Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/77

e-Doa edisi 77 (25-4-2013)

Kuasa Doa (2)

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)

BULETIN DOA -- Kuasa Doa (2)
Edisi April 2013, Vol.05 No.77

Shalom,

Secara manusia, kita ingin mendapatkan jawaban doa dari Allah secepat 
mungkin. Namun, kenyataannya kita harus menunggu sampai jawaban doa 
itu datang. Kita percaya bahwa Allah tidak pernah terlambat untuk 
memberikan jawaban doa. Ia tidak pernah menunda-nunda untuk menolong 
kita. Yang sebenarnya terjadi adalah waktu yang menurut kita tepat, 
belum tentu tepat dalam pandangan Allah. Untuk itu, kita perlu 
bertekun dalam berdoa, mengucap syukur, dan dengan iman mempercayai 
bahwa Allah sudah menjawab doa kita. Ketika waktunya sudah tepat, 
Allah akan menjawab doa kita. Mari kita terus bertekun di dalam doa. 
Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-Doa,
Yusak
< http://doa.sabda.org >


          ARTIKEL DOA: KUASA DOA YANG TEKUN (LUKAS 18:1-8)

Kita tidak dapat mengerti dengan mudah mengapa Tuhan yang begitu 
penyayang dan yang rindu untuk memberkati kita, harus dimohon-mohon 
dalam suatu jangka waktu tertentu, kadang bertahun-tahun, sebelum 
jawaban doa itu datang. Hal ini juga menjadi salah satu kesulitan 
terbesar untuk bertekun dalam doa. Ketika doa kita yang terus-menerus 
dinaikkan tidak mendapat jawaban, daging kita yang lemah ini berpikir 
bahwa kita harus berhenti berdoa karena Allah mungkin memiliki alasan 
tersembunyi dengan menahan jawaban-Nya terhadap doa kita. Hanya iman 
yang dapat mengalahkan kesulitan. Pada saat iman menemukan pijakan di 
atas firman Allah dan nama Yesus, serta menyerahkan dirinya ke dalam 
pimpinan Roh Kudus untuk mencari kehendak Allah dan kemuliaan-Nya di 
dalam doa, iman tidak akan menjadi putus asa karena penundaan jawaban. 
Iman mengetahui dari Alkitab bahwa kuasa doa yang didoakan dengan 
tekun sangatlah besar; iman sejati tidak akan pernah kecewa. Iman tahu 
bahwa untuk menggunakan kuasanya, maka ia harus dihimpunkan terlebih 
dahulu, seperti air, hingga sebuah aliran dapat mengalir dengan deras 
darinya. Sering kali, iman harus "ditumpuk" terlebih dahulu sampai 
Tuhan melihat takarannya penuh baru kemudian jawaban doa itu datang. 
Setiap doa yang dengan yakin dinaikkan memiliki pengaruhnya masing-
masing. Doa-doa itu disimpan untuk sebuah jawaban yang akan datang, 
sesuai waktunya bagi orang yang bertekun sampai akhir. Pikiran manusia 
dan segala kemungkinannya tidak memiliki kaitan dengan hal ini; hanya 
firman Allah yang hiduplah yang berarti.

Ketika jawaban doa kita tidak datang dalam waktu yang singkat, kita 
harus mengombinasikan kesabaran yang tenang dengan keyakinan yang 
penuh sukacita di dalam doa kita yang tekun. Untuk dapat melakukan hal 
ini, kita harus mengerti dua kata yang dikatakan oleh Tuhan kepada 
mereka yang berseru siang-malam kepada-Nya: "Ia tidak mengulur-ulur 
waktu terhadap mereka; Ia akan segera membenarkan diri mereka."

Sang Guru menggunakan kata "segera". Berkat itu sudah dipersiapkan. 
Bapa tidak hanya berkenan untuk memberkati, tetapi juga ingin memberi 
mereka apa pun yang mereka minta. Kasih-Nya yang abadi membara 
bersama-sama dengan keinginan untuk menyatakan diri-Nya secara 
sempurna kepada orang-orang yang dicintai-Nya dan untuk memuaskan 
kebutuhan mereka. Tuhan tidak akan menunda sedetik pun waktu yang 
seharusnya. Dia akan melakukan apa pun dalam kuasa-Nya untuk 
mempercepat kedatangan jawaban doa itu.

Namun, bila hal itu benar dan kuasa Allah memang tidak terbatas, 
mengapa kadang-kadang dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan 
sebuah jawaban doa? "Sesungguhnya petani menantikan hasil yang 
berharga dari tanahnya, dan ia sabar sampai telah turun hujan musim 
gugur dan hujan musim semi." (Yakobus 5:7) Tentu saja, petani itu 
menginginkan tuaiannya, tetapi ia mengetahui bahwa untuk mendapatkan 
hal tersebut dibutuhkan waktu selama semusim penuh. Jadi, ia mempunyai 
banyak kesabaran. Seorang bocah sering kali sudah ingin memetik buah 
yang baru setengah matang, tetapi seorang petani menunggu sampai waktu 
yang tepat untuk menuai.

