Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/72

e-Doa edisi 72 (14-2-2013)

Doa dan Pengampunan (1)

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)                       

BULETIN DOA -- Doa dan Pengampunan (1)
Edisi Februari 2013, Vol.05 No.72

Shalom,

Salah satu penyebab doa kita tidak dijawab oleh Allah adalah karena 
ada dosa yang belum kita bereskan di hadapan-Nya. Salah satu dosa itu 
bisa jadi karena kita enggan untuk mengampuni sesama kita. Seperti ada 
tertulis, "Hendaklah engkau mengasihi sesamamu manusia seperti engkau 
mengasihi dirimu sendiri." (Galatia 5:14 BIS)

Melalui e-Doa edisi 72 dan 73, kita akan belajar pentingnya sebuah 
pengampunan bagi jawaban atas doa-doa kita. Lebih dari itu, marilah 
kita hidup di dalam kasih dan menjadi saksi bagi-Nya dengan melepaskan 
pengampunan kepada orang yang telah menyakiti kita. Selamat membaca, 
Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-Doa,
Novita Y.
< http://doa.sabda.org >


         ARTIKEL DOA: PENGHALANG BERUPA TIDAK MENGAMPUNI (1)

Banyak orang Kristen memunyai penghalang di dalam kehidupannya. 
Penghalang ini menghambat kemajuan rohani kita -- sesuatu yang 
mengikat; yang membuat frustrasi; menyebabkan tertunduk; menghalangi 
sukacita, damai sejahtera, kepuasan, dan penggenapan atas apa yang 
seharusnya kita miliki. Jika ada penghalang yang timbul antara Allah 
dan manusia, itu terjadi dari pihak manusia, bukan dari pihak Allah 
karena pada saat kematian dan kebangkitan Yesus, semua penghalang 
runtuh di sisi Allah. Salah satu penghalang terbesar untuk memperoleh 
damai sejahtera yang penuh dan perhentian yang sempurna adalah tidak 
mau mengampuni. Mari memerhatikan apa yang Yesus ajarkan dalam Matius 
18:15-35.

Matius 18:18-19 memiliki apa yang saya sebut "pusat kuasa" dari gereja 
-- tempat dari semua kuasa dan kewenangan. Ini adalah sel dari gereja: 
2 atau 3 orang percaya dipimpin bersama-sama oleh Roh ke dalam nama 
Tuhan Yesus. Dalam kehidupan jasmani, jika kehidupan sel tercerai 
berai, maka kehidupan menjadi tidak sehat. Hal ini juga berlaku bagi 
tubuh Kristus, yaitu gereja. Jika kehidupan sel setempat rusak, maka 
keseluruhan tubuh tidak akan sehat. Di dalam sel inilah terletak 
benih-benih atau sumber-sumber dari semua kehidupan gereja dan sumber 
dari semua kuasa.

Akan tetapi, janji dari kuasa ini dikelilingi dan dijaga dengan sebuah 
pagar. Anda tidak dapat memasukinya kecuali Anda memenuhi syarat-
syaratnya. Saya sebut pagar ini "hubungan yang benar". Dalam Matius 
18:15-17,
Yesus berbicara tentang apa yang harus dilakukan kalau 
saudara Anda berbuat kesalahan pada Anda. Selanjutnya, ayat 19 
berkata, "... jika dua orang dari padamu sepakat ...." Kata "gerika" 
yang dipergunakan di sini sama dengan kata "simfoni". Jadi, tidak 
sekadar kesepakatan secara intelektual, tetapi kesepakatan, 
kesehatian, keselarasan. Itulah ketika dua orang mulai berada dalam 
kesatuan roh. Secara alami, kalau Anda mau membuat simfoni, ada dua 
hal yang harus Anda punyai. Anda harus punya aransemen dan konduktor. 
Dalam alam rohani, jika Anda mau memunyai simfoni, Anda juga harus 
memunyai dua hal yang sama. Aransemennya adalah kehendak Allah; 
konduktornya adalah Roh Kudus.

Kesehatian atau kesepakatan tidaklah sekadar berkata, "Kita setuju." 
Kesehatian adalah berada dalam harmoni secara Roh dengan orang lain. 
Jika kita sudah sampai pada tempat dari harmoni rohani yang 
sebenarnya, kita tidak akan dapat dihalangi oleh apa pun. Karena hal 
ini, setan akan berusaha sedapat-dapatnya untuk mencegah orang-orang 
Kristen sampai ke tempat ini, dan dia sudah sangat berhasil dengan 
sebagian besar orang yang menyebut diri mereka Kristen.

