Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/8

e-Doa edisi 8 (8-10-2009)

Kuasa Doa

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Kuasa Doa (Kisah Para Rasul 12:1-19)
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Kehidupan tanpa doa adalah suatu kehidupan yang berada di luar 
  persekutuan dengan Allah dan segala yang terlibat di dalamnya. Doa 
  dimaksudkan untuk mempermuliakan Tuhan Allah sendiri. Doa bukan 
  dimaksudkan untuk memberitahukan kepada Allah apa yang kita 
  butuhkan, melainkan untuk menyatakan pengakuan atas kebutuhan kita 
  kepadanya. Tujuan doa itu bukan rencana Allah diubahkan, melainkan 
  agar rencana-Nya itu digenapi seturut waktu dan cara-Nya. Doa 
  bukanlah sekadar suatu tindakan, tetapi lebih merupakan sikap 
  bergantung kepada Allah. Biarlah melalui pengalaman Rasul Petrus 
  kita semakin diteguhkan bahwa doa merupakan kebutuhan terbesar dalam 
  kehidupan kita.

  Redaksi Tamu e-Doa,
  Desi Rianto
  http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
  http://doa.sabda.org/

______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                KUASA DOA (KISAH PARA RASUL 12:1-19)

  Sebelum masuk pada pembahasan yang sebenarnya, terlebih dulu akan 
  saya jelaskan sedikit tentang latar belakang kisah yang diceritakan 
  dalam bacaan Alkitab di atas. Perikop tersebut mengisahkan tentang 
  penangkapan dan pembunuhan para pemimpin jemaat mula-mula. Peristiwa 
  ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Herodes. Pada waktu itu, 
  Raja Herodes mulai melakukan tindakan keras terhadap beberapa orang 
  dari jemaat. Dia menyuruh anak buahnya untuk membunuh Yakobus, 
  saudara Yohanes, dengan pedang. Ternyata perbuatannya ini 
  menyenangkan hati orang-orang Yahudi yang juga sangat anti terhadap 
  kekristenan yang sedang bertumbuh pesat sekali. Melihat kenyataan 
  seperti ini, Herodes semakin bergairah dalam melaksanakan aksinya 
  untuk menekan serta memusuhi orang-orang Kristen. Sebagai langkah 
  selanjutnya, dia kemudian memerintahkan anak buahnya supaya menahan 
  Petrus juga.

  Tetapi berhubung saat itu tepat hari raya Roti Tidak Beragi, maka 
  Petrus tidak langsung diadili dan dihukum mati. Lalu, apakah yang 
  terjadi pada diri Petrus? Setelah Petrus ditangkap, Herodes 
  memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing regu 
  terdiri dari 4 orang prajurit. Maksudnya supaya sehabis perayaan 
  Paskah, Herodes dapat menghadapkan Petrus ke depan orang banyak. 
  Untuk apa? Tidak lain adalah untuk melakukan tindakan sebagaimana 
  yang telah dia lakukan terhadap Yakobus. Dengan kata lain, hukuman 
  mati telah siap menanti Petrus. Petrus pun mengetahui persis apa 
  yang akan terjadi atas dirinya. Ketika dia telah berada dalam 
  penjara, mendapati dirinya dalam keadaan dibelenggu dan dijaga 
  dengan ketat sekali, tentu dia merasa sudah tidak ada lagi jalan 
  keluar baginya. Tidak ada pertolongan yang bisa diharapkannya saat 
  itu. Dia sedang menanti hukuman mati yang segera dijatuhkan 
  kepadanya oleh Herodes. Dia menyadari bahwa dirinya akan mengalami 
  nasib yang sama dengan Yakobus. Dalam keadaan seperti itu, terbayang 
  dalam pikirannya bahwa dia harus berpisah dengan seluruh jemaat yang 
  selama ini dipimpinnya, termasuk keluarga dan sanak saudaranya. 
  Rasanya mustahil bagi Petrus untuk bisa bertemu kembali dengan 
  mereka yang amat dikasihinya.