Dalam kehidupan rohani, manusia juga terikat pada hukum pertumbuhan 
yang menguasai kehidupan segala ciptaan. Ia dapat mencapai takdir 
ilahinya hanya jika ia berada di dalam jalur perkembangan. Hanya Bapa 
yang menentukan waktu dan masa, yang mengetahui kapan sebuah jiwa atau 
gereja berada dalam kematangannya, dalam kepenuhan iman, dan dengan 
itu benar-benar dapat mengambil sebuah berkat dan menjadikan itu 
sebagai miliknya. Seperti seorang ayah yang sedang menanti anak 
tunggalnya pulang dari sekolah dan dengan sabar menanti sampai waktu 
pelatihan anaknya itu selesai, begitu pula hubungan antara Allah 
dengan anak-anak-Nya.

Pengertian akan kebenaran ini dapat menuntun orang-orang percaya untuk 
menyiapkan sifat-sifat yang berkaitan dengan ketekunan doa, yaitu 
kesabaran, iman, penantian, dan pujian yang merupakan rahasia untuk 
bertekun. Oleh iman kepada janji Allah, kita mengetahui bahwa kita 
sudah memiliki jawaban dari permohonan yang kita naikkan kepada-Nya. 
Iman memiliki jawaban akan janji itu sebagai milik yang tidak 
kelihatan. Iman bersukacita di dalam keyakinan itu dan bersyukur 
kepada Allah mengenainya, tetapi ada perbedaan mengenai iman yang 
sejenis itu dengan iman yang lebih jelas, penuh, dan lebih matang yang 
memandang janji tersebut sebagai suatu pengalaman kekinian. Di dalam 
ketekunan, keyakinan, dan doa penyembahanlah jiwa bertumbuh dalam 
suatu kesatuan dengan Tuhannya dan melalui itu memiliki berkat di 
dalam-Nya.

Mungkin, ada beberapa hal di sekitar kita yang harus dibereskan 
terlebih dahulu melalui doa sebelum jawaban itu benar-benar terjadi. 
Iman yang mempercayai bahwa ia telah menerima jawaban doa, memiliki 
kemampuan untuk mengizinkan Tuhan menggunakan waktu-Nya. Iman itu tahu 
bahwa ia sudah memiliki jawaban itu sekaligus merasa harus 
mendapatkannya. Dalam ketekunan yang tenang, gigih, dan teguh, iman 
itu terus berdoa serta mengucap syukur sampai berkat itu tiba. 
Demikianlah kita dapat melihat kombinasi dari apa yang awalnya 
terlihat sebagai hal yang saling berlawanan; iman yang bersukacita 
dalam jawaban Allah yang dianggap sebagai sesuatu yang telah diterima, 
bertemu dengan kesabaran yang berseru-seru siang dan malam sampai 
jawaban itu tiba. Seorang anak yang menanti-nanti dengan iman yang 
sabar akan bertemu dengan Tuhan dalam kemenangan.

Bahaya besar dalam pelajaran ini adalah godaan untuk berpikir, bahwa 
mungkin sudah menjadi kehendak Allah untuk tidak memberikan kepada 
kita apa yang kita inginkan. Jika doa-doa kita sejalan dengan firman 
Allah dan dipimpin oleh Roh Kudus, jangan berikan kesempatan untuk 
rasa takut ini menyerang Anda. Belajarlah untuk memberi Tuhan waktu. 
Ia membutuhkan waktu untuk bersama-sama dengan kita dalam persekutuan 
dengan-Nya, kita harus memberi-Nya waktu untuk menggunakan kuasa 
hadirat-Nya di dalam diri kita. Hari demi hari, selama kita menanti-
nanti jawaban doa itu, kita perlu memberi waktu kepada iman untuk 
membuktikan realitasnya dan mengisi seluruh keberadaan kita. Tuhan 
akan menuntun kita dari iman menuju sebuah penglihatan; bahwa kita 
akan melihat kemuliaan-Nya.

Jangan biarkan penundaan mengguncangkan iman Anda, sebab iman akan 
menyediakan jawaban doa itu tepat waktu. Setiap doa yang berkeyakinan 
merupakan sebuah langkah yang mendekati kemenangan! Penundaan itu akan 
mematangkan iman, mengalahkan rintangan dunia yang tidak kelihatan, 
dan mempercepat kedatangan akhir penantian itu.

Berkat yang didapatkan dari doa yang bertekun tidak dapat dilukiskan. 
Tidak ada yang dapat menguji hati dengan lebih sempurna dari doa yang 
berdasarkan iman, doa itu akan mengajar Anda untuk menemukan, 
mengakui, dan menyerahkan segala hal yang menghalangi datangnya berkat 
-- segala hal yang tidak sejalan dengan kehendak Bapa. Doa semacam itu 
juga menuntun Anda ke dalam persekutuan yang lebih akrab dengan Dia, 
satu-satunya Pribadi yang dapat mengajar Anda berdoa. Penyerahan 
secara total hanya dimungkinkan ketika kita berada dalam darah dan 
Roh.

Biarlah sikap Anda tetap sama, baik ketika berdoa untuk diri Anda 
sendiri ataupun untuk orang lain. Setiap pekerja, secara jasmaniah 
atau secara mental, membutuhkan waktu dan usaha. Kita harus 
menyerahkan segala upaya kita untuk hal ini. Alam menunjukkan segala 
kekayaannya hanya kepada pekerja yang tekun dan bijaksana. Benih yang 
kita tabur di surga, usaha yang kita kerahkan, dan pengaruh yang kita 
harapkan dapat terjadi di dunia, membutuhkan sebuah penyerahan total 
di dalam doa (Galatia 6:9).

Biarlah kita secara khusus mempelajari pelajaran ini sambil mendoakan 
Gereja Kristus. Mempelai wanita ini benar-benar seperti seorang janda 
tanpa kehadiran Tuannya, sebab kini ia berada di bawah belas kasihan 
musuh-musuhnya dan tidak mampu memperbaiki situasi yang ada. Ketika 
kita berdoa bagi gereja-Nya ataupun bagi bagian mana pun dari gereja 
itu yang berada di bawah kuasa dunia ini, baiklah kita meminta-Nya 
untuk melawat mempelai-Nya ini dengan karya-karya Roh yang besar untuk 
mempersiapkannya demi kedatangan-Nya. Berdoalah di dalam iman yang 
teguh bahwa doa-doa itu sungguh membantu dan doa yang bertekun akan 
mendapat jawabannya.

Tuhan, Ajarlah Kami Berdoa

Ya Tuhan, Allah kami! Biarlah kami mengenal jalan-Mu dan dengan iman 
mempercayai apa yang sudah diajarkan Putera-Mu: "Ia akan segera 
membenarkan mereka." Biarlah kelembutan kasih-Mu dan kesukaanmu dalam 
mendengar dan memberkati anak-anak-Mu menuntunku untuk menerima janji, 
bahwa kami akan menerima apa pun yang kami minta, bahwa jawaban itu 
akan diberikan tepat pada waktunya. Tuhan, kami mengenal musim-musim 
di alam; kami tahu bagaimana kami harus menunggu buah yang kami harap-
harapkan. Penuhilah kami dengan keyakinan bahwa Engkau tidak akan 
menunda sedetik pun dari yang seharusnya, dan bahwa iman kami akan 
mempercepat datangnya jawaban itu.

Ya Tuhan kami! Engkau berkata bahwa orang-orang pilihan Allah 
menyenangkan-Mu siang dan malam. Ajarlah kami untuk memahami hal ini, 
Engkau mengetahui bahwa kami begitu cepat lelah. Mungkin kami merasa 
bahwa keilahian Bapa berada di luar jangkauan doa-doa kami yang tidak 
selaras dengan-Nya ketika kami memohon dengan sangat kepada-Nya. Ya 
Tuhan! Ajarlah aku mengetahui betapa nyatanya hasil doa itu! Aku tahu 
ketika aku gagal dalam sesuatu di dunia ini, aku dapat berhasil dengan 
upaya yang diperbarui dan dilakukan terus-menerus serta dengan 
menyediakan waktu dan pikiran. Tunjukkanlah kepadaku bagaimana 
menyerahkan diriku sepenuhnya ke dalam doa -- dengan hidup sepenuhnya 
di dalamnya -- bahwa aku dapat menerima apa pun yang aku minta.

Di atas segalanya itu, ya Guru, Pencipta dan Penyempurna imanku, 
biarlah seluruh hidupku berada di dalam iman kepada Anak Allah yang 
mengasihiku dan yang memberikan hidup-Nya demi aku. Di dalam-Mu doaku 
menemukan penerimaan dan memiliki kepastian jawaban. Tuhan Yesus, 
dalam iman seperti itulah aku akan selalu berdoa tanpa henti. Amin. 
(t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: With Christ in the School of Prayer
Judul asli artikel: The Power of Persevering Prayer
Penulis: Andrew Murray
Penerbit: Whitaker House
Halaman: 118 -- 125


STOP PRESS: FACEBOOK e-DOA

Anda rindu untuk berbagi pokok doa dan saling mendoakan? Kami 
mengundang Anda untuk bergabung dengan komunitas e-Doa dalam Facebook 
e-Doa. Selain bisa saling mendukung dalam doa, Anda juga bisa 
mendapatkan berbagai bahan kekristenan seputar doa seperti artikel, 
renungan, kesaksian, dan tokoh doa? Segera bergabung dengan Facebook 
kami dan temukan berkatnya!

==> http://www.facebook.com/sabdadoa


Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Ryan, Sigit, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org