Dalam Perjanjian Lama, Allah sudah menghadapi masalah yang cukup besar 
dengan umat Israel. Ia sudah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang 
tidak dapat ditampilkan secara memadai, baik melalui gambaran, 
lukisan, atau wujud apa pun. Usaha-usaha untuk membuat tiruan Allah 
secara tegas dilarang. Akan tetapi, berulang kali kita mendapati bahwa 
Israel jatuh ke dalam kesalahan dengan membuat patung atau berhala dan 
berkata, "Ini mewakili Allah." Kesalahan yang sama dilakukan juga oleh 
orang-orang Kristen pada masa sekarang. Tubuh Yesus Kristus tidak 
dapat ditampilkan secara kelembagaan. Akan tetapi, seiring dengan 
perjalanan waktu, orang-orang Kristen berkali-kali mencoba membuat 
sesuatu yang bisa dilihat dan diraba dari hal-hal yang rohani. Mereka 
mencoba untuk menghasilkan organisasi, lembaga, sesuatu yang 
dimaksudkan untuk mengikat bersama-sama, yang menggantikan kesatuan 
dan hubungan yang seharusnya dari tubuh Yesus Kristus.

Sebagai contoh, Bala Keselamatan (ini bukan merupakan kritikan 
terhadap Bala Keselamatan). Di dalam Bala Keselamatan ada kesatuan 
organisasi yang kuat, yang sama dengan organisasi ketentaraan. 
Selanjutnya, ada ikatan kebersamaan melalui seragam sehingga kalau 
Anda melihat mereka, segera saja Anda akan mengenali dan berkata, "Dia 
dari Bala Keselamatan." Semua yang dapat dilakukan untuk menghasilkan 
kesatuan dan struktur organisasi dapat dijumpai di sana. Namun 
demikian, 2 orang dari Bala Keselamatan bisa saja berada dalam 
perselisihan yang tidak dapat dihindarkan lagi -- jauh dari kesatuan 
dan harmoni, bahkan bisa jadi mereka saling berlawanan. Dua orang bisa 
saja berada dalam Bala Keselamatan, dan yang satu bisa saja sudah 
bertobat dan dilahirkan kembali, sedangkan yang lain belum dilahirkan 
kembali. Mereka bahkan tidak berada dalam tingkatan rohani yang sama. 
Akibatnya, dewasa ini ada banyak orang Kristen dalam tubuh Kristus 
berada dalam hubungan yang keliru dengan orang lain, dan mereka bahkan 
tidak menyadari kalau ada hal yang keliru.

Suatu malam, dalam sebuah kebaktian, 5 orang maju ke depan untuk 
meminta dukungan doa. Saya digerakkan untuk bertanya kepada setiap 
orang secara pribadi, "Apakah ada sikap tidak mau mengampuni, 
kemarahan, atau kemauan untuk balas dendam di dalam hati Anda?" Dari 5 
orang yang maju, 3 orang berkata, "Ya, memang ada." Saya menjawab, 
"Apakah Anda benar-benar mau agar saya mendoakan Anda? Saya dapat saja 
langsung mendoakan Anda, tetapi apa yang harus dilakukan agar doa itu 
ada pengaruhnya? Dan, tahukah Anda apa yang mereka katakan? "Lebih 
baik kami pergi dan membereskan dulu semuanya, kemudian kembali ke 
sini untuk didoakan."

Luar biasa! Namun, yang sebenarnya luar biasa adalah bahwa ada orang-
orang yang tidak menyadari adanya hubungan yang salah. Mengapa mereka 
bisa dikelabui? Mereka sudah mengizinkan sejumlah hal lahiriah sebagai 
pengganti yang membutakan mereka terhadap kenyataan batiniah.

Jika kesatuan lahiriah tidak ada hubungannya dengan hubungan rohani 
batiniah di dalam tubuh Kristus, lalu apa yang dapat menjaga tubuh 
Kristus secara kebersamaan? Apa yang merupakan sifat dan sumber yang 
benar dari kesatuan kita? Kita mendapatkan jawaban atas pertanyaan 
yang sangat penting ini di dalam dua pasal dari Efesus dan Kolose. Di 
dalam Efesus 4:16, Paulus berbicara tentang "Dari pada-Nyalah seluruh 
tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan 
semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota --
menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." Jika Anda 
tidak mau mengampuni orang lain, Allah tidak akan mengampuni Anda.

Dalam Kolose 2:19, dalam konteks yang sama, Paulus berbicara tentang 
Kristus sebagai kepala "seluruh tubuh yang ditunjang dan diikat 
menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi; menerima pertumbuhan 
ilahinya." Ada dua hal yang Paulus katakan tentang mempersatukan atau 
menjadikan satu anggota-anggota tubuh: Ditunjang dan diikat. Apakah 
yang dimaksudkan dengan ditunjang dan diikat? Ditunjang adalah 
hubungan antara anggota-anggota tubuh. Diikat adalah sikap yang 
terjadi di antara anggota-anggota tersebut.

Secara alami, lengan kita memiliki tiga tulang. Meskipun masing-masing 
kuat dan sehat, berfungsinya tulang-tulang itu secara berhasil 
bergantung pada penunjang yang kita sebut siku. Masing-masing tulang 
dapat berada dalam keadaan yang sehat sempurna, namun demikian lengan 
tidak akan bisa bergerak jika penunjang tidak berfungsi sebagaimana 
seharusnya. Hal ini berlaku juga dengan tubuh Kristus. Hubungan Anda 
dengan yang lain merupakan penunjang yang membuat Anda sesuai di dalam 
Tubuh.

Sekali lagi, dalam Efesus 4:3 dan Kolose 3:14, Paulus berbicara 
mengenai Ikatan yang kuat, yang mempersatukan seluruh Tubuh. Ikatan 
yang sangat perlu, yang dapat menjaga Tubuh Kristus dalam kesatuan 
yang benar adalah kasih. Tetapi bila sikap ini tidak dijumpai, maka 
seluruh fungsi dari Tubuh akan lenyap. Jika kita berada dalam hubungan 
yang salah dengan sesama orang Kristen, tubuh tidak akan dapat 
berfungsi; kita juga tidak akan dapat menerima apa yang kita butuhkan 
untuk diri kita sendiri -- kita tidak hanya menutup berkat bagi orang 
lain, tetapi kita juga menutup berkat bagi diri sendiri.

Pada suatu kali, sesudah berkhotbah di sebuah gereja, saya pergi ke 
gereja yang lain dan menyampaikan khotbah yang sama. Akan tetapi, di 
gereja yang kedua ini, saya merasakan ada sesuatu yang tidak beres. 
Tahukah Anda, apa yang saya temukan? Di gereja yang memiliki anggota 
aktif sekitar 400 orang pada hari Minggu, ternyata terjadi perpecahan 
di antara mereka. Orang-orang yang berada di sebelah kanan saya tidak 
berbicara dengan orang-orang yang berada di sebelah kiri saya selama 5 
tahun. Ketika mereka saling bertemu di jalan, mereka mengambil jalan 
simpang untuk menghindar. Sebagai akibatnya, bagi saya, berkhotbah 
kepada orang-orang seperti itu adalah membuang-buang waktu saja karena 
tidak memungkinkan bagi Roh Kudus untuk bekerja di dalam gereja yang 
sedemikian.

Dalam Matius 18:23-35, kita mendapatkan perumpamaan tentang seorang 
hamba yang tidak mau mengampuni. Ayat terakhir dari pasal ini 
menunjukkan kepada kita bahwa Yesus berbicara mengenai orang-orang 
yang menyebut dirinya Kristen. Hamba yang pertama di dalam perumpamaan 
ini berutang 10.000 talenta. Karena tidak mampu membayar, dia nyaris 
dimasukkan ke dalam penjara. Ia memohonkan belas kasihan kepada 
tuannya. Tuannya mengampuni dia dengan menghapuskan semua utangnya. 
Akan tetapi, sementara berjalan keluar, ia bertemu dengan sesama 
pelayan yang berutang kepadanya 100 dinar. Ketika temannya ini meminta 
belas kasihan kepadanya, ia enggan melakukannya.

Ketika tuannya mengetahui perbuatan hambanya yang telah ia ampuni itu, 
tuannya sangat marah. Sesudah memanggilnya dan menanyakan apa yang 
terjadi, tuannya berkata, "Kamu hamba yang jahat." Kemudian, tuan itu 
memerintahkan, "Serahkan dia kepada algojo, sampai dia melunasi utang-
utangnya." Dan, ayat yang terakhir berkata, "Demikian juga akan 
dilakukan oleh Bapa-Ku yang di Sorga kepadamu, jika kamu tidak 
mengampuni dengan segenap hati saudara-saudaramu yang berbuat 
kesalahan kepadamu."

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: Hidup dalam Kristus Vol.18, No.2
Penulis      : Derek Prince
Penerbit     : Yayasan Pusat Hidup Baru
Halaman      : 6 -- 10


Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Sigit, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org