  Barangkali Saudara lantas berpikir dan bertanya, "Apakah relevansi 
  antara peristiwa yang dialami Petrus dengan kehidupan saya? Saya 
  kira kisah ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan 
  kehidupan saya. Selama ini saya belum pernah tahu bagaimanakah 
  rasanya hidup dalam penjara, sebagaimana yang dialami Petrus. Bagi 
  saya, kisah ini hanya baik untuk diceritakan kepada anak-anak 
  sekolah minggu!" Ya, saat ini pun Saudara bisa saja berpikir 
  demikian. Secara harfiah, memang kita mungkin tidak pernah mengalami 
  peristiwa seperti Petrus. Melihat penjara saja belum pernah, apalagi 
  mendekam di tempat itu untuk beberapa waktu lamanya! Namun di sana 
  terdapat suatu pelajaran. Sesungguhnya ada banyak orang Kristen yang 
  mengalami peristiwa seperti Petrus. Mereka terpenjara bukan dalam 
  arti meringkuk di sebuah sel atau kamar sempit di dalam lembaga 
  pemasyarakatan. Tetapi, mereka terpenjara di balik dinding putih di 
  rumah sakit, karena terserang oleh penyakit yang sudah sangat 
  kronis. Ada banyak orang Kristen yang dipenjarakan oleh berbagai 
  macam kesulitan dan persoalan hidup sehari-hari. Baik itu persoalan 
  dalam kehidupan rumah tangga, pekerjaan, ekonomi, studi, dan lain 
  sebagainya.

  Kehidupan seperti yang saya sebutkan tadi pada dasarnya tidak 
  berbeda dengan yang dialami Petrus sewaktu dia berada dalam penjara. 
  Jadi, penjara di sini bukan hanya berarti sebuah tempat tahanan. 
  Melainkan suatu suasana atau kondisi yang membuat seseorang merasa 
  tidak berdaya dan amat tersiksa. Orang itu merasa sudah tidak ada 
  jalan keluar lagi untuk mengatasi masalahnya. Tidak ada pertolongan 
  yang dapat diharapkannya supaya dia bisa keluar dari kemelut hidup 
  yang dialaminya. Nah, bukankah keadaan seperti ini sama persis atau 
  paling tidak mirip dengan yang dialami Petrus? Tidak pernahkah 
  Saudara mengalami hal yang demikian? Tentu Saudara pernah 
  mengalaminya. Atau mungkin, sekarang ini Saudara malah sedang 
  mengalami keadaan seperti Petrus. Saudara lalu merasa bahwa tak ada 
  lagi yang dapat menolong diri Saudara. Tetapi, benarkah anggapan 
  seperti ini? Apakah benar bahwa Petrus tidak dapat keluar dari 
  penjara dan bebas dari hukuman mati yang telah direncanakan oleh 
  Herodes? Secara akal sehat, rasaya memang mustahil bagi Petrus untuk 
  bisa terbebas. Namun kenyataannya, Alkitab menceritakan bahwa Petrus 
  akhirnya bebas. Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi? Mari kita 
  simak kembali pengalaman Petrus ini dengan lebih saksama lagi.

  Doa Adalah Kunci Jawaban Atas Setiap Masalah

  Bagaimanakah reaksi jemaat setelah mengetahui bahwa Petrus telah 
  tertangkap dan dipenjarakan oleh Herodes? Mereka tidak memiliki daya 
  apa-apa untuk membebaskan pemimpin mereka dari tangan Herodes. 
  Mereka hanyalah rakyat biasa yang tidak memunyai wewenang sedikit 
  pun untuk dapat memengaruhi Herodes. Mereka juga tidak punya hak 
  untuk berunding dengan Herodes agar Petrus bisa dibebaskan kembali. 
  Dan sekalipun seandainya mereka berbicara, tentu Herodes tidak akan 
  memedulikan suara mereka sama sekali. Pasti Herodes lebih 
  mendengarkan suara para tokoh Yahudi yang jelas-jelas mendukung 
  sekali tindakannya. Kalau begitu, usaha apakah yang dapat dilakukan 
  oleh jemaat untuk menolong pemimpin mereka keluar dari penjara? Yang 
  jelas, seluruh usaha mereka akan sia-sia belaka jika mereka berusaha 
  dengan kekuatan mereka sendiri. Tampaknya sudah tidak ada lagi jalan 
  yang dapat mereka tembus menurut akal pikiran manusiawi. Namun, 
  ternyata mereka memiliki suatu cara tersendiri untuk menolong 
  Petrus. Apakah itu?

  Dikatakan dalam Kisah Para Rasul 12:5 sebagai berikut: "Demikianlah 
  Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun 
  mendoakannya kepada Allah." Itulah satu-satunya usaha atau cara yang 
  dapat mereka lakukan untuk membebaskan Petrus dari penjara. Berdoa 
  kepada Allah adalah jalan keluar yang mereka tempuh untuk mengatasi 
  kesulitan yang mereka alami. Mereka tidak meminta atau mencari 
  pertolongan kepada manusia. Namun, justru inilah jalan keluar yang 
  sangat jitu. Herodes tidak pernah mengerti hal ini sama sekali. 
  Karena itu, dia pun tidak mampu mencegah atau menghalang-halangi 
  usaha jemaat tersebut. Ya, doa merupakan kunci utama bagi setiap 
  orang percaya untuk bisa keluar dari berbagai macam kesulitan atau 
  persoalan. Tuhan menghendaki supaya kita pun dapat belajar dan 
  berbuat seperti yang dilakukan oleh jemaat mula-mula. Terutama 
  sekali, pada saat kita menghadapi suatu masalah atau tantangan hidup 
  yang amat pelik. Inilah maksud Tuhan mengapa kisah tentang Petrus 
  dalam penjara dituliskan dalam Alkitab. Tuhan mau agar kita menuruti 
  setiap kehendak-Nya yang telah dinyatakan dalam firman-Nya.

  Sesungguhnya, di dalam doa terkandung rahasia yang amat indah dan 
  luar biasa. Lebih dari itu, doa akan membuat diri kita bertumbuh di 
  dalam Tuhan. Melalui doa pula kita dapat merasa dekat sekali dengan 
  Dia. Sebab di dalam doalah kita bisa berdialog, berkomunikasi, atau 
  berbicara dengan Tuhan secara leluasa. Doa bisa diibaratkan dengan 
  seorang anak yang sedang mengadukan segala persoalannya kepada sang 
  ayah. Atau, bisa juga bagaikan seseorang yang sedang mengungkapkan 
  seluruh isi hatinya kepada kekasih yang menjadi pujaan hatinya. Di 
  dunia ini, kita tentu akan memberikan banyak perhatian dan waktu 
  kepada seseorang yang amat kita hormati dan kasihi. Kalau kita 
  mencintai seseorang, sudah pasti kita ingin selalu berdekatan 
  dengannya. Rasa-rasanya kita enggan untuk berjauhan atau berpisah 
  dengan kekasih kita. Ada saja yang ingin kita percakapkan dan 
  ungkapkan kepadanya. Pokoknya, kita tidak akan kekurangan atau 
  kehabisan bahan pembicaraan. Ya, hal ini bisa terjadi sebab kita 
  sangat mencintai kekasih kita.

  Nah, seharusnya demikian juga kita dengan Tuhan. Jika kita
  sungguh-sungguh mengasihi Dia, kita harus memberikan waktu khusus
  untuk berdialog dengan-Nya. Kita perlu menyediakan waktu untuk
  bercakap-cakap dengan Dia tanpa diganggu oleh kesibukan atau pun
  orang lain. Inilah yang dimaksudkan dengan berdoa yang sebenarnya.
  Jadi, doa bukanlah sekadar suatu kebiasaan rutin atau kewajiban yang
  harus dilakukan oleh setiap orang Kristen. Doa memiliki arti yang
  begitu penting dan memberikan kuasa yang amat luar biasa bagi setiap
  orang percaya. Jemaat mula-mula mengetahui rahasia yang terkandung
  di dalam doa. Karena itulah mereka berdoa kepada Allah dengan tekun
  sekali.

  Doa Berkuasa Untuk Menggoncangkan Surga

  Firman Allah mengatakan, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin 
  didoakan, sangat besar kuasanya" (Yakobus 5:16b). Di sini Tuhan 
  sendiri berjanji bahwa Dia akan memberikan kuasa-Nya yang amat 
  dahsyat lewat doa setiap orang yang sungguh-sungguh percaya 
  kepada-Nya. Apakah yang terjadi sewaktu jemaat dengan tekun dan 
  sungguh-sungguh berdoa kepada Allah? Ternyata ketika mereka berdoa, 
  suasana di surga goncang dan gempar. Allah menjadi tidak bisa 
  tinggal diam. Kemudian Dia mengutus malaikat-Nya ke bumi untuk 
  membebaskan Petrus. Mari kita lihat tindakan Allah setelah Dia 
  mendengarkan doa jemaat itu.

  Diceritakan dalam Alkitab bahwa pada malam sebelum Herodes hendak 
  menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua 
  orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu,
  prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba 
  berdirilah seorang melaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar 
  dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, 
  katanya, "Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan 
  Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, "Ikatlah pinggangmu dan 
  kenakanlah sepatumu!" Ia pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu 
  berkata kepadanya, "Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!" Lalu ia 
  mengikuti malaikat itu keluar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang 
  dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat 
  suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan 
  tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang 
  menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. 
  Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan 
  tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan 
  dirinya, Petrus berkata, "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa 
  Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan 
  Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

  Kutipan Alkitab di atas menyatakan bagaimana Allah menjawab doa 
  jemaat dengan cara yang sangat ajaib. Allah mendengar segala seruan 
  dan pergumulan mereka di dalam doa supaya Petrus dapat terbebas dari 
  hukuman maut yang hendak dijatuhkan oleh Herodes. Isi doa mereka 
  kira-kira demikian: "Tuhan, tolong selamatkan Petrus dari tangan 
  Herodes! Engkau tahu, betapa kami telah merasa sangat kehilangan 
  Yakobus, hamba-Mu yang setia. Jangan biarkan kami kehilangan Petrus 
  juga sekarang. Kami sangat memerlukan pimpinan Petrus, hamba-Mu itu, 
  agar kami dapat tetap kuat mengiring Engkau. Karena itu, nyatakan 
  kuasa-Mu yang ajaib dan bebaskan Petrus dari penjara!" Begitulah 
  kita-kira isi doa yang mereka panjatkan kepada Allah. Mereka 
  terus-menerus berdoa dengan tekun dan sehati. Mendengar doa seperti 
  ini, Allah tidak lagi bisa tinggal diam saja. Kita telah melihat 
  dari kutipan Alkitab tadi bagaimana Allah menjawab doa mereka, yaitu 
  melepaskan Petrus dari penjara dengan cara yang luar biasa sekali. 
  Dia mengutus malaikat-Nya untuk membawa Petrus keluar dari penjara 
  tanpa diketahui oleh prajurit yang sedang menjaganya secara ketat. 
  Bahkan Petrus sendiri sempat ragu-ragu apakah yang dialaminya itu 
  sungguh-sungguh merupakan kenyataan ataukah dia sedang bermimpi.

  Jika kita menyimak kisah ini dengan lebih saksama lagi, maka kita 
  akan menemukan satu fakta yang amat mengagumkan. Fakta apakah itu? 
  Yakni jawaban atau pertolongan Allah yang tidak pernah terlambat. 
  Dia membebaskan Petrus tepat pada malam sebelum Petrus dijatuhi 
  hukuman pada keesokan harinya. Dan yang lebih mengagumkan lagi, 
  Allah menyatakan kuasa dan pertolongan-Nya ketika jemaat itu masih 
  bertekun di dalam doa. Jadi, bukan setelah mereka selesai berdoa. 
  Inilah contoh tentang doa yang menggoncangkan surga. Doa yang 
  dijawab Allah secara langsung. Dalam Kisah Para Rasul 12:12 
  disebutkan begini: "Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia 
  (Petrus) ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di 
  situ banyak orang berkumpul dan berdoa." Setelah malaikat Tuhan 
  menuntun dia sampai di luar pintu gerbang besi penjara, Petrus 
  segera pergi ke rumah seorang wanita yang bernama Maria. Dan 
  ternyata dia mendapati ada banyak orang yang lagi berkumpul dan 
  berdoa di sana. Untuk apakah mereka berkumpul dan berdoa? Tidak lain 
  untuk meminta pertolongan kepada Allah, agar Petrus bisa bebas dari 
  penjara. Hasilnya sungguh luar biasa. Allah mendengarkan dan 
  menjawab doa mereka seketika itu juga.

  Nah, dari peristiwa tersebut kita bisa tahu bahwa sesungguhnya doa 
  orang percaya sangat besar kuasanya. Segala masalah akan dapat 
  terselesaikan dengan doa. Doa yang penuh kuasa merupakan hak 
  istimewa yang Allah berikan kepada setiap orang percaya, tanpa 
  memandang bulu. Allah tidak pernah memberikan hak istimewa ini hanya 
  untuk sekelompok atau golongan orang tertentu. Barangkali kita 
  dianggap sebagai orang yang tidak terpandang. Mungkin kita merasa 
  tidak memiliki kedudukan, pengaruh, atau pun kekayaan secara 
  material yang menjadi andalan manusia pada umumnya. Namun, kita 
  tidak perlu berkecil hati dengan keadaan seperti ini. Asalkan kita 
  tergolong sebagai orang yang sungguh-sungguh percaya, kita memiliki 
  kuasa yang jauh lebih besar dan hebat daripada segala perkara yang 
  diandalkan manusia di dunia ini. Meskipun hanya sebagai anggota 
  jemaat yang sederhana, kita juga dapat memiliki kuasa yang amat 
  dahsyat itu. Kuasa ini bisa kita peroleh bukan dengan uang, 
  kedudukan, atau perkara duniawi lainnya. Melainkan hanya melalui 
  doa, yang disertai dengan air mata dan iman yang sungguh-sungguh, 
  kepada Allah yang Mahabesar di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

  Karena itu, sebagai orang percaya, kita tidak perlu takut atau 
  khawatir bila sedang menghadapi suatu masalah. Pada saat kita merasa 
  sedih karena penderitaan, persoalan, atau pun beban tertentu yang 
  menindih hidup kita, maka doalah yang harus menjadi jalan keluar 
  paling utama bagi kita. Jangan kita lantas mencari dan meminta 
  pertolongan kepada seseorang atau sesuatu yang lain. Dan jika doa 
  itu kita panjatkan dengan yakin, tekun, dan sungguh-sungguh, pasti 
  surga akan digoncangkan. Allah tidak akan tinggal diam. Dia akan 
  memberikan pertolongan-Nya kepada kita secara ajaib tepat pada 
  saatnya. Kita harus memercayai semua janji yang telah Dia berikan 
  dalam firman-Nya. Khususnya dalam hubungan dengan masalah doa ini, 
  kita dapat mengimani dan mengamini ayat-ayat berikut:

  "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan
  engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." (Mazmur 50:15)

  "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
  menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk
  mendengar." (Yesaya 59:1)

  "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan
  memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami,
  yakni hal-hal yang tidak kauketahui." (Yeremia 33:3)

  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan
  mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7)

  "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam
  kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
  menerimanya." (Yohanes 15:7)

  "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
  mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan
  yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16)

  Itulah beberapa janji dalam firman Tuhan yang harus kita pegang 
  setiap saat. Teristimewa ketika kita sedang mengalami persoalan yang 
  rasanya tidak mungkin dapat terselesaikan. Saya yakin bahwa jemaat 
  mula-mula juga memegang dan mengklaim janji Tuhan tersebut meski 
  Alkitab tidak menjelaskannya secara eksplisit. Dan mereka telah 
  mengalami penggenapan serta menerima bukti secara langsung bahwa 
  janji Tuhan adalah benar. Allah tidak pernah berdusta terhadap 
  firman-Nya sendiri.

  Harus Beriman Bahwa Allah Telah Menjawab Doa

  Kita telah tahu dari firman-Nya sendiri bahwa Allah pasti menjawab 
  doa setiap orang percaya. Namun, sering kali diri kitalah yang 
  menyebabkan janji-Nya tidak bisa menjadi kenyataan. Kita sendiri 
  merasa tidak yakin apakah Dia benar-benar sanggup mengabulkan doa 
  kita. Inilah sebabnya mengapa doa kita seakan-akan tidak pernah 
  didengar dan dijawab Tuhan. Akibatnya, banyak orang Kristen lalu 
  berkata bahwa janji Tuhan dalam firman-Nya sudah tidak dapat 
  dipercaya lagi. Padahal, sebenarnya kesalahan terletak pada diri 
  orang yang bersikap demikian. Bukan pada Tuhan. Kita harus 
  menghilangkan segala keraguan atau kebimbangan yang sering tanpa 
  kita sadari timbul dalam hati. Dengan kata lain, kita harus yakin 
  dan beriman terlebih dulu bahwa Allah telah menjawab segala sesuatu 
  yang kita doakan. Hanya dengan bersikap demikian inilah doa kita 
  dapat dijawab dan dikabulkan Tuhan (Markus 11:24). Alkitab juga 
  mengatakan, "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali 
  jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, 
  yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian 
  janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." 
  (Yakobuas 1:6-7)

  Bahkan yang lebih parah lagi, seseorang masih saja tetap tidak bisa
  percaya pada waktu doanya benar-benar dikabulkan Tuhan. Tidakkah Dia
  akan merasa prihatin sekali terhadap anak-anaknya yang seperti ini?
  Orang yang demikian biasanya merasa bingung sendiri sewaktu
  mendapati bahwa apa yang dia doakan ternyata sungguh menjadi
  kenyataan. Dia tidak segera dapat percaya ketika doanya telah
  Tuhan jawab. Sikap semacam ini juga kita jumpai dalam diri jemaat
  mula-mula. Mereka tidak segera percaya pada saat Petrus
  sungguh-sungguh telah keluar dari penjara. Alkitab mencatat
  peristiwa tersebut sebagai berikut: Dan ketika ia (Petrus) mengetuk
  pintu gerbang, datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk
  mengetahui siapa yang mengetuk itu. Ia terus mengenal suara Petrus,
  tetapi karena girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan
  segera masuk ke dalam untuk memberitahukan, bahwa Petrus ada di
  depan pintu gerbang. Kata mereka kepada perempuan itu, "Engkau
  mengigau." Akan tetapi ia tetap mengatakan, bahwa benar-benar
  demikian. Kata mereka, "Itu malaikatnya." Tetapi Petrus
  terus-menerus mengetuk dan ketika mereka membuka pintu dan melihat
  dia, mereka tercengang-cengang." (Kisah Para Rasul 12:13-16)

  Ketika jemaat diberitahu oleh Rode bahwa Petrus sudah keluar dari 
  penjara, dan sekarang sedang berada di depan rumah tempat mereka 
  berdoa, mereka tidak bisa percaya. Mereka malah menganggap Rode lagi 
  mengigau. Setelah diyakinkan kembali, toh mereka masih tetap belum 
  bisa yakin bahwa Petrus benar-benar telah bebas. Mereka justru 
  berkomentar bahwa yang didengar Rode bukanlah suara Petrus, 
  melainkan malaikat atau rohnya. Baru setelah mereka membuka pintu 
  dan kemudian melihat Petrus dengan mata mereka sendiri, mengertilah 
  mereka bahwa Rode tidak berbohong atau sedang mengigau. Sebaliknya, 
  mereka sendirilah yang kini merasa terheran-heran. Dalam hati dan 
  pikiran mereka timbul pertanyaan, "Apakah saya tidak sedang 
  bermimpi? Sebab, bagaimana mungkin Petrus bisa bebas secepat ini?" 
  Kita melihat di sini, bahwa orang Kristen bisa saja ragu-ragu atau 
  tidak percaya sama sekali ketika doa mereka sungguh-sungguh dijawab 
  Tuhan. Bahkan, yang sangat sering terjadi ada banyak orang berkata, 
  "Mungkinkah hal yang telah saya doakan ini akan dikabulkan Tuhan? 
  Benarkah kerinduan saya selama ini dapat menjadi kenyataan?" Orang 
  Kristen seperti ini tidak akan pernah mengalami kuasa Allah yang 
  ajaib sebagai jawaban atas doanya. Dia sendiri telah membatasi kuasa 
  Allah. Dia sudah tidak yakin kalau Allah bisa berbuat seperti yang 
  dia doakan. Allah tidak akan berbuat apa-apa bagi orang yang hatinya 
  dibimbangkan oleh pikiran maupun perasaannya sendiri. Sungguh amat 
  disayangkan bila sekarang ada banyak anak Tuhan yang bersikap 
  demikian.

  Saya sendiri pernah bertemu dengan orang Kristen yang mendua hati, 
  alias tidak beriman sama sekali. Suatu kali seorang pemuda datang 
  kepada saya untuk konseling. Dia menceritakan pergumulannya selama 
  ini untuk seorang calon teman hidup. Sudah cukup lama dia berdoa 
  untuk hal itu. Kemudian, saya pun mendorong dia supaya tetap 
  bertekun dan bersabar. Saya ceritakan juga kepadanya tentang kuasa 
  Allah yang sanggup menolong dia dalam pergumulan tersebut. Akhirnya, 
  sebelum berpisah saya bersalaman dengan dia sambil berkata, "Tuhan 
  memberkati Saudara. Tahun depan, pasti Saudara sudah mendapatkan 
  jodoh yang selama ini Saudara dambakan!" Tetapi, bagaimanakah 
  jawabannya? Dia mengatakan, "Ah, masa iya, Pak? Mana mungkin saya 
  bisa mendapatkan jodoh secepat itu?" Pantas saja kalau doanya tidak 
  pernah dijawab Tuhan. Pemuda ini tidak punya iman. Dia sendiri tidak 
  bisa percaya bahwa yang sedang digumulkannya itu akan benar-benar 
  menjadi kenyataan.

  Jika kita menginginkan doa kita dijawab dan dikabulkan Tuhan, maka 
  terlebih dahulu kita pun harus percaya sepenuh kepada firman-Nya. 
  Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan pasti menjawab doa orang yang benar 
  dan tidak mendua hatinya. Jadi, kita perlu beriman sungguh-sungguh 
  bahwa apa yang kita minta itu akan kita terima dari Tuhan. Kita 
  harus yakin bahwa Dia berkuasa untuk mengatasi setiap masalah dan 
  pergumulan yang kita hadapi. Firman-Nya mengatakan, "Janganlah 
  hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah 
  dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan 
  dengan ucapan syukur" (Filipi 4:6). Karena itu, kita tidak perlu 
  khawatir, takut, atau pun bimbang pada saat mengalami persoalan apa 
  saja. Melalui doa, kita datang kepada Tuhan dan menyerahkan segala 
  beban hidup kita kepada-Nya. Dan dengan iman, kita percaya bahwa Dia 
  sanggup menolong kita.

  Ketekunan

  Selain beriman sungguh-sungguh, diperlukan satu faktor lagi agar doa 
  kita dapat dijawab Tuhan. Faktor tersebut ialah ketekunan. Jadi, 
  kita harus berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu, sebagaimana yang 
  dilakukan jemaat mula-mula ketika mereka mendoakan Petrus. Faktor 
  ini biasanya sering juga tidak dipahami oleh sebagian besar orang 
  Kristen masa kini. Mereka kurang bertekun dan menjadi cepat bosan 
  ketika doa mereka rasa-rasanya tidak didengar Tuhan. Memang, manusia 
  cenderung menginginkan segala sesuatunya terjadi dengan cepat. Kalau 
  bisa, sekali dia minta langsung mendapatkan. Bukankah orang 
  mengatakan bahwa menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan? 
  Tetapi, jika kita ingin supaya doa kita dijawab Tuhan, kita harus 
  membuang jauh-jauh konsep tersebut. Sebaliknya, kita harus mengerti 
  bagaimanakah cara Tuhan bekerja. Tuhan memunyai cara dan waktu yang 
  sangat berbeda dengan yang kita harapkan. Dia berbuat sesuatu untuk 
  menolong kita sesuai dengan waktu-Nya sendiri. Bukan berdasarkan 
  atas keinginan kita yang maunya serba cepat.

  Dalam perumpamaan tentang hakim yang tidak benar, Yesus mengajar 
  murid-murid-Nya supaya mereka berdoa dengan tidak jemu-jemu. 
  Kebenaran dalam perumpamaan ini harus kita pahami betul. Hal ini 
  merupakan salah satu faktor penting agar doa kita dapat dijawab 
  Tuhan. Yesus berkata, "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang 
  pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia 
  mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7). Sering 
  kali, Tuhan menguji kita dalam hal ini. Sampai sejauh manakah 
  ketekunan kita untuk tetap bergantung harap kepada-Nya? Kadangkala 
  Tuhan seolah-olah membiarkan kita tinggal dalam suatu persoalan yang 
  tak pernah terselesaikan. Walaupun kita sudah berdoa dan beriman 
  sungguh-sungguh, namun kita merasa bahwa Dia tidak berbuat sesuatu 
  untuk menolong kita. Di sinilah Tuhan sedang menguji diri kita. 
  Apakah kita tetap bisa bertekun di dalam doa dan terus berharap 
  kepada-Nya? Ataukah kita justru akan berhenti berdoa dan mulai 
  mencari pertolongan kepada yang lain?

  Sebenarnya Tuhan bukan tidak mau mendengar atau menjawab doa kita.
  Dia menghendaki supaya kita bertekun dan tetap percaya kepada-Nya
  dalam keadaan apa pun. Dan jika ketekunan kita benar-benar telah
  teruji, pasti Dia menggenapi janji-Nya kepada kita tepat pada
  saat-Nya. Janganlah kita cepat berputus asa apabila menghadapi suatu
  penderitaan atau kesulitan dalam kehidupan ini. Itu berarti Tuhan
  sedang menguji ketekunan kita. Jikalau kita berhasil lulus dari
  ujian tersebut, yaitu tetap bertekun di dalam penderitaan, tentu
  Tuhan akan menyatakan pertolongan-Nya kepada kita. Dalam Ibrani
  10:34-36 
  dikatakan demikian, "Memang kamu telah turut mengambil
  bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu
  dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu,
  bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap
  sifatnya. Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena
  besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
  sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang
  dijanjikan itu."

  Dari ayat firman Tuhan di atas, kita mengerti sekarang bahwa kita 
  perlu bertekun di dalam doa. Hanya melalui ketekunan, doa kita akan 
  didengar dan dijawab Tuhan. Inilah rahasia doa yang berkuasa dan 
  dijawab Tuhan. Jemaat mula-mula juga bertekun di dalam doa. Dengan 
  doa yang seperti itulah Tuhan menyatakan kuasa-Nya dan Petrus 
  dilepaskan dari dalam penjara. Persoalan apa pun akan terselesaikan 
  jika kita mau bertekun di dalam doa.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Doa dan Iman
  Judul asli artikel: Kuasa Doa 
  Penulis: K.A.M. Jusuf Roni
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1990
  Halaman: 91 -- 106

______________________________________________________________________
Anda diizinkan meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 oleh e-Doa --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________  

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org