnya sebagai "seorang yang berkenan di hati Tuhan". Pernyataan ini menjadi sebuah paradoks ketika kita mengetahui melalui firman Tuhan, bahwa Daud bukanlah seorang yang sempurna dan bersih dari segala dosa dan kesalahan. Ia melakukan dosa perzinaan dan pembunuhan, yang dicatat Alkitab sebagai hal yang jahat di mata Tuhan. Lalu, mengapa Allah berkenan kepada-Nya? Masih dalam tema "Doa dalam Perjanjian Lama", artikel e-Doa kali ini akan mengulas doa pertobatan Daud yang terdapat dalam Mazmur 51. Melalui doa yang diucapkan Daud tersebut, kita akan bersama-sama belajar meneladani kejujuran dan kerendahan hati Daud yang berkenan di hadapan Allah. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-Doa, N. Risanti < okti(at)in-christ.net > < http://doa.sabda.org > ARTIKEL DOA: DOA-DOA AGUNG DALAM ALKITAB -- DOA PERTOBATAN DAUD Mengapa Daud disebut sebagai seorang pria yang berkenan di hati Tuhan? Mengapa ketika Tuhan berkata kepada Salomo, Anak Daud, Ia berkata, "Mengenai engkau, jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dengan tulus hati dan dengan benar, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu, dengan berkata: Keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel." (1 Raja-Raja 9:4-5) Ketika Tuhan menegur Raja Yerobeam, Ia berkata, "... engkau tidak seperti hamba-Ku Daud yang tetap mentaati segala perintah-Ku dan mengikuti Aku dengan segenap hatinya dan hanya melakukan apa yang benar di mata-Ku." (1 Raja-Raja 14:8) Daud adalah pria yang menggunakan kekuasaannya untuk menggoda seorang perempuan bernama Batsyeba ketika suaminya tengah berperang atas perintah Raja Daud. Ketika Batsyeba menemukan bahwa ia mengandung anak dari Daud, Daud merencanakan untuk membunuh Uria dalam pertempuran untuk menutupi perbuatannya. Daud adalah seorang pezina dan pembunuh. Inikah yang disebut sebagai seorang pria yang berkenan di hati Tuhan? Tuhan Melihat Hati Ya, Tuhan mengatakan bahwa Daud adalah seorang yang berkenan di hati-Nya. Ketika Tuhan mengarahkan Nabi Samuel untuk menobatkan raja baru bagi Israel setelah Ia menolak Saul, Ia berkata pada Samuel, "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: `Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.`" (1 Samuel 16:7) Jadi, dibanding dosanya, Tuhan lebih mengasihi hati Daud. Saya percaya bahwa kita memiliki pandangan tentang hati yang Tuhan sangat hargai ketika membaca Mazmur 51, yang merupakan doa pertobatan. Mazmur itu sungguh-sungguh merupakan salah satu dari doa-doa agung dalam Alkitab. Setelah Daud berbuat dosa, Tuhan mengirimkan Nabi Natan untuk menegurnya (baca 2 Samuel 12). Tanpa menyangkal atau beralasan, Daud mengakui, "... Aku telah berdosa terhadap Allah ...." (2 Samuel 12:13). Akan tetapi, jika hanya itu yang dinyatakan kepada kita mengenai apa yang terjadi, kita tidak akan berpikir tentang betapa dalamnya penyesalan yang dirasakan Daud. Untunglah kita memiliki Mazmur 51 yang berisi penuangan isi jiwa (Daud) di hadapan Tuhan dengan keterbukaan yang amat besar dan hati yang remuk. Mazmur 51 ditandai dengan sifat-sifat yang tulus dari pertobatan, seperti: - menyerukan permohonan pengampunan dari Tuhan, - kejujuran, - mengerti akan dampak besar dari melakukan dosa terhadap Allah, - tidak membuat alasan atau pembenaran, - hasrat untuk memperbaiki diri, dan - pengakuan bahwa pengampunan tidak layak diperoleh, kecuali hanya oleh anugerah semata. Dalam bagian kedua, Daud meminta Tuhan untuk melakukan tiga hal. Pertama, ia meminta bahwa dosanya dihapuskan seperti halnya catatan tulisan manusia yang dapat dihapus. Kemudian, ia meminta dosanya dibasuh bersih, yang membandingkan pengampunan seperti pada pencucian pakaian, di mana pakaian sering kali dipandang sebagai sebuah perluasan dari seorang pribadi. Akhirnya, ia meminta untuk dimurnikan dari dosanya, dan ini mengacu pada hukum upacara liturgis. Daud memohon untuk dibebaskan dari dosanya dalam segala hal. Ia tidak melekat pada dosanya dengan memeliharanya secara diam-diam. Tidak, ia menolak dosanya sepenuhnya. Dalam doanya, Daud mengakui dosanya sebagai "sifat dasar", dan tidak ada harapan bahwa ia sendiri akan mampu untuk menghindar dari dosa pada masa mendatang. Ia tidak melakukan ini sebagai sebuah alasan, "Astaga, saya hanyalah manusia," namun sebagai ekspresi patah hati dan kebutuhannya akan pertolongan Tuhan, serta kekuatan untuk menjauhkannya dari dosa. Daud meletakkan beban penebusan pada Tuhan: "... bersihkanlah aku dengan hisop, maka aku menjadi tahir; basuhlah aku, maka aku akan menjadi lebih putih dari salju" (Mazmur 51:9). Ia bersedia dan berhasrat untuk tunduk pada pembersihan secara menyeluruh dari lubuk hatinya yang terdalam. Pemulihan Di balik pengampunan dan pembasuhan dosa, Daud menginginkan pemulihan. Ini merupakan sesuatu yang seharusnya kita cari. Ia tidak ingin terpancang pada perasaan bersalah akan dosanya ketika ia berjalan menuju masa depan. Daud berkata, "Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada- Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!" (ayat 14) Daud ingin bertobat dan menyelesaikan dosanya. Mengetahui bahwa Allah telah membuang dosanya dari padanya, Daud ingin mengalami sukacita kembali. Ini merupakan meterai atas pengampunan yang indah dari Allah. Jika kita sungguh- sungguh bertobat, ia membuang segala dosa dari dalam diri kita sejauh Timur dari Barat (baca Mazmur 103:12). Kita bebas untuk melangkah maju, seperti seolah-olah dosa tidak pernah terjadi sama sekali. Sungguh, suatu sukacita dan kebebasan yang besar! Pelepasan dari rasa bersalah adalah hal yang membuat Daud mampu untuk menjanjikan sesuatu kembali kepada Tuhan. Setelah sukacita karena keselamatan dari Tuhan dipulihkan, Daud berkata, "Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu," (ayat 15). Ini sangat menarik. Mengapa pemulihan sukacita ini akan memampukan Daud untuk memberitahukan jalan Tuhan kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran sehingga mereka berbalik kepada-Nya? Kebebasan untuk Mengakui Dosa Pernahkan Anda menyadari bahwa mereka yang sungguh-sungguh telah bertobat dan menerima pengampunan yang sempurna, biasanya menjadi terbuka dan berterus terang mengenai dosa masa lampau mereka? Saya telah mendengar beberapa orang pria dan wanita berdiri, dan di muka umum menceritakan kisah hidup mereka sebagai alkoholik, pezina, pencuri, pengedar narkoba, dan sebagainya. Saya telah mendengar kesaksian mengagumkan dari David Berkowitz, "Anak Sam", sang pembunuh berantai yang terkenal jahat, yang meneror New York pada tahun 1970-an. Kekuatan perubahan dan anugerah dari Yesus Kristus, menjamah hidupnya, dan ia menceritakan kisahnya tanpa ragu. Ketika orang-orang mendengar kisah tentang anugerah Allah yang besar, mereka sering kali merasa bahwa kasus mereka sendiri tidaklah tanpa pengharapan dan dosa mereka sendiri bukannya tidak terampuni. Mereka melihat sukacita dalam wajah bekas para pendosa dan mereka menginginkan sukacita yang sama. Tuhan siap untuk mengampuni mereka. Saat Anda membaca dan membaca ulang Mazmur 51, hal sama apakah yang sering Anda temukan di sana? Apakah ada dosa tersembunyi yang butuh Anda sesali dengan hati yang sama seperti Daud? Apakah Anda merasa belum sepenuhnya jujur kepada Allah? Apakah Anda bersedia untuk menerima pembasuhan secara mendalam seperti yang diinginkan Daud? Apakah sukacita keselamatan dari Allah yang Anda miliki perlu dipulihkan? Apakah Anda ingin kesaksian Anda tentang anugerah Allah juga menjamah kehidupan orang lain? Doa pertobatan Daud dalam Mazmur 51 merupakan salah satu dari Doa-Doa Agung dalam Alkitab. Setelah Anda membacanya, sekarang tidaklah sulit untuk memahami mengapa Daud disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. Anda dan saya dapat berpegang dalam judul yang sama: kita dapat menjadi pria dan wanita yang berkenan di hati Allah. Pertobatan adalah jalan masuknya. Mari, masuklah ke dalamnya. (t/N. Risanti) Sumber asli: Nama situs: hannahscupboard.com Alamat URL: http://hannahscupboard.com/davids-prayer.html Judul asli artikel: Great Prayers of the Bible: David`s Prayer of Repentance Penulis: Barbara Lardinais Tanggal akses: 17 April 2013 Diambil dari: Nama situs: Doa Alamat URL: http://doa.sabda.org/daud_doa_pertobatan Penulis: Barbara Lardinais Tanggal akses: 12 Juli 2013 Kontak: doa(at)sabda.org Redaksi: N. Risanti, Ryan, Sigit, dan Novita Y. Